Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang
dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten yang meliputi
perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten meliputi proses dan prosedur
penyusunan serta penetapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten.
Penyusunan RTRW kabupaten dilakukan dengan berasaskan pada kaidah-
kaidah perencanaan yang mencakup asas keselarasan, keserasian,
keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antarwilayah baik di
dalam kabupaten maupun dengan kabupaten sekitarnya.
Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah
yang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang secara hierarki
terdiri atas rencana tata ruang wilayah nasional,rencana tata ruang wilayah
provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Rencana umum tata
ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah
nasional yang disusun guna menjaga integritas nasional, keseimbangan dan
keserasian perkembangan antar wilayah dan antar sektor, serta keharmonisan
antar lingkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Rencana umum tata ruang provinsi adalah rencana kebijakan operasional
dari RTRW Nasional yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi,
melalui optimasi pemanfaatan sumber daya, sinkronisasi pengembangan sektor,
koordinasi lintas wilayah kabupaten/kota dan sektor, serta pembagian peran dan
fungsi kabupaten/kota di dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan.
Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW
provinsi ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota
yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan
wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan wilayah ini

1
selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola ruang
operasional. Dalam operasionalisasinya rencana umum tata ruang dijabarkan
dalam rencana rinci tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis
kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan subtansi yang dapat
mencakup hingga penetapan blok dan subblok yang dilengkapi peraturan zonasi
sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga
pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang
dan rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang dapat berupa rencana tata
ruang kawasan strategis dan rencana detail tata ruang.
Kabupaten Kendal telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030. Akan tetapi
perkembangan yang begitu pesat pada setiap sektor pembangunan dan
menurunnya kualitas lingkungan hidup cenderung menimbulkan berbagai
masalah pembangunan akibat tekanan-tekanan yang ditimbulkan oleh adanya
peningkatan intensitas(ruang), yang banyak menyebabkan ketidakseimbangan
struktur dan fungsional ruang wilayah sekaligus ketidakteraturan ruang wilayah.
Proses pertumbuhan dan perkembangan itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berasal dari dalam (faktor internal ) maupun yang berasal dari luar wilayah
(faktor eksternal). Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa upaya penyediaan
ruang sering bermasalah karena mendasarkan dinamika pemanfaatan ruang
disebabkan kemajuan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang cukup
pesat, maka diperlukan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (
RTRW ) Kabupaten Gresik tahun 2010 -2030 dengan beberapa pertimbangan
antara lain :
 Ruang merupakan sumberdaya alam yang terbatas, sehingga menuntut
upaya pemanfaatan secara efisien dan optimal; dan
 Suatu ruang pada dasarnya dapat dimanfaatkan bagi berbagai alternative
kegiatan, sebaliknya suatu kegiatan tertentu dapat berlokasi pada
beberapa alternatef ruang.
a) Kesesuaian ruang perkembangan tahun 2010-2015 terdapat
simpangan RTRW sebanyak lebih dari 20%.

2
b) Terdapat ketidak sesuaian pasal – pasal RTRW sebanyak 20
pasal dari 136 pasal atau (14,7%), hal ini diperoleh dari peninjauan
kembali RTRW Kabupaten Gresik selama 5 (lima) tahun (2011-
2015) yang disebabkan oleh dinamika faktor – faktor internal dan
faktor eksternal, mendasarkan kajian yang telah dilakukan oleh
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Gresik Tahun 2016
terdapat deviasi yang perlu dilakukan kajian ulang sebagai materi
peninjauan kembali RTRW Kabupaten Gresik tahun 2017.
c) Berdasarkan Undang – Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang pada pasal 26 ayat 5, disebutkan bahwa Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun.
Sehingga perlu disusun KAK Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Gresik Tahun 2017.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan peninjauan kembali dan
penyerasian analisis dan perencanaan dokumen RTRW Kabupaten
Gresik 2010-2030 agar mutakhir dan serasi dengan Undang-Undang No.
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan peraturan perundangan
terbaru lainnya.
2. Sasaran
Sasaran dari perencanaan dalam Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 Tahun 2017 ini adalah :
a. Dapat dirumuskannya kembali rencana beberapa unsur strategis
Kabupaten Gresik antara lain lokasi Tempat Pembuangan Akhir
Tepadu, pengembangan Pelabuhan Internasional, pengembangan
Kota Peradaban Baru Gresik Selatan, Pengembangan Kawasan
Industri Gresik Utara, Pengembangan Kawasan Agropolitan dan
Minapolitan serta pengembangan kawasan perbatasan;

