Anda di halaman 1dari 70

PENINJAUAN KEMBALI

RENCANA TATA RUANG


WILAYAH (RTRW)

KABUPATEN
TASIKMALAYA

BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN TASIKMALAYA

LAPORA
N
ANTARA

LAPORAN
PENDAHULUA
N

LAPORAN
DRAFT AKHIR
LAPORAN
AKHIR
(UTAMA)

PENINJAUAN KEMBALI
RTRW KABUPATEN TASIK
2011-2031

BA I

PENDAHULUAN

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH EKSISTING

BAB III

KEBIJAKAN TATA RUANG

BAB IV

IDENTIFIKASI PENATAAN RUANG KABUPATEN


TASIKMALAYA

BAB V

EVALUASI KINERJA RTRW KABUPATEN TASIKMALAYA


2011 - 2031

BAB VI

KESIMPULAN

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Tasikmalaya Tahun 2011-2031


yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012, telah memasuki
tahun ke-4 (empat). Selama kurun waktu tersebut, kebijakan nasional dan daerah
telah mewarnai pembangunan di Tasikmalaya, dan beberapa diantaranya tidak
tercantum di dalam RTRWK yang telah ditetapkan.
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang memberikan ruang bagi daerah untuk melakukan peninjauan kembali
terhadap RTRWK 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Peninjauan kembali RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031 memerlukan tahapan


kajian, evaluasi dan penilaian dalam menghasilkan rekomendasi tentang
penyempurnaan dalam hal apa saja yang perlu dilakukan untuk pelaksanaan
RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031 pada sisa masa berlakunya RTRWK, yaitu 16
(enam belas) tahun ke depan untuk mencapai tujuan penataan ruang Kabupaten
Tasikmalaya.

Tujuan:
Menghasilkan suatu dokumen mengenai tinjauan untuk penyempurnaan
RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Sasaran:
Tersusunnya kajian peninjauan kembali RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Tersusunnya evaluasi dan penilaian terhadap RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031


penerapannya;

dan

Terumuskannya rekomendasi hasil peninjauan kembali RTRWK Tasikmalaya Tahun 20112031

Dasar pelaksanaan kegiatan penyusunan Peninjauan Kembali RTRWK Tasikmalaya


Tahun 2011-2031 adalah:
Undang-undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 BAB VI Bagian Kesatu
Perncanaan tata ruang paragraf 1 umum pasal 16
1.Rencana tata ruang dapat ditinjau kembali
2.Peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menghasilkan rekomendasi berupa :
a.Rencana tata ruang yang ada dapat tetap berlaku sesuai dengan masa berlaku
b.Rencana tata ruang yang ada perlu direvisi
3.Apabila peninjauan kembali rencana tata ruang menghasilkan rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, revisi rencana tata ruang dilaksanakan
dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan
4.Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah.
Kepmen Kimpraswil No 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman
Bidang Penataan Ruang Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Lampiran IV
mengenai Pedoman Peninjauan Kemabli Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

RUANG LINGKUP WILAYAH


Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) adalah Seluruh wilayah administratif Kabupaten
Tasikmalaya.
Secara geografis terletak antara 700229 - 704908 Lintang Selatan dan
10705410 - 10702642 Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Tasikmalaya
memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya, Kab. Majalengka, Kab. Ciamis,
dan Kabupaten Sumedang;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Garut; dan
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis.
Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2.708,1 km 2 atau
270.881, terdiri dari 39 kecamatan dan 351 desa.

Adminstrasi Kabupaten
Tasikmalaya

Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan


di Kabupaten Tasikmalaya

Gambar 1.2
Metodologi Pekerjaan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Tasikmalaya

10

11

Kajian terhadap keabsahan RTRW

Pemantauan, Evaluasi dan Penilaian RTRW

Tipologi peninjauan kembali RTRW

Perumusan peninjauan kembali RTRW

12

No

Aspek Penilaian

1.

