KABUPATEN
TASIKMALAYA
BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN TASIKMALAYA
LAPORA
N
ANTARA
LAPORAN
PENDAHULUA
N
LAPORAN
DRAFT AKHIR
LAPORAN
AKHIR
(UTAMA)
PENINJAUAN KEMBALI
RTRW KABUPATEN TASIK
2011-2031
BA I
PENDAHULUAN
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
KESIMPULAN
Tujuan:
Menghasilkan suatu dokumen mengenai tinjauan untuk penyempurnaan
RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031
Sasaran:
Tersusunnya kajian peninjauan kembali RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031
dan
Adminstrasi Kabupaten
Tasikmalaya
Gambar 1.2
Metodologi Pekerjaan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Tasikmalaya
10
11
12
No
Aspek Penilaian
1.
Berdasarkan
kelengkapan dan
keabsahan data
Berdasarkan metoda
dan analisis
Berdasarkan konsep
dan strategi
Berdasarkan produk
rencana tata ruang
Berdasarkan proses
penyusunan
Sumber: Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten ((Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002)
Keterangan : Penggunaan ketentuan ini akan disesuaikan dengan ketersediaan data dan informasi
13
- Benar-benar menjadi acuan pelaksanaan pembangunan, artinya menjadi dokumen resmi dalam
Rakorbang Daerah dan didudukkan sejajar dengan Peraturan Daerah lainnya.
- Struktur dan pola pemanfaatan ruang benar-benar sesuai dengan arahan dalam RTRW
- Telah ditetapkan dan disahkan menjadi PERDA dan didiseminasikan ke setiap sektor.
- Menjadi acuan sektor dalam menyusun rencana, pembiayaan, dan tahapan program pembangunan serta
telah menjadi acuan dalam pelaksanaan penyusunan rencana tata ruang hirarki di bawahnya.
- Tidak menimbulkan konflik antarsektor atau tumpangtindih alokasi kegiatan sektor.
- Pemanfaatan ruang atas dasar RTRW tidak menimbulkan dampak yang bermasalah di masyarakat.
- Tidak ada pengaduan masyarakat yang menginformasikan ketidaksesuaian RTRW dengan kenyataan di
lapangan.
Pengendalian pemanfaatan ruang : - Telah memiliki sistem informasi pemantauan dan pelaporan yang handal, cepat, dan informatif.
- Telah dilakukan mekanisme perijinan yang sesuai berdasarkan RTRWP dalam menentukan lokasi
kegiatan.
- Telah dilakukan evaluasi pelaksanaan program-program pembangunan, implementasi ruang, serta
perijinan pemanfaatan ruang.
- Telah dilakukan evaluasi terhadap kenyataan di lapangan akibat terjadinya terjadinya faktor eksternal
(perubahan kebijakan dan rujukan)
- Diterapkan instrumen baru, seperti perangkat insentfi, agar selalu sesuai dengan arahan RTRWP
- Diterapkan denda/sangsi bagi yang melanggar arahan dalam RTRW
14
LETAK
GEOGRAFIS
ADMINISTRASI
DAN
BATAS
15
Kondisi fisik dasar Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara 7 02' 29" - 7 49'
08" Lintang Selatan dan 107 54' 10" - 108 26' 42" Bujur Timur
LETAK ADMINISTRASI
16
17
18
19
KEPENDUDUKAN
20
IDENTIFIKASI POLA
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Rata-rata pertumbuhan penduduk
di Kabupaten Tasikmalaya sebesar
0,0071%. Proyeksi penduduk di
Kabupaten
Tasikmalaya
menggunakan
perhitungan
aritmatik dengan melihat pada
prosentase penduduk pertahun.
Maka di dapat kan hasil sebagai
berikut ;
Tahun 2015 ; 1.850.108 jiwa
Tahun 2016 ; 1.971.599 jiwa
Tahun 2017 ; 2.093.089 jiwa
Tahun 2018 ; 2.214.579 jiwa
Tahun 2019 ; 2,336.070 jiwa
Tahun 2020 ; 2.245.560 jiwa
21
terlarang
kawasan
rawan
dengan
tsunami
luas
4.082.300
tinggi
dengan
ha,
luas
22
EKONOMI WILAYAH
Tabel
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2010 2014 atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
23
24
25
SARANA PENDIDIKAN
Jumlah dan jenis fasilitas pendidikan yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 antara lain
berupa TK sebanyak 287 buah, SD Negri & swasta sebanyak 1.083 buah, SMP Negri & Swasta
sebanyak 226 buah, SMU Negri & swasta 50 buah dan SMK Negri & Swasata sebanyak 107 buah.
SARANA PERIBADATAN
Jumlah dan jenis sarana peribadatan di Kabupaten Tasikmalaya berupa mesjid 3.402 buah, langgar
6.110 buah,mushala 1.559 buah dan gereja sebanyak 3 buah
SARANA KESEHATAN
Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014 dominan merupakan Posyandu
dengan jumlah 2.260 buah
26
27
Berdasarkan RTRWP Jawa Barat, ditetapkan bahwa Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
terletak di Sukabumi, Pelabuhanratu, Pangandaran,
Kadipaten, Cikampek-Cikopo,
Tasikmalaya, dan Indramayu yang berperan menjadi pusat koleksi dan distribusi skala
nasional.
28
Kabupaten Tasikmalaya memiliki fungsi kawasan hutang berfungsi lindung, sempadan pantai,
kawasan sekitar waduk di Situ Gede, kawasan rawan gempa bumi tektonik Garut-TasikmalayaCiamis, kawasan koridor bagi satwa dan biota laut yang di lindungi yaitu tempat bertelur
penyu terdapat di Cipatujah
KAWASAN BUDIDAYA
eko wisata
Penetapan KSP Pulau Nusa Manuk-Tasikmalaya sebagai pertahanan dan keamanan provinsi
29
30
No.
Nama Kecamatan
Sistem Perkotaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Ciawi
Sistem Perdesaan
PKLp
Kadipaten
PPL
Pagerageung
PPL
Sukaresik
PPL
Jamanis
PPL
Sukahening
PPL
Rajapolah
PPK
Sukaratu
PPL
Cisayong
Singaparna
PKLp
PKL
Sariwangi
PPL
Leuwisari
PPL
Cigalontang
PPL
Salawu
PPL
Mangunreja
PPK
Tanjungjaya
PPL
Sukarame
PPL
Sukaraja
PPL
Padakembang
PPL
Taraju
PPK
Puspahiang
PPL
Bojonggambir
PPL
Sodonghilir
PPL
Manonjaya
PKLp
Jatiwaras
PPL
Cineam
PPK
Karangjaya
PPL
Salopa
PPL
Gunungtanjung
Karangnunggal
PPL
PKL
Cipatujah
PPK
Cibalong
PPK
Parungponteng
Bantarkalong
PPL
PPK
Bojongasih
PPL
Culamega
PPL
Cikalong
PPL
Pancatengah
Cikatomas
PPL
PPK
31
32
Pembangunan jalan bebas hambatan (jalan tol) berupa jalan tol Cileunyi-Nagrek-Ciamis-Banjar melalui ruas jalan Kadipaten
Rajapolah berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya
Pengembangan rencana jalan arteri primer Meliputi ruas jalan ruas jalan Kadipaten Rajapolah, ruas jalan Rajapolah
Cisayong, dan ruas jalan Ciawi Kadipaten
pengembangan rencana jalan kolektor primer 2 (dua) meliputi ruas jalan ruas jalan Ciawi Singaparna, ruas jalan Manonjaya
Salopa, ruas jalan Sukaraja - Karangnunggal- Cipatujah, ruas jalan Papayan -Cikalong dan ruas jalan Mangunreja - Sukaraja.
Panumbangan, ruas jalan Ciawi Pasirhuni, ruas jalan Cibalong Derah, ruas jalan Cikatomas Cimedang dst.
Peningkatan terminal penumpang tipe C menjadi tipe B di Kabupaten Tasikmalaya adalah berada di Kecamatan Singaparna
33
pengembangan sistem jaringan jalur kereta api mencakup pengembangan 3 jalur yaitu jalur
Manonjaya Awipari, jalur Rajapolah Indihiang; dan jalur Ciawi Rajapolah
pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur kereta api lintas Utara Selatan berada
antara Galunggung Tasikmalaya
pengembangan stasiun kereta api yang berupa renovasi bangunan meliputi yaitu: Stasiun
Manonjaya, Stasiun Rajapolah, dan Stasiun Ciawi
TRANSPORTASI LAUT
34
Peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya. Kawasan lindung dalam lingkup wilayah kabupaten mencapai total luas
174,321.90 ha atau 64.35%, dan selebihnya termasuk dalam kawasan budidaya, yaitu
96,559.82 atau 35.65%.
