Anda di halaman 1dari 99

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KOTA SEMARANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Teknik Evaluasi Perencanaan (TP62122)
Dosen Pengampu Dr. Jamilla Kautsary, ST., MT

Disusun Oleh:

Asma Nur Firdausi 31201800049


Farhan Noveriano 31201800052
Mega Cintana 31201800055
Okvirinda Stella H 31201700084
Muntiani 31201700076

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(Wilayah: Kota Semarang)

PENDAHULUAN

Kota adalah bentang budaya yang memiliki unsur alami dan pemusatan kegiatan /
aktivitas masyarakat yang besar serta memiliki berbagai macam khidupan yang cukup
beragam dan dinamis, sehingga sangat mungkin suatu kota akan mengalami perubahan dan
perkembangan dari waktu ke waktu, tidak hanya dari aspek atau segi fisik namun juga dari
pertumbuhan penduduk, pemerintahan, jasa, fasilitas dan aspek yang lainnya, pertumbuhan
tersebut secara langsung akan berimplikasi pada pemenuhan akan kebutuhan lahan,
sedangkan luas lahan tetap dan tidak bertambah, Selain itu, dengan adanya pertumbuhan
dan aktivitas penduduk yang tinggi maka otomatis akan berpengaruh pada perubahan
penggunaan lahan yang cepat pula, sehingga diperlukan perencanaan tata guna lahan yang
sesuai dengan peruntukan wilayah tersebut, oleh sebab itu setiap wilayah wajib memiliki
sebuah rencana tata ruang wilayah yang mampu menjadi pedoman dalam penyusunan,
pemanfaatan dan pengendalian ruangnya.
Rencana tata ruang wilayah atau RTRW adalah hasil perencanaan ruang pada
wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif (Permen PU No. 16/PRT/M/2009).
dengan mempertimbangkan aspek dan faktor pengembangan suatu wilayah. Rencana Umum
Tata Ruang Wilayah, dibuat agar terwujud tata ruang kota yang serasi, terpadu dan
berkualitas. Karena tujuanya tersebut maka seluruh dokumen tata ruang di susun secara
hierarkis sehingga tidak saling bertentangan, karena setiap dokumen rencana yang dibuat
pada suatu wilayah makro adalah acuan untuk wilayah mikro,
Dokumen Rencana tata ruang wilayah dapat dimanfaatkan secara efektif untuk
mencegah terjadinya konflik antar fungsi, serta proses pemanfaatan ruang, dan juga untuk
melindungi masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan, meskipun
pada kondisi sebenarnya di lapangan dokumen tata ruang yang sudah di buat dan disetujui
masyarakat, terkadang berjalan tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya, karena
dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi setiap 5 tahun sekali agar dokumen tata ruang
dapat berfungsi sesuai dengan tujuannya. Wilayah kajian Evaluasi Rencana Tata Ruang
wilayah yang dipilih adalah Kota Semarang, yang telah memiliki peraturan daerah RTRW sejak
tahun 2011 dan berlaku sampai 2031 (20 Tahun), dan sejak penyusunannya sampai dengan
sekarang, banyak sekali dinamika dalam pelaksanaan rencana tata ruang tersebut, sehingga
perlu adanya upaya penyempurnaan dan perbaikan sesuai dengan perubahan karakteristik
wilayah dan paradigma kehidupan masyarakat, agar terwujud pengembangan dan pengaturan
sistem dan aktivitas ruang wilayah di Kota Semarang.

TUJUAN EVALUASI RTRW

Kegiatan evaluasi dalam pelaksanaan peninjauan kembali dilakukan minimal 5 tahun


sekali setelah tahap pengkajian, yang bertujuan untuk mengukur tingkat kualitas dan
kesesuaian RTRW dengan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan pemanfaatan
ruang. Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan, yang terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) wilayah Kajian lengkap
dengan indikator program serta peta rencana wilayah, Materi Teknis, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Semarang (RPJMD), Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL), Rencana Detail Tata Ruang Wilayah (RDTRK), serta Peraturan Menteri
Agraria dan tata ruang / Kepala Badan pertanahan nasional Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
Pedoman penyusunan Rencana tata ruang wilayah, Provinsi, Kabupaten dan Kota yang
kemudian disesuaikan dengan pedoman peraturan yang ada, yaitu menggunakan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 6 Tahun 2017 tentang tata cara peninjauan kembali
rencana tata ruang wilayah dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 17/PRT/M/2009
tentang pedoman penyusunan rencana tata ruang wilayah kota. Dimana dari hasil evaluasi
tersebut dapat disimpulkan apakah Rencana Tata Ruang Wilayah tersEbut masih layak untuk
digunakan, atau harus di revisi sesuai dengan kondisi wilayah yang terjadi saat ini.

RUANG LINGKUP WILAYAH KAJIAN

Kota Semarang memiliki luas wilayah 373.67 km2 Secara administratif Kota Semarang
terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. dengan posisi geografis antara garis 60
50’ – 70 10’ Lintang Selatan dan garis 1090 35’ – 1100 50’ Bujur Timur. Batas wilayah
secara administratif adalah:
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Timur : Kabupaten Demak
- Sebelah Selatan: Kabupaten Semarang
- Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

Kota Semarang memiliki beberapa permasalahan yang erat kaitanya dengan tata ruang
wilayah, antara lain luasan ruang terbuka hijau yang belum mencapai target, kurangnya
sosialisasi rencana tata ruang kepada wilayah – wilayah yang rentan terhadap bencana, belum
ada penegakan hukum terhadap pelanggaran tata ruang serta inkonsistensi program SKPD
terhadap RPJMD. Hal ini yang menyebabkan perlunya evaluasi rencana tata ruang wilayah serta
indikator program tata ruang wilayah kota semarang, agar mampu meminimalisasi permasalahan
yang ada dan mengembalikan fungsi RTRW sesuai dengan sebagaimana mestinya.

Gambar 1.1
Peta Administrasi Wilayah Kota Semarang
TATA CARA EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN PERATURAN
MENTRI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017

Peninjauan kembali RTRW dilakukan paling sedikit satu kali dalam lima tahun sejak
RTRW diundangan. Dalam hal kondisi lingkungan strategis tertentu seperti bencana alam
skala besar, perubahan batas territorial negara dan perubahan batas wilayah daerah yang
telah diatur dalam undang-undang, maka peninjauan kembali dapat dilakukan lebih dari 1
kali dalam 5 tahun.
Tahapan peninjauan kembali RTRW terdiri atas:
a. Penetapan pelaksanaan peninjauan kembali RTRW
Penetapan pelaksanaan peninjauan kembali RTRW ditetapkan berdasarkan keputusan
Mentri, Gubernur dan Bupati/Walikota berdasarkan tingkatan RTRW yang akan ditinjau
kembali.
b. Pelaksanaan peninjauan kembali RTRW
Pelaksanaan peninjauan kembali RTRW dilasanakan melalui 3 tahapan, yaitu:
1. Pengkajian, pengkajian berfungsi untuk melihat pelaksanaan tata ruang
terhadap kebutuhan pembangunan yang dilakukan melalui 2 tahapan yaitu
pengumpulan data dan informasi dan penyusunan matriks kesesuaian.
2. Evaluasi, berufungsi untuk mengukur kemampuan RTRW sebagai acuan dalam
pembanguan nasional/ daerah yang dilakukan dengan megukur kualitas RTRW,
kesesuaian dengan peraturan perundangan dan pelaksanaan pemanfaatan ruang.
3. Penilaian, berfungsi menentukan rumusan rekomendasu hasil pelaksanaan
peninjauuan kembali yang dilakukan baik melalui metode kuantitatif maapun metode
kualitatif yang diharapkan akan menghasilkan kualitas RTRW, tingkat keseuaian
dengan peraturan perundang-undangan dan tingkat kesesuaian pelaksanaan
pemanfaatan ruang.
c. Perumusan rekomendasi hasil pelaksanaan peninjauan kembali RTRW
Rumusan rekomendasi hasil pelaksanaan peninjauan kembali RTRW akan menghasilkan
2 indikator yaitu tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW, jika berdasarkan hasil
penilaian peninjauan kembali RTRW dinyatakan baik, dan perlu dilakukan revisi terhadap
RTRW, jika hasil penilaian peninjauan kembali RTRW dinyatajkan buruk.
PEMBAHASAN
Evaluasi Pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW Kota Semarang (berdasarkan Peraturan
Mentri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertahanan Nasional Republik Indonesia Nomor
6 Tahun 2017: LAMPIRAN III)