Berdasarkan
kelengkapan dan
keabsahan data

Berdasarkan metoda
dan analisis

Berdasarkan konsep
dan strategi

Berdasarkan produk
rencana tata ruang

Berdasarkan proses
penyusunan

Kriteria Keabsahan RTRW Kabupaten


Dinyatakan lengkap dan sah apabila mencakup:
1. Data kebijakan pembangunan daerah, seperti kesimpulan PROPEDA, informasi arahan RTRWN, RTRW Propinsi, RTRW Kabupaten, serta data perekonomian nasional.
2. Data karakteristik ekonomi, meliputi data PDRB kabupaten, produksi sektoral kabupaten, APBD kabupaten (5 tahun terakhir), serta investasi sektoral pembangunan di kabupaten.
3. Data kependudukan/demografi, meliputi data jumlah penduduk selama 5 tahun terakhir, kepadatan penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk, dan penduduk berdasarkan lapangan
pekerjaan, yang dirinci menurut kota/kecamatan.
4. Data sumberdaya buatan, meliputi data sarana ekonomi, sarana sosial, sarana dan prasarana transportasi, yang dirinci per kecamatan, serta prasarana pengairan, sistem jaringan
listrik, dan sistem telekomunikasi.
5. Data sumberdaya alam, meliputi peta dan data penggunaan tanah, hidrologi/sumberdaya air, topografi, geologi/sumberdaya mineral, kesesuaian lahan kegiatan budidaya, tataguna
hutan, jenis tanah, dan iklim.
Dinyatakan lengkap jika sekurang-kurangnya mencakup analisis sebagai berikut:
1. Analisis kedudukan kabupaten dalam perwilayahan nasional dan pulau serta propinsi, serta hubungannya dengan kabupaten lain, meliputi:
sistem jaringan transportasi nasional, pulau, propinsi
arahan kebijakan RTRWN, RTRW pulau, RTRW propinsi, rencana strategi pengembangan wilayah regional, dll
sistem perkotaan nasional, pulau, propinsi, dan regional
fungsi dan peran kabupaten dalam lingkup nasional, pulau, dan propinsi berdasarkan aspek ekonomi, transportasi, dan pencapaian pembangunan nasional secara umum.
sektor-sektor unggulan di kabupaten
2. Analisis demografi, untuk melihat profil dan perkembangan penduduk, meliputi analisis tingkat perkembangan, pergerakan penduduk antar dan dalam kabupaten,
distribusi/kepadatan penduduk berdasarkan kecamatan, struktur pekerjaan penduduk dirinci berdasarkan kecamatan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja.
3. Analisis ekonomi wilayah, untuk melihat profil dan perkembangan ekonomi kabupaten, seperti struktur ekonomi kabupaten, terutama menyangkut keterkaitan antarsektor dan
sektor unggulan, pertumbuhan ekonomi, pergerakan barang dan jasa, pola persebaran ekonomi dalam kabupaten dan keterkaitannya, serta potensi investasi.
4. Analisis fisik dan daya dukung lingkungan, meliputi analisis kendala fisik pengembangan kawasan budidaya (rawan gempa, banjir, longsor), lokasi dan kapasitas sumberdaya alam (air,
tanah, hutan, dan mineral), serta kesesuaian lahan bagi pertanian pangan, perkebunan, dan kehutanan.
5. Analisis sarana dan prasarana, meliputi analisis kondisi, jenis, dan jumlah sarana sosial, ekonomi, transportasi, pengairan, listrik, dan telekomunikasi.
6. Analisis struktur dan pola ruang, untuk melihat kecenderungan perkembangan struktur dan pola, yang meliputi pola sebaran penduduk, kawasan budidaya, dan jaringan
infrastruktur.
7. Analisis potensi dan kondisi SDA, SD buatan, dan SDM, yang dinyatakan lengkap apabila terdapat kesimpulan potensi sumberdaya alam yang ada, kemungkinan perkembangannya,
dan keterbatasan pengembangannya.
8. Analisis keuangan dan kemampuan pembangunan daerah, mencakup analisis jumlah dan proporsi biaya pembangunan kabupaten, PAD dan subsidi dari pemerintah pusat/propinsi, dan
sumber-sumber pembiayaan lainnya (swasta, BLN, dll).
Dinyatakan lengkap jika mencakup:
1. Rumusan permasalahan pembangunan kabupaten dan keterkaitannya dengan permasalahan pemanfaatan ruang
2. Rumusan konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah kabupaten
3. Penjabaran konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah kabupaten, meliputi strategi pengelolaan kawasan lindung dan budidaya; kawasan perdesaan, perkotaan, dan
tertentu; kawasan produksi dan permukiman, serta sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan; pengembangan sarana dan prasarana wilayah; pengembangan kawasan
prioritas; serta penatagunaan tanah, air, udara, dan sumberdaya alam lainnya.
Dinyatakan lengkap jika mencakup:
1. Arahan pengelolaan kawasan lindung dan budidaya
2. Arahan pengelolaan kawasan perdesaan, perkotaan, dan tertentu
3. Arahan pengembangan kawasan budidaya, meliputi kawasan permukiman, kehutanan, pertanian, pertambangan, industri, dan lainnya.
4. Arahan struktur tata ruang, meliputi arahan pengembangan sistem pusat permukiman (perkotaan dan perdesaan), sistem jaringan jalan, sistem transportasi lainnya, sistem jaringan
energi/listrik, pengairan, telekomunikasi, air baku.
5. Arahan pengembangan kawasan prioritas.
6. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah, meliputi kebijakan tata guna tanah, air, lahan, udara, dan sumberdaya alam lainnya.
Dinyatakan lengkap jika:
1. Disusun berdasarkan pedoman teknis penyusunan yang berlaku.
2. Melibatkan tim teknis tata ruang propinsi serta pihak lain yang terkait (masyarakat dan pakar).
3. Melalui suatu proses konsensus dan musyawarah dalam mengalokasikan ruang sesuai dengan arahan rencana tata ruang yang lebih tinggi.
4. Disepakati oleh DPRD.

Sumber: Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten ((Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002)
Keterangan : Penggunaan ketentuan ini akan disesuaikan dengan ketersediaan data dan informasi

13

Tidak menyimpang jika:


Pemanfaatan ruang:

- Benar-benar menjadi acuan pelaksanaan pembangunan, artinya menjadi dokumen resmi dalam
Rakorbang Daerah dan didudukkan sejajar dengan Peraturan Daerah lainnya.
- Struktur dan pola pemanfaatan ruang benar-benar sesuai dengan arahan dalam RTRW
- Telah ditetapkan dan disahkan menjadi PERDA dan didiseminasikan ke setiap sektor.
- Menjadi acuan sektor dalam menyusun rencana, pembiayaan, dan tahapan program pembangunan serta
telah menjadi acuan dalam pelaksanaan penyusunan rencana tata ruang hirarki di bawahnya.
- Tidak menimbulkan konflik antarsektor atau tumpangtindih alokasi kegiatan sektor.
- Pemanfaatan ruang atas dasar RTRW tidak menimbulkan dampak yang bermasalah di masyarakat.
- Tidak ada pengaduan masyarakat yang menginformasikan ketidaksesuaian RTRW dengan kenyataan di
lapangan.

Pengendalian pemanfaatan ruang : - Telah memiliki sistem informasi pemantauan dan pelaporan yang handal, cepat, dan informatif.
- Telah dilakukan mekanisme perijinan yang sesuai berdasarkan RTRWP dalam menentukan lokasi
kegiatan.
- Telah dilakukan evaluasi pelaksanaan program-program pembangunan, implementasi ruang, serta
perijinan pemanfaatan ruang.
- Telah dilakukan evaluasi terhadap kenyataan di lapangan akibat terjadinya terjadinya faktor eksternal
(perubahan kebijakan dan rujukan)
- Diterapkan instrumen baru, seperti perangkat insentfi, agar selalu sesuai dengan arahan RTRWP
- Diterapkan denda/sangsi bagi yang melanggar arahan dalam RTRW

14

LETAK
GEOGRAFIS
ADMINISTRASI

DAN

KONDISI FISIK ALAMIAH


KEPENDUDUKAN
POTENSI BENCANA ALAM,
SUMBERDAYA ALAM DAN BUATAN
EKONOMI WILAYAH
SARANA DAN PRASARANA

BATAS

15

LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI


LETAK GEOGRAFIS

Kondisi fisik dasar Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara 7 02' 29" - 7 49'
08" Lintang Selatan dan 107 54' 10" - 108 26' 42" Bujur Timur
LETAK ADMINISTRASI

Secara administratif Kabupaten Tasikmalaya memiliki batas wilayah sebagai berikut:


Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya, Kab. Majalengka, Kab. Ciamis, dan
Kabupaten Sumedang;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Garut; dan
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis.
Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2.708,81 km2 atau 270.881 ha, secara
administratif terdiri dari 39 Kecamatan dan 351 desa. Tiga kecamatan merupakan kecamatan
yang mempunyai wilayah pesisir dan lautan yaitu Kecamatan Cikalong, Cipatujah dan
Karangnunggal. Mencakup wilayah di 6 (enam) kecamatan yaitu :
Kecamatan Singaparna (10 Desa)
Kecamatan Mangunreja (2 desa) :
Kecamatan Leuwisari (1 desa), yaitu Desa Arjasari
Kecamatan Padakembang (1 desa), yaitu Desa Cilampunghilir
Kecamatan Sariwangi (1 desa), yaitu Desa Selawangi
Kecamatan Sukarame (1 desa), yaitu Desa Sukarame

