Anda di halaman 1dari 13

DELINEASI

KAWASAN PERENCANAAN
Mengapa Perlu Dibatasi?
Pembatasan Perlu!
• Sumberdaya terbatas
• Urgensi perencanaan berbeda antara satu
wilayah dengan wilayah lain
• Fokus pada hal-hal utama
Bagaimana Membatasi?
Cara Deliniasi
Administratif Fungsional Perpaduan keduanya
• Memetakan batas- • Mengidentifikasi • Memetakan batas-
batas administrasi fungsi dan variabel batas administrasi
• Menentukan wilayah pencirinya • Mengidentifikasi
administrasi prioritas • Memetakan variabel fungsi dan variabel
dalam matra ruang pencirinya
• Menentukan ruang • Memetakan variabel
dengan karakteristik dalam matra ruang
fungsional sesuai administrasi
literatur (dan bila • Menentukan wilayah
perlu menentukan administratif dengan
prioritas) karakter fungsional
sesuai literatur
BAGAIMANA LANGKAH-
LANGKAHNYA ?
1. PENGGALIAN TEORI YG RELEVAN DENGAN TEMA
2. BUAT KRITERIA BERDASARKAN TEORI, LALU PILIH
KRITERIA YANG KONTEKSTUAL DENGAN
KARAKTERISTIK KAWASAN (BISA DARI KEBIJAKAN)
CONTOH :
• PUSAT KOTA  TEORI : FUNGSI SEBAGAI PUSAT
PERDAGANGAN, JASA, PELAYANAN SOSIAL,
PERKANTORAN, DLL
TAPI PUSAT KOTA DI SURAKARTA, TIDAK
MENCAKUP FUNGSI SBG PUSAT PELAYANAN
SOSIAL, JADI FUNGSI TERSEBUT TIDAK
DIMASUKKAN SEBAGAI KRITERIA
3. BUAT ALTERNATIF KAWASAN STUDI
• SCAN WILAYAH PERENCANAAN MAKRO
BERDASARKAN KRITERIA KAWASAN
FUNGSIONAL YANG SUDAH DIBUAT SEBELUMNYA
(TIAP KRITERIA AKAN MENGHASILKAN SATU
PETA TEMATIK  MENGGUNAKAN SATU TOOLS :
BISA BERUPA BUFFER, GUNA LAHAN, KEPADATAN,
WILAYAH ADMINISTRASI, DLL)
• PETA TEMATIK TIAP KRITERIA DI OVERLAY,
HASILNYA BERUPA ALTERNATIF KAWASAN
(ALTERNATIF SUDAH DALAM BENTUK KOMPAK)
4. PEMILIHAN KAWASAN STUDI DARI ALTERNATIF
KAWASAN, DENGAN MENGGUNAKAN
PEMBOBOTAN
• BUAT INDIKATOR PEMBOBOTAN BERDASARKAN
KRITERIA YANG SUDAH DIBUAT
• SKALA NILAI INDIKATOR (1,2,3,…) HARUS
SAMA, TAPI BOBOT BISA BERBEDA-BEDA
DENGAN JUSTIFIKASI YANG JELAS
• BOBOT DIDASARKAN PADA SATU PEDOMAN YG
SAMA SBG PEGANGAN (CONTOH : VISI KOTA)
• LOKASI YANG TERPILIH BIASANYA YG MEMILIKI
BOBOT TERTINGGI, KARENA DIANGGAP YG
PALING POTENSIAL. TAPI BISA JUGA YG
TERENDAH, JIKA DIANGGAP YANG
BERPOTENSI TAPI BELUM BERKEMBANG.
TERGANTUNG PENDEKATAN YG DIGUNAKAN
Alternatif KRITERIA 1 KRITERIA 2 KRITERIA 3 KRITERIA 4 Skor
(0.45) (0.2) (0.15) (0.2)
LOKASI A 3*0.45 4*0.2 2*0.15 5*0.2 1.35+0.8+0.
3+1 = 3.35
LOKASI B 2 3 4 5 0.9+0.6+0.6
+1= 3.1
CONTOH
PERENCANAAN KAWASAN URBAN FRINGE

Proses Perumusan Variabel

Variabel Terpilih

• Wilayah yang berbatasan langsung dengan • Daerah yang memiliki peningkatan


wilayah perkotaan dan perdesaan yang kesejahteraan masyarakat (penurunan
berupa lahan non pertanian
proporsi pra ks dan peningkatan
proporsi ks)
• Kawasan yang terjangkau oleh transportasi
umum dari kota ke pinggiran kota dan
sebaliknya
• Daerah yang mengalami perubahan
struktur ekonomi penduduk dari
• Daerah yang memiliki peningkatan angka sektor pertanian menjadi industri(*)
migrasi

• Daerah yang terjangkau oleh sarana


pendidikan dan kesehatan

* Tidak dipakai karena kurangnya data yang mendukung 12

variabel tersebut
Kawasan yang memiliki peningkatan
Wilayah yang
Kawasan yang berbatasan
terjangkau langsung dengan
oleh transportasi Desa
V kesejahteraan
Daerah yang
yangmasyarakat
memiliki
terjangkau
peningkatan
oleh sarana
angka
wilayah dari
umum perkotaan
kota kedan pinggiran
berupa lahan
kota non
dan Gedonga
1
3
4
5
2 migrasi
(penurunan
pendidikan dan
proporsi
kesehatan
pra ks dan peningkatan Desa
pertanian
sebaliknya n% Desa
Peningkatan
proporsi ks) KS Tohudan
0,03
Penurunan Pra KS - 0,01
5 jiwa
%
Klodran
0,02 %
- 0,02
%
Desa
Gawanan
0,01 %
- 0,02
%

Desa Desa
Ngasem Desa Jalur
Paulan Desa
0,04 %
19Gajahan
jiwa Bus
- 0,04
DesaDesa Desa Baturan
%
Seluruhantarko
0,01 %
- 0,02
Wilayah Kecamatan
Kawasan
0,08 %

Colomadu% Blulukan
taBlulukan
Terjangkau oleh Sarana Tohudan
- 0,09
%
20 jiwa Perencan 0,03 %
0,01 %
Pendidikan dan- 0,01Kesehatan
aan
- 0,04
% %
Lahan Non Pertanian 1 : 30.00

13

Anda mungkin juga menyukai