Kegiatan evaluasi dalam pelaksanaan peninjauan kembali dilakukan setelah


tahap pengkajian yang bertujuan untuk mengukur tingkat kualitas dan kesesuaian RTRW
dengan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan pemanfaatan ruang yang
dilakukan dalam tahapan sebagai berikut:
a. Kualitas RTRW
Kualitas RTRW dievaluasi dengan cara melihat beberapa indikator yang meliputi
kelengkapan dan kedalaman rencana tata ruang serta kualitas data yang
digunakan[ada saat penyususnan rencana tata ruang. Berikut adalah penjabaran
evaluasi kualitas RTRW Kota Semarang:
1) Kelengkapan dan kedalaman muatan RTRW, dilakukan denga cara membuat
checklist kelengkapan dan kedalaman muatan RTRW Kota Semarang
berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan dalam hal ini selain
menggunakan menggunakan Lampiran III Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 1 Tahun 2018 tentang pedoman penyusunan rencana tata ruang wilayah
Kabupaten/kota. Berikut adalah tabel kelengkapan da kedalaman Materi Muatan
RTRW Kota Semarang:
Tabel I
Kelengkapan dan Kedalaman Muatan
RTRW
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
TUJUAN, KEBIJAKAN
DAN STRATEGI √ √ 3
PENATAAN RUANG
Sudah sesuai dengan
Peraturan Menteri agraria
dan Tata Ruang No 1
Tahun 2018 pedoman
Penyusunan RTRW
1.1 Tujuan penataan Provinsi, Kabupaten, Kota
√ √ 3
ruang Semua Kriteria sudah
terpenuhi Kriteria Meliputi :
1. Tujuan yang dibuat
sudah terealisasi
dibuktikan dengan
peningkatan kualitas
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
kawasan Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani;
pengembangan kawasan
pusat perbelanjaan
berkualitas internasional di
Kawasan Segitiga
Peterongan – Tawang –
Siliwangi; dan Tanjung
Emas direncanakan
mampu melayani kegiatan
pelayaran penumpang,
barang, dan alih muat peti
kemas angkutan laut
nasional dan internasional.
2. Jelas dan dapat dicapai
sesuai jangka waktu
perencanaan
3. Tidak bertentangan
dengan perundang -
undangan
Sudah sesuai dengan
Peraturan Menteri agraria
dan Tata Ruang No 1
Tahun 2018 pedoman
Penyusunan RTRW
Provinsi, Kabupaten, Kota
Terdapat perbedaan
dengan RPJMD dalam
menjawab isu strategis
Kota Semarang:
1.Kebijakan yang tertera di
RTRW belum semuanya
bisa menjawab isu
strategis Kota Semarang
Kebijakan RTRW Meliputi :
a. pemantapan pusat
pelayanan kegiatan yang
1.2 Kebijakan penataan memperkuat kegiatan
√ √ 3
ruang perdagangan dan jasa
berskala internasional;
b. peningkatan aksesbilitas
dan keterkaitan antar
pusat kegiatan; dan
c. peningkatan kualitas
dan jangkauan pelayanan
sistem prasarana sarana
umum.
Isu strategis di RPJMD
(1) Kesenjangan Sosial;
(2) Rendahnya Kualitas
Pembangunan
Kesehatan; (3) Belum
Optimalnya Produksi,
Distribusi dan Kualitas
Hasil
Pertanian; (4) Terbatasnya
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
Infrastruktur
Pembangunan Wilayah;
(5)
Rendahnya Daya Saing
Daerah; (6) Bencana
Alam; (7) Kerusakan
Lingkungan, dan (8) Belum
Tertatanya Penataan
Ruang;
2.Tidak bertentangan
dengan peraturan
perundang-undangan.
Sudah sesuai dengan
Pedoman
1.Memiliki kaitan logis
dengan Kebijakan
Penataan Ruang
2. Tidak Bertentangan
dengan Kebijakan dan
1.3 Strategi penataan
√ √ Tujuan Penataan Ruang 3
ruang
3. Dijabarkan dalam
Kebijakan serta bentuk
spasial (Peta) Struktur
Ruang dan Pola Ruang
4. Tidak Bertentangan
dengan Perundang -
undangan
RENCANA STRUKTUR
√ √ 2,45
RUANG WILAYAH
2.1. Sistem pusat Sudah sesuai dengan
√ √ 3
pelayanan Pedoman
Sudah sesuai dengan
2.1.1. Sistem perkotaan √ √ 3
Pedoman
Sudah sesuai dengan
Pedoman:
a.mengakomodasi
rencana struktur ruang
nasional, rencana struktur
ruang wilayah provinsi,
dan memperhatikan
rencana struktur ruang
2 wilayah kabupaten/kota
yang berbatasan

A. PKN √ √ Berdasarkan Telaah 3


RPJMD RTRW kawasan
Sekitar (isi Dari RPJMD
Kota Semarang)
Sebagai PKN, arah
pengembangan wilayah
adalah pada: (1)
perwujudan kawasan
metropolitan Semarang
sebagai ibukota provinsi
yang
menjadi pusat
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
pertumbuhan ekonomi
utama Jawa Tengah; (2)
pengembangan kawasan
strategis ekonomi dalam
konteks kawasan ekonomi
khusus; (3) perwujudan
dari sisi hubungan
intraregional sebagai pusat
distribusi bagi produk dari
daerah pedalaman karena
berada sekitar jalur
Pantura; (4) dan
perwujudan secara
interregional sebagai
wilayah
transit/pengumpul
perdagangan dan jasa dari
wilayah barat dan timur
Jawa
serta pulau-pulau lainnya
terutama Kalimantan
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
B. PKW √ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
C. PKL √ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Tidak ada dalam Perda
D. PKSN √ √ 0
dan RPJMD
Tidak ada dalam Perda
2.1.2. Sistem pedesaan √ √ 0
dan RPJMD
2.2. Sistem jaringan Sudah sesuai dengan
√ √ 3
prasarana pedoman
2.2.1. Sistem jaringan Sudah sesuai dengan
√ √ 3
transportasi pedoman
a. Sistem jaringan Sudah sesuai dengan
√ √ 3
transportasi darat pedoman
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
Sudah sesuai dengan
pedoman
namun ada perbedaan
antara perda dengan peta
Rencana tata ruang pada
klasifikasi kelas jalan di
perda tidak dijabarkan apa
saja yang masuk dalam
klasifikasi jalan primer dan
jalan sekunder
(pengelompokan jalan
lebih detail di jelaskan
pada bab lampiran Indikasi
Program)
1) Jaringan jalan √ √ Pada Perda : 3
a. sistem jalan primer dan
sekunder; dan
b. persimpangan jalan.
Pada Peta Rencana tata
ruang
a. Terdapat Jalan Arteri
Primer
b. Terdapat Jalan Arteri
Sekunder
c. Terdapat Kolektor
Primer
d. Terdapat Kolektor
Sekunder
e. Terdapat Jalan Lokal
Sudah sesuai dengan
Pedoman
Namun perencanaan
sistem jaringan kereta api
yang dimaksudkan di
dalam perda
masih dalam proses/tahap
rencana yang sesuai
indikasi program akan
dilaksanakan tahun 2020
dan 2025.
a. rencana pengembangan
jaringan kereta api
2) Jaringan jalur kereta
√ √ perkotaan; dan 3
api
b. rencana pengembangan
jaringan kereta api lintas
kota
dengan pengembangan
kereta api Monorail Sistem
( yaitu Pengembangan
jaringan kereta api
monorail yang
menghubungkan wilayah
sub pusat pelayanan BWK
X – pusat pelayanan kota -
sub pusat pelayanan BWK
V - sub pusat pelayanan
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
BWK IV.

3) Jaringan transportasi
Sudah sesuai dengan
sungai, danau, dan √ √ 3
Pedoman
penyeberangan
b. Sistem jaringan Sudah sesuai dengan
√ √ 3
transportasi laut Pedoman
Sudah sesuai dengan
pedoman, namun untuk
meningkatkan tatanan
Kepelabuhan
Perlunya dilakukan
penanganan percepatan
1) Tatanan kepelabuhan √ √ 3
penurunan permukaan
tanah dan banjir rob. serta
peningkatan kualitas
pelayaran rakyat sehingga
jumlah nya mengalami
peningkatan
Sudah sesuai dengan
pedoman,
Namun alur pelayaran
hanya di sebutkan pada
perda tidak pada RPJMD
Rute pelayaran
penumpang sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4)
huruf a
antara lain :
a. Semarang-Kumai;
b. Semarang-Pontianak;
c. Semarang-Sampit;
d. Semarang-Ketapang;
e. Semarang-Padang
f. Semarang-Jakarta;
g. Semarang-Surabaya;
dan
2) Alur pelayaran √ √ 1.5
h. rute lainnya
Rute pelayaran barang
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) huruf b
antara lain :
a. Port Klang (Malaysia)-
Tanjung Emas
(Semarang);
b. Semarang-Jakarta;
c. Semarang-Surabaya;
dan
d. rute lainnya.
namun di RPJMD tidak
tercantum rute/alur
PelayaranSudah sesuai
dengan pedoman,
Namun alur pelayaran
hanya di sebutkan pada
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
perda tidak pada RPJMD
Rute pelayaran
penumpang sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4)
huruf a
antara lain :
a. Semarang-Kumai;
b. Semarang-Pontianak;
c. Semarang-Sampit;
d. Semarang-Ketapang;
e. Semarang-Padang
f. Semarang-Jakarta;
g. Semarang-Surabaya;
dan
h. rute lainnya
Rute pelayaran barang
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) huruf b
antara lain :
a. Port Klang (Malaysia)-
Tanjung Emas
(Semarang);
b. Semarang-Jakarta;
c. Semarang-Surabaya;
dan
d. rute lainnya.
namun di RPJMD tidak
tercantum rute/alur
Pelayaran

