Anda di halaman 1dari 24

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN


DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN MAMASA

LOGO KABUPATEN

TAHUN ANGGARAN 2021

DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


KABUPATEN MAMASA
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN


PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN POSO

1. Latar Belakang : Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu


kebutuhan dasar manusia dalam rangka
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Permasalahan yang dihadapi sesungguhnya tidak
terlepas dari aspek yang berkembang dalam
dinamika kehidupan masyarakat maupun kebijakan
pemerintah dalam mengelola persoalan yang ada.

Pembangunan perumahan dan kawasan


permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multi
sektor, yang hasilnya langsung menyentuh salah
satu kebutuhan dasar masyarakat. UU No 23/2014
tentang Pemerintahan Daerah mengisyaratkan
bahwa pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman akan menjadi salah satu urusan wajib
yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi,
dan hal tersebut telah diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah No. 38/2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kota/ Kabupaten. Di lain pihak, walaupun
masalah perumahan dan kawasan permukiman
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat, pemenuhan akan
rumah layak dalam lingkungan sehat menjadi
kewajiban masyarakat sendiri, dan pemerintah
dalam hal ini mempunyai tugas untuk menciptakan
iklim pembangunan yang kondusif. Sebagaimana
tertuang dalam Keputusan Menteri Negara
Perumahan Rakyat No. 12/2014 tentang Pedoman
Penyusunan RP3KP yang mengusahakan agar
Pemerintah Daerah selaku penyelenggara kegiatan
pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman di daerah agar dapat mengatur dan
menyelenggarakan perumahan dan kawasan
permukiman di daerahnya, maka Pemerintah Daerah
diharapkan dapat:

1. Mengembangkan kelembagaan yang dapat


dimanfaatkan juga untuk mengkoordinasikan
penyusunan program, pelaksanaan dan
pengendalian pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman di daerah.
2. Mempunyai sebuah dokumen Skenario Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) yang dapat diacu
oleh seluruh pelaku, penyelenggara maupun
pemanfaat perumahan dan kawasan permukiman
di daerah.

Dalam perkembangannya sebagian besar Pemerintah


Kota belum mempunyai dokumen RP3KP sebagai
acuan dalam penyiapan program dan arahan dalam
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
di daerahnya. Dalam kaitan tersebut maka kegiatan
ini dilaksanakan dalam rangka penyusunan RP3KP
sekaligus meningkatkan kapasitas Pemerintah
Daerah dan mempercepat pelembagaan penyusunan
RP3KP di Kabupaten Mamasa.

Oleh karena itu, maka perlu dilaksanakan kegiatan


Penyusunan RP3KP Kabupaten Mamasa sebagai
salah satu langkah untuk menyamakan persepsi dan
meningkatkan peran pelaku pembangunan di daerah,
khususnya aparat pemerintah dalam rangka
penyusunan skenario pembangunan perumahan dan
permukiman di daerah. Di samping itu, kegiatan ini
juga diharapkan dapat memacu terwujudnya
keterpaduan prasarana dan sarana kawasan
perumahan dan permukiman sehingga dapat
menciptakan permukiman yang responsif yang
mendukung kehidupan dan penghidupan bagi
penghuninya.

2. Maksud dan : Maksud


Tujuan
Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah :
1. Menyusun RP3KP sebagai pedoman dan skenario
pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
kegiatan di bidang perumahan dan permukiman.
2. Menyusun RP3KP sebagai suatu alat untuk
mewujudkan keterpaduan prasarana dan sarana
untuk mendukung kebijakan pengembangan
kawasan perumahan dan permukiman.

Tujuan

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui


pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk melakukan
proses penyusunan RP3KP, substansi serta
penggunaan RP3KP termasuk identifikasi penataan
keterpaduan prasarana dan sarana di bidang
perumahan dan permukiman sebagai suatu
dokumen yang mengikat pihak-pihak terkait.

3. Sasaran : Adapun sasaran yang ingin dicapai dengan


kegiatan Penyusunan Dokumen Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten Polewali
Mandar adalah
a. Terdokumentasikannya data dan informasi kinerja
pihak-pihak terkait dalam proses penyusunan,
penggunaan serta pemantauan RP3KP, serta
persoalan-persoalan yang menyangkut
pelaksanaan teknis penyusunan RP3KP dan
keterpaduan prasarana kawasan di bidang
perumahan dan permukiman di daerah.
b. Tersusunnya analisis masalah-masalah yang
memerlukan penguatan agar praktek penyusunan
RP3KP dan keterpaduan prasarana kawasan di
bidang perumahan dan permukiman dapat
mencapai hasil yang optimal.
c. Tersusunnya dokumen yang dilengkapi dengan
rekomendasi dan masukan teknis dalam rangka
pelaksanaan kebijakan teknis penyusunan RP3KP
dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang
pengembangan kawasan perumahan dan
permukiman.
d. Tersedianya data dasar perumahan dan
permukiman yang diperhitungkan sehingga masih
dapat digunakan (valid) sampai 20 tahun
mendatang;
e. Teridentifikasinya masalah peruimahan dan
permukiman (existing dan prediksi) serta
terindikasinya perkiraan arah perkembangan
perumahan dan permukiman;
f. Terakomodasikannya seluruh kebutuhan akan
perumahan dah permukiman yang dijamin oleh
kepastian hukum, terutama bagi kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah;
g. Terintegrasinya berbagai rencana pembangunan
dan peningkatan kawasan perumahan dan
permukiman berikut pengembangan prasarana
dan sarana penunjangnya
h. Tersedianya informasi pembangunan perumahan
dan permukiman di daerah, sebagai bahan
masukan bagi : penyusunan kebajikan
pemerintah vertical, penyusunan rencana serta
program oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, berminat untuk ikut
serta/melibatkan diri sesuai ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Lokasi : Pelaksanaan Penyususnan Rencana Pembangunan


