Anda di halaman 1dari 40

DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas perkenaan-NYA LAPORAN


ANTARA Pekerjaan DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau tahun 2019 sudah
selesai. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya teknis perkuatan tebing
yang dapat mengamankan tebing kritis yang longsor serta metodologi
pelaksanaan dengan jonstruksi yang ekonomis, sehingga dapat digunakan
sebagai acuan.

Sebagai pertanggung jawaban kami selaku konsultan perencana


berdasarkan Kerangka Acuan Kerja maka berikut merupakan LAPORAN ANTARA
untuk melaporkan kegiatan bulanan yang telah kami laksanakan kepada pihak-
pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses kegiatan perencanaan ini, semoga apa yang dikerjakan menjadi
pencapaian yang maksimal.

Pontianak, Desember 2019


CV. ABSIS WAHANA EUREKA

TEDJA SUKMANA, ST
Tim Leader

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 17
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................................. 2
1.3 DATA KEGIATAN ...................................................................................................... 3
1.4 SISTEMATIKA PELAPORAN ...................................................................................... 4
BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI & KONDISI EXISTING .................................................................. 5
2.1 GAMBARAN UMUM KOTA SINGKAWANG ................................................................ 5
2.1.1 Kondisi Geografi ...................................................................................................... 5
2.1.2 Kondisi Topografi ............................................................................................ 5
2.1.3 Kondisi Geohidrologi ....................................................................................... 6
2.1.4 Jenis Tanah.................................................................................................... 7
2.2 KONDISI KEPENDUDUKAN ....................................................................................... 9
2.3 KONDISI EXISTING................................................................................................. 10
BAB 3 TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWAB ............................................................................... 15
3.1. KEBUTUHAN TENAGA AHLI.................................................................................... 15
3.2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI ..................................................... 15
BAB 4 RENCANA KERJA ...................................................................................................................... 17
4.1. UMUM .................................................................................................................... 17
4.2. STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN .................................................................. 18
4.3. JADWAL PELAKSANAAN ........................................................................................ 19
4.4. PENDEKATAN OPERASIONAL ................................................................................ 19
BAB 5 KESIMPULAN & SARAN ............................................................................................................ 27
5.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 27
5.2 SARAN ................................................................................................................... 27

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 18
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sungai memberikan manfaat yang tidak sedikit dalam kehidupan manusia. Hal ini
dapat dilihat dari pemanfaatan sungai yang beragam. Mulai dari sarana transportasi,
sumber tenaga listrik, sumber air baku dan sebagainya. Sungai merupakan salah satu
saluran drainase yang terbentuk secara alami yang memiliki fungsi sebagai saluran. Air
yang mengalir di dalam sungai akan mengakibatkan proses penggerusan tanah dasarnya.
Penggerusan yang terjadi secara terus menerus akan membentuk lubang-lubang gerusan
di dasar sungai. Proses penggerusan dapat terjadi karena adanya pengaruh morfologi
sungai yang berupa tikungan atau adanya penyempitan saluran sungai.
Sungai meander merupakan sungai yang banyak memiliki tikungan (berkelok- kelok).
Kondisi morfologi sungai yang demikian cenderung mengakibatkan aliran air yang terjadi
mengarah ke daerah tertentu di sisi luar belokan. Pada kondisi ini, aliran air akan berusaha
bergerak keluar, sehingga kecepatan air di sisi luar belokan akan lebih besar dibanding di
sisi dalam belokan. Akibatnya, pada sungai yang memiliki tebing dengan kondisi tanah
yang tidak stabil akan cenderung terjadi kelongsoran pada tebing di bagian luar belokan
sungai. Proses kelongsoran tebing ini terjadi akibat adanya proses gerusan yang terus
menerus di dasar tebing sebagai reaksi perubahan dasar terhadap kondisi pola aliran di
belokan.
Aliran sungai tersebut bisa menyebabkan erosi. Erosi yang terjadi di sungai adalah
erosi pada tebing sungai (river bank erosion). Erosi ini terjadi sebagai akibat pengkisan
tebing sungai oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai. Jika batuan
penyusun tebing sungai tidak kompak maka pengikisan tanah sangat mudah terjadi dan
dalam jangka yang panjang dapat mengakibatkan kelongsoran. Oleh karena itu diperlukan
adanya konstruksi pelindung tebing sungai agar tidak terjadi pendangkalan akibat gerusan
oleh air terhadap tebing sungai.
Sebagaimana umumnya sungai-sungai yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan
Barat memiliki fungsi dan pemanfaatan yang beragam, seperti untuk keperluan sumber air
bersih, keperluan irigasi rawa, sarana transportasi dan untuk keperluan lainnya.
Exploitasi terhadap sumber daya alam hutan terutama yang berada di Daerah Aliran
Sungai (DAS) telah terjadi selama beberapa tahun terakhir ini yang mengakibatkan

