Anda di halaman 1dari 73

Ÿ Memiliki kedudukan yang setara dengan berbagai rencana sektoral yang ada.

Kedudukan RP3KP Kabupaten/Kota dalam sistem perencanaan tata


ruang dan sistem perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota seperti
diperlihatkan pada gambar berikut.

UU 1/2011
UU 26/2007 UU 17/2007
Perumahan dan
Penataan Ruang RPJPN 2005 - 2025
Kawasan Permukiman

UU 15/2010 PP 14/2016
Penyelenggaraan Penyelenggaraan Perumahan
Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman

Perda RTRW Provinsi


RP3KP Provinsi RPJMN Provinsi
Perda RTR Kawasan
Strategis Provinsi

Perda RTRW Kab/Kota RP3KP Kabupaten/Kota

Gambar  1-1  Kedudukan RP3KP Kabupaten/Kota

1.5 Acuan Normatif

1) Undang-Undang Nomor 28 5) Undang-Undang Nomor 23


Tahun 2002 tentang Tahun 2014 tentang
Bangunan Gedung; Pemerintahan Daerah;
2) Undang-Undang Nomor 26 6) Peraturan Pemerintah No 14
Tahun 2007 tentang Penataan tahun 2016 tentang
Ruang; Penyelenggaraan Perumahan
3) U n d a n g - U n d a n g N o m o r 1 dan Kawasan Permukiman;
Tahun 2011 tentang 7) Peraturan Presiden Republik
Pe r u m a h a n d a n Kawa s a n Indonesia Nomor 15 Tahun 2015
Permukiman; tentang Kementerian
4) Undang-undang Nomor 20 Pekerjaan Umum dan
Tahun 2011 tentang Rumah Perumahan Rakyat;
Susun; 8) Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh;

1-3
Petunjuk Pelaksanaan RP3KP Kabupaten/Kota

9) Peraturan Menteri Pekerjaan


Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat;
10) Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 16 Tahun 2009
t e n t a n g P e d o m a n
Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten; 12) Peraturan Menteri Pekerjaan
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011
Umum Nomor 17 tahun 2009 t e n t a n g P e d o m a n
t e n t a n g P e d o m a n Penyusunan Rencana Detil
Penyusunan Rencana Tata Tata Ruang Kota dan
Ruang Wilayah Kota; Peraturan Zonasi.