3
b. Peninjauan kembali analisis proyeksi kegiatan ekonomi dan sosial
sampai 20 tahun;
c. Peninjauan kembali analisis proyeksi komponen kependudukan,
analisis proyeksi kebutuhan fasilitas wilayah, analisis proyeksi
kebutuhan prasarana wilayah, dan analisis proyeksi kebutuhan
ruang wilayah sampai 20 tahun;
d. Peninjauan kembali kebutuhan ruang kawasan sampai 20 tahun
dengan daya tampung ruang dan perkembangan aktual Kabupaten
Gresik sampai 20 tahun;
e. Peninjauan kembali program implementasi tata ruang Kabupaten
Gresik sampai 20 tahun.
C. Landasan Hukum
Dasar hukum untuk melaksanakan Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 Tahun 2017 antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam dan Hayati;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
9. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
12. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
13. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
14. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

4
15. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
16. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
17. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
18. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya;
19. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman;
20. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
21. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;
22. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
Lintas Jalan;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian
Peta untuk Penataan Ruang Wilayah;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan
Penggunaan Kawasan Hutan;
28. Peraturan Pemeritah Nomor 60 tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan
Hutan;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;

5
31. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
33. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan
Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman nasional, Taman Hutan
Raya, dan Taman wisata Alam;
34. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;
35. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
36. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan
Umum;
37. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung;
38. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1991 tentang
Penggunaan Tanah bagi Kawasan Industri;
39. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
40. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang
Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan;
41. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang
Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
42. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;
43. Peraturan Menteri Dalam Negeri 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
44. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;

6
45. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
02/Per/M.Kominfo/3/2008 tentang Pedoman Pembangunan dan
Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi;
46. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum,
Menteri Komunikasi dan Informatika Dan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009, Nomor 18 Tahun 2009, Nomor
07 Tahun 2009, Nomor 19/PER/M.Kominfo/03/2009, Nomor 3/P/2009
Tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara
Telekomunikasi;
47. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2009
Tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
48. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009
Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam
Penataan Ruang Wilayah;
49. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
51. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pembangunan Wilayah Terpadu:
52. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Tahun 2010-2030
(Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2011 Nomor 8);
53. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 19 Tahun 2012 Tentang
Penataan, Pembangunan, Dan Pengendalian Menara Telekomunikasi
Bersama.
D. Keluaran

7
1. Naskah Teknis Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Gresik 2010-2030 Tahun 2017 yang terdiri atas 3 (tiga)
Dokumen pelaporan yang terdiri :
a. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya
berisi pemahaman konsultan terhadap lingkup pekerjaan, konsep
pendekatan dan metodologi studi dan pelaksanaan pekerjaan,
program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, termasuk daftar
kebutuhan data dan rencana survey lapangan berikut formulir-
formulir survey lapangan yang diperlukan serta dukungan tenaga
ahli beserta perlengkapannya. Laporan Pendahuluan ini diserahkan
kepada Pemberi Tugas setelah diterimanya SPMK oleh Konsultan.
b. Laporan Data dan Analisa Berisi Data dan analisa hasil perolehan
data, survey lapangan yang akan menjadi bagian dari dokumentasi.
Hasil pengumpulan pengolahan dan analisa harus
didokumentasikan di dalam Buku Data dan Analisia. Di dalam
Laporan Data dan Analisa harus memuat :
1) Arahan kebijakan pembangunan wilayah kabupaten yang
bersangkutan dan kedudukannya dalam perspektif kebijakan
pembangunan nasional & provinsi;
2) Kedudukan dan keterkaitan kabupaten dalam sistem
regional yang lebih luas dalam segala aspek;
3) Potensi, permasalahan, peluang, dan tantangan dalam
penataan ruang;
4) Pola kecenderungan dan perkembangan internal kabupaten,
potensi perkembangan;
5) Perkiraan kebutuhan pengembangan; dan
6) Daya dukung dan daya tampung ruang.
Pokok-pokok penting yang menggambarkan karakteristik tata ruang
wilayah kabupaten selanjutnya akan dikutip menjadi bagian awal
dari Buku Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Laporan Data