16

PETA KONDISI FISIK ALAMIAH

17

18

19

KEPENDUDUKAN

20

IDENTIFIKASI POLA
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Rata-rata pertumbuhan penduduk
di Kabupaten Tasikmalaya sebesar
0,0071%. Proyeksi penduduk di
Kabupaten
Tasikmalaya
menggunakan
perhitungan
aritmatik dengan melihat pada
prosentase penduduk pertahun.
Maka di dapat kan hasil sebagai
berikut ;
Tahun 2015 ; 1.850.108 jiwa
Tahun 2016 ; 1.971.599 jiwa
Tahun 2017 ; 2.093.089 jiwa
Tahun 2018 ; 2.214.579 jiwa
Tahun 2019 ; 2,336.070 jiwa
Tahun 2020 ; 2.245.560 jiwa

21

POTENSI BENCANA ALAM, SUMBERDAYA ALAM DAN


BUATAN

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Tasikmalaya


terdiri dari kawasan rawan gerakan tanah tinggi
dengan luas 29.741.789 ha, kawasan rawan
gerakan tanah rendah dengan 70.635.480 ha ,
kawasan rawan gerakan tanah menengah dengan
luas 124.959.700 ha, kawasan rawan gempa bumi
dengan luas 18.117.140 ha, kawasan gunung
berapi daerah bahaya dengan luas 11.335.700 ha
serta

terlarang

kawasan

rawan

dengan
tsunami

luas

4.082.300

tinggi

dengan

ha,
luas

6.801.300 ha serta menengah 2.779.648 ha yang


tersebar hampir di seluruh kecamatan dengan luas
total kawasan bencana 268.453.127 ha.

22

EKONOMI WILAYAH
Tabel
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2010 2014 atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Tabel Produksi Domesik Regional Bruto Kabupaten


Tasikmalaya Tahun 2010 2014 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

23

24

IDENTIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI


WILAYAH
Berdasarkan hasil ekonomi dengan menggunakan metode analisis shift share di
Kabupaten Tasikmalaya dengan harga berlaku pada Tahun 2011 dan 2014, melihat
pada indeks spesialisasi LQ > 1 merupakan spesialisasi tinggi (basis) dan LQ < 1
Spesialisasi rendah (service) sehingga lapangan usaha spesialisasi tinggi (basis) yaitu
keuangan, persewaan dan jasa perusahan yaitu 8,97 (Juta Rupiah) pada tahun 2011
dan tahun 2014 sebesar 8,45 (Juta Rupiah), sedangkan spesilisasi rendah (service)
yaitu pertambangan yaitu 0,07 (Juta Rupiah).

25

SARANA DAN PRASARANA

SARANA PENDIDIKAN
Jumlah dan jenis fasilitas pendidikan yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 antara lain
berupa TK sebanyak 287 buah, SD Negri & swasta sebanyak 1.083 buah, SMP Negri & Swasta
sebanyak 226 buah, SMU Negri & swasta 50 buah dan SMK Negri & Swasata sebanyak 107 buah.

SARANA PERIBADATAN
Jumlah dan jenis sarana peribadatan di Kabupaten Tasikmalaya berupa mesjid 3.402 buah, langgar
6.110 buah,mushala 1.559 buah dan gereja sebanyak 3 buah

SARANA KESEHATAN
Jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014 dominan merupakan Posyandu
dengan jumlah 2.260 buah

PRASARANA JARINGAN JALAN


Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Tasikmalaya dari tahun ketahun mengalami peningkatan
tetapi pada tahun 2013 jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 12.258
buah sedangkan di tahun 2014 mengalami penurunan dengan jumlah kendaraan sebanyak 7.002
buah,

PRASARANA JARINGAN JARINGAN AIR BERSIH


Jaringan air bersih di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014 menurut banyaknya konsumen dan air
minum terjual menurut golongan tarif yaitu dengan jumlah konsumen (pelanggan) sebanyak
38.528 pelanggan, jumlah air minum yang terjual sebesar 6.609.813 M 3, nilai air minum yang terjual
Rp 33.363.776.650,- dan rata-rata tarif per M 3 Rp.873.047,52.

PRASARANA JARINGAN JARINGAN LISTRIK


Kebutuhan listrik di Kabupaten Tasikmalaya terjadi peningkatan dari tahun 2009 dengan jumlah di
terima 349.202.129 kwh dan terjual 304.170.758 kwh sedangkan pada tahun 2014 dengan jumlah di
terima 480.820.036 kwh dan terjual 435.767.384 kwh.

PRASARANA JARINGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI


Pemakaian jasa jaringan telokomunikasi di Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun 2014 sebanyak 46.982
SST. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut
2014 sebanyak 46.982 SST

26

RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI


(RTRWP)
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
TASIKMALAYA

27

RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI


RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM PERKOTAAN

Berdasarkan RTRWP Jawa Barat, ditetapkan bahwa Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
terletak di Sukabumi, Pelabuhanratu, Pangandaran,

Kadipaten, Cikampek-Cikopo,

Tasikmalaya, dan Indramayu yang berperan menjadi pusat koleksi dan distribusi skala
nasional.

Penetapan kawasan Singaparna sebagai PKL perkotaan dengan wilayah pelayanan


kabupaten/kota dan beberapa kecamatan.

Penetapan kawasan Karangnunggal sebagai PKL perdesaan dengan wilayah pelayanan


kabupaten/kota dan beberapa kecamatan.

28

RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI


RENCANA POLA RUANG
KAWASAN LINDUNG

Kabupaten Tasikmalaya memiliki fungsi kawasan hutang berfungsi lindung, sempadan pantai,
kawasan sekitar waduk di Situ Gede, kawasan rawan gempa bumi tektonik Garut-TasikmalayaCiamis, kawasan koridor bagi satwa dan biota laut yang di lindungi yaitu tempat bertelur
penyu terdapat di Cipatujah
KAWASAN BUDIDAYA

Kawasan budidaya yang terdapat di Kabupaten Tasikmlaya meliputi kawasan pertanian


pangan irigasi teknis, kawasan perkebunan, kawasan perikanan, kawasan

eko wisata

Cipatujah, kawasan wisata agro Kabupaten Tasikmalaya


KAWASAN STRATEGIS

Penetapan KSP Pulau Nusa Manuk-Tasikmalaya sebagai pertahanan dan keamanan provinsi

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN


TASIKMALAYA
TUJUAN PENATAAN RUANG
Untuk mewujudkan wilayah Kabupaten yang maju, sejahtera berbasis sektor pertanian
dan menjaga keharmonisan lingkungan yang berkelanjutan
RENCANA SISTEM PUSAT KEGIATAN