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 19
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

terjadinya kerusakan terhadap kondisi DAS itu sendiri yang merupakan wilayah pendukung
dari sistim tata air sungai tersebut.
Dampak terjadinya kerusakan DAS dapat dilihat pada kondisi morfologi sungai yang
berada di wilayah tersebut, antara lain berupa terjadinya pendangkalan dasar alur sungai
yang lebih cepat, sehingga menyebabkan terjadinya banjir yang makin meningkat dan
meluas pada akhir-akhir ini dan terjadinya perbedaan fluktuasi muka air sungai pada saat
musim penghujan dan kemarau, hal ini menandakan adanya kerusakan pada daerah
tangkapan air.
Diantara sungai-sungai yang mengalami kerusakan dan pendangkalan serta
penyempitan penampang basah sungai-sungai yang berada di wilayah Sungai Mempawah
dan mengingat kondisi morfologi sungai-sungai tersebut sudah sangat mengkhawatirkan,
dan mengakibatkan pada saat musim hujan terjadi banjir yang cukup luas, sehingga
memerlukan penanggulangan dengan segera.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Bidang Sumber Daya Air Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Barat dengan Kegiatan
Pelaksanaan Perkuatan Tebing akan melakukan pekerjaan “Perencanaan Teknis
Perkuatan Tebing Sedau Kecamatan Singkawang Selatan” dengan sumber dananya dari
APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2019.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan Perencanaan Teknis Perkuatan Tebing
Sedau Kecamatan Singkawang Selatan.
b. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah tersedianya Perencanaan Teknis Perkuatan Tebing
Sedau Kecamatan Singkawang Selatan yang dapat mengamankan tebing kritis yang
longsor, serta metodologi pelaksanaan dengan konstruksi yang ekonomis, sehingga
dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan konstruksi perkuatan tebing
sungai.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 20
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

1.3. DATA KEGIATAN

A. Nama Kegiatan : Perencanaan Teknis Perkuatan Tebing


Sedau Kecamatan Singkawang Selatan

B. Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Teknis Perkuatan Tebing


Sedau Kecamatan Singkawang Selatan

C. Lokasi Kegiatan : Kecamatan Singkawang Selatan

Provinsi Kalimantan Barat

D. Pemberi Tugas : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan


Ruang Provinsi Kalimantan Barat

E. Nama Perusahaan : CV. Absis Wahan Eureka

F. Nomor Kontrak : -

G. Tanggal Kontrak : -

H. Nilai Kontrak : Tujuh Puluh Juta Rupiah

I. Waktu Pelaksanaan : 30 (Tiga Puluh) Hari Kalender

J. Sumber Dana : Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2019

1.4. SISTEMATIKA PELAPORAN


Sistematika penuliasan laporan pekerjaan ini adalah :

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Data Kegiatan
1.4 Sistematika Pelaporan
BAB II Gambaran Umum Lokasi & Ruang Lingkup Pekerjaan
2.1 Gambaran Umum Lokasi Studi
2.2 Kondisi Existing

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 21
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

2.3 Lingkup Pekerjaan


BAB III Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya
3.1 Kebutuhan Tenaga Ahli
3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
BAB IV Rencana Kerja
4.1. Umum
4.2. Struktur Organisasi Konsultan
4.3. Jadwal Pelaksanaan
4.4. Pendekatan Operasional
1.4.1. Program Kerja
1.4.2. Penyusunan Program Kerja
BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 22
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

BAB 2
GAMBARAN UMUM LOKASI & KONDISI EXISTING

Lokasi pekerjaan dilakukan di Sungai Sedau yang terletak di Kelurahan


Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang.
2.1 Gambaran Umum Kota Singkwang