8
dan Analisa yang dilengkapi dengan peta – peta kondisi eksisting
diasistensikan setelah penyerahan laporan pendahuluan.
c. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Berisi pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau
program terhadap dampak dan/atau risiko lingkungan hidup
dengan menggunakan alat analisis yang komprehensif seperti
sistem informasi geografis (Geographic Information
System/GIS), analisis bio-fisik-kimia, analisis sosial-ekonomi-
budaya, dan lain-lain; Kajian sebaiknya didahului dengan
pelingkupan kajian, misalnya lingkup wilayah, lingkup waktu,
dan lingkup substansi; perumusan alternatif penyempurnaan
terhadap kebijakan, rencana, dan/atau program dilakukan
berdasarkan hasil kajian; perumusan rekomendasi dilakukan
melalui proses pengambilan keputusan dengan metode analisis
kebijakan dari berbagai alternatif penyempurnaan, seperti analisis
berhirarkhi (Analytical Hierarchy Process/AHP), analisis biaya-
manfaat, dan analisis SWOT dan lain-lain.
d. Laporan Akhir (Materi teknis)
Hasil kegiatan perumusan konsepsi RTRW kabupaten yang terdiri
atas:
1) rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang wilayah kabupaten;
2) rencana struktur ruang wilayah kabupaten;
3) rencana pola ruang wilayah kabupaten;
4) penetapan kawasan strategis kabupaten;
5) arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan
6) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
Hasil tersebut di atas merupakan Materi Teknis Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 Tahun
2017, yang terdiri atas Buku Rencana yang disajikan dalam format

9
A4. Laporan Akhir (Materi Teknis) yang meliputi perbaikan draft
Laporan Akhir (Materi teknis) diserahkan pada Pemberi Tugas
setelah pembahasan Draft Laporan Akhir (Materi teknis).
e. Album Peta yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala minimal
1:50.000 dalam format A1 yang dilengkapi dengan peta digital yang
mengikuti ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Album peta minimum
terdiri atas:
1) Peta Profil Tata Ruang Wilayah Kabupaten
 Peta Orientasi: Peta skala kecil yang mendudukan
kedudukan geografis kabupaten dalam wilayah yang lebih
luas;
 Peta Batas Administrasi : Deliniasi wilayah kecamatan yang
ada di dalam wilayah kabupaten dengan warna yang
berbeda dan diberi nama kecamatan serta pusat perkotaan;
 Peta Tutupan Lahan Wilayah Kabupaten: Deliniasi jenis
tutupan lahan yang ada di seluruh wilayah kabupaten;
 Peta Rawan Bencana : Deliniasi kawasan-kawasan rawan
bencana menurut tingkatan bahayanya, tingkatan bahaya
bencana alam dinyatakan dengan gradasi warna;
 Peta Sebaran Penduduk: Pola kepadatan penduduk per
desa/kelurahan di seluruh wilayah kabupaten untuk
menggambarkan dimana terdapat konsentrasi penduduk
dengan klasifikasi kepadatan peduduk minimal 3-5 interval
digambarkan dalam gradasi warna yang simultan.

2) Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten


 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten, meliputi:
a) Sistem permukiman (PKW, PKL, PPK, dan PPL);
b) Sistem jaringan jalan (kolektor primer 1, kolektor primer
2, kolektor primer, dan lokal primer);

10
c) Sistem jaringan kereta api (umum); Bandara dan
pelabuhan sesuai dengan kelasnya; dan
d) Nama-nama PKW, PKL, PPK, PPL, bandara dan
pelabuhan, dan lain sebagainya.
 Peta Rencana Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten,
meliputi :
a) Rencana sistem jaringan telekomunikasi;
b) Rencana sistem jaringan energi;
c) Rencana sistem jaringan sumber daya air;
d) Rencana sistem jaringan prasarana lainnya; dan
e) Nama-nama tempat (kecamatan, kelurahan/desa).
 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten, meliputi :
a) Delinasi rencana peruntukan pemanfaatan ruang
sesuai dengan klasifikasi pola ruang wilayah
kabupaten;
b) Sungai, jaringan kolektor primer 1, kolektor primer 2,
kolektor primer 3 dan lokal primer;
c) Rel kereta api; dan
d) Nama-nama tempat (kecamatan, kelurahan/desa)
 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten
a) Deliniasi kawasan strategis nasional (bila ada);
b) Deliniasi kawasan strategis provinsi (bila ada);
c) Deliniasi kawasan strategis kabupaten;
d) Sungai, jaringan jalan arteri primer, kolektor primer 1
dan kolektor primer 2, rel kereta api; dan
e) Nama-nama tempat (kecamatan, kelurahan/desa)
2. Draft Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Gresik 2010 -2030 beserta naskah akademis.
3. Diskusi

