Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN AKHIR

STUDI KELAYAKAN
PENINGKATAN JALAN
KABUPATEN BATU BARA
CV. MEDTAN CIPTA

Jln. Mandolin no. 56 Medan – 20156
Telp. 082161542800
e-mail : medtan.cu@gmail.com

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KABUPATEN BATU BARA
TAHUN 2019
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 0
KATA PENGANTAR
Berdasarkan Surat Perjanjian Pekerjaan No. 22205179/P.APBD/SPK/PPK-PL/DPUPR-BB/2019
tertanggal 29 Oktober 2019, CV. Medtan Cipta Utama diberi kepercayaan untuk melaksanakan
pekerjaan Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Kabupaten Batu Bara yang bersumber dana dari dana
APBD Perubahan Kabupaten Batu Bara Tahun Anggaran 2019 di Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Batubara.
Pekerjaan Studi Kelayakan Peningkatan Jalan kabupaten ini dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran umum manfaat dan dampak positif yang ditimbulkan dari peningkatan kelas dan mutu
ruas jalan yang ditinjau terhadap peningkatan ekonomi sosial dari masyarakat pengguna jalan di
daerah tersebut.
Laporan akhir ini dibuat sebagai rangkuman dari studi kelayakan terhadap peningkatan jalan
kabupaten khususnya Kabupaten Batubara, dengan sistematika laporan terdiri dari :
 Bab I : Pendahuluan
 Bab II : Analisa kebutuhan/penyediaan jalan
 Bab III : Rencana pelaksanaan pekerjaan/proyek
 Bab IV : Manfaat proyek
 Bab V : Kelayakan keuangan daerah dan proyek

Kami sebagai konsultan pelaksana mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
berkontribusi pada penyusun laporan ini. Demikian laporan akhir ini disampaikan semoga
bermanfaat.
Medan, 2019
CV. Medtan Cipta Utama

Hamida, ST
Direktur

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
DAFTAR TABEL IV
DAFTAR GAMBAR V

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 KETERKAITAN PROYEK DENGAN RPJMD DAN RPJMN 2
1.3 IDENTIFIKASI MASALAH 2
1.4 MAKSUD DAN TUJUAN 3

BAB 2 ANALISIS KEBUTUHAN/PENYEDIAAN 7

2.1 INFRASTRUKTUR JALAN


7
2.1.1 Infrastruktur Jalan 7
BAB 3 RENCANA PELAKSANAAN PROYEK 36
3.1 RUANG LINGKUP KEGIATAN 36
3.2 KONSEP DAN STANDAR PERENCANAAN 36
3.3 PERENCANAAN PERKERASAN JALAN 37
3.3.1 RUANG LINGKUP 37
3.3.2 KEBIJAKAN DESAIN 38
3.3.3 JENIS STRUKTUR PERKERASAN 39
BAB 4 MANFAAT PROYEK 40
4.1 MANFAAT LANGSUNG 40
4.2. MANFAAT TIDAK LANGSUNG 41
BAB 5 KELAYAKAN KEUANGAN DAERAH DAN PROYEK 44
5.1 ANALISA KEMAMPUAN PINJAMANDAERAH 44
5.2 ANALISA BATAS PINJAMAN 46
KESIMPULAN 49

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 2
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Rencana Perbaikan Jalan Kabupaten Batu Bara 4


Tabel 4.1 Penghematan Nilai Waktu Tempuh 41
Tabel 5.1 Analisa Kemampuan Pinjaman Daerah 45

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Jaringan jalan 6


Gambar 2.1 Ruas Jalan Simpang Gambus – Kedai Sianam dan Pasir Permit 8
Gambar 2.2 Ruas Cinta Damai – Kubah Kelambu 11
Gambar 2.3 Ruas Jalan Cahaya Pordomuan - Kampung Panjang 13
Gambar 2.4 Ruas Jalan Sei Simujur - Kandangan 15
Gambar 2.5 Ruas Jalan Simpang Tanjung Kubah - Tanjung Harapan 17
Gambar 2.6 Ruas Jalan Ujung Kubu - Kwala Sikasim 19
Gambar 2.7 Ruas Jalan Simpang KR - Batas Asahan 20
Gambar 2.8 Ruas Jalan Kampung Kedah - Desa Sentang 22
Gambar 2.9 Ruas Jalan Sumber Padi - Empat Negeri 24
Gambar 2.10 Ruas Jalan Tanah Merah – Pagok 26
Gambar 2.11 Ruas Simpang Posko - Bagan Baru Kapal Merah 28
Gambar 2.12 Ruas Simpang Posko - Meranti Batas Asahan 30
Gambar 2.13 Ruas Jalan Padang Serunai - Pantai Kuala Tanjung 32
Gambar 2.14 Peningkatan Jalan Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka 34
LAPORAN AKHIR
STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN JALAN
KABUPATEN BATU BARA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kabupaten Batu Bara berada di Kawasan Pantai Timur Sumatera Utara, berada pada
koordinat 030 - 04° Lintang Utara, 99001’00” - 100°0'00" Bujur Timur dengan ketinggian
0 - 50 meter diatas permukaan laut dan luas wilayah 890,4149 Km2 (89.041,49 Ha).
Secara administrasi Kabupaten Batubara berbatasan di sebelah utara dengan
Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah Selatan dengan Kabupaten Asahan, sebelah Barat
dengan Kabupaten Simalungun dan di sebedal Timur berbatasan dengan Selat Malaka.

Dalam kerangka perekonomian Nasional Kabupaten Batu Bara adalah daerah yang
menjadi penopang pengembangan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), daerah perkebunan
dan hortikultura, dan merupakan salah satu pusat perkembangan industry serta salah
satu pintu gerbang pariwisata di Indonesia. Pengembangan Zona Ekonomi Eksklusif ini
dimungkinkan karena potensi Sumber Daya Alam wilayah pesisir timur dan
Karakteristik Ekosistem yang memang sangat baik, kondusif bagi Pembangunan
Ekonomi Daerah dan Nasional.

Perkembangan kemajuan daerah di wilayah Kabupaten Batu Bara sangat pesat, mulai
dari perkembangan di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan
industri menuntut upaya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pembangunan
dari segala sektor yang ada secara sinergi, sehingga untuk mendukung ini semua
dibutuhkan dana anggaran dan investasi yang besar, akan tetapi keterbatasan sumber
pembiayaan dalam negeri yang berasal dari pemerintah pusat maupun Pendapatan
Asli Daerah (PAD) belum mampu mengakomodir semua kebutuhan tersebut,
dihadapkan pada semakin meningkatnya kebutuhan pembiayaan pembangunan
daerah, maka Pemerintah Kabupaten Batu Bara mencari alternatif untuk memenuhi
kebutuhan anggaran pembangunan tersebut.

Salah satu sumber pendapatan daerah yang bisa digunakan untuk membiayai
kegiatan pembangunan adalah dengan menggunakan dana pinjaman daerah, walaupun
pada prinsipnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetap menjadi penerimaan utama,
namun setidaknya pinjaman daerah ini dapat mempercepat proses pembangunan yang
dilaksanakan. Karena pinjaman daerah ini dapat digunakan untuk membiayai proyek
yang bersifat cost recovery khususnya untuk kepentingan pelayanan masyarakat
sehingga dapat meningkatkan pembangunan dan perekonomian daerah.
Kemandirian keuangan daerah tidak bisa diartikan bahwa setiap pemerintah daerah
harus dapat membiayai seluruh kemampuannya dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
karena disamping dari PAD masih ada penerimaan lain sebagaimana tercantum dalam
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang –
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah, disebutkan bahwa sumber penerimaan daerah berasal dari
Pendapatan Daerah dan Pembiayaan.

Sejalan dengan undang–undang tersebut maka pemerintah daerah dituntut untuk dapat
meningkatkan pendapatannya didalam pelaksanaan pembangunan daerah, sementara
itu sumber pendapatan asli daerah untuk membiayai belanja daerah tidak mencukupi
sehingga kemampuan pemerintah daerah untuk menyediakan dana pembangunan
sangat terbatas, untuk menutupi kekurangan dana tersebut maka pemerintah daerah
diberikan kewenangan untuk menggunakan pinjaman daerah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

Penggunaan dan pinjaman daerah ini sebagai salah satu sumber pilihan pembiayaan
pembangunan di masa yang akan datang akan memegang peranan penting dan
membuka peluang bagi daerah untuk melakukan pinjaman dari pihak luar sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

1.2. KETERKAITAN PROYEK DENGAN RPJMD DAN RPJMN


Proyek ini sesuai dengan misi nomor 2 RPJMD Tahun 2018 - 2023 yakni meningkatkan
jumlah dan kualitas infrastruktur dan sarana prasarana pendukung pertumbuhan
industry dan perekonomian masyarakat.. Adapun salah satu strategi untuk mencapai
tujuan tersebut adalah mengembangkan kapasitas, kuantitas dan kualitas jaringan
jalan dan jembatan yang terkoneksi dengan jaringan regional dan nasional.

Proyek ini mendukung pencapaian RPJMN dibidang jalan (meningkatnya kemantapan


jalan Kab/Kota menjadi 65%) yakni dengan menambah kemantapan jalan di
Kabupaten Batu Bara dari semula 42.11 % menjadi 55,76 %.

1.3. IDENTIFIKASI MASALAH

Pembiayaaan merupakan transaksi keuangan untuk menutupi defisit anggaran, yang


disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang
diperoleh, penyebab utama terjadinya difisit anggaran adalah kebutuhan pembangunan
daerah yang semakin meningkat.

Pengaturan tentang kebijakan pembiayaan dalam APBD telah diatur dalam Undang-
undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pada Bab Keuangan
Daerah. Berdasarkan Pasal 305 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, apabila APBD
diperkirakan surplus maka penggunaanya dapat diarahkan untuk pengeluaran
pembiayaan yang mencakup pembayaran cicilan pokok hutang yang jatuh tempo,
penyertaan modal (Investasi Daerah), dan transfer ke rekening dana cadangan. Namun
apabila APBD diperkirakan defisit, penggunaanya dapat didanai dari penerimaan
pembiayaan yang terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, transfer dari
dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pinjaman
daerah.

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan ini adalah, sebagai berikut:
a. Mendapatkan informasi kondisi terkini jalan kabupaten di Kabupaten Batu Bara;
b. Mendapatkan data awal untuk perencanaan penanganan jalan serta metode
penanganan jalan yang akan digunakan;
c. Mendapatkan informasi terkait kewenangan jalan yang akan direncanakan
dan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan perundangan yang berlaku;
d. Mendapatkan usulan prioritas jalan yang akan ditingkatkan;
e. Mendapatkan informasi terkait dengan kemampuan pengelolaan keuangan
daerah;
f. Mendapatkan informasi terkait dengan analisis kelayakan teknis dan ekonomi
Proyek;
g. Mendapatkan perkiraan awal biaya konstruksi dan opsi pembiayaan
yang memungkinkan;
h. Melakukan kajian atas metode pengadaan jasa konstruksi yang memberikan
tingkat efisiensi tertinggi;
i. Mendapatkan gambaran awal kondisi lingkungan dan sosial serta keselamatan
kerja di sekitar proyek; danMendapatkan hasil studi yang dapat memenuhi
ketentuan Regional Infrastructure Development Fund (RIDF).

Tujuan dari Kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan rekomendasi Pemerintah Kabupaten


melakukan percepatan pembangunan terhadap ruas-ruas jalan Kabupaten Batu Bara
dibawah ini adalah untuk menghidupkan daerah-daerah yang memiliki potensi
ekonomi terkhusus dibidang pertanian dan perkebunan, membuka daerah yang
terisolir dan memudahkan hubungan dengan pusat pemerintahan, maupun
penghubung antar kecamatan, antar Kabupaten Batu Bara bahkan
menghubungkan ke kabupaten lain dan akses menuju pelabuhan dan bandara.

Berikut daftar rencana perbaikan jalan beserta prakiraan kebutuhan biaya yang
diperlukan senilai Rp 80.000.000.000,00 :
Tabel 1.1 Daftar Rencana Perbaikan Jalan Kabupaten Batu Bara (beserta prakiraan kebutuhan biaya yang diperlukan) :

PANJANG DAN JENIS PENANGANAN


Aspal Beton Laburan Burtu
NO. PEKERJAAN (M) (M) (M) PAGU DANA KETERANGAN

1 Ruas Jalan Simpang Gambus 9.300 x 5 m - - Rp 11,776,910,000 Merupakan akses jalan menuju sentra
menuju Simpang Sianam (Ruas 3,000 x 3.5 perkebunan kelapa sawit, akses menuju
Jalan No. 034) dan Peningkatan m sentra areal persawahan masyarakat,
Ruas Jalan Pasir Permit akses ke pemukiman masyarakat, dan
penghubung antar desa.
2 Ruas Jalan Cinta Damai menuju 2126 x 5 m - Rp. 9,908,900,000 Merupakan akses jln menuju sentra
Kubah Kelambu (Ruas Jalan No. perkebunan & sentra pertanian
030) (persawahan) masyarakat, dan akses ke
pemukiman masyarakat serta jalan
penghubung antar desa

3 Ruas Jalan Cahaya Pordomuan 5.200 x 4 m - - Rp 6,770,400,000 Merupakan akses jalan menuju
menuju Kampung Panjang perkebunan kelapa sawit, akses ke
pemukiman, akses menuju rumah
ibadah dan akses menuju sekolah
4 Peningkatan Ruas Jalan Sei 5.400 x 3 m - - Rp 4,162,180,000 Merupakan akses menuju sentra areal
Simujur Menuju Kandangan (Ruas persawahan masyarakat, dan akses ke
Jalan No. 162) pemukiman masyarakat, serta akses
penghubung antar desa
5 Peningkatan Ruas Jalan Simpang 5.400 x 3 m - - Rp 4,162,180,000 Merupakan akses jalan menuju sentra
Tanjung Kubah menuju Tanjung perkebunan kelapa sawit, akses menuju
Harapan sentra areal pertanian, akses jalan
penghubung antar desa dan akses ke
pemukiman masyarakat
6 Lanjutan Ruas Jalan Ujung 4.536 x 3,5 m - - RpMerupakan akses jalan menuju sentra
Kubu Menuju Kwala 5,814,920,000perkebunan kelapa sawit, akses menuju
sentra areal pertanian, dan akses jalan
Sikasim
penghubung antar desa
7 Lanjutan Ruas Jalan 6.870 x 3,5 - - Rp 8,791,370,000 Merupakan akses menuju sentra
Simpang KR menuju m pertanian, akses menuju area
Batas Asahan persawahan, dan akses jalan
penghubung antar desa dan ke batas
kabupaten

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 7
8 Ruas Jalan Kampung 1.433 x 3.5 m - - Rp 1,643,430,000 Merupakan akses jalan menuju sentra
Kedah menuju Desa perkebunan kelapa sawit, akses menuju
Sentang sentra areal pertanian, dan akses jalan
penghubung antar desa
9 Peningkatan Ruas Jalan 4.290 x 3,5 - - Rp 7,584,000,000 Akses jalan menuju perkebunan karet dan
Sumber Padi menuju m perkebunan kelapa sawit, akses
Empat Negeri (Ruas Jalan menghubungkan antar desa, akses
No. 49) menuju pusat pemerintahan dan akses
menuju batas kabupaten
10 Ruas Jalan Tanah Merah 3.500 x 4.0 m - - Rp 5,015,170,000 Merupakan akses jalan menuju sentra
menuju Pagok batas Kab. perkebunan kelapa sawit, dan akses
Simalungun (Ruas Jalan No. jalan penghubung antar desa
229)
11 Peningkatan Jalan Simpang 1.000 x 4.0 Rp 3,535,180,000 Merupakan akses jalan poros menuju
Posko menuju Bagan Baru m penghubung sentra ekonomi (pasar)
Kapal Merah simpang posko, menuju Sekolah sekolah,
Menuju desa Bagan Baru Kapal Pecah,
menuju persawahan dan perkebunan sawit
masyarakat
12 Peningkatan Ruas Jalan 1,000 x 4,0 Rp 3,535,180,000 Merupakan akses jalan poros menuju
Simpang Posko menuju m Sekolah sekolah, Menuju kantor Camat
Meranti Batas Asahan Nibung Hangus menuju persawahan dan
akses perkebunan masyarakat dan
penghubung jalan ke Kecamatan Meranti
Kabupaten Asahan.
13 Peningkatan Ruas Jalan 2,470 x 4,0 m Rp 2,810,750,000 Merupakan akses jalan poros menuju Sekolah
Padang Serunai menuju sekolah, persawahan dan perkebunan
Pantai Kuala Tanjung masyarakat dan juga ke Pantai Kuala
Tanjung.
14 Peningkatan Ruas Jalan di 4,370 x 4,0 m Rp 4,489,430,000 Merupakan akses jalan poros menuju Sekolah
Desa Kuala Indah Keca. Sei sekolah, persawahan dan perkebunan
Suka masyarakat dan juga ke Pantai Kuala
Tanjung.
Jumlah Rp 80,000,000,000 (Delapan Puluh Milyar Rupiah)

Owner Estimate (OE) dibuat berdasarkan analisa dengan Standar Bina Marga dengan Speksifikasi Teknis menggunakan Spesifikasi 2010 versi
OE untuk masing-masing Ruas Dapat dilihat pada lampiran.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Kabupaten Batu Bara - MCU
Halaman 8
1.5. HASIL/KELUARAN
Hasil yang diharapkan adalah berupa Laporan Studi Kelayakan Peningkatan Jalan
dan Pembangunan Jembatan di Kabupaten Lampung Tengah yang berisi:
a. Rekomendasi kelayakan penanganan jalan dan jembatan;
b. Rekomendasi metode perencanaan penanganan jalan dan m jembatan;
c. Rekomendasi opsi pembiayaan pembangunan jalan dan pembangunan jembatan;
d. Rekomendasi terkait kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku;
e. Rekomendasi prioritas penanganan jalan dan jembatan;
f. Rekomendasi kemampuan keuangan daerah dalam melakukan pembayaran
kembali atas pinjaman terkait dengan pembiayaan Proyek di masa depan;
g. Rekomendasi terkait dengan kelayakan teknis dan ekonomi Proyek
h. Rekomendasi metode pengadaan jasa konstruksi; dan
i. Rekomendasi terkait penanganan masalah lingkungan, sosial dan keselamatan kerja.