2.1.1 Kondisi Geografi


Secara umum, Kota Singkawang merupakan salah satu kota di Propinsi
Kalimantan Barat. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Sambas dan
Kabupaten Bengkayang, yang secara geografis terletak pada 108051’47,6’’ BT
hingga 109010’19’’ BT dan 00044’55,85’’ LU hingga 101’21’51’’ LU.
Kota Singkawang memiliki garis pantai sekitar 25 km yang memanjang
dari sebelah Utara hingga ke sebelah Barat Daya kawasan muara Sungai
Singkawang atau kawasan pusat kota. Garis batas timur wilayah kota ini antara
12 km hingga 24 km dari garis pantai.

2.1.2 Kondisi Topografi


Wilayah Kota Singkawang sebagian besar merupakan wilayah dengan
topografi yang cukup datar, atau sekitar 80% dengan kemiringan antara 0-8%
pada ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini
terhampar di bagian Utara kota, meliputi Kecamatan Singkawang Utara serta di
sebagian besar wilayah kecamatan Singkawang Timur, Tengah, dan Barat. Di
Kecamatan Singkawang Selatan, kawasan dengan kemiringan rendah ini
umumnya terletak di daerah Selatan perbatasan Kecamatan Singkawang
Selatan mulai dari perbatasan dengan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan
(dengan Desa Karimunting, Sungai Raya, dan Rukmajaya) hingga dengan
Kecamatan Monterado (Desa Goa Boma dan Rantau).
Permasalahan yang sering dihadapi di Kota Singkawang adalah
terjadinya genangan pada musim penghujan. Potensi genangan lokal di Kota

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 23
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Singkawang cukup tinggi yaitu 12.900 Ha. Seluruh kecamatan yang ada di Kota
Singkawang mengalami atau mempunyai genangan air terutama di daerah-
daerah tertentu.

2.1.3 Kondisi Geohidrologi


Dengan banyaknya aliran sungai yang melintas dalam wilayah Kota
Singkawang, apalagi ditunjang dengan dibangunnya terusan yang
menghubungkan Sungai Singkawang dan Sungai Selakau, sebenarnya banjir
dan genangan tidak bermasalah bagi kota ini. Hanya saja di pusat kota
(Singkawang Tengah) kapasitas sungai serta kualitas lingkungannya sudah
banyak menurun akibat pembangunan yang sangat intensif di sepanjang aliran
sungai Singkawang. Ditambah lagi dengan penyumbatan dan penghambatan
aliran sungai akibat sampah dan gulma, ketika musim hujan sungai ini tidak
mampu menampung limpahan air dari hulu sehingga menimbulkan banjir dan
genangan di beberapa bagian pusat kota yang relatif rendah.
Demikian pula kawasan Singkawang Timur bagian Utara, sungai-sungai
telah banyak terhambat gulma dan semak di samping juga kawasan ini landai
dan bergambut, membuat aliran air di permukaan yang deras dan tiba-tiba dari
daerah pegunungan di Selatannya sangat lambat diteruskan ke Sungai Selakau.
Bila curah hujan mencapai puncaknya ditambah lagi waktu turun hujan yang
realtif lama akan membuat kawasan ini sangat rawan banjir dan genangan.
Penebangan hutan yang tidak terkendali, di mana kerapatan tanaman hutan di
pegunungan Raya-Pasi telah mulai melewati batas ambang batas, akan
memperburuk proses penyerapan air hujan ke dalam tanah.
Ketika air laut pasang, sungai-sungai tidak mampu lagi mengakomodasi
limpahan pasang sehingga air mengalir melewati tanggul dan menimbulkan
genangan di sekitar aliran sungai. Kawasan-kawasan tergenang setelah hujan
banyak tersebar di pinggir Timur dan Utara kota. Sebagian besar kawasan
yang mudah tergenang ini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk
mengembangkan lahan persawahan.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 24
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Keberadaan beberapa sungai dan parit yang melintasi kawasan datar di