c. Sistem jaringan
√ √ 3
transportasi udara
Sudah Sesuai dengan
Pedoman
saat ini sudah
1) Tatanan
√ √ dilaksanakan peningkatan 3
kebandarudaraan
kualitas dan kondisi fisik
bandara menjadi bandara
internasional
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
2) Ruang udara untuk
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
penerbangan
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
2.2.2. Sistem jaringan
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
energi
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
a. Jaringan pipa minyak
√ √ Pedoman Peraturan 3
dan gas bumi
Menteri agraria dan Tata
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
Ruang No 1 Tahun 2018
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
b. Pembangkit tenaga
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
listrik
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
c. Jaringan transmisi
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
tenaga listrik
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
2.2.3. Sistem jaringan
Ruang No 1 Tahun 2018 3
telekomunikasi
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
a. Jaringan terrestrial √ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
b. Jaringan satelit √ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
2.2.4 Sistem jaringan
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
sumber daya air
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
a) Wilayah sungai lintas
√ √ 0
negara
b) Wilayah sungai lintas
√ √ 0
provinsi
c) Wilayah sungai
√ √ 0
strategis nasional
d) Wilayah sungai lintas
√ √ 0
kabupaten *)
2.2.5. Sistem prasarana
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
pengelolaan lingkungan
Sudah Sesuai dengan
Pedoman
rencana sistem drainase
terpusat di empat tempat
a. sistem drainase
Mangkang;
b. sistem drainase
Semarang Barat;
a. Sistem drainase √ √ 3
c. sistem drainase
Semarang Tengah; dan
d. sistem drainase
Semarang Timur.
Namun baik di perda
maupun RPJMD belum di
jelaskan terkait kelas
drainase
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
b. Sistem persampahan √ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
c. Sistem penyediaan
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
air bersih
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
d. Sistem pengelolaan
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
limbah
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
2.2.6. Sistem jaringan
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
prasarana lainnya
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
RENCANA POLA
RUANG
2,64
3.1. Kawasan Lindung
3
3.1.1. Kawasan hutan
√ √ 0
lindung
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
Ruang No 1 Tahun 2018
3.1.2. Kawasan yang pedoman Penyusunan
memberikan RTRW Provinsi,
√ √ 3
perlindungan terhadap Kabupaten, Kota
kawasan bawahannya
Kota Semarang ditetapkan
sesuai Perda RTRW nya
sebagai kawasan Resapan
air
Sudah sesuai dengan
Pedoman
namun ada 1 point pada
3.1.3. Kawasan pedoman yang belum
√ √ 3
perlindungan setempat termuat di dalam perda
yaitu
kawasan lindung spiritual
dan kearifan lokal.
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
3.1.4. Kawasan suaka Menteri agraria dan Tata
alam, pelestarian alam, √ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
dan cagar budaya pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
3.1.5. Kawasan rawan Ruang No 1 Tahun 2018
√ √ 3
bencana alam pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
3.1.6. Kawasan lindung
√ √ 0
geologi
3.1.7. Kawasan lindung
- √ √ 0
lainnya
3.2. Kawasan
Budidaya
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
3.2.1. Kawasan
Ruang No 1 Tahun 2018
peruntukan hutan √ √ 3
pedoman Penyusunan
Produksi
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
3.2.2. Kawasan hutan
- - 0
rakyat
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
3.2.3. Kawasan
√ √ Menteri agraria dan Tata 3
peruntukan pertanian
Ruang No 1 Tahun 2018
pedoman Penyusunan
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
3.2.4. Kawasan Ruang No 1 Tahun 2018
√ √ 3
peruntukan perkebunan pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
3.2.5. Kawasan Ruang No 1 Tahun 2018
√ √ 3
peruntukan perikanan pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
3.2.6 Kawasan
Ruang No 1 Tahun 2018
peruntukan √ √ 3
pedoman Penyusunan
pertambangan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
3.2.7. Kawasan Ruang No 1 Tahun 2018
√ √ 3
peruntukan industri pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
3.2.8. Kawasan Ruang No 1 Tahun 2018
√ √ 3
peruntukan pariwisata pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
3.2.9. Kawasan Ruang No 1 Tahun 2018
√ √ 3
peruntukan permukiman pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
3.2.10 . Kawasan
√ √ 0
Budidaya Laiinya
PENETAPAN
4 KAWASAN 3
STRATEGIS
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
4.1. Bidang pertahanan
√ √ 0
keamanan
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
4.2. Bidang Ruang No 1 Tahun 2018
√ √ 3
pertumbuhan ekonomi pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
4.3. Bidang sosial dan Ruang No 1 Tahun 2018
√ √ 3
budaya pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
4.4. Bidang
pendayagunaan sumber
√ √ 0
daya alam dan/atau
teknologi tinggi
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
4.5. Bidang fungsi dan
Ruang No 1 Tahun 2018
daya dukung lingkungan √ √ 3
pedoman Penyusunan
hidup
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan Peta
ARAHAN
PEMANFAATAN
RUANG YANG BERISI
INDIKASI PROGRAM 2,7
UTAMA JANGKA
MENENGAH LIMA
TAHUNAN
5.1. Struktur Ruang
0
Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
Ruang No 1 Tahun 2018
5 5.1.1 Perwujudan
√ √ pedoman Penyusunan 3
sistem perkotaan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan
Indikasi Program
5.1.2. Perwujudan
√ √ 3
sistem pedesaan
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
5.1.3. Perwujudan Menteri agraria dan Tata
√ √ 3
sistem transportasi Ruang No 1 Tahun 2018
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan
Indikasi Program
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
5.1.4. Perwujudan Ruang No 1 Tahun 2018
sistem jaringan √ √ pedoman Penyusunan 3
telekomunikasi RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan
Indikasi Program
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
5.1.5 Perwujudan Ruang No 1 Tahun 2018
sistem jaringan sumber √ √ pedoman Penyusunan 3
daya air RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan
Indikasi Program
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
5.1.6. Perwujudan Ruang No 1 Tahun 2018
sistem prasarana √ √ pedoman Penyusunan 3
pengelolaan lingkungan RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan
Indikasi Program
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
5.1.7Perwujudan sistem Ruang No 1 Tahun 2018
jaringan/ prasarana √ √ pedoman Penyusunan 3
lainnya RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan
Indikasi Program
5.2. Pola Ruang Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
Ruang No 1 Tahun 2018
5.2.1. Perwujudan
√ √ pedoman Penyusunan 3
kawasan lindung
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan
Indikasi Program
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
5.2.2. Perwujudan Menteri agraria dan Tata
√ √ 3
kawasan budidaya Ruang No 1 Tahun 2018
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Kota Catatan Evaluasi Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
1 2 3 4 5 6 7
Kabupaten, Kota dan
sudah sesuai dengan
Indikasi Program
ARAHAN
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN
3
RUANG
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
6.1. Indikasi Arahan
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
Peraturan Zonasi
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
6.2. Arahan Perizinan √ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
pedoman Penyusunan
6
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
6.3. Arahan Insentif dan
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
Disinsentif
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Sudah sesuai dengan
Pedoman Peraturan
Menteri agraria dan Tata
6.4. Arahan Sanksi
√ √ Ruang No 1 Tahun 2018 3
Administratif
pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi,
Kabupaten, Kota
Total Keseluruhan = 16,79
Nilai Rata - Rata = 2,79

Sumber: Hasil analisa, 2018

2) Kualitas Data RTRW, merupakan penilaian terhadap kelengkapan dan kedalaman muatan
RTRW, dengan skor penilaian sebagai berikut :

Nilai 3 = BAIK, jika data ada/lengkap dan masih relevan

Nilai 1,5 = KURANG BAIK, jika data ada/lengkap namun perlu updating

Nilai 0= BURUK, jika data tidak ada/tidak lengkap dan perlu updating
Relevansi
Kelengkapan
dengan
No. Jenis Data Tidak Ada Kondisi Saat Catatan Evaluasi Nilai
Ada / Masih Perlu
/ Ini
Lengka Relevan Updatin
p Tidak g
(1) (2) (3)Lengka (4) (5)
1. Data wilayah p 3
-
administrasi
2. Data fisiografis 3
-
3. Data Data kependudukan time series perlu di-
kependudukan update karena berpengaruh terhadap
analisis trend dan proyeksi 1,5
kependudukan terbaru sebagai salah
satu dasar penyusunan sarana dan
prasarana serta pertukunan
4. Data ekonomi ruang
Data ekonomi perlu di update terutama
dan keuangan data
PDRB karena pertumbuhan dan
perkembangan nilai produksi secara time
series diperkirakan sebanding dengan 1,5
indeks pengeluaran pembangunan dari
Kota Semarang yang bersumber dari
APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah dan
APBD Kota Semarang.
5. Data Data ketersediaan prasarana dan sarana
ketersediaan perlu di update untuk menganalisis
prasarana ketersediaan prasarana dan sarana 1,5
dan sarana dasar yang ada telah memenuhi
dasar kebutuhan masyarakat, jika belum
memenuhi
Relevansi
Kelengkapan
dengan
No. Jenis Data Tidak Ada Kondisi Saat Catatan Evaluasi Nilai
Ada / Masih Perlu
/ Ini
Lengka Relevan Updatin
p Tidak g
Lengka kebutuhan maka diperlukan
p pembangunan untuk memenuhi
6. Data kebutuhan tersebut.
Data penggunaan lahan time series perlu
penggunaan di-
1,5
lahan update karena berpengaruh terhadap
analisis pemanfaatan lahan time series
sebagai salah satu dasar penyusunan
7. Data peruntukan sarana dan prasarana
Data penggunaan serta pertukunan
peruntukan perlu di-
ruang ruang
update karena berpengaruh terhadap
1,5
analisis pemanfaatan lahan agar
pemanfaatan lahan sesuai dengan
rencana yang ada.
8. Data daerah Data daerah rawan bencana perlu di
rawan bencana update 1,5
karena hal tersebut sangat penting
9. Peta dasar rupa dalam rencana penanggulangan
bumi dan peta bencana.
tematik yang
dibutuhkan Peta sangat dibutuhkan dalam
termasuk peta melakukan perencanaan baik rencana
penggunaan struktur ruang maupun pola ruang
lahan, peta karena dengan peta dapat diketahui 0
peruntukan penggunaan lahan, peruntukan ruang
ruang, dan serta daerah rawan bencana pada
peta daerah wilayah perencanaan.
rawan
bencana pada
skala peta
Relevansi
Kelengkapan
dengan
No. Jenis Data Tidak Ada Kondisi Saat Catatan Evaluasi Nilai
Ada / Masih Perlu
/ Ini
Lengka Relevan Updatin
p Tidak g
minimal Lengka
1:1.000.000 p
untuk
RTRW
nasional;
1:250.000 untuk
RTRW provinsi;
1:50.000
untuk RTRW
kabupaten;
1:25.000 untuk
RTRW kota
Total Keseluruhan 15
Rata-Rata 1,67
b. Aspek Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan
Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan ini dievaluasi dengan cara
melihat kesesuaian isi RTRW denagn peraturan perundang-undangn yang terkait. Pada
tahap selanjutnya dilakukan penilaian sesuai dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Nilai 3 = SESUAI, jika tidak ada perbedaan/perubahan peraturan perundang-undangan
yang seharusnya diacu/terkait denagn muatan RTRW.
Nilai 0 = TIDAK SESUAI, jika muatan RTRW tidak sesuai/tidak mengacu peraturan
perundang-undangan baru/yang mengalami perubahan, dimana peraturan
perundang-undangan tersebut seharusnya diacu/terkait dengan muatan
RTRW