11
Diskusi diagendakan empat kali pertemuan bersama tim teknis dari unsur
BAPPELITBANGDA Kabupaten Gresik dan Satuan Kerja (SKPD) terkait,
membahas Draft Laporan Pendahuluan, Draft Data dan Analisa serta
Draft Laporan Akhir (Materi teknis). Setelah dokumen telah disetujui tim
teknis, selanjutnya dijilid dengan format kertas A4 dan sampul depan
berupa soft cover dan digandakan (berwarna jika terdapat foto/peta).
Selain diskusi bersama tim teknis akan dilkukan pula konsultasi publik
yang melibatkan pemangku kepentingan di tingkat kabupaten termasuk
masyarakat.
E. Ruang Lingkup Kegiatan
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh konsultan bidang Tata
Lingkungan Sub Bidang Jasa Perencanaan Wilayah dalam menangani
Penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Gresik 2010-2030 meliputi:
a. Pengalaman perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis
seperti: Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan;
c. Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan;
d. Penyusunan Rencana Rinci Ruang Kawasan;
e. Penyusunan Rencana Teknik Bangunan dan Lingkungan; dan
f. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Dan juga melaksanakan pekerjaan yang menunjang seperti:
a. Penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL);
b. Pemetaan Bangunan dan Lingkungan;
c. Survey dan Pemetaan;
d. Rencana Induk Kebakaran;
e. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah;
f. Masterplan Kawasan Industri;
g. Masterplan Drainase;

12
h. Masterplan Ruang Terbuka Hijau;
i. Masterplan Persampahan;
j. Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan
Permukiman Di Daerah;
k. Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman.
l. Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RSWP3K);
m. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil
(RZWP3K);
n. Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (
RPWP-3-K);dan
o. Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RAWP-3-K).
Pengalaman sejenis dan menunjang tersebut diatas berlaku untuk seluruh
tenaga ahli.
2. Kegiatan Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan, meliputi:
a. kajian awal data sekunder, mencakup review RTRW kabupaten
sebelumnya dan kajian kebijakan terkait lainnya;
b. persiapan teknis pelaksanaan yang meliputi:
1) penyimpulan data awal;
2) penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan;
3) penyiapan rencana kerja rinci; dan
4) penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan,
panduan wawancara, kuesioner, panduan observasi dan
dokumentasi, dan lain-lain), serta mobilisasi peralatan dan
personil yang dibutuhkan.
c. pemberitaan kepada publik perihal akan dilakukannya Penyusunan
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Gresik 2010-2030.

13
Hasil dari Pelaksanaan Kegiatan Persiapan
Hasil dari kegiatan persiapan ini, meliputi:
a. gambaran umum wilayah perencanaan;
b. kesesuaian produk RTRW sebelumnya dengan kondisi dan
kebijakan saat ini;
c. hasil kajian awal berupa kebijakan terkait wilayah perencanaan, isu
strategis, potensi dan permasalahan awal wilayah perencanaan,
serta gagasan awal pengembangan wilayah perencanaan;
d. metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan
digunakan;
e. rencana kerja pelaksanaan penyusunan RTRW kabupaten; dan
f. perangkat survei data primer dan data sekunder yang akan
digunakan pada saat proses pengumpulan data dan informasi
(survei).
3. Pengumpulan Data
Untuk keperluan pengenalan karakteristik tata ruang wilayah dan
penyusunan rencana tata ruang, dilakukan pengumpulan data primer dan
data sekunder. Pengumpulan data primer dapat meliputi:
a. penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui
b. penyebaran angket, temu wicara, wawancara orang per-orang, dan
lain sebagainya; dan
c. pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah secara
langsung melalui kunjungan ke semua bagian wilayah kabupaten.
Data sekunder yang harus dikumpulkan sekurang-kurangnya meliputi:
a. peta-peta, meliputi:
1) peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) atau peta topografi skala
1:50.000 sebagai peta dasar;
2) citra satelit untuk memperbaharui (update) peta dasar dan
membuat peta tutupan lahan; dan
3) peta batas wilayah administrasi.
b. Data dan informasi, meliputi:

14
1) data tentang kependudukan;
2) data tentang sarana dan prasarana wilayah;
3) data tentang pertumbuhan ekonomi wilayah;
4) data tentang kemampuan keuangan pembangunan daerah;
5) data dan informasi tentang kelembagaan pembangunan
daerah;
6) data dan informasi tentang kebijakan penataan ruang terkait
(RTRW kabupaten, RTRW provinsi, RTRW Nasional dan RTR
pulau terkait);
7) peraturan-perundang undangan terkait; dan
8) data dan informasi tentang kebijakan pembangunan sektoral,
terutama yang merupakan kebijakan pemerintah pusat.
Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber
atau instansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabel
ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang mungkin ada,
perlu diperhatikan dalam pengumpulan data. Data dalam bentuk
data statistik dan peta, serta informasi yang dikumpulkan berupa
data tahunan ( time series ) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan
kedalaman data setingkat kelurahan/desa. Dengan data
berdasarkan kurun waktu tersebut di harapkan dapat memberikan
gambaran perubahan apa yang terjadi pada wilayah kabupaten.
Hasil kegiatan pengumpulan data akan menjadi bagian dari
dokumentasi Buku Data dan Analisis.
4. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk mengenali karakteristik wilayah
kabupaten terkait, terdiri atas:
a. Karakteristik fisik wilayah, sekurang-kurangnya meliputi
1) karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi
wilayah, dan sebagainya);
2) potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami, dan
bencana alam geologi);

15
3) potensi sumber daya alam (mineral, batubara, migas, panas
bumi, dan air tanah); dan
4) kesesuaian lahan pertanian (tanaman pangan, tanaman
perkebunan, dan sebagainya).
b. Karakteristik sosial-kependudukan, sekurang-kurangnya meliputi:
1) sebaran kepadatan penduduk di masa sekarang dan di masa
yang akan datang (20 tahun);
2) proporsi penduduk perkotaan dan perdesaan di masa sekarang
dan di masa yang akan datang (20 tahun); dan
3) kualitas SDM dalam mendapatkan kesempatan kerja.
c. Karakteristik ekonomi wilayah, sekurang-kurangnya meliputi:
1) basis ekonomi wilayah;
2) prospek pertumbuhan ekonomi wilayah di masa yang akan
datang (20 tahun); dan
3) prasarana dan sarana penunjang pertumbuhan ekonomi.
d. Kemampuan keuangan pembangunan daerah, sekurang-
kurangnya meliputi:
1) sumber penerimaan daerah dan alokasi pembiayaan
pembangunan; dan
2) prediksi peningkatan kemampuan keuangan pembangunan
daerah.
e. Kedudukan kabupaten di dalam wilayah lebih luas, sekurang-
kurangnya meliputi:
1) kedudukan kabupaten di dalam jakstra struktur ruang nasional;
dan
2) kedudukan kabupaten di dalam sistem perekonomian regional.
5. Analisis Data
Dilakukan analisa terhadap data yang sudah dikumpulkan meliputi :
a. Review terhadap RTRW yang sudah ada;
b. Analisis kebijakan Analisis kebijakan pembangunan;

16
c. Analisis regional (analisis wilayah kabupaten pada wilayah yang
lebih luas); d. Analisis fisik/lingkungan dan sumber daya air;
d. Analisis sumber daya manusia;
e. Analsis sumber daya buatan;
f. Analisis ekonomi;
g. Analisis sistem permukiman/ pusat kegiatan /sistem perkotaan;
h. Analisis penggunaan lahan;
i. Analisis kelembagaan;
j. Analisis pendanaan/pembiayaan;dan
k. Analisis sintesa multi aspek/ analisis komprehensif.

