STUDI KELAYAKAN
PENINGKATAN JALAN
KABUPATEN BATU BARA
CV. MEDTAN CIPTA
Jln. Mandolin no. 56 Medan – 20156
Telp. 082161542800
e-mail : medtan.cu@gmail.com
Kami sebagai konsultan pelaksana mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
berkontribusi pada penyusun laporan ini. Demikian laporan akhir ini disampaikan semoga
bermanfaat.
Medan, 2019
CV. Medtan Cipta Utama
Hamida, ST
Direktur
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
DAFTAR TABEL IV
DAFTAR GAMBAR V
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 KETERKAITAN PROYEK DENGAN RPJMD DAN RPJMN 2
1.3 IDENTIFIKASI MASALAH 2
1.4 MAKSUD DAN TUJUAN 3
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 2
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Batu Bara berada di Kawasan Pantai Timur Sumatera Utara, berada pada
koordinat 030 - 04° Lintang Utara, 99001’00” - 100°0'00" Bujur Timur dengan ketinggian
0 - 50 meter diatas permukaan laut dan luas wilayah 890,4149 Km2 (89.041,49 Ha).
Secara administrasi Kabupaten Batubara berbatasan di sebelah utara dengan
Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah Selatan dengan Kabupaten Asahan, sebelah Barat
dengan Kabupaten Simalungun dan di sebedal Timur berbatasan dengan Selat Malaka.
Dalam kerangka perekonomian Nasional Kabupaten Batu Bara adalah daerah yang
menjadi penopang pengembangan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), daerah perkebunan
dan hortikultura, dan merupakan salah satu pusat perkembangan industry serta salah
satu pintu gerbang pariwisata di Indonesia. Pengembangan Zona Ekonomi Eksklusif ini
dimungkinkan karena potensi Sumber Daya Alam wilayah pesisir timur dan
Karakteristik Ekosistem yang memang sangat baik, kondusif bagi Pembangunan
Ekonomi Daerah dan Nasional.
Perkembangan kemajuan daerah di wilayah Kabupaten Batu Bara sangat pesat, mulai
dari perkembangan di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan
industri menuntut upaya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pembangunan
dari segala sektor yang ada secara sinergi, sehingga untuk mendukung ini semua
dibutuhkan dana anggaran dan investasi yang besar, akan tetapi keterbatasan sumber
pembiayaan dalam negeri yang berasal dari pemerintah pusat maupun Pendapatan
Asli Daerah (PAD) belum mampu mengakomodir semua kebutuhan tersebut,
dihadapkan pada semakin meningkatnya kebutuhan pembiayaan pembangunan
daerah, maka Pemerintah Kabupaten Batu Bara mencari alternatif untuk memenuhi
kebutuhan anggaran pembangunan tersebut.
Salah satu sumber pendapatan daerah yang bisa digunakan untuk membiayai
kegiatan pembangunan adalah dengan menggunakan dana pinjaman daerah, walaupun
pada prinsipnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetap menjadi penerimaan utama,
namun setidaknya pinjaman daerah ini dapat mempercepat proses pembangunan yang
dilaksanakan. Karena pinjaman daerah ini dapat digunakan untuk membiayai proyek
yang bersifat cost recovery khususnya untuk kepentingan pelayanan masyarakat
sehingga dapat meningkatkan pembangunan dan perekonomian daerah.
Kemandirian keuangan daerah tidak bisa diartikan bahwa setiap pemerintah daerah
harus dapat membiayai seluruh kemampuannya dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
karena disamping dari PAD masih ada penerimaan lain sebagaimana tercantum dalam
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang –
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah, disebutkan bahwa sumber penerimaan daerah berasal dari
Pendapatan Daerah dan Pembiayaan.
Sejalan dengan undang–undang tersebut maka pemerintah daerah dituntut untuk dapat
meningkatkan pendapatannya didalam pelaksanaan pembangunan daerah, sementara
itu sumber pendapatan asli daerah untuk membiayai belanja daerah tidak mencukupi
sehingga kemampuan pemerintah daerah untuk menyediakan dana pembangunan
sangat terbatas, untuk menutupi kekurangan dana tersebut maka pemerintah daerah
diberikan kewenangan untuk menggunakan pinjaman daerah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
Penggunaan dan pinjaman daerah ini sebagai salah satu sumber pilihan pembiayaan
pembangunan di masa yang akan datang akan memegang peranan penting dan
membuka peluang bagi daerah untuk melakukan pinjaman dari pihak luar sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Pengaturan tentang kebijakan pembiayaan dalam APBD telah diatur dalam Undang-
undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pada Bab Keuangan
Daerah. Berdasarkan Pasal 305 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, apabila APBD
diperkirakan surplus maka penggunaanya dapat diarahkan untuk pengeluaran
pembiayaan yang mencakup pembayaran cicilan pokok hutang yang jatuh tempo,
penyertaan modal (Investasi Daerah), dan transfer ke rekening dana cadangan. Namun
apabila APBD diperkirakan defisit, penggunaanya dapat didanai dari penerimaan
pembiayaan yang terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, transfer dari
dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pinjaman
daerah.
Berikut daftar rencana perbaikan jalan beserta prakiraan kebutuhan biaya yang
diperlukan senilai Rp 80.000.000.000,00 :
Tabel 1.1 Daftar Rencana Perbaikan Jalan Kabupaten Batu Bara (beserta prakiraan kebutuhan biaya yang diperlukan) :
1 Ruas Jalan Simpang Gambus 9.300 x 5 m - - Rp 11,776,910,000 Merupakan akses jalan menuju sentra
menuju Simpang Sianam (Ruas 3,000 x 3.5 perkebunan kelapa sawit, akses menuju
Jalan No. 034) dan Peningkatan m sentra areal persawahan masyarakat,
Ruas Jalan Pasir Permit akses ke pemukiman masyarakat, dan
penghubung antar desa.