Penetapan kawasan perkotaan Singaparna dan Kawasan Perkotaan Karangnunggal sebagai


Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Penetapan Kawasan Perkotaan Manonjaya dan Kawasan Perkotaan Ciawi yang berpotensi
untuk dikembangkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)
Penetapan ibukota kecamatan lainnya sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang meliputi
PPK Rajapolah, PPK Taraju, PPK Cipatujah, PPK Cibalong, PPK Mangunreja, PPK
Bantarkalong, PPK Cikatomas, dan PPK Cineam
Penetapan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang meliputi Kecamatan Kadipaten,
Kecamatan Pagerageung, Kecamatan Sukaresik, Kecamatan Jamanis, Kecamatan Sukahening,
Kecamatan Sukaratu, Kecamatan Cisayong, Kecamatan Sariwangi, Kecamatan Leuwisari,
Kecamatan Cigalontang, Kecamatan Salawu, Kecamatan Tanjungjaya, Kecamatan Sukarame,
Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Padakembang, Kecamatan Puspahiang, Kecamatan
Sodonghilir, Kecamatan Bojonggambir, Kecamatan Jatiwaras, Kecamatan Cikalong,
Kecamatan Gunungtanjung, Kecamatan Salopa, Kecamatan Karangjaya, Kecamatan
Bojongasih, Kecamatan Parungponteng, Kecamatan Culamega, Kecamatan Pancatengah

29

30

No.

Nama Kecamatan

Sistem Perkotaan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN TASIKMALAYA
TABEL SISTEM PERKOTAAN
KABUPATEN TASIKMALAYA

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Ciawi

Sistem Perdesaan

PKLp

Kadipaten

PPL

Pagerageung

PPL

Sukaresik

PPL

Jamanis

PPL

Sukahening

PPL

Rajapolah

PPK

Sukaratu

PPL

Cisayong
Singaparna

PKLp
PKL

Sariwangi

PPL

Leuwisari

PPL

Cigalontang

PPL

Salawu

PPL

Mangunreja

PPK

Tanjungjaya

PPL

Sukarame

PPL

Sukaraja

PPL

Padakembang

PPL

Taraju

PPK

Puspahiang

PPL

Bojonggambir

PPL

Sodonghilir

PPL

Manonjaya

PKLp

Jatiwaras

PPL

Cineam

PPK

Karangjaya

PPL

Salopa

PPL

Gunungtanjung
Karangnunggal

PPL
PKL

Cipatujah

PPK

Cibalong

PPK

Parungponteng
Bantarkalong

PPL
PPK

Bojongasih

PPL

Culamega

PPL

Cikalong

PPL

Pancatengah
Cikatomas

PPL
PPK

31

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN


TASIKMALAYA
RENCANA PENGEMBANGAN
PUSAT-PUSAT KEGIATAN

32

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN


TASIKMALAYA
RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA
TRANSPORTASI DARAT

Pembangunan jalan bebas hambatan (jalan tol) berupa jalan tol Cileunyi-Nagrek-Ciamis-Banjar melalui ruas jalan Kadipaten
Rajapolah berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya

Pengembangan rencana jalan arteri primer Meliputi ruas jalan ruas jalan Kadipaten Rajapolah, ruas jalan Rajapolah
Cisayong, dan ruas jalan Ciawi Kadipaten

pengembangan rencana jalan kolektor primer 2 (dua) meliputi ruas jalan ruas jalan Ciawi Singaparna, ruas jalan Manonjaya
Salopa, ruas jalan Sukaraja - Karangnunggal- Cipatujah, ruas jalan Papayan -Cikalong dan ruas jalan Mangunreja - Sukaraja.

Pengembangan jalan kolektor primer 3 (tiga) meliputi ruas jalan

ruas jalan Ciawi Singaparna, ruas jalan Ciawi

Panumbangan, ruas jalan Ciawi Pasirhuni, ruas jalan Cibalong Derah, ruas jalan Cikatomas Cimedang dst.

Peningkatan terminal penumpang tipe C menjadi tipe B di Kabupaten Tasikmalaya adalah berada di Kecamatan Singaparna

33

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN


TASIKMALAYA
RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA
PERKERETAAPIAN

pengembangan sistem jaringan jalur kereta api mencakup pengembangan 3 jalur yaitu jalur
Manonjaya Awipari, jalur Rajapolah Indihiang; dan jalur Ciawi Rajapolah

pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur kereta api lintas Utara Selatan berada
antara Galunggung Tasikmalaya

pengembangan stasiun kereta api yang berupa renovasi bangunan meliputi yaitu: Stasiun
Manonjaya, Stasiun Rajapolah, dan Stasiun Ciawi
TRANSPORTASI LAUT

pengembangan terminal khusus pendukung pengembangan komoditas unggulan pertambangan


yang berada di Kecamatan Cipatujah, Cikalong dan Karangnunggal

34

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN


TASIKMALAYA
RENCANA POLA RUANG

Peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya. Kawasan lindung dalam lingkup wilayah kabupaten mencapai total luas
174,321.90 ha atau 64.35%, dan selebihnya termasuk dalam kawasan budidaya, yaitu
96,559.82 atau 35.65%.

35

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN


TASIKMALAYA
RENCANA POLA RUANG

36

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN TASIKMALAYA
RENCANAPOLA RUANG

37

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN TASIKMALAYA
KAWASAN STRATEGIS
KABUPATEN

38

Kajian terhadap keabsahan RTRW

Penilaian Terhadap Muatan Perencanaan

Kelengkapan dan keabsahan data dalam


penyusunan RTRWK Tasikmalaya memenuhi
13,06% dari kriteria evaluasi.
Kelengkapan metode dan analisis dalam
penyusunan RTRWK Tasikmalaya memenuhi
6,84% dari kriteria evaluasi.
Kelengkapan konsep dan strategi
pengembangan dalam penyusunan RTRWK
Tasikmalaya memenuhi 15,8% dari kriteria
evaluasi.
Kelengkapan produk rencana dalam
penyusunan RTRWK Tasikmalaya memenuhi
17,02% dari kriteria evaluasi.
Ketetapan prosedur penyusunan dalam
penyusunan RTRWK Tasikmalaya memenuhi
20% dari kriteria evaluasi.
Secara keseluruhan, total nilai yang dicapai
memenuhi 72,72% dari kriteria evaluasi.

RTRWK
Tasikmalaya
tetap sah

39

Penilaian Terhadap Aspek Eksternal Perencanaan

No.