Kegiatan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) ini meliputi 16 (Enam Belas)
Wilayah Kecamatan di Kabupaten Mamasa Provinsi
Sulawesi Barat.
5. Sumber : Kegiatan ini dibiayai dengan sumber dana Dana
Pendanaan Alokasi Umum (DAU) TA 2021 dalam DPA. No.
1.04.1.04.01.15.01 dengan nilai pagu sebesar
Rp. 450.000.000,00 (Empat Ratus Lima Puluh
Juta Rupiah) termasuk PPN 10%.

6. Nama dan : Plt. Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan


Organisasi Permukiman Kabupaten Poso Selaku Kuasa
Kuasa Pengguna Anggaran:
Pengguna ALFRET SUANGGA, ST, M.Si.
Anggaran

7. Data Dasar : Kelengkapan data yang harus diakomodasikan dalam


Penyusunan Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Pemukiman
(RP3KP) Kabupaten Polewali Mandar adalah:
a. Data primer dan data sekunder;
b. Peta-peta pendukung
c. Citra satelit untuk memperbaharui (update) peta
dasar dan membuat peta tutupan lahan; dan
d. Peta status perizinan lokasi pemanfaatan tanah.

8. Standar Teknis : Dokumen Penyusunan Rencana Pembangunan dan


Pengembangan Perumahan dan Kawasan Pemukiman
(RP3KP) Kabupaten Polewali Mandar memuat tentang:
a. Tujuan, Kebijakan dan Strategi;
b. Penyediaan Basis Data Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
c. Pengaturan;
d. Pemanfaatan Perumahan dan Kawasan
Permukiman; dan
e. Perumusan Indikasi Program;
f. Dasar Pertimbangan Penyusunan Rencana;

9. Dasar Hukum : Peraturan/ Acuan/ Pedoman dalam Penyusunan


Dokumen Dan Raperda Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Ketentuan Pokok-Pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan;
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air;
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan;
9. Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang - Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah;
12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan;
13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah;
14. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan;
15. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan Dan Kawasan Permukiman;
16. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkuutan Jalan;
17. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa;
18. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan daerah;
19. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000
tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan
Ruang Wilayah;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001
tentang Kebandarudaraan;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003
tentang Penatagunaan Tanah;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah 6
Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan
Hutan;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2008
tentang Air Tanah;
32. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989
tentang Kriteria Kawasan Budi daya;
33. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990
tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
35. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional;
36. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan
Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di
Kawasan Perkotaan;
37. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20
38. /PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis
Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta
Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang;
39. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41
40. /PRT/M/2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis
Kawasan Budi Daya;
41. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
20/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota;
42. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor : 12
tahun 2014 Tentang Pedoman PENYUSUNAN
DOKUMEN DAN RAPERDA RENCANA
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
(RP3KP) Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota;

Peta Dasar yang menjadi acuan dalam Penyusunan


Dokumen Dan Raperda Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) ini adalah peta dengan skala 1 :
50.000
10. Lingkup : Secara garis besar metodologi pekerjaan ini
Kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Survei dan pengumpulan Data
c. Tahap Analisis Data
d. Tahap Focus Group Discussion (FGD)
e. Tahap Indikasi Program
f. Tahap Perumusan RP3KP
g. Tahap Penyusunan Laporan

11. Lingkup : Ruang lingkup substansi materi Pekerjaan


Substansi Penyusunan Dokumen Dan Raperda Rencana
Materi Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) adalah meliputi
materi yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan RP3KP yang sekurang-
kurangnya memuat tentang :
 Jabaran kebijakan pembangunan perumahan
dan permukiman daerah;
 Arahan lokasi permbangunan perumahan dan
permukiman;
 Rincian program bidang perumahan dan
permukiman di daerah;
 Skala prioritas dan indikasi pentahapan kegiatan
bidang perumahan dan permukiman di daerah;
 Pengaturan kelembagaan dan mekanisme
penyelenggaraan perumahan dan permukiman
daerah;
 Rincian pembiayaan dan sumber pendanaan
program bidang perumahan dan permukiman di
daerah.

12. Substansi : a. Pengertian


Teknis 1. RP3KP Daerah Provinsi merupakan arahan
kebijakan dan strategi pembangunan dan
pengembangan bidang perumahan dan
kawasan permukiman:
 berdasarkan RTRW;
 mendukung program dan kegiatan jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang;
 lintas daerah kabupaten/kota.
2. Rumah adalah bangunan yang berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga.
3. Perumahan adalah kelompok
rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di
luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan
maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Kawasan Permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Prasarana Lingkungan adalah kelengkapan dasar
fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman
dapat berfungsi sebagaimana mestinya
Pokjanis artinya Kelompok Kerja teknis.

b. Permasalahan Pembangunan Dan


Pengembangan Perumahan dan Permukiman.
Pembangunan PKP merupakan Pembangunan
multisektoral yang penyelenggaraannya
melibatkan sebagai pemangku kepentingan.
Dalam rangka mewujudkan hunian yang layak
bagi semua orang, Pemerintah bertanggungjawab
untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat
agar dapat menghuni rumah yang layak, sehat,
aman, terjamin, mudah diakses, dan terjangkau
yang mencakup sarana dan prasarana
pendukungnya.

Pada dasarnya, upaya pemenuhan kebutuhan


akan rumah sehat dan layak huni dapat
dilakukan setiap orang dengan cara menyewa,
membangun sendiri, ataupun membeli. Namun
peningkatan jumlah penduduk berdampak pada
berkurangnya ketersediaan lahan untuk PKP
utamanya di perkotaan. Hal ini mengakibatkan
peningkatan harga tanah sehingga harga rumah
menjadi relative lebih tinggi dan sulit dijangkau
sebagian besar masyarakat, khususnya
masyarakat berpenghasilan rendah.
 Meningkatnya jumlah kekurangan rumah
(backlog) dan rendahnya angka pemenuhan
rumah, terutama MBR
 Rendahnya kualitas perumahan
 Ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas
(PSU) yang belum memadai
 Urbanisasi dan mekanisme pasar perumahan
yang kurang terkendali
 Luas permukiman kumuh yang cenderung
meningkat
 Belum kuatnya system penyelenggaraan PKP,
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan.
 Keterbatasan akses masyarakat
berpenghasilan menengah kebawah terhadap
lahan untuk pembangunan PKP
 Lemahnya jaminan kepastian bermukim
(secure tenure)
 Belum optimalnya informasi/data dasar PKP

c. Peranan RP3KP
1. Melaksanakan koordinasi antara pelaksanaan
pembangunan dan pengembangan PKP
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi
dan sinergi baik antar daerah, antar ruang,
antar waktu, antar fungsi pemerintah
maupun antara pusat dan daerah dalam
pembangunan dan pengembangan PKP
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber
daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan
6. Memberi kepastian hukum dalam
penyelenggaraan PKP di daerah ; permukiman
yang sehat, aman, serasi, produktif dan
berkelanjutan.

Peta-peta yang dibutuhkan dalam RP3KP, meliputi:


1. peta dalam dokumen RTRW meliputi:
 peta batas administrasi;
 peta penggunaan lahan eksisting;
 peta informasi kebencanaan dan rawan
bencana;
 peta kondisi tanah antara lain peta geologi,
hidrologi, topografi;
 peta-peta identifikasi potensi
sumberdaya alam;
 peta tata guna lahan;
 peta daya dukung dan daya tampung wilayah;
 peta prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman,
termasuk sarana pemakaman umum;
 peta kawasan strategis, kawasan prioritas,
dan kawasan yang memerlukan penganganan
khusus; dan
 peta rencana struktur dan pola ruang;
2. citra satelit untuk memperbaharui (update) peta
dasar dan membuat peta tutupan lahan; dan
3. peta status perizinan lokasi pemanfaatan tanah.

Analisis data terdiri dari:


1. analisis implikasi kebijakan
pembangunan dan kebijakan tata ruang
nasional dan daerah provinsi terhadap
pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman;
2. analisis implikasi kebijakan pembangunan dan
kebijakan tata ruang daerah kabupaten/kota
terhadap pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman;
3. analisis sistem pusat-pusat pelayanan yang
didasarkan pada sebaran daerah fungsional
perkotaan dan perdesaan;
4. analisis karakteristik sosial kependudukan di
daerah kabupaten/kota sekurang-kurangnya
meliputi:
 pola migrasi, pola pergerakan;
 proporsi penduduk perkotaan dan/atau
perdesaan pada awal tahun perencanaan
dan proyeksi 20 (dua puluh) tahun ke
depan;
 struktur penduduk berdasarkan mata
pencaharian, usia produktif, tingkat
pendidikan, sex ratio; dan
 sebaran kepadatan penduduk pada awal
tahun perencanaan dan proyeksi 20 (dua
puluh) tahun ke depan;
5. analisis karakteristik perumahan dan kawasan
permukiman, sekurang-kurangnya meliputi:
a. identifikasi permasalahan perumahan dan
kawasan permukiman di daerah;
b. ketersediaan rumah dan kondisinya;
c. jumlah kekurangan rumah (backlog) pada
awal tahun perencanaan dan proyeksi 20
(dua puluh) tahun ke depan;
d. lokasi perumahan pada kawasan fungsi lain
yang perlu penanganan khusus;
e. lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh yang perlu dilakukan pemugaran,
peremajaan atau pemukiman kembali; dan
f. lokasi dan jumlah rumah yang memerlukan
peningkatan kualitas.
6. analisis arah pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman di perkotaan dan/atau
perdesaan yang berbatasan dalam wilayah
kabupaten terhadap rencana pengembangan
wilayah kabupaten/kota secara keseluruhan;
7. analisis kebutuhan prasarana, sarana dan
utilitas umum termasuk sarana pemakaman
umum pada daerah kabupaten/kota;
8. analisis arah pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman dan dukungan potensi
wilayah, kemampuan penyediaan rumah dan
jaringan prasarana dan sarana serta utilitas
umum;
9. analisis besarnya permintaan masyarakat
terhadap rumah;
10. analisis kebutuhan tanah untuk pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman dengan
memperhatikan kebijakan hunian berimbang;
11. analisis daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup serta optimasi pemanfaatan
ruang;
12. analisis kemampuan keuangan daerah,
sekurang-kurangnya meliputi: sumber
penerimaan daerah dan alokasi pendanaan dan
pembiayaan pembangunan, dan prediksi
peningkatan kemampuan keuangan daerah;
dan
13. Analisis kebutuhan kelembagaan perumahan
dan kawasan permukiman di daerah
kabupaten/kota.