2 Ruas Jalan Cinta Damai menuju 2126 x 5 m - Rp. 9,908,900,000 Merupakan akses jln menuju sentra
Kubah Kelambu (Ruas Jalan No. perkebunan & sentra pertanian
030) (persawahan) masyarakat, dan akses ke
pemukiman masyarakat serta jalan
penghubung antar desa
3 Ruas Jalan Cahaya Pordomuan 5.200 x 4 m - - Rp 6,770,400,000 Merupakan akses jalan menuju
menuju Kampung Panjang perkebunan kelapa sawit, akses ke
pemukiman, akses menuju rumah
ibadah dan akses menuju sekolah
4 Peningkatan Ruas Jalan Sei 5.400 x 3 m - - Rp 4,162,180,000 Merupakan akses menuju sentra areal
Simujur Menuju Kandangan (Ruas persawahan masyarakat, dan akses ke
Jalan No. 162) pemukiman masyarakat, serta akses
penghubung antar desa
5 Peningkatan Ruas Jalan Simpang 5.400 x 3 m - - Rp 4,162,180,000 Merupakan akses jalan menuju sentra
Tanjung Kubah menuju Tanjung perkebunan kelapa sawit, akses menuju
Harapan sentra areal pertanian, akses jalan
penghubung antar desa dan akses ke
pemukiman masyarakat
6 Lanjutan Ruas Jalan Ujung 4.536 x 3,5 m - - RpMerupakan akses jalan menuju sentra
Kubu Menuju Kwala 5,814,920,000perkebunan kelapa sawit, akses menuju
sentra areal pertanian, dan akses jalan
Sikasim
penghubung antar desa
7 Lanjutan Ruas Jalan 6.870 x 3,5 - - Rp 8,791,370,000 Merupakan akses menuju sentra
Simpang KR menuju m pertanian, akses menuju area
Batas Asahan persawahan, dan akses jalan
penghubung antar desa dan ke batas
kabupaten
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 7
8 Ruas Jalan Kampung 1.433 x 3.5 m - - Rp 1,643,430,000 Merupakan akses jalan menuju sentra
Kedah menuju Desa perkebunan kelapa sawit, akses menuju
Sentang sentra areal pertanian, dan akses jalan
penghubung antar desa
9 Peningkatan Ruas Jalan 4.290 x 3,5 - - Rp 7,584,000,000 Akses jalan menuju perkebunan karet dan
Sumber Padi menuju m perkebunan kelapa sawit, akses
Empat Negeri (Ruas Jalan menghubungkan antar desa, akses
No. 49) menuju pusat pemerintahan dan akses
menuju batas kabupaten
10 Ruas Jalan Tanah Merah 3.500 x 4.0 m - - Rp 5,015,170,000 Merupakan akses jalan menuju sentra
menuju Pagok batas Kab. perkebunan kelapa sawit, dan akses
Simalungun (Ruas Jalan No. jalan penghubung antar desa
229)
11 Peningkatan Jalan Simpang 1.000 x 4.0 Rp 3,535,180,000 Merupakan akses jalan poros menuju
Posko menuju Bagan Baru m penghubung sentra ekonomi (pasar)
Kapal Merah simpang posko, menuju Sekolah sekolah,
Menuju desa Bagan Baru Kapal Pecah,
menuju persawahan dan perkebunan sawit
masyarakat
12 Peningkatan Ruas Jalan 1,000 x 4,0 Rp 3,535,180,000 Merupakan akses jalan poros menuju
Simpang Posko menuju m Sekolah sekolah, Menuju kantor Camat
Meranti Batas Asahan Nibung Hangus menuju persawahan dan
akses perkebunan masyarakat dan
penghubung jalan ke Kecamatan Meranti
Kabupaten Asahan.
13 Peningkatan Ruas Jalan 2,470 x 4,0 m Rp 2,810,750,000 Merupakan akses jalan poros menuju Sekolah
Padang Serunai menuju sekolah, persawahan dan perkebunan
Pantai Kuala Tanjung masyarakat dan juga ke Pantai Kuala
Tanjung.
14 Peningkatan Ruas Jalan di 4,370 x 4,0 m Rp 4,489,430,000 Merupakan akses jalan poros menuju Sekolah
Desa Kuala Indah Keca. Sei sekolah, persawahan dan perkebunan
Suka masyarakat dan juga ke Pantai Kuala
Tanjung.
Jumlah Rp 80,000,000,000 (Delapan Puluh Milyar Rupiah)
Owner Estimate (OE) dibuat berdasarkan analisa dengan Standar Bina Marga dengan Speksifikasi Teknis menggunakan Spesifikasi 2010 versi
OE untuk masing-masing Ruas Dapat dilihat pada lampiran.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Kabupaten Batu Bara - MCU
Halaman 8
1.5. HASIL/KELUARAN
Hasil yang diharapkan adalah berupa Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Jalan
dan Pembangunan Jembatan di Kabupaten Lampung Tengah yang berisi:
a. Rekomendasi kelayakan penanganan jalan dan jembatan;
b. Rekomendasi metode perencanaan penanganan jalan dan m jembatan;
c. Rekomendasi opsi pembiayaan pembangunan jalan dan pembangunan jembatan;
d. Rekomendasi terkait kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku;
e. Rekomendasi prioritas penanganan jalan dan jembatan;
f. Rekomendasi kemampuan keuangan daerah dalam melakukan pembayaran
kembali atas pinjaman terkait dengan pembiayaan Proyek di masa depan;
g. Rekomendasi terkait dengan kelayakan teknis dan ekonomi Proyek
h. Rekomendasi metode pengadaan jasa konstruksi; dan
i. Rekomendasi terkait penanganan masalah lingkungan, sosial dan keselamatan kerja.
Lokasi kegiatan ini berada di Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Adapun
Ruas -ruas tersebut diatas tersebar dalam peta administrasi Kabupaten Batu Bara seperti
gambar Peta Jaringan jalan dibawah ini.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 9
1.7. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kajian untuk memenuhi maksud dan tujuan di atas adalah sebagai berikut:
A. Pengumpulan Data
i. Survey Pendahuluan
Mendapatkan gambaran awal kondisi lapangan diantaranya kondisi awal
permukaan jalan, aquaplaning (banjir 5 tahunan), kondisi lalu lintas, kondisi
utilitas di ROW jalan, persimpangan, tata guna lahan di sepanjang koridor dan
trase.
Mendapatkan informasin maupun masukan sehubungan dengan penyusunan
pola piker maupun metode pelaksaan studi.
B. Analisa
i. Melakukan analisa terhadap:
Latar belakang kajian (analisis kebutuhan dan rasionalitas pembangunan
proyek);
Hasil survey pendahuluan;
Hasil survey institusional; dan
Hasil survey lapangan.
ii. Melakukan analisa transportasi termasuk pertumbuhan lalu lintas, bangkitan
perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda transportasi dan pembebanan
lalu lintas.dll;
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 10
iii. Pemodelan kebutuhan transportasi di wilayah studi atau dengan menurunkan
kebutuhan akan transportasi dari suatu scenario di masa depan;
iv. Melakukan analisa investasi dengan mencari alternative solusi terbaik yang
ekonomis. Termasuk analisis biaya-manfaat untuk melakukan semua usulan
perbaikan yang diajukan oleh Kabupaten Batu Bara terhadap beberapa perbaikan
jalan yang diusulkan;
v. Melakukan analisa kewenangan pembangunan jalan dan sumber pembiayaannya
serta memastikan agar tidak terjadi double financing untuk setiap ruas jalan
(memastikan apakah Pemerintah Kabupaten Batu Bara sedang atau sudah
mendapatkan pembiayaan untuk rencana pembiayaan Proyek);
vi. Melakukan analisa fiscal daerah dan kaitannya dengan opsi pembiayaan Pemda
untuk pembangunan jalan;
vii. Melakukan pemodelan proyeksi keuangan Kabupaten Batu Bara dengan
memperhitungkann proyek-proyek pembanguna Kabupaten Batu Bara (Sesuai
dengan dokumen perencanaan Kabupaten Batu Bara) lainnya di masa depan dan
dikaitkan dengan kemampuan keuangan Kabupaten Batu Bara dalam memenuhi
pembayaran pinjaman Proyek;
viii. Melalukan analisa ekonomi dengan memperhitungkan biaya-biaya proyek serta
manfaat proyek (penghematan BOK, penghematan biaya kecelakaan,
penghematan nilai waktu perjalanan, pengembangan ekonomi,dan penghematan
dalam pemeliharaan jalan) dan melakukan analisa BCR,NPV dan EIRR;
ix. Melakukan analisa kepekaan (sensitivity analysis) dengan meninjau perubahan
terhadap perkiraan nilai dari komponen suku bunga, LHR, pertumbuhan lalu
lintas, biaya pembangunan dan dengan dan tanpa pengadaan tanah (jika ada);
x. Melakukan analisa atas ketentuan pengadaan barang/jasa sesuai opsi
pembiayaan yang dipilih dan kajian atas kemampuan Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan pengadaan barang/jasa tersebut;
xi. Melakukan kajian lingkungan dan sosial dengan melakukan penyaringan awal
apakah proyek ini memerlukan SPPL, UKL/UPL atau AMDAL. Serta kemudian
menindaklanjuti dokumen yang diperlukan dengan merujuk ke dokumen
Operation Manual RIDF termasuk mengenai grievance redress mechanism dan
pengelolaan quarry;dan
xii. Melakukan kajian tentang basic design.