Peraturan Perundang Muatan Pengaturan


yang Kesesuaian
-
No terkait dengan
. Muatan Sesu Tidak Nilai
undangan ai Sesu
RTRW ai
(1) (2) (3) (4) (5)
1. UU No. 26 Tahun 2007 Sudah Jelas √ 3
tentang Penataan
Ruang
Peraturan Daerah
2. Propinsi
Jawa Tengah Nomor 6 Peraturan terkait
Tahun 2010 tentang penetapan Kota
√ 3
Semarang sebagai
Rencana Tata Ruang Pusat
kegiatan Wilayah
Wilayah Provinsi Jawa (PKW)
Tengah Tahun 2009 -
2029
UU No. 10/1992
3. tentang Peraturan terkait pola
pemanfaatan ruang
Perkembangan Kota
Kependudukan dan Semarang dengan
√ 3
Pembangunan
Keluarga memperhatikan daya
dukung dan daya
Sejahtera. tampung
lingkungan hidup
Undang-Undang Nomor
4. 38 Peraturan terkait
Tahun 2004 tentang pelaksanaan
Jalan pemanfaatan √ 3
ruas jalan Kota
Semarang
UU Nomor 24 Tahun
5. 2007 Peraturan terkait
Peraturan Perundang Muatan Pengaturan
yang Kesesuaian
-
No terkait dengan
. Muatan Sesu Tidak Nilai
undangan ai Sesu
RTRW ai
serangkaian usaha
tentang Penanggulangan yang
Bencana dilakukan untuk
√ 3
mengatisipasi bencana
melalui
pengorganisasian
tepat guna.
Undang-Undang Nomor
6. 1 Peraturan terkait
lingkungan tempat
Tahun 2011 tentang tinggal
Perumahan dan atau lingkungan
Kawasan hunian
√ 3
Permukiman dan tempat tinggal
masyarakat Kota
Semarang
Total Keseluruhan 18
Nilai Rata-rata 3

c. Aspek Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang


1. Jenis dan Besaran Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
a. Jenis
Penilaian jenis pelaksanaan pemanfaatan ruang didasarkan pada hasil
evaluasi sesuai dan tidak sesuai pada tahap sebelumnya yang selanjutnya
hasil tabel evaluasi ditambahkan kolom penilaian. Kriteria penilaian jenis
pelaksanaan pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut:
Nilai 3 = SESUAI, jika terealisasi sesuai arahan dalam rencana dan indikasi
program
Nilai 0 = TIDAK SESUAI, jika jenis program yang direalisasikan di lapangan
tidak sesuai, lokasi tidak sesuai, atau tidak ada pelaksanaan
program sebagaimana tercantum dalam rencana dan indikasi
program
b. Besaran
Hasil evaluasi jenis pelaksanaan pemanfaatan ruang selanjutnya dilakukan
penilaian, dimana kolom penilaian jenis dan besaran pelaksanaan
pemanfaatan ruang terdapat dalam kolom karena jenis dan besaran ini tidak
dilakukan secara terpisah. Kriteria penilaian besaran kesesuaian
pelaksanaan pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut:
Nilai 3 = SANGAT TINGGI/KESESUAIAN SEMPURNA, jika realisasi adalah
75% - 100%
Nilai 2 = SEDANG, jika realisasi adalah 50% – <75%
Nilai 1 = RENDAH, jika realisasi adalah 25% – <50%
Nilai 0 = SANGAT RENDAH/TIDAK ADA KESESUAIAN, jika realisasi adalah
0% – <25%
2. Dampak Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Dampak terdiri atas dampak yang positif dan negatif serta berdasarkan skala
dampaknya. Kriteria penilaian dampak Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang adalah
terbagi menjadi 4 kriteria, yaitu:
Nilai 3 = Dampak negatif berskala LINGKUNGAN (desa/kelurahan sampai
kecamatan) atau tidak ada indikasi dampak negatif atau
menunjukkan kecenderungan dampak positif
Nilai 2 = Dampak negatif berskala KABUPATEN/KOTA
Nilai 1 = Dampak negatif berskala REGIONAL yaitu provinsi atau lintas
kabupaten/kota
Nilai 0 = Dampak negatif berskala NASIONAL atau lintas provinsi
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
LEGALISASI RTRW
I

PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG


II
PENGEMBANGAN STRUKTUR PELAYANAN
A
Pengembangan
Fasilitas
1
Pelayanan
Regional 0 3
 Penyusunan
Rencana Tata
Bangunan dan
Lingkungan, RTBL sudah termasuk di perda RTRW
serta Kota Semarang, akan tetapi belum
Peraturan terealisasi berdasarkan RPJMD Kota
Zonasi Semarang
Kawasan
Perdagangan (-) berskala
dan Jasa v v 0% 0 lingkungan 3
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Penyusunan
Rencana Tata
Bangunan dan RTBL sudah termasuk di perda RTRW
Lingkungan, Kota Semarang, akan tetapi belum
serta terealisasi berdasarkan RPJMD Kota
Peraturan Semarang
Zonasi
Kawasan (-) berskala
Pendidikan v v 0% 0 lingkungan 3
 Penyusunan
Rencana Tata
Bangunan dan RTBL sudah termasuk di perda RTRW
Lingkungan, Kota Semarang, akan tetapi belum
serta terealisasi berdasarkan RPJMD Kota
Peraturan Semarang
Zonasi
Kawasan (-) berskala
Industri v v 0% 0 lingkungan 3
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Penyusunan
Rencana Tata
Bangunan dan RTBL sudah termasuk di perda RTRW
Lingkungan, Kota Semarang, akan tetapi belum
serta terealisasi berdasarkan RPJMD Kota
Peraturan Semarang
Zonasi
Kawasan (-) berskala
Perkantoran v v 0% 0 lingkungan 3
Pengembangan
2 Pusat Pelayanan
Kota 0 3
 Penyusunan
Rencana
Detail Tata (-) berskala
Ruang v v 0% 0 lingkungan 3
 Penyusunan
Peraturan (-) berskala
Zonasi. v v 0% 0 lingkungan 3
 Penyusunan
Rencana Tata
Bangunan dan (-) berskala
Lingkungan. v v 0% 0 lingkungan 3
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Penyusunan
Panduan
Rancang
Kawasan (-) berskala
Perkotaan. v v 0% 0 lingkungan 3
Pengembangan
3 Sub Pusat
Pelayanan Kota 0 2,5
 Penyusunan
Rencana
Detail Tata (-) berskala
Ruang v v 0% 0 kabupaten/kota 2
 Penyusunan
Peraturan (-) berskala
Zonasi. v v 0% 0 kabupaten/kota 2
 Penyusunan
Rencana Tata
Bangunan dan (-) berskala
Lingkungan. v v 0% 0 lingkungan 3
 Penyusunan
Panduan (-) berskala
Rancang v v 0% 0 lingkungan 3
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Kawasan
Perkotaan.

Pengembangan
4 Pusat Pelayanan
Kota 0 2,5
 Penyusunan
Rencana
Detail Tata (-) berskala
Ruang v v 0% 0 kabupaten/kota 2
 Penyusunan
Peraturan (-) berskala
Zonasi. v v 0% 0 kabupaten/kota 2
 Penyusunan
Rencana Tata
Bangunan dan (-) berskala
Lingkungan. v v 0% 0 lingkungan 3
 Penyusunan
Panduan
Rancang
Kawasan (-) berskala
Perkotaan. v v 0% 0 lingkungan 3
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
RENCANA
PENGEMBANGA
B N SISTEM
JARINGAN
TRANSPORTASI
Sistem
1 Transportasi
Darat
Sistem
1.1 Transportasi
Jalan
a. Jalan bebas
hambatan,
meliputi : 1,6 1,8
 Peningkatan
jalan bebas
hambatan
seksi A
(Jatingaleh –
Srondol) –
Jalan Bebas
hambatan
seksi B (-) berskala
(Jatingaleh – v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Krapyak)

 Peningkatan
jalan bebas
hambatan
seksi C
(Kaligawe – (-) berskala
Jangli) v v 0% 0 regional 1
 Peningkatan
jalan bebas
hambatan 72,4
Semarang – (-) berskala
Solo v 45,2 27,2 62% 2 regional 2
 Pengembanga
n jalan bebas
hambatan 150
Semarang – (-) berskala
Cirebon v 132 18 88% 3 regional 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Pengembanga
n jalan bebas
hambatan
Semarang – (-) berskala
Demak v v 0% 0 regional 2
b. Jalan arteri
primer,
meliputi : 3 2
 Peningkatan
Jalan Raya
Semarang
Kendal –
Jalan
Siliwangi –
Jalan Yos
Sudarso –
Jalan Usman
Janatin –
Pertigaan
Jalan Berdasarkan RTRW, program tersebut
Kaligawe terealisasi pada tahun 2020
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Jalan Raya
Kaligawe
(Pertigaan
Jalan bebas
hambatan
seksi C) –
Batas Kota
Semarang- Berdasarkan RTRW, program tersebut
Demak terealisasi pada tahun 2021
 Pengembanga
n Jalan
Inspeksi
Sungai
Babon –
Jalan
Brigjend.
Sudiarto –
Jalan
Sendangmuly
o–
Pudakpayung
– Perempatan (-) berskala
Jalan Raya v v 85% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Mijen – Jalan
Koptu Suyono