Pengenalan dan analisa karakteristik wilayah kabupaten akan menjadi


dasar bagi perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
wilayah kabupaten, serta menjadi masukan bagi seluruh penyusunan
rencana tata ruang selanjutnya. Penyusunan rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang dan penetapan kawasan strategis kabupaten pada
dasarnya berangkat dari karakteristik tata ruang wilayah kabupaten. Untuk
mempertajam penyusunan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang
sekurangnya harus dilakukan analisis sebagai berikut:
1) identifikasi daerah fungsional perkotaan (functional urban area ) yang
ada di wilayah kabupaten;
2) analisis sistem pusat-pusat permukiman (sistem perkotaan) yang
didasarkan pada sebaran daerah fungsional perkotaan yang ada di
wilayah kabupaten; dan
3) analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah
serta optimasi pemanfaatan ruang;
Kawasan-kawasan yang memiliki suatu kekhususan yang pemanfaatan
ruang serta pengendaliannya tidak dapat diakomodasi secara penuh di
dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang, dapat ditetapkan
sebagai kawasan strategis kabupaten. Hasil pengumpulan pengolahan
dan analisis harus didokumentasikan di dalam Buku Data dan Analisis.
Pokok-pokok penting yang menggambarkan karakteristik tata ruang

17
wilayah kabupaten selanjutnya akan dikutip menjadi bagian awal dari
Buku Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
6. Penyusunan Konsep Penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030
Kegiatan perumusan konsepsi Penyusunan Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 terdiri atas perumusan
konsep pemutakhiran pengembangan wilayah RTRW kabupaten Gresik
2010-2030. Konsep pengembangan wilayah dilakukan berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan sebelumnya dengan menghasilkan beberapa
alternatif konsep pengembangan wilayah, yang berisi
a. rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan
wilayah kabupaten; dan
b. konsep pengembangan wilayah kabupaten.
Dari hasil rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan
wilayah kabupaten serta konsep pengembangan wilayah kabupaten
dilakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) melalui serangkaian
kegiatan meliputi:
a. merumuskan konteks, tujuan, dan lingkup KLHS serta rona lingkungan
hidup;
b. mengembangkan, menyempurnakan alternatif dan menelaah
pengaruh rancangan Kebijakan Rencana Program (KRP) terhadap
lingkungan hidup;
c. menyusun dokumen KLHS;
d. konsultasi rancangan KRP dan dokumen KLHS;
e. memantau pengaruh pelaksanaan KRP yang bersifat signifikan
terhadap lingkungan hidup.
Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai
dasar perumusan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Gresik 2010-2030 Tahun 2015. Hasil kegiatan perumusan
konsepsi RTRW yang berupa Penyusunan Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 terdiri atas:

18
a. Pendahuluan, yang berisi :
1) Dasar hukum penyusunan RTRW kabupaten.
2) Profil wilayah kabupaten, mencakup:
a) Gambaran umum kabupaten yang dilengkapi dengan peta
orientasi dan pembagian wilayah kabupaten;
b) Kependudukan dan sumber daya manusia;
c) Potensi bencana alam;
d) Potensi sumber daya alam; dan
e) Potensi ekonomi wilayah.
3) Pemutakhiran isu-isu strategis wilayah kabupaten.
4) Peta-peta yang minimal mencakup:
a) Peta orientasi geografis dalam konstelasi wilayah yang lebih
luas;
b) Peta tutupan lahan;
c) Peta rawan bencana; dan
d) Peta kepadatan penduduk eksisting.
b. Pemutakhiran tujuan, kebijakan, dan strategi penataan kabupaten
Dirumuskan berdasarkan karakteristik tata ruang wilayah kabupaten
yang dipertajam dengan aspirasi pemangku kepentingan. Pada bab
ini memuat:
1) Pemutakhiran tujuan penataan ruang wilayah kabupaten; dan
2) Pemutakhiran kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten.
c. Pemutakhiran rencana struktur ruang kabupaten
Disusun berdasarkan hasil analisis sistem pusat-pusat permukiman
yang berangkat dari strategi penataan ruang kabupaten dengan
memperhatikan kebijakan dan strategi struktur ruang wilayah provinsi
dan nasional. Pemutakhiran struktur ruang kabupaten meliputi :
1) Pemutakhiran rencana sistem perkotaan wilayah kabupaten.
2) Pemutakhiran rencana sistem jaringan prasarana skala
kabupaten, mencakup:

19
a) Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan
prasarana transportasi, meliputi rencana jaringan jalan,
terminal (tipe A dan B), jaringan rel kereta api, stasiun antar
kota, pelabuhan dalam fungsi dan cakupan layanan (pusat
penyebaran dan bukan pusat penyebaran), dan bandara
dalam fungsi dan cakupan layanan;
b) Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan
prasarana energi, meliputi jaringan SUTUT, SUTET, SUTT,
SUTM, pusat-pusat pembangkit listrik, dan pusatpusat
distribusi tegangan menengah ke atas;
c) Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan
prasarana sumber daya air, meliputi: sumber-sumber air baku
untuk kegiatan permukiman perkotaan dan jaringan air baku
wilayah,sistem jaringan irigasi, sungai, danau, waduk,
DAS/wilayah sungai, dan lainnya;
d) Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan
prasarana telekomunikasi, meliputi jaringan terestrial skala
wilayah dan nasional yang ada di kabupaten (mikro digital,
serat optik, mikro analog, kabel laut, jaringan internasional),
serta jaringan satelit (stasiun bumi); dan
e) Pemutakhiran rencana pengembangan jaringan prasarana
lainnya, meliputi: prasarana pengelolaan lingkungan (TPA
regional), dan penyediaan air bersih regional.
d. Pemutakhiran rencana pola ruang kabupaten Disusun berdasarkan
analisis optimasi pemanfaatan ruang yang berangkat dari strategi
penataan ruang kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan
strategi pola ruang provinsi dan nasional.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten, meliputi:
1) Rencana pola ruang kawasan lindung yang mencakup:
 Kawasan hutan lindung;

20
 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, meliputi:
 Kawasan bergambut; dan
 Kawasan resapan air;
2) Kawasan perlindungan setempat, meliputi:
 Sempadan pantai;
 Sempadan sungai;
 Kawasan sekitar danau atau waduk;
 Kawasan sekitar mata air; dan
 Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya.
3) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya,
meliputi:
 Kawasan suaka alam;
 Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
 Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut;
 Cagar alam dan cagar alam laut;
 Kawasan pantai berhutan bakau;
 Taman nasional dan taman nasional laut;
 Taman hutan raya;
 Taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan
 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
4) Kawasan rawan bencana alam, meliputi:
 Kawasan rawan tanah longsor; dan
 Kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan
banjir.
5) Kawasan lindung geologi, meliputi:
 Kawasan cagar alam geologi; dan
 Kawasan rawan bencana alam geologidan kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap air tanah.
6) Kawasan lindung lainnya, meliputi:
 Cagar biosfer;

21
 Ramsar;
 Taman buru;
 Kawasan perlindungan plasma-nutfah; dan
 Kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan
koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
7) Kawasan Budidaya, meliputi:
 Kawasan peruntukan hutan produksi;
 Kawasan hutan rakyat;
 Kawasan peruntukan pertanian;
 Kawasan peruntukan perkebunan;
 Kawasan peruntukan perikanan;
 Kawasan peruntukan pertambangan;
 Kawasan peruntukan industri;
 Kawasan peruntukan pariwisata;
 Kawasan peruntukan permukiman; Kawasan peruntukan
lainnya.
e. Pemutakhiran penetapan kawasan-kawasan strategis kabupaten
Berangkat dari karakteristik tata ruang wilayah kabupaten yang
menunjukan adanya bagian wilayah kabupaten yang memerlukan
perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang khusus yang tidak dapat diakomodasi sepenuhnya di dalam
rencana struktur ruang dan rencana pola ruang kabupaten.
f. Pemutakhiran arahan pemanfaatan ruang
Disusun berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang,
dan penetapan kawasan strategis kabupaten yang dikaitkan
dengan kemampuan keuangan pembangunan daerah.
g. Pemutakhiran arahan pengendalian pemanfaatan ruang Disusun
berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan
penetapan kawasan strategis kabupaten yang dikaitkan dengan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional dan
provinsi serta peraturan perundang-undangan terkait, termasuk di