Pedoman dan Kebijakan yang Digunakan

Pedoman Kebijakan yang Terbaru

Penilaian

1.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat
(Berita Negara Tahun 1950) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851);

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan DaerahDaerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita
Negara Tahun 1950) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2851);

2.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi, Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3419);

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3888) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor
1 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan
Lembaran Negara Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun 2004
tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan Menjadi Undang-undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

3.

4.

5.

1
40

No.

Pedoman dan Kebijakan yang Digunakan

6.

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4169);

7.

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

8.
9.

10.

11.

Pedoman Kebijakan yang Terbaru

Penilaian

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia
Nomor 4421);

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);

41

No.

Pedoman dan Kebijakan yang Digunakan

12.

Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4441);

13.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025)
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4722);

14.
15.
16.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana) Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

Pedoman Kebijakan yang Terbaru

Penilaian

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana

Undang-Undang No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

17.

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746);

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi

18.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

19.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

42

No.
20.

21.
22.

23.

24.

25.

26.

27.

Pedoman dan Kebijakan yang Digunakan


Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5025);
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5164);
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5188);
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan-Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5280);
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan
Sebagian Urusan Pemerintah di Bidang Pekerjaan Umum Kepada
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Tentang Penyerahan
Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Pekerjaan Umum Kepada
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3353);

Pedoman Kebijakan yang Terbaru

Penilaian

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Benda Cagar Budaya

Undang-Undang
Permukiman

No.1

Tahun

2011

Undang-Undang Nomor 12 Tahun


Peraturan Perundang-undangan

Tentang

2011

Perumahan

tentang

dan

Pembentukan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi


Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan


Sebagian Urusan Pemerintah di Bidang Pekerjaan Umum Kepada
Daerah

43

No.
28.

29.

30.

31.
32.

33.

Pedoman dan Kebijakan yang Digunakan


Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3838);
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat
Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3934);
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242);
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

Pedoman Kebijakan yang Terbaru

Penilaian

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Tingkat Ketelitian


Peta

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan


Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

34.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4623);

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi

35.

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

44

No.
36.

37.

38.

39,
40.
41.

42.

43.

Pedoman dan Kebijakan yang Digunakan

Pedoman Kebijakan yang Terbaru

Penilaian

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5004);
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4858);
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan
Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737)

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sumber Daya Air

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman


Pengelolaan Kawasan Perkotaan

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2013 Tentang Perubahan


Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan
Tol

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan


Perkeretaapian

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman


Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5004);
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019);
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009
Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5048);

45

No.
44.

45.

46.

47.

48
49.

Pedoman dan Kebijakan yang Digunakan


Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5070);
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan
Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Kawasan
Suaka Alam dan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5217);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230);
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

50.

Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan


Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko
Modern;

51.

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan


Kawasan Lindung;

Pedoman Kebijakan yang Terbaru

Penilaian

Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan


Penataan Ruang

Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata


Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan


Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai

Peraturan Presiden Nommor 30 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua


Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan


Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan


Kawasan Lindung

46

No.

Pedoman dan Kebijakan yang Digunakan

Pedoman Kebijakan yang Terbaru

Penilaian

52.

Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi


Penataan Ruang Nasional;

Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi


Penataan Ruang Nasional

53.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988 tentang


Petunjuk Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987;

54.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah

55.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2007 tentang


Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi,
serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2007 tentang


Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta
Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/ M/2008


tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan
Perkotaan;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 11/PRT/ M/2009
tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota beserta
Rencana Rincinya;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/ M/2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/ M/2008 tentang


Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan

56.
57.

58.

59.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988 tentang


Petunjuk Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 11/PRT/ M/2009 tentang


Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota beserta Rencana
Rincinya
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/ M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

47

No.

Pedoman dan Kebijakan yang Digunakan

Pedoman Kebijakan yang Terbaru

Penilaian

60.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang


Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Tata Ruang Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata


Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Daerah

61.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang


Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang


Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah

62.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Produk Hukum Daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang


Pembentukan Produk Hukum Daerah

63.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2001 tentang


Pola Induk Pengelolaan Sumber Daya Air di Provinsi Jawa Barat;

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2001 tentang


Pola Induk Pengelolaan Sumber Daya Air di Provinsi Jawa Barat

64.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005 tentang


Sempadan Sungai (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005 tentang


Sempadan Sungai

65.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun
2009-2029 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 22 Seri e,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 86);
Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 8 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tasikmalaya;

66.
67.

Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2010


tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Tasikmalaya tahun 2005 2025.

68.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2011


Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang
Informasi Geospasial

69.

UU RI Nomor 2 tahun 2015 Tentang Pemerintahan Daerah


Total

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat

Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 8 Tahun 2008


tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tasikmalaya

Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2010


tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Tasikmalaya tahun 2005 2025

0
0
6:69 (100%) = 8,69%
48

49

Pemantauan, Evaluasi dan Penilaian RTRW

ASPEK PENGENDALIAN PEMANFAATAN


RUANG
No.
1.

Aspek Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Pemasyarakatan Rencana

Keterangan
Dalam RTRW Kabupaten Tasikmalaya telah merumuskan
mengenai upaya pemasyarakatan (sosialisasi) RTRWK.
Namun pemahaman terhadap RTRWK masih belum
mencapai hasil efektif.

2.

Pemantauan dan Pelaporan Pemanfaatan

Dalam RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031 belum


dirumuskan mengenai pemantauan pemanfaatan ruang.
Hal ini menimbulkan terjadinya peluang penyimpangan
dalam pemanfaatan ruang di lapangan .

3.

Pengawasan dan Penertiban

Dalam RTRWK Tasikmalaya Tahun 2011-2031 telah


termuat upaya pengendalian pemanfaatan ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang mencakup kegiatan
pengawasan dan penertiban dalam pemanfaatan ruang
agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Sumber : Hasil Analisis, 2015


50

PENENTUAN TIPOLOGI

Penentuan tipologi merupakan hal yang penting, karena dengan diketahui tipologi
dapat ditentukan tindakan selanjutnya, dalam hal berarti apakah RDTR perlu direvisi
atau disusun ulang. Perbedaan tipologi akan membedakan tindakan yang akan
dilakukan terdapat RDTR yang akan disusun. Untuk menentukan tipologi diperlukan
pertimbangan dari criteria-kriteria yang ada, yaitu :
Kriteria kesahihan;
Kriteria adanya perubahan dari faktor eksternal;
Kriteria adanya simpangan antara RTRW Kabupaten dengan kondisi eksisting.
Dengan diketahuinya hal-hal tersebut di atas, dapat ditentukan tipologi dan
perbedaan tindakan terhadap RTRW. Berdasarkan Keputusan Menteri Kimpraswil
No. 327/KPTS/M/2002, Kriteria-kriteria tipologi, yaitu:
Tipologi A RTRW sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap.
Tipologi B RTRW sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah.
Tipologi C RTRW sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah.
Tipologi D RTRW sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.
Tipologi E RTRW tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah.
Tipologi F RTRW tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap.
Tipologi G RTRW tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah.
Tipologi H RTRW tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.
51