1.6 Pengertian
1. Perumahan dan Kawasan bagian dari lingkungan hidup di
Permukiman yang selanjutnya luar kawasan lindung, baik berupa
disingkat PKP adalah satu kawa s a n p e r ko t a a n m a u p u n
kesatuan sistem yang terdiri atas perdesaan, yang berfungsi sebagai
pembinaan, penyelenggaraan lingkungan tempat tinggal atau
perumahan, penyelenggaraan lingkungan hunian dan tempat
kawasan permukiman, kegiatan yang mendukung
pemeliharaan dan perbaikan, perikehidupan dan penghidupan.
pencegahan dan peningkatan 4. Kawasan perdesaan adalah
kualitas terhadap perumahan wilayah yang mempunyai
kumuh dan permukiman kumuh, kegiatan utama pertanian,
penyediaan tanah, pendanaan dan termasuk pengelolaan sumber
sistem pembiayaan, serta peran daya alam dengan susunan fungsi
masyarakat. kawasan sebagai tempat
2. Perumahan adalah kumpulan permukiman perdesaan,
rumah sebagai bagian dari pelayanan jasa pemerintahan,
permukiman, baik perkotaan pelayanan sosial, dan kegiatan
maupun perdesaan, yang ekonomi.
dilengkapi dengan prasarana, 5. Kawasan perkotaan adalah
sarana, dan utilitas umum sebagai wilayah yang mempunyai
hasil upaya pemenuhan rumah kegiatan utama bukan pertanian
yang layak huni. dengan susunan fungsi kawasan
3. Kawasan permukiman adalah sebagai tempat permukiman
1-4
perkotaan, pemusatan dan 9. Rencana tata ruang wilayah yang
distribusi pelayanan jasa selanjutnya disebut RTRW adalah
pemerintahan, pelayanan sosial, hasil perencanaan tata ruang pada
dan kegiatan ekonomi. wilayah yang merupakan
6. Perencanaan pembangunan dan kesatuan geografis beser ta
pengembangan perumahan segenap unsur terkait yang batas
adalah upaya pemerintah dalam dan sistemnya ditentukan
membangun baru rumah-rumah berdasarkan aspek administratif.
beserta PSU-nya dan atau 10. R e n c a n a p e m b a n g u n a n d a n
peningkatan kualitas perumahan pengembangan perumahan dan
yang sudah ada yang ditujukan kawasan permukiman yang
untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya disebut RP3KP adalah
rumah layak huni dalam dokumen perencanaan umum
lingkungan yang sehat, aman, penyelenggaraan perumahan dan
serasi, dan teratur bagi semua kawasan permukiman yang
golongan masyarakat secara terkoordinasi dan terpadu secara
proporsional. lintas sektoral dan lintas wilayah
7. Perencanaan pembangunan dan administratif.
pengembangan kawasan 11. R e n c a n a p e m b a n g u n a n d a n
permukiman adalah kegiatan pengembangan perumahan dan
penyiapan upaya-upaya yang kawasan permukiman provinsi
perlu ditempuh oleh seluruh yang selanjutnya disebut RP3KP
pemangku kepentingan terkait Provinsi adalah dokumen hasil
dalam mewujudkan wilayah yang perencanaan pembangunan dan
berfungsi sebagai kesatuan antara pengembangan perumahan dan
lingkungan hunian dengan kawasan permukiman pada
tempat kegiatan yang tingkat provinsi sebagai upaya
mendukung perikehidupan dan untuk mengisi RTRWP di bidang
penghidupan secara terencana, perumahan dan kawasan
menyeluruh, terpadu, dan permukiman yang terkoordinasi
berkelanjutan sesuai dengan dan terpadu dengan perencanaan
rencana tata ruang, mencakup p e m b a n g u n a n d a n
upaya pengembangan kawasan pengembangan wilayah.
permukiman yang telah ada, 12. H u n i a n b e r i m b a n g a d a l a h
pembangunan kawasan perumahan dan kawasan
permukiman baru, atau p e rm u ki m a n ya n g d i ba n g u n
pembangunan kembali kawasan secara berimbang dengan
permukiman yang ada. komposisi tertentu dalam bentuk
8. R e n c a n a t a t a r u a n g w i l aya h rumah tunggal dan rumah deret
nasional yang selanjutnya disebut antara rumah sederhana, rumah
RTRWN adalah arahan kebijakan menengah, dan rumah mewah,
dan strategi pemanfaatan ruang atau dalam bentuk rumah susun
wilayah negara. antara rumah susun umum dan
1-5
Petunjuk Pelaksanaan RP3KP Kabupaten/Kota
rumah susun komersial, atau 20. Kelompok Kerja Perumahan dan
dalam bentuk rumah tapak dan Kawasan Permukiman yang
rumah susun umum. selanjutnya disebut Pokja PKP
13. Permukiman kumuh adalah adalah wadah koordinasi
permukiman yang tidak layak huni pembangunan PKP yang dibentuk
karena ketidakteraturan berdasarkan surat keputusan
bangunan, tingkat kepadatan kepala daerah.
bangunan yang tinggi, dan 21. P e m e r i n t a h p u s a t y a n g
kualitas bangunan serta sarana selanjutnya disebut Pemerintah
dan prasarana yang tidak adalah Presiden Republik
memenuhi syarat. Indonesia yang memegang
14. Prasarana adalah kelengkapan kekuasaan pemerintahan Negara
dasar fisik lingkungan hunian Republik Indonesia sebagaimana
yang memenuhi standar tertentu dimaksud dalam Undang-Undang
untuk kebutuhan ber tempat Dasar Negara Republik Indonesia
tinggal yang layak, sehat, aman, Tahun 1945.
dan nyaman. 22. P e m e r i n t a h d a e r a h a d a l a h
15. Sarana adalah fasilitas dalam gubernur, bupati/walikota, dan
lingkungan hunian yang berfungsi perangkat daerah sebagai unsur
u n t u k m e n d u k u n g penyelenggara pemerintahan
penyelenggaraan dan daerah.
pengembangan kehidupan sosial, 23. Menteri adalah menteri yang
budaya, dan ekonomi. menangani perumahan rakyat.
16. Utilitas umum adalah
kelengkapan penunjang untuk