1.6 LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan ini berada di Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Adapun
Ruas -ruas tersebut diatas tersebar dalam peta administrasi Kabupaten Batu Bara seperti
gambar Peta Jaringan jalan dibawah ini.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 9
1.7. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kajian untuk memenuhi maksud dan tujuan di atas adalah sebagai berikut:
A. Pengumpulan Data
i. Survey Pendahuluan
 Mendapatkan gambaran awal kondisi lapangan diantaranya kondisi awal
permukaan jalan, aquaplaning (banjir 5 tahunan), kondisi lalu lintas, kondisi
utilitas di ROW jalan, persimpangan, tata guna lahan di sepanjang koridor dan
trase.
 Mendapatkan informasin maupun masukan sehubungan dengan penyusunan
pola piker maupun metode pelaksaan studi.

ii. Survey Instansional


 Mendapatkan informasi dan data terkait Rencana Tata Ruang Wilayah,
Tataran Transportasi Wilayah, dan Tataran Transportasi Lokal, dan rencana
lain yang terkait dengan pengembangan wilayah di kabupaten Batu Bara;
 Mendapatkan data terkait asal-tujuan perjalanan (origin-destination);
 Mendapatkan data terkait hidrologi dan drainase di daerah sekitar proyek;
 Mendapatkan hasil studi mengenai transportasi dan lalu lintas baik dari
institusi pemerintah maupun swasta termasuk mengenai hasil survey volume
lalu lintas dan hasil survey waktu perjalanan;
 Mendapatkan data penunjang lainnya seperti data penduduk dan populasi,
pertumbuhan ekonomi dan industry, pariwisata, infrastruktur transportasi
simpul transportasi dan sebagainya;
 Mendapatkan serta memastikan daftar proyek pembangunan yang tercantum
dalam dokumen perencanaan Pemerintah Daerah Kabupaten Batu Bara; dan
 Mendapatkan data harga material dan konstruksi Proyek;

iii. Survey lapangan


 Survey topografi dan melakukan pengukuran geometri jalan (alinyemen
vertikan dan horizontal, dan penampang-penampang melintang setiap jarak 50
meter termasuk apabila terdapat struktur tanah dan jalan yang berbeda);
 Melakukan survey geoteknik untuk mengetahui nilai sisa Indeks Tebal
Perkerasan (ITP) jalan atau DDT (Daya Dukung Tanah/nilai K atau California
Bearing Ratio) pada masing-masing tuas jalan; dan
 Melakukan Survey dampak social dan lingkungan sesuai dengan Enviromental
and Social Management Framework.

B. Analisa
i. Melakukan analisa terhadap:
 Latar belakang kajian (analisis kebutuhan dan rasionalitas pembangunan
proyek);
 Hasil survey pendahuluan;
 Hasil survey institusional; dan
 Hasil survey lapangan.
ii. Melakukan analisa transportasi termasuk pertumbuhan lalu lintas, bangkitan
perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda transportasi dan pembebanan
lalu lintas.dll;

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 10
iii. Pemodelan kebutuhan transportasi di wilayah studi atau dengan menurunkan
kebutuhan akan transportasi dari suatu scenario di masa depan;
iv. Melakukan analisa investasi dengan mencari alternative solusi terbaik yang
ekonomis. Termasuk analisis biaya-manfaat untuk melakukan semua usulan
perbaikan yang diajukan oleh Kabupaten Batu Bara terhadap beberapa perbaikan
jalan yang diusulkan;
v. Melakukan analisa kewenangan pembangunan jalan dan sumber pembiayaannya
serta memastikan agar tidak terjadi double financing untuk setiap ruas jalan
(memastikan apakah Pemerintah Kabupaten Batu Bara sedang atau sudah
mendapatkan pembiayaan untuk rencana pembiayaan Proyek);
vi. Melakukan analisa fiscal daerah dan kaitannya dengan opsi pembiayaan Pemda
untuk pembangunan jalan;
vii. Melakukan pemodelan proyeksi keuangan Kabupaten Batu Bara dengan
memperhitungkann proyek-proyek pembanguna Kabupaten Batu Bara (Sesuai
dengan dokumen perencanaan Kabupaten Batu Bara) lainnya di masa depan dan
dikaitkan dengan kemampuan keuangan Kabupaten Batu Bara dalam memenuhi
pembayaran pinjaman Proyek;
viii. Melalukan analisa ekonomi dengan memperhitungkan biaya-biaya proyek serta
manfaat proyek (penghematan BOK, penghematan biaya kecelakaan,
penghematan nilai waktu perjalanan, pengembangan ekonomi,dan penghematan
dalam pemeliharaan jalan) dan melakukan analisa BCR,NPV dan EIRR;
ix. Melakukan analisa kepekaan (sensitivity analysis) dengan meninjau perubahan
terhadap perkiraan nilai dari komponen suku bunga, LHR, pertumbuhan lalu
lintas, biaya pembangunan dan dengan dan tanpa pengadaan tanah (jika ada);
x. Melakukan analisa atas ketentuan pengadaan barang/jasa sesuai opsi
pembiayaan yang dipilih dan kajian atas kemampuan Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan pengadaan barang/jasa tersebut;
xi. Melakukan kajian lingkungan dan sosial dengan melakukan penyaringan awal
apakah proyek ini memerlukan SPPL, UKL/UPL atau AMDAL. Serta kemudian
menindaklanjuti dokumen yang diperlukan dengan merujuk ke dokumen
Operation Manual RIDF termasuk mengenai grievance redress mechanism dan
pengelolaan quarry;dan
xii. Melakukan kajian tentang basic design.

C. REKOMENDASI
i. Memberikan rekomendasi teknis mengenai jenis perkerasan yang dipilih
volume pekerjaan, serta panjang jalan;
ii. Memberikan rekomendasi teknis mengenai struktur dan tipe jembatan yang
dipilih serta volume pekerjaan;
iii. Memberikan rekomendasi urutan prioritas penanganan ruas jalan dan
volume penanganannya;
iv. Memberikan rekomendasi atas opsi pembiayaan yang dipilih beserta
perhitungannya dan rekomendasi kemampuan keuangan daerah dalam
melakukan pembayaran kembali atas pinjaman terkait dengan pembiayaan
Proyek di masa depan;
v. Memberikan rekomendasi terkait pemenuhan ketentuan perundangan-
undangan terkait pekerjaan penangan jalan dan konstruksi jembatan;

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 11
vi. Memberikan rekomendasi lingkungan dan sosial;
vii. Rekomendasi KAK untuk penyusunan DED dan jadwal pelaksanaan Proyek;
viii. Rekomendasi untuk Engineers Estimate (dengan menggunakan ketentuan
perhitungan sebagaimana peraturan yang berlaku); dan
ix. Rekomendasi metode pengadaan yang memberikan tingkat efisiensi paling
tinggi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 12
BAB II
ANALISIS KEBUTUHAN/PENYEDIAAN

2.1 INFRASTRUKTUR JALAN


2.1.1 PERATURAN TENTANG JALAN
Undang - undang Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan:
Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam
pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan
kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang - Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting
terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan
dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan
nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional.
Pada peraturan ini, diatur mengenai penyelenggaraan jalan dimaksud agar
terpenuhinya peranan jalan sebagaimana yang diharapkan.
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan

Penyelenggaraan jalan sebagai salah satu bagian kegiatan dalam mewujudkan


prasarana transportasi melibatkan masyarakat dan pemerintah. Sehubungan dengan
hal tersebut, setiap usaha penyelenggaraan jalan memerlukan kesepakatan atas
pengenalan sasaran pokok yang dilandasi oleh jiwa pengabdian dan tanggung jawab
terhadap bangsa dan negara.
Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan untuk mengatur pelaksanaan lebih lanjut
Undang - Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dalam menyelenggarakan jalan
yang meliputi jalan khusus dan jalan umum, termasuk jalan tol kecuali yang telah
diatur dalam peraturan perundang - undangan tersendiri.

2.1.2 PERATURAN TENTANG LINGKUNGAN

Undang – Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup
a. Tanggung jawab negara;
b. Kelestarian dan keberlanjutan;
c. Keserasian dan keseimbangan;
d. Keterpaduan;
e. Manfaat;
f. Kehati-hatian;
g. Keadilan;

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 13
h. Ekoregion;

i. Keanekaragaman hayati;

j. Pencemar membayar;

k. Partisipatif

l. Kearifan lokal;

m. Tata kelola pemerintahan yang baik; dan

n. Otonomi daerah.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:


a. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;
d. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
f. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;
g. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai
bagian dari hak asasi manusia;
h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
i. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
j. mengantisipasi isu lingkungan global.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:


a. Perencanaan
Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan
melalui tahapan:
- inventarisasi lingkungan hidup;
- penetapan wilayah ekoregion; dan
- penyusunan RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup).
b. Pemanfaatan
Pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan:
- keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup;
- keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan
- keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
c. Pengendalian
Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan
dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
d. pencegahan; Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup terdiri atas:

 KLHS;
 tata ruang;
 baku mutu lingkungan hidup;

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 14
 kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;
 amdal;
 UKL - UPL;
 perizinan;
 instrumen ekonomi lingkungan hidup;
 peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
 anggaran berbasis lingkungan hidup;
 analisis risiko lingkungan hidup;
 audit lingkungan hidup; dan
 instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan.

2.1.2.a AMDAL
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki amdal. Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
- Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
- Luas wilayah penyebaran dampak;
- Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
- Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
- Sifat kumulatif dampak;
- Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
- Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi
dengan amdal terdiri atas:
- pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
- eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan;
- proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya;
- proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
- proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan;
- konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
- introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
- pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
- kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan Negara;
dan/atau
- penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup. Dokumen amdal merupakan dasar penetapan
keputusan kelayakan lingkungan hidup.

2.1.2.b UKL - UPL


Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal wajib
memiliki UKL - UPL.
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 15
- Penanggulangan
Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
wajib melakukan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup, dilakukan dengan:
 pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup masyarakat;
 pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
 penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
dan/atau
 cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

- Pemulihan
Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
wajib melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup. dilakukan dengan tahapan:
 penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
 remediasi;
 rehabilitasi;
 restorasi; dan/atau
 cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

- Pemeliharaan;
Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melalui upaya:
a. konservasi sumber daya alam, meliputi :
 perlindungan sumber daya alam;
 pengawetan sumber daya alam;
 pemanfaatan secara lestari sumber daya alam.
b. pencadangan sumber daya alam merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
dikelola dalam jangka waktu tertentu.
c. pelestarian fungsi atmosfer, meliputi :
 upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
 upaya perlindungan lapisan ozon; dan
 upaya perlindungan terhadap hujan asam
d. pengawasan; dan penegakan hukum.

Undang–Undang RI No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam


Hayati dan Ekosistemnya
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berasaskan pelestarian
kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dalam ekosistemnya secara
serasi dan seimbang.
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan
terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung
jawab dan kewajiban Pemerintah serta masyarakat.
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan :

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 16
a. perlindungan sistem penyangga kehidupan;
b. pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alami hayati dan ekosistemnya.

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan


Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL - UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan. diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.

Penyusunan Amdal dituangkan ke dalam dokumen Amdal yang terdiri atas:


a. Kerangka Acuan, menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL.
b. Andal; dan
c. RKL-RPL
UKL-UPL disusun oleh Pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu Usaha dan/atau
Kegiatan. Lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan wajib sesuai dengan rencana tata
ruang. Dalam hal lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak sesuai dengan rencana
tata ruang, UKL-UPL tidak dapat diperiksa dan wajib dikembalikan kepada
Pemrakarsa.

Penyusunan UKL-UPL dilakukan melalui pengisian formulir UKL-UPL dengan format :


a. identitas pemrakarsa;
b. rencana Usaha dan/ Kegiatan;
c. dampak lingkungan yang akan terjadi; dan
d. program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki Amdal. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki
Amdal tercantum dalam lampiran I. untuk menentukan rencana Usaha dan/atau
Kegiatan, pemrakarsa melakukan penapisan sesuai dengan tata cara penapisan
sebagaimana tercantum dalam lampiran II.
Terhadap hasil penapisan, instansi lingkungan hidup Pusat, provinsi, atau kabupaten/
kota menelaah dan menentukan wajib tidaknya rencana Usaha dan/atau Kegiatan
memiliki Amdal.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan :
a. di dalam kawasan lindung; dan/atau
b. berbatasan langsung dengan kawasan lindung,
c. wajib memiliki Amdal.

Kewajiban memiliki Amdal, dikecualikan bagi rencana Usaha dan/atau Kegiatan:


a. eksplorasi pertambangan, minyak dan gas bumi, dan panas bumi;
b. penelitian dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan;
c. yang menunjang pelestarian kawasan lindung;
d. yang terkait kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup;

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 17
e. budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting terhadap lingkungan
hidup; dan
f. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap dan tidak
mengurangi fungsi lindung kawasan dan di bawah pengawasan ketat.

Rekomendasi Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Batubara Nomor 660/3201,


tanggal 16 Desember 2019, sebagai berikut :
1. Bahwa kegiatan Rencana Perbaikan Jalan Pemerintah Kabupaten Batubara yang
meliputi 14 rencana perbaikan jalan dinayatakan tidak memiliki dampak negative
yang dapat merusak lingkungan dan bentang alam di Kabupaten Batu Bara.
Rencana perbaikan jalan ini tidak mengganggu kehidupan ekosistem dan biota
hidup lainnya yang dapat mempengaruhi keberlangsungan Pembangunan
Berkelanjutan mengingat ke – 14 Rencana Perbaikan Jalan dimaksud adalah jalan
eksisting namun dalam proses pengerjaan tetap mengacu kepada SOP Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

2. Pemerintah Kabupaten Batu Bara yang dalam hal ini Kepala Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Batu Bara sebagai Penanggung Jawab
kegiatan Rencana Perbaikan Jalan Pemerintah Daerah Kabupaten Batu Bara agar
memastikan bahwa kegiatan Rencana Perbaikan Jalan dimaksud tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan dengan melakukan upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan dengan tetap berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, desain dan/atau proses dan/atau


kapasitas dan/atau luasan kegiatan, terjadi bencana alam dan/atau lainnya yang
menyebabkan perubahan lingkungan secara mendasar baik sebelum maupun
saat pelaksanaan kegiatan, maka Penanggung Jawab kegiatan wajib
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan baru.

4. Rekomendasi ini agar benar - benar dilaksanakan baik dalam materi teknis
maupun dalam pelaksanaan upaya pengelolaan dan upaya pemantauan
lingkungan terhadap rencana kegiatan yang dimaksud.