dalam Kota Singkawang sangat membantu kestabilan sistem hidrologi kota.
Kanal-kanal ini secara cepat akan mengeringkan kawasan di sekitarnya di saat
hujan dan menampung limpasan air laut di saat pasang. Namun sayang sekali
beberapa badan air yang sangat penting ini kurang terpelihara terutama setelah
melewati pusat-pusat permukiman penduduk, seperti Sungai Singkawang (di
pusat kota) sudah mengalami penyempitan akibat bangunan di bantarannya,
selain juga karena sampah dan tumbuhan liar di beberapa bagian. Sungai
Singkawang juga menjadi problema mulai dari muara yang telah mengalami
pendangkalan sangat serius hingga bagian tengah dan hulunya. Di masa depan,
penanganan dan peningkatan kapasitas kanal-kanal ini harus dilakukan secara
serius karena bila diabaikan bukan tidak mungkin masalah banjir dan genangan
akan menjadi masalah terbesar bagi Kota Singkawang.

2.1.4 Jenis Tanah


Jenis tanah di Kota Singkawang terdiri dari 5 jenis tanah yaitu organosol,
alluvial, podsol, latosol, dan PMK (Kecamatan Singakawang Dalam Angka,
2019) . Jenis tanah organosol memiliki luas yaitu 1.052 Ha. Jenis tanah alluvial
memiliki luas yaitu 11.784 Ha. Jenis tanah podsol memiliki luas yaitu 2.880 Ha.
Jenis tanah latasol memiliki luas yaitu 2.988 Ha. Jenis tanah PMK memiliki luas
yaitu 3.744 Ha.
A. Tanah Organosol
Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti
tumbuhan, gambut dan rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim
basah dan memiliki curah hujan tinggi.

Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki
diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol
lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 25
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Kandungan unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH
0,4) saja.
B. Tanah Alluvial
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan
lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya
ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna
coklat hingga kelabu.
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun
palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya
yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang
keras untuk mencangkulnya.
C. Tanah Latosol
Jenis tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan
metamorf. Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga
kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah
latosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan
yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari
permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi
dan alumunium.
D. Tanah Podsol
Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga
bebatuan kecil. Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki
perkembangan profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki
tekstur pasir hingga lempung. Kandungan organiknya sangat rendah karena
terbentuk dari curah hujan yang tinggi tapi suhunya rendah.
E. Tanah PMK (Podsolik Merah Kuning)
Tanah PMK (Podsolik Merah Kuning) sangat mudah ditemukan di seluruh
wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata. Tanah ini berwarna
merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat
mudah mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 26
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

menyuburkan tanah ini harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic
untuk kesuburan tanah serta pupuk baik hayati maupun hewani.

2.2 Kondisi Kependudukan


Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia (UUD 1945 Pasal 26 ayat 2). Kependudukan
adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin,
agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan
kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan
budaya.
Tabel 3. 1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018
Laki-Laki Perempuan Total
Kelurahan
Jiwa % Jiwa % Jiwa %

Sedau 16.359 64,2% 15.142 65,1% 31.501 64,6%

Sijangkung 5.389 21,1% 4.724 20,3% 10.113 20,7%

Pangmilang 2.175 8,5% 1.928 8,3% 4.103 8,4%

Sagatani 1.576 6,2% 1.471 6,3% 3.047 6,2%

Jumlah 25.499 23.265 48.764

Sumber: Kecamatan Singkawang Selatan Dalam Angka 2019

Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk di Kecamatan Singkawang


Selatan yaitu 48.764 jiwa yang terdiri dari 25.499 jiwa laki-laki dan 23.265 jiwa
perempuan. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Singkawang Selatan
didominasi oleh laki-laki.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 27
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Tabel 3. 2
Kepadatan Penduduk Kecamatan Singkawang Selatan

Luas Area Kepadatan Penduduk


Kelurahan RW Penduduk
(Km2) Per Km2 Per RW

Sedau 86,11 10 31.501 366 3.150

Sijangkung 44,93 5 10.113 225 2.023

Pangmilang 28,75 6 4.103 143 684

Sagatani 64,69 4 3.047 47 762

Jumlah 224 25 48.764 781 6.619

Sumber: Kecamatan Singkawang Selatan Dalam Angka 2019

Berdasarkan tabel di atas, luas area Singakawang Selatan yaitu 224 Km2
dengan jumlah penduduk 48.764 jiwa. Sehinga tingkat kepadatan penduduk di
Kecamatan Singkawang Selatan berdasarkan luas wilayah yaitu 781 jiwa/ Km2.
Wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi yaitu
Kelurahan Sedau. Sedangkan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk yang paling rendah yaitu Kelurahan Sagatani.