PENENTUAN TIPOLOGI
Faktor
Eksternal

Faktor
Internal

tingkat kelayakan standar kebijakan yang digunakan dalam penyusunan


RTRW Kabupaten Tasikmalaya adalah sebesar 8,69% (tidak mengalami
perubahan yang signifikan
persentase ketidaksesuaian antara rencana dengan kondisi eksisting
yaitu sebesar sebesar 42,55%, dalam faktor internal ini perlu dilakukan
penyusunan ulang terhadap RTRW Kabupaten Tasikmalaya
Hasil peninjauan kembali terhadap RTRW Kabupaten Kabupaten
Tasikmalaya adalah bahwa: kondisi RTRW sah, simpangan besar, dan

Jenis
Tipologi

faktor eksternal berubah. Sehingga peninjauan kembali untuk kondisi


faktor-faktor permasalahan ruang tersebut dapet dikategorikan ke dalam
TIPOLOGI C.

52

53

Dari hasil proyeksi pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tasikmalaya dari


tahun 2015 2020 dengan rata-rata pertumbuhan 0,073 %.
Hasil analisis pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Tasikmalaya lapangan
usaha spesialis tinggi (basis) yaitu keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
sebesar 8,45 (juta rupiah), jasa-jasa sebesar 5,12 (juta rupiah) dan
pertanian, pertenakan, perkebunan, kehutanan serta perikanan sebesar 3,99
(juta rupiah).
Hasil analisis perbandingan ketidak sesuaian penggunaan lahan Kabupaten
Tasikmalaya dari hasil overlay penggunaan lahan 2009 dengan hasil digitasi
2015 mengalami perbedaan yang signifikan seperti kawasan hutan memiliki
perbedaan sebesar 1,35%, perkebunan 8,18%, ladang/tegalan 1,83%, pasir
pantai 1,92 %, permukiman, 1,13%, semak belukar 0,26% dan tambak empang
2,40%. Terlihat bahwa kawasan perkebunan yang mengalami perubhan yang
cukup besar mencapai 8,18%. Sedangkan perubahan lahan perkecamatan
sebesar 1.765,32 % .

KELENGKAPAN MUATAN RTRW


Dari hasil penilaian pada aspek perencanaan RTRWK Tasikmalaya (kualitas dan atau
keabsahan RTRWK) dapat disimpulkan bahwa :
1.Kelengkapan dan keabsahan data dalam penyusunan RTRWK Tasikmalaya memenuhi
13,06% dari kriteria evaluasi.
2.Kelengkapan metode dan analisis dalam penyusunan RTRWK Tasikmalaya memenuhi
6,84% dari kriteria evaluasi.
3.Kelengkapan konsep dan strategi pengembangan dalam penyusunan RTRWK
Tasikmalaya memenuhi 15,8% dari kriteria evaluasi.
4.Kelengkapan produk rencana dalam penyusunan RTRWK Tasikmalaya memenuhi 17,02%
dari kriteria evaluasi.
5.Ketetapan prosedur penyusunan dalam penyusunan RTRWK Tasikmalaya memenuhi 20%
dari kriteria evaluasi.
6.Secara keseluruhan, total nilai yang dicapai memenuhi 72,72% dari kriteria evaluasi.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikatakan bahwa RTRWK Tasikmalaya tetap
sah karena penyusunannya telah mengikuti proses teknis yang baku. Penyusunan RTRWK
Tasikmalaya juga telah memenuhi tata cara/prosedur perencanaan tata ruang yang
diperlukan dan kelembagaan tata ruang yang benar, mulai dari persiapan hingga
pengesahannya.

54

KESESUAIAN PEMANFAATAN STRUKTUR


DAN POLA RUANG TERHADAP KONDISI
EKSISTING

Berdasarkan persentase ketidaksesuaian terhadap faktor internal (struktur dan


pola ruang) yaitu sebesar 42,55%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat
simpangan tinggi, sehingga perlu dilakukan penyusunan ulang terhadap RTRW
Kabupaten Tasikmalaya.

PENENTUAN TIPOLOGI RTRW


Berdasarkan kesimpulan hasil evaluasi terhadap RTRW Kabupaten Tasikmalaya yang
meliputi aspek perencanaan, aspek pemanfaatan ruang dan aspek pengendalian
pemanfaatan ruang. Hasil peninjauan kembali terhadap RTRW Kabupaten Kabupaten
Tasikmalaya adalah bahwa: kondisi RTRW sah, simpangan besar, dan faktor eksternal
berubah. Sehingga peninjauan kembali untuk kondisi faktor-faktor permasalahan ruang
tersebut dapet dikategorikan ke dalam TIPOLOGI C.

55

Rekomendasi yang diberikan untuk tipologi hasil evaluasi yang sudah dilakukan, yaitu
TIPOLOGI C adalah bahwa: peninjauan kembali atas RTRW Kabupaten Tasikmalaya perlu
dilakukan, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor eksternal dan internal,
perlu dilakukan perubahan dan penyempurnaan rencana (pola dan struktur ruang) serta
pemantapan dalam pemanfaatan dan pengendalian RTRW Kabupaten Tasikmalaya
sehubungan dengan adanya beberapa penyimpangan pemanfaatan ruang wilayah.
Tatacara yang harus dilakukan adalah :
a. Masukan
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja RTRWK
b. Proses
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijaksanaan pembangunan daerah
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang
Apabila faktor eksternal tidak lagi sejalan dengan strategi pengelolaan, rencana struktur
dan pola pemanfaatan ruang, dilanjutkan dengan :
1) Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan daerah
2) Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang
3) Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah
c. Keluaran
Rumusan strategi pengembangan wilayah baru
Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang baru

56

58

IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN


Metoda analisis yang digunakan adalah overlay antara penggunan lahan eksisting
dengan penggunaan lahan hasil digitasi. Berdasarkan hasil analisis yang telah di lakukan
maka pengunaan lahan di Kabupaten Tasikmalaya mengalami beberapa perubahan