MBR =
pelayanan lingkungan hunian.
17. Masyarakat berpenghasilan
rendah yang selanjutnya disingkat Masyarakat
MBR adalah masyarakat yang Berpenghasilan
mempunyai keterbatasan daya Rendah
beli sehingga perlu mendapat
dukungan pemerintah untuk
memperoleh rumah.
18. Setiap orang adalah orang
perorangan atau badan hukum.
19. B a d a n h u ku m a d a l a h ba d a n
hukum yang didirikan oleh warga
negara Indonesia yang
kegiatannya di bidang
penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman.

1-6
1.7 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan RP3KP
Kabupaten/Kota, dijabarkan sebagai berikut:

1) Lingkup Pengaturan
Pemahaman terhadap lingkup pengaturan berupa aspek spasial dan
substansial dalam RP3KP Kabupaten/Kota dan mekanisme penyusunan
dokumen.

2) Ketentuan Teknis
Pemahaman terhadap:
a) Tahapan penyusunan dokumen RP3KP terdiri atas tahap input, proses,
dan output;
b) Muatan yang diatur dalam tahap input, proses, dan output.

1-7
Gambar  1-2 
Wisma Atlet
Kemayoran

1-8
Bab II Lingkup dan Mekanisme

2.1 Lingkup Wilayah


Kegiatan penyusunan RP3KP dilakukan pada lingkup wilayah
Kabupaten/Kota dengan rincian meliputi kawasan permukiman yang diatur
dalam RTRW Kabupaten/Kota di wilayah kabupaten/kota itu sendiri.

2.2 Lingkup Substansi


Lingkup substansi RP3KP Kabupaten/Kota terdiri atas:
1) Visi-misi-tujuan-sasaran-kebijakan-strategi;
2) Perencanaan untuk penanganan permasalahan PKP pada lingkup wilayah
kewenangan Kabupaten/Kota;
3) Indikasi program (termasuk penetapan prioritas) berbasis pada
perwilayahan dan kewenangan Kabupaten/Kota;
4) Pengawasan dan pengendalian berbasis pada perwilayahan dan
kewenangan Kabupaten/Kota;
5) Mekanisme insentif & disinsentif sesuai kewenangan Kabupaten/Kota.

2.3 Mekanisme Penyusunan RP3KP


Penyusunan RP3KP Kabupaten/Kota dilakukan dengan pembahasan-
pembahasan yang melibatkan sektor-sektor terkait serta masyarakat.
Mekanisme penyusunan RP3KP Kabupaten/Kota terdiri dalam siklus :

Persiapan Penyusunan Pemanfaatan


Legislasi
Penyusunan Rencana Rencana

Kebutuhan Penyesuaian
Rencana dengan
Evaluasi
Kebijakan dan Kondisi
Terkini

Gambar 2-1 Diagram Siklus RP3KP


2-1
Petunjuk Pelaksanaan RP3KP Kabupaten/Kota

Uraian kegiatan dari mekanisme penyusunan RP3KP Kabupaten/Kota


dijelaskan melalui tabel berikut ini :
Tabel 2-1 Mekanisme Penyusunan Dokumen RP3KP Kabupaten/Kota