 Pengembanga
n Ruas Jalan
dari
Mangkang –
Jalan Lingkar
Utara
Semarang -
Pertigaan
Jalan Usman Berdasarkan RTRW, program tersebut
Janatin terealisasi pada tahun 2021
 Pengembanga
n jalan lingkar
luar (outer ring (-) berskala
road) v v 100% 3 kabupaten/kota 2
c. Jalan arteri
sekunder,
meliputi : 2,9 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Jalan Jend.
Sudirman –
Jalan Mgr.
Sugiyopranoto
– Jalan
Pandanaran
– Simpang
Lima – Jalan
A. Yani –
Jalan
Brigjend.
Katamso –
Jalan (-) berskala
Majapahit v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan
Ronggowarsit
o – Jalan
Pengapon –
Jalan R.
Patah – Jalan
Widoharjo – (-) berskala
Jalan Dr. v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Cipto – Jalan
Kompol
Maksum –
Jalan
Mataram –
Jalan Dr.
Wahidin –
Jalan Teuku
Umar – Jalan
Setiabudi
 -Peningkatan
Jalan Raya (-) berskala
Kaligawe v v 50% 2 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Letjend.
R. Suprapto -
Jalan Merak –
Jalan Mpu
Tantular –
Jalan Kol.
Sugiono –
Jalan Imam
Bonjol – Jalan (-) berskala
Indraprasta v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Jalan Dr.
Sutomo –
Jalan S.
Parman –
Jalan Sultan (-) berskala
Agung v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Citarum (-) berskala
– Pedurungan v v 85% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Tentara
Pelajar –
Jalan Raya (-) berskala
Kedungmundu v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan
Kaligarang –
Jalan (-) berskala
Pamularsih v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Jalan Kelud
Raya – Jalan
Menoreh
Raya – Jalan
Dewi Sartika –
Jalan Raya
Sekaran (-) berskala
Gunungpati v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Raya
Sendangmuly
o - Jalan
Tentara (-) berskala
Pelajar v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan
Abdulrachman
Saleh –
Jalan Raya
Manyaran (-) berskala
Gunungpati v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Jrakah –
Perempatan
Jalan Lingkar (-) berskala
Luar; v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Pengembanga
n Jalan
Hanoman
Raya –
Jalan Lingkar
Utara (-) berskala
Semarang; v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Gatot (-) berskala
Subroto; dan v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Gajah
Mada – Jalan (-) berskala
Diponegoro. v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Pengembanga
n jalan lingkar
tengah
(middle ring Berdasarkan RTRW, program tersebut
road) terealisasi pada tahun 2019
d. Jalan kolektor
primer,
meliputi : 3 2
 Peningkatan
Jalan (-) berskala
Pramuka ; v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Raya
Gunungpati – (-) berskala
Ungaran; v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Pengembanga
n dan
peningkatan
jalan dari
perempatan
Jalan Lingkar Berdasarkan RTRW, program tersebut
Luar – Mijen – terealisasi pada tahun 2020
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Boja;

 Pengembanga
n dan
peningkatan
jalan dari
Pertigaan
Gunungpati
– Jalan Berdasarkan RTRW, program tersebut
Lingkar Luar; terealisasi pada tahun 2020
 Pengembanga
n dan
peningkatan
jalan dari
Pertigaan
Jalan Raya
Gunungpati –
Sekaran –
Jalan Lingkar Berdasarkan RTRW, program tersebut
Luar; dan terealisasi pada tahun 2020
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Jalan
Gayamsari – (-) berskala
Penggaron. v v 100% 3 kabupaten/kota 2
e. Jalan kolektor
sekunder,
meliputi : 3 2
 Pemeliharaan (-) berskala
Jalan Pemuda v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Pemeliharaan
Jalan (-) berskala
Hasanudin v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Pemeliharaan
Jalan MH. (-) berskala
Thamrin v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Pemeliharaan
Jalan
Sriwijaya – (-) berskala
Jalan Veteran v v 100% 3 kabupaten/kota 2

 Peningkatan (-) berskala


Jalan v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Cendrawasih
– Jalan MT.
Haryono
 Peningkatan
Jalan
Mayjend.
Sutoyo –
Jalan DI
Panjaitan –
Jalan Kartini –
Jalan
Kelurahan
Sambirejo –
Pertigaan (-) berskala
Jalan Gajah v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Gajah –
Jalan Lamper (-) berskala
Tengah v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan (-) berskala
Supriyadi v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Jalan Raya
Kelurahan (-) berskala
Karangroto v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Raya (-) berskala
Kudu v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Padi (-) berskala
Raya v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan (-) berskala
Muktiharjo v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Meteseh
– (-) berskala
Kedungmundu v v 85% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Prof.
Sudarto, SH – (-) berskala
Jalan Meteseh v v 85% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Undip
Tembalang –
Kramas –
Jalan
Mulawarman (-) berskala
Raya v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Tirto (-) berskala
Agung v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan Durian –
Jalan
Mulawarman (-) berskala
Raya v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan
Karangrejo
Raya –
Gedawang –
Jalan Perintis (-) berskala
Kemerdekaan v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Pertigaan
Jalan
Setiabudi
dengan Jalan
Bebas
hambatan
seksi A – (-) berskala
Sekaran v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan
Pamularsih –
Jalan
Simongan –
Jatibarang – (-) berskala
Tambangan v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Ruas jalan
Pongangan – (-) berskala
Jatibarang v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan (-) berskala
Jalan SKSD v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
Jalan Lingkar (-) berskala
Mijen; v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan (-) berskala
Bandungsari; v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan
Kedungpane
hingga Jalan
Koptu (-) berskala
Suyono; dan v v 100% 3 kabupaten/kota 2
 Peningkatan
Jalan di
Lingkungan
Kawasan (-) berskala
Industri Tugu. v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Rencana
1.2
Persimpangan
a. Persimpangan
sebidang 3 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
seluruh
persimpangan
sebidang jalan
di wilayah Berdasarkan RTRW, program tersebut
Kota terealisasi pada tahun 2031
 Pengembanga
n
persimpangan
sebidang
rencana jalan
outer ring road
dan midle ring Berdasarkan RTRW, program tersebut
road terealisasi pada tahun 2019
 Pengembanga
n
persimpangan
sebidang
rencana
jalan tembus
Tembalang – (-) berskala
Jangli v v 100% 3 kabupaten/kota 2
b. Persimpangan 3 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
tidak sebidang

 Peningkatan
simpang
susun (-) berskala
Pelabuhan v v 100% 3 regional 1
 Peningkatan
simpang
susun Jalan
Tol seksi A, B, (-) berskala
C v v 100% 3 regional 1

 Peningkatan
simpang
susun Jalan
Tol Semarang Berdasarkan RTRW, program tersebut
– Solo terealisasi pada tahun 2020

 Pengembanga
n simpang
susun Jalan
Tol Semarang Berdasarkan RTRW, program tersebut
– Demak terealisasi pada tahun 2023
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Pengembanga
n simpang
susun Jalan
Tol Semarang Berdasarkan RTRW, program tersebut
– Batang terealisasi pada tahun 2025
 Pengembanga
n simpang
susun (-) berskala
Banyumanik v v 100% 3 lingkungan 3
 Pengembanga
n simpang
susun (-) berskala
Jatingaleh v v 90% 3 lingkungan 3
 Pengembanga
n simpang
susun (-) berskala
Kalibanteng v v 90% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
dan
pengembanga
n simpang
susun dengan
rel kerata api
di Kecamatan
Tugu,
Kecamatan
Semarang
Utara, dan Berdasarkan RTRW, program tersebut
Kecamatan akan dilaksanakan pada tahun 2021-
Pedurungan 2025
Rencana
Pengembangan
1.3
Pelayanan
Angkutan Jalan 3 2,5
a. Peningkatan (-) berskala
trayek utama v v 75% 3 kabupaten/kota 2
b. Peningkatan (-) berskala
trayek cabang v v 75% 3 lingkungan 3
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

c. Peningkatan
trayek ranting
Berdasarkan RTRW, program tersebut
terealisasi pada tahun 2019
Rencana
1.4
Terminal 0,4 2

a. Peningkatan
terminal Tipe 1
A (-) berskala
v v 90% 3 kabupaten/kota 2

b. Peningkatan
terminal Tipe 1
B Terboyo (-) berskala Terminal terboyo sudah dialihfungsikan
v v 0% 0 kabupaten/kota 2 menjadi terminal barang
c. Terminal tipe 1 (-) berskala
B Pedurungan v v 0% 0 kabupaten/kota 2 Masih dalam proses penyusunan

d. Peningkatan 1 (-) berskala


terminal Tipe v v 0% 0 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
C Cangkiran

e. Peningkatan
Terminal Tipe 1 (-) berskala
C Cepoko v v 0% 0 kabupaten/kota 2
f. Pengembanga
n Terminal 1
Tipe C (-) berskala
Tanjung Emas v v 0% 0 kabupaten/kota 2
g. Pengembanga
n Terminal 1
Tipe C (-) berskala
Meteseh v v 0% 0 kabupaten/kota 2
Sistem
2 Transportasi
Kereta api
2.1 Monorail 0 1
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Pengembanga
n jaringan
kereta api
monorail yang
menghubungk
an wilayah
sub pusat
pelayanan
BWK X –
pusat
pelayanan
kota - sub
pusat
pelayanan
BWK V - sub
pusat Didalam RTRW menyebutkan bila
pelayanan rencana tersebut akan direalisasikan
BWK IV. pada tahun 2021-2025
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Pengembanga
n fasilitas
pemberhentia
n kereta api
monorail yang
di sub pusat
pelayanan
BWK X, pusat
pelayanan
kota, sub
pusat Dampak negatif
pelayanan berskala
BWK IV, dan REGIONAL
sub pusat yaitu provinsi Didalam RTRW menyebutkan bila
pelayanan atau lintas rencana tersebut akan direalisasikan
BWK V. 1 V V 0 0 kabupaten/kot 1 pada tahun 2021-2025
Kereta Api Antar
2.2
Wilayah 2,4 1
Dampak negatif
berskala
 Peningkatan REGIONAL
prasarana rel yaitu provinsi
kereta api atau lintas
6 v 4 66% 2 kabupaten/kot 1 -
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Dampak negatif
berskala
 Peningkatan REGIONAL
stasiun kereta yaitu provinsi
api Tawang atau lintas
1 v 1 100% 3 kabupaten/kot 1 -
Dampak negatif
berskala
 Peningkatan REGIONAL
stasiun Poncol yaitu provinsi
atau lintas
1 v 1 100% 3 kabupaten/kot 1 -
Dampak negatif
berskala
 Peningkatan REGIONAL
stasiun kereta yaitu provinsi
api Alas Tuwo atau lintas
1 v 1 100% 3 kabupaten/kot 1 -
Dampak negatif
berskala
 Peningkatan REGIONAL
stasiun kereta yaitu provinsi
api Tugu atau lintas
1 v 1 100% 3 kabupaten/kot 1 -
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Pengoptimala
n pelayanan
kereta api Dampak negatif
komuter yang berskala
menghubungk REGIONAL
an Kota yaitu provinsi Didalam RTRW menyebutkan bila
dengan atau lintas rencana tersebut akan direalisasikan
daerah sekitar 3 v v 0 0 kabupaten/kot 1 pada tahun 2021-2025
 Pengembanga
n sistem Dampak negatif
angkutan berskala
kereta api REGIONAL
barang yaitu provinsi
Semarang - atau lintas Sudah terealisasikan pada tahun 2012-
Surakarta 3 v 3 100% 3 kabupaten/kot 1 2013
Sistem
3
Transportasi Laut 3 0
Dampak negatif
 Peningkatan berskala
pelayanan NASIONAL atau
penumpang 1 v 1 100% 3 lintas provinsi 0 Sudah terealisasikan
 Peningkatan Dampak negatif
pelayanan berskala
barang 1 v 1 100% 3 NASIONAL atau 0 Sudah terealisasikan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
lintas provinsi
4 Pelabuhan Udara 3 0
 Peningkatan
kualitas Dampak negatif
menjadi berskala
bandara NASIONAL atau Sudah terealisasikan pada tahun 2011-
internasional 1 v 1 100% 3 lintas provinsi 0 2012
Dampak negatif
 Pembangunan berskala
jalan masuk NASIONAL atau Sudah terealisasikan pada tahun 2011-
2 v 2 100% 3 lintas provinsi 0 2012
RENCANA
PENGEMBANGA
B N SISTEM
JARINGAN
ENERGI
1 Jaringan Listrik 3 0
 Peningkatan
dan Dampak negatif
pengembanga berskala
n jaringan NASIONAL atau Sudah terealisasi, salah satunya di
SUTET 1 v 1 100% 3 lintas provinsi 0 Kecamatan Bergas dengan 500 kilovolt
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
dan
Dampak negatif
pengembanga
berskala Sudah terealisasi, salah satunya di
n jaringan
NASIONAL atau Kecamatan Ungaran Timur dengan 150
SUTT
1 v 1 100% 3 lintas provinsi 0 Kva pada tahun 2011
 Peningkatan
dan
pengembanga
n jaringan Berdasarkan RTRW, program tersebut
SUTM terealisasi pada tahun 2031
 Peningkatan
dan
pengembanga
n jaringan Berdasarkan RTRW, program tersebut
SUTR terealisasi pada tahun 2031
Jaringan pipa
2
BBM 3 0
Dampak negatif
 Pengembanga berskala
n jaringan NASIONAL atau Sudah terealisasikan pada tahun 2011-
pipa BBM 2 v 2 100% 3 lintas provinsi 0 2014
3 Jaringan pipa Gas 3 0
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Pengembanga Dampak negatif


