ABSTRAK
Dewasa ini tata ruang wilayah menjadi salah satu tantangan dalam perkembangan sebuah kota. Indikasi
perkembangan kota dapat dilihat dari meningkatnya kawasan terbangun akibat dari bertambahnya jumlah penduduk.
Akibatnya terbatasnya ruang kota, maka banyak lahan kota dimanfaatakan secara illegal atau tidak sesuai dengan aturan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). RDTR perkotaan Singaparna 2017-2037 telah ditetapkan dan layak sebagai
pedoman untuk perencanaan tata ruang di Kabupaten Tasikmalaya. Penyusunan tersebut berlandaskan pada Peraturan
Mentri PU No.20 tahun 2011 menjadi Peraturan Menteri ATR No.16 tahun 2018. Penyusunan RDTR perkotaan
Singaparna dilakukan pada tahun 2011, maka perlu dilakukan evaluasi sebagaimana syarat dalam melakukan evaluasi
ketika adanya perubahan payung hukum.
ABSTRACT
Today, regional spatial planning is one of the challenges in the development of a city. Indications of the development of
the city can be seen from the increase in the area built due to the increasing population. As a result, city space is limited,
so much urban land is used illegally or not in accordance with the rules of the Spatial Detail Plan (RDTR). Singaporean
urban RDTR 2017-2037 has been established and is suitable as a guide for spatial planning in Tasikmalaya Regency.
The compilation is based on Minister of Public Works Regulation No.20 of 2011 to Minister of ATR Regulation No.16 in
2018. The preparation of the Singapore urban RDTR was carried out in 2011, so it is necessary to evaluate the conditions
in evaluating when there is a change in the legal umbrella.
dapat dievaluasi terarah dan sesuai dengan direncanakan tidak sesuai dengan kenyataan
penataan ruangnya. eksising di lapangan.
Produk Rencana Tata Ruang (RTR)
memiliki masa berlaku selama 20 tahun. Sejak RDTR perkotaan Singaparna
Produk tersebut dapat ditinjau kembali setiap 5 diperdakan pada tahun 2017 belum ada
(lima) tahun atau kurang dari 5 (lima) tahun pemantauan pemanfaatan ruang sejak perda
dengan syarat terjadinya bencana alam, ditetapkan untuk mengetahui percepatan
perubahan payung hukum dan perubahan batas pembangunan di lapangan jauh lebih lambat
terirorial (PP 15, 2010). Kebijakan tersebut dibandingkan dengan apa yang direncanakan
diperkuat pada UUPR No.26 tahun 2017 Pasal atau tidak. Sejalan dengan permasalahan
5 yaitu eovaluasi dalam RTR sangat dibutuhkan tersebut, maka perlu dilakukan pemantauan
dalam meninjau perkembangan di suatu progres RDTR kawasan perkotaan Singaparna
wilayah sesuai dengan rencana yang sudah sesuai dengan PP Nomor 15 Tahun 2010 pasal
ditetapkan. 101 bahwa diperlukan pemantauan
Konsep dari penyusunan dokumen tata pemanfaatan ruang setiap tahunnya. Tetapi,
ruang bersifat hierarkis, sinergis dan tidak berdsarkan komplesitas masalah pada pada
bertentangan pada undang-undang. Hierarki pelaksanaan pemanfaatan ruang di Kawasan
dari tata ruang bermula dari RTRW Nasional prioritas perkotaan Singaparna belum berjalan
yang mengantur peruntukan fungsi pada untuk mencapai mewujudkan perencanaan
seluruh wilayah negara Indonesia, lalu menuju yang sesuai sebagaimana mestinya.
RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Usaha pemantauan ini difokuskan untuk
RDTR sebagai penjabaran lebih detail dari mengamati, mengawasi dan memeriksa
dokumen RTRW. dengan cermat perubahan kualitas tata ruang
Informasi yang dipublikasi oleh dan lingkungan yang tidak sesuai dengan
Prabowo (2018) dalam media online rencana tata ruang di dalam pola ruang RDTR.
menyatakan bahwa Kementrian Agraria dan Pemantauan rutin terhadap perubahan tata
Tata Ruang bahwa sebanyak 97,8% dari total ruang dan lingkungan dilakukan oleh
1.838 Rancangan Detail Tata Ruang (RDTR) pemerintah Kabupaten atau Kota masing-
daerah di Indonesia belum selesai diperdakan. masing. Pemantauan ini menjadi kewajiban
Sekertaris Direktorat Jendral Tata Ruang perangkat pemerintah daerah sebagai
Kementrian Agraria Tata Ruang/Badan kelanjutan dari rencana yang sudah disusun
Pertahanan Nasional (ATR/BPN) menyatakan sebagai pengendaliannya ditiap tahun setelah
hingga tahub 2019 RDTR di Indonesia baru 53 rencana diperdakan.
yang diperdakan dan hanya 17 yang sesuai
dengan OSS (Online Submission System). Dari Pemerintah daerah saat ini diberi
53 tersebut salah satunya RDTR Kawasan kewenangan dalam penyusunan rencana tata
Pekotaan Singaparna yang diperdakan tahun ruang wilayah, di samping kewenangan
2017. tersebut pemerintah daerah juga perlu
meningkatkan kemampuan memantau dan
Pemanfaatan ruang ini sebagai produk mengevaluasi pemanfaatan ruang yang berjalan
rencana pola ruang harus dipantau agar tidak untuk menilai kesesuaiannya terhadap rencana
terjadi penyimpangan di lapangan. Saat ini di tata ruang wilayah yang telah diperdakan.