C. REKOMENDASI
i. Memberikan rekomendasi teknis mengenai jenis perkerasan yang dipilih
volume pekerjaan, serta panjang jalan;
ii. Memberikan rekomendasi teknis mengenai struktur dan tipe jembatan yang
dipilih serta volume pekerjaan;
iii. Memberikan rekomendasi urutan prioritas penanganan ruas jalan dan
volume penanganannya;
iv. Memberikan rekomendasi atas opsi pembiayaan yang dipilih beserta
perhitungannya dan rekomendasi kemampuan keuangan daerah dalam
melakukan pembayaran kembali atas pinjaman terkait dengan pembiayaan
Proyek di masa depan;
v. Memberikan rekomendasi terkait pemenuhan ketentuan perundangan-
undangan terkait pekerjaan penangan jalan dan konstruksi jembatan;
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 11
vi. Memberikan rekomendasi lingkungan dan sosial;
vii. Rekomendasi KAK untuk penyusunan DED dan jadwal pelaksanaan Proyek;
viii. Rekomendasi untuk Engineers Estimate (dengan menggunakan ketentuan
perhitungan sebagaimana peraturan yang berlaku); dan
ix. Rekomendasi metode pengadaan yang memberikan tingkat efisiensi paling
tinggi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 12
BAB II
ANALISIS KEBUTUHAN/PENYEDIAAN
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 13
h. Ekoregion;
i. Keanekaragaman hayati;
j. Pencemar membayar;
k. Partisipatif
l. Kearifan lokal;
n. Otonomi daerah.
KLHS;
tata ruang;
baku mutu lingkungan hidup;
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 14
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;
amdal;
UKL - UPL;
perizinan;
instrumen ekonomi lingkungan hidup;
peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
anggaran berbasis lingkungan hidup;
analisis risiko lingkungan hidup;
audit lingkungan hidup; dan
instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan.
2.1.2.a AMDAL
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki amdal. Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
- Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
- Luas wilayah penyebaran dampak;
- Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
- Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
- Sifat kumulatif dampak;
- Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
- Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi
dengan amdal terdiri atas:
- pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
- eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan;
- proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya;
- proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
- proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan;
- konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
- introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
- pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
- kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan Negara;
dan/atau
- penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup. Dokumen amdal merupakan dasar penetapan
keputusan kelayakan lingkungan hidup.
- Pemulihan
Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
wajib melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup. dilakukan dengan tahapan:
penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
remediasi;
rehabilitasi;
restorasi; dan/atau
cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Pemeliharaan;
Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melalui upaya:
a. konservasi sumber daya alam, meliputi :
perlindungan sumber daya alam;
pengawetan sumber daya alam;
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam.
b. pencadangan sumber daya alam merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
dikelola dalam jangka waktu tertentu.
c. pelestarian fungsi atmosfer, meliputi :
upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
upaya perlindungan lapisan ozon; dan
upaya perlindungan terhadap hujan asam
d. pengawasan; dan penegakan hukum.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 16
a. perlindungan sistem penyangga kehidupan;
b. pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alami hayati dan ekosistemnya.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki Amdal. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki
Amdal tercantum dalam lampiran I. untuk menentukan rencana Usaha dan/atau
Kegiatan, pemrakarsa melakukan penapisan sesuai dengan tata cara penapisan
sebagaimana tercantum dalam lampiran II.
Terhadap hasil penapisan, instansi lingkungan hidup Pusat, provinsi, atau kabupaten/
kota menelaah dan menentukan wajib tidaknya rencana Usaha dan/atau Kegiatan
memiliki Amdal.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan :
a. di dalam kawasan lindung; dan/atau
b. berbatasan langsung dengan kawasan lindung,
c. wajib memiliki Amdal.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 17
e. budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting terhadap lingkungan
hidup; dan
f. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap dan tidak
mengurangi fungsi lindung kawasan dan di bawah pengawasan ketat.
2. Pemerintah Kabupaten Batu Bara yang dalam hal ini Kepala Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Batu Bara sebagai Penanggung Jawab
kegiatan Rencana Perbaikan Jalan Pemerintah Daerah Kabupaten Batu Bara agar
memastikan bahwa kegiatan Rencana Perbaikan Jalan dimaksud tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan dengan melakukan upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan dengan tetap berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Rekomendasi ini agar benar - benar dilaksanakan baik dalam materi teknis
maupun dalam pelaksanaan upaya pengelolaan dan upaya pemantauan
lingkungan terhadap rencana kegiatan yang dimaksud.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 18
Tabel 2.1 : Uraian UU No.2 Tahun 2012
No Uraian / Pasal Substansi
Hukum tanah nasional mengakui dan menghormati hak masyarakat atas tanah dan benda
yang berkaitan dengan tanah, serta memberikan wewenang yang bersifat publik kepada
negara berupa kewenangan untuk mengadakan pengaturan, membuat kebijakan,
mengadakan pengelolaan, serta menyelenggarakan dan mengadakan pengawasan yang
tertuang dalam pokok-pokok Pengadaan Tanah sebagai berikut :
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk Kepentingan
Umum dan pendanaanya.
2. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan :
a. Rencana Tata Ruang Wilayah.
b. Rencana Pembangunan Nasional/Daerah.
c. Rencana Strategis, dan
d. Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah.
3. Pengadaan Tanah diselenggarakan melalui perencanaan dengan melibatkan semua
pemangku dan pengampu kepentingan.
4. Penyelenggaraan Pengadaan Tanah memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat.
5. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dilaksanakan dengan pemberian
Ganti Kerugian yang layak dan adil.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 19
No Uraian / Pasal Substansi
5 Pasal 16 Pemerintah berdasarkan dokumen pengadaan melakukan
Persiapan pengadaan a. Pemberitahuan rencana pembangunan
Tanah b. Pendataan awal
c. Konsultasi publik
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 20
No Uraian / Pasal Substansi
Pelaksanaan Pengadaan Tanah
1 Pasal 27 Instansi yang memerlukan tanah mengajukan pelaksanaan
pengadaan tanah kepada Lembaga Pertanahan Pelaksanaan
meliputi :
a. Interventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan.
Penggunaan dan pemanfaatan tanah
b. Penilaian ganti kerugian
c. Musyawarah penetapan ganti rugi
d. Pemberian ganti rugi
e. Pelepasan tanah instansi
2 Pasal 28 Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah :
a. Pengukuran & pemetaan bidang per bidang tanah
b. Pengumpulan data pihak yang berhak & obyek tanah
Dilakukan dalam waktu 30 hari kalender Bila ada keberatan
harus dalam 14 hari diajukan
3 Penilaian Ganti Rugi Penilaian ganti rugi dilakukan oleh Badan Pertahanan Badan
Pasal 32 Pertahanan mengumumkan penilaian
4 Pasal 33 Penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian oleh Penilai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dilakukan
bidang per bidang tanah, meliputi :
a. Tanah.
b. Ruang atas tanah dan bawah tanah.
c. Bangunan.
d. Tanaman.
e. Benda yang berkaitan dengan tanah, dan/atau
f. Kerugian lain yang dapat dinilai.
5 Pasal 32 Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam bentuk :
a. Uang
b. Tanah Pengganti
c. Permukiman kembali
d. Kepemilikan saham, atau
e. Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak
6 Pasal 40 Pemberian Ganti Kerugian atas Objek Pengadaan Tanah
diberikan langsung kepada Pihak yang Berhak
7 Pasal 41 Pada saat pemberian Ganti Kerugian yang Berhak menerima
Ganti Kerugian wajib :
a. Melakukan pelepasan hak, dan
b. Menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan
Objek Pengadaan Tanah kepada Instansi yang
memerlukan tanah melalui Lembaga Pertanahan.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 21
No Uraian / Pasal Substansi
Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian bertanggung
jawab atas kebenaran dan keabsahan bukti penguasaan atau
kepemilikan yang diserahkan
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 22
2. Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012
Sebagai turunan UU No 2 Tahun 2012 adalah Perpres No 71 Tahun 2012 yang
direncanakan diberlakukan efektif tahun 2013 dengan komponen penting
sebagai berikut :
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 23
Bab II Perencanaan Pengadaan Tanah
2 Bagian Kesatu (1) Setiap Instansi yg memerlukan tanah bagi Pembangunan
Dasar Perencanaan untuk Kepentingan Umum membuat rencana Pengadaan
Pasal 3 Tanah yang didasarkan pada :
a. Rencana Tata Ruang Wilayah, dan
b. Prioritas Tata Ruang Wilayah yang tercantum dalam :
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2. Rencana Strategis, dan
3.Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang
bersangkutan
(2) Rencana Pengadaan Tanah dapat disusun secara
bersama-sama oleh Instansi yang memerlukan tanah
Bagian Kedua Dokumen bersama dengan instansi teknis terkait atau dapat
Perencanaan Pengadaan dibantu oleh lembaga profesional yang ditunjuk oleh
Tanah Instansi yang memerlukan tanah.
Pasal 5 (1) Rencana Pengadaan Tanah disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan Pengadaan Tanah, paling sedikit
memuat :
a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan.
b. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Prioritas Pembangunan.
c. Letak tanah.
d. Luas tanah yang dibutuhkan.
e. Gambaran umum status tanah.
f. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan
Tanah.
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan.
h. Perkiraan nilai tanah, dan
i. Rencana Penganggaran.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 24
No Uraian / Pasal Substansi
(8) Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan
menguraikan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan pembangunan.
(9) Perkiraan nilai tanah menguraikan perkiraan nilai Ganti
Kerugian obyek Pengadaan Tanah, meliputi : tanah,
ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman,
benda yang berkaitan dengan tanah, dan/atau kerugian
lain yang dapat dinilai. Rencana penganggaran
menguraikan besarnya dana, sumber dana, dan rincian
alokasi dana untuk perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
penyerahan hasil, administrasi dan pengelolaan serta
sosialisasi
Bab III Persiapan Pengadaan Tanah
3. Umum (1) Gubernur melaksanakan tahapan kegiatan Persiapan
Pasal 8 Pengadaan Tanah setelah menerima dokumen
perencanaan Pengadaan Tanah.
(2) Dalam melaksanakan tahapan kegiatan gubernur
membentuk Tim Persiapan dalam waktu paling lama 10
(sepuluh) hari kerja.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 25
No Uraian / Pasal Substansi
Pasal 17
(1) Pihak yang Berhak berupa perseorangan, badan hukum,
badan sosial, badan keagamaan, atau instansi
pemerintah yang memiliki atau menguasai Obyek
Pengadaan Tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak yang Berhak meliputi :
a. Pemegang hak atas tanah.
b. Pemegang hak pengelolaan.
c. Nadzir untuk tanah wakaf.
d. Pemilik tanah bekas milik adat.
e. Masyarakat hukum adat.
f. Pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad
baik.
g. Pemegang dasar penguasaan atas tanah.
h. Pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang
berkaitan dengan tanah.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 26
No Uraian / Pasal Substansi
Bagian Keempat Pasal 29
Konsultasi Publik (1) Konsultasi Publik rencana pembangunan, dilaksanakan
Rencana untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana
Pembangunan pembangunan dari Pihak yang Berhak.
(2) Tim Persiapan melaksanakan Konsultasi Publik rencana
pembangunan di kantor kelurahan desa atau nama lain
atau kantor kecamatan di tempat rencana lokasi
pembangunan atau tempat yang disepakati oleh Tim
Persiapan dengan Pihak yang Berhak.
(3) Pelaksanaan Konsultasi Publik dapat dilakukan secara
bertahap dan lebih dari 1 (satu) kali sesuai dengan
kondisi setempat.
(4) Pelaksanaan Konsultasi Publik dilakukan dalam jangka
waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja yang
dihitung mulai tanggal ditandatanganinya daftar
sementara lokasi rencana pembangunan.
Pasal 32
(1) Tim Persiapan menjelaskan mengenai rencana
Pengadaan Tanah dalam Konsultasi Publik meliputi :
a. Maksud & tujuan rencana pembangunan untuk
kepentingan umum.
b. Tahapan dan waktu proses penyelenggaraan
pengadaan tanah.
c. Peran Penilai dalam menentukan nilai Ganti
Kerugian.
d. Intensif yang akan diberikan kepada pemegang hak
e. Objek yang dinilai Ganti Kerugian.
f. Bentuk Ganti Kerugian, dan
g. Hak dan kewajiban Pihak yang Berhak.
Pasal 36
(1) Inventarisasi masalah berupa :
a. Klasifikasi jenis dan alasan keberatan.
b. Klasifikasi pihak yang keberatan, dan
c. Klasifikasi urusan pihak yang keberatan.
(2) Inventarisasi masalah disusun dalam bentuk
dokumen keberatan.
(3) Pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang
keberatan dilakukan untuk :
a. Menyamakan persepsi tentang materi/alasan
keberatan pihak yang keberatan, dan
b. Menjelaskan kembali maksud dan tujuan rencana
pembangunan.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 27
(4) Rekomendasi didasarkan atas hasil kajian dokumen
keberatan yang diajukan oleh pihak yang keberatan
terhadap :
a. Rencana Tata Ruang Wilayah, dan
b. Prioritas Pembangunan yang tercantum dalam :
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2. Rencana Strategis, dan
(5) Rencana Kerja Pemerintah Instansi ybs.
Bagian Kelima Pasal 41
Penetapan Lokasi Penetapan lokasi pembangunan dilakukan oleh Gubernur
Pembangunan berdasarkan kesepakatan atau ditolaknya keberatan dari Pihak
yang Keberatan.
Pasal 42
(1) Penetapan Lokasi pembangunan dilampiri peta lokasi
pembangunan.
(2) Peta lokasi pembangunan, disiapkan oleh Instansi yang
memerlukan tanah.
Pasal 43
(1) Penetapan Lokasi pembangunan berlaku untuk jangka
waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu)
kali untuk paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Dalam hal diperlukan, Instansi yang memerlukan tanah
atas pertimbangan Kepala Kantor Wilayah BPN
mengajukan permohonan.
(3) Perpanjangan waktu Penetapan Lokasi Pembangunan
kepada Gubernur, dalam waktu paling lambat 2 (dua)
bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Penetapan
Lokasi Pembangunan.