n jaringan berskala
pipa gas dari NASIONAL atau Sudah terealisasikan pada tahun 2011-
Kalimantan 2 v 2 100% 3 lintas provinsi 0 2012
 Pengembanga
n jaringan
pipa gas Dampak negatif
Cirebon – berskala
Semarang – NASIONAL atau Sudah terealisasikan pada tahun 2011-
Gresik 3 v 3 100% 3 lintas provinsi 0 2015
 Pengembanga
n jaringan Dampak negatif
pipa gas berskala
distribusi NASIONAL atau Sudah terealisasikan pada tahun 2012-
Jawa Tengah 5 v 5 100% 3 lintas provinsi 0 2014
RENCANA
PENGEMBANGA
N SISTEM
C
JARINGAN
TELEKOMUNIKA
SI
1 Jaringan Kabel
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Jaringan
primer;
Berdasarkan RTRW, program tersebut
terealisasi pada tahun 2031

 Jaringan
sekunder;
Berdasarkan RTRW, program tersebut
terealisasi pada tahun 2031

 Bangunan
pengelolaan
jaringan
Berdasarkan RTRW, program tersebut
telepon.
terealisasi pada tahun 2031
2 Jaringan Nirkabel 2 2
 Penataan
Menara 800
Telekomunika (-) berskala
si Bersama v 560 240 70% 2 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
RENCANA
PENGEMBANGA
N SISTEM
D JARINGAN
PRASARANA
SUMBER DAYA
AIR

 Perlindungan
terhadap
daerah aliran
Berdasarkan RTRW, program tersebut
sungai (DAS);
terealisasi pada tahun 2031

 Pengembanga
n waduk dan
atau embung. Berdasarkan RTRW, program tersebut
terealisasi pada tahun 2031
RENCANA
PENGEMBANGA
E N SISTEM
INFRASTRUKTU
R PERKOTAAN
Rencana Sistem
1
Persampahan 0 2,5
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Rencana
Tempat
Pemprosesan
Akhir (TPA) (-) berskala
sampah v v 0% 0 kabupaten/kota 2
 Rencana
Tempat
Pengelolaan
Sampah
Terpadu (-) berskala
(TPST) v v 0% 0 lingkungan 3
Rencana Sistem
2 Penyediaan Air
Minum
a. pengembanga
n sistem
jaringan
perpipaan

 Jaringan Berdasarkan RTRW, program tersebut


primer; terealisasi pada tahun 2031
 Jaringan Berdasarkan RTRW, program tersebut
sekunder; terealisasi pada tahun 2031
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Pengembanga
n fasilitas
pengolahan Berdasarkan RTRW, program tersebut
air minum terealisasi pada tahun 2031
b. Pengembanga
n sistem non
perpipaan
 Penggalian
atau
pengeboran
air tanah Berdasarkan RTRW, program tersebut
permukaan; dilaksanakan pada tahun 2021-2025
 Pengolahan
air payau dan Berdasarkan RTRW, program tersebut
air laut. dilaksanakan pada tahun 2021-2025
 Penyediaan
terminal air
untuk
kawasan-
kawasan
yang belum Berdasarkan RTRW, program tersebut
terlayani terealisasi pada tahun 2020
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
jaringan
perpipaan
Rencana
3 Prasarana Air
Limbah
a. Sistem
pembuangan
air limbah
industri dan
kawasan
komersial 3 2,5
 Pengembanga
n sistem
instalasi
pengolahan
air limbah (-) berskala
industri v v 85% 3 lingkungan 3

 Pengembanga
n sistem
instalasi
pengolahan
air limbah (-) berskala
kegiatan v v 85% 3 kabupaten/kota 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
perdagangan
dan jasa di
pusat
pelayanan
kota dan sub
pusat
pelayanan
kota.
b. Sistem
pembuangan
air limbah
rumah tangga
baik individual
maupun
komunal 3 3
 Peningkatan
sistem
pembuangan
air limbah
rumah tangga
individual
pada kawasan
perumahan (-) berskala
kepadatan v v 90% 3 lingkungan 3
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
rendah

 Pengembanga
n dan
peningkatan
sistem
pembuangan
air limbah
rumah tangga
komunal
diarahkan
pada kawasan
perumahan
kepadatan (-) berskala
tinggi v v 80% 3 lingkungan 3
Rencana Sistem
4 Prasarana
Drainase
a. Sistem
drainase
Mangkang
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Peningkatan
dan
pengembanga
n sistem Berdasarkan RTRW, program tersebut
jaringan terealisasi pada tahun 2031

 Pengembanga
n kolam
Berdasarkan RTRW, program tersebut
terealisasi pada tahun 2031
b. Sistem
drainase
Semarang
Barat;
 Peningkatan
dan
pengembanga
n sistem Berdasarkan RTRW, program tersebut
jaringan terealisasi pada tahun 2031
 Pengembanga Berdasarkan RTRW, program tersebut
n kolam terealisasi pada tahun 2031
c. Sistem
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
drainase
Semarang
Tengah
 Peningkatan
dan
pengembanga
n sistem Berdasarkan RTRW, program tersebut
jaringan terealisasi pada tahun 2031
 Pengembanga Berdasarkan RTRW, program tersebut
n kolam terealisasi pada tahun 2031
d. Sistem
drainase
Semarang
Timur.
 Peningkatan
dan
pengembanga
n sistem Berdasarkan RTRW, program tersebut
jaringan terealisasi pada tahun 2031
 Pengembanga Berdasarkan RTRW, program tersebut
n kolam terealisasi pada tahun 2031
5 Rencana jaringan v v 90% 3 (-) berskala 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
jalan pejalan kaki; kabupaten/kota
Rencana jalur dan
6 ruang evakuasi
bencana 0 2
 Penetapan (-) berskala
jalur evakuasi v v 0% 0 kabupaten/kota 2
 Pengembanga
n ruang (-) berskala
evakuasi v v 0% 0 kabupaten/kota 2
RENCANA
PENGEMBANGA
E N SISTEM
PRASARANA
LAINNYA
Rencana jaringan (-) berskala
1
jalan sepeda v v 100% 3 kabupaten/kota 2
Rencana sistem
2
angkutan umum
 Peningkatan
pelayanan
BRT yang Berdasarkan RTRW, program tersebut
sudah ada terealisasi pada tahun 2031
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

 Pengembanga Berdasarkan RTRW, program tersebut


n jalur baru terealisasi pada tahun 2025
Rencana
pengaturan
3
kegiatan sektor
informal 3 3
 Pedagang
tumbuhan dan
bunga di
Kelurahan (-) berskala
Sodong v v 100% 3 lingkungan 3
 Penjualan
produk
kerajinan di (-) berskala
Pasar Waru v v 100% 3 lingkungan 3
 Pedagang
kaki lima
makanan,
jajanan, dan
komoditas (-) berskala
lainnya v v 100% 3 lingkungan 3
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih

II PERWUJUDAN POLA RUANG

A KAWASAN LINDUNG

433 v - 233 - 50% 1 tidak ada - Didalam perda perubahan RPJMD


 Penetapan ha indikasi dampak dijelaskan kebijakan mengenai
1 Kawasan negatif penetapan kawasan lindung, namun
Lindung tidak dijelaskan mengenai luas wilayah
yang telah terealisasi
3 v - 1 - 25% 1 tidak ada - Didalam perda perubahan RPJMD
 Pemetaan Unit indikasi dampak dijelaskan kebijakan mengenai
2 Kawasan negatif pemetaan kawasan lindung, namun
Lindung tidak dijelaskan mengenai luas wilayah
yang telah dipetakan
14 v - 5 - 36% 1 tidak ada - Didalam perda perubahan RPJMD
 Penguasaan Jenis indikasi dampak dijelaskan kebijakan mengenai
3 Kawasan negatif penguasaan kawasan lindung, namun
Lindung tidak dijelaskan mengenai luas wilayah
yang telah terealisasi
1 v - 1 100% 3 (+) tidak ada - Sudah Sesuai
 Rehabilitasi indikasi dampak
4 dan negatif
konservasi
lahan di
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Kawasan
Lindung.