2.3 KONDISI EXISTING


Berdasarkan hasil survey lokasi pekerjaan yang telah dilakukan,
didapatlah hasil berupa dokumentasi lokasi. Adapun hasil dokumentasi adalah
sebagai berikut :

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 28
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 29
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 30
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

BAB 3
METODOLOGI

3.1 Persiapan
a. Melakukan koordinasi dengan pihak Penyedia Jasa dalam hal ini dengan
PPTK / Pembantu PPTK / Direksi, untuk persiapan dan jadwal survey.
b. Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait di Kabupaten/Kota untuk
menjaring masukan mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
fisik serta selalu berkonsultasi dengan Tim Teknis (penyedia jasa disetiap
tahapan pelaporan)

3.2 Survey dan Pengukuran


Peninjauan Lapangan :
1. Mengamati Kondisi Lingkungan.
2. Memilih Tata Letak Konstruksi di lapangan.
3. Melihat Tingkat Kebutuhan Pelayanan.
4. Hasil Peninjauan Lapangan digunakan untuk memilih Konstruksi, dengan
prinsip sebagai berikut :
a. Sedapat mungkin Konstruksinya Sederhana dan harganya murah.
b. Sebanyak mungkin menggunakan tenaga dan material lokal.
c. Dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat dengan biaya
murah.
d. Kuat dan tahan lama.
e. Mudah dalam pengadaan / mobilisasi material ,alat dan tenaga.
f. Cocok dengan medan dan kondisi lokasi setempat.
g. Sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Setelah Konstruksi dipilih dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
diatas, maka pengukuran dan Investigasi detail dapat dilakukan. Hasil
pengukuran dimasukkan kedalam format survey. Hal-hal yang perlu di survey
karena akan berkaitan dengan desain dan pelaksanaan adalah :

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 31
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

1. Gambaran lokasi dan lingkungan prasarana, seperti: permukiman,


sawah, kebun, jalan, sungai hutan dan sebagainya (termasuk posisi
kawasan berada pada area yang tepat yaitu: Kumuh, Perkotaan, Desa
Tertinggal, Agropolitan / KTM / Pulau Kecil).
2. Situasi lokasi dan tata letak prasarana, meliputi : ukuran letak prasarana,
ketinggian, ukuran letak dengan bangunan lain dan sebagainya.
3. Kondisi lingkungan calon lokasi prasarana yang akan dibangun, seperti :
jenis tanah, kedalam tanah keras, topografi, air tanah, saluran air,
muka banjir/air pasang, material yang ada dan sebagainya.
4. Akses masuk untuk mengangkut material dan peralatan.
5. Penetapan Titik Duga (Bench Mark).
6. Menentukan Titik Koordinat menggunakan GPS di tiap-tiap Stasioning.

3.3 Dokumentasi
Hasil survey di lapangan di tampilkan dalam foto dokumentasi. Foto
dokumentasi menggunakan kamera standart untuk di lapangan atau kamera
digital, jangan menggunakan kamera HP (Foto yang diambil sesuai dengan
titik koordinat GPS).

3.4 Tahap Pra Rencana


Hal-hal pokok dalam desain , meliputi :
1. Menentukan tingkat pelayanan prasarana sesuai dengan kebutuhan,
seperti: kekuatan, ukuran, umur rencana dan sebagainya.
2. Menghitung dimensi konstruksi, sesuai dengan tingkat pelayanannya.
3. Membuat sketsa hasil perhitungan.
Batasan –batasan desain yang perlu diperhatikan , antara lain :
1. Jalan.
• Lebar perkerasan jalan dan Kemiringan punggung jalan.
• Lebar bahu jalan dan Kemiringan bahun jalan.
• Lebar Selokan dan Kedalaman Selokan.
• Diameter gorong-gorong

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 32
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

2. Jembatan .
a. Jembatan Bambu ; Tinggi, Lebar, dan Panjang
b. Jembatan Gantung ; Tinggi, Lebar dan Panjang
c. Jembatan Kayu dengan Gelagar Kayu; Tinggi , Lebar dan Panjang
d. Jembatan Kayu dengan Gelagar Besi ; Tinggi , Lebar dan Panjang.
e. Jembatan Beton ;Tinggi, Lebar dan Panjang