(4) Permohonan perpanjangan Penetapan Lokasi
Pembangunan disertai :
a. Keputusan Penetapan Lokasi, dan
b. Pertimbangan pengajuan perpanjangan yang berisi
alasan pengajuan perpanjangan, data Pengadaan
Tanah yang telah dilaksanakan, dan data sisa tanah
yang belum dilaksanakan Pengadaan Tanahnya.
(5) Atas dasar permohonan perpanjangan Penetapan
Lokasi, Gubernur menetapkan perpanjangan
Penetapan Lokasi sebelum berakhirnya jangka waktu
Penetapan Lokasi pembangunan.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 28
Bab IV Pelaksanaan Pengadaan Tanah
(2) Pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan, memuat
nomer dan lokasi keputusan Penetapan Lokasi, peta lokasi,
Umum
Bagian Kesatu
Pasal 49
(1) Pelaksanaan Pengadaan Tanah diselenggarakan oleh
Kepala BPN. Pelaksanaan Pengadaan Tanah
dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN selaku
ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
(2) Susunan keanggotaan pelaksanaan Pengadaan Tanah
ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
yang berunsurkan paling kurang :
a. Penjabat yang membidangi urusan Pengadaan Tanah
di Lingkungan Kantor Wilayah BPN.
b. Kepala Kantor Pertahanan setempat pada lokasi
Pengadaan Tanah.
c. Penjabat satuan kerja perangkat daerah provinsi
yang membidangi urusan pertahanan.
d. Camat setempat pada lokasi Pengadaan Tanah,dan
e. Lurah/kepala desa atau nama lain pada lokasi
Pengadaan Tanah.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 29
Bagian Keempat 1) Penetapan besarnya nilai ganti kerugian dilakukan oleh
Penetapan Penilai Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah berdasarkan hasil
Pasal 63 penilaian jasa penilai atau penilai publik.
(2) Jasa Penilai atau Penilai Publik diadakan dan ditetapkan
oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
(3) Pengadaan jasa Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dibidang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah.
(4) Pelaksanaan pengadaan Penilai dilaksanakan paling lama
30 (tiga puluh) hari kerja.
Pasal 64
Dalam hal pemilihan Penilai tidak dapat dilaksanakan,
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menunjuk Penilai
Publik.
Pasal 65
(1) Penilai bertugas melakukan penilaian besarnya Ganti
Kerugian bidang per bidang tanah, meliputi :
a. Tanah.
b. Ruang atas tanah dan bawah tanah.
c. Bangunan.
d. Tanaman.
e. Benda yang berkaitan dengan tanah, dan
f. Kerugian lain yang dapat dinilai.
(2) Dalam melakukan tugasnya. Penilai atau Penilai Publik
meminta peta bidang tanah, daftar nominatif dan data
yang diperlukan untuk bahan penilaian dan Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah.
(3) Pelaksanaan tugas Penilai dilaksanakan paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak ditetapkan Penilai oleh Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah.
Pasal 68
(1) Pelaksana Pengadaan Tanah melaksanakan musyawarah
dengan Pihak yang Berhak dalam waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak hasil penilaian dari Penilai
diterima oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
(2) Pelaksanaan musyawarah dilaksanakan dengan mengikut
sertakan Instansi yang memerlukan tanah.
(3)Musyawarah dilakukan secara langsung untuk menetapkan
bentuk Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian Ganti
Kerugian.
(4)Dalam musyawarah Pelaksana Pengadaan Tanah
menyampaikan besarnya Ganti Kerugian hasil penilaian
Ganti Kerugian.
Pasal 84
(1) Pihak yang Berhak hanya dapat mengalihkan hak atas
tanahnya kepada
(2)Instansi yang memerlukan tanah melalui Pelaksana
Pengadaan Tanah.
(3) Pengalihan hak atas tanah terhitung sejak ditetapkannya
lokasi pembangunan untuk Kepentingan
(4) Umum sampai ditetapkannya nilai Ganti Kerugian oleh
Penilai.
(5)Dalam hal Pihak yang Berhak membutuhkan Ganti Kerugian
dalam keadaan mendesak, Pelaksana Pengadaan Tanah
memprioritaskan pemberian Ganti Kerugian.
(6) Keadaan Mendesak dibuktikan dengan surat keterangan
ldan lurah/kepala desa/nama lain.
Pasal 86
(1) Dalam hal terdapat penitipan Ganti Kerugian, Instansi yang
memerlukan tanah mengajukan permohonan penitipan
Ganti Kerugian kepada Ketua Pengadilan Negeri pada
wilayah lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum.
(2) Penitipan Ganti Kerugian diserahkan kepada Pengadilan
Negeri pada wilayah lokasi pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
(3) Penitipan Ganti Kerugian dalam hal :
a. Pihak yang Berhak menolak bentuk dan/atau besarnya
Ganti Kerugian berdasarkan hasil musyawarah dan
tidak mengajukan keberatan ke pengadilan.
b. Pihak yang Berhak menolak bentuk dan/atau besarnya
ganti kerugian berdasarkan putusan Pengadilan Negeri
Mahkamah Agung yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 31
c. Pihak yang Berhak tidak diketahui keberadaannya, atau
d. Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan
Ganti Kerugian :
1. Sedang menjadi Objek perkara di pengadilan.
2. Masih dipersengketakan kepemilikannya.
3. Diletakan pita oleh penjabat yang berwenang, atau
4. Menjadi jaminan di bank.
(4) Bentuk Ganti Kerugian yang dititipkan di Pengadilan
Negeri berupa uang dalam mata uang rupiah.
(5) Pelaksanaan penitipan Ganti Kerugian dibuat dalam berita
acara penitipan Ganti Kerugian.
Pasal 96
(1) Pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah dilaksanakan oleh
Pihak yang Berhak kepada negara dihadapan Kepala
Kantor Pertahanan setempat.
(2) Pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah dibuat dalam berita
pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah.
Pasal 109
Bagian Kesebelas (1) Pelaksanaan Pengadaan Tanah melakukan pengumpulan,
Pendokumentasian pengelompokan, pengolahan dan penyimpanan data
Peta Bidang, Daftar Pengadaan Tanah yang meliputi:
Nominatif dan Data a. Peta bidang tanah.
Administrasi b. Daftar Nominatif, dan
Pengadaan Tanah c. Data Administrasi.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 32
(2) Data Pengadaan Tanah berupa :
a. Dokumen perencanaan Pengadaan Tanah.
b. Surat pemberitahuan rencana pembangunan.
c. Data awal Subyek dan Objek.
d. Undangan dan daftar hadir Konsultasi Publik.
e. Berita acara kesepakatan Konsultasi Publik.
f. Surat keberatan.
g. Rekomendasi Tim Kajian.
h. Surat Gubernur (hasil rekomendasi).
i. Surat keputusan Penetapan Lokasi Pembangunan.
j. Pengumuman Penetapan Lokasi Pembangunan.
k. Surat pengajuan Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
l. Berita acara inventarisasi dan identifikasi.
m. Peta bidang Objek Pengadaan Tanah dan daftar
nominatif.
n. Pengumuman daftar nominatif.
o. Berita Acara Perbaikan dan Verifikasi.
p. Daftar nominatif yang sudah disahkan.
q. Dokumen Pengadaan Penilaian.
r. Dokumen hasil penilaian Pengadaan Tanah.
s. Berita acara penyerahan hasil penilaian.
t. Undangan dan daftar hadir musyawarah penetapan
Ganti Kerugian.
u. Berita acara kesepakatan musyawarah penetarapan
Ganti Kerugian.
v. Putusan Pengadian Negeri / MA.
w. Berita acara pemberian Ganti Kerugian dan Pelepasan
halt.
x. Alat bukti penguasaan dan pemilikan Objek Pengadaan
Tanah.
y. Surat permohonan penitipan Ganti Kerugian.
z. Penetapan Pengadilan Negeri penitipan Ganti Kerugian.
aa. Berita acara penitipan Ganti Kerugian.
bb. Berita acara penyerahan hasil Pengadaan Tanah, dan
cc. Dokumentasi dan rekaman.