- - v - v 0 0 tidak ada - Tidak tercantum dalam RPJMD


 Perlindungan indikasi dampak
5 dan negatif
penguatan
garis pantai
175 - v v 0 0 (+) tidak ada - Tidak tercantum dalam RPJMD
 Pengijauan Ha indikasi dampak
6 sempadan negatif
pantai
1 v - 1 0 100% 3 (+) tidak ada - Didalam perda perubahan RPJMD
 Pengaturan indikasi dampak dijelaskan kebijakan mengenai
pemanfaatan negatif pemanfaatan sempadan pantai hasil
sempadan reklamasi, namun tidak dijelaskan
pantai hasil mengenai luas wilayah yang telah
7 reklamasi terealisasi
11 v - 3,53 - 32% 1 Dampak negatif 3 Sudah terealisasi, namun belum semua
 Perlindungan berskala terlaksana
dan LINGKUNGAN
penguatan
dinding
pembatas
8 sungai
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
9 v - 0,74 - 8,26% 1 (+) tidak ada - Sudah terealisasi, namun belum semua
 Penghijauan indikasi dampak terlaksana
sempadan negatif
9 sungai
4 v - 2 - 50% 2 Dampak negatif 2 Sudah terealisasikan, namun belum
 Pengembanga berskala terdapat laporan resmi terkait panjang
n jalan KABUPATEN/K jalan ekspensi yang sudah
inspeksi OTA direalisasikan. Dalam
Semarangkota.go.id menyebutkan bila
peresmian proyek jalan ini pada tahun
2016 yang diresmikan langsung oleh
10 Gubernur Jawa Tengah
20 v - 10 - 50% 2 Dampak negatif 3 Didalam perda perubahan RPJMD
 Perlindungan berskala dijelaskan kebijakan mengenai
dan LINGKUNGAN pembatas waduk dan empung, namun
penguatan tidak dijelaskan mengenai luas wilayah
dinding yang telah terealisasi
pembatas
waduk dan
11 embung;
1 v - 1 - 100% 3 (+) tidak ada - Didalam perda perubahan RPJMD
 Penghijauan indikasi dampak dijelaskan kebijakan mengenai
sempadan negatif penghijauan sempadan waduk dan
waduk dan empung, namun tidak dijelaskan
embung; dan mengenai luas wilayah yang telah
12 terealisasi
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
1 v - 1 - 100% 3 Dampak negatif 2 Didalam perda perubahan RPJMD
 Pengembanga berskala dijelaskan kebijakan mengenai jalan
n jalan KABUPATEN/K inspeksi, namun tidak dijelaskan
inspeksi di OTA mengenai luas wilayah yang telah
sekeliling terealisasi
13 embung.
1121 v - 5018, - 44,76% 1 (+) tidak ada - Sudah terealisasi, namun belum semua
 Pengembanga 1 Ha 04 ha indikasi dampak terlaksana
n ruang negatif
14 terbuka hijau
2 v - 2 - 100% 3 (+) tidak ada - -
 Pengembanga Keca indikasi dampak
n kawasan mata negatif
suaka alam n
dan
pengungsian
15 satwa
4 v - 2 - 50% 2 (+) tidak ada - Sudah terealisasi, namun belum semua
 Pengembanga Keca indikasi dampak terlaksana
n kawasan mata negatif
16 cagar budaya n
10 v - 6,7 - 62% 2 (+) tidak ada - Masih dalam proses dengan tenggang
 Pengerukan km indikasi dampak waktu 27 Desember 2017 hingga 16
saluran negatif Desember 2019
drainase
sampai muara
17 sungai
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
4 v v 4 - 100% 3 (+) tidak ada S-
 Pembuatan indikasi dampak
18 tanggul pantai negatif
7 v v 7 - 100% 3 Dampak negatif 2 -
 Pengembanga berskala
n stasiun KABUPATEN/K
19 pompa air OTA
6 v - 2,58 - 43% 1 Dampak negatif 2 Sudah terealisasi, namun belum semua
 Pengelolaan berskala yang terlaksanakan
kawasan KABUPATEN/K
20 rawan longsor OTA
1,8 0

PERWUJUDAN POLA RUANG

II
KAWASAN BUDIDAYA

B
Kawasan hutan 2.326 √ - 1.628 - 76,67% 3 Dampak 2
produksi Ha Ha negatif
 Percepatan berskala
hutan produksi Kabupaten/Kot
yang memiliki a
1 kerapatan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
vegetasi rendah
 Pemanfaatan
hutan produksi
di wilayah
Kota sebagai
hutan produksi
terbatas
 Peningkatan
partisipasi
masyarakat
sekitar hutan
melalui
pengembangan
hutan
kerakyatan
 Pengembangan
ekowisata hutan
Kawasan 6.567 √ - 2.251 - 34,28% 1 Dampak 3
perumahan Unit Unit negatif
 Peremajaan berskala
perumahan di Lingkungan
kawasan-
kawasan
kumuh, melalui
konsolidasi
2 lahan dan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
pengembangan
perumahan
secara vertikal
di seluruh Kota
Semarang
 Pengaturan
kebijakan
penyediaan
sarana &
prasarana
permukiman
Kawasan 4 √ - 3 Unit - 75% 3 Dampak 2
perdagangan dan Unit negatif
jasa berskala
 Pengembangan Kabupaten/Kot
kegiatan Pasar a
Agro di Masjid
Agung Jawa
Tengah
 Peningkatan
kualitas Pasar
Johar
 Peningkatan
kualitas pasar
skala pelayanan
3 kota dan atau
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
BWK
 Peningkatan
dan
pengembangan
pasar skala
pelayanan
lingkungan
yang tersebar di
seluruh
Kecamatan
Pengembangan 3 √ - 2 Unit - 75% 3 Dampak 1
kawasan pusat Unit negatif
perbelanjaan berskala
berkualitas REGIONAL
internasional di
Kawasan Segitiga
Peterongan –
Tawang –
Siliwangi
 Pengembangan
pusat
perbelanjaan
supermarket di
setiap pusat
BWK
4  Pengembangan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
ritel modern di
kawasan pusat
pelayanan
lingkungan
 Pengembangan
kawasan
pertokoan
disepanjang
jalan utama
sesuai dengan
rencana pola
ruang
- Pengembanga
n jasa
pameran
(exhibition
center) dan
jasa
pertemuan
- Meningkatkan
dan
mengarahkan
pengembanga
n jasa
penginapan
di pusat kota
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
dan pusat
BWK.

Kawasan 6 √ - 4 Unit - 75% 3 Dampak 2


perkantoran Unit negatif
 Peningkatan berskala
kawasan Kabupaten/Kot
perkantoran a
pemerintah
Provinsi Jawa
Tengah di Jalan
Pahlawan,
Jalan
Madukoro, dan
lokasi lainnya;
 Pengembangan
kawasan
perkantoran
Pemerintah
Kota
 Peningkatan
kawasan
perkantoran
pemerintah
 Skala
5 kelurahan dan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
kecamatan di
seluruh Daerah
 Peningkatan
kawasan balai
kota atau
Kantor Walikota
dan DPRD
serta Kantor
Gubernur dan
DPRD Provinsi
Jawa Tengah
dengan
peyediaan
terbuka public
 Peningkatan
perkantoran
swasta
Kawasan 194 √ - 193,5 - 94,22% 3 Dampak 3
Pendidikan 6 negatif
 Peningkatan berskala
kualitas Lingkungan
kawasan
pendidikan
melalui
pengaturan
6 kawasan dan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
penataan
lingkungan;
 Pengembangan
fasilitas
pendidikan
menengah
kejuruan
unggulan
 Pengembangan
fasilitas
pendidikan
dasar sampai
menengah
Kawasan Industri 1.781 √ - 1.029 - 62,20 % 3 Dampak 3
 Peningkatan Ha negatif
kualitas berskala
kawasan Lingkungan
Industri
 Peningkatan
kualitas
kawasan
Pembangkit
Tenaga Listrik
Tenaga Uap
 Peningkatan
7 kualitas
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Kawasan Depo
Pertamina
 Peningkatan
kualitas industri
kecil dan
rumah tangga
Bugangan dan
kawasan
Lingkungan
Industri Kecil
(LIK)
Kawasan Olah 7 √ - 6 Unit - 78 % 3 Dampak 3
Raga Unit negatif
 Peningkatan berskala
Gelanggang Lingkungan
Olah Raga
Jatidiri
 Peningkatan
Stadion Citarum
 Peningkatan
Stadion Tri
Lomba Juang
 Peningkatan
Stadion
Diponegoro
8  Peningkatan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Gelanggang
Olah Raga
Manunggal Jati
 Pengembangan
Pusat Olah
Raga
 Pengembangan
kawasan olah
raga beskala
BWK dan
lingkungan
Kawasan Wisata 22 √ - 20 - 90 % 3 Dampak 3
 Pengembangan Unit Unit negatif
dan berskala
peningkatan Lingkungan
wisata
bahari/pantai
 Pengembangan
dan
peningkatan
kawasan wisata
Kebun Binatang
 Pengembangan
dan
peningkatan
9 wisata
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
pertanian
(agrowisata)
 Pengembangan
dan
peningkatan
wisata mainan
anak
 Pengembangan
dan
peningkatan
wisata mainan
air
 Pengembangan
dan
peningkatan
wisata religi
(Kawasan
Gereja Blenduk,
Kuil Sam Po
Kong, Kawasan
Masjid Agung
Jawa Tengah,
dan Kawasan
Vihara
Watugong)
 Pengembangan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
dan
peningkatan
Kampung
Pecinan
 Pengembangan
dan
peningkatan
Kampung
Melayu
 Pengembangan
dan
peningkatan
Museum
Ronggowarsito
 Pengembangan
dan
peningkatan
Kawasan PRPP
 Pengembangan
dan
peningkatan
Kawasan
Maerokoco
 Pengembangan
dan
peningkatan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
kawasan Kota
Lama
 Pengembangan
dan
peningkatan
Kawasan Hutan
Wisata
Tinjomoyo
 Pengembangan
dan
peningkatan
Waduk
Jatibarang dan
Gua Kreo
 Pengembangan
dan
peningkatan
Lembah Sungai
Garang
 Pengembangan
dan
peningkatan
Tugu Batas
Pajajaran
dengan
Majapahit
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
 Pengembangan
dan
peningkatan
Taman lele
 Pengembangan
Pasar Seni di
Taman Budaya
Raden Saleh
Kawasan 4 √ - 4 Unit - 100 % 3 Dampak 3
Transportasi Unit negatif
 Peningkatan berskala
kualitas Lingkungan
kawasan
transportasi
 Kawasan
Pertahanan dan
Keamanan
 Peningkatan
kualitas
kawasan
pertahanan dan
10 keamanan
Kawasan 55.9 √ - 52.28 - 96,39 % 3 Dampak 3
Pertanian 18 4 ton negatif
 Pengembangan ton berskala
11 kawasan Lingkungan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
pertanian
tanaman
pangan
 Pengembangan
kawasan
pertanian
hortikultura
Kawasan 3.20 √ - 2982 - 96,39 % 3 Dampak 3
Perikanan 0 ton ton negatif
 Pengembangan berskala
dan Lingkungan
peningkatan
prasarana
Tempat
Pelelangan Ikan
 Pengembangan
budidaya
perikanan
12 tambak
Kawasan - - √ - - - 0 Dampak 3
Pertambangan negatif
 Pengembangan berskala
sarana dan Lingkungan
prasarana di
kawasan
13 pertambangan
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Ruang Terbuka Dampak
Non Hijau negatif
 Pengembangan berskala
ruang terbuka Lingkungan
14 non hijau
KAWASAN
C
STRATEGIS
-
Pengembangan
Kawasan
Segitiga 1
Peterongan - (-) berskala
Tawang - kabupaten/kot
Siliwangi v 1 80% 3 a 2
-
Pengembangan
Kawasan
Pelabuhan (-) berskala
Tanjung Emas 1 v 1 40% 1 regional 1
-
Pengembangan (-) berskala
Kawasan kabupaten/kot
Waduk 1 v 1 80% 3 a 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
Jatibarang