2.1.3 PERATURAN TENTANG SOSIAL

a. Peraturan Perundangan Terkait Aspek Sosial


Tata cara pelaksanaan ganti rugi dalam rangka pembebaan lahan akan mengacu
pada peraturan perundanagan seta kebijakan yang berlaku yaitu sebagai berikut :
1. Undang-undang No 2 Tahun 2012
Undang Undang Pengadaan tanah direncanakan diberlakukan efektif tahun 2013
dengan komponen sebagai berikut :

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 18
Tabel 2.1 : Uraian UU No.2 Tahun 2012
No Uraian / Pasal Substansi
Hukum tanah nasional mengakui dan menghormati hak masyarakat atas tanah dan benda
yang berkaitan dengan tanah, serta memberikan wewenang yang bersifat publik kepada
negara berupa kewenangan untuk mengadakan pengaturan, membuat kebijakan,
mengadakan pengelolaan, serta menyelenggarakan dan mengadakan pengawasan yang
tertuang dalam pokok-pokok Pengadaan Tanah sebagai berikut :
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk Kepentingan
Umum dan pendanaanya.
2. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan :
a. Rencana Tata Ruang Wilayah.
b. Rencana Pembangunan Nasional/Daerah.
c. Rencana Strategis, dan
d. Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah.
3. Pengadaan Tanah diselenggarakan melalui perencanaan dengan melibatkan semua
pemangku dan pengampu kepentingan.
4. Penyelenggaraan Pengadaan Tanah memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat.
5. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dilaksanakan dengan pemberian
Ganti Kerugian yang layak dan adil.

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah


1 Pasal 10 Salah satu substansi Tanah untuk kepentingan umum
adalah Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran irigasi,
saluran pembuangan air dan sanitasi dan bagungan
pengairan lainnya
2 Pasal 11 Penyelengaraan tanah untuk kepentingan umum
diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemda
3 Pasal 13 Penyelenggara Tanah untuk kepentingan Umum diseleng-
garakan melalui Tahapan :
a. Perencanaan
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Penyerahan Hasil
4 Pasal 14 Perencanaan Pengadaan Tanah disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan dengan substansi minimal :
a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan
b. Kesesuaian dengan RTRW
c. Letak Tanah
d. Luas Tanah yang dibutuhkan
e. Gambaran Umum Status Tanah
f. Perkiraan waktu Pelaksanaan Pengadaan Tanah
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan
h. Perkiraan nilai
i. Rencana penganggaran

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 19
No Uraian / Pasal Substansi
5 Pasal 16 Pemerintah berdasarkan dokumen pengadaan melakukan
Persiapan pengadaan a. Pemberitahuan rencana pembangunan
Tanah b. Pendataan awal
c. Konsultasi publik

6 Pasal 17 Pemberitahuan dilakukan pada masyarakat di Rencana


lokasi pembangunan baik langsung maupun tidak langsung
7 Pasal 18 Pendataan Awal Dilakukan Dengan :
a. Pengumpulan data awal pihak yang berhak dan obyek
pengadaan tanah
b. Dilakukan dalam 30 hari kerja sejak pemberitahuan
rencana pembangunan
c. Butir a dan b digunakan untuk konsultasi publik
8 Pasal 19 a. PKM dimaksudkan untuk KESEPAKATAN
b. Melibatkan orang yang terkena dampak
c. Dapat diwakilkan dengan suarat kuasa oleh yang
terkena dampak
d. Kesepakatan dituangkan dalam BA Kesepakatan
e. Instansi yang berkepentingan mengajukan
permohonan penetapan lokasi kepada Gubernur
f. Gubernur menetapkan lokasi yang dimaksud

9 Pasal 20 PKM dilaksanakan paling lambat 60 hari. Bila ada yang


keberatan dilakukan konsultasi publik ulang maksimal 30
hari sejak keberatan disampaikan
10 Pasal 21 Bila masih ada yang keberatan, instansi yang ber
kepentingan melaporkan kpd Gubernur, Gubernur
membentuk team
Team terdiri dari :
a. SekDa
b. Kepala kantor BPN
c. Instansi yang menangani urusan bidang perencanaan
d. Bupati / walikota
e. Akademisi sebagai anggota
Tugas team :
a. Menginventarisasi masalah
b. Melakukan pertemuan
c. Membuat rekomendasi diterima atau ditolak
Hasil kajian harus selesai paling lama 14 hari.
11 Pasal 22 Gubernur memberikan lokasi diterima atau ditolak atas
rencana lokasi pembangunan tersebut
Gubernur merekomendasikan 2 opsi : menerima
permohonan penolakan artinya Instansi yang mengusulkan
mencari lahan baru dan ditolak artinya rekomendasi
lanjutan untuk pembangunan.
12 Pasal 23 Bila masih terdapat keberatan dapat melakukan gugatan ke
pengadilan tata usaha paling lambat 30 hari

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 20
No Uraian / Pasal Substansi
Pelaksanaan Pengadaan Tanah
1 Pasal 27 Instansi yang memerlukan tanah mengajukan pelaksanaan
pengadaan tanah kepada Lembaga Pertanahan Pelaksanaan
meliputi :
a. Interventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan.
Penggunaan dan pemanfaatan tanah
b. Penilaian ganti kerugian
c. Musyawarah penetapan ganti rugi
d. Pemberian ganti rugi
e. Pelepasan tanah instansi
2 Pasal 28 Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah :
a. Pengukuran & pemetaan bidang per bidang tanah
b. Pengumpulan data pihak yang berhak & obyek tanah
Dilakukan dalam waktu 30 hari kalender Bila ada keberatan
harus dalam 14 hari diajukan
3 Penilaian Ganti Rugi Penilaian ganti rugi dilakukan oleh Badan Pertahanan Badan
Pasal 32 Pertahanan mengumumkan penilaian
4 Pasal 33 Penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian oleh Penilai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dilakukan
bidang per bidang tanah, meliputi :
a. Tanah.
b. Ruang atas tanah dan bawah tanah.
c. Bangunan.
d. Tanaman.
e. Benda yang berkaitan dengan tanah, dan/atau
f. Kerugian lain yang dapat dinilai.
5 Pasal 32 Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam bentuk :
a. Uang
b. Tanah Pengganti
c. Permukiman kembali
d. Kepemilikan saham, atau
e. Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak
6 Pasal 40 Pemberian Ganti Kerugian atas Objek Pengadaan Tanah
diberikan langsung kepada Pihak yang Berhak
7 Pasal 41 Pada saat pemberian Ganti Kerugian yang Berhak menerima
Ganti Kerugian wajib :
a. Melakukan pelepasan hak, dan
b. Menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan
Objek Pengadaan Tanah kepada Instansi yang
memerlukan tanah melalui Lembaga Pertanahan.

Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b


merupakan satu-satunya alat bukti yang sah menurut
hukum dan tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 21
No Uraian / Pasal Substansi
Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian bertanggung
jawab atas kebenaran dan keabsahan bukti penguasaan atau
kepemilikan yang diserahkan

Tuntutan pihak lain atas Objek Pengadaan Tanah yang telah


diserahkan kepada Instansi yang memerlukan tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi tanggung
jawab Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian.

Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) dikenai sanksi pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Sumber Dana Pengadaan Tanah


1 Pasal 52 (1) Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD)
(2) Dalam hal Instansi yang memerlukan tanah Badan
Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang
mendapatkan penugasan khusus, pendanaan
bersumber dari internal perusahaan atau sumber lain.
2 Pasal 53 Dana Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
52 meliputi dana :
a. Perencanaan.
b. Persiapan.
c. Pelaksanaan.
d. Penyerahan hasil.
e. Administrasi dan pengelolaan, dan
f. Sosialisasi
Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat
1 Pasal 55 Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah, Pihak yang
Berhak mempunyai hak :
1. Mengetahui rencana Penyelenggaraan Pengadaan Tanah.
2. Memperoleh informasi mengenai Pengadaan Tanah
2 Pasal 56 Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum, setiap orang wajib mematuhi ketentuan Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

3 Pasal 57 Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan


Umum, masyarakat dapan berperan serta, antara lain
1. Memberikan masukan secara lisan atau tertulis mengenai
Pengadaan Tanah, dan
2. Memberikan dukungan dalam penyelenggaraan Pengadaan
Tanah.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 22
2. Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012
Sebagai turunan UU No 2 Tahun 2012 adalah Perpres No 71 Tahun 2012 yang
direncanakan diberlakukan efektif tahun 2013 dengan komponen penting
sebagai berikut :

Tabel 2.2 Uraian Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012


No Uraian / Pasal Substansi
Terdiri dari 10 Bab yang berisikan tentang :
a . BAB I KETENTUAN UMUM
b. BAB II PERENCANAAN PENGADAAN TANAH
o Bagian Kesatu Dasar Perencanaan
o Bagian Kedua Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
c. BAB III PERSIAPAN PENGADAAN TANAH
o Bagian Kesatu Umum
o Bagian Kedua Pemberitahuan Rencana Pembangunan
o Bagian Ketiga Pendataan Awal Lokasi Rencana Pembangunan
o Bagian Keempat Konsultasi Publik Rencana Pembangunan
o Bagian Kelima Penetapan Lokasi Pembangunan
d. BAB IV PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
 Bagian Kesatu Umum
 Bagian Kedua Penyiapan Pelaksanaan
 Bagian Ketiga Inventarisasi dan Identifikasi
 Bagian Keempat Penetapan Penilai
 Bagian Kelima Musyawarah Penetapan Bentuk Ganti Kerugian
 Bagian Keenam Pemberian Ganti Kerugian
 Bagian Ketujuh Pemberian Ganti Kerugian Dalam Keadaan Khusus
 Bagian Kedelapan Penitipan Ganti Kerugian
 Bagian Kesembilan Pelepasan Objek Pengadaan Tanah
 Bagian Kesepuluh Pemutusan Hubungan Hukum antara Pihak yang Berhak
dengan Objek Pengadaan Tanah
 Bagian Kesebelas Pendokumentasian Peta Bidang, Daftar Nominatif dan Data
Administrasi Pengadaan Tanah
e. BAB V PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH
o Bagian Kesatu Berita Acara Penyerahan
o Bagian Kedua Pelaksanaan Pembangunan
f. BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI
g. BAB VII SUMBER DANA PENGADAAN TANAH
h. BAB VIII PENGADAAN TANAH SKALA KECIL
i. BAB IX INTENSIF PERPAJAKAN
j. BAB X KETENTUAN PERALIHAN
Bab I Ketentuan Umum
1. Pasal 1 : Menguraikan istilah istilah dalam pengadaan tanah
Pasal 2 : Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan
melalui tahapan :
a. Perencanaan.
b. Persiapan.
c. Pelaksanaan.
d. Penyerahan hasil.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 23
Bab II Perencanaan Pengadaan Tanah
2 Bagian Kesatu (1) Setiap Instansi yg memerlukan tanah bagi Pembangunan
Dasar Perencanaan untuk Kepentingan Umum membuat rencana Pengadaan
Pasal 3 Tanah yang didasarkan pada :
a. Rencana Tata Ruang Wilayah, dan
b. Prioritas Tata Ruang Wilayah yang tercantum dalam :
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2. Rencana Strategis, dan
3.Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang
bersangkutan
(2) Rencana Pengadaan Tanah dapat disusun secara
bersama-sama oleh Instansi yang memerlukan tanah
Bagian Kedua Dokumen bersama dengan instansi teknis terkait atau dapat
Perencanaan Pengadaan dibantu oleh lembaga profesional yang ditunjuk oleh
Tanah Instansi yang memerlukan tanah.
Pasal 5 (1) Rencana Pengadaan Tanah disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan Pengadaan Tanah, paling sedikit
memuat :
a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan.
b. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Prioritas Pembangunan.
c. Letak tanah.
d. Luas tanah yang dibutuhkan.
e. Gambaran umum status tanah.
f. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan
Tanah.
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan.
h. Perkiraan nilai tanah, dan
i. Rencana Penganggaran.

(2) Maksud dan tujuan rencana pembangunan yang di


rencanakan dan manfaat pembangunan untuk
kepentingan umum
(3) Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah &
Prioritas Pembagunan menguraikan kesesuaian rencana
lokasi Pengadaan Tanah dengan RT/RW.
(4) Letak tanah menguraikan wilayah administrasi :
Kelurahan/Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan
provinsi, tempat lokasi pembangunan yang
direncanakan.
(5) Luas tanah yang dibutuhkan menguraikan perkiraan luas
tanah yang diperlukan.
(6) Gambaran umum status tanah menguraikan data awal
mengenai penguasaan dan pemilikan atas tanah.
(7) Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah
menguraikan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
masing-masing tahapan pelaksanaan Pengadaan Tanah

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 24
No Uraian / Pasal Substansi
(8) Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan
menguraikan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan pembangunan.
(9) Perkiraan nilai tanah menguraikan perkiraan nilai Ganti
Kerugian obyek Pengadaan Tanah, meliputi : tanah,
ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman,
benda yang berkaitan dengan tanah, dan/atau kerugian
lain yang dapat dinilai. Rencana penganggaran
menguraikan besarnya dana, sumber dana, dan rincian
alokasi dana untuk perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
penyerahan hasil, administrasi dan pengelolaan serta
sosialisasi
Bab III Persiapan Pengadaan Tanah
3. Umum (1) Gubernur melaksanakan tahapan kegiatan Persiapan
Pasal 8 Pengadaan Tanah setelah menerima dokumen
perencanaan Pengadaan Tanah.
(2) Dalam melaksanakan tahapan kegiatan gubernur
membentuk Tim Persiapan dalam waktu paling lama 10
(sepuluh) hari kerja.

Pasal 9 (1) Tim Persiapan beranggotakan bupati/walikota, satuan


kerja perangkat daerah provinsi terkait, Instansi yang
memerlukan tanah, dan Instansi terkait lainnya.
(2) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas Tim Persiapan
Gubernur membentuk sekretariat persiapan pengadaan
tanah yang berkedudukan di sekretariat daerah provinsi

Pasal 10 Tim Persiapan bertugas :


a. Melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan.
b. Melakukan pendataan awal lokasi rencana pembangunan
c. Melaksanakan Konsultasi Publik rencana pembangunan.
d. Menyiapkan Penetapan Lokasi pembangunan.
e. Mengumumkan Penetapan Lokasi pembangunan untuk
kepentingan umum, dan
f. Melaksanakan tugas lain yang terkait persiapan
Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk Kepentingan
Umum yang ditugaskan oleh gubernur.

Bagian Kedua Pasal 11


Pemberitahuan
(1) Tim Persiapan melaksanakan pemberitahuan rencana
Rencana Pembangunan
pembangunan kepada masyarakat pada lokasi rencana
pembangunan.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 25
No Uraian / Pasal Substansi

(2) Pemberitahuan rencana pembangunan dilaksanakan


dalam waktu paling lama 20 (dua puluh) hari kerja
sejak dokumen perencanaan Pengadaan Tanah
diterima secara resmi oleh Gubernur.
(3) Informasi rencana pembangunan memuat informasi
mengenai :
a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan.
b. Letak tanah dan luas tanah yang dibutuhkan.
c. Tahapan rencana Pengadaan Tanah, perkiraan
jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah.
d. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan
pembangunan.
e. Informasi lainnya yang dianggap perlu.
(4) Pemberitahuan rencana pembangunan ditanda tangani
oleh Ketua Tim Persiapan.

Bagian Ketiga Pasal 16


Pendataan Awal Lokasi Pendataan awal lokasi rencana pembangunan meliputi
Rencana Pembangunan kegiatan pengumpulan data awal Pihak yang Berhak dan Objek
Pengadaan Tanah

Pasal 17
(1) Pihak yang Berhak berupa perseorangan, badan hukum,
badan sosial, badan keagamaan, atau instansi
pemerintah yang memiliki atau menguasai Obyek
Pengadaan Tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak yang Berhak meliputi :
a. Pemegang hak atas tanah.
b. Pemegang hak pengelolaan.
c. Nadzir untuk tanah wakaf.
d. Pemilik tanah bekas milik adat.
e. Masyarakat hukum adat.
f. Pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad
baik.
g. Pemegang dasar penguasaan atas tanah.
h. Pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang
berkaitan dengan tanah.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 26
No Uraian / Pasal Substansi
Bagian Keempat Pasal 29
Konsultasi Publik (1) Konsultasi Publik rencana pembangunan, dilaksanakan
Rencana untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana
Pembangunan pembangunan dari Pihak yang Berhak.
(2) Tim Persiapan melaksanakan Konsultasi Publik rencana
pembangunan di kantor kelurahan desa atau nama lain
atau kantor kecamatan di tempat rencana lokasi
pembangunan atau tempat yang disepakati oleh Tim
Persiapan dengan Pihak yang Berhak.
(3) Pelaksanaan Konsultasi Publik dapat dilakukan secara
bertahap dan lebih dari 1 (satu) kali sesuai dengan
kondisi setempat.
(4) Pelaksanaan Konsultasi Publik dilakukan dalam jangka
waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja yang
dihitung mulai tanggal ditandatanganinya daftar
sementara lokasi rencana pembangunan.