No. Tahap Kegiatan Output Kegiatan


1. Persiapan a) Persiapan SK Pokja PKP (bagi
Penyusunan Kelembagaan daerah yang
belum
membentuk)
b) Persiapan · Kerangka
Pembiayaan dan Acuan Kerja
Pendanaan (KAK)
Penyusunan Penyusunan
Rencana RP3KP
· Rencana
Anggaran Baya
(RAB)
Penyusunan
RP3KP
c) Mekanisme Kerja · Metodologi
pelaksanaan
pekerjaan yang
akan
digunakan
· Rencana kerja
pelaksanaan
penyusunan
RP3KP
2. Penyusunan a) Pengumpulan Buku Profil PKP
Rencana data / Akuisisi
Data
b) Analisis Data Buku Analisis PKP
· Analisis · Perumusan
Kebi jakan Masalah
· Analisis · Implikasi
Teknis Kebijakan dan
Strategi PKP
c) Perumusan Buku Rencana
Rencana
· Kebijakan
dan Strategi
PKP

2-2
No Tahap Kegiatan Output Kegiatan
· Perencanaan
· Penetapan
Lokasi
· Indikasi
Program
· Pengaturan,
Pemanfaat -
an, dan
Pengendali -
an
3. Legislasi a) Prolegda · Naskah
b) Konsultasi Publik Akademik
c) Legislasi · Perda RP3KP
Kabupaten/Kot
a (berlaku
selama 20
tahun dan
direvisi setiap 5
tahun)
4 Pemanfaatan Penyesuaian Rencana Revisi Perda
Rencana dengan Kebijakan RP3KP (setiap 5
dan Kondisi Terkini tahun)

2.3.1 Persiapan Penyusunan RP3KP


Beberapa produk yang dihasilkan pada tahap Persiapan Penyusunan
RP3KP Kabupaten/Kota adalah Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB), kedua hal ini menjadi patokan teknis dari
penyelenggaraan kegiatan penyusunan dokumen RP3KP dan/atau
penyusunan Raperda RP3KP.

Di dalam dokumen KAK maupun RAB akan terlihat jelas pembagian


kegiatan penyusunan dokumen RP3KP dan/atau penyusunan Raperda
RP3KP apakah akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran atau
dilaksanakan bertahap dalam beberapa tahun.

Contoh dari dokumen KAK Kegiatan Penyusunan RP3KP Kabupaten/Kota


dapat dilihat di Lampiran 1 sedangkan contoh dari RAB Kegiatan Penyusunan
RP3KP Kabupaten/Kota dapat dilihat di Lampiran 2.

2-3
Petunjuk Pelaksanaan RP3KP Kabupaten/Kota

2.4 Pola Pikir RP3KP Kabupaten/Kota

2-4
Gambar 2-2 Diagram Pola Pikir RP3KP

2-5
Gambar 2-3
Rumah Susun
Bendungan Hilir

2-6
3.1.2
Petunjuk Pelaksanaan RP3KP Kabupaten/Kota

3.3 Output RP3KP


Dari proses penyusunan RP3KP, akan didapatkan beberapa dokumen
yang antara lain:
Ÿ Buku Profil PKP
Ÿ Buku Analisis PKP
Ÿ Buku Rencana
Ÿ Album Peta

3.3.1 Buku Profil


Buku Profil RP3KP Kabupaten/Kota, memuat informasi seperti
diperlihatkan sebagai berikut :
Tabel 3.9 Output Buku Profil RP3KP
No. Profil Target
1. Kebijakan 1. Distribusi kawasan permukiman
2. Arahan pengembangan PKP
3. Program prioritas pembangunan Kabupaten/Kota
(KI, kampus, pelabuhan, pertanian, dll.)
4. Target pembangunan PKP
5. Kondisi program pembangunan PKP
6. Kawasan negative list
2. Sosek-fisik 1. Sosial-Budaya
1) Komposisi penduduk
2) Karakteristik masyarakat
3) Budaya bermukim masyarakat
2. Ekonomi
1) kelompok sasaran pemenuhan kebutuhan
rumah
2) indeks keterjangkauan daya beli rumah di
Kabupaten/Kota
3. Fisik
1) Rencana LP2B
2) Sebaran Kawasan rawan bencana
3. PKP & PSU 1. Sebaran backlog
1) Berbasis kepemilikan
2) Berbasis penghunian
2. Jenis dan bentuk rumah serta pola sebaran
1) Sebaran perumahan (developer)
3. Trend perkembangan property (potensi stok
rumah)
4. Implementasi perumahan dengan konsep hunian
berimbang
5. Kumuh
1) Jumlah, Luas & sebaran
2) Tipologi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh
a. atas air;
b. tepi air;

