Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN


KOTA BANJARMASIN

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN KOORDINASI PERENCANAAN BIDANG


INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

PEKERJAAN : IDENTIFIKASI PERUMAHAN DI LOKASI


RAWAN BENCANA ATAU TERKENA
RELOKASI
SUMBER DANA : APBD KOTA BANJARMASIN
LOKASI : KOTA BANJARMASIN

TAHUN ANGGARAN 2022


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SKPD : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan


Kota Banjarmasin
Program : Program Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Daerah
(5.01.03);
Kegiatan : Koordinasi Perencanaan Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan
(5.01.03.2.03);
Sub Kegiatan : Koordinasi Pelaksanaan Sinergisitas dan Harmonisasi Perencanaan
Pembangunan Daerah Bidang Infrastruktur (5.01.03.2.03.04);
Paket Pekerjaan : Perencanaan Kawasan Perkantoran Kota Banjarmasin
Tahun Anggaran : 2022

A. URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan faktor alam maupun non alam sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis. Faktor alam (natural hazards) dan faktor
non alam atau manusia (man-made hazards) yang menurut United
Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat
dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya
hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi
(biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan
penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation) serta
elemen-elemen dari berbagai komponen di dalam masyarakat.
Indonesia merupakan wilayah yang sering terjadi bencana alam.
Berbagai bencana alam yang sering terjadi antara lain seperti banjir,
gempa bumi, tsunami, gerakan tanah, angin kencang, kebakaran hutan,
dan lain-lain. Setiap jenis bencana tersebut mempunyai tingkat bahaya
yang bervariasi dan mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta
benda tergantung pada karakteristik fisik, sosial, dan ekonomi daerah
yang terlanda. Kecenderungan terhadap terjadinya bencana untuk saat
ini maupun masa yang akan datang masih cukup besar dan ada
kemungkinan akan bertambah jenisnya.
Kalimantan Selatan Merupakan salah satu Provinsi dengan dataran rawa
dan sungai terbanyak di Indonesia, hal tersebut sedikit banyaknya
menjadi penyebab seringnya terjadi bencana banjir. Banjir Kalimantan
Selatan tahun 2021 adalah bencana banjir yang menimpa beberapa kota
dan kabupaten di Kalimantan Selatan, yaitu Kota
Banjarmasin,Kabupaten Tanah Laut,Kabupaten Banjar,Kabupaten
Tapin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten
Balangan, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Utara pada
Januari 2021. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
mencatat 112.709 warga mengungsi dan 27.111 rumah terendam akibat
banjir ini. Jalan lintas provinsi terendam sehingga mengganggu aktivitas
ekonomi. Beberapa jembatan yang merupakan objek vital penghung
antar wilayah terputus akibat terjangan banjir.
Selain banjir, keberadaan lahan gambut dan pertanian memicu
seringnnya terjadi kebakaran hutan dan lahan ketika lahan memasuki
musim kering. Kerentanan bencana lainya yang sering terjadi

2
dikalimantan selatan yaitu angin putting beliung yang seering terjadi
ketika memasuki musim penghujan dan dibeberapa daearah menjadi
bencana tahunan yang rutin terjadi.
Penanganan bencana dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari pra-
bencana dan tanggap darurat hingga tahap rekonstruksi. Hubungan dan
koordinasi antar tahapan ini sangat menentukan efektifitas dan efisiensi
penanggulangan bencana. Dapak dari bencana umumnya secara
struktural merusak tatanan kehidupan masyarakat, mulai dari hilang atau
rusaknya tempat tinggal, tempat bekerja/mencari nafkah, infrastruktur
serta fasilitas sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Seringkali
masyarakat cukup lama menempati penampungan pengungsi karena
belum tersedianya tempat tinggal yang memadai bagi mereka, baik
dengan upaya membangun sendiri kembali maupun dengan bantuan
relokasi atau restlement oleh pemerintah
Secara umum relokasi memiliki arti pemindahan tempat, terkait dengan
bencana alam dan program pemerintah. Relokasi adalah upaya
pemindahan permukiman warga dari lokasi yang memiliki potensi
bencana atau lokasi permukiman yang terkena dampak program
pemerintah ke tempat baru yang lebih aman dan layak. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah
bagi masyarakat khusunya korban bencana ini, yaitu melalui program
pembangunan dan batuan rehabilitasi rumah korban bencana. Sebelum
itu dilakukan, yang tidak kalah pentinnya ialah; Hal pertama yang perlu
dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi pembuatan rumah ataupun
permukiman yang telah terkena bencana serta permukiman yang terkena
dampak program pemerintah
Oleh karena itu Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Perumahan
dan Kawasan Permukiman menyusun identifikasi permukiman di lokasi
bencana dan relokasi program pemerrintah yang mana merupakan
wilayah terdampak bencana cukup parah dan program relokasi yang
semakin diperlukan karena tinggi nya tingkat pembangunan
Identifikasi ini diharapkan dapat menjadi suatu pedoman dalam rencana
pembangunan yang sesuai atau lebih baik sehingga dapat dibangun
tempat tinggal atau permukiman baru yang lebih baik dan berkelanjutan.

2. Maksud dan Maksud : Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk


Tujuan mengidentifikasi permukiman dilokasi rawan bencana
atau terkena relokasi berikut potensi serta masalahnya
Tujuan :
1. Melakukan identifikasi jenis dan tingkat kerawanan
bencana yang terjadi
2. Melakukan identifikasi jenis dan rencana program
pemerintah yang direncanakan untuk relokasi pada
kawasan permukiman
3. Melakukan pendataan terhadap kondisi eksisting
permukiman dilokasi bencana alam dan lokasi relokasi
berikut informasi mengenai penyebab bencana dan
kerugian/dampak bencana yang terjadi
4. Melakukan pendataan terhadap kondisi eksisting
permukiman lokasi relokasi

3
3. Sasaran Sasaran kegiatan yaitu tersusunnya:
1. Teridentifikasinya jenis dan tingkat kerawanan bencana yang terjadi
2. Teridentifikasinya jenis dan rencana program pemerintah yang
direncanakan untuk relokasi pada kawasan permukiman
3. Tersusunya data kondisi eksisting permukiman dilokasi bencana
alam dan lokasi relokasi berikut informasi mengenai penyebab
bencana dan kerugian/dampak bencana yang terjadi
4. Tersusunya data terhadap kondisi eksisting permukiman lokasi
relokasi
5. Tersusunya peta sebaran permukiman di lokasi bencana alam dan
relokasi program pemerintah

4. Lokasi Lokasi kajian beradai di wilayah administrasi Kota Banjarmasin.


Pekerjaan

5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan :


Pendanaan a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota
Banjarmasin Tahun Anggaran 2022, dengan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) Nomor ………….. tanggal …………..
b. Pagu Anggaran sebesar Rp. 369.985.000.000,- (Tiga Ratus Enam
Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Lima Ribu
Rupiah).
c. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) : Rp. 369.594.000,- (Tiga Ratus
Enam Puluh Sembilan Juta Lima Ratus Sembilan Empat Ribu
Rupiah).

6. Nama dan SKPD : Dinas perumahan dan permukiman Kota


Organisasi Banjarmasin;
Pejabat Pembuat Program : Program Koordinasi dan Sinkronisasi
Komitmen Perencanaan Pembangunan Daerah (5.01.03);
Kegiatan : Koordinasi Perencanaan Bidang Infrastruktur
dan Kewilayahan (5.01.03.2.03);
Sub Kegiatan : Koordinasi Pelaksanaan Sinergisitas dan
Harmonisasi Perencanaan Pembangunan
Daerah Bidang Infrastruktur
(5.01.03.2.03.04);
Nama Pejabat
Pembuat Komitmen : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang
………… Tahun Anggaran 2022;
Unit Kerja : Bidang ………………… Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan Kota Banjarmasin.

B. DATA PENUNJANG

4
7. Data Dasar Data dasar yang digunakan untuk identifikasi permukiman dilokasi
rawan bencana atau terkena relokasi Kota Banjarmasin terdiri dari :
a. Peta Dasar Kota Banjarasin
b. Peta Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
c. Peta Sungai Kota Banjarmasin
d. Peta Penggunaan Lahan Kota Banjarmasin
e. Peta Tanah Terdaftar Kota Banjarmasin
f. Peta Riwayat Banjir Kota Banjarmasin
g. Citra Satelit dan Foto Udara Kota Banjarmasin
h. Perda RTRW Kota Banjarmasin
i. RP2KPKPK Kota Banjarmasin
j. Peta Kerawanan dan Kerentanan Bencana Kota Banjarmasin
k. Data Bencana Kota Banjarmasin

8. Standar Teknis a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan


Kawasan Permukiman;
b. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana

9. Studi Studi a. Perda No. 06 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Terdahulu Kota Banjarmasin Tahun 2021-2041.
b. Studi Kajian Banjir
c. Identifikasi Kawasan Kumuh Kota Banjarmasin
d. RP2KPKPK Kota Banjarmasin

10. Referensi a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997


Hukum tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang;
d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
e. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
f. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
g. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
h. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016