35
36
37
38
RTRWK
Tasikmalaya
tetap sah
39
No.
Penilaian
1.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan DaerahDaerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita
Negara Tahun 1950) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2851);
2.
3.
4.
5.
1
40
No.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Penilaian
41
No.
12.
13.
14.
15.
16.
Penilaian
17.
18.
19.
42
No.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Penilaian
Undang-Undang
Permukiman
No.1
Tahun
2011
Tentang
2011
Perumahan
tentang
dan
Pembentukan
43
No.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Penilaian
34.
35.
44
No.
36.
37.
38.
39,
40.
41.
42.
43.
Penilaian
45
No.
44.
45.
46.
47.
48
49.
50.
51.
Penilaian
46
No.
Penilaian
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
47
No.
Penilaian
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
0
0
6:69 (100%) = 8,69%
48
49
Keterangan
Dalam RTRW Kabupaten Tasikmalaya telah merumuskan
mengenai upaya pemasyarakatan (sosialisasi) RTRWK.
Namun pemahaman terhadap RTRWK masih belum
mencapai hasil efektif.
2.
3.
PENENTUAN TIPOLOGI
Penentuan tipologi merupakan hal yang penting, karena dengan diketahui tipologi
dapat ditentukan tindakan selanjutnya, dalam hal berarti apakah RDTR perlu direvisi
atau disusun ulang. Perbedaan tipologi akan membedakan tindakan yang akan
dilakukan terdapat RDTR yang akan disusun. Untuk menentukan tipologi diperlukan
pertimbangan dari criteria-kriteria yang ada, yaitu :
Kriteria kesahihan;
Kriteria adanya perubahan dari faktor eksternal;
Kriteria adanya simpangan antara RTRW Kabupaten dengan kondisi eksisting.
Dengan diketahuinya hal-hal tersebut di atas, dapat ditentukan tipologi dan
perbedaan tindakan terhadap RTRW. Berdasarkan Keputusan Menteri Kimpraswil
No. 327/KPTS/M/2002, Kriteria-kriteria tipologi, yaitu:
Tipologi A RTRW sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap.
Tipologi B RTRW sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah.
Tipologi C RTRW sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah.
Tipologi D RTRW sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.
Tipologi E RTRW tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah.
Tipologi F RTRW tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap.
Tipologi G RTRW tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah.
Tipologi H RTRW tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.
51
PENENTUAN TIPOLOGI
Faktor
Eksternal
Faktor
Internal
Jenis
Tipologi
52
53
54
55
Rekomendasi yang diberikan untuk tipologi hasil evaluasi yang sudah dilakukan, yaitu
TIPOLOGI C adalah bahwa: peninjauan kembali atas RTRW Kabupaten Tasikmalaya perlu
dilakukan, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor eksternal dan internal,
perlu dilakukan perubahan dan penyempurnaan rencana (pola dan struktur ruang) serta
pemantapan dalam pemanfaatan dan pengendalian RTRW Kabupaten Tasikmalaya
sehubungan dengan adanya beberapa penyimpangan pemanfaatan ruang wilayah.
Tatacara yang harus dilakukan adalah :
a. Masukan
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja RTRWK
b. Proses
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijaksanaan pembangunan daerah
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang
Apabila faktor eksternal tidak lagi sejalan dengan strategi pengelolaan, rencana struktur
dan pola pemanfaatan ruang, dilanjutkan dengan :
1) Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan daerah
2) Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang
3) Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah
c. Keluaran
Rumusan strategi pengembangan wilayah baru
Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang baru
56
58
59
60
Kecamatan
Cipatujah
Karangnunggal
Cikalong
Aksesbilitas
Gravitasi
Ranksize
Skalogram
Kepadatan Pddk
% Terbangun
TOTAL
Hirarki
17
14
16
Pancetengah
19
Cikatomas
17
Cibalong
18
Paruponteng
18
Bantarkalong
14
Bojongasih
17
10
Culamega
17
11
Bojonggambir
17
12
Sodonghilir
16
13
Taraju
17
14
Salawu
16
15