Pasal 117
Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
bersumber dari Anggaran Pendapatan & Belanja Negara dan
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 34
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 72 Tahun 2012
Tr
Bab
2. Pasal 1 : (1) Pendanaan biaya operasional dan biaya pendukung
pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan
untuk kepetingan umum oleh pemerintah daerah
bersumber dari APBD.
Pasal 2 : (2) Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum oleh pemerintah daerah
bersumber dari APBD terdiri dari tahapan
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan
hasil.
Bab III Penggunaan Biaya Operasional & Biaya Pendukung Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pasal 5 Biaya operasional dan biaya pendukung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), dipergunakan untuk
membiayai kegiatan :
a. Perencanaan.
b. Persiapan.
c. Pelaksanaan.
d. Penyerahan hasil.
e. Administrasi dan pengelolaan, dan f. Sosialisasi.
(1) Kegiatan perencanaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf a, terdiri atas :
a. Penelitian dan analisa terhadap rencana pembangunan
dengan tata ruang,prioritas pembangunan,rencana
pembangunan jangka menengah,rencana strategis,dan
rencana kerja pemerintah.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 35
b. Koordinasi dengan instansi teknis terkait.
c. Membuat analisa rencana pembangunan.
d. Melakukan kajian teknis dengan instansi terkait. e.
Melakukan kajian oleh lembaga profesional.
f. Merumuskan rencana pengadaan tanah.
g. Melakukan dan menganalisa maksud dan tujuan serta
rencana pembangunan.
h. Merumuskan hasil kajian yang menguraikan maksud
dan tujuan rencana pembangunan.
i. Mendata objek dan subjek atas rencana lokasi
pengadaan tanah.
j. Menentukan kepastian letak, status tanah dan luas
tanah yang diperlukan.
k. Memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk
proses pengadaan tanah.
l. Melakukan analisa, waktu yang diperlukan termasuk
tahapan pengadaan tanah meliputi :
1) Persiapan pelaksanaan pengadaan tanah.
2) Pelaksanaan pengadaan tanah.
3) Penyerahan hasil pengadaan tanah
4) Pelaksanaan pembangunan.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 36
e. Pengumuman penetapan lokasi.
f. Menerima Keberatan pihak yang berhak.
g. Melakukan kajian atas keberatan pihak yang
berhak.
h. Menerima/menolak keberatan pihak yang berhak.
i. Proses beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara atas
keberatan dari pihak yang berhak, dan
j. Proses beracara di Mahkamah Agung atas keberatan
dari pihak yang berhak.
(3) Kegiatan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf c, terdiri atas :
a. Penyiapan pelaksanaan pengadaan tanah.
b. Pemberitahuan kepada pihak yang berhak.
c. Inventarisasi aspek fisik.
d. Identifikasi aspek yuridis.
e. Publikasi hasil inventarisasi dan identifikasi serta daftar
nominatif.
f. Keberatan dari pihak yang berhak dilakukan verifikasi
ulang oleh satuan tugas.
g. Penunjukan jasa penilai atau penilai publik oleh BPN
dan pengumuman penilai.
h. Menilai dan membuat berita acara penilaian.
i. Musyawarah dengan masyarakat.
j. Persetujuan dan pelepasan hak serta pembayaran.
k. Proses beracara di Pengadilan Negeri dan Mahkamah
Agung, dan
l. Pemberian ganti rugi atau penitipan uang.
(4) Kegiatan penyerahan hasil sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf d, terdiri atas :
a. Penyerahan hasil pengadaan tanah.
b. Pemantauan dan evaluasi, dan
c. Sertifikasi.
(5) Besarnya biaya operasional dan biaya pendukung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan oleh
Gubernur untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi
yang bersangkutan dengan Keputusan Gubernur
mempedomani standar harga satuan yang berlaku.
(6) Penetapan standar harga satuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk biaya operasional dan biaya
pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (3) dan ayat (4) huruf a dan b memperhatikan
satuan biaya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 37
Bab IV Pengelolaan Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pasal 6 Biaya Operasional dan biaya pendukung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis,
transparan dan akuntabel.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 38
1. JumlahRuas : 229 Ruas
2. PanjangRuas : 645,279 Km
3. Beton /Aspal/Lapen : 461,32 Km
4. Telford / Kerikil : 113,92 Km
5. Tanah /BelumTembus : 70,05Km
Adapun prioritas infrastruktur ruas jalan yang akan dibangun meliputi jalan Simpang
Gambus menuju Kedai Sianam, Ruas Jalan Cinta Damai menuju Kubah Kelambu, Jalan
Cahaya Pordomuan menuju Kampung Panjang, Jalan Sei Simujur menuju Kandangan,
Ruas Jalan Simpang Tanjung Kubah menuju Tanjung Harapan, Jalan Ujung Kubu
menuju Kwala Sikasim, Jalan Simpang KR menuju Perbatasan Asahan, ruas Jalan
Kampung Kedah menuju Desa sentang, ruas Jalan Sumber Padi menuju Empat Negeri,
Jalan Tanah Merah menuju Titi Pagok, Ruas Jalan Simpang Posko menuju Bagan Baru
Kapal Merah, Ruas jalan Simpang Posko menuju Meranti Batas Asahan, ruas jalan
padang serunai menuju pantai Kuala Tanjung, ruas jalan dusun 3 pematang sijago
menuju dusun 2 Sei Besar dusun 1 padang serunai dan dusun 4 Pantai Desa Kuala
Indah.
Secara terperinci ruas jalan Kabupaten Batu Bara dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Sedangkan Ruas Jalan Pasir Permit merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara yang
memiliki panjang jalan sepanjang 3,0 km. Ruas Jalan ini merupakan akses jalan
penghubung antara sentra perekonomian ke sentra persawahan dan merupakan
akses perkebunan Sawit, juga merupakan akses penghubung desa menuju jalan
simpang gambus – kedai sianam, di sepanjang ruas ini juga merupakan kawasan
padat penduduk.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 39
Foto Lokasi Ruas jalan Simpang gambus.
Lokasi Ruas Jalan Simpang Gambus – Kedai Sianam dan Pasir Permit dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 40
Strip map kondisi jalan Simpang Gambus – Kedai Sianam berdasarkan SDI
per 200 m dapat dijelaskan sebagai berikut :
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000 8+000 9+000 14+315
TELFORD = - KM
HOTMIX = 14,315 KM
LAPEN = - KM
RIGID BETON = - KM
Total Panjang Penanganan 14,315 KM
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 41
BAIK = 2,055 KM 27,57 Mantap 27,57 %
RUSAK RINGAN = - KM -
RUSAK BERAT = - KM -
TELFORD = - KM
HOTMIX = 3,0 KM
LAPEN = - KM
RIGID BETON = - KM
2. Peningkatan Jalan Ruas jalan Cinta Damai menuju Kubah Kelambu Kec. Air
Putih.