3.5 Gambar Perencanaan


Beberapa gambar yang harus dibuat , antara lain :
1. Peta Rencana /Desa (Minimal Kecamatan) (skala 1 : 1000)
a. Menunjukkan letak prasarana.
b. Dilengkapi dengan arah mata angin dan tata guna tanah dan
peruntukannya.
2. Peta situasi /Tapak (skala 1 : 100)
a. Menunjukkan Denah/Layout Prasarana (Eksisting yang ada dilokasi
mulai dari akses masuk jalan utama / poros).
b. Dilengkapi dengan arah mata angin, ukuran pokok prasarana, jarak
terhadap patokan ukur dan tata guna lahan sekitar prasarana.
3. Gambar Teknik .(skala 1 : 25)
a. Meliputi gambar bangunan induk dan bangunan pelengkap yang
masing-masing terdiri dari: gambar tampak, potongan dan detail.
b. Harus dilengkapi dengan arah mata angin , detail ukuran, jenis
bahan dan spesifikasi khusus dan kondisi eksisting.
4. Gambar Tipikal (skala 1 : 10)
a. Dipakai apabila konstruksi yang akan dibangun, bentuknya sama
pada sebagian atau keseluruhan pekerjaan.
b. Kelengkapan gambar tipikal harus sama dengan kelengkapan
gambar teknik pada no.3 diatas (setiap perubahan design sesuai
lokasi harus dibuat detail tipikalnya). Gambar lebih baik sederhana,
namun jelas serta mudah dimengerti

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 33
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

3.6 Perhitungan Pekerjaan


Pekerjaan dihitung berdasarkan gambar yang telah dibuat dan hasil
survey, dengan langkah sebagai berikut :
1. Menghitung Volume Pekerjaan menurut jenisnya.
2. Menghitung Kebutuhan : bahan, peralatan dan tenaga untuk setiap
jenis pekerjaan dan seluruh pekerjaan (Sesuai harga yang dibutuhkan
di lokasi).
3. Menghitung Waktu Pelaksanaan.

3.7 Survey Harga


1. Sebelum menghitung RAB, harus dilakukan survey harga bahan dan
peralatan, minimal di 3 lokasi pemasok.
2. Hasil survey harga di 3 lokasi dilampirkan dalam laporan antara.
3. Hasil survey harga tersebut diatas, merupakan salah satu dasar untuk
menghitung RAB.

3.8 Rencana Anggaran Biaya


Untuk menghitung RAB , dibutuhkan :
1. Hasil perhitungan kebutuhan: bahan, peralatan dan tenaga kerja untuk
setiap jenis pekerjaan.
2. Harga Satuan: bahan, peralatan dan tenaga kerja yang didapat dari
hasil survey.

Nilai RAB didapat dari hasil : penjumlahan perkalian antara kebutuhan


bahan, peralatan, upah dan harga satuannya.
Untuk Menghitung RAB dibutuhkan :
1. Hasil Perhitungan bahan, Alat dan Tenaga untuk setiap jenis pekerjaan
2. Harga bahan, upah dan Alat (beli atau Sewa) yang didapat dari survey
maupun SK Bupati.
3. Biaya umum berkisar 0 – 10%, (Sesuai dengan kebutuhan)
Biaya umum adalah untuk :

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 34
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

a. Direksi keet dan gudang


b. Papan Nama Proyek
c. Pengukuran staking out (pemasangan patok)
d. Shop Drawing (Gambar yang akan dikerjakan)
e. Administrasi dan Alat Tulis Kantor (Laporan)
f. Laporan Akhir
g. As Built Drawing
h. Foto Dokumentasi (hasil survey lapangan, 0%, 50%, 100%)
i. Biaya Transportasi

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 35
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

BAB 4
TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWAB

4.1. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Untuk meyelesaikan pekerjaan Perencanaan Teknis Perkuatan
Tebing Sedau Kecamatan Singkawang Selatan ini diusulkan organisasi
kerja dengan tim ahli utama dan pendukung, masing-masing sebagai
berikut:
1. Ketua Tim :
a. Ahli Teknik Pengairan
2. Tenaga Ahli :
a. Ahli Teknik Geodesi
b. Ahli Teknik Geolteknik
3. Tenaga Pendukung :
a. Surveyor Hidrologi
b. Surveyor Topografi
c. Surveyor Mekanika Tanah
d. Administrasi
e. Operator Komputer CAD