Penggunaan Lahan tahun 2009

Penggunaan Lahan Hasil Digitasi 2015

59

60

IDENTIFIKASI STRUKTUR RUANG


NO

Kecamatan

Cipatujah

Karangnunggal

Cikalong

Aksesbilitas

Gravitasi

Ranksize

Skalogram

Kepadatan Pddk

% Terbangun

TOTAL

Hirarki

17

14

16

Pancetengah

19

Cikatomas

17

Cibalong

18

Paruponteng

18

Bantarkalong

14

Bojongasih

17

10

Culamega

17

11

Bojonggambir

17

12

Sodonghilir

16

13

Taraju

17

14

Salawu

16

15

Puspahiang

17

16

Tanjungjaya

14

17

Sukaraja

16

18

Salopa

16

19

Jatiwaras

16

20

Cineam

16

21

Karangjaya

16

22

Manonjaya

12

23

Gunungtanjung

16

24

Singaparna

25

Sukarame

13

26

Mangunreja

12

27

Cigalontong

15

28

Leuwisari

13

29

Sariwangi

16

30

Padakembang

14

31

Sukaratu

16

32

Cisayong

12

33

Sukahening

16

34

Rajapolah

35

Jamanis

11

36

Ciawi

12

37

Kadipaten

15

38

Parengageung

16

39

Sukaresik

12

Keterangan : Aksesbilitas,
Gravitasi, Ranksize,
Skalogram, Kepadatan
Penduduk, Presentase Lahan
terbangun nilai pembobotan
1 (tinggi), 2 (sedang), 3
(rendah), hirarki 1 (tinggi
dengan nilai bobot rendah)
dan hirarki 3 (rendah
dengan nilai bobot tinggi)

IDENTIFIKASI POLA RUANG

Penetapan batas kawasan hutan lindung daerah perbatasan


Penanaman tanaman tahunan
Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan hutan lindung
Pengembangan pola insentif dan disinsentif
Optimaliasasi pengengelolaan kawasan hutan lindung
Penghijauan kawasan
Pengendalian kegiatan budidaya pada kawasan tersebut
Penegakan aturan garis sempadan pantai dan sempadan sungai
Penataan kawasan sempadan pantai dan sempadan sungai
Pengelolaan pemeliharaan pelestarian, dan rehabilitasi kawasan sempadan
Penetapan batasan kawasan suaka alam dan cagar budaya di Kecamatan Cipatujah, Bantarkalong,
Salawu, Cineam, Taraju, Karangjaya, Sukaraja, Manonjaya, Leuwisari, Gunungtanjung
Pengembangan kawasan cagar budaya berbasis lingkungan di Kecamatan Cipatujah
Penataan kawasan cagar budaya berbasis kearifan lokal di Kecamatan Bantarkalong, Salawu, Cineam,
Taraju, Karangjaya, Sukaraja, Manonjaya, Leuwisari, Gunungtanjung
Pengaturan kegiatan pada kawasan budidaya
Pengurangan resiko bencana alama pada kawasan
Penyusunan mitigasi bencana
Identifikasi dan inventarisasi kawasan lindung geologi yang terdapat di Kecamatan Pancatengah,
Salawu, Sukaratu, Cigalontang, Leuwisari, Kadipaten
Pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan
Pengembangan pola intensif dan disinsentif pengelolaan kawasan
Pengawasan kawasan lindung geologi
61

Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG

Perlindungan terhadap terumbu karang, hutan mangrove, dan kawasan estuaria di Kecamatan
Cipatujah, Cikalong dan Karangnunggal
Penetapan batas dan status hutan
Rehabilitasi kawasan hutan kritis
Pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan dan sesuai dengan peraturan perundangundangan
Pengendalian alih fungsi lahan pertanian
Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Salawu, Manonjaya,
Singaparna, Sukarame, Mangunreja, Leuwisari, Cigalontang, Sariwangi, Sukaratu dan
Padakembang
Pemantapan kawasan sentra komoditas agribisnis unggulan di Kecamatan Bantarkalong,
Cikatomas, Singaparna, Ciawi, Taraju, Manonjaya, dan Cipatujah
Optimalisasi UPDT balai benih holtikultura Cimintar di Kecamatan Cipatujah
Optimalisasi UPDT balai benih padi dan palawija Margajaya di Kecamatan Mangunreja
Pembangunan pusat pembibitan komoditas unggulan agribisnis di Kecamatan Bantarkalong,
Cikatomas, Singaparna, Ciawi, Manonjaya, Cipatujah dan Taraju
Pengembangan sarana pengeringan hasil pertanian di Kecamatan Bantarkalong, Cikatomas,
Singaparna, Ciawi, Manonjaya, Cipatujah dan Taraju
Pengembangan gudang penyimpanan hasil pertanian di Kecamatan Bantarkalong, Cikatomas,
Singaparna, Ciawi, Manonjaya, Cipatujah dan Taraju
Intensifikasi dan ekstensifikasi komoditas agribisnis ungulan di Kecamatan Puspahiang, Jatiwaras,
Salawu, Sukaraja dan Manonjaya
62

Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG

Inventarisasi kawasan agropolitan di seluruh kecamatan


Pembangunan kawasan agropolitan di seluruh kecamatan
Pemantapan kawasan agropolitan di seluruh kecamatan
Inventarisasi kawasan IFS (Integrated Farming System) di seluruh kecamatan
Pembangunan kawasan IFS (Integrated Farming System) di seluruh kecamatan
Pemantapan kawasan IFS (Integrated Farming System) di seluruh kecamatan
Pengembangan kawasan agroindustri di seluruh kecamatan
Pemantapan kawasan perbibitan Sapi potong di pedesaan (Villlage Breeding Center) di Kecamatan
Cibolang, Parungpoteng, Cikatomas, Culamega, Pancatengah, Salopa, Jatiwaras, Bantarkalong,
Karangnunggal, Cipatujah, Cikalong, Cineam, Gunungtanjung, dan Bojonghasih.
Optimalisasi UPDT perbibitan ternak sapi potong dan kambing PE di Kecamatan Pancatengah dan
Sariwangi
Pengembangan Rumah Potong Hewan (RPH) dan rumah potong unggar di Kecamatan Singaparna,
Ciawi dan Manonjaya
Pengembangan laboratorium kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner di Kecamatan
Singaparna
Pengembangan sarana prasaran pengelolaan hasil ternak berupa daging di Kecamatan Singaparna,
Manonjaya, Ciawai, susu di Kecamatan Pagerageung, Salawu, Cisayong, telur di Kecamatan
Singaparna, Rajapolah dan Leuwisari
Pengembangan sarana dan prasarana pemasaran hasil ternak di Kecamatan Manonjaya,
Singaparna, Ciawi, Pancatengah dan Tarju
63

Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG

Pengembangan kawasan agribisnis pertenakan sapi perah di Kecamatan Pagerageung, Cisayong,


Kadipaten, Ciawi, Sukaresik, Sukaratu dan Salawu
Pengembangan perbibitan Unggas di Pedesaan (Village Poultry Farm) di Kecamatan Manonjaya,
Leuwisari, Ciawi, Sukaratu, Bantarkalong, Salawu dan Cineam
Pengembangan kawasan sentra perbibitan ternak kambing PE Kecamatan Sariwangi, Cineam, dan
Cigalontang
Pengembangan kawasan kebun rumut pasutra untuk hijauan makanan ternak di Kecamatan
Cibalong, Parungoteng, Cikatomas, Pancatengah, Salopa, Jatiwaras, Bantarkalong, Karangnunggl,
Cipatujah, Cikalong, Cineam, Bojongasih, Gunungtanjung, Culamega, dan Pagerageung
Pengembangan Sentra Komoditas Unggulan Perikanan dan Kelautan Gurame (Padakembang,
Leuwisari, Cisayong, Sukarame, Sukaratu, Sariwangi, Mangunreja), Udang Galah (Sukarame,
Cigalontang, Leuwisari, Padakembang, sariwangi, Sukaratu, Cisayong dan Sukahening) Ikan Nilem
(Padakembang, Cisayong, Leuwisari, Sukarame, Sukaratu, Singaparna) Perikanan Laut (Cipatujah,
Cikalong, Karangnunggal)
Pengembangan Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Perikanan
Budidaya (Padakembang, Leuwisari, Sukaratu, Singaparna) Perikanan Tangkap (Cipatujah,
Cikalong dan Karangnungal)
Optimalisasi UPTD Perbenihan Ikan dan UPTD Pangkalan Pendaratan Ikan di Kecamatan
Padakembang, Cipatujah, Cikapinis, Karangnunggal.
Pengembangan Sentra Pembenihan dan Pembesaran Ikan Air Tawar Gurame (Padakembang,
Leuwisari, Cisayong, Sukarame, Sukaratu, Sariwangi, Mangunreja), Udang Galah (Sukarame,
Cigalontang, Leuwisari, Padakembang, sariwangi, Sukaratu, Cisayong dan Sukahening) Ikan Nilem
(Padakembang, Cisayong, Leuwisari, Sukarame, Sukaratu, Singaparna) Ikan Mas (Padakembang,
64
Cisayong, Sariwangi, Mangunreja, Sukarame)

Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG

Optimalisasi tempat pendaratan ikan di Kecamatan Cipatujah dan Cikalong


Pembanguan pangkalan pendaratan ikan di Kecamatan Cipatujah dan Cikalong
Pembangunan pusat pemasaran ikan di Kecamatan Cipatujah dan Padakembang
Optimalisasi sarana dan perikanan budidaya dan perikanan tangkap di Kabupaten Tasikmalaya
Peningkatan aksesbilitas pusat-pusat produksi perikanan budidaya dan produksi perikanan tangkap
dan pusat-pusat pengolahan dan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Tasikmalaya
Pembangunan gudang penyimpanan ikan dan pendingan (Cold Storage) di Kecamatan Cipatujah dan
Cikalong
Pembangunan Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Identifikasi izin usaha pertambangan di seluruh kecamatan
Penetapan YUP di luar kawasan lindung
Deliniasi kawasan pertambangan di seluruh kecamatan
Pengendalian pengelolaan tambang di seluruh kecamatan
Pengelolaan kawasan pertambangan berwawasan lingkungan berkelanjutan di seluruh kecamatan
Pengembangan pembangunan instalasi pengelolaan dan permurnian hasil tambang di Kecamatan
Karangjaya, Cineam, Salopa, Pancatengah, Cikatomasi, Cipatujah, Karangnunggal, Cikalong
Pengembangan kawasan industri pertambangan di Kecamatan Cipatujah
Pemantapan sentra-sentra industri
Pengembangan sarana dan prasarana produksi industri
Pengembangan sarana pengolahan hasil pertanian
Optimalisasi pusat promosi Imah Tasik di Kecamatan Ciawi
Optimalisasi sarana prasarana kelembagaan kelompok pengrajin
Optimalisasi pemanfatan lahan kurang produktif untuk pengembangan
bahan baku produksi industri
65

Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG

Penyusunan rencana induk kawasan strategis pariwisata di Kecamatan Sukaratu dan Cipatujah
Pembangunan sarana prasarana kawasan wisara di seluruh objek wisata Kabupaten
Optimalisasi objek wisata agro di Kecamatan Taraju dan Kadipaten
Penataan infrastuktur trasnpotasi menuju kawasan objek wisata seluruh objek wisata Kabupaten
Perencanaan daya tarik wisata di setiap kawasan wisata
Perencanaan dan penyediaan fasilitas paket wisata terpadu di Kabupaten Tasikmalaya
Pengembangan penataan kawasan wisata
Pengembangan sarana prasarana komunikasi penunjang pariwisata
Pembangunan prasarana dan sarana permukiman
Pengembangan kawasan permukiman sehat dan berwawasan lingkungan
Revitalisasi kawasan permukiman kumuh perkotaan
Pengembangan rumah layak huni bagi MBR
Pengembangan perumahan tahan gempa pada daerah rawan bencana
Penanganan pertahanan dan keamanan di Kecamatan Cikalong
Perencanaan pembangunan pasar induk di Kecamatan Singaparna
Perencanaan dan pembangunan sub terminal agribisnis (STA) di Kecamatan Bantarkalong,
Cikatomas, Singaparna, Ciawi, Manonjaya, Cipatujah, dan Taraju
Pengembangan sarana kelembagaan dan perekonomian (Koprasi usaha bersama, perbankan, balai
pendidikan dan pelatihan agribisnis) di Kecamatan Bantarkalong, Cikatomas, Singaparna, Ciawi,
Manonjaya, Cipatujah dan Taraju
Pengembangan sarana promosi dan pusat informasi pengembangan agribisnis di Kecamatan
Bantarkalong, Cikatomas, Singaparna, Ciawi, Taraju, Manonjaya, dan Cipatujah
Penataan dan pengembangan pasar tradisional di setiap Kecamatan
66

Lanjutan..
IDENTIFIKASI POLA RUANG

Optimalisasi pasar ikan tawar di Kecamatan Singaparna Singaparna, Jatihurip Cisayong,


Padakembang Padakembang
Pengembangan prasarana dan sarana pemasaran komoditas perikanan tangkap unggulan di
Kecamatan Cipatujah dan Cikalong
Pengembang prasarana dan sarana keuangan penunjang komoditas perikanan tangkap di
Kecamatan Cipatujah dan Cikalong
Optimalisasi saran prasarana tempat pelelangan Ikan (TPI) di TPI Pamayangsari Cipatujah dan TPI
Cimanuk Cikalong
Pengembangkan kios cendera mata pada kawasan wisata di seluruh kawasan objek wisata

67

IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS

68

69

70

ASPEK PERENCANAAN
ASPEK PEMANFAATAN RUANG
ASPEK PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
PENENTUAN TIPOLOGI

Anda mungkin juga menyukai