Jalan Ruas Cinta Damai – Kubah Kelambu merupakan Jalan Kabupaten yang
memiliki panjang jalan sepanjang 7,547 km. Ruas Jalan ini terhubung dengan
ruas jalan yang lebih tinggi yaitu jalan nasional. Ruas Jalan ini merupakan akses
jalan menuju sentra perkebunan dan sentra pertanian (persawahan)
masyarakat, dan akses ke pemukiman masyarakat serta jalan penghubung antar
desa.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 42
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 43
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000 7+547
RUSAK BERAT = - KM -
Ttl Panjang Penanganan = 7,547 KM 100,00 %
= TELFORD - KM
HOTMIX = - KM
LAPEN = 1,747 KM
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 44
Foto Lokasi Ruas jalan Cahaya Pordomuan
Lokasi ruas jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 45
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:
TELFORD = - KM
HOTMIX = 5,20 KM
LAPEN = - KM
RIGID BETON = - KM
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 46
rusak ringan dan rusak berat yang akhirnya akan meningkatkan arus
distribusi masyarakat dari jalan tersebut sehingga dapat menurunkan
biaya transportasi masyarakat.
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 47
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000
BAIK = - KM = 0% Mantap = 0%
SEDANG = - KM = 0% Tidak mantap = 100%
RUSAK RINGAN = - KM = 0%
RUSAK BERAT = 5.800 KM = 100
%
Total Panjang KM = 100%
5.800
Penanganan
TELFORD = 0,4 KM
HOTMIX 5,4 KM
LAPEN - KM
RIGID - KM
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 48
Foto Lokasi Ruas Tanjung Kubah
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 49
BAIK = - KM - Mantap 3,57 %
SEDANG = 1,75 KM 25,0 % Tidak Mantap 96,43 %
TELFORD = - KM
HOTMIX = 7,00 KM
LAPEN = - KM
RIGID BETON = - KM
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 51
=
TELFORD - KM
=
HOTMIX - KM
=
LAPEN - KM
=
RIGID 4,536 KM
BETON
Total Panjang 4,536 KM
Penanganan
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 52
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:
TELFORD = - KM
HOTMIX = - KM
LAPEN = - KM
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 53
8. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Kampung Kedah Menuju Desa Sentang.
Jalan Ruas Jalan Kampung Kedah menuju Desa Sentang merupakan Jalan
Kabupaten Batu Bara yang memiliki panjang jalan sepanjang 1,433 km. Ruas
Jalan ini merupakan akses jalan penghubung antara sentra perekonomian ke
sentra persawahan dan perkebunan sawit, di sepanjang ruas ini juga
merupakan kawasan padat penduduk.
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 54
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 100 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:
BAIK = - KM = - Ma nta = 0%
p
RUSAK RINGAN = - KM = -
Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab berencana untuk menangani jalan tersebut
dengan Pekerjaan hotmix sepanjang 1,433 km yang semula jenis permukaannya sebagian besar berupa
aspel lapen dengan perkiraan biaya sebesar Rp. 1,643,430,000.00.
TELFORD = - KM
HOTMIX = 1,433 KM
LAPEN = - KM
RIGID BETON = - KM
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
RUSAK RINGAN = - KM -
TELFORD = - KM
HOTMIX = 4,29 KM
LAPEN = - KM
RIGID BETON = - KM
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
11. Peningkatan Jalan Ruas Simpang Posko menuju Bagan Baru Kapal Merah
Kecamatan Nibung Hangus
Ruas Jalan Simpang Posko menuju Bagan Baru Kapal Merah Kecamatan Nibung
Hangus merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara yang memiliki panjang jalan
sepanjang 1,5 km. Ruas Jalan ini merupakan akses jalan penghubung antara sentra
perekonomian (pasar) simpang posko ke sentra persawahan dan merupakan
akses perkebunan Sawit, juga merupakan akses ke sekolah – sekolah, serta
Foto Lokasi Ruas Jalan Simpang Posko menuju Bagan baru Kapal Merah
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
RUSAK RINGAN = - KM -
TELFORD = - KM
HOTMIX = - KM
LAPEN = - KM
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
RUSAK RINGAN = - KM -
TELFORD = - KM
HOTMIX = - KM
LAPEN = - KM
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
RUSAK RINGAN = - KM -
TELFORD = - KM
HOTMIX = - KM
LAPEN = - KM
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
RUSAK RINGAN = - KM -
RUSAK BERAT = - KM -
TELFORD = - KM
HOTMIX = 4.37 KM
LAPEN = - KM
RIGID BETON = - KM
BAB III
1. Seberapa besar kebutuhan daerah dan manfaat yang akan dihasilkan dalam proses
pembangunan Kabupaten Batu Bara dengan sumber pembiayaan dari pinjaman.
2. Sampai sejauh mana kemampuan Pemerintah Kabupaten Batu Bara dalam
mengembalikan pinjaman.
Perencanaan geometrik jalan dibuat berdasarkan hasil studi terhadap batasan – batasan
kondisi di sekitar rencana jalan. Perencanaan alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
dengan mempertimbangkan factor – faktor geometrik, struktur, hidrologi, drainase,
kepentingan Pemerintah Daerah di lokasi proyek, serta factor – faktor lain yang terkait, secara
terpadu. Gambaran umum konsep perencanaan serta batasan – batasan dalam menentukan
alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal adalah sebagai berikut :
1. Keamanan dan kenyamanan dari pergerakan lalu lintas dengan volume yang besar
pada kecepatan yang tinggi harus dapat dipertahankan, yaitu dengan cara
Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 68
memenuhi persyaratan – persyaratan geometrik dari kecepatan rencana yang telah
ditentukan.
2. Dalam hal lengkung horizontal dan lengkung vertikal terjadi bersamaan ataupun
pada jarak yang berdekatan, maka akan dilakukan koordinasi diantara keduanya,
sehingga dapat memberikan efek geometrik yang menguntungkan bagi pemakai
jalan.
3. Fungsi sungai eksisting, saluran pembuangan / drainase, saluran irigasi, serta
fasilitas – fasilitas umum (jalan dan utilitas) yang akan terpotong jalan, harus tetap
dipertahankan.
3. Pemilihan solusi desain perkerasan didasarkan pada analisis biaya umur pelayanan
yang telah didiskon ke nilai sekarang termurah dan pertimbangan sumber daya
konstruksi.
Bahu berpenutup harus didesain untuk menyediakan paling tidak umur pelayanan 10%
atau sama dengan perkerasan tergantung pada penggunaan yang diharapkan.
Manfaat suatu penanganan jaringan jalan dapat dikelompokkan ke dalam manfaat langsung
dan manfaat tidak langsung (direct dan indirect benefit). Komponen manfaat langsung antara
lain penghematan biaya operasi kendaraan, penghematan waktu tempuh perjalanan yang
dikonversi dengan nilai waktu, serta peningkatan jumlah komoditas yang dihasilkan daerah
tersebut dan dijual keluar daerah maupun komoditas yang didatangkan ke daerah tersebut
dari luar daerah.
Dengan adanya penanganan jalan lintas tersebut maka diharapkan akan terjadi perbaikan
dalam kinerja operasi angkutan yang antara lain ditunjukkan dengan peningkatan kecepatan
atau penurunan waktu perjalanan yang selanjutnya akan mengurangi biaya transportasi
komoditas.
Sedangkan komponen manfaat tidak langsung yang juga perlu diperhitungkan adalah
komponen manfaat yang sifatnya kualitatif seperti peningkatan pelayanan umum dan
aktivitas sosial lainnya. Peningkatan pelayanan tersebut sejalan dengan peningkatan
aksesibilitas daerah yang ditimbulkan akibat penanganan ruas jalan sehingga secara umum
akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Berikut akan diuraikan beberapa komponen manfaat langsung dari penanganan jaringan jalan,
antara lain :
Perhitungan BOK dilakukan dengan mengacu pada standard Pacific Consultant International
(PCI) dimana komponen BOK terdiri dari:
Konsumsi bahan bakar (liter/1000km)
Konsumsi oli mesin (liter/1000 km)
Ban kendaraan (ban/1000 km)
Penyusutan (penyusutan/1000km)
Mekanik/montir (jam kerja/1000km)
Travelling time (jam kerja/1000km)
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 72
2. Penghematan Nilai Waktu Tempuh
Dengan adanya peningkatan kondisi jalan akan berdampak terhadap lama perjalanan
atau waktu tempuh, perbandingan atau selisih waktu tempuh kondisi eksisting jalan
lama dengan asumsi adanya jalan baru (peningkatan) disajikan dalam table berikut :
2. Pemerataan Pembangunan
Saat ini perjalanan di wilayah Kabupaten Batu Bara untuk perjalanan regional banyak
yang memerlukan waktu tempuh yang besar. Hal ini karena banyaknya ruas jalan
yang rusak serta adanya jaringan jalan y ang sudah tidak tersambung lagi. Dengan
kondisi tersebut pemerataan pembangunan kemungkinan besar tidak tercapai.
Pemerataan pembangunan ini akan menciptakan suasana yang baik bukan saja dari
pemerataan ekonomi namun juga dari pemanfaatan sumber daya yang ada. Saat ini
akibat rendahnya infrastruktur transportasi membuat wilayah - wilayah tertentu
dengan potensi sumber daya yang cukup besar tidak tergali. Penanganan jalan
diKabupaten Batu Bara akan memperlancar aktivitas masyarakat dan pada akhirnya
pembangunan dapat merata di seluruh wilayah Kabupaten Batu Bara.
Dalam rangka pinjaman daerah Pemerintah Kabupaten Batu Bara perlu melakukan
analisis kewajiban pinjaman berdasarkan potensi pendapatan riil maupun besaranbiaya
yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi permasalahan dalam pengembaliannya. Untuk
mengantisipasi hal tersebut di perlukan perumusan yang sistematis dan terkoordinasi
melalui suatu perhitungan sebagaiberikut:
Perhitungan DSCR Pemerintah Kabupaten Batu Bara dengan Asumsi APBD 3 (tiga) tahun
terakhir sampai dengan tahun 2017 yaitu :
1. Rencana usulan pinjaman Rp 80.000.000.000,00
2. Bunga/tahun(%) 8.75%
(Mengikuti suku bunga yang berlaku)
3. Jangka waktu pinjaman 5 Tahun
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 76
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
No Komponen A
(Realisasi) (Realisasi) (Realisasi) (Realisasi)
Jumlah Komponen A
Jumlah Komponen B
1 Biaya Provosisi
2 Pembayaran
Angsuran Hutang
Pokok
3 Kewajiban Bunga
Jumlah Komponen C
Keterangan :
PAD : Pendapatan AsliDaerah
BHP/BHBP : Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 77
DAU : Dana AlokasiUmum
DBHP Prop : Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
BKProp : Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya PK
: Pembayaran PokokUtang
BiayaLain : Biaya Administrasi, Biaya Provisi, Biaya Komitmen Asuransi dan
Denda.
Komponen B
Dana Alokasi Khusus 63.980.110.000,00 221.204.709.230,00 155.854.156.870,00 441.038.976.100,00
Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Rp 80.000.000.000,00
Kesimpulan :
Ada indikasi pelampauan batas defisit pada APBD TA 2020 karena Total penarikan pada
Tahun 2020 di atas batas maksimal defisit APBD yang di perkenankan.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 81
KESIMPULAN
Pemerintah Kabupaten Batu Bara dengan cara meminjam Dana Pinjaman Daerah kepada PT. SMI dapat
meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah untuk menggali Pendapatan Daerah Sendiri (PDS) yang
pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan daerah membayar kembali pinjamannya. Namun
untuk menentukan apakah Pemerintah Kabupaten Batu Bara layak atau tidak untuk melakukuan
pinjaman, diperlukan adanya analisis untuk menghitung kemapuan keuangan daerah dan menentukan
besarnya pinjaman, serta batas maksimum pinjaman yang diperbolehkan sesuai dengan peraturan
saat ini, karena pinjaman daerah ini berbeda dengan Pendapatan Asli Daerah seperti pajak dan
retribusi, dalam pinjaman ini terdapat kewajiban dari Pemerintah Kabupaten Batu Bara untuk
mengembalikan berupa angsuran pokok pinjaman yang disertai dengan bunga, biaya administrasi dan
denda.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dalam kajian ini dapat dianalisis beberapa kesimpulan yaitu:
1. Bahwa berdasarkan perhitungan DSCR (Rasio proyeksi kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 56 tahun 2018
tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Kabupaten Batu Bara memenuhi syarat untuk melakukan
pinjaman, hal ini disebabkan rasio kemampuan Pemerintah Kabupaten Batu Bara untuk
mengembalikan pinjaman diatas batas minimum 2.5.
2. Pinjaman dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Batu Bara adalah sebesar 75% dari
Penerimaan Umum APBD Kabupaten Batu Bara Tahun 2019 yaitu sebesar Rp. 769.773.605.000,-
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Batu Bara dapat mengajukan pinjaman sebesar Rp.
80.000.000.000,- (Delapan Puluh Miliar Rupiah), sesuai dengan ketentuan PP. No 56 Tahun 2018.
Pasal 15
3. Defisit Anggaran Pemerintah Kabupaten Batu Bara 3%, maka untuk melakukan pinjaman harus
mendapat rekomendasi dari Departemen Keuangan
4. Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka Pemerintah Kabupaten Batu Bara, dapat melakukan
pinjaman daerah dengan langkah langkah sebagai berikut :
Kerangka Acuan Kegiatan yang terdiri dari :
a. Latar Belakang
b. Maksud dan tujuan
c. Ruang lingkup kegiatan
d. SKPD yang menjadi penanggung jawab kegiatan
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 82
e. Analisis aspek (Pelayanan, keuangan, social, lingkungan, ekonomi dan lain sebagainya)
f. Keterpaduan dengan kegiatan yang lain
g. Jadwal waktu pelaksanaan
h. Kaitan dengan RPJMD Kabupaten Batu Bara
i. Peta administrasi Kabupaten Batu Bara
j. Peta Jaringan Jalan Kabupaten
k. Struktur organisasi pengelolaan kegiatan dan keuangan
l. Lain-lain yang dianggap perlu.
JADWAL ANGSURAN
No URAIAN Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
1 Penarikan Pinjaman 80.000.000.000 - - - -
2 Bunga Masa Tenggang 4.083.333.000 - - - -
3 Biaya Komitmen 800.000.000 - - - -
4 Angsuran Pinjaman - 27.000.000.000 27.000.000.000 27.000.000.000 27.000.000.000
a. Pokok Pinjaman - 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000
b. Bunga Pinjaman - 7.000.000.000 7.000.000.000 7.000.000.000 7.000.000.000
c. Biaya Komitmen - - - - -
5 Saldo Pinjaman 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 0
Ir. H. Zahir, M. AP
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 84