Puspahiang
17
16
Tanjungjaya
14
17
Sukaraja
16
18
Salopa
16
19
Jatiwaras
16
20
Cineam
16
21
Karangjaya
16
22
Manonjaya
12
23
Gunungtanjung
16
24
Singaparna
25
Sukarame
13
26
Mangunreja
12
27
Cigalontong
15
28
Leuwisari
13
29
Sariwangi
16
30
Padakembang
14
31
Sukaratu
16
32
Cisayong
12
33
Sukahening
16
34
Rajapolah
35
Jamanis
11
36
Ciawi
12
37
Kadipaten
15
38
Parengageung
16
39
Sukaresik
12
Keterangan : Aksesbilitas,
Gravitasi, Ranksize,
Skalogram, Kepadatan
Penduduk, Presentase Lahan
terbangun nilai pembobotan
1 (tinggi), 2 (sedang), 3
(rendah), hirarki 1 (tinggi
dengan nilai bobot rendah)
dan hirarki 3 (rendah
dengan nilai bobot tinggi)
Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG
Perlindungan terhadap terumbu karang, hutan mangrove, dan kawasan estuaria di Kecamatan
Cipatujah, Cikalong dan Karangnunggal
Penetapan batas dan status hutan
Rehabilitasi kawasan hutan kritis
Pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan dan sesuai dengan peraturan perundangundangan
Pengendalian alih fungsi lahan pertanian
Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Salawu, Manonjaya,
Singaparna, Sukarame, Mangunreja, Leuwisari, Cigalontang, Sariwangi, Sukaratu dan
Padakembang
Pemantapan kawasan sentra komoditas agribisnis unggulan di Kecamatan Bantarkalong,
Cikatomas, Singaparna, Ciawi, Taraju, Manonjaya, dan Cipatujah
Optimalisasi UPDT balai benih holtikultura Cimintar di Kecamatan Cipatujah
Optimalisasi UPDT balai benih padi dan palawija Margajaya di Kecamatan Mangunreja
Pembangunan pusat pembibitan komoditas unggulan agribisnis di Kecamatan Bantarkalong,
Cikatomas, Singaparna, Ciawi, Manonjaya, Cipatujah dan Taraju
Pengembangan sarana pengeringan hasil pertanian di Kecamatan Bantarkalong, Cikatomas,
Singaparna, Ciawi, Manonjaya, Cipatujah dan Taraju
Pengembangan gudang penyimpanan hasil pertanian di Kecamatan Bantarkalong, Cikatomas,
Singaparna, Ciawi, Manonjaya, Cipatujah dan Taraju
Intensifikasi dan ekstensifikasi komoditas agribisnis ungulan di Kecamatan Puspahiang, Jatiwaras,
Salawu, Sukaraja dan Manonjaya
62
Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG
Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG
Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG
Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG
Penyusunan rencana induk kawasan strategis pariwisata di Kecamatan Sukaratu dan Cipatujah
Pembangunan sarana prasarana kawasan wisara di seluruh objek wisata Kabupaten
Optimalisasi objek wisata agro di Kecamatan Taraju dan Kadipaten
Penataan infrastuktur trasnpotasi menuju kawasan objek wisata seluruh objek wisata Kabupaten
Perencanaan daya tarik wisata di setiap kawasan wisata
Perencanaan dan penyediaan fasilitas paket wisata terpadu di Kabupaten Tasikmalaya
Pengembangan penataan kawasan wisata
Pengembangan sarana prasarana komunikasi penunjang pariwisata
Pembangunan prasarana dan sarana permukiman
Pengembangan kawasan permukiman sehat dan berwawasan lingkungan
Revitalisasi kawasan permukiman kumuh perkotaan
Pengembangan rumah layak huni bagi MBR
Pengembangan perumahan tahan gempa pada daerah rawan bencana
Penanganan pertahanan dan keamanan di Kecamatan Cikalong
Perencanaan pembangunan pasar induk di Kecamatan Singaparna
Perencanaan dan pembangunan sub terminal agribisnis (STA) di Kecamatan Bantarkalong,
Cikatomas, Singaparna, Ciawi, Manonjaya, Cipatujah, dan Taraju
Pengembangan sarana kelembagaan dan perekonomian (Koprasi usaha bersama, perbankan, balai
pendidikan dan pelatihan agribisnis) di Kecamatan Bantarkalong, Cikatomas, Singaparna, Ciawi,
Manonjaya, Cipatujah dan Taraju
Pengembangan sarana promosi dan pusat informasi pengembangan agribisnis di Kecamatan
Bantarkalong, Cikatomas, Singaparna, Ciawi, Taraju, Manonjaya, dan Cipatujah
Penataan dan pengembangan pasar tradisional di setiap Kecamatan
66
Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG
67
68
69
70
ASPEK PERENCANAAN
ASPEK PEMANFAATAN RUANG
ASPEK PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
PENENTUAN TIPOLOGI