Konsep RP3KP berisi:


1. visi, misi, tujuan, kebijakan, dan strategi
pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman di daerah provinsi;
2. arahan operasionalisasi pemanfaatan ruang
yang selaras dengan RTRW provinsi;
3. arahan lokasi dan sasaran pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman, serta
perumahan dan kawasan permukiman pada
kawasan strategis provinsi;
4. arahan keterpaduan pemanfaatan dan
pengendalian ruang daerah provinsi bagi
pengembangan kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan yang memiliki potensi
menjadi basis pengembangan ekonomi
kawasan;
5. arahan investasi jaringan prasarana, sarana,
dan utilitas umum berskala regional untuk
mendukung pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman;
6. arahan pencegahan tumbuh dan
berkembangnya perumahan kumuh dan
permukiman kumuh;
7. penetapan prioritas penanganan kawasan
permukiman yang bernilai strategis di daerah
provinsi;
8. fasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan
utilitas umum di daerah provinsi;
9. pengaturan integrasi dan sinergi antara
kawasan permukiman dengan sektor terkait
termasuk rencana investasi prasarana, sarana,
dan utilitas umum lintas daerah
kabupaten/kota;
10. arahan keterpaduan pemanfaatan dan
pengendalian pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman pada lintas daerah
kabupaten/kota;
11. sistem informasi pemantauan pemanfaatan
kawasan permukiman yang terintegrasi dengan
sistem informasi pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman daerah Provinsi dan daerah
Kabupaten/Kota;
12. indikasi program dan kegiatan untuk
pelaksanaan RP3KP yang ditetapkan
berdasarkan skala prioritas daerah provinsi;
13. indikasi program bidang perumahan dan
kawasan permukiman di daerah provinsi dalam
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang, termasuk rincian rencana pendanaan
dan/atau pembiayaan, sumber pendanaan
dan/atau pembiayaan;
14. daftardaerah terlarang (negative list)
untuk pembangunan atau pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman;
15. arahan mitigasi bencana;
16. pengawasan dan penertiban penyelenggaraan
pembangunan lintas program dan lintas daerah
kabupaten/kota yang terkait dengan
pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman;
17. mekanisme pemberian insentif dan disinsentif
oleh:
 pemerintah daerah provinsi kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota;
 pemerintah daerah provinsi kepada badan
hukum; atau
 pemerintah daerah provinsi kepada
masyarakat.
18. pemberian insentif antara lain:
 insentif perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan;
 pemberian kompensasi berupa
penghargaan, fasilitasi, dan prioritas
bantuan program dan kegiatan bidang
perumahan dan kawasan permukiman;
 subsidi silang; dan/atau kemudahan
prosedur perizinan.
19.pengenaan disinsentif antara lain:
 pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan
perundangundangan;
 pengenaan retribusi daerah;
 pembatasan fasilitasi program dan kegiatan
bidang perumahan dan kawasan
permukiman dan/atau
 pengenaan kompensasi.

Konsep RP3KP dalam penyusunannya harus


memperhatikan:
1. persyaratan teknis, administratif, tata ruang
dan ekologis;
2. tipologi, ekologi, budaya, dinamika ekonomi
pada tiap daerah, serta mempertimbangkan
faktor keselamatan dan keamanan;
3. skala/batasan jumlah unit pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman sebagai berikut:
 perumahan dengan jumlah rumah sekurang-
kurangnya 15 (lima belas) sampai dengan
1.000 (seribu) rumah;
 permukiman dengan jumlah rumah
sekurang- kurangnya 1.000 (seribu) sampai
dengan 3.000 (tiga ribu) rumah;
 lingkungan hunian dengan jumlah rumah
sekurang-kurangnya 3.000 (tiga ribu) sampai
dengan 10.000 (sepuluh ribu) rumah; dan
 kawasan permukiman dengan jumlah rumah
lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) rumah.
4. daya dukung dan daya tampung perumahan
dan kawasan permukiman dengan lingkungan
hidup dalam rangka keberlanjutan;
5. hubungan antar kawasan fungsional sebagai
bagian lingkungan hidup di luar kawasan
lindung;
6. keterkaitan lingkungan hunian perkotaan
dengan lingkungan hunian perdesaan;
7. keterkaitan antara pengembangan lingkungan
hunian perkotaan dan pengembangan kawasan
perkotaan;
8. keterkaitan antara pengembangan lingkungan
hunian perdesaan dan pengembangan kawasan
perdesaan;
9. keterpaduan dan keseimbangan perkembangan
antar wilayah, antar sektor, serta antar lokasi
perumahan dan kawasan permukiman terhadap
kawasan fungsi lain;
10. keserasian tata kehidupan manusia dengan
lingkungan hidup;
11. akomodasi berbagai kegiatan lokal, regional
maupun nasional di bidang perumahan dan
kawasan permukiman, untuk memberikan
kearifan lokal yang dapat mengangkat citra
sosial-budaya daerah;
12. keseimbangan antara kepentingan publik dan
kepentingan setiap orang; dan
13. lembaga yang mengoordinasikan bidang
perumahan dan kawasan permukiman.

