PROSEDUR
OPERASIONAL
BAKU
(POB)
DAFTAR
ISI
I.
PENDAHULUAN | 1
II. TUJUAN
|
2
III. METODOLOGI
|
2
III.1
Data
|
3
III.2
Metode
Pendataan
|3
III.3
Lokasi
Sasaran
|
4
III.4
Jadwal
|
4
IV. KELUARAN
|
4
V. PRINSIP-PRINSIP
|
4
VI. ALUR
PELAKSANAAN
KEGIATAN
|
5
VII. MATRIK
PERAN
PELAKU
|
7
VIII. LANGKAH-LANGKAH
|
8
A. Persiapan
|
8
B.
Pelaksanaan
Pendataan
100
0
100
|
12
C.
Tahap
Penyusunan
Profil
100-0-100
|
14
LAMPIRAN-LAMPIRAN
|
20
Lampiran-1
Tatacara
Penyelenggaraaan
Workshop
Dan
Sosialisasi
Tingkat
Kota/Kab,
Desa/Kel
|
21
Lampiran-2
Penyiapan
Peta
Dasar
Dan
Peta
Rona
(Eksisting)
|
29
Lampiran-3
FGD
Penggalian
Gagasan
Pencegahan
Dan
Penanganan
Kumuh
|
35
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PENYUSUNAN BASELINE DATA 100 0 100 iii
iv
I. PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia melalui RPJMN III 2015-2019 telah menetapkan target
pencapaian akses air minum 100%, mengurangi kawasan kumuh hingga 0%, dan
menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk masyarakat Indonesia pada akhir
tahun 2019, target pencapaian tersebut dinamai dengan Gerakan 100 - 0 - 100.
Berdasarkan perkiraan maju hingga tahun 2015, Pemerintah optimistis target
Millennium Development Goals (MDGs) untuk sektor air minum sebesar 68,87%
dapat tercapai, dan target akses sanitasi MDGs sebesar 62,4% penduduk yang
diperkirakan juga dapat terwujud pada tahun 2015. Oleh karenanya bila perkiraan
tersebut benar, maka pada akhir tahun 2015 masih ada sekitar 31,13% masyarakat
yang belum memiliki akses yang baik terhadap penyediaan air minum dan sekitar
37,6% masyarakat yang belum memiliki akses terhadap sanitasi yang layak dan
sehat.
Untuk mewujudkan gerakan 100 - 0 - 100 tersebut bukanlah hal yang mudah, perlu
upaya yang keras dan kolaborasi semua pihak yaitu Pemerintah Kabupaten/Kota,
masyarakat, swasta dan kelompok peduli lain, mulai dari tahap sosialisasi,
perencanaan sampai dengan implementasi dan evaluasi programnya.
Pelaksanaan kolaborasi gerakan 100 - 0 - 100 di setiap Pemerintah Kabupaten/Kota
akan menunjukan seberapa baiknya daerah melayani kebutuhan mendasar
masayarakat khususnya dibidang infrastruktur permukiman ini.
Sebagai tahap awal yang penting dalam kolaborasi tersebut maka perlu dilakukan
Pendataan 100 - 0 - 100 di lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan dalam P2KP
(Program Peningkatan Kualitas Permukiman). Melalui Survey Baseline ini,
diharapkan diperoleh data 100 - 0 - 100 seluruh lokasi yang akan menjadi tolok ukur
pencapaian target pada akhir tahun 2019.
Pendataan 100 - 0 - 100 ini pada prinsipnya merupakan pengayaan dari Pemetaan
Swadaya yang selama ini dilakukan oleh masyarakat khususnya melalui PNPM
Mandiri, yang fokusnya pada penggalian data 100 - 0 - 100 dan juga kumuh yang
telah ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta
Karya. Data 100 - 0 - 100 ini nantinya diharapkan akan dipergunakan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota dan di evaluasi pencapaiannya secara periodik sampai
dengan tenggat waktu Tahun 2019.
Untuk kebutuhan itulah maka perlu disusun Prosedur Operasional Baku (POB)
Penyusunan Pendataan 100 - 0 - 100 sebagai petunjuk bagi semua pelaku
khususnya masyarakat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
pendataan 100 - 0 - 100.
II. TUJUAN
Tujuan dari Pelaksanaan pendataan 100 - 0 - 100 ini adalah:
1. Membantu Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendapatkan data 100 - 0 - 100 di
wilayahnya;
2. Mengumpulkan data 100 - 0 - 100 dan menyusun profil kawasan permukiman ;
3. Melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat sesuai persoalan kualitas
permukiman berdasarkan data 100 - 0 - 100.
III. METODOLOGI
Secara umum metodologi utama pendataan 100 - 0 - 100 ini adalah dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang melibatkan masyarakat di dalam seluruh
rangkaian proses.
III.1 Data
Data dimaksud adalah data 100 - 0 - 100 yaitu data yang terkait akses air minum
(100 kiri), pengurangan luasan kawasan kumuh (0) dan data yang terkait dengan
akses sanitasi yang layak (100 kanan). Data tersebut terdiri dari data fisik dan non
fisik antara lain:
1. Data fisik yang terkait dengan 7 indikator kumuh yaitu:
a. Kondisi bangunan hunian:
i. Keteraturan Bangunan
ii. Kepadatan Bangunan
iii. Kondisi Fisik Bangunan
b. Jalan Lingkungan
c. Drainase Lingkungan
d. Pembuangan air Limbah
e. Penyediaan Air Bersih & Air Minum
f. Pengelolaan Persampahan
g. Pengamanan Bahaya Kebakaran
2. Data non fisik yang terkait dengan infrastruktur permukiman, antara lain:
a. Legalitas pendirian bangunan
b. Kepadatan penduduk
c. Mata pencarian penduduk
d. Penggunaan Daya Listrik
e. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
f. Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Seluruh data tersebut akan dijadikan sebagai data 100 - 0 - 100 yang nantinya
dapat diukur secara periodik pencapaiannya sampai dengan tahun 2019 oleh
pemerintah Kabupaten/Kota.
III.2 Metode Pendataan
Untuk menggali data khususnya di tingkat masyarakat, akan menggunakan 3
metode kajian yaitu:
1. FGD : Digunakan pada saat penggalian data awal di tingkat desa/kelurahan
yang melibatkan unsur masyarakat di desa/kelurahan tersebut. FGD lebih detil
juga akan dilakukan di tingkat basis (komunitas terkecil) untuk menggali data
utama.
2. Wawancara : Digabungkan dengan teknik FGD, dimana prosesnya dilakukan
dengan wawancara khususnya kepada warga dan informan kunci yang berada
di tingkat basis (komunitas terkecil)
3. Transek: Akan dilakukan terutama untuk verifikasi dan klarifikasi data hasil FGD
tingkat basis, terutama secara visual maupun verbal kepada masyarakat
langsung atau lokasi sasaran.
III.4 Jadwal
Pelaksanaan Penyusunan data 100 - 0 - 100 ini akan dilakukan dalam kurun waktu lebih
kurang 6 (enam) bulan, dengan rincian sebagai berikut:
Aktifitas
Juni
Juli
Agust
Sept
ToT
Pelatihan Fasilitator
Sosialisasi desa/kel
Pelatihan TIPP
Rekap Nasional
Okt
Nov
Des
X
X
IV. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan adalah:
1. Rumusan persoalan kualitas permukiman termasuk 7 indikator Kumuh
2. Data 100 - 0 - 100 dan profil kawasan permukiman tingkat kelurahan/desa
3. Indikasi kegiatan untuk mencapai target 100 - 0 - 100.
V. PRINSIP-PRINSIP
Adapun prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan pendataan 100 - 0 - 100
ini adalah sebagai berikut :
a. Prinsip keadilan
Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memiliki akses
yang sama terhadap terhadap pelayanan air minum, permukiman yang layak
KEGIATAN
A. PERSIAPAN
B. PELAKSANAAN PENDATAAN
OUTPUT (KELUARAN)
C.2.
Workshop
Penyepakatan
Profil
Kawasan
Permukiman
Tingkat
Kab/Kota
Data
Sekunder
Peta
Dasar
Kel/Desa
Kesamaan
orientasi
7
Indikator
Kumuh
&
Data
100-0-100
Kesepakatan
konsep,
Metode
&
Jadwal
No
Kegiatan
KMW
Korkot
Tim
Faskel
Pemda
/ Pokja
PKP
Lurah/
Kades
BKM/
LKM
RT/
RW/
Dusun
TIPP Masy
Pelatihan Fasilitator
Sosialisasi desa/kel
Penyiapan Peta
Dasar & Peta Rona
Awal
Pembekalan TIPP
RPK Persoalan
Permukiman &
Pemetaan Awal
Masalah
Konsolidasi dan
Analisis data tingkat
Kel/Desa
Penyusunan profil
tingkat Kel/Desa dan
Indikasi
Program/Kegiatan
10
11
Workshop
penyepakatan profil
Kawasan
Permukiman tingkat
Kab/Kota
Keterangan Simbol :
@
: Pelaksana/Penyelenggara
: Pemandu
: Pengendali
: Peserta
VIII. LANGKAH-LANGKAH
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan sebagaimana deskripsi alur kegiatan pada
gambar 2, akan dijelaskan secara lengkap dalam uraian dibawah ini.
A. PERSIAPAN
A.1 Workshop Penyiapan Pendataan 100 - 0 - 100 tingkat Kota/Kabupaten
a. Uraian
b. Pelaksana
Bappeda/Pokja PKP
c. Fasilitator
Tim Korkot
d. Peserta
e. Output
f. Langkah-langkah
survey
4. Pengumpulan data-data sekunder yang dibutuhkan
termasuk peta-peta desa/kelurahan (peta tersebut
diutamakan yang memiliki skala minimal 1:5000)
Lebih lengkap tentang tatacara pelaksanaan workshop
akan diuraikan di dalam lampiran I
A.2 Sosialisasi Di Tingkat Kelurahan/desa
a.
Uraian
Proses
koordinasi
dan
sosialisasi
dengan
pihak
kelurahan/desa terkait Pendataan 100 - 0 - 100 kawasan
permukiman.
Proses survey data sekunder yang dibutuhkan di tingkat
kelurahan
Proses membangun komitmen untuk kegiatan Pendataan 100
- 0 - 100
b.
Pelaksana
Aparat desa/kelurahan
c.
Fasilitator
Fasiltator Kelurahan
d.
Peserta
e.
Output
f.
Langkah-langkah
1.
DATA
SUMBER DATA
INSTANSI
Kantor Kelurahan/Desa
Podes 2014
b. Pelaksana
Aparat Desa/kel/TIPP
c. Fasilitator
Tim Faskel
d. Peserta
e. Output
f. Langkahlangkah
:
:
10
2. Pelaksana
Aparat desa/kel
3. Fasilitator
4. Peserta
6. Media Bantu
7. Output
8. Langkahlangkah
ii.
iii.
b. Pelaksana
TIPP
c. Fasilitator
Tim Faskel
d. Peserta
e. Alat & Bahan
f. Media Bantu
g. Output
h. Langkah-langkah
b. Pelaksana
TIPP
c. Fasilitator
Faskel
d. Peserta
masyarakat RT
12
Kertas Plano
Spidol
Hasil FGD
Instrumen Kuisioner dan tabel masalah 100 - 0 - 100
tingkat Rumah tangga
Instrumen Kuisioner dan tabel masalah 100 - 0 - 100. Dll
f. Media Bantu
g. Output
h. Langkah-langkah
b.
c.
d.
e.
ditetapkan.
: TIPP
: Faskel
: Anggota TIPP
Kertas Plano
Spidol
Dll
Hasil pendataan tingkat basis
Pelaksana
Fasilitator
Peserta
Alat & Bahan
f. Media Bantu
g. Output
h. Langkah-langkah
b.
c.
d.
e.
Pelaksana
Fasilitator
Peserta
Alat & Bahan
:
:
:
:
f. Media Bantu
g. Output
h. Langkah-langkah
14
b.
c.
Tabel 4
Contoh Matrik Permasalahan
Kabupaten
Kecamatan
Desa/kelurahan
No
: ..................................
: ..................................
: ..................................
indikator
Keteraturan Bangunan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
16
Kepadatan Bangunan
sumber
informasi
Hasil kompilasi
data rumah
tangga &
lingkungan
Drainase Lingkungan
Uraian Masalah
(kondisi saat ini)
Lokasi
60 % membelakangi
sungai
40 % dikemiringan diatas
15 %
100 unit / Ha
RT 01
RT 01
Dimensi
(Ukuran)
RT 01
tinggi genangan 50 cm
selama 4 jam
Jml KK
2)
3)
Tabel 6
18
C.2 Workshop Penyepakatan Profil Kawasan Permukiman (terkait 100 - 0 - 100) tkt
Kota/kabupaten
a. Uraian
: Konsultasi hasil perumusan indikasi program dengan
pemerintah kota/kabupaten dan stakeholder merupakan
kegiatan untuk mensikronkan hasil penyusunan data 100 0 - 100 dengan perencanaan dan kebijakan kota serta
memperoleh masukan dari berbagai pihak.
b. Pelaksana
: Pemerintah kota/kabupaten
c. Fasilitator
: Tim Korkot
d. Peserta
: Fasilitator, Lurah/Kades, TIPP/Anggota LKM, SKPD terkait,
perguruan tinggi, swasta dll
e. Media Bantu
Rekap data 100 - 0 - 100 seluruh desa/kelurahan
Peta Persoalan seluruh desa/kelurahan
Draft Indikasi program peningkatan kualitas permukiman
f. Output
: Profil Kawasan Permukiman (terkait 100 - 0 - 100)
tingkat kota/kab
Indikasi program/kegiatan pencegahan/peningkatan
kualitas permukiman tingkat Kab/Kota
g. Langkah-langkah
20
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran-1
TATACARA PENYELENGGARAAAN WORKSHOP DAN SOSIALISASI TINGKAT
KOTA/KAB DAN DESA/KELURAHAN
A. WORKSHOP PENYIAPAN PENYUSUNAN BASELINE DATA 100 - 0 - 100 TINGKAT
KOTA/KABUPATEN
Workshop Penyiapan Penyusunan Baseline 100 - 0 - 100 harus dilaksanakan dengan tujuan
sebagai berikut:
Untuk membangun kesamaan pandang tentang konsep atau target 100 - 0 - 100
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PELAPORAN
Penjelasan dari masing-masing tahapan dan apa yang harus dilakukan tersaji pada
penjelasan berikut ini.
TAHAP PERSIAPAN
22
Untuk membangun kesamaan pandang tentang konsep atau target 100 - 0 - 100
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PELAPORAN
Penjelasan dari masing-masing tahapan dan apa yang harus dilakukan tersaji pada
penjelasan berikut ini.
TAHAP PERSIAPAN
24
TAHAP PELAKSANAAN
1. Melakukan pengecekan akhir kesiapan penyelenggaraan sosialisasi. Adapun hal
teknis yang harus dipastikan adalah:
a. Kesiapan tempat penyelenggaraan sosialisasi
b. Kesiapan perlengkapan pendukung untuk kegiatansosialisasi
c. Kesiapan pemandu acara atau master of ceremony
d. Kesiapan materi yang akan dibagikan kepada peserta
e. Kepastian kehadiran para peserta
f. Kepastian kehadiran narasumber
2. Materi minimal yang harus disampaikan oleh para Nara Sumber yang berkompeten
adalah;
a. Konsep Peningkatan Kualitas Permukiman,
b. Indikator dan target 100 - 0 - 100
3. Konsep dan Metode Survey Baseline 100 - 0 - 100 Lakukan diskusi kelompok
dengan cara membagi peserta menjadi 3-4 Kelompok dengan Topik:
a. Indikator dan target 100 - 0 - 100 dan
b. Konsep serta metode Survey Baseline tingkat desa/kelurahan
4. Hasil diskusi Kelompok dipaparkan dan disepakati bersama, Kesepakatan minimal
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
a. Data-data sekunder yang dibutuhkan
b. Cara memperolehpetadasar kelurahan/desa, petapenggunaanlahan/zonasi
c. Indikator dan target pencapaian 100 - 0 - 100 Konsep dan metode Survey
Baseline
d. Jadwal
5. Seluruh proses pelaksanaan sosialisasidicatat untuk dijadikan laporan
TAHAP PELAPORAN
1. Menyajikan laporan akhir pelaksanaansosialisasi Penyusunan Baseline 100 - 0 - 100
dalam bentuk tertulis
2. Menulis hasil kegiatan sosialisasi dalam bentuk berita untuk ditayangkan di website
P2KP (praktik baik salah satu kelurahan)
3. Menyajikan RKTL dari kegiatan sosialisasi Penyusunan Baseline 100 - 0 - 100
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PELAPORAN
Penjelasan dari masing-masing tahapan dan apa yang harus dilakukan tersaji pada
penjelasan berikut ini.
TAHAP PERSIAPAN
1. Tim Fasilitator, TPP dan BKM melakukan pembicaraan awal tentang rencana
pelaksanaan Lokakarya Penyepakatan Baseline dan Profil 100 - 0 - 100 dengan
Pemerintah Kelurahan.
2. Senior Fasilitator berkoordinasi dengan KorkotdanAskot untuk berkoordinasi hasil
pertemuan dengan TPP, BKM danPemerintah Kelurahan.
3. Tim Fasilitator bersama BKM danPemerintah Kelurahan membahas detail teknis
kegiatan lokakarya diantaranya tentang:
a. Waktu dan lokasi kegiatan lokakarya
b. Penentuan peserta yang akan diundang
c. Penentuan narasumber yang diminta memberikan materi dalam lokakarya
d. Pengaturan jadwal kegiatan lokakarya
4. Melaporkan kesiapan penyelenggaraan lokakarya kepada Korkot masing-masing.
26
TAHAP PELAKSANAAN
1. Melakukan pengecekan akhir kesiapan penyelenggaraan lokakarya. Adapun hal
teknis yang harus dipastikan adalah:
a. Kesiapan tempat penyelenggaraan lokakarya
b. Kesiapan perlengkapan pendukung untuk kegiatan lokakarya
c. Kesiapan pemandu acara atau master of ceremony
d. Kesiapan materi yang akan dibagikan kepada peserta
e. Kepastian kehadiran para peserta
f. Kepastian kehadiran narasumber
2. Materi minimal yang harus disampaikan oleh para Nara Sumber yang berkompeten
adalah;
a. Pemaparan proses pelaksanaan survey dan FGD baseline 100 - 0 - 100,
b. Penyusunan Profil Kawasan Permukiman (terkait 100 - 0 - 100)
c. Pembahasan Peta Dasar dan Peta Tematik
3. Lakukan proses konfirmasikepadapesertadifasilitasi TPP dengan cara menampilkan:
a. Daftar kegiatan berdasarkan rekap data dan analisis masalah yang sudah
dilakukan dengan terlebih dahulu meninjau tentang program / kegiatan yang ada
di dalam PJM Pronangkis, Renta, Renstra, RPJM
b. Peta dasar dan peta tematik yang telah diperoleh dalam kegiatan survey
baseline data
4. Hasil konfirmasi dipaparkan dan disepakati bersama, kesepakatan yang dihasilkan
adalah sebagai berikut:
e. Baseline 100 0 100 tingkat kelurahan
a. Profil Kawasan Permukiman
b. Peta Dasar dan Peta Tematik
c. Daftar kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan terkait 100 - 0 - 100
5. Seluruh proses pelaksanaan lokakarya dicatat untuk dijadikan laporan
TAHAP PELAPORAN
1. Menyajikan laporan akhir pelaksanaanl okakarya Penyepakatan Baseline dan Profil
Kawasan Permukiman (terkait 100 - 0 - 100) dalam bentuk tertulis
2. Menulis hasil kegiatan lokakarya dalam bentuk berita untuk ditayangkan di website
P2KP (Praktik baik salah satu kelurahan)
3. Menyajikan dokumenkesepakatan dari kegiatan lokakarya Penyepakatan Baseline
100 - 0 - 100 danProfil Kawasan Permukiman
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PELAPORAN
Penjelasan dari masing-masing tahapan dan apa yang harus dilakukan tersaji pada
penjelasan berikut ini.
TAHAP PERSIAPAN
28
TAHAP PELAKSANAAN
1. Melakukan pengecekan akhir kesiapan penyelenggaraan Workshop. Adapun hal
teknis yang harus dipastikan adalah:
a. Kesiapan tempat penyelenggaraan Workshop
b. Kesiapan perlengkapan pendukung untuk kegiatan Workshop
c. Kesiapan pemandu acara atau master of ceremony
d. Kesiapan materi yang akan dibagikan kepada peserta
e. Kepastian kehadiran para peserta
f. Kepastian kehadiran narasumber
2. Materi minimal yang harus disampaikan oleh para Nara Sumber yang berkompeten
adalah;
a. Informasi pelaksanaan kegiatan baseline data 100 0 100
b. Baseline data 100 0 100
c. Profil Kawasan Permukiman 100 0 100
3. Lakukan proses tanya jawab terhadap kegiatan pada point 2
4. Pembacaan kesepakatan, minimal yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
a. Verifikasi Data 100 0 100
b. Profil Kawasan Permukiman 100 0 100
c. Komitmen pemanfaatan baseline dan Profil Kawasan Permukiman (terkait 100
0 100)
5. Seluruh proses pelaksanaan Workshop dicatat untuk dijadikan laporan
TAHAP PELAPORAN
1. Menyajikan laporan akhir pelaksanaan Workshop Penyepakatan Baseline 100 0
100 dan Profil Kawasan Permukiman dalam bentuk tertulis
2. Menulis hasil kegiatan Workshop dalam bentuk berita untuk ditayangkan di website
P2KP
3. Menyajikan hasil kesepakatan dari kegiatan Workshop Penyepakatan Baseline 100
0 100 dan Profil Kawasan Permukiman
Lampiran-2
PENYIAPAN PETA DASAR DAN PETA RONA (EKSISTING)
A. PENYIAPAN PETA DASAR
Uraian : Peta dasar adalah peta awal sebagai peta kerja dimana kondisi awal/rona
awal/eksisting dapat digambarkan atau dipetakan.
Tahapan penyiapan peta dasar
1) Identifikasi dan pengumpulan berbagai peta yang dapat digunakan untuk menyusun Peta
Dasar. TPP bersama Aparat Desa/Kelurahan berkoordinasi dengan berbagai dinas dan
lembaga/instansi terkait untuk identifikasi dan mengumpulkan berbagai peta yang belum
baku untuk dikonversikan menjadi Peta Dasar
Sebagai acuan pembuatan peta dasar dapat menggunakan:
Foto udara dari Google Earth terkini
Untuk memperolehnya dapat berkoordinasi dengan :
Pemerintah Kota/Kabupaten, atau
Bakorsutanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional), atau
BPN (Badan Pertanahan Nasional), atau
BRR (Bidang Grafik Information System) dan Proyek RALAS/BPN, khusus untuk
wilayah NAD. (saat ini semua lokasi bencana di NAD telah memiliki foto udara
dengan skala 1 : 2000), atau
Peta dari BPN, atau
Peta yang telah ada yang dibuat oleh lembaga lain, atau
Peta-peta lain yang layak untuk menjadi acuan
Contoh foto udara/Google Earth lihat di bawah ini
Contoh:
Foto Udara : Desa Gampong Baro
Banda Aceh
30
2) Aparat Desa/Kelurahan/TPP kemudian membuat peta dasar dari foto udara yang telah
didapat.
Setelah peta peta yang dibutuhkan terkumpul maka dirangkum dan dikonversikan
menjadi Peta Dasar dalam bentuk peta garis. Upayakan agar gambar peta dasar ini
seakurat mungkin, dengan skala peta 1 : 1000.
Penggambaran peta dasar dapat dilakukan dengan cara:
a. Menggambar dengan menggunakan computer (Auto CAD, atau software lainnya).
b. Menggambar secara manual langsung dalam bentuk hardcopy.
Contoh:
Pembuatan Peta Dasar dengan
memakai Foto Udara/Google
Earth
Contoh:
Foto Udara/Google Earth yg
telah diubah menjadi peta garis
sebagai Peta Dasar
Untuk melakukan survei lapangan ini sebaiknya TIPP mengajak juga warga masyarakat yang berminat
Dalam kasus PPK/P2KP dimana dimungkinkan data-data atau informasi-informasi telah diperoleh melalui
Pemetaan swadaya (PS) termasuk gambar-gambar yang telah dibuat masyarakat atau pihak-pihak lain
yang disepakati masyarakat maka TIPP dapat langsung melengkapi Peta Dasar dengan data dan informasi
tersebut, dimana pemutakhiran dapat dilakukan pada langkah ke 3 : Verifikasi.
32
Untuk menandai secara lebih akurat kondisi-kondisi yang tidak terekam dari foto
udara, peta google atau data-data gambar sebelumnya.
b. Melengkapi rancangan Peta Rona Awal untuk menjadi Peta Rona Awal yang definitif.
c. Untuk mendata kondisi lingkungan yang diperlukan dalam penyusunan Profil
kawasan kumuh.
Contoh:
Kondisi salah satu ruas jalan di kelurahan Kamal Jakarta Barat
b. Kondisi drainasi/selokan saat ini (ukur panjang, lebar, dalam, dan catat bagaimana
kondisinya saat ini).
Contoh:
Kondisi salah satu ruas jalan dengan drainase di kelurahan Kamal Jakarta Barat
34
c. Kondisi prasarana dan sarana lainnya yang masih ada, Catat jenis, ukuran/dimensi,
dan kondisinya saat ini
Contoh:
Kondisi salah Prasarana penyediaan dan pengelolaan Air Minum di kelurahan Kamal Jakarta Barat
Contoh:
Kondisi salah satu pengelolaan Persampahan di kelurahan Kamal Jakarta Barat
e. Luas dan kondisi tanah-tanah tergenang/terendam (apakah sudah ada sebelum atau
sesudah gempa/tsunami, kedalamannya, jenis airnya apakah tawar, payau atau asin,
apakah bersampah, berlumpur atau tidak, dll)
Contoh:
Kondisi wilayah yang tergenang di kelurahan Kamal Jakarta Barat
36
Lampiran-3
FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh
I. Pengantar
Dalam penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan permukiman kumuh,
banyak metoda yang bisa digunakan diantaranya, Wawancara Semi Terstruktur,
Observasi lapangan, dll, namun dalam KAK ini difokuskan pada metoda Fokus Grup
Diskusi. Fokus Grup Diskusi ini untuk melihat kenyataan yang sebenarnya terkait 7
indikator kumuh yang hanya bisa dilakukan dengan suatu proses analisis sosial yang
kritis.
Membuat analisa sosial kritis, artinya mencari secara kritis hubungan sebab akibat,
sampai halhal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan yang
sebenarnya.
Untuk membuat analisa sosial kepadatan,kekumuhan dan kemiskinan setiap kondisi,
baik itu eksternal maupun internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan
sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis sehingga dapat ditemukan
masalahmasalah pokok dalam masyarakat tersebut.
Dalam melakukan proses analisa kritis bersama masyarakat, seperti layaknya seorang
dokter dalam mendiagnosa pasiennya, Tim FGD Penggalian Gagasan Pencegahan
dan Penanganan Kumuh harus mempunyai panduanpanduan pertanyaan kritis yang
dapat menggerakan diskusi sehingga masalah yang muncul bukan hanya gejala
masalahnya saja tetapi lebih dalam dari kondisi yang bisa kasat mata dilihat oleh kita.
II. Pemahaman penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan kumuh
FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh adalah suatu bentuk
pendalaman mengenai suatu topic dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara
terstruktur untuk membangun kesadaran kritis peserta (masyarakat) mengenai 7
indikator kumuh serta kaitannya dengan pola prilaku dan pola pikir sehari-hari
masyarakat setempat.
Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah 7
Indikator kumuh. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali
dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai objek seringkali
masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa
mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh
Orang Luar). Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat
hanya sekedar melaksanakan kehendak Orang Luar atau karena tergiur dengan
iming iming bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar benar
menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah
mereka.
Kesadaran ini penting sebelum akhirnya masyarakat menyepakati bagaimana
sebaiknya Pencegahan dan Penanganan kumuh dilaksanakan, serta menyepakati
bagaimana mendorong keterlibatan masyarakat sasaran bersama komponen
masyarakat lainnya dalam memanfaatkan akses peluang yang ada untuk mendukung
Pencegahan dan Penanganan kumuh yang akan mereka lakukan.
1. Substansi Pesan Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh
a. Masyarakat belajar mengetahui, memahami dan merumuskan masalah 7
indikator kumuh menurut versi mereka sendiri;
b. Masyarakat belajar memahami akar penyebab 7 indikator kumuh yang utama
adalah perilaku/sikap ;
c. Pembelajaran masyarakat bahwa memudarnya kepedulian dan kesatuan
sosial, serta berkembangnya paham individualisme dan kepentingan sepihak
merupakan salah satu diantara penyebab masalah 7 indikator kumuh di
wilayahnya;
d. Mendorong Masyarakat untuk saling percaya satu sama lain;
2. Tujuan Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh
a. Memberikan pemahaman masyarakat tentang Pencegahan dan Penanganan
kumuh sebagai pembelajaran prinsip dan nilai pada pelaksanaan kegiatan
merumuskan bersama Penataan lingkungan di wilayahnya;
b. Membuka akses bagi masyarakat sasaran di kawasan target untuk
berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan sejak
tahap awal;
c. Mewujudkan rasa memilik masyarakat sasaran dan kepedulian masyarakat
lainnya terhadap upaya-upaya Pencegahan dan Penanganan kumuh;
d. Mengidentifikasi aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat sasaran
mengenai bagaimana sebaiknya Pencegahan dan Penanganan kumuh di
laksanakan di kelurahannya;
e. Masyarakat memahami bahwa kepadatan, kekumuhan dan kemiskinan bukan
hanya tanggung jawab pemerintah atau masyarakat kawasan saja, melainkan
tanggung jawab bersama;
f. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa upaya Pencegahan dan
Penanganan kekumuhan harus dimulai dari diri sendiri melalui perubahan
mental dan prilaku serta kerja keras
III. Operasional Kegiatan
1. Penanggung Jawab
Penanggung jawab kegiatan Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan
Kumuh adalah relawan yang tergabung dalam Tim Perencanaan Partisipatif, yang
difasilitasi oleh Tim Fasilitator.
2. Perlengkapan
1. Peta eksisting/rona dan peta dasar (7 Peta Tematik)
2. Pertanyaan-pertanyaan kunci terkait isu yang digali
3. Tabel atau matrik untuk mempermudah klasifikasi hasil diskusi
4. Berita acara pelaksanaan
5. Alat tulis, Alat Ukur, Kamera
38
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan FGD adalah saat pelaksanaan pemetaan masyarakat,
sebagai berikut:
a. FGD dilevel Kelurahan; untuk mendapatkan gambaran awal mengenai, data /
informasi dan gagasan awal pencegahan dan penanganan kumuh.
b. FGD dilevel Basis/target sasaran; untuk mendapatkan kondisi dan situasi lebih
detil mengenai data/informasi dan gagasan konkrit pencegahan dan
penanganan kumuh
2. Keluaran
a. Persepsi mengenai Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan
Kumuh menurut versi masyarakat
b. Akar Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh sesuai
dengan tipologi yang dirumuskan;
c. Hasil-hasil diskusi masyarakat berdasar Penggalian Gagasan Pencegahan dan
Penanganan Kumuh baik dilevel kelurahan sebagai data dan informasi awal
maupun dilevel basis sebagai data dan informasi yang lebih detil dalam bentuk
; Matrik dan peta tematik
d. Rumusan kebutuhan tenaga Ahli pendukung
e. Catatan hasil FGD tingkat kelompok/komunitas/kawasan dan berita acara hasil
FGD tingkat Kelurahan.
40
42
Contoh ; Hasil Awal FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan kumuh
Tingkat Kelurahan
Desa/kelurahan
Kecamatan
Kota/Kabupaten
: ________________________
: ________________________
: ________________________
Berikut ini adalah hasil FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh
yang diselenggarakan oleh masyarakat serta perangkat kelurahan pada hari ____________
tanggal ___________ jam____s/d___bertempat di_____________ yang dihadiri oleh
_____peserta (terlampir)
Kawasan
Permukiman
Kumuh
(Ciri Umum)
Uraian profil
Permukiman kumuh
setempat menurut
masyarakat
(penyebab, ciri, dll)
7 indikator yang ada
sesuai karakteristik lokal
Akar
Permasalahan
Harapan Warga
Dengan hasil FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan kumuh ini dibuat
untuk dijadikan dasar pertimbangan dan landasan utama dalam pelaksanaan Pencegahan
dan Penanganan kumuh di wilayah kami.
Tim Pemandu FGD
Nama / wakil dari
Tanda Tangan
1..............(..)
2..............(..)
3..............(..)
4..............(..)
5..............(..)
Mengetahui,
Kelurahan/Desa
( ... )
44
Koordinator BKM
( ... )
Lampiran;
1. Hasil FGD Kelompok Keteraturan Bangunan
2. Hasil FGD Kelompok Jaringan/Kondisi Jalan/Gank
3. Hasil FGD Kelompok Jaringan/Kondisi Sungai & Drainase
4. Hasil FGD Kelompok Sanitasi
5. Hasil FGD Kelompok Persampahan
6. Hasil FGD Kelompok Bahaya Kebakaran
7. Hasil FGD Kelompok Air Bersih
8. Hasil nonfisik lain
46