5
tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
l. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum;

C. RUANG LINGKUP
11. Lingkup a. Lingkup Wilayah
Pekerjaan Lingkup Wilayah identifikasi perumahan di lokasi rawan bencana
atau terkena relokasi berada di Kota Banjarmasin
b. Lingkup Materi Perencanaan
Lingkup materi identifikasi perumahan di lokasi rawan bencana atau
terkena relokasi Kota Banjarmasin adalah : identifikasi pendahuluan,
penyusunan data dan peta sebaran permukiman di lokasi bencana
dan relokasi.
c. Lingkup Tugas
A. Persiapan
a. Kordinasi dan Konsolidasi SKPD Terkait Kegiatan
khususnya di Kota Banjarmasin
b. Identifikasi sebaran rumah korban bencana
c. Identifikasi lokasi dan jumlah rumah Relokasi Program
Pemerintah
d. Penumpulan data sekunder
B. Survei
a. Melakukan survey/observasi
b. Melakukan survey/observasi lapangan mengenai kondisi
wilayah Perencanaan
C. Analisis/Olah data
a. Identifikasi permukiman lokasi bencana dan relokasi
b. Mengkaji isu-isu strategis (potensi dan permasalahan) di
wilayah perencanaan;
c. Mengkaji kebijakan penanganan bencana dan relokasi
permukiman di wilayah perencanaan;
d. Menyusun peta lokasi sebaran permukiman di loaski bencana
dan relokasi
e.
12. Keluaran Keluaran (output) yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan
perumahan di lokasi rawan bencana atau terkena relokasi Kota
Banjarmasin ini adalah:
a. Laporan Pendahuluan;
b. Laporan Akhir;
c. Album Peta
d. Ringkasan Eksekutif;

13. Peralatan, a. Peralatan dari PPK : Tidak ada


Material, b. Material dari PPK : Tidak ada

6
Personel dan c. Personil dari PPK : Tidak ada
Fasilitas dari d. Fasilitas dari PPK :
Pejabat Pembuat 1) Laporan dan data : Tidak ada
Komitmen
2) Ruang Kantor : ada

14. Peralatan dan a. Sesuai yang terdapat pada daftar kuantitas dan harga.
Material dari b. Penyedia Jasa Konsultansi diwajibkan menyediakan perlengkapan
Penyedia Jasa untuk Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung (digunakan pada saat
Konsultansi pelaksanaan survey di lapangan):
Perlengkapan pendukung kerja:
1) Salinan dokumen kontrak paket pekerjaan Jasa Konsultansi, 1
set untuk Team Leader;
2) Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
3) Perlengkapan lainnya yang dianggap perlu.
Pengadaan perlengkapan tersebut tanpa ada pembayaran tersendiri, dan
sudah termasuk di dalam pembayaran biaya personil/ kontrak secara
keseluruhan.

15. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa selaku Konsultan Perencana adalah sesuai
Kewenangan dengan perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan
Penyedia Jasa kegiatan Konsultan Perencana dan Surat Perjanjan Kerja {Kontrak).

16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi ini diperkirakan
Penyelesaian selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender.
Pekerjaan

17. Personel
Kualifikasi
Jumlah
Tingkat Pengala- Status
Posisi Org/
Pendidi Jurusan Keahlian man Tenaga
Bln
kan (Tahun) Ahli
Tenaga Ahli :
Ketua Tim
Ketua Tim; S2 Magister Perenca- Ahli Utama 3 Tetap/ 4,0
1 (satu) orang naan Wilayah dan Perencanaan Tidak Tetap
Kota/ Planologi Wilayah dan
Kota

Tenaga Ahli
Tenaga Ahli S1 Teknik Arsitektur Ahli Madya 3 Tetap/ 3,5.
Arsitektur; Arsitek Tidak Tetap
1 (satu) orang
Tenaga Ahli S1 Teknik Sipil Ahli Madya 3 Tetap/ 2,0
Sipil; Teknik Tidak Tetap
1 (satu) orang Bangunan
Gedung
Tenaga Pendukung:
Asisten Tenaga S1 PWK/Planologi - 1 Tetap/ …..
Ahli PWK Tidak Tetap
1 (satu) orang
Asisten Tenaga S1 Teknik - 1 Tetap/ …..
Ahli Lingkungan Lingkungan Tidak Tetap
1 (satu) orang
Drafter/Operator D3 Semua Jurusan - - Tetap/ …..

7
CAD/Animator; Tidak Tetap
1 (satu) orang
Surveyor; D3 Semua Jurusan - - Tetap/ …..
1 (satu) orang Tidak Tetap
Administrasi & D3 Semua Jurusan - - Tetap/ …..
Keuangan; Tidak Tetap
3 (tiga) orang
Keterangan:
a. Ketua Tim, bertugas memimpin, mengarahkan dan mengendalikan
seluruh tenaga ahli terhadap berjalannya pelaksanaan pekerjaan.
dan memiliki pengalaman dalam menyusun rencana rinci tata
ruang yang dibuktikan dengan surat referensi/surat keterangan dari
pengguna jasa sebelumnya.
b. Ahli Arsitektur, dengan tugas membantu ketua tim dalam hal
membuat kerangka umum dan konsep perencanaan arsitektur dan
lansekap, serta mengendalikan/menelaah/mengkaji lebih dalam
mengenai desain lansekap pada bangunan renovasi dan bangunan
baru serta lansekap kawasan sesuai dengan kebutuhan fungsional,
kemudian melakukan koordinasi dengan bagian tenaga ahli,
melakukan konsultasi dengan bagian owner, mengembangkan
perencanaan dan mengendalikan perencanaan arsitektur yang telah
dibuat.
c. Ahli Sipil, dengan tugas membantu ketua tim dalam hal
mendesain, mengendalikan, menelaah, mengkaji lebih dalam
mengenai desain sipil struktur pada bangunan serta desain sipil
kawasan sesuai dengan kebutuhan fungsional.
d. Ahli Lingkungan: kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik
Lingkungan, berpengalaman di bidangnya minimal 5 (lima) tahun.
Memiliki sertifikat keahlian sebagai Ahli Madya Teknik
Lingkungan dengan tugas membantu ketua tim dalam hal:
1) Mengkaji aspek lingkungan pada kawasan sesuai dengan
kebutuhan fungsional
e. Tenaga Pendukung
1) 2 (dua) Asisten Tenaga Ahli, minimal berpendidikan S1.
2) 1 (satu) orang Drafter/Operator CAD/Animator, minimal
berpendidikan D3.
3) 2 (dua) orang Surveyor, minimal berpendidikan D3.
4) 1 (satu) orang Tenaga Administrasi & Keuangan, minimal
berpendidikan D3.
18. Jadwal Tahapan Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 4 (empat) bulan kalender
Pelaksanaan terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh
Pekerjaan pengguna jasa, dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
Bulan Ke-
Kegiatan
1 2 3 4
1. Persiapan
2. Penyusunan laporan Pendahuluan
3. Pengumpulan data dan Survey Lapangan
4. Penyusunan Laporan Antara
5. Penyusunan Laporan Akhir
6. Penyusunan Animasi dan Album Peta

8
D. Laporan
19. Laporan Laporan pendahuluan ini dibuat dengan ukuran A4 berwarna dijilid soft
Pendahuluan cover paling sedikit memuat latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran
kegiatan, metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan rencana kerja.
Laporan ini merupakan acuan dan pengendali kegiatan secara
keseluruhan. Laporan ini dibuat 5 (lima) eksemplar, diserahkan 20 (dua
puluh) hari setelah SPMK

20. Laporan Akhir Laporan ini memuat rencana pengembangan kawasan yang meliputi
tujuan penataan kawasan, rencana struktur, rencana pola ruang,
rencana pemanfaatan ruang kawasan dan rencana peraturan zonasi.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh)
hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak sebanyak 5 (lima) buku laporan.

21. Album Peta dan Album Peta ini berisi peta dasar, peta eksisting, peta rencana dan
Album Gambar perspektif 3D yang dicetak dalam ukuran A3. Album Peta harus
3D (A3) diserahkan bersama Laporan Akhir harus diserahkan selambat-
lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari sejak SPMK diterbitkan
sebanyak sebanyak 5 (lima) buku laporan.

22. Ringkasan Merupakan ringkasan eksekutif tentang hasil kajian dan masterplan
Eksekutif perkantoran Pemerintah Kota banjarmasin Laporan harus diserahkan
(Eksekutif selambat-lambatnya 120 (seratus lima dua puluh) hari sejak SPMK
Summary) diterbitkan sebanyak sebanyak 5 (lima) buku laporan.

E. Hal-Hal Lain
23. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam KAK dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.

24. Persyaratan Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
Kerjasama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi: (tidak digunakan)

25. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:


Pengumpulan (tidak digunakan)
Data Lapangan

26. Alih Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk


Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personel satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen
berikut: data pendukung dan substansi pelaksanaan pekerjaan.

Banjarmasin, Maret 2022


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian

9
dan Pengembangan Kota Banjarmasin,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

...............................................,
NIP. .........................

10

Anda mungkin juga menyukai