22
dalamnya berbagai standar teknis perencanaan tata ruang.
Selanjutnya dilakukan pemantapan terhadap konsep
pengembangan wilayah kabupaten tersebut melalui beberapa kali
iterasi sehingga menghasilkan alternatif terbaik yang dipilih untuk
menjadi RTRW kabupaten yang baru.
7. Penyusunan Raperda Tentang Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 Tahun 2015
Kegiatan penyusunan naskah raperda tentang Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 Tahun 2017
merupakan proses penuangan materi teknis Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 Tahun 2017 ke dalam
bentuk pasal-pasal dengan mengikuti kaidah penyusunan peraturan
perundangundangan (legal drafting) sesuai UU No. 10 tahun 2004
tentang Peraturan Perundangundangan. Hasil kegiatan ini adalah naskah
raperda tentang Perubahan atas Peraturan daerah Nomor 8 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030.
SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: dari APBD Kab. Gresik Tahun
Anggaran 2017 untuk pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 ini diperlukan biaya
Rp. 1.500.000.000,00 (Satu Miliar Lima Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN yang
bersumber dari APBD Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2017.
B. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 ditetapkan 6 (enam) bulan
terhitung setelah diterimanya SPMK.
C. Personil/Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gresik 2010-2030 Tahun 2015 adalah:
1. Ketua Tim/Team Leader

23
1 (satu) orang Team Leader/Ahli Perencanaan Kota dan Ekonomi Wilayah
yang memiliki latar belakang pendidikan S2 Perencanaan Wilayah dan
Kota (Planologi),dengan pengalaman minimal 5 tahun mempunyai
sertifikat keahlian (SKA) Ahli Madya Perencanaan Wilayah dan Kota (502)
yang di terbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakeditasi oleh
lembaga yang berwenang (LPJK) serta dilengkapi dengan referensi kerja
dari pengguna jasa;
2. Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Ekonomi Pembangunan dengan
pengalaman minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari
pengguna jasa;
3. Tenaga Ahli Geografi dan Kependudukan
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Geografi dengan pengalaman
minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna
jasa;
4. Tenaga Ahli Prasarana Wilayah
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota
(Planologi) dengan pengalaman minimal 3 tahun, mempunyai sertifikat
keahlian (SKA) ahli muda Perencanaan Wilayah dan Kota (502) yang di
terbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakeditasi oleh lembaga yang
berwenang (LPJK) serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna
jasa;
5. Tenaga Ahli Hukum dan Kelembagaan
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Hukum dengan pengalaman
minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna
jasa;
6. Tenaga Ahli Geologi Tata Lingkungan
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Geologi dengan pengalaman
minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna
jasa;
7. Tenaga Ahli Sistem Informasi Geografis

24
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Geodesi dengan
pengalaman minimal 3 tahun mempunyai sertifikat keahlian (SKA) ahli
muda Geodesi (217) yang di terbitkan oleh asosiasi profesi yang telah
terakeditasi oleh lembaga yang berwenang (LPJK) serta dilengkapi
dengan referensi kerja dari pengguna jasa;
8. Tenaga Ahli Teknik Sumber Daya Air
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Pengairan dan atau
Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 3 tahun mempunyai sertifikat
keahlian (SKA) ahli muda Teknik Sumber Daya Air (211) yang di terbitkan
oleh asosiasi profesi yang telah terakeditasi oleh lembaga yang
berwenang (LPJK) serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna
jasa;
9. Tenaga Ahli Pertanian
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Pertanian dengan
pengalaman minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari
pengguna jasa;
10. Tenaga Ahli Teknik Lingkungan
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Lingkungan mempunyai
sertifikat keahlian (SKA) Ahli Teknik Lingkungan (501) yang di terbitkan
oleh asosiasi profesi yang telah terakeditasi oleh lembaga yang
berwenang (LPJK) serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna
jasa;
11. Tenaga Ahli Elektronika dan Telekomunikasi
Sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Elektro dengan
pengalaman minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari
pengguna jasa
12. Tenaga Pendukung
- Surveyor sebanyak 4 (empat) orang
- Operator CAD sebanyak 1 (satu) orang
- Administrasi sebanyak 1 (satu) orang
- Operator Komputer sebanyak 1 (satu) orang

25
PENUTUP
KAK ini merupakan acuan pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Gresik, dimana merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Timur.

26

Anda mungkin juga menyukai