4.2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI


1. Ketua Tim Perencana (Team Leader)
Bertanggung jawab atas tugas pekerjaan yang berkaitan dengan :
a. Pengelolaan seluruh proses dan hasil pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan Teknis Perkuatan Tebing Sedau Kecamatan
Singkawang Selatan.
b. Pengkoordinasian dan pemantauan seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh anggota tim pelaksana.
c. Koordinasi dan konsultasi dengan pihak pemberi tugas dan isntansi
teknis terkait
d. Koordinasi kegiatan yang berkaitan dengan “Perencanaan
Teknis Perkuatan Tebing Sedau Kecamatan Singkawang Selatan”.
e. Koordinasi pembuatan laporan-laporan yang diminta oleh
pihak pemberi tugas.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 36
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

2. Ahli Geodesi
Bertanggung jawab atas tugas pekerjaan yang berkaitan dengan :
a. Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer..
b. Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam
pelaksanaan kegiatan lapangan.
c. Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan
direksi pekerjaan.
d. Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data
serta mengarahkan team dalam penggambaran.
e. Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.
f. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi.
3. Ahli Geoteknik
a. Menerapkan SMM, SMK3L, dan ketentuan pengendalian lingkungan
kerja.
b. Menyiapkan data geoteknik.
c. Mempelajari dan menguasai data terdahulu untuk daerah yang
akan diselidiki.
d. Membuat perencanaan penyelidikan Geoteknik.
e. Melakukan pengendalian pekerjaan penyelidikan Geoteknik.
f. Melakukan analisa hasil penyelidikan Geoteknik untuk pekerjaan
SDA.
g. Membuat laporan dan rekomendasi hasil penyelidikan Geoteknik.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 37
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

BAB 5
RENCANA KERJA
5.1. UMUM
Dalam melaksanakan tugasnya, kami selaku Konsultan Perencana
akan melakukan beberapa pendekatan agar dapat tercapai Maksud dan
Tujuan dari Perencanaan. Pendekatan yang kami lakukan adalah sebagai
berikut :
1. Memahami Isi Kerangka Acuan Kerja (KAK)
2. Memahami literatur literatur dari aspek teknis substansial maupun
kebijakan dan peraturan yang terkait dengan perencanaan,
perancangan, persyaratan teknis, pelaksanaan pembangunan
seperti :
a. Undang-undang No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan.
b. Keputusan Presiden RI No. 12 Tahun 2012 tentang Penetapan
Wilayah Sungai
c. Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
d. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2011 tentang Kebijakan
Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air
e. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2011 tentang Sungai
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai
g. Naskah Akademik Rancangan Pedoman Umum Pembuatan
Pedoman OP Sumber Daya Air di Wilayah Sungai (Kajian Tahun
2012 – Kementerian Pekerjaan Umum)
Untuk dapat tercapainya hasil pekerjaan “Perencanaan Teknis
Perkuatan Tebing Sedau Kecamatan Singkawang Selatan” yang maksimal,
Tim Perencana akan melaksanakan sistem Perencanaan dan pembagian

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 38
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

kerja yang sistematis dan terencana. Dalam hal ini penyedia jasa
konsultansi akan memberikan pendekatan teknis untuk jenis pekerjaan
Perencanaan teknis secara rinci untuk mencapai sasaran.
Bab ini menggambarkan mengenai kemajuan pekerjaan, masalah
yang dihadapi langkah yang perlu di ambil, pekerjaan-pekerjaan yang
akan dikerjakan pada periode berikutnya disertai dengan daftar lingkup
pekerjaan yang dilakukan dan memberikan gambaran secara keseluruhan
melalui pendekatan dan metodologi yang telah dipilih untuk mencapai
tujuan kegiatan.

5.2. STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN


Secara umum tim Konsultan perencana akan terdiri dari tenaga ahli,
tenaga teknis dan tenaga penunjang administrasi. Tim Konsultan
perencana akan dipimpin oleh Team Leader yang bertanggung jawab atas
segala aspek pekerjaan yang direncanakan kepada Direktur Perusahaan.
Adapun Susunan organisasi tim Konsultan Perencana disajikan seperti
pada gambar dibawah.