-
Pengembangan
Kawasan (-) berskala
Reklamasi kabupaten/kot
Pantai 22 v 22 100% 3 a 2
-
Pengembangan
Kawasan Masjid
Agung (-) berskala
Semarang 1 v 1 70% 2 lingkungan 3
-
Pengembangan
Kawasan Masjid (-) berskala
Agung Jawa kabupaten/kot
Tengah 1 v 1 90% 3 a 2
-
Pengembangan (-) berskala
Kawasan kabupaten/kot
Pendidikan v v 0% 0 a 2
Jenis dan Besaran
Kesesuaian
Unit Kondisi
(Lua Eksisting dan
Realisasi Persent
s/ Aktual di Dampak
rencana ase
Panj Lapangan Ketidaksesuaia
No Program Utama Realisa Nilai Nilai Keterangan
ang/ dengan n Pemanfaatan
si
Juml Rencana Ruang
Pemanf
ah/
Belum aatan
Volu
Ses Tidak Reali Tereali Ruang
me/
uai Sesuai sasi sasi/
dll)
Selisih
-
Pengembangan (-) berskala
Kawasan kabupaten/kot
Gedong Batu 1 v 1 0% 0 a 2
-
Pengembangan (-) berskala
Kawasan Kota kabupaten/kot
Lama 1 v 1 60% 2 a 2

1,89 2
Hasil penilaian tiap aspek baik kulitas RTRW, aspek kesesuaian dengan
peraturan perundang-undangan dan aspek pelaksanaan pemanfaatan ruang
selanjutnya direkapitulasi menjadi satu untuk mnegetahui hasil akhir penilaian.
Rekapitulasi dapat dilakukan per aspek atau secara keseluruhan. Rekapitulasi
akhir selanjutnya akan dikalikan dengan bobot pada setiap aspek kemudian dibagi
tiga sehingga menghasilkan nilai akhir yang merupakan penentu terhadap RTRW
tersebut, apakah harus dilakuakan revisi atau tidak revisi. Berikut adalah tabel bibit
penilaian berdasarkan aspek:
Tabel V
Tabel Bobot Penilaian Berdasarkan Aspek
Aspek Penilian Nilai Bobot (%)
1. Kualitas RTRW 30
2. Kesesuaian Peraturan Perudangan-undangan 30
3. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 40
Sumber : Peraturan Mentri Agraria Dan Tata Ruang

Hasil akhir dari semua aspek tersebut selanjtnya diberikan kriteria untuk
menentukan apakah RTRW yang dinilai secara umum memiliki kualitas baik atau
buruk. Kualitas RTRW yang baik akan menghasilkan rekomendasi RTRW yang tidak
direvisi sedangkan kualitas RTRW yang buruk akan menghasilkan rekomendasi
RTRW yang dirivisi. Berikut adalah kriteria rekomendasi revisis dan tidak revisi:

Jika Nilai Akhir ≥ 85 = RTRW dinyatakan berkualitas baik (RTRW TIDAK DIREVISI)
Jika Nilai Akhir ≤ 85 = RTRW dinyatakan berkualitas buruk (RTRW DIREVISI)

Rekapitulasi Penilaian berdasarkan Aspek


Berikut adalah tabel rekapitulasi hasil penilaian terhadap setiap aspek
RTRW Kota Semarang:
Tabel VI
Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian
No Aspek Penilian Nilai
Kualitas RTRW
1. Kelengkapan dan Kedalaman Muatan RTRW 2,79
2. Kualitas Data 1,67
Total 4,46
Nilai Rata-Rata 2,23
Keseuaian dengan Peraturan Perundang-Undangan
1. Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-Undangan 3,00
Pelaksanaan Pemanfaataan Ruang
1. Jenis dan Besaran Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 2,30
2. Dampak Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 2,10
Total 2,46
Nilai Rata-Rata 2,34
Sumber: Hasil Analisis Kelompok,2018

Dari setiap aspek penilaian untuk peninjauan kembali RTRW, diketahui


persenan anatara yang sesuai dan yang tidak sesuai sehingga mempermudah
untuk menilai kelengkapan dari setiap aspek perhitungan.

Gambar I.2

Pada Gambar I.2 diketahui bila tingkat kesesuaian antara kandungan isi
RTRW dengan Peraturan Perundang-Undangan sudah sesuai, bangkan tingkat
keseuaiannya 100%, sehingga pada bagian aspek ini tidak diperlukan untuk
merevisi.
Gambar I.3
Pada Gambar I.3 diketahui bila dari ke empat hasil penilaian, nilai
presentase teringgi yaitu Lengkap, sehingga rata-rata data-data yang ada di RTRW
Kota Semarang sudah lengkap, namun masih ada yang blm ada dengan nilai
presentase nya 6 %, sehingga diperlukan melakukan suatu perlengkapan data
RTRW nya, dan mengupdating data atau memperbaharui data RTRWnya.

Gambar I.4

Pada Gambar I.4 dari aspek Perwujudan Pola Ruang yang dinilai dengan
melihat indikasi program yang telah direncanakan dalam jangka pendek,
menengah maupun panjang diketahui bahwa indikasi program-program yang telah
disusun baru 61% yang sudah terealisasi, selebihnya sekitar 39% belum
direalisasi.
Gambar I.5
Pada Gambar I.5 dari aspek Perwujudan Struktu Ruang Kota Semarang
yang dinilai dengan melihat indikasi program yang telah direncanakan dan
terealisasi dalam jangka pendek, menengah maupun panjang diketahui bahwa
indikasi program-program yang telah disusun sudah mencapai 69% yang
terealisasi, selebihnya sekitar 31% belum direalisasi. Sehingga diharapkan
program-program yang belum terealisasi baik dari pola maupun struktur dapat
segera terealisasi.

Rekapitulasi Penilaian Akhir


Rekapitulasi akhir adalah dengan cara merangkum hasil penilaian semua aspek
yang meliputi aspek kualitas RTRW, aspek kesesuaian dengan peraturan
perundang-undangan dan aspek pelaksanaan pemanfaatan ruang yang dikalikan
dengan bobot setiap aspek. Berikut adalah tabel rekapitulasi penilaian akhir RTRW
Kota Semarang.
Tabel VII
Tabel Rekapitulasi Akhir HAsil Penilaian Peninjauan Kembali RTRW
No Aspek Nilai Botot Perkalian Bobot
AKhir
(1) (2) (3) (4) (5= 3x4)
1. Kualitas RTRW 2,23 30 66,9
2. Kesesuaian Terhadap Peraturan Per UU-an 3,00 30 90
3. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 2,34 40 93,6
Total 250,5
Rata-Rata Nilai Penilaian Akhir PK RTRW 83,5

KESIMPULAN
Kualitas RTRW yang dinilai secara umum memiliki kualitas baik atau buruk.
Kualitas RTRW yang dinyatakan baik menghasilkan rekomendasi RTRW tidak
direvisi sedangkan RTRW yang dinyatakan buruk menghasilkan rekomendasi
RTRW yang direvisi. Berikut kriteria rekomendasi revisi dan tidak revisi
berdasarkan metode kuantitatif sesuai dengan bobot penilaian yang telah
ditetapkan :
Jika Nilai Akhir ≥ 85 = RTRW dinyatakan berkualitas BAIK (RTRW TIDAK
DIREVISI) Jika Nilai Akhir < 85 = RTRW dinyatakan berkualitas BURUK
(RTRW DIREVISI)
Berdasarkan rata-rata penilaian akhir peninjauan kembali RTRW Kota
Semarang diketahui bahwa nilai akhir sebesar 83,5. Nilai akhir tersebut < 85
sehingga dapat disimpulkan bahwa RTRW Kota Semarang dinyatakan berkualitas
BURUK (RTRW Kota Semarang DIREVISI).

Anda mungkin juga menyukai