KATA PENGANTAR
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses kegiatan perencanaan ini, semoga apa yang dikerjakan menjadi
pencapaian yang maksimal.
TEDJA SUKMANA, ST
Tim Leader
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................................. 2
1.3 DATA KEGIATAN ...................................................................................................... 3
1.4 SISTEMATIKA PELAPORAN ...................................................................................... 4
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI & KONDISI EXISTING .................................................................. 5
2.1 GAMBARAN UMUM KOTA SINGKAWANG ................................................................ 5
2.1.1 Kondisi Geografi ...................................................................................................... 5
2.1.2 Kondisi Topografi ............................................................................................ 5
2.1.3 Kondisi Geohidrologi ....................................................................................... 6
2.1.4 Jenis Tanah.................................................................................................... 7
2.2 KONDISI KEPENDUDUKAN ....................................................................................... 9
2.3 KONDISI EXISTING................................................................................................. 10
BAB 3 TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWAB ............................................................................... 15
3.1. KEBUTUHAN TENAGA AHLI.................................................................................... 15
3.2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI ..................................................... 15
BAB 4 RENCANA KERJA ...................................................................................................................... 17
4.1. UMUM .................................................................................................................... 17
4.2. STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN .................................................................. 18
4.3. JADWAL PELAKSANAAN ........................................................................................ 19
4.4. PENDEKATAN OPERASIONAL ................................................................................ 19
BAB 5 KESIMPULAN & SARAN ............................................................................................................ 27
5.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 27
5.2 SARAN ................................................................................................................... 27
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sungai memberikan manfaat yang tidak sedikit dalam kehidupan manusia. Hal ini
dapat dilihat dari pemanfaatan sungai yang beragam. Mulai dari sarana transportasi,
sumber tenaga listrik, sumber air baku dan sebagainya. Sungai merupakan salah satu
saluran drainase yang terbentuk secara alami yang memiliki fungsi sebagai saluran. Air
yang mengalir di dalam sungai akan mengakibatkan proses penggerusan tanah dasarnya.
Penggerusan yang terjadi secara terus menerus akan membentuk lubang-lubang gerusan
di dasar sungai. Proses penggerusan dapat terjadi karena adanya pengaruh morfologi
sungai yang berupa tikungan atau adanya penyempitan saluran sungai.
Sungai meander merupakan sungai yang banyak memiliki tikungan (berkelok- kelok).
Kondisi morfologi sungai yang demikian cenderung mengakibatkan aliran air yang terjadi
mengarah ke daerah tertentu di sisi luar belokan. Pada kondisi ini, aliran air akan berusaha
bergerak keluar, sehingga kecepatan air di sisi luar belokan akan lebih besar dibanding di
sisi dalam belokan. Akibatnya, pada sungai yang memiliki tebing dengan kondisi tanah
yang tidak stabil akan cenderung terjadi kelongsoran pada tebing di bagian luar belokan
sungai. Proses kelongsoran tebing ini terjadi akibat adanya proses gerusan yang terus
menerus di dasar tebing sebagai reaksi perubahan dasar terhadap kondisi pola aliran di
belokan.
Aliran sungai tersebut bisa menyebabkan erosi. Erosi yang terjadi di sungai adalah
erosi pada tebing sungai (river bank erosion). Erosi ini terjadi sebagai akibat pengkisan
tebing sungai oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai. Jika batuan
penyusun tebing sungai tidak kompak maka pengikisan tanah sangat mudah terjadi dan
dalam jangka yang panjang dapat mengakibatkan kelongsoran. Oleh karena itu diperlukan
adanya konstruksi pelindung tebing sungai agar tidak terjadi pendangkalan akibat gerusan
oleh air terhadap tebing sungai.
Sebagaimana umumnya sungai-sungai yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan
Barat memiliki fungsi dan pemanfaatan yang beragam, seperti untuk keperluan sumber air
bersih, keperluan irigasi rawa, sarana transportasi dan untuk keperluan lainnya.
Exploitasi terhadap sumber daya alam hutan terutama yang berada di Daerah Aliran
Sungai (DAS) telah terjadi selama beberapa tahun terakhir ini yang mengakibatkan
terjadinya kerusakan terhadap kondisi DAS itu sendiri yang merupakan wilayah pendukung
dari sistim tata air sungai tersebut.
Dampak terjadinya kerusakan DAS dapat dilihat pada kondisi morfologi sungai yang
berada di wilayah tersebut, antara lain berupa terjadinya pendangkalan dasar alur sungai
yang lebih cepat, sehingga menyebabkan terjadinya banjir yang makin meningkat dan
meluas pada akhir-akhir ini dan terjadinya perbedaan fluktuasi muka air sungai pada saat
musim penghujan dan kemarau, hal ini menandakan adanya kerusakan pada daerah
tangkapan air.
Diantara sungai-sungai yang mengalami kerusakan dan pendangkalan serta
penyempitan penampang basah sungai-sungai yang berada di wilayah Sungai Mempawah
dan mengingat kondisi morfologi sungai-sungai tersebut sudah sangat mengkhawatirkan,
dan mengakibatkan pada saat musim hujan terjadi banjir yang cukup luas, sehingga
memerlukan penanggulangan dengan segera.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Bidang Sumber Daya Air Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Barat dengan Kegiatan
Pelaksanaan Perkuatan Tebing akan melakukan pekerjaan “Perencanaan Teknis
Perkuatan Tebing Sedau Kecamatan Singkawang Selatan” dengan sumber dananya dari
APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2019.
F. Nomor Kontrak : -
G. Tanggal Kontrak : -
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Data Kegiatan
1.4 Sistematika Pelaporan
BAB II Gambaran Umum Lokasi & Ruang Lingkup Pekerjaan
2.1 Gambaran Umum Lokasi Studi
2.2 Kondisi Existing
BAB 2
GAMBARAN UMUM LOKASI & KONDISI EXISTING
Singkawang cukup tinggi yaitu 12.900 Ha. Seluruh kecamatan yang ada di Kota
Singkawang mengalami atau mempunyai genangan air terutama di daerah-
daerah tertentu.
Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki
diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol
lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir.
Kandungan unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH
0,4) saja.
B. Tanah Alluvial
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan
lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya
ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna
coklat hingga kelabu.
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun
palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya
yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang
keras untuk mencangkulnya.
C. Tanah Latosol
Jenis tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan
metamorf. Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga
kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah
latosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan
yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari
permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi
dan alumunium.
D. Tanah Podsol
Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga
bebatuan kecil. Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki
perkembangan profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki
tekstur pasir hingga lempung. Kandungan organiknya sangat rendah karena
terbentuk dari curah hujan yang tinggi tapi suhunya rendah.
E. Tanah PMK (Podsolik Merah Kuning)
Tanah PMK (Podsolik Merah Kuning) sangat mudah ditemukan di seluruh
wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata. Tanah ini berwarna
merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat
mudah mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk
menyuburkan tanah ini harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic
untuk kesuburan tanah serta pupuk baik hayati maupun hewani.
Tabel 3. 2
Kepadatan Penduduk Kecamatan Singkawang Selatan
Berdasarkan tabel di atas, luas area Singakawang Selatan yaitu 224 Km2
dengan jumlah penduduk 48.764 jiwa. Sehinga tingkat kepadatan penduduk di
Kecamatan Singkawang Selatan berdasarkan luas wilayah yaitu 781 jiwa/ Km2.
Wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi yaitu
Kelurahan Sedau. Sedangkan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk yang paling rendah yaitu Kelurahan Sagatani.
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Persiapan
a. Melakukan koordinasi dengan pihak Penyedia Jasa dalam hal ini dengan
PPTK / Pembantu PPTK / Direksi, untuk persiapan dan jadwal survey.
b. Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait di Kabupaten/Kota untuk
menjaring masukan mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
fisik serta selalu berkonsultasi dengan Tim Teknis (penyedia jasa disetiap
tahapan pelaporan)
3.3 Dokumentasi
Hasil survey di lapangan di tampilkan dalam foto dokumentasi. Foto
dokumentasi menggunakan kamera standart untuk di lapangan atau kamera
digital, jangan menggunakan kamera HP (Foto yang diambil sesuai dengan
titik koordinat GPS).
2. Jembatan .
a. Jembatan Bambu ; Tinggi, Lebar, dan Panjang
b. Jembatan Gantung ; Tinggi, Lebar dan Panjang
c. Jembatan Kayu dengan Gelagar Kayu; Tinggi , Lebar dan Panjang
d. Jembatan Kayu dengan Gelagar Besi ; Tinggi , Lebar dan Panjang.
e. Jembatan Beton ;Tinggi, Lebar dan Panjang
BAB 4
TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWAB
2. Ahli Geodesi
Bertanggung jawab atas tugas pekerjaan yang berkaitan dengan :
a. Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer..
b. Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam
pelaksanaan kegiatan lapangan.
c. Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan
direksi pekerjaan.
d. Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data
serta mengarahkan team dalam penggambaran.
e. Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.
f. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi.
3. Ahli Geoteknik
a. Menerapkan SMM, SMK3L, dan ketentuan pengendalian lingkungan
kerja.
b. Menyiapkan data geoteknik.
c. Mempelajari dan menguasai data terdahulu untuk daerah yang
akan diselidiki.
d. Membuat perencanaan penyelidikan Geoteknik.
e. Melakukan pengendalian pekerjaan penyelidikan Geoteknik.
f. Melakukan analisa hasil penyelidikan Geoteknik untuk pekerjaan
SDA.
g. Membuat laporan dan rekomendasi hasil penyelidikan Geoteknik.
BAB 5
RENCANA KERJA
5.1. UMUM
Dalam melaksanakan tugasnya, kami selaku Konsultan Perencana
akan melakukan beberapa pendekatan agar dapat tercapai Maksud dan
Tujuan dari Perencanaan. Pendekatan yang kami lakukan adalah sebagai
berikut :
1. Memahami Isi Kerangka Acuan Kerja (KAK)
2. Memahami literatur literatur dari aspek teknis substansial maupun
kebijakan dan peraturan yang terkait dengan perencanaan,
perancangan, persyaratan teknis, pelaksanaan pembangunan
seperti :
a. Undang-undang No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan.
b. Keputusan Presiden RI No. 12 Tahun 2012 tentang Penetapan
Wilayah Sungai
c. Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
d. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2011 tentang Kebijakan
Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air
e. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2011 tentang Sungai
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai
g. Naskah Akademik Rancangan Pedoman Umum Pembuatan
Pedoman OP Sumber Daya Air di Wilayah Sungai (Kajian Tahun
2012 – Kementerian Pekerjaan Umum)
Untuk dapat tercapainya hasil pekerjaan “Perencanaan Teknis
Perkuatan Tebing Sedau Kecamatan Singkawang Selatan” yang maksimal,
Tim Perencana akan melaksanakan sistem Perencanaan dan pembagian
kerja yang sistematis dan terencana. Dalam hal ini penyedia jasa
konsultansi akan memberikan pendekatan teknis untuk jenis pekerjaan
Perencanaan teknis secara rinci untuk mencapai sasaran.
Bab ini menggambarkan mengenai kemajuan pekerjaan, masalah
yang dihadapi langkah yang perlu di ambil, pekerjaan-pekerjaan yang
akan dikerjakan pada periode berikutnya disertai dengan daftar lingkup
pekerjaan yang dilakukan dan memberikan gambaran secara keseluruhan
melalui pendekatan dan metodologi yang telah dipilih untuk mencapai
tujuan kegiatan.
DIREKTUR
TEAM LEADER
- SURVEYOR HIDROLOGI
- SURVEYOR TOPOGRAFI
- SURVEYOR MEKENIKA TANAH
- ADMINISTRASI
- OPERATOR KOMPUTER
Data Klimatologi.
Peta DAS Skala 1:250.000
Peta Topografi Skala 1:50.000
Data kerugian akibat banjir serta Laporan–laporan studi
terdahulu.
BAB 6
GAMBARAN UMUM LOKASI
cukup tinggi yaitu 12.900 Ha. Seluruh kecamatan yang ada di Kota Singkawang
mengalami atau mempunyai genangan air terutama di daerah-daerah tertentu.
Keberadaan beberapa sungai dan parit yang melintasi kawasan datar di dalam
Kota Singkawang sangat membantu kestabilan sistem hidrologi kota. Kanal-kanal ini
secara cepat akan mengeringkan kawasan di sekitarnya di saat hujan dan
menampung limpasan air laut di saat pasang. Namun sayang sekali beberapa badan
air yang sangat penting ini kurang terpelihara terutama setelah melewati pusat-
pusat permukiman penduduk, seperti Sungai Singkawang (di pusat kota) sudah
mengalami penyempitan akibat bangunan di bantarannya, selain juga karena
sampah dan tumbuhan liar di beberapa bagian. Sungai Singkawang juga menjadi
problema mulai dari muara yang telah mengalami pendangkalan sangat serius
hingga bagian tengah dan hulunya. Di masa depan, penanganan dan peningkatan
kapasitas kanal-kanal ini harus dilakukan secara serius karena bila diabaikan bukan
tidak mungkin masalah banjir dan genangan akan menjadi masalah terbesar bagi
Kota Singkawang.
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur
biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian
hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija
seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut
dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk
mencangkulnya.
C. Tanah Latosol
Jenis tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya
lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah latosol ini berada di daerah
yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada
ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak
terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.
D. Tanah Podsol
Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga
bebatuan kecil. Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki perkembangan
profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki tekstur pasir hingga
lempung. Kandungan organiknya sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan
yang tinggi tapi suhunya rendah.
E. Tanah PMK (Podsolik Merah Kuning)
Tanah PMK (Podsolik Merah Kuning) sangat mudah ditemukan di seluruh
wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata. Tanah ini berwarna
merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat mudah
mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini
harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organik untuk kesuburan tanah
serta pupuk baik hayati maupun hewani.
Tabel 6.4
Kepadatan Penduduk Kecamatan Singkawang Selatan
Berdasarkan tabel di atas, luas area Singakawang Selatan yaitu 224 Km2 dengan
jumlah penduduk 48.764 jiwa. Sehinga tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan
Singkawang Selatan berdasarkan luas wilayah yaitu 781 jiwa/ Km2. Wilayah yang
memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi yaitu Kelurahan Sedau.
Sedangkan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling rendah
yaitu Kelurahan Sagatani.
BAB 7
HASIL SURVEY
7.2. Permasalahan
Masalah yang terjadi di Sungai Sedau yaitu sebagai berikut:
1. Selalu terjadi banjir saat musim penghujan dan air pasang
Banjir akan berpengaruh terhadap penggerusan dinding tebing. Kondisi air
turun ketika banjir surut akan mengikis sedikit demi sedikit lapisan tanah pada
tepian sungai. Air yang mengalir di dalam sungai akan mengakibatkan proses
penggerusan tanah dasarnya. Penggerusan yang terjadi secara terus menerus akan
membentuk lubang-lubang gerusan di dasar sungai. Proses gerusan dapat terjadi
karena adanya pengaruh morfologi sungai yang berupa tikungan atau adanya
penyempitan saluran sungai.
2. Penumpukan sampah di sungai
Penumpukkan sampah di sungai dapat mengakibatkan pencemaran sungai.
Hal tersebut dapat menurunkan kualitas air sungai. selain itu sampah yang
berserakan di tepian sungai dapat mengurangi estetika sungai. penumpukan
sampah juga dapat menggangu habitat mahluk hidup di sungai seperti ikan dan
lain-lain.
3. Erosi dan sedimentasi
Erosi yang yang terjadi di sungai adalah erosi pada tebing sungai
( river bank erosion ). Erosi ini terjadi sebagai akibat pengikisan tebing
sungai oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan aliran
sungai yang kuat pada belokan sungai. Misalnya, ketika terjadi banjir di
sungai, terjadi peningkatan energi pada aliran air sehingga arus air mengikis
tanah atau tebing sungai. Jika perkerasan tebing sungai tidak
a d a m a k a pengikisan tanah sangat mudah terjadi.
4. Tepian sungai ditumbuhi tanaman aquatik
Tanaman aquatik di tepian sungai dapat memepersempit sungai sehingga
aliran air sungai menjadi tidak lancar. Kondisi sungai yang ditumbuhi tanaman liar
juga akan membahayakan karena akan menjadi tempat tinggal hewan yang
berbahaya seperti ular dan buaya.