3-20
No. Profil Target
c. dataran rendah;
d. perbukitan; dan
e. daerah rawan bencana.
1. Tingkat dan jangkauan pelayanan dari
1) SPAM Kabupaten/Kota
2) sistem dan pengelolaan persampahan
3) sistem air limbah domestik
4) sistem drainase yang terhubung langsung
dengan sungai.
5) Jalan Kabupaten/Jalan Kota
4. Lahan 1. Sebaran Tanah yang belum digunakan secara
intensif dan belum dikuasai dengan hak atas
tanah (skala besar) dikategorikan sebagai tanah -
tanah yang tersedia untuk berbagai kegiatan
sesuai dengan tata ruang.
2. Sebaran tanah-tanah yang telah digunakan
secara intensif dan telah dikuasai dengan hak
atas tanah (skala besar) masih dikategorikan
tersedia dalam rangka penyesuaian dan
optimalisasi penggunaan tanah
3. pengembangan kegiatan atau komoditas
tertentu yang dapat berkontribusi untuk
pengembangan wilayah dan penye suaian
penggunaan tanah dengan tata ruang
5. Pembiayaan & kelembagaan 1. S Penyediaan Rumah berbasis kemampuan
pembiayaan
1) Pemerintah
2) Swasta
3) Masyarakat
4) KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha)
2. Stakeholder yang terlibat
1) Lembaga yang mengoordinasikan
pengembangan kawasan Permukiman
2) Antar pemangku lintas sektor, lintas wilayah,
dan masyarakat;
3) Kelompok kerja pengembangan Perumahan
dan Kawasan Permukiman
4) Fungsi dan peran stakeholder

3.3.2 Buku Analisis


Buku Analisis RP3KP Kabupaten/Kota, memuat informasi:
1) Identifikasi problem dan isu
2) Tujuan (goal) pembangunan dan pengembangan PKP Provinsi pada
masa 20 tahun mendatang
3) Analisis yang ditujukan untuk:
a. mengetahui arah pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman Kabupaten/Kota;

3-21
b. menghitung gap antara kondisi eksisting dan tujuan (goal)
terhadap isu strategis PKP, antara lain:
Ÿ Penanganan backlog
Ÿ RTLH
Ÿ Squatters
Ÿ PSU
Ÿ Penyediaan Lahan
Ÿ Pembiayaan
Ÿ Kelembagaan
Ÿ Clustering
Ÿ Negative List
4) Sintesis (kecocokan suplai dan demand: rumah, biaya dan tanah)
5) Pembuatan dan pemilihan skenario

3.3.3 Buku Rencana


Dokumen Produk Perencanaan (RP3KP Kabupaten/Kota) memuat
perencanaan PKP di tingkat Kabupaten/Kota.
Visi dan Misi pembangunan dan pengembangan PKP Kabupaten/Kota
dirumuskan melalui fokus group discussion antar pemangku kepentingan.
Kebijakan dan strategi penanganan pembangunan dan pengembangan PKP
Kabupaten/Kota secara umum memuat ketentuan terkait:
1) Koordinasi pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan
perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota.
2) Fasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah
kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman
3) Pemberdayaan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota
4) Penyediaan dan Pemeliharaan PSU
Rumusan kebijakan pembangunan dan pengembangan PKP pada daerah
Kabupaten/Kota tertuang di dalam Buku Rencana.