Pasal 32
(1) Tim Persiapan menjelaskan mengenai rencana
Pengadaan Tanah dalam Konsultasi Publik meliputi :
a. Maksud & tujuan rencana pembangunan untuk
kepentingan umum.
b. Tahapan dan waktu proses penyelenggaraan
pengadaan tanah.
c. Peran Penilai dalam menentukan nilai Ganti
Kerugian.
d. Intensif yang akan diberikan kepada pemegang hak
e. Objek yang dinilai Ganti Kerugian.
f. Bentuk Ganti Kerugian, dan
g. Hak dan kewajiban Pihak yang Berhak.

Pasal 36
(1) Inventarisasi masalah berupa :
a. Klasifikasi jenis dan alasan keberatan.
b. Klasifikasi pihak yang keberatan, dan
c. Klasifikasi urusan pihak yang keberatan.
(2) Inventarisasi masalah disusun dalam bentuk
dokumen keberatan.
(3) Pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang
keberatan dilakukan untuk :
a. Menyamakan persepsi tentang materi/alasan
keberatan pihak yang keberatan, dan
b. Menjelaskan kembali maksud dan tujuan rencana
pembangunan.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 27
(4) Rekomendasi didasarkan atas hasil kajian dokumen
keberatan yang diajukan oleh pihak yang keberatan
terhadap :
a. Rencana Tata Ruang Wilayah, dan
b. Prioritas Pembangunan yang tercantum dalam :
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2. Rencana Strategis, dan
(5) Rencana Kerja Pemerintah Instansi ybs.
Bagian Kelima Pasal 41
Penetapan Lokasi Penetapan lokasi pembangunan dilakukan oleh Gubernur
Pembangunan berdasarkan kesepakatan atau ditolaknya keberatan dari Pihak
yang Keberatan.

Pasal 42
(1) Penetapan Lokasi pembangunan dilampiri peta lokasi
pembangunan.
(2) Peta lokasi pembangunan, disiapkan oleh Instansi yang
memerlukan tanah.

Pasal 43
(1) Penetapan Lokasi pembangunan berlaku untuk jangka
waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu)
kali untuk paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Dalam hal diperlukan, Instansi yang memerlukan tanah
atas pertimbangan Kepala Kantor Wilayah BPN
mengajukan permohonan.
(3) Perpanjangan waktu Penetapan Lokasi Pembangunan
kepada Gubernur, dalam waktu paling lambat 2 (dua)
bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Penetapan
Lokasi Pembangunan.
(4) Permohonan perpanjangan Penetapan Lokasi
Pembangunan disertai :
a. Keputusan Penetapan Lokasi, dan
b. Pertimbangan pengajuan perpanjangan yang berisi
alasan pengajuan perpanjangan, data Pengadaan
Tanah yang telah dilaksanakan, dan data sisa tanah
yang belum dilaksanakan Pengadaan Tanahnya.
(5) Atas dasar permohonan perpanjangan Penetapan
Lokasi, Gubernur menetapkan perpanjangan
Penetapan Lokasi sebelum berakhirnya jangka waktu
Penetapan Lokasi pembangunan.

Bagian Keenam Pasal 45


Pengumuman (1) Gubernur bersama Instansi yang memerlukan tanah
Penetapan Lokasi mengumumkan Penetapan Lokasi pembangunan untuk
Pembangunan kepentingan umum.
No Uraian / Pasal Substansi

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 28
Bab IV Pelaksanaan Pengadaan Tanah
(2) Pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan, memuat
nomer dan lokasi keputusan Penetapan Lokasi, peta lokasi,

Umum
Bagian Kesatu
Pasal 49
(1) Pelaksanaan Pengadaan Tanah diselenggarakan oleh
Kepala BPN. Pelaksanaan Pengadaan Tanah
dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN selaku
ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
(2) Susunan keanggotaan pelaksanaan Pengadaan Tanah
ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
yang berunsurkan paling kurang :
a. Penjabat yang membidangi urusan Pengadaan Tanah
di Lingkungan Kantor Wilayah BPN.
b. Kepala Kantor Pertahanan setempat pada lokasi
Pengadaan Tanah.
c. Penjabat satuan kerja perangkat daerah provinsi
yang membidangi urusan pertahanan.
d. Camat setempat pada lokasi Pengadaan Tanah,dan
e. Lurah/kepala desa atau nama lain pada lokasi
Pengadaan Tanah.

Bagian Kedua Pasal 52


Penyiapan Pelaksanaan (1) Berdasarkan Penetapan Lokasi pembangunan untuk
Kepentingan Umum Instansi yang memerlukan tanah
mengajukan pelaksanaan Pengadaan Tanah kepada
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
(2) Pengajuan pelaksanaan dilengkapi dengan :
a. Kepengurusan Penetapan Lokasi.
b. Dokumen perencanaan Pengadaan Tanah, dan c.
Data awal Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan
Tanah.
Bagian Ketiga
Inventarisasi dan
Identifikasi Pasal 55
Satuan Tugas melakukan penyiapan pelaksanaan Pengadaan
Tanah yang meliputi kegiatan :
a. Penyusunan rencana jadwal kegiatan.
b. Penyiapan bahan melalui kepala desa atau nama lain,
dan
c. Penyiapan peralatan teknis.
d. Koordinasi dengan perangkat kecamatan dan
lurah/kepala desa atau nama lain.
e. Penyiapan peta bidang tanah, pemberitahuan kepada
Pihak yang Berhak.
f. Pemberitahuan rencana dan jadwal pelaksanaan,
pengumpulan data Pihak yang berhak dan Obek
pengadaan Tanah.

No Uraian / Pasal Substansi

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 29
Bagian Keempat 1) Penetapan besarnya nilai ganti kerugian dilakukan oleh
Penetapan Penilai Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah berdasarkan hasil
Pasal 63 penilaian jasa penilai atau penilai publik.
(2) Jasa Penilai atau Penilai Publik diadakan dan ditetapkan
oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
(3) Pengadaan jasa Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dibidang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah.
(4) Pelaksanaan pengadaan Penilai dilaksanakan paling lama
30 (tiga puluh) hari kerja.

Pasal 64
Dalam hal pemilihan Penilai tidak dapat dilaksanakan,
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menunjuk Penilai
Publik.

Pasal 65
(1) Penilai bertugas melakukan penilaian besarnya Ganti
Kerugian bidang per bidang tanah, meliputi :
a. Tanah.
b. Ruang atas tanah dan bawah tanah.
c. Bangunan.
d. Tanaman.
e. Benda yang berkaitan dengan tanah, dan
f. Kerugian lain yang dapat dinilai.
(2) Dalam melakukan tugasnya. Penilai atau Penilai Publik
meminta peta bidang tanah, daftar nominatif dan data
yang diperlukan untuk bahan penilaian dan Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah.
(3) Pelaksanaan tugas Penilai dilaksanakan paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak ditetapkan Penilai oleh Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah.
Pasal 68
(1) Pelaksana Pengadaan Tanah melaksanakan musyawarah
dengan Pihak yang Berhak dalam waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak hasil penilaian dari Penilai
diterima oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
(2) Pelaksanaan musyawarah dilaksanakan dengan mengikut
sertakan Instansi yang memerlukan tanah.
(3)Musyawarah dilakukan secara langsung untuk menetapkan
bentuk Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian Ganti
Kerugian.
(4)Dalam musyawarah Pelaksana Pengadaan Tanah
menyampaikan besarnya Ganti Kerugian hasil penilaian
Ganti Kerugian.

No Uraian / Pasal Substansi


Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 30
Pasal 74
(1) Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam bentuk :
a. Uang.
b. Tanah pengganti.
c. Pemukiman kembali.
d. Kepemilikan saham, atau
e. Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.
(2) Bentuk Ganti Kerugian baik sendiri sendiri maupun
gabungan dan beberapa bentuk Ganti Kerugian, diberikan
sesuai dengan nilai Ganti Kerugian yang nominalnya sama
dengan nilai yang ditetapkan oleh Penilai.

Pasal 84
(1) Pihak yang Berhak hanya dapat mengalihkan hak atas
tanahnya kepada
(2)Instansi yang memerlukan tanah melalui Pelaksana
Pengadaan Tanah.
(3) Pengalihan hak atas tanah terhitung sejak ditetapkannya
lokasi pembangunan untuk Kepentingan
(4) Umum sampai ditetapkannya nilai Ganti Kerugian oleh
Penilai.
(5)Dalam hal Pihak yang Berhak membutuhkan Ganti Kerugian
dalam keadaan mendesak, Pelaksana Pengadaan Tanah
memprioritaskan pemberian Ganti Kerugian.
(6) Keadaan Mendesak dibuktikan dengan surat keterangan
ldan lurah/kepala desa/nama lain.

Pasal 86
(1) Dalam hal terdapat penitipan Ganti Kerugian, Instansi yang
memerlukan tanah mengajukan permohonan penitipan
Ganti Kerugian kepada Ketua Pengadilan Negeri pada
wilayah lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum.
(2) Penitipan Ganti Kerugian diserahkan kepada Pengadilan
Negeri pada wilayah lokasi pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
(3) Penitipan Ganti Kerugian dalam hal :
a. Pihak yang Berhak menolak bentuk dan/atau besarnya
Ganti Kerugian berdasarkan hasil musyawarah dan
tidak mengajukan keberatan ke pengadilan.
b. Pihak yang Berhak menolak bentuk dan/atau besarnya
ganti kerugian berdasarkan putusan Pengadilan Negeri
Mahkamah Agung yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.

No Uraian / Pasal Substansi

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 31
c. Pihak yang Berhak tidak diketahui keberadaannya, atau
d. Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan
Ganti Kerugian :
1. Sedang menjadi Objek perkara di pengadilan.
2. Masih dipersengketakan kepemilikannya.
3. Diletakan pita oleh penjabat yang berwenang, atau
4. Menjadi jaminan di bank.
(4) Bentuk Ganti Kerugian yang dititipkan di Pengadilan
Negeri berupa uang dalam mata uang rupiah.
(5) Pelaksanaan penitipan Ganti Kerugian dibuat dalam berita
acara penitipan Ganti Kerugian.

Pasal 96
(1) Pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah dilaksanakan oleh
Pihak yang Berhak kepada negara dihadapan Kepala
Kantor Pertahanan setempat.
(2) Pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah dibuat dalam berita
pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah.

Bagian Kesepuluh Pasal 100


Pemutusan Objek Pengadaan Tanah yang telah diberikan Ganti
Hubungan Hukum Kerugian atau Ganti Kerugian telah
Antara Pihak yang dititipkan di Pengadilan Negeri atau yang telah
Berhak dengan dilaksanakan Pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah.
Objek Pengadaan Hubungan hukum antara Pihak yang Berhak dan tanahnya
Tanah hapus demi hukum.
(1) Kepala Kantor Pertahanan karena jabatannya.
Melakukan pencatatan hapusnya hak pada buku tanah dan
daftar umum pendaftaran tanah lainnya, dan selanjutnya
memberitahukan kepada para pihak terkait.
(2) Dalam hal Objek Pengadaan Tanah belum terdaftar, Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah menyampaikan
pemberitahuan tentang terhapusnya hak dan disampaikan
kepada lurah/kepala desa atau nama lain, camat dan
pejabat yang berwenang yang mengeluarkan surat untuk
selanjutnya dicatat dan dicoret dalam buku administrasi
kantor kelurahan/desa atau nama lain atau kecamatan.

Pasal 109
Bagian Kesebelas (1) Pelaksanaan Pengadaan Tanah melakukan pengumpulan,
Pendokumentasian pengelompokan, pengolahan dan penyimpanan data
Peta Bidang, Daftar Pengadaan Tanah yang meliputi:
Nominatif dan Data a. Peta bidang tanah.
Administrasi b. Daftar Nominatif, dan
Pengadaan Tanah c. Data Administrasi.

No Uraian / Pasal Substansi

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 32
(2) Data Pengadaan Tanah berupa :
a. Dokumen perencanaan Pengadaan Tanah.
b. Surat pemberitahuan rencana pembangunan.
c. Data awal Subyek dan Objek.
d. Undangan dan daftar hadir Konsultasi Publik.
e. Berita acara kesepakatan Konsultasi Publik.
f. Surat keberatan.
g. Rekomendasi Tim Kajian.
h. Surat Gubernur (hasil rekomendasi).
i. Surat keputusan Penetapan Lokasi Pembangunan.
j. Pengumuman Penetapan Lokasi Pembangunan.
k. Surat pengajuan Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
l. Berita acara inventarisasi dan identifikasi.
m. Peta bidang Objek Pengadaan Tanah dan daftar
nominatif.
n. Pengumuman daftar nominatif.
o. Berita Acara Perbaikan dan Verifikasi.
p. Daftar nominatif yang sudah disahkan.
q. Dokumen Pengadaan Penilaian.
r. Dokumen hasil penilaian Pengadaan Tanah.
s. Berita acara penyerahan hasil penilaian.
t. Undangan dan daftar hadir musyawarah penetapan
Ganti Kerugian.
u. Berita acara kesepakatan musyawarah penetarapan
Ganti Kerugian.
v. Putusan Pengadian Negeri / MA.
w. Berita acara pemberian Ganti Kerugian dan Pelepasan
halt.
x. Alat bukti penguasaan dan pemilikan Objek Pengadaan
Tanah.
y. Surat permohonan penitipan Ganti Kerugian.
z. Penetapan Pengadilan Negeri penitipan Ganti Kerugian.
aa. Berita acara penitipan Ganti Kerugian.
bb. Berita acara penyerahan hasil Pengadaan Tanah, dan
cc. Dokumentasi dan rekaman.

(3) Data Pengadaan Tanah disimpan, didokumentasikan &


diarsipkan oleh Kepala Kantor Pertahanan setempat.
(4) Data Pengadaan Tanah dapat disimpan dalam bentuk data
elektronik.

No Uraian / Pasal Substansi


Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 33
5 Bagian Kesatu Pasal 112
Berita Acara (4) Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan hasil
Penyerahan Pengadaan Tanah kepada Instansi yang memerlukan
tanah disertai data Pengadaan Tanah paling lama 7
(tujuh) hari kerja sejak pelepasan hak Objek Pengadaan
Tanah.
(5) Penyerahan hasil Pengadaan Tanah berupa bidang
tanah dan dokumen Pengadaan Tanah.
(6) Penyerahan hasil Pengadaan Tanah dilakukan
dengan berita acara untuk selanjutnya
dipergunakan oleh Instansi yang memerlukan tanah
guna pendaftaran/ pensertifikatan.
(7) Pendaftaran/ pensertifikatan wajib dilakukan oleh
Instansi yang memerlukan tanah dalam waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak penyerahan hasil
Pengadaan Tanah.