13. Metodologi : Secara garis besar, RP3KP terdiri dari beberapa


tahapan, yakni:
 TAHAP I
Sosialisasi Awal dan Pendataan Tahapan ini
terdiri dari rangkaian kegiatan berikut:
a. Persiapan
b. Pengumpulan Data Dan Informasi
c. Analisa
d. Perumusan Pilihan Strategi
 TAHAP II
Penyusunan dan Pemantapan Naskah RP3KP
Dalam tahap ini, hasil penyusunan RP3KP pada
tahap sebelumnya diperinci dan dimantapkan
secara substansial. Tahapan ini juga merupakan
proses sosialisasi dan uji terap terhadap naskah
RP3KP, dan terdiri dari kegiatan-kegiatan
berikut:
a. Pendetilan Rancangan
b. Penyiapan Perangkat Pelaksanaan
c. Penyepakatan
 TAHAP III
Legalisasi Naskah RP3KP yang telah
dimantapkan kemudian diterapkan di daerah
tujuan rencana dengan landasan hukum yang
jelas. Adapun kegiatan dalam tahapan ini
adalah:
a. Sosialisasi Keseluruhan Substansi RP3KP
b. Penyampaian Naskah RP3KP pada Lembaga
Legislatif
c. Pemantapan Hukum / Legalisasi
 TAHAP IV
Evaluasi dan Pelaporan Tahapan ini terdiri dari
kegiatan supervisi, pemantauan, serta evaluasi
akhir, dengan rincian sebagai berikut:
a. Supervisi.
b. Pemantauan, terdiri dari:
1. Review terhadap proses dan prosedur
pemberian perijinan pengembangan
kawasan perumahan & permukiman
baru, upaya resetltlement, upaya
konsolidasi, pembangunan skala besar.
2. Review terhadap pemanfaataan ruang
kawasan perumahan dan permukiman
yang pembangunanmnya memberikan
dampak besar terhadap berlangsungnya
kegiatan berkehidupan dan penhidupan
masyarakat
3. Review tengah tahunan sebagai bahan
masukan untuk penyusunan program
tahunan yang akan berjalan, pengandalan
arah dan sasaran target serta terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan lokal.
 EVALUASI
Berdasarkan metodologi penyusunan RP3KP di
atas, dapat dijelaskan bahwa Kegiatan
Penyusunan RP3KP atau RP3KP merupakan
pelaksanaan rangkaian kegiatan pada Tahap I,
Tahap II, dan sebagian Tahap III yang
merupakan tahap sosialisasi program dan proses
pengumpulan data dan informasi, sampai
dengan penyusunan naskah akademis RP3KP
atau RP3KP.

Metode Analisis Metode analisis yang minimal harus


dipergunakan oleh Konsultan Perencana adalah:
 Analisa Daya Tampung (Carrying Capacity).
 Analisa Kebutuhan Pengembangan
Permukiman.
 Analisa Kebutuhan Pengembangan
Infrastruktur Permukiman.
 Analisa Kelembagaan.
 Analisa SWOT dalam pemilihan konsep dan
strategi pengembangan perumahan dan
permukiman

14 Keluaran : Keluaran utama (output) yang dihasilkan dari


pekerjaan Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) ini adalah berupa Naskah
Akademis RP3KP yang siap digunakan sebagai
dasar acuan dalam penyelenggaraan pembangunan
dan pengembangan perumahan dan permukiman di
daerah, yang secara umum berupa laporan-laporan
sebagai berikut :
 Laporan Pendahuluan
 Laporan Antara
 Laporan Akhir
 Dokumentasi
 Album Peta
 Hard cofy (Flash Disk)

HASIL (OUTCOME)

Hasil atau outcome yang didapat dengan


terlaksananya kegiatan ini adalah:
 Diperolehnya suatu landasan strategi
penyelenggaraan dan pengelolaan perumahan
dan permukiman di daerah yang sesuai dengan
kebutuhan terkini (prioritas) maupun antisipasi
perkembangan wilayah;
 Diperolehnya suatu arahan kebijakan
penyelenggaraan perumahan dan permukiman
daerah yang selanjutnya dapat menjadi acuan
dasar bagi penyiapan program-program dan
kegiatan terkait bidang perumahan dan
permukiman di daerah, baik yang berasal dari
Pusat, Provinsi, maupun Daerah;
 Diperolehnya dukungan stakeholder perumahan
dan permukiman daerah yang telah dilibatkan
dalam proses sosialisasi dan identifikasi
permasalahan perumahan dan permukiman
daerahnya;
 Diperolehnya gambaran kondisi perumahan dan
permukiman daerah berdasarkan data dan
informasi terkini yang lengkap dari hasil kegiatan
inventarisasi dan penyusunan data;
 Tersusunnya arahan-arahan ruang permukiman
yang telah selaras dengan arahan penatan ruang
wilayah;
 Tersedianya kebijakan penanganan perumahan
dan permukiman bagi masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah (MBR) yang diharapkan
dapat mengakomodir kebutuhan yang ada
maupun potensi perkembangan kebutuhan di
tahun-tahun mendatang sebagai bentuk
antisipasi permasalahan.

15. Peralatan dan : Peralatan, material, personil dan fasilitas yang


Material dari disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang
Pejabat dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia
Pembuat jasa :
Komitmen 1. Literatur/ Laporan dan Data (bila ada).
2. Kumpulan laporan dan data sebagai hasil
studi terdahulu serta photografi (bila ada).
3. Staf Pengawas/ Pendamping.
4. Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat
petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (counterpart), atau
project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan
jasa konsultansi.

16. Peralatan dan : a. Akomodasi.


Material dari Akomodasi bagi tenaga profesional terutama
Penyedia Jasa Tiket Perjalanan, Biaya Hotel dan Biaya Harian
Konsultansi disediakan oleh Penyedia Jasa.
b. Penyediaan oleh penyedia jasa.
Penyedia jasa harus menyediakan fasilitas
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan dan
harus memperhitungkan semua biaya
pengeluaran yang akan dimasukkan dalam biaya
penawaran yang terdiri atas ;
1. Kendaraan Operasional Roda Empat (1 Unit);
2. Kendaraan Operasional Roda Dua (2 Unit);
3. Peralatan Drone (2 Unit);
4. GPS (2 Unit);
5. Laptop (2 Unit);
6. PC (1 unit);
7. Printer A3 (1 Unit); dan
8. Printer A4 (2 Unit).

17. Jangka : Pelaksanaan pekerjan selama 180 hari kalender


Waktu terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat
Penyelesaian Perintah Mulai Kerja)
Kegiatan

18. Pelaksana : Untuk melaksanakan tugas ini Penyedia Jasa harus


Kegiatan menyediakan Tenaga Ahli yang kompeten dan
tenaga pendukung yang dapat memenuhi
kebutuhan pekerjaan yang terikat selama
pelaksanaan pekerjaan. Adapun tenaga ahli dan
tenaga pendukung yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini adalah:

a. Tenaga Ahli Profesional


1) Ketua Tim (Team Leader)
Seorang Master Teknik Perencanaan Wilayah dan
Kota (Planologi) atau di bidang Arsitektur dengan
kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya S2
yang bereputasi baik dengan memiliki sertifikat
keahlian “Ahli Madya” sesuai bidangnya dan
memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya
4 (Empat) tahun di bidang perencanaan
pengembangan kota yang terkait dengan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman, antara lain penyusunan kebijakan,
rencana stratejik, program dan pelaksanaan
program. Bertugas selama masa kontrak untuk
memimpin pelaksanaan kegiatan, melakukan
pendampingan dan bantuan teknis RP3KP yang
mendukung pengembangan kawasan perumahan
dan kawasan permukiman ditinjau dari aspek
keahliannya, meng-koordinasikan pekerjaan dari
tenaga ahli lainnya, dan mempertanggung-
jawabkan kinerja tim secara keseluruhan.
 502 : SKA Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
(Madya)

2) Ahli Perumahan, Sarana dan Prasarana


Tenaga Ahli Prasarana Dan Sarana sebanyak 1
(satu) orang dengan kualifikasi Sarjana Teknik
Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Planologi/
Perencanaan Wilayah Dan Kota/Teknik Sipil
lulusan universitas negeri atau universitas
swasta yang telah disamakan berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
perencanaan dan/atau perancangan prasarana
dan sarana (fasilitas dan utilitas) perumahan dan
permukiman dalam tata ruang sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun.

SKA Muda

3) Tenaga Ahli Arsitek


Ahli Arsitek = 1 Orang Ahli Arsitek disyaratkan
seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan
Teknik Arsitek lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di
bidang perencanaan dan/atau perancangan
lingkungan perumahan dan permukiman dalam
tata ruang sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

4) Ahli Pemetaan/Ahli GIS/Pengindraan Jauh


Ahli Pemetaan/Ahli GIS = 1 Orang Ahli
Pemetaan/Ahli GIS disyaratkan seorang Sarjana
Teknik Strata Satu (S1) Jurusan Geografi atau
Geodesi lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di
bidang perencanaan dan/atau perancangan GIS
kawasan perumahan dan permukiman dalam
tata ruang sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

5) Tenaga Ahli Hukum


Tenaga Hukum sebanyak 1 (Satu) orang,
kualifikasi S-1 Hukum lulusan universitas negeri
atau universitas swasta yang telah disamakan
dengan pengalaman minimal 3 (Tiga) tahun,
berpengalaman dalam kebijakan bidang
perumahan dan legal drafting.

b. Tenaga Pendukung
1) Sekretaris / Administrator/ Operator
Sekretaris / Administrator/ Operator Komputer
disyaratkan seorang Sarjana Muda Diploma
Dua/ Tiga (S0/D2/D3) Jurusan Sekretaris
lulusan universitas negeri atau universitas
swasta yang telah disamakan.
2) Operator Komputer
Operator komputer disyaratkan seorang Sarjana
Muda Diploma Dua/ Tiga (S0/D2/D3) lulusan
universitas negeri atau universitas swasta yang
telah disamakan.
3) Surveyor
Surveyor disyaratkan seorang Sarjana Muda
Diploma Dua/ Tiga (S0/D2/D3) Jurusan Teknik
Sipil/ Arsitektur lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan.

c. Job Desk Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung


1) Ketua Tim Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota,
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli
perencanaan wilayah dan kota (ketua tim)
meliputi: a) Mengoordinasikan tenaga ahli dan
tenaga pendukung dalam pelaksanaan seluruh
kegiatan; b) Bertanggung jawab atas penyelesaian
seluruh pekerjaan; c) Bertanggung jawab atas
kualitas Dokumen Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Polewali Mandar;
d) Menyiapkan jadwal dan tenggang waktu
pelaksanaan pekerjaan serta menyesuaikan jadwal
tersebut dengan jadwal pekerjaan yang dibuat oleh
pengguna jasa; e) Menyusun dan mengarahkan
program kerja yang harus dilaksanakan oleh
tenaga ahli dan tenaga pendukung; f) Melakukan
koordinasi dengan pengguna jasa dalam pelaporan
progress pekerjaan; g) Mengindentifikasikan studi
literatur terkait Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
Kabupaten Polewali Mandar; h) Melakukan
analisis permasalahan dan potensi pengembangan
kawasan permukiman termasuk pengembangan
lingkungan hunian; i) Memadukan hasil analisis
yang telah dilakukan oleh para tenaga ahli j)
Menyusun strategi Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Polewali Mandar;
k) Merumuskan Naskah Akademik dan Draft
Raperda RP3KP.
2) Tenaga Ahli Perumahan, Sarana, dan Prasarana
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli
infrastruktur meliputi: a) Mendukung ketua tim
dalam melakukan pematauan dan pengendalian
kegiatan; b) Berkoordinasi dengan ketua tim dan
tenaga ahli lain dalam pelaksanan kegiatan; c)
Melakukan analisis sistem pusat-pusat pelayanan
yang didasarkan pada sebaran daerah fungsional
perkotaan dan pedesaan yang ada di wilayah
perencanaan; dan d) Melakukan analisis sarana
dan prasarana dalam pengambangan lingkungan
hunian di kawasan perkotaan; e) Melakukan
analisis kesesuaian terhadap rencana investasi
prasarana, sarana, dan jaringan utilitas regional
atau rencana induk sistem; f) Analisis Status
Tanah dan Kondisi Bangunan g) Bertanggung
jawab dalam memberi dukungan teknis dalam
setiap kegiatan khususnya di bidang perumahan,
sarana, dan prasarana;
3) Tenaga Ahli Pemetaan/GIS Tugas dan tanggung
jawab tenaga ahli pemetaan meliputi: a)
Mendukung ketua tim dalam melakukan
pematauan dan pengendalian kegiatan; b)
Berkoordinasi dengan ketua tim dan tenaga ahli
lain dalam pelaksanaan kegiatan; c) Melakukan
analisis arah pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman, dukungan potensi wilayah,
serta kemampuan penyediaan rumah dan jaringan
prasarana, sarana, utilitas umum; d) Analisis
overlay sebaran perumahan kumuh dan
permukiman kumuh dengan peta dari kebijakan
program pembangunan insfrastruktur strategis; e)
Bertanggung jawab dalam memberi dukungan
teknis dalam setiap kegiatan khususnya di bidang
pemetaan;
4) Tenaga Teknis Hukum Tugas dan tanggung jawab
tenaga ahli hukum meliputi: a) Mendukung ketua
tim dalam melakukan pematauan dan
pengendalian kegiatan; b) Berkoordinasi dengan
ketua tim dan tenaga ahli lain dalam pelaksanaan
kegiatan; c) Melakukan analisis kelembagaan
perumahan dan kawasasan permukiman di
Kabupaten Polewali Mandar; d) Menyusun legal
drafting Naskah Akademik dan Draft Raperda
RP3KP; e) Bertanggung jawab dalam memberi
dukungan teknis dalam setiap kegiatan
khususnya di bidang hukum; f) Bertanggung
jawab dalam penyiapan materi FGD, rapat
koordinasi, workshop, dan pembahasan laporan.

19. Jadwal : Pelaksanaan pekerjaan yaitu 180 (seratus delapan


Pelaksanaan puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya
Kegiatan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

20. Output : a. Laporan Pendahuluan


Kegiatan Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya berisi
hasil observasi pendahuluan terhadap kerangka
acuan, pemahaman konsultan terhadap lingkup
pekerjaan, konsep pendekatan dan metodologi
studi dan pelaksanaan pekerjaan, program kerja
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, termasuk
daftar kebutuhan data dan rencana survey
lapangan berikut formulir-formulir survey
lapangan yang diperlukan serta dukungan tenaga
ahli beserta perlengkapannya. Laporan
pendahuluan juga memuat Pengertian, Peran dan
Manfaat, Kedudukan RP3KP, dan ketentuan
muatan RP3KP.

Laporan Pendahuluan diserahkan pada Pemberi


Tugas setelah pembahasan Laporan Pendahuluan
dan digandakan sebanyak 5 (Lima) rangkap
dalam bentuk buku dan 1 (satu) file/softcopy
dokumen (pdf.) serta diserahkan kepada Pemberi
Tugas selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah diterimanya SPMK oleh Konsultan.

b. Laporan Data dan Analisa/Laporan Antara


Laporan Data dan Analisa/Laporan Antara
Berisi data dan analisa hasil perolehan data, survey
lapangan dan kajian rinci serta memuat maksud dan
tujuan, kategori data (Data Kebijakan dan Program
Perumahan dan Permukiman, Data Fisik Dasar,
Kependudukan, Data Kondisi Sosial – Ekonomi dan
Budaya serta geografis daerah, Profil Kelembagaan
dan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman). Serta
memuat data-data yang telah disusun secara
sistematis dan dilengkapi dengan uraian, peta – peta,
grafik–grafik dan tabel-tabel. Laporan Data dan
Analisa digandakan sebanyak 5 (Lima) rangkap dalam
bentuk buku dan 1 (satu) file/softcopy dokumen (pdf.)
serta diserahkan kepada Pemberi Tugas selambat-
lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya
SPMK oleh Konsultan.

c. Draft Laporan Akhir


Draft Laporan Akhir/ Draft Executive Summary
diserahkan pada Pemberi Tugas sebelum
pembahasan Draft Laporan Akhir (Materi teknis)
dan digandakan sebanyak 5 (Lima) rangkap
dalam bentuk buku dan 1 (satu) file/softcopy
dokumen (pdf.) diserahkan kepada Pemberi Tugas
selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari
setelah diterimanya SPMK oleh Konsultan.

d. Laporan Akhir
Laporan akhir memuat hasil yaitu;
1) Data Profil PKP Kabupaten Polewali Mandar (Data
profil merupakan buku yang ditujukan untuk
memperoleh gambaran serta informasi mengenai
kondisi eksisting PKP pada Kab. Polewali Mandar,
yang dirumuskan dari kebijakan hingga gambaran
PKP beserta PSU-nya.
2) Data Analisis Data PKP (Analisis Data PKP disusun
untuk mengetahui arah pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kab.
Polewali Mandar serta menghitung Gap Analysis
antara kondisi eksisting dan tujuan (goal) pada
masing-masing isu strategis PKP di Kab. Polewali
Mandar.
3) Data Rencana PKP (Data Rencana merupakan inti
yang berisikan visi dan misi pembangunan PKP,
skenario pembangunan, kebiijakan strategis, dan
rencana aksi pembangunan dan pengembangan
PKP hingga muncul indikasi program

Laporan Akhir diserahkan pada Pemberi Tugas


setelah pembahasan Draft Laporan Akhir (Materi
teknis) dan digandakan sebanyak 10 (sepuluh)
rangkap dalam bentuk buku dan 1 (satu) file/softcopy
dokumen (pdf.) serta diserahkan kepada Pemberi
Tugas selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh)
hari setelah diterimanya SPMK oleh Konsultan.

e. Album Peta
Album peta yang disajikan dengan skala atau tingkat
ketelitian minimal 1:25.000 dalam format A3
sebanyak 3 (tiga) rangkap dalam bentuk buku dan 2
(file) file/softcopy masing-masing dalam ekstensi pdf.,
gis(shp)., yang dilengkapi dengan data peta digital
yang memenuhi ketentuan sistem informasi geografis
(GIS) dan diserahkan kepada Pemberi Tugas
selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari
setelah diterimanya SPMK oleh Konsultan. Album
Peta berisikan peta data yang dibutuhkan dalam
proses analisis dan perencanaan serta peta hasil
perencanaan.

f. Video Kawasan (Drone)


Berisi data vidio hasil visualisasi lapangan dengan
menggunakan Drone. Vidio kawasan drone
diserahkan pada Pemberi Tugas sebanyak 1 (Satu)
File video dan diserahkan kepada Pemberi Tugas
selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari
setelah diterimanya SPMK oleh Konsultan.

g. Naskah Akademik
Nasakah akademik memuat data yaitu:
1) Pendahuluan
2) Kajian Teoritis Dan Praktik Empiris
3) Evaluasi/Analisis Peraturan Perundang-Undangan
Terkait
4) Landasan Filosofis, Sosiologis Dan Yuridis
5) Jangkauan, Arah Pengaturan/Ruang Lingkup
Materi Muatan Peraturan Daerah
6) Penutup
7) Daftar Pustaka
Naskah Akademik merupakan naskah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai
konsepsi yang berisikan latar belakang, tujuan
penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan serta
lingkup, jangkauan, objek, atau arah pengaturan
daerah mengenai Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Naskah Akademik digandakan
sebanyak 20 (Dua Puluh) rangkap dalam bentuk buku
dan 1 (satu) file/softcopy dokumen (ppdf.) dan
diserahkan kepada Pemberi Tugas selambat-
lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari setelah
diterimanya SPMK oleh Konsultan.

h. Draft Raperda RP3KP


Secara umum, materi muatan Draft Raperda RP3KP
meliputi: ketentuan umum; materi pokok yang diatur;
ketentuan pidana (jika memang diperlukan);
ketentuan peralihan (jika memang diperlukan); dan
ketentuan penutup. Drfat Raperda RP3KP digandakan
sebanyak 10 (Sepuluh) rangkap dalam bentuk buku
dan 1 (satu) file/softcopy dokumen (pdf.) dan
diserahkan kepada Pemberi Tugas selambat-
lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari setelah
diterimanya SPMK oleh Konsultan

i. Soft Copy (Flash disk)


Soft Copy hasil pekerjaan diserahkan dalam
bentuk file di flashdisk sebanyak 3 (tiga) buah
dan diserahkan kepada Pemberi Tugas selambat-
lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari setelah
diterimanya SPMK oleh Konsultan.

21. PENUTUP : Demikian, Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term


of Reference (ToR) ini dibuat dalam rangka memberi
kejelasan (paling tidak secara garis besarnya)
kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap
kegiatan ini, baik maksud, tujuan maupun sasaran
yang akan dicapai, dengan catatan bahwa segala
bentuk materi dan makna yang telah disusun ini
masih belum dapat dikatakan sempurna. Oleh
karena itu segala masukan dan tanggapan dari
berbagai pihak terkait sangat diharapkan guna
manfaat kesempurnaannya

Poso, 10 Februari 2019


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Poso

HAPOSAN PASARIBU, ST.


NIP. 19761013 201101 1 004

Anda mungkin juga menyukai