3.3.4 Album Peta


Konsep RP3KP dilengkapi dengan Album Peta yang disajikan dalamforma
format peta cetak dan file peta digital yang sudah mengikuti ketentuan SistemInform
Informasi Geografis (SIG) dikeluarkan oleh lembaga berwenang. Referensi yangdapa
dapat digunakan dalam pembuatan album peta antara lain: 1)
1) Standar Nasional Indonesia 6502.4:2010 tentang spesifikasi penyajian
peta rupabumi skala 1:10.000. 2)
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang. 3)
3-22
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
25/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial
Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Peta yang dihasilkan minimal memuat unsur-unsur kelengkapan peta antara


lain: instansi yang menerbitkan peta, judul kegiatan; judul peta; orientasi peta;
skala peta, sumber data, legenda/keterangan peta, orientasi wilayah /inset; dan
gambar utama peta. Untuk peta dasar skala minimal 1:10.000. Untuk peta
rencana dibuat dengan tingkat ketelitian 1: 10.000 sampai 1: 5.000. Rincian peta
yang harus dibuat terdiri atas:
Tabel 3.10 Kebutuhan Peta RP3KP kabupaten/Kota

No. Profil Target


1. Peta Dasar Peta administrasi/batas wilayah perencanaan;
2. Peta Tematik 1) Peta sebaran kepadatan penduduk;
2) Peta tata guna lahan;
3) Peta Ketersediaan Tanah
4) Peta Ketersediaan Tanah untuk Kegiatan atau Komoditas
Tertentu (pembangunan dan pengembangan PKP)
5) Peta batas kawasan hutan;
6) Peta informasi kebencanaan;
7) Peta prasarana, sarana dan utilitas umum;
8) Peta pola dan struktur ruang;
9) Peta kondisi perumahan dan permukiman ; dan
10) Peta tipologi perumahan dan permukiman;
3. Peta Analisis 1) Peta proyeksi sebaran kepadatan penduduk 20 (dua
puluh) tahun ke depan;
2) Peta potensi sumberdaya alam;
3) Peta rawan bencana;
4) Peta negative list ;
5) Peta sebaran potensi dan masalah perumahan dan
kawasan permukiman termasuk peta lokasi perumahan
kumuh dan permukiman kumuh serta kawasan yang
perlu penanganan khusus;
6) Peta sebaran potensi dan masalah prasarana, sarana dan
utilitas umum;
7) Peta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
8) Peta kebutuha n tanah untuk pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman;
9) Peta kebutuhan pras arana, sarana dan utilitas umum.
4. Peta Rencana 1) Peta RP3KP pada kabupaten/kota
2) Peta rencana peningkatan kualitas perumahan kumuh
dan permukiman kumuh < 10 Ha dalam satu hamparan

3-23
Gambar 3-3
Rumah Susun
Rancacili

3-24
Bab VI Penutup

RP3KP Kabupaten/Kota
hendaknya juga ditunjang dan diikuti
dengan berbagai petunjuk
pelaksanaan kesektoran, penyusunan
standar lokal, serta kajian bagi
penetapan kebijaksanaan
pembangunan dan pengembangan
kawasan permukiman perkotaan dan
perdesaan, yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya.

Semoga Panduan Juklak


Penyusunan RP3KP Kabupaten/Kota ini
dapat bermanfaat dalam
menjembatani dan mendorong
tersusunnya RP3KP Kabupaten/Kota
yang mengacu pada suatu kerangka
penataan ruang wilayah, sehingga
pembangunan dapat berlanjut secara
tertib, terorganisasi, berdaya guna dan
berhasil guna.

2-1
Lampiran 1
Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Kegiatan Penyusunan Dokumen RP3KP
Lampiran 2
Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Kegiatan Penyusunan Dokumen RP3KP
Lampiran 3
Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Kegiatan Penyusunan Dokumen RP3KP
Per Tahapan

Anda mungkin juga menyukai