Bagian Kedua Pasal 113


Pelaksanaan Instansi yang memerlukan tanah dapat mulai melaksanakan
Pembangunan pembangunan setelah dilakukan penyerahan hasil Pengadaan
Tanah oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
Bab VI Pemantauan dan Evaluasi
6. Pasal 115
BPN melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan hasil
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
Bab VII Sumber Dana Pengadaan Tanah
7. Pasal 116
Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum dilakukan oleh Instansi yang memerlukan
tanah, dituangkan dalam dokumen penganggaran sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 117
Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
bersumber dari Anggaran Pendapatan & Belanja Negara dan
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 34
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 72 Tahun 2012

Peraturan perundang undangan yang mengatur pelaksanaan operasional


dituangkan dalam PerMen No. 72 Tahun 2012 tentang Biaya
Operasional dan biaya pendukung penyelenggaraan Pengadaan Tanah
bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang bersumber dari APBD.
Tabel 2.3 Uraian Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 72 Tahun 2012

No Uraian / Pasal Substansi


Terdiri dari 10 Bab yang berisikan tentang :
a. BAB I KETENTUAN UMUM
b. BAB II SUMBER PENDANAAN
c.BAB III PENGGUNAAN BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG PENGADAAN
TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
d. BAB IV PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG PENGADAAN
TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
(catatan : Peraturan ini dirujuk untuk kegiatan LARAP mengungat JUKNIS peraturan
Kepala BPN belum terbit)

Tr
Bab
2. Pasal 1 : (1) Pendanaan biaya operasional dan biaya pendukung
pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan
untuk kepetingan umum oleh pemerintah daerah
bersumber dari APBD.
Pasal 2 : (2) Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum oleh pemerintah daerah
bersumber dari APBD terdiri dari tahapan
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan
hasil.
Bab III Penggunaan Biaya Operasional & Biaya Pendukung Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pasal 5 Biaya operasional dan biaya pendukung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), dipergunakan untuk
membiayai kegiatan :
a. Perencanaan.
b. Persiapan.
c. Pelaksanaan.
d. Penyerahan hasil.
e. Administrasi dan pengelolaan, dan f. Sosialisasi.
(1) Kegiatan perencanaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf a, terdiri atas :
a. Penelitian dan analisa terhadap rencana pembangunan
dengan tata ruang,prioritas pembangunan,rencana
pembangunan jangka menengah,rencana strategis,dan
rencana kerja pemerintah.

No Uraian / Pasal Substansi

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 35
b. Koordinasi dengan instansi teknis terkait.
c. Membuat analisa rencana pembangunan.
d. Melakukan kajian teknis dengan instansi terkait. e.
Melakukan kajian oleh lembaga profesional.
f. Merumuskan rencana pengadaan tanah.
g. Melakukan dan menganalisa maksud dan tujuan serta
rencana pembangunan.
h. Merumuskan hasil kajian yang menguraikan maksud
dan tujuan rencana pembangunan.
i. Mendata objek dan subjek atas rencana lokasi
pengadaan tanah.
j. Menentukan kepastian letak, status tanah dan luas
tanah yang diperlukan.
k. Memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk
proses pengadaan tanah.
l. Melakukan analisa, waktu yang diperlukan termasuk
tahapan pengadaan tanah meliputi :
1) Persiapan pelaksanaan pengadaan tanah.
2) Pelaksanaan pengadaan tanah.
3) Penyerahan hasil pengadaan tanah
4) Pelaksanaan pembangunan.

a. Melakukan kegiatan survei/sosial, kelayakan lokasi,


termasuk kemampuan pengadaan tanah dan dampak
yang akan terkena rencana pembangunan.
b. Melakukan studi budaya masyarakat, politik,
keagamaan, budaya, dan kajian amdal.
c. Melakukan analisa kesesuaian fisik lokasi terutama
kemampuan tanah dituangkan dalam peta rencana
lokasi pembangunan.
d. Melakukan perhitungan ganti rugi ruang atas tanah dan
bawah tanah, bangunan, tanaman, dan beda yang
berkaitan dengan tanah.
e. Menyusun rencana kebutuhan biaya dan sumber.
f. Melakukan perhitungan alokasi anggaran meliputi
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, penyerahan
hasil, administrasi, pengelolaan, sosialisasi.
g. Melakukan perhitungan dan analisis biaya yang
diperlukan, dan
h. Melakukan analisa dan manfaat pembangunan.
(2) Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf b, terdiri atas :
a. Pemberitahuan rencana pembangunan.
b. Pendataan awal lokasi.
c. Konsultasi publik/ konsultasi publik ulang.
d. Penetapan lokasi.

No Uraian / Pasal Substansi

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 36
e. Pengumuman penetapan lokasi.
f. Menerima Keberatan pihak yang berhak.
g. Melakukan kajian atas keberatan pihak yang
berhak.
h. Menerima/menolak keberatan pihak yang berhak.
i. Proses beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara atas
keberatan dari pihak yang berhak, dan
j. Proses beracara di Mahkamah Agung atas keberatan
dari pihak yang berhak.
(3) Kegiatan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf c, terdiri atas :
a. Penyiapan pelaksanaan pengadaan tanah.
b. Pemberitahuan kepada pihak yang berhak.
c. Inventarisasi aspek fisik.
d. Identifikasi aspek yuridis.
e. Publikasi hasil inventarisasi dan identifikasi serta daftar
nominatif.
f. Keberatan dari pihak yang berhak dilakukan verifikasi
ulang oleh satuan tugas.
g. Penunjukan jasa penilai atau penilai publik oleh BPN
dan pengumuman penilai.
h. Menilai dan membuat berita acara penilaian.
i. Musyawarah dengan masyarakat.
j. Persetujuan dan pelepasan hak serta pembayaran.
k. Proses beracara di Pengadilan Negeri dan Mahkamah
Agung, dan
l. Pemberian ganti rugi atau penitipan uang.
(4) Kegiatan penyerahan hasil sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf d, terdiri atas :
a. Penyerahan hasil pengadaan tanah.
b. Pemantauan dan evaluasi, dan
c. Sertifikasi.
(5) Besarnya biaya operasional dan biaya pendukung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan oleh
Gubernur untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi
yang bersangkutan dengan Keputusan Gubernur
mempedomani standar harga satuan yang berlaku.
(6) Penetapan standar harga satuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk biaya operasional dan biaya
pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (3) dan ayat (4) huruf a dan b memperhatikan
satuan biaya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

No Uraian / Pasal Substansi

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 37
Bab IV Pengelolaan Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pasal 6 Biaya Operasional dan biaya pendukung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis,
transparan dan akuntabel.

4. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) No.5 Tahun 2012

Pelaksanaan pengadaan tanah dilaksanakan oleh Kepala Kantor


Wilayah Badan Pertanahan Nasional selaku Ketua Pelaksana Pengadaan
Tanah.

Tahapan pelaksanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal


52 sampai dengan Pasal 111 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum meliputi:
a. penyiapan pelaksanaan;
b. inventarisasi dan identifikasi;
c. penetapan penilai;
d. musyawarah penetapan bentuk ganti kerugian;
e. pemberian ganti kerugian;
f. pemberian ganti kerugian dalam keadaan khusus;
g. penitipan ganti kerugian;
h. pelepasan objek pengadaan tanah;
i. pemutusan hubungan hukum antara pihak yang berhak dengan objek
pengadaan tanah; dan
j. pendokumentasian peta bidang, daftar nominatif dan data
administrasi pengadaan tanah.

Dalam melaksanakan tugasnya, pelaksana pengadaan tanah dapat melakukan


koordinasi dengan:
a. instansi yang memerlukan tanah;
b. instansi/lembaga terkait;
c. penilai yang bersangkutan;
d. perangkat keamanan;
e. tokoh masyarakat; dan/atau
f. pihak lain yang diperlukan.

2.1.1. Infrastruktur Jalan


Infrastruktur Jalan di Kabupaten Batu Bara secara fungsional sudah dapat berjalan
sebagaimana mestinya, akan tetapi banyak dari ruas jalan tersebut dalam
kondisi rusak ringan, sedang dan berat, sehingga perlu untuk dipelihara secara
periodik, ditingkatkan dan atau direkonstruksi.
Data-data ruas dan kondisi jalan Kabupaten di Kabupaten Batu Bara adalah sebagai
berikut:

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 38
1. JumlahRuas : 229 Ruas
2. PanjangRuas : 645,279 Km
3. Beton /Aspal/Lapen : 461,32 Km
4. Telford / Kerikil : 113,92 Km
5. Tanah /BelumTembus : 70,05Km

Dengan Kondisi jalan sebagai berikut :


1. Baik : 294,68 Km
2. Sedang : 137,73 Km
3. Rusak Ringan : 89,12 Km
4. Rusak Berat : 123,75 Km

Adapun prioritas infrastruktur ruas jalan yang akan dibangun meliputi jalan Simpang
Gambus menuju Kedai Sianam, Ruas Jalan Cinta Damai menuju Kubah Kelambu, Jalan
Cahaya Pordomuan menuju Kampung Panjang, Jalan Sei Simujur menuju Kandangan,
Ruas Jalan Simpang Tanjung Kubah menuju Tanjung Harapan, Jalan Ujung Kubu
menuju Kwala Sikasim, Jalan Simpang KR menuju Perbatasan Asahan, ruas Jalan
Kampung Kedah menuju Desa sentang, ruas Jalan Sumber Padi menuju Empat Negeri,
Jalan Tanah Merah menuju Titi Pagok, Ruas Jalan Simpang Posko menuju Bagan Baru
Kapal Merah, Ruas jalan Simpang Posko menuju Meranti Batas Asahan, ruas jalan
padang serunai menuju pantai Kuala Tanjung, ruas jalan dusun 3 pematang sijago
menuju dusun 2 Sei Besar dusun 1 padang serunai dan dusun 4 Pantai Desa Kuala
Indah.

Secara terperinci ruas jalan Kabupaten Batu Bara dapat dijelaskan sebagai
berikut :

1 Peningkatan Ruas Jalan Simpang Gambus menuju Kedai Sianam dan


Peningkatan Jalan Pasir Permit Kec. Lima Puluh
Ruas Jalan Simpang Gambus – Kedai Sianam merupakan Jalan Kabupaten Batu
Bara yang memiliki panjang jalan sepanjang 14,315 km. Merupakan prioritas
pertama ruas jalan yang akan ditangani dikarenakan pada ruas jalan ini
merupakan akses jalan menuju permukiman masyarakat, perkebunan kelapa
sawit, akses menuju rumah ibadah dan akses menuju sekolah.

Sedangkan Ruas Jalan Pasir Permit merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara yang
memiliki panjang jalan sepanjang 3,0 km. Ruas Jalan ini merupakan akses jalan
penghubung antara sentra perekonomian ke sentra persawahan dan merupakan
akses perkebunan Sawit, juga merupakan akses penghubung desa menuju jalan
simpang gambus – kedai sianam, di sepanjang ruas ini juga merupakan kawasan
padat penduduk.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 39
Foto Lokasi Ruas jalan Simpang gambus.

Foto Lokasi Ruas Jalan Pasir Permit

Lokasi Ruas Jalan Simpang Gambus – Kedai Sianam dan Pasir Permit dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 40
Strip map kondisi jalan Simpang Gambus – Kedai Sianam berdasarkan SDI
per 200 m dapat dijelaskan sebagai berikut :

Penanganan Ruas Jalan Simpang Gambus – Kedai Sianam direncanakan dengan


pekerjaan Hotmix sepanjang 9,300 m, dengan perkiraan biaya sebesar Rp.
7.543.460.000. Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata
kendaraan pada ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan,
meningkatnya jenis permukaan dan kondisi jalan menjadi kondisi baik dari
kondisi sedang, rusak ringan dan rusak berat yang akhirnya akan
meningkatkan arus distribusi masyarakat dari jalan tersebut sehingga dapat
menurunkan biaya transportasi masyarakat.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000 8+000 9+000 14+315

TELFORD = - KM

HOTMIX = 14,315 KM
LAPEN = - KM
RIGID BETON = - KM
Total Panjang Penanganan 14,315 KM

Untuk peningkatan jalan pasir permit adalah sebagai berikut :


Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 41
BAIK = 2,055 KM 27,57 Mantap 27,57 %

SEDANG = 5,4 KM 72,43 % Tidak Mantap 72,43 %

RUSAK RINGAN = - KM -

RUSAK BERAT = - KM -

Ttl Panjang Penanganan = 7,455 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab berencana untuk


menangani jalan tersebut menggunakan Pekerjaan Hotmix sepanjang 3,0
km yang semula jenis permukaannya sebagian besar berupa
kerikil/telford dan tanah. Perkiraan kebutuhan biaya sebesar Rp
4,233,450,000.00.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

TELFORD = - KM

HOTMIX = 3,0 KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = - KM

Total Panjang Penanganan 4,29 KM

Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaran


pada ruas jalan tersebut, meningkatnya jenis permukaan dan kondisi jalan
menjadi kondisi baik dari kondisi sedang, rusak ringan dan rusak berat yang
akhirnya akan meningkatkan arus distribusi masyarakat dari jalan tersebut
sehingga dapat menurunkan biaya transportasi masyarakat.

2. Peningkatan Jalan Ruas jalan Cinta Damai menuju Kubah Kelambu Kec. Air
Putih.
Jalan Ruas Cinta Damai – Kubah Kelambu merupakan Jalan Kabupaten yang
memiliki panjang jalan sepanjang 7,547 km. Ruas Jalan ini terhubung dengan
ruas jalan yang lebih tinggi yaitu jalan nasional. Ruas Jalan ini merupakan akses
jalan menuju sentra perkebunan dan sentra pertanian (persawahan)
masyarakat, dan akses ke pemukiman masyarakat serta jalan penghubung antar
desa.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 42
Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Foto Lokasi Ruas jalan Cinta Damai

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 43
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000 7+547

BAIK = 3,6 KM 47,70 % Mantap 54.95 %


SEDANG = 3,4 KM 45,05 % Tidak Mantap 45,05 %

RUSAK RINGAN = 0,547 KM 7,25 %

RUSAK BERAT = - KM -
Ttl Panjang Penanganan = 7,547 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemerintah Kabupaten


berencana untuk menangani jalan tersebut menggunakan pekerjaan
Perkerasan Rigid / Beton sepanjang 2.20 km yang semula jenis
permukaannya merupakan aspal lapen dan Telford, dengan kebutuhan
anggaran sebesar Rp. 9,737,070,000.
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000 7+547

= TELFORD - KM

HOTMIX = - KM

LAPEN = 1,747 KM

RIGID BETON = 5.800 KM

Ttl Panjang Penanganan 7,547 KM

Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaraan


pada ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan, meningkatnya jenis
permukaan dan kondisi jalan menjadi kondisi baik dari kondisi sedang,
d a n rusak ringan yang akhirnya akan meningkatkan arus distribusi
masyarakat dari jalan tersebut sehingga dapat menurunkan biaya
transportasi masyarakat.

3. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Cahaya Pordomuan menuju Kampung


Panjang Kecamatan Datuk Lima Puluh
Ruas Jalan Cahaya Pordomuan menuju Kampung Panjang Kecamatan Datuk
Lima Puluh merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara yang memiliki panjang
jalan sepanjang 5,20 km. Ruas Jalan ini merupakan akses jalan penghubung
menuju sentra perkebunan kelapa sawit dan karet, akses menuju sentra
areal persawahan masyarakat, akses ke pemukiman masyarakat dan
menuju tempat peribadatan masyarakat. Sepanjang ruas ini juga
merupakan kawasan padat penduduk. Ruas jalan ini merupakan ruas jalan
penghubung menuju desa tetangga dan merupakan akses utama menuju
desa Pordomuan.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 44
Foto Lokasi Ruas jalan Cahaya Pordomuan

Lokasi ruas jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 45
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000

BAIK = - KM - Mantap 10.96 %


SEDANG = 3,20 KM 61,54 % Tidak Mantap 89,04 %

RUSAK RINGAN = 0,57 KM 10,96 %

RUSAK BERAT = 1,43 KM 27.50%


Ttl Panjang Penanganan = 5,20 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemerintah Kabupaten


berencana untuk menangani jalan yang tersebut menggunakan pekerjaan
aspal hotmix sepanjang 5,20 km yang semula jenis permukaannya
merupakan Telford dan jalan tanah dengan perkiraan anggaran sebesar Rp.
6,770,400,000.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000

TELFORD = - KM

HOTMIX = 5,20 KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = - KM

Total Panjang Penanganan 5,20 KM

Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaraan


pada ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan, meningkatnya jenis
permukaan dan kondisi jalan menjadi kondisi baik dari kondisi sedang,

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 46
rusak ringan dan rusak berat yang akhirnya akan meningkatkan arus
distribusi masyarakat dari jalan tersebut sehingga dapat menurunkan
biaya transportasi masyarakat.

4. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Sei Simujur menuju Kandangan Kecamatan


Sei Suka
Jalan Ruas Sei Simujur - Kandangan merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara
yang memiliki panjang jalan sepanjang 5.80 km. Ruas Jalan ini merupakan
akses perkebunan sawit masyarakat dan pada ruas ini terdapat
pemukiman padat masyarakat, serta merupakan akses penghubung antar
desa.

Foto Lokasi Ruas jalan Sei Simujur

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 47
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000

BAIK = - KM = 0% Mantap = 0%
SEDANG = - KM = 0% Tidak mantap = 100%
RUSAK RINGAN = - KM = 0%
RUSAK BERAT = 5.800 KM = 100
%
Total Panjang KM = 100%
5.800
Penanganan

Dengan menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemerintah Kabupaten


Batu Bara berencana untuk menangani jalan tersebut menggunakan
pekerjaan aspal hotmix sepanjang 5,40 km yang semula permukaan jalan
tersebut belum mendapat perkerasan dengan biaya Rp.
4,162,180,000,000.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000

TELFORD = 0,4 KM

HOTMIX 5,4 KM

LAPEN - KM

RIGID - KM

Total Panjang 5,8 KM

Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata


kendaraan pada ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan,
meningkatnya jenis permukaan dan kondisi jalan menjadi kondisi baik
dari rusak berat yang akhirnya akan meningkatkan arus distribusi
masyarakat dari jalan tersebut sehingga dapat menurunkan biaya
transportasi masyarakat.

5. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Simpang Tanjung Kubah menuju Tanjung


Harapan, Kecamatan Air putih
Ruas Jalan Simpang Tanjung Kubah menuju Tanjung Harapan merupakan
Jalan Kabupaten Batu Bara yang memiliki panjang jalan sepanjang 7,0 km.
Ruas jalan ini merupakan jalan yang menghubungkan antar desa,
merupakan akses ke sentra perkebunan Sawit dan areal persawahan
masyarakat dan sepanjang ruas ini merupakan pemukiman masyarakat.

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 48
Foto Lokasi Ruas Tanjung Kubah

Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 49
BAIK = - KM - Mantap 3,57 %
SEDANG = 1,75 KM 25,0 % Tidak Mantap 96,43 %

RUSAK RINGAN = 0,25 KM 3,57 %

RUSAK BERAT = 5,0 KM 71,43%


Ttl Panjang Penanganan = 7,0 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemerintah Kabupaten


berencana untuk menangani jalan yang tersebut menggunakan pekerjaan
aspal hotmix sepanjang 5,40 km yang semula jenis permukaannya
merupakan aspal lapen, telford dan belum mempunyai perkerasan.
Diperkirakan anggaran yg dibutuhkan utk tahap ini sebesar Rp.
4,162,180,000.00.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000

TELFORD = - KM

HOTMIX = 7,00 KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = - KM

Total Panjang Penanganan 7,00 KM

Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaraan


pada ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan, meningkatnya jenis
permukaan dan kondisi jalan menjadi kondisi baik dari kondisi sedang,
rusak ringan dan rusak berat yang akhirnya akan meningkatkan arus
distribusi masyarakat dari jalan tersebut sehingga dapat menurunkan biaya
transportasi masyarakat.

6. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Ujung Kubu menuju Kwala Sikasim


Kecamatan Nibung Hangus
Ruas Jalan Ujung Kubu menuju Kwala Sikasim merupakan Jalan Kabupaten
Batu Bara yang memiliki panjang jalan sepanjang 4,536 km. Ruas Jalan ini
merupakan Jalan penghubung antara sentra perekonomian ke sentra
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 50
perkebunan kelapa sawit, di sepanjang ruas ini juga merupakan kawasan
permukiman penduduk. Jalan ini merupakan jalan penghubung antara jalan
kabupaten dengan jalan yang setingkat lebih tinggi diatas nya (Jalan
Nasional).

Foto Lokasi Ruas Jalan Ujung Kubu

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan
sebagai berikut:

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 7+000

BAIK = 0.680 KM 15,0% Mantap 18,57 %


SEDANG = 1,134 KM 25,0 % Tidak Mantap 81,43 %

RUSAK RINGAN = 0,16 KM 3,57 %

RUSAK BERAT = 2.562 KM 56.48%


Ttl Panjang Penanganan = 4,536 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemerintah Kabupaten


berencana untuk menangani jalan t ersebut menggunakan Pekerjaan
hotmix sepanjang 4,536 km yang semula jenis permukaannya sebagian
besar berupa aspal lapen dengan perkiraan biaya sebesar Rp.
5,814,920,000.00.

0+000 1+000 2+000 3+000 3+000 4+000 5+000

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 51
=
TELFORD - KM
=
HOTMIX - KM
=
LAPEN - KM
=
RIGID 4,536 KM
BETON
Total Panjang 4,536 KM
Penanganan

Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaran


pada ruas jalan tersebut, meningkatnya jenis permukaan dan kondisi jalan
menjadi kondisi baik dari kondisi sedang, rusak ringan dan rusak berat yang
akhirnya akan meningkatkan arus distribusi masyarakat dari jalan tersebut
sehingga dapat menurunkan biaya transportasi masyarakat.

7. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Simpang KR menuju Batas Asahan


Ruas Jalan Simpang KR Batas Asahan merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara
yang memiliki panjang jalan sepanjang 6,87 km. Merupakan akses jalan
penghubung antara sentra perekonomian ke sentra persawahan,
merupakan jalan penghubung dengan Kabupaten Asahan, di sepanjang ruas
ini juga merupakan kawasan padat penduduk.

Foto Lokasi Ruas Jalan KR Menuju Batas Asahan

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 52
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000 6+900

BAIK = 2.00 KM = 29.11% Ma nta p = 29,11%

SEDANG = 2.20 KM = 32,02% Tida k Ma nta = 70,89 %


p
RUSAK RINGAN = - KM = -

RUSAK BERAT = 2.67 KM = 38.86%

Total Panjang = 6.87 KM = 100.00%

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab berencana untuk


menangani jalan yang tersebut menggunakan Pekerjaan Hotmix sepanjang 6,87
km yang semula jenis permukaannya sebagian besar berupa aspal lapen dengan
perkiraan biaya Rp. 8,791,370,000.00.

0+000 1+000 2+000 3+000 3+000 4+000 5+000 6+000 6+900

TELFORD = - KM

HOTMIX = - KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = 6.87 KM

Total Panjang Penanganan 6,87 KM

Manfaat yang didapat berupa Meningkatnya Kecepatan Rata-rata Kendaran Pada


Ruas Jalan Tersebut, Meningkatnya Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan menjadi
Kondisi Baik dari Kondisi Sedang, Rusak Ringan dan Rusak Berat yang akhirnya
akan meningkatkan arus distribusi masyarakat dari Jalan tersebut sehingga dapat
menurunkan Biaya Transportasi Masyarakat.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 53
8. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Kampung Kedah Menuju Desa Sentang.
Jalan Ruas Jalan Kampung Kedah menuju Desa Sentang merupakan Jalan
Kabupaten Batu Bara yang memiliki panjang jalan sepanjang 1,433 km. Ruas
Jalan ini merupakan akses jalan penghubung antara sentra perekonomian ke
sentra persawahan dan perkebunan sawit, di sepanjang ruas ini juga
merupakan kawasan padat penduduk.

Foto Lokasi Ruas Jalan Kampung Kedah

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 54
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 100 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:

0+000 0+500 1+000 1+500

BAIK = - KM = - Ma nta = 0%
p

SEDANG = 1.20 KM = 83,74% Tida k Ma nta = 100%


p

RUSAK RINGAN = - KM = -

RUSAK BERAT = 0.233 KM = 16,26%

Total = 1,433 KM = 100.00%


Panjang

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab berencana untuk menangani jalan tersebut
dengan Pekerjaan hotmix sepanjang 1,433 km yang semula jenis permukaannya sebagian besar berupa
aspel lapen dengan perkiraan biaya sebesar Rp. 1,643,430,000.00.

0+000 0+500 1+000 1+500

TELFORD = - KM

HOTMIX = 1,433 KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = - KM

Total Panjang Penanganan 1,433 KM

Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaran


pada ruas jalan tersebut, meningkatnya jenis permukaan dan kondisi jalan
menjadi kondisi baik dari kondisi sedang, rusak ringan dan rusak berat yang
akhirnya akan meningkatkan arus distribusi masyarakat dari jalan tersebut
sehingga dapat menurunkan biaya transportasi masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 55


9. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Sumber Padi menuju Empat Negeri Kecamatan
Lima Puluh
Ruas Jalan Sumber Padi – Empat Negeri merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara
yang memiliki panjang jalan sepanjang 4.29 km. Ruas Jalan ini merupakan akses
jalan penghubung antara sentra perekonomian ke sentra persawahan dan
merupakan akses perkebunan Sawit, juga merupakan akses penghubung desa
dengan jalan nasional, di sepanjang ruas ini juga merupakan kawasan padat
penduduk.

Foto Lokasi Ruas Jalan Sumber Padi

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 56


Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

BAIK = 1,40 KM 32,63% Mantap 32,63 %

SEDANG = 2,69 KM 62,7 % Tidak Mantap 67,37 %

RUSAK RINGAN = - KM -

RUSAK BERAT = 0,20 KM 4,66%

Ttl Panjang Penanganan = 4,29 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab berencana untuk


menangani jalan tersebut menggunakan Pekerjaan Hotmix sepanjang 4,29 km
yang semula jenis permukaannya sebagian besar berupa aspal lapen dan kerikil.
Perkiraan kebutuhan biaya sebesar Rp. 7,584,000,000.00.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

TELFORD = - KM

HOTMIX = 4,29 KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = - KM

Total Panjang Penanganan 4,29 KM

Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaran


pada ruas jalan tersebut, meningkatnya jenis permukaan dan kondisi jalan
menjadi kondisi baik dari kondisi sedang, rusak ringan dan rusak berat yang
Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 57
akhirnya akan meningkatkan arus distribusi masyarakat dari jalan tersebut
sehingga dapat menurunkan biaya transportasi masyarakat.

10. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Tanah Merah Menuju Pagok


Ruas Jalan Tanah Merah Menuju Titi Pagok merupakan Jalan Kabupaten Batu
Bara yang memiliki panjang jalan sepanjang 6,2 km. Ruas Jalan ini merupakan
akses jalan penghubung antara sentra perekonomian ke sentra persawahan dan
sentra perkebunan karet, disepanjang ruas ini juga merupakan kawasan padat
penduduk.

Foto Lokasi Ruas Jalan Tanah Merah menuju Pagok

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 58


Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000

BAIK = - KM - Mantap 18,55 %

SEDANG = 2,69 KM 43.39 % Tidak Mantap 81,45 %

RUSAK RINGAN = 1.15 KM 18.55%

RUSAK BERAT = 2,36 KM 38,06%

Ttl Panjang Penanganan = 6,20 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab. berencana untuk


menangani jalan ruas jalan tersebut menggunakan Pekerjaan hotmix sepanjang
3.5 km dengan perkiraan biaya sebesar Rp 5,015,170,000.00.

Manfaat yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaraan


pada ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan, meningkatnya jenis
permukaan dan kondisi jalan menjadi kondisi baik dari kondisi sedang, rusak
ringan dan rusak berat yang akhirnya akan meningkatkan arus distribusi
masyarakat dari jalan tersebut sehingga dapat menurunkan biaya transportasi
masyarakat.

11. Peningkatan Jalan Ruas Simpang Posko menuju Bagan Baru Kapal Merah
Kecamatan Nibung Hangus
Ruas Jalan Simpang Posko menuju Bagan Baru Kapal Merah Kecamatan Nibung
Hangus merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara yang memiliki panjang jalan
sepanjang 1,5 km. Ruas Jalan ini merupakan akses jalan penghubung antara sentra
perekonomian (pasar) simpang posko ke sentra persawahan dan merupakan
akses perkebunan Sawit, juga merupakan akses ke sekolah – sekolah, serta

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 59


penghubung desa dengan Bagan baru Kapal Pecah, di sepanjang ruas ini juga
merupakan kawasan padat penduduk.

Foto Lokasi Ruas Jalan Simpang Posko menuju Bagan baru Kapal Merah

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 60


Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

BAIK = 1,40 KM 32,63% Mantap 32,63 %

SEDANG = 1,39 KM 32.40 % Tidak Mantap 67,37 %

RUSAK RINGAN = - KM -

RUSAK BERAT = 1,50 KM 34.97%

Ttl Panjang Penanganan = 4,29 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab berencana untuk


menangani jalan tersebut menggunakan Pekerjaan Beton/rigid sepanjang 1,0 km
yang semula jenis permukaannya sebagian besar berupa kerikil dan tanah.
Perkiraan kebutuhan biaya sebesar Rp. 3,353,180,000.00.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

TELFORD = - KM

HOTMIX = - KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = 1,0 KM

Total Panjang Penanganan 4,29 KM

Adapun yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaraan pada


ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan, meningkatnya jenis permukaan
dan kondisi jalan menjadi kondisi baik dari kondisi sedang, dan rusak berat yang
akhirnya akan meningkatkan arus distribusi masyarakat dari jalan tersebut
sehingga dapat menurunkan biaya transportasi masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 61


12. Peningkatan Jalan Ruas Simpang Posko menuju Meranti Batas Asahan
Ruas Jalan Simpang Posko menuju Meranti Batas Asahan Kecamatan Nibung
Hangus merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara yang memiliki panjang jalan
sepanjang 1,5 km. Ruas Jalan ini merupakan akses jalan ke sekolah – sekolah dan
pemerintahan kecamatan (Kantor Camat Nibung Hangus), sebagai akses
masyarakat menuju persawahan dan perkebunan serta penghubung desa dengan
batas asahan yaitu Kecamatan Meranti, di sepanjang ruas ini juga merupakan
kawasan padat penduduk.

Foto Lokasi Ruas Jalan Simpang Posko menuju Meranti

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 62


Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

BAIK = 1,40 KM 32,63% Mantap 32,63 %

SEDANG = 1,39 KM 32.40 % Tidak Mantap 67,37 %

RUSAK RINGAN = - KM -

RUSAK BERAT = 1,50 KM 34.97%

Ttl Panjang Penanganan = 4,29 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab berencana untuk


menangani jalan tersebut menggunakan Pekerjaan Beton / Rigid sepanjang 1,0
km yang semula jenis permukaannya sebagian besar berupa kerikil dan tanah.
Perkiraan kebutuhan biaya sebesar Rp. 3,353,180,000.00.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

TELFORD = - KM

HOTMIX = - KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = 1,0 KM

Total Panjang Penanganan 1,0 KM

Adapun yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaraan pada


ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan, meningkatnya jenis permukaan
dan kondisi jalan menjadi kondisi baik dari kondisi sedang, dan rusak berat yang
akhirnya akan meningkatkan arus distribusi masyarakat dari jalan tersebut
sehingga dapat menurunkan biaya transportasi masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 63


13. Peningkatan Jalan Ruas Jalan Padang Serunai menuju Pantai Kuala Tanjung
Ruas Jalan Padang Serunai menuju Pantai Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka
merupakan Jalan Kabupaten Batu Bara yang memiliki panjang jalan sepanjang 2,47
km. Ruas Jalan ini merupakan akses jalan ke sekolah – sekolah, juga sebagai akses
masyarakat menuju persawahan dan perkebunan serta penghubung desa kearah
pantai Kuala Tanjung.

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Foto Existing Lapangan


Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 64
Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

BAIK = - KM - Mantap 0.00 %

SEDANG = 1,47 KM 59.51 % Tidak Mantap 100 %

RUSAK RINGAN = - KM -

RUSAK BERAT = 1,00 KM 40,49%

Ttl Panjang Penanganan = 2,47 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab berencana untuk


menangani jalan tersebut menggunakan Pekerjaan Hotmix sepanjang 2,47 km
yang semula jenis permukaannya sebagian besar berupa Telford dan tanah.
Perkiraan kebutuhan biaya sebesar Rp. 2,810,750,000.00.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

TELFORD = - KM

HOTMIX = - KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = 1,0 KM

Total Panjang Penanganan 1,0 KM

Adapun yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaraan pada


ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan, meningkatnya jenis permukaan
dan kondisi jalan menjadi kondisi baik dari kondisi sedang, dan rusak berat yang
akhirnya akan meningkatkan arus distribusi masyarakat dari jalan tersebut
sehingga dapat menurunkan biaya transportasi masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 65


14. Peningkatan Jalan Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka
Ruas Jalan Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka merupakan Jalan Kabupaten Batu
Bara yang tersebar di beberapa dusun. Untuk tahap ini jalan penanganan jalan di
prioritaskan pada jalan penghubung desun 3 pematang sijago menuju dusun 2 sei
besar, jalan penghubung Dusun 3 Pematang Sijago menuju Dusun 1 Padang
Serunai dan Jalan Penghubung Dusun 4 pantai Desa Kuala Indah menuju memiliki
panjang jalan Lebih Kurang 5.0 km. Ruas Jalan ini merupakan akses jalan ke
sekolah – sekolah, juga sebagai akses masyarakat menuju persawahan dan
perkebunan serta penghubung desa kearah pantai Kuala Tanjung.

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Foto Existing Lapangan

Lokasi Ruas Jalan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 66


Strip Map Kondisi Jalan Berdasarkan SDI per 200 m dapat dijelaskan sebagai
berikut:
0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000

BAIK = - KM - Mantap 0.00 %

SEDANG = 5,0 KM 100.0 % Tidak Mantap 100 %

RUSAK RINGAN = - KM -

RUSAK BERAT = - KM -

Ttl Panjang Penanganan = 2,47 KM 100,00 %

Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Daerah Pemkab berencana untuk


menangani jalan tersebut menggunakan Pekerjaan Hotmix sepanjang 4,37 km
yang semula jenis permukaannya sebagian besar berupa Lapen, Telford dan
tanah. Perkiraan kebutuhan biaya sebesar Rp. 4,489,430,000.00.

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000

TELFORD = - KM

HOTMIX = 4.37 KM

LAPEN = - KM

RIGID BETON = - KM

Total Panjang Penanganan 4,37 KM

Adapun yang didapat berupa meningkatnya kecepatan rata-rata kendaraan pada


ruas jalan tersebut, meningkatnya kapasitas jalan, meningkatnya jenis permukaan
dan kondisi jalan menjadi kondisi baik dari kondisi sedang, dan rusak berat yang
akhirnya akan meningkatkan arus distribusi masyarakat dari jalan tersebut
sehingga dapat menurunkan biaya transportasi masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 67


Secara keseluruhan dari rencana ruas jalan yang akan di bangun sepenuhnya
telah menjadi hak milik Pemerintah Kabupaten Batu Bara, dengan masa
pelaksanaan kontruksi direncanakan selama 180 (seratus delapan puluh hari)
atau selama 6 (enam) bulan setelah penandatangan Kontrak.

BAB III

RENCANA PELAKSANAAN PROYEK

3.1. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Sesuai dengan apa yang menjadi prinsip dan tujuan yang telah diutarakan pada latar belakang
bahwa kajian pinjaman daerah ini mampu memberikan gambaran bagaimana memaksimalkan
kemampuan daerah dalam mengoptimalkan pembiayaan pembangunan yang bersumber dari
pinjaman dengan melihat efektivitas dampak terhadap program kerja yang telah disusun dalam
rencana pembangunan jangka menegah yang dituangkan dalam rencana kerja pemerintah
daerah. Sesuai kerangka pemikiran di atas maka ditetapkan ruang lingkup kegiatan yaitu
mengumpulkan, mengidentifikasi dan menganalisa :

1. Seberapa besar kebutuhan daerah dan manfaat yang akan dihasilkan dalam proses
pembangunan Kabupaten Batu Bara dengan sumber pembiayaan dari pinjaman.
2. Sampai sejauh mana kemampuan Pemerintah Kabupaten Batu Bara dalam
mengembalikan pinjaman.

3.2. KONSEP DAN STANDAR PERENCANAAN


Tujuan dari perencanaan jalan raya adalah untuk mendapatkan bentuk geometric jalan yang
baik secara teknis dan ekonomis, sehingga akan diperoleh pelayanan jalan yang aman dan
nyaman bagi pengguna jalan serta ekonomis. Perencanaan geometric jalan meliputi:
 Kecepatan Rencana
 Alinyemen jalan (horizontal dan vertikal)
 Penampang melintang jalan

Perencanaan geometrik jalan dibuat berdasarkan hasil studi terhadap batasan – batasan
kondisi di sekitar rencana jalan. Perencanaan alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
dengan mempertimbangkan factor – faktor geometrik, struktur, hidrologi, drainase,
kepentingan Pemerintah Daerah di lokasi proyek, serta factor – faktor lain yang terkait, secara
terpadu. Gambaran umum konsep perencanaan serta batasan – batasan dalam menentukan
alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal adalah sebagai berikut :
1. Keamanan dan kenyamanan dari pergerakan lalu lintas dengan volume yang besar
pada kecepatan yang tinggi harus dapat dipertahankan, yaitu dengan cara
Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 68
memenuhi persyaratan – persyaratan geometrik dari kecepatan rencana yang telah
ditentukan.
2. Dalam hal lengkung horizontal dan lengkung vertikal terjadi bersamaan ataupun
pada jarak yang berdekatan, maka akan dilakukan koordinasi diantara keduanya,
sehingga dapat memberikan efek geometrik yang menguntungkan bagi pemakai
jalan.
3. Fungsi sungai eksisting, saluran pembuangan / drainase, saluran irigasi, serta
fasilitas – fasilitas umum (jalan dan utilitas) yang akan terpotong jalan, harus tetap
dipertahankan.

3.3. PERENCANAAN PERKERASAN JALAN


3.3.1. RUANG LINGKUP
Lingkup manual ini meliputi desain perkerasan lentur dan perkerasan kaku untuk jalan baru,
pelebaran jalan, dan rekonstruksi. Manual ini juga menjelaskan faktor – factor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan struktur perkerasan dan ulasan mengenai pendetailan
desain, drainase dan persyaratan konstruksi.

Manual ini merupakan pelengkap pedoman desain perkerasan Pd T – 01 – 2002 - B dan Pd T -


14 - 2003, dengan penajaman pada aspek–aspek sebagai berikut:
a) Penentuan umur rencana;
b) Penerapan minimalisasi discounted lifecyclecost;
c) Pertimbangan kepraktisan pelaksanaankonstruksi;
d) Penggunaan material yangefisien.

Penajaman pendekatan desain yang digunakan dalam melengkapi pedoman desain


perkerasan Pd T-01-2002-B dan Pd T-14-2003, adalah pada hal – hal berikut:
a) umur rencana optimum yang ditentukan dari analisis life cyclecost;
b) koreksi terhadap faktor iklim yang mempengaruhi masa pelayanan perkerasan;
c) analisis beban sumbu secara menyeluruh;
d) pengaruh temperatur;
e) pengenalan struktur perkerasan cement treated base;
f) pengenalan prosedur rinci untuk desain pondasi jalan;
g) pertimbangan desain drainase;
h) ketentuan analisis lapisan untuk PdT-01-2002-B;
i) penerapan pendekatan mekanistis;
j) catalog desain.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 69


Manual desain perkerasan ini digunakan untuk menghasilkan desain awal (berdasarkan bagan
desain) yang kemudian hasil tersebut diperiksa terhadap pedoman desain perkerasan Pd T-
01- 2002-B, dan Software Desain Perencanaan Jalan Perkerasan Lentur (SDPJL) untuk desain
perkerasan lentur, dan dengan Pd T-14-2003 untuk desain perkerasan kaku.
Manual ini akan membantu dalam menyakinkan kecukupan struktural dan kepraktisan
konstruksi untuk kondisi beban dan iklim Indonesia. Sebagai konsekuensinya saat
memvalidasi kecukupan struktural, sangat penting untuk menguasai elemen kunci tertentu
dari metode desain dalam manual ini. Prosedur validasi harus menggunakan ketentuan umur
rencana, beban, iklim, tanah dasar lunak dan batasan kontruksi yang diuraikan dalam manual
ini, dan dilakukan dengan penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Perubahan yang dilakukan
terhadap desain awal menggunakan manual ini harus dilakukan secara benar dalam hal
memberikan biaya siklus umur (life cycle cost) terendah.

3.3.2. KEBIJAKAN DESAIN


Desain yang baik harus memenuhi criteria - kriteria sebagai berikut:
1. menjamin tercapainya tingkat layanan jalan sepanjang umur pelayanan jalan;
2. merupakan life cycle cost yang minimum;
3. mempertimbangkan kemudahan saat pelaksanaan dan pemeliharaan;
4. menggunakan material yang efisien dan memanfaatkan material local semaksimal
mungkin;
5. mempertimbangkan faktor keselamatan pengguna jalan;
6. mempertimbangkan kelestarian lingkungan.

Kebijakan desain terkait dengan penggunaan manual ini adalah :


1. Desainer, Tim Supervisi dan PPK harus memberlakukan kebijakan “tanpa toleransi” untuk
kegiatan pelaksanaan pekerjaan jalan yang tidak sesuai. Desain perkerasan harus
mengasumsikan kesesuaian atau pemenuhan kualitas pelaksanaan yang ditentukan.
2. Desain dan rehabilitasi perkerasan mengakomodasi beban kendaraan aktual.
Pengendalian beban sumbu hanya dapat dipertimbangkan bila:
- terdapat prosedur yang jelas untuk mengendalikan beban aktual dan jangka
- waktu implementasi yang telah disetujui oleh semua pemangku kepentingan;
- telah ada tindakan awal implementasi kebijakan tersebut;
- adanya keyakinan bahwa kebijakan ini dapat dicapai.

3. Pemilihan solusi desain perkerasan didasarkan pada analisis biaya umur pelayanan
yang telah didiskon ke nilai sekarang termurah dan pertimbangan sumber daya
konstruksi.

4. Setiap jenis pekerjaan konstruksi baru, peningkatan dan rehabilitasi harus


menyediakan drainase permukaan dan bawah permukaan yang dibutuhkan.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 70


5. Lapisan pondasi berbutir untuk jalan nasional dan jalan propinsi harus dapat terdrainase
baik dengan bahu jalan full depth melalui drainase dari badan jalan atau dengan
drainase bawah permukaan yang berlokasi pada bagian tepi perkerasan.

6. Bahu berpenutup harus disiapkan jika:


- Gradien jalan lebih dari 4% (potensial terhadap gerusan)
- Pada area perkotaan
- Berdampingan dengan kerb
- Jalan dengan lalu lintas berat dengan proporsi kendaraan roda dua cukup tinggi.

Bahu berpenutup harus didesain untuk menyediakan paling tidak umur pelayanan 10%
atau sama dengan perkerasan tergantung pada penggunaan yang diharapkan.

7. Sistem drainase permukaan komprehensif harus disediakan. Drainase bawah permukaan


dapat dipertimbangkan jika :
- Terdapat kerusakan pada perkerasan eksisting terkait kadar air;
- Terdapat sumber air mengalir ke perkerasan, seperti aliran air tanah dari galian
atau saluran irigasi;
- Konstruksi perkerasan segi - empat (boxed construction) tanpa adanya alur
drainase yang memadai dari lapis perkerasan berbutir yang keluar dari perkerasan.

8. Geotekstil yang berfungsi sebagai separator harus disediakan dibawah lapis


penopang atau lapis drainase langsung diatas tanah lunak (tanah rawa) dengan
CBR lapangan kurang dari 2% atau diatas tanah gambut.

3.3.3. JENIS STRUKTUR PERKERASAN


Jenis struktur perkerasan yang diterapkan dalam desain struktur perkerasan baru terdiri atas:
1. Struktur perkerasan pada permukaan tanah asli;
2. Struktur perkerasan pada timbunan;
3. Struktur perkerasan pada galian.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 71


BAB IV
MANFAAT PROYEK

4.1 MANFAAT LANGSUNG

Manfaat suatu penanganan jaringan jalan dapat dikelompokkan ke dalam manfaat langsung
dan manfaat tidak langsung (direct dan indirect benefit). Komponen manfaat langsung antara
lain penghematan biaya operasi kendaraan, penghematan waktu tempuh perjalanan yang
dikonversi dengan nilai waktu, serta peningkatan jumlah komoditas yang dihasilkan daerah
tersebut dan dijual keluar daerah maupun komoditas yang didatangkan ke daerah tersebut
dari luar daerah.

Dengan adanya penanganan jalan lintas tersebut maka diharapkan akan terjadi perbaikan
dalam kinerja operasi angkutan yang antara lain ditunjukkan dengan peningkatan kecepatan
atau penurunan waktu perjalanan yang selanjutnya akan mengurangi biaya transportasi
komoditas.

Sedangkan komponen manfaat tidak langsung yang juga perlu diperhitungkan adalah
komponen manfaat yang sifatnya kualitatif seperti peningkatan pelayanan umum dan
aktivitas sosial lainnya. Peningkatan pelayanan tersebut sejalan dengan peningkatan
aksesibilitas daerah yang ditimbulkan akibat penanganan ruas jalan sehingga secara umum
akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

Berikut akan diuraikan beberapa komponen manfaat langsung dari penanganan jaringan jalan,
antara lain :

1. Penghematan Biaya Operasi Kendaraan(BOK)

Perhitungan BOK dilakukan dengan mengacu pada standard Pacific Consultant International
(PCI) dimana komponen BOK terdiri dari:
 Konsumsi bahan bakar (liter/1000km)
 Konsumsi oli mesin (liter/1000 km)
 Ban kendaraan (ban/1000 km)
 Penyusutan (penyusutan/1000km)
 Mekanik/montir (jam kerja/1000km)
 Travelling time (jam kerja/1000km)

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 72
2. Penghematan Nilai Waktu Tempuh
Dengan adanya peningkatan kondisi jalan akan berdampak terhadap lama perjalanan
atau waktu tempuh, perbandingan atau selisih waktu tempuh kondisi eksisting jalan
lama dengan asumsi adanya jalan baru (peningkatan) disajikan dalam table berikut :

No Ruas Jalan Kondisi Eksisting Asumsi dengan


Jalan Lama adanya jalan baru
1 Peningkatan Ruas Jalan Simpang Gambus – 45 Menit 25 Menit
Kedai Sianam, dan Peningkatan Jalan di Pasir
Permit Kec. Lima Puluh
2 Peningkatan Ruas Jalan Cinta Damai – Kubah 35 menit 20 Menit
Kelambu
3 Peningkatan Ruas Jalan Cahaya Pordomuan – 35 menit 15 Menit
Kampung Panjang
4 Peningkatan Ruas Jalan Sei Simujur menuju 25 Menit 10 Menit
Kandangan
5 Peningkatan Ruas Jalan Simpang Tanjung 25 Menit 10 Meit
Kubah menuju Tanjung Harapan
6 Peningkatan Lanjutan Ruas Jalan Ujung Kubu 35 Menit 15 Menit
menuju Kwala Sikasim
7 Peningkatan Lanjutan Ruas Jalan Simpang KR 45 Menit 15 Menit
menuju Batas Asahan
8 Peningkatan Ruas Jalan Kampung Kedah 25 Menit 10 Menit
menuju Desa Sentang
9 Peningkatan Ruas Jalan Sumber Padi menuju 35 Menit 15 Menit
Empat Negeri
10 Peningkatan Ruas Jalan Tanah Merah menuju 25 Menit 10 Menit
Pagok
11 Peningkatan Ruas Simpang Posko menuju 35 Menit 25 Menit
Bagan Baru Kapal Merah
12 Peningkatan Ruas Jalan Simpang Posko menuju 35 Menit 15 Menit
Meranti Batas Asahan
13 Peningkatan Ruas Jalan Padang Serunai menuju 25 Menit 10 Menit
Pantai Kuala Tanjung
14 Peningkatan Jalan Ruas Jalan Dusun 3 25 Menit 10 Menit
pematang sijago menuju dusun 2 sei besar,
Dusun 1 Padang Serunai dan Dusun 4 pantai
desa kuala indah Kecamatan Sei Suka

4.2. MANFAAT TIDAK LANGSUNG


Nilai parameter ekonomi yang disebutkan di atas tidaklah mutlak menjadi acuan apakah
penanganan jaringan jalan ini layak atau tidak dibangun, sebab angka - angka ekonomi
diatas dihasilkan dari analisis manfaat yang secara langsung dapat di-moneter-kan
(dikonversi ke dalam rupiah). Padahal sebenarnya, mengingat konsep penanganan jaringan

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 73


jalan ini yang merupakan jalan regional, manfaat lain yang tidak terukur cukup banyak. Dari
informasi lapangan dan dengan didukung dengan data - data sekunder yang ada maka dapat
diuraikan potensi manfaat yang tidak terukur dari tiap jenis penanganan. Penjelasan
berikut ini adalah manfaat lain yang tidak bisa dikuantifikasi dalam kelayakan ekonomi,
khususnya untuk mendukung penanganan di Kabupaten Batu Bara, dapat memberikan
manfaat bentuk lain yang akan mendukung kelayakan dari sisi ekonomi.

1. Peningkatan Mobilitas dan Aksesibilitas


Pada kenyataannya, penanganan suatu jaringan jalan yang sudah ada akan berdampak
pada seluruh jaringan yang ada. Dalam hal ini focus kajian lebih ditekankan pada
keseluruhan system jaringan yang ada. Peningkatan mobilitas dan aksesibilitas ini
berdampak pada lancarnya aktivitas masyarakat secara luas dan memberikan
perbaikan di bidang - bidang yang lain. Seperti diketahui bahwa jalan berfungsi
sebagai urat nadi ekonomi dan distribusi lebih lagi bagi beberapa wilayah Kabupaten
Batu Bara yang sudah lama agak terisolir karena keterbatasan sarana jalan dan akses
yang memadai bagi kepentingan sosial, ekonomi, kultur, agama dan stabilitas
keamanan masyarakat.
Perubahan positif juga diharapkan dari adanya rasa nyaman dan teduh yang muncul
dalam masyarakat dengan adanya aksesibilitas antara daerah dan sentra produksi
dipedalaman dan memicu munculnya transportasi pedesaan walaupun lalu lintasnya
masih sangat kecil. Aspek stabilitas keamanan dan administrasi pemerintahan juga
diharapkan akan lebih kondusif apabila aksesibilitas transportasi lebih lancar.

2. Pemerataan Pembangunan
Saat ini perjalanan di wilayah Kabupaten Batu Bara untuk perjalanan regional banyak
yang memerlukan waktu tempuh yang besar. Hal ini karena banyaknya ruas jalan
yang rusak serta adanya jaringan jalan y ang sudah tidak tersambung lagi. Dengan
kondisi tersebut pemerataan pembangunan kemungkinan besar tidak tercapai.
Pemerataan pembangunan ini akan menciptakan suasana yang baik bukan saja dari
pemerataan ekonomi namun juga dari pemanfaatan sumber daya yang ada. Saat ini
akibat rendahnya infrastruktur transportasi membuat wilayah - wilayah tertentu
dengan potensi sumber daya yang cukup besar tidak tergali. Penanganan jalan
diKabupaten Batu Bara akan memperlancar aktivitas masyarakat dan pada akhirnya
pembangunan dapat merata di seluruh wilayah Kabupaten Batu Bara.

3. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah


Akibat adanya peningkatan mobilitas dan pemerataan pembangunan maka untuk
seluruh wilayah Kabupaten Batu Bara diharapkan akan mengalami peningkatan
ekonomi. Hal ini dapat terjadi akibat aksesibilitas dan mobilitas yang meningkat bagi
pergerakan orang dan barang antar daerah.

4. Peningkatan Nilai - Nilai Sosial


Disamping adanya pemerataan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi
wilayah diharapkan adanya peningkatan nilai - nilai sosial masyarakat, seperti :

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 74


• Peningkatan taraf hidup masyarakat, dengan makin meningkat ekonomi akan
meningkat pula pendapatan masyarakat di daerah - daerah wilayah Kabupaten
Batu Bara, sehingga mengakibatkan perubahan dalam taraf kehidupan
masyarakat yang lebih baik.
• Peningkatan tingkat pendidikan, masyarakat pedesaan yang selama ini
mengalami kesulitan transportasi untuk menempuh pendidikan maka dengan
adanya penanganan jalan lintas ini diharapkan dapat menempuh pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi, seperti SMU atau bahkan perguruan tinggi,
• Peningkatan tingkat kesehatan, masyarakat yang selama ini mungkin hanya bias
berobat di puskesmas maka dengan adanya penanganan jalan lintas ini
diharapkan bisa berobat di rumah sakit di kota terdekat dengan biaya
transportasi yang terjangkau,
• Peningkatan frekuensi kunjungan atau silaturahmi antara saudara yang selama
ini harus menempuh jarak yang cukup jauh dan membutuhkan waktu yang
relatif lama.
 Pengurangan pengangguran, sebagian besar masyarakat yang berada di
jalur jalan kajian adalah masyarakat dengan golongan ekonomi rendah
(miskin). Dengan adanya penanganan jalan ini lebih memungkinkan adanya
percepatan pembangunan, baik melalui pembukaan pertanian, perkebunan,
perternakan maupun usaha - usaha lainnya akan memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan.
 Menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, dengan adanya penanganan
jalan ini akan meningkatkan kesempatan kepada masyarakat yang berlainan
daerah untuk saling bertemu dan berbaur dengan mudah dalam frekuensi
tinggi, bertukar informasi dan komunikasi timbal balik yang akan
menghilangkan kecurigaan satu sama lain. Dengan tidak adanya saling curiga
tersebut akan terjalin keakraban dan persaudaraan, bahkan tersambungnya
tali kekeluargaan dengan adanya ikatan perkawinan antara penduduk
setempat dengan pendatang.

Pemerintah Kabupaten Batu Bara Halaman 75


BAB V
KELAYAKAN KEUANGAN DAERAH DAN PROYEK

5.1. ANALISA KEMAMPUAN PINJAMANDAERAH

Kabupaten Batu Bara dalam pelaksanaan pembangunannya belum pernah melakukan


pinjaman, sehingga tidak ada kewajiban pembayaran ke pihak lembaga pemberi
pinjaman manapun. Dalam melakukan pembiayaan pembangunan lebih mengefektifkan
pendanaan dari APBD, namun untuk pembangunan selanjutnya Pemerintah Kabupaten
Batu Bara dimungkinkan melakukan pinjaman apabila program dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam proses pembangunan sumber dananya tidakmencukupi.

Dalam rangka pinjaman daerah Pemerintah Kabupaten Batu Bara perlu melakukan
analisis kewajiban pinjaman berdasarkan potensi pendapatan riil maupun besaranbiaya
yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi permasalahan dalam pengembaliannya. Untuk
mengantisipasi hal tersebut di perlukan perumusan yang sistematis dan terkoordinasi
melalui suatu perhitungan sebagaiberikut:
Perhitungan DSCR Pemerintah Kabupaten Batu Bara dengan Asumsi APBD 3 (tiga) tahun
terakhir sampai dengan tahun 2017 yaitu :
1. Rencana usulan pinjaman Rp 80.000.000.000,00
2. Bunga/tahun(%) 8.75%
(Mengikuti suku bunga yang berlaku)
3. Jangka waktu pinjaman 5 Tahun

DSCR ={PAD + DAU + (DBH-DBHDR)} - BW


Pokok Pinjaman + Bunga + BL

DSCR = KOMPONEN A - KOMPONEN B KOMPONEN C

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 76
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
No Komponen A
(Realisasi) (Realisasi) (Realisasi) (Realisasi)

1 Pendapatan Asli Daerah 59.388.277.801,58 66.944.796.374,52 64.385.292.862,07

2 Dana Alokasi Umum 613.236.956.000,00 602.464.355.000,00 602.464.355.000,00

3 Dana Bagi Hasil Pajak 30.497.099.283,00 22.753.917.290,00 27.356.851.254,00

4 Dana Bagi Hasil Migas 0,00 0,00

Jumlah Komponen A

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019


No Komponen B
(Realisasi) (Realisasi) (Realisasi) (Realisasi)

1 Biaya Pegawai 469.878.999.375,00 443.334.340.024,00 486.603.865.280,00

Jumlah Komponen B

Tahun ke Tahun ke Tahun ke Tahun ke Tahun ke


No Komponen C
1 2 3 4 5

1 Biaya Provosisi

2 Pembayaran
Angsuran Hutang
Pokok
3 Kewajiban Bunga

Jumlah Komponen C

DSCR 16,2 2,9 3,1 3,4 3,7


Ketentuan Diatas Diatas Diatas Diatas Diatas
DSCR ≥ 2,5 Minimum Minimum Minimum Minimum Minimum

Ketentuan DSCR > 2,5


(Rasio proyeksi kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman)

Keterangan :
PAD : Pendapatan AsliDaerah
BHP/BHBP : Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 77
DAU : Dana AlokasiUmum
DBHP Prop : Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
BKProp : Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya PK
: Pembayaran PokokUtang
BiayaLain : Biaya Administrasi, Biaya Provisi, Biaya Komitmen Asuransi dan
Denda.

DSCR ={PAD + DAU + (DBH+DBHDR)} - BW


Pokok Pinjaman + Bunga + BL

DSCR = KOMPONEN A - KOMPONEN B KOMPONEN C

A. DSCR = BW (Belanja Wajib Tanpa Dihitung Gaji DPRD)


(242.232.487.937,13 + 2.397.040.331.000,00 + (99.930.255.760,00 + 8.013.184.865,00 + 0)) - 1.752.049.322.437,00
80.000.000.000,00 + 8% + 0
= 518.466.937.125,13
86.400.000.000,00
= 6,00
= 6,00 > 2,5

B. DSCR = BW (Belanja Wajib dgn Dihitung Gaji DPRD)


(242.232.487.937,13 + 2.397.040.331.000,00 + (99.930.255.760,00 + 8.013.184.865,00 + 0)) - 1.852.898.220.613,00
80.000.000.000,00 + 8% + 0
= 894.318.038.949,13
86.400.000.000,00
= 5,00 > 2,5

5.2. Analisa BatasPinjaman


Sesuai dengan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman
Daerah, bahwa atas maksimal pinjaman Pemerintah Kabupaten dengan asumsi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 s.d 2017 dapat di
rumuskan sebagai berikut :
Perbandingan Rencana Pinjaman terhadap 75% Penerimaan Umum
Data Tahun 2015 Data Tahun 2016 Data Tahun 2017 Jumlah 2015-2017
Komponen A
Pendapatan Daerah (1) 918.903.852.065,96 1.092.625.807.987,58 1.063.564.070.216,52 177.847.195.075,06

Komponen B
Dana Alokasi Khusus 63.980.110.000,00 221.204.709.230,00 155.854.156.870,00 441.038.976.100,00
Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00

Dana Otonomi Khusus


144.371.384.000,00 89.052.785.200,00 113.377.356.000,00 346.801.525.200,00
dan Dana Penyesuaian

DBH SDA Kehutanan Dana


0,00 0,00 0,00 0,00
Reboisasi

DBH Cukai Tembakau 219.062.000,00 222.567.547,00 211.122.173,00 652.751.720,00


DBH Minyak dan Gas
0,00 0,00 0,00 0,00
(50%)
Pendapatan Hibah
Jumlah (2) 208.570.556.000,00 310.480.061.977,00 269.442.635.043,00 788.493.253.020,00

Penerimaan Umum (3) =


710.333.296.065,96 782.145.746.010,58 794.121.435.173,52 2.286.600.477.250,06
(1) - (2)

75% dari Penerimaan


532.749.972.049,47 586.609.309.507,94 595.591.076.380,14 1.714.950.357.937,55
Umum (4) = 75% x (3)

Sisa Pembayaran Hutang - - - -


Rencana Pinjaman - - - 169.000.000.000,00
Jumlah (5) - - - 169.000.000.000,00

Kesimpulan (4) < (5)


Rencana Pinjaman +
Sisa Pinjaman Tidak
Melebihi Penerimaan
Umum

Rencana Pinjaman + Sisa Pinjaman Tidak Melebihi


Kesimpulan (4) < (5)
PenerimaanUmum (169.000.000.000,00 +0) <
1.714.950.357.937,55

Maksimal Defisit APBD


Pendapatan Daerah APBD TA 2018 Maksimal Rp64.385.292.862,07

Defisit APBD TA 2019 Rp136.925.805.712,00

Masa Konstruksi Dalam Bulan 12 Bulan


Dalam Tahun 1 Tahun
Rencana Penarikan Pinjaman Baru
Total Penarikan Tahun 2020 Rp 80.000.000.000,00

Jumlah Rp 80.000.000.000,00

Kelonggaran Tarik Pinjam Eksisting


Jumlah -

Kesimpulan :
Ada indikasi pelampauan batas defisit pada APBD TA 2020 karena Total penarikan pada
Tahun 2020 di atas batas maksimal defisit APBD yang di perkenankan.

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 81
KESIMPULAN
Pemerintah Kabupaten Batu Bara dengan cara meminjam Dana Pinjaman Daerah kepada PT. SMI dapat
meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah untuk menggali Pendapatan Daerah Sendiri (PDS) yang
pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan daerah membayar kembali pinjamannya. Namun
untuk menentukan apakah Pemerintah Kabupaten Batu Bara layak atau tidak untuk melakukuan
pinjaman, diperlukan adanya analisis untuk menghitung kemapuan keuangan daerah dan menentukan
besarnya pinjaman, serta batas maksimum pinjaman yang diperbolehkan sesuai dengan peraturan
saat ini, karena pinjaman daerah ini berbeda dengan Pendapatan Asli Daerah seperti pajak dan
retribusi, dalam pinjaman ini terdapat kewajiban dari Pemerintah Kabupaten Batu Bara untuk
mengembalikan berupa angsuran pokok pinjaman yang disertai dengan bunga, biaya administrasi dan
denda.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dalam kajian ini dapat dianalisis beberapa kesimpulan yaitu:

1. Bahwa berdasarkan perhitungan DSCR (Rasio proyeksi kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 56 tahun 2018
tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Kabupaten Batu Bara memenuhi syarat untuk melakukan
pinjaman, hal ini disebabkan rasio kemampuan Pemerintah Kabupaten Batu Bara untuk
mengembalikan pinjaman diatas batas minimum 2.5.
2. Pinjaman dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Batu Bara adalah sebesar 75% dari
Penerimaan Umum APBD Kabupaten Batu Bara Tahun 2019 yaitu sebesar Rp. 769.773.605.000,-
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Batu Bara dapat mengajukan pinjaman sebesar Rp.
80.000.000.000,- (Delapan Puluh Miliar Rupiah), sesuai dengan ketentuan PP. No 56 Tahun 2018.
Pasal 15
3. Defisit Anggaran Pemerintah Kabupaten Batu Bara 3%, maka untuk melakukan pinjaman harus
mendapat rekomendasi dari Departemen Keuangan
4. Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka Pemerintah Kabupaten Batu Bara, dapat melakukan
pinjaman daerah dengan langkah langkah sebagai berikut :
Kerangka Acuan Kegiatan yang terdiri dari :
a. Latar Belakang
b. Maksud dan tujuan
c. Ruang lingkup kegiatan
d. SKPD yang menjadi penanggung jawab kegiatan
Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 82
e. Analisis aspek (Pelayanan, keuangan, social, lingkungan, ekonomi dan lain sebagainya)
f. Keterpaduan dengan kegiatan yang lain
g. Jadwal waktu pelaksanaan
h. Kaitan dengan RPJMD Kabupaten Batu Bara
i. Peta administrasi Kabupaten Batu Bara
j. Peta Jaringan Jalan Kabupaten
k. Struktur organisasi pengelolaan kegiatan dan keuangan
l. Lain-lain yang dianggap perlu.

Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang
Kabupaten Batu Bara

Ir. Khairul Anwar, MSi.


Nip. 19630421 198602 1 002
RENCANA PENARIKAN PINJAMAN

Plafond Pinjaman : Rp. 80.000.000.000,- (delapan puluh miliar rupiah)


Jangka Waktu Peminjaman : 5 (lima) Tahun
Masa Tenggang : 10 (sepuluh) Bulan
Bunga pinjaman (persen) : 8.75% / Tahun
Biaya Komitmen (persen) : 1% x Plafond Pinjaman
Rencana Penarikan : Penarikan pertama pinjaman ini direncanakan pada Maret 2020
dengan waktu konstruksi 12 Bulan
Tahun 2020 : Rp. 80.000.000.000,- (delapan puluh miliar rupiah )

JADWAL ANGSURAN

No URAIAN Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
1 Penarikan Pinjaman 80.000.000.000 - - - -
2 Bunga Masa Tenggang 4.083.333.000 - - - -
3 Biaya Komitmen 800.000.000 - - - -
4 Angsuran Pinjaman - 27.000.000.000 27.000.000.000 27.000.000.000 27.000.000.000
a. Pokok Pinjaman - 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000
b. Bunga Pinjaman - 7.000.000.000 7.000.000.000 7.000.000.000 7.000.000.000
c. Biaya Komitmen - - - - -
5 Saldo Pinjaman 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 0

Lima Puluh, 2019

BUPATI BATU BARA

Ir. H. Zahir, M. AP

Laporan Akhir Studi Kelayakan Peningkatan Jalan Pemerintah Kabupaten Batu Bara - MCU Halaman 84

Anda mungkin juga menyukai