DIREKTUR

TEAM LEADER
- SURVEYOR HIDROLOGI
- SURVEYOR TOPOGRAFI
- SURVEYOR MEKENIKA TANAH
- ADMINISTRASI
- OPERATOR KOMPUTER

AHLI GEODESI AHLI GEOTEKNIK

Gambar 1. Struktur Organisasi Konsultan

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 39
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

5.3. JADWAL PELAKSANAAN


Pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis Perkuatan Tebing Sedau
Kecamatan Singkawang Selatan ini dijadualkan berlangsung selama 30
(Tiga Puluh) hari kalender, terhitung sejak penandatanganan kontrak.
Alokasi waktu untuk setiap tahapan proses dapat dilihat pada jadual
terlampir.

5.4. PENDEKATAN OPERASIONAL


Secara umum didalam manajemen pelaksanaan proyek, pekerjaan
Perencanaan Teknis merupakan kemitraan kerja dengan pihak terkait
lainnya seperti Pelaksana dan Pemilik Proyek, sehingga diharapkan dapat
saling bersinergi dan bekerja sama dengan baik dengan tujuan
menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan aturan dan syarat-syarat yang
ditentukan dalam kontrak dan lampiran-lampirannya
Kriteria Perancangan sebuah karya Arsitektur bagaimapun harus
memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Kegunaan (Utilitas)
b. Kekokohan/Kekuatan (Virmitas)
c. Keindahan (Venusitas)
d. Efisiensi dan efektifitas (Ekonomis)
e. Keberlanjutan (Ekologis)
Sementara itu kegiatan perancangan apapun harus didasarkan pada
asas atau prinsip dasar berikut:
a. Keterpaduan;
b. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
c. Keberlanjutan/berwawasan lingkungan;
d. Kemanfaatan (berdayaguna dan berhasil guna);
e. Keterbukaan;
f. Kebersamaan dan kemitraan;
g. Pelindungan kepentingan umum;

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 40
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

h. Kepastian hukum dan keadilan;


i. Akuntabilitas

5.4.1. PROGRAM KERJA


Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pekerjaan Perencanaan
Teknis Perkuatan Tebing Sedau Kecamatan Singkawang Selatan
ini, maka metoda dan prosedur yang digunakan pada setiap
tahapan pelaksanaan pekerjaan diatur sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder
2. Inventarisasi permasalahan lainnya
3. Pekerjaan survey Topografi / Situasi Detail Sungai
4. Survey Mekanika Tanah
5. Survey Hidrologi, Hidrometri, dan Hidrolika
6. Perhitungan dan Analisis Data Survey
7. Perencanaan Teknis dan Penggambaran
8. Diskusi Teknis
9. Penyusunan Laporan

5.4.2. PENYUSUNAN PROGRAM KERJA


Kegiatan yang akan dilakukan pada setiaap tahapan ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder
Pengumpulan data primer dan data sekunder dilakukan oleh
Konsultan dengan pengumpulan peta-peta yang telah ada
(seperti peta topografi, peta geologi dan lain-lain) dan
pengumpulan hasil – hasil studi terdahulu baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung sebagai referensi
penunjang pekerjaan, dengan melakukan kegiatan yang
diperlukan dalam pekerjaan yang dilaksanakan, antara lain :
 Data Hidrologi.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 41
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

 Data Klimatologi.
 Peta DAS Skala 1:250.000
 Peta Topografi Skala 1:50.000
Data kerugian akibat banjir serta Laporan–laporan studi
terdahulu.

2. Inventarisasi permasalahan lainnya meliputi :


 Stabilitas / masalah longsor lereng dan tanggul
 Stabilitas bangunan pintu air dan bangunan
pelengkap lainnya (apabila ada) antara lain
settlement, leakage, seepage dan kerusakan.
 Banjir tahunan dan periode ulang yang lebih besar
berupa tinggi dan lama genangan.
 Kecepatan Sedimentasi di drainase alam.

3. Pekerjaan Survey Topografi / Situasi Detail dari


Sungai Berikut Profilnya
 Pengukuran Topografi
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memetakan
sepanjang alur sungