Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN


PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KERANGKA ACUAN KERJA


(K.A.K)

Pekerjaan

PENYUSUNAN SITE PLAN DAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED)


RUMAH KORBAN BENCANA ATAU RELOKASI PROGRAM
PEMERINTAH PROVINSI
(KABUPATEN BANJAR DAN HUU SUNGAI TENGAH)

APBD TAHUN ANGGARAN 2022


A. LATAR BELAKANG

1
Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan faktor alam maupun
non alam sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Faktor alam (natural hazards) dan faktor non
alam atau manusia (man-made hazards) yang menurut United Nations International Strategy
for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological
hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological
hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan
(environmental degradation) serta elemen-elemen dari berbagai komponen di dalam
masyarakat.
Indonesia merupakan wilayah yang sering terjadi bencana alam. Berbagai bencana alam
yang sering terjadi antara lain seperti banjir, gempa bumi, tsunami, gerakan tanah, angin
kencang, kebakaran hutan, dan lain-lain. Setiap jenis bencana tersebut mempunyai tingkat
bahaya yang bervariasi dan mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta benda tergantung
pada karakteristik fisik, sosial, dan ekonomi daerah yang terlanda. Kecenderungan terhadap
terjadinya bencana untuk saat ini maupun masa yang akan datang masih cukup besar dan ada
kemungkinan akan bertambah jenisnya.
Kalimantan Selatan Merupakan salah satu Provinsi dengan dataran rawa dan sungai
terbanyak di Indonesia, hal tersebut sedikit banyaknya menjadi penyebab seringnya terjadi
bencana banjir. Banjir Kalimantan Selatan tahun 2021 adalah bencana banjir yang menimpa
beberapa kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan, yaitu Kota Banjarmasin,Kabupaten
Tanah Laut,Kabupaten Banjar,Kabupaten Tapin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Utara pada
Januari 2021. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 112.709 warga
mengungsi dan 27.111 rumah terendam akibat banjir ini. Jalan lintas provinsi terendam
sehingga mengganggu aktivitas ekonomi. Beberapa jembatan yang merupakan objek vital
penghung antar wilayah terputus akibat terjangan banjir.
Selain banjir, keberadaan lahan gambut dan pertanian memicu seringnnya terjadi
kebakaran hutan dan lahan ketika lahan memasuki musim kering. Kerentanan bencana lainya
yang sering terjadi dikalimantan selatan yaitu angin putting beliung yang seering terjadi
ketika memasuki musim penghujan dan dibeberapa daearah menjadi bencana tahunan yang
rutin terjadi.

2
Penanganan bencana dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari pra-bencana dan
tanggap darurat hingga tahap rekonstruksi. Hubungan dan koordinasi antar tahapan ini sangat
menentukan efektifitas dan efisiensi penanggulangan bencana. Dapak dari bencana
umumnya secara struktural merusak tatanan kehidupan masyarakat, mulai dari hilang atau
rusaknya tempat tinggal, tempat bekerja/mencari nafkah, infrastruktur serta fasilitas sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat. Seringkali masyarakat cukup lama menempati
penampungan pengungsi karena belum tersedianya tempat tinggal yang memadai bagi
mereka, baik dengan upaya membangun sendiri kembali maupun dengan bantuan relokasi
atau restlement oleh pemerintah

Secara umum relokasi memiliki arti pemindahan tempat, terkait dengan bencana alam
dan program pemerintah. Relokasi adalah upaya pemindahan permukiman warga dari lokasi
yang memiliki potensi bencana atau lokasi permukiman yang terkena dampak program
pemerintah ke tempat baru yang lebih aman dan layak. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat khusunya korban bencana
ini, yaitu melalui program pembangunan dan batuan rehabilitasi rumah korban bencana.
Sebelum itu dilakukan, yang tidak kalah pentinnya ialah; Hal pertama yang perlu dilakukan
adalah mencari atau menentukan lokasi pembuatan rumah ataupun permukiman yang baru
sebagai tempat relokasi bagi masyarakat yang telah terkena bencana, karena tentunya lokasi
rumah yang lama yang telah terdampak tidak memungkinkan dibangun rumah kembali serta
daerah/lokasinya tersebut juga rawan terjadinya bencana lagi yang serupa.
Tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana menentukan lokasi relokasi, desain
tapak yang ideal serta DED yang tepat dan aman bagi para korban bencana dan relokasi
program pemerintah untuk membantu mereka kembali mendapatkan kualitas hidup seperti
sebelum nya atau bahkan mungkin bisa lebih baik.
Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman menyusun Kajian pembuatan Site plan dan DED untuk
rumah korban bencana atau relokasi program pemerrintah yang mana dikhususkan dalam
kajian ini berada di wilayah Adminstrasi Kabupaten Banjar dan Hulu Sungai Tengah yang
merupakan wilayah terdampak bencana yang cukup parah.
Siteplan dan DED ini diharapkan dapat menjadi suatu pedoman dalam rencana
pembangunan yang sesuai atau lebih baik dari kondisi sebelumnya sehingga dapat dibangun
tempat tinggal atau permukiman baru yang lebih baik dan berkelanjutan.

3
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Maksud dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk Membuat Site Plan dan Detail
Engineering Desain Rumah Korban bencana dan Relokasi Program pemerintah
Provinsi
2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Site Plan dan Detail Engineering Desain Rumah Korban
bencana dan Relokasi Program pemerintah Provinsiini adalah untuk:

a. Mengetahui kondisi dan jumlah persebaran kawasan lokasi rumah terdampak


bencana.

b. Mengetahui lokasi dan jumlah rumah Relokasi Program Pemerintah

c. Menyusun penanganan relokasi rumah terdampak bencana dan Relokasi Program


Pemerintah

d. Menyusun rencana tapak relokasi rumah terdampak bencana dan Relokasi Program
Pemerintah

e. Menyusun Detail Engineering Desain rumah terdampak bencana dan Relokasi


Program Pemerintah

f. Pedoman dalam penentuan kebijakan prioritas penanganan relokasi permukiman


terdampak bencana dan Program Pemerintah

C. SASARAN
Sasaran dari penyusunan Site Plan dan Detail Engineering Desain Rumah Korban
bencana dan Relokasi Program pemerintah Provinsiini adalah untuk:

a. Tersedianya data kondisi dan jumlah persebaran kawasan lokasi rumah terdampak
bencana.

b. Teridentifikasinya lokasi dan jumlah rumah Relokasi Program Pemerintah

c. Tersedianya rencana penanganan relokasi rumah terdampak bencana dan Relokasi


Program Pemerintah

d. Tersedianya arahan rencana tapak relokasi rumah terdampak bencana dan Relokasi
Program Pemerintah

e. Tersusunya Detail Engineering Desain rumah terdampak bencana dan Relokasi


Program Pemerintah

4
D. LOKASI
Lokasi kegiatan Penyusunan Site Plan dan Detail Engineering Desain Rumah Korban
bencana dan Relokasi Program pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berada di
Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

E. PENDANAAN
Pekerjaan Penyusunan Site Plan dan Detail Engineering Desain Rumah Korban bencana
dan Relokasi Program pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan dikerjakan secara
kontraktual kepada konsultan dengan dana yang bersumber dari APBD Provinsi
Kalimantan Selatan yang dibebankan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman, Tahun Anggaran 2022 dengan pagu dana sebesar Rp. 550.000.000,00
(Lima Ratus Lima Puluh Juta Rupiah).

F. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN


Nama Penguna Anggaran : Ir. Arifin Noor, MT
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan
Organisasi Pengguna Anggaran : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan
Kegiatan Pengguna Anggaran : Penyusunan Identifikasi Dan Kajian Teknis Rumah
Susun Provinsi Kalimantan Selatan.

G. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender atau
5 (lima) bulan

H. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
5
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
11. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20 /PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41 /PRT/M/2007 Tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemberian Izin Mendirikan Bangunan;
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.1/PRT/M/2014
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
17. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Petunjuk
Perencanaan Wilayah Perumahan;

I. DATA DASAR
1. RTRWP Kalimantan Selatan Tahun 2015-2035
2. RPJP Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025
3. RPJMD Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021
4. RPIJM Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
5. Database Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
di daerah.
6. Pendataan Rumah Korban Bencana dan relokasi program pemerintah di kabupaten
Banjar dan Hulu Sungai Tengah

6
J. RUANG LINGKUP KEGIATAN
1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan Penyusunan Site Plan dan Detail
Engineering Desain Rumah Korban bencana dan Relokasi Program pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan berada di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu
Sungai Tengah
2. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Site Plan dan Detail Engineering Desain
Rumah Korban bencana dan Relokasi Program pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan berada di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah meliputi
langkah-langkah identifikasi lapangan berikut program penanganan, yang meliputi:
A. Persiapan
B. Survei
C. Analisis/Olah data
D. Pembuatan Rencana
E. Pelaporan
F. Ekpose/ FGD

K. METODOLOGI

Metodologi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tahapan pekerjaannya adalah sebagai


berikut:
A. Persiapan
a. Kordinasi dan Konsolidasi SKPD Terkait Kegiatan khususnya di Kabupaten anjar
dan Hulu Sungai Tengah
b. Identifikasi sebaran rumah korban bencana
c. Identifikasi lokasi dan jumlah rumah Relokasi Program Pemerintah
d. Penumpulan data sekunder
B. Survei
a. Melakukan survey/observasi SKPD di Daerah khususnya di Kabupaten anjar dan
Hulu Sungai Tengah
b. Melakukan survey/observasi lapangan mengenai kondisi wilayah Perencanaan
C. Analisis/Olah data
a. Mengkaji isu-isu strategis (potensi dan permasalahan) di wilayah perencanaan;

7
b. Mengkaji kebijakan penanganan bencana dan relokasi permukiman di wilayah
perencanaan;
c. Mengkaji faktor –faktor yang dipertimbangkan dalam pelaksanaan relokasi
permukiman;
d. Melakukan pengelolaan data dan analisis data terhadap karakteristik kondisi asal
maupun kondisi tujuan lokasi relokasi permukiman;
e. Melakukan analisis Spasial Kondisi Lahan calon relokasi
f. Mengkaji jenis Penaganan yang akan dilakukan

D. Pembuatan Rencana
a. Pembuatan Siteplan Kawasan untuk relokasi Permukiman
b. Penyususnan DED dan RAB Kawasan untuk permukiman Korban Bencana dan
relokasi program pemerintah

L. KEBUTUHAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG


Pelaksanaan Penyusunan Identifikasi Dan Kajian Teknis Rumah Susun Provinsi
Kalimantan Selatan dilakukan oleh penyedia jasa konsultansi yang berpengalaman.
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:
a. Ketua Tim
Merupakan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, memiliki tingkat pendidikan Sarjana
S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota lulusan Universitas/ Perguruan Tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri dan telah berpengalaman selama 7 tahun
dalam melaksanakan pekerjaan yang terkait studi perumahan dan permukiman,
bertugas melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan, tenaga ahli maupun dengan
pihak instansi terkait dan memiliki SKA tingkat Madya serta NPWP;
b. Ahli Arsitektur
Sarjana S1 Teknik Arsitektur lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri dan telah berpengalaman selama 5 tahun dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis bangunan gedung/ kawasan, dan
memiliki SKA serta NPWP.
c. Ahli Struktur Gedung

8
Sarjana S1 Teknik Sipil lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri dan telah berpengalaman selama 5 tahun dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan teknis bangunan gedung/ kawasan, dan memiliki SKA serta
NPWP.
d. Ahli Pemetaan
Sarjana S1 Teknik Geodesi/Geografi lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri dan telah berpengalaman selama 5 tahun dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis kawasan perumahan dan permukiman,
dan memiliki SKA serta NPWP.
e. Tenaga Pendukung
1) Asisten Tenaga Ahli, minimal S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/
Arsitektur/ Sipil.
2) Surveyor, minimal S1 Teknik Arsitektur/ Sipil.
3) Drafter Auto cad, minimal SMK Teknik Gambar Bangunan/ Arsitektur
4) Tenaga Administrasi, minimal D3/SMA/SMK

M. LAPORAN-LAPORAN
Seluruh proses Penyusunan Site Plan dan Detail Engineering Desain Rumah Korban
bencana dan Relokasi Program pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan harus
dilaporkan dalam beberapa tahap, sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar cetak jilid dan format
A4 termasuk laporan asli.
Laporan Pendahuluan berisikan uraian tentang hasil evaluasi dan pemahaman
terhadap tujuan, metodologi pelaksanaan pekerjaan, langkah-langkah /jadwal
pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi, rencana kegiatan, rencana survei dan
pedoman, kriteria/standar yang digunakan. Laporan dapat disetujui oleh pengguna
jasa apabila tim teknis telah melakukan koreksi laporan berdasarkan masukan hasil
diskusi dan sesuai dengan KAK.
2. Laporan Antara
Laporan Antara dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar cetak jilid dan format A4
termasuk laporan asli.
9
Laporan Antara berisikan data hasil survei instansional, observasi lapangan, analisis
data dan analisis kelayakan. Hasil utama laporan ini adalah kompilasi data dan
rumusan potensi, permasalahan, peluang, tantangan, hambatan dan kecenderungan
perencananaan dan kebutuhan. Laporan dapat disetujui oleh pengguna jasa apabila tim
teknis telah melakukan koreksi laporan berdasarkan masukan hasil diskusi dan sesuai
dengan KAK.
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar cetak jilid dan format A4
termasuk laporan asli.
Laporan Akhir berisikan laporan kesimpulan identifikasi/pendataan, kesimpulan
analisis data dan analisis kelayakan serta matrik program pengembangan /
pembangunan dan gambar DED (Detail Engineering Design) termasuk spesifikasi
teknis dan RAB (Rencana Anggaran Biaya). Laporan dapat disetujui oleh pengguna
jasa apabila tim teknis telah melakukan koreksi laporan berdasarkan masukan hasil
diskusi dan sesuai dengan KAK.
4. Album Gambar
Album Gambar dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, diserahkan dengan laporan
akhir. gambar berisikan gambar-gambar desain 3D pada site plan kawasan
perencanaan.
5. Soft Copy Laporan (Harddisk 1 TB) sebanyak 1 buah.

Dalam Proses pelaksanaannya Penyusunan Site Plan dan Detail Engineering Desain
Rumah Korban bencana dan Relokasi Program pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
yaitu :
1. Pembahasan Laporan Pendahuluan 1 kali.
2. Pembahasan Laporan Antara 1 kali.
3. Pembahasan Laporan Akhir 1 kali

N. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini merupakan panduan dasar dalam pelaksanaan kegiatan
Penyusunan Site Plan dan Detail Engineering Desain Rumah Korban bencana dan
Relokasi Program pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang akan diacu oleh Satuan
Kerja Perangkat Daerah terkait.

10
1. Hal yang belum cukup diatur dalam kerangka acuan kegiatan ini, akan diatur
kemudian dan dituangkan dalam berita acara perubahan dan atau penambahan yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan kerangka acuan kegiatan ini.
2. Setelah mendapatkan Kerangka Acuan Kerja ini, penyedia dapat mengikuti
pelelangan penyedia jasa konsultansi, diminta untuk mempelajari secara cermat dan
teliti Kerangka Acuan Kerja. Hal-hal lain yang dinilai kurang jelas dapat ditanyakan
pada waktu rapat pemberian penjelasan (Aanwijzing).
3. Setelah menerima Kerangka Acuan Kerja (KAK), penyedia hendaknya segera
memberikan tanggapan agar dapat diperoleh persamaan persepsi untuk
terselenggaranya kegiatan ini.
4. Berkaitan dengan hal tersebut penyedia segera menyusun program yang jelas dan
terinci.
5. Apabila perlu dapat diadakan perubahan dan tambahan sepanjang menunjang
terselenggaranya kegiatan ini dan disetujui oleh kedua belah pihak.

Ditetapkan Oleh,
Kepala Bidang Perumahan
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Kalimantan Selatan
Selaku Kuasa Pengguna Anggaran,

Drs. Bayu Syawaludin


Pembina
NIP. 19640305 199003 1 012

11

Anda mungkin juga menyukai