kawasan prioritas perkotaan Singaparna belum Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut,
ada kegiatan pemantauan pemanfaatan ruang, perlu adanya pedoman monitoring dan evaluasi
yang seharusnya menjadi tugas dari PPNS pemanfaatan ruang wilayah sebagai panduan
(Penyidik Pegawai Negeri Sipil) penataan bagi pemerintah daerah dalam melakukan
ruang. Pemanfaatan ruang sangat penting kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap
sebagai pemantauan kontrol dari pemanfaatan ruang yang berlangsung di
pembangunan. Pemantauan pemanfaatan ruang wilayah administratifnya.
salah satunya dapat dilakukan dengan
menggunakan UAV. Sejak RDTR kawasan Tujuan dari evaluasi ini dimaksudkan
prioritas Perkotaan Singaparna disyahkan, sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan
sudah terdapat beberapa penyimpangan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang
khususnya untuk kawasan permukiman yang wilayah dalam rangka memberi masukan atau
Judul Penelitian 3
Tujuan dari evaluasi ini dimaksudkan > 99% : tidak sesuai dengan
sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan arahan pemanfaatan ruang
monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang 50 - <99% : simpangan tinggi
wilayah dalam rangka memberi masukan atau 25% - 50% : simpangan sedang
rekomendasi untuk mewujudkan kesesuaian 1% - <255 : simpangan rendah
pemanfaatan ruang aktual terhadap rencana tata 0% - <1% : sesuai dengan arahan
ruang wilayah yang ditetapkan. Landasan dari pemanfaatan ruang
pemantauan ini tercantum di dalam pedoman
monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang HASIL DAN PEMBAHASAN
yang disusun oleh Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum. Dari hasil analisis spasial didapatkan
Analisis tingkat kesesuaian pemanfaatan persentase realisasi rencana dengan kondisi
ruang merupakan suatu analisis yang berfungsi eksisting, hasil yang didapatkan dengan
untuk melihat tingkat keberhasilan dari kondisi observasi lapangan dan digitasi. Lebih jelasnya
yang ingin dicapai dalam rencana tata ruang mengenai pemantauan pemanfaatan ruang di
dalam RDTR. Untuk mendapatkan jawaban tiap kawasan prioritas dapat di lihat pada
atas tingkat kesesuaian rencana yang telah gambar 1 hingga gambar 5
diharapkan, analisis ini diuraikan melalui
analisis kuantitatif.
3
4 Nama Penulis
KESIMPULAN
Gambar 4. Perbandingan pemanfaatan ruang
kawasan prioritas pusat pemerintahan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab
Kabupaten Tasikmalaya eksisting dan sebelumnya dan menjawab rumusan masalah,
rencana tujuan penelitian serta mengacu pada proses
dan hasil analisis data dalam penelitian ini,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
Tingkat kesesuaian yang ada di kawasan 1. Hasil dari studi ini menunjukan
prioritas pusat pemerintahan Kabupaten dari setiap Kawasan prioritas
Tasikmalaya eksisting dan rencana memiliki perkotaan Singaparna memiliki
tingkat realisasi yang rendah
tingkat realisasi yang rendah di sektor
serta memiliki penyimpangan
pariwisata dan peruntukan khusus karena yang tinggi untuk beberapa
memiliki tingkat realisasi 0% atau belum ada di Kawasan.
kondisi eksistingnya. 2. Perkermbangan Kawasan
prioritas perkotaan Singaparna
Tabel 1 Hasil Analisis Pemantauan dikatakan cukup berkembang
Progres Pemanfaatan Ruang dikarenakan adanya faktor
dorongan dari Kota Tasikmalaya
Nilai Klasifikasi Realisasi menuju arah timur, berdasarkan
No Kawasan Prioritas
(%) Pemanfaatan Ruang lokasi di bagian timur terhubung
1 Pendidikan Cipasung 49 Simpangan Sedang dengan jalan provinsi. Maka dari
2 Terminal Terpadu 34 Simpangan Sedang itu, semua kawasan prioritas
3 Sentra Komoditas 67 Simpangan Tinggi perkotaan Singaparna
Agribisnis dan Wisata
Agro berkembang menuju ke arah
4 Koridor Jalan Raya 208 TIdak Sesuai dengan Kota Tasikmalaya terutama
Singaparna Pemanfaatan Ruang kawasan prioritas koridor jalan
5 Pusat Pemerintahan 72 Simpangan Tinggi raya Singaparna.
Kabupaten 3. Hasil perekaman foto udara
Tasikmalaya dengan UAV sangat membantu
Rata -Rata 86 untuk proses pemantauan
Sumber: Hasil Analisis, 2019
progres pemanfaatan ruang
Dari hasil pemantauan progres sebagai alat bantu dalam
pemanfaatan ruang yang telah dilakukan efisiensi waktu dalam pendataan
dengan menggunakan alat bantu UAV melalui landuse.
pengolahan digitasi dengan GIS maka terlihat Hasil penelitian yang sudah dilaksanakan,
bahwa klasifikasi realisasi pemanfaatan ruang telah ditemukan beberapa hal yang dapat
yang tidak sesuai dengan pemanfaatan ruang menjadi diskusi, namun agar dapat
ada pada kawasan prioritas koridor jalan raya terealisasikan dengan baik ada beberapa
Singaparna karena didalam rencananya rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi
kawasan ini diperuntukan untuk perdagangan pihak berkaitan, rekomendasinya yaitu bahwa
dan jasa karena memiliki lokasi yang strategis berdasarkan rata-rata tingkat kesesuaian di
karena jalur utama mobilitas masyarakat antara Kawasan prioritas perkotaan Singaparna secara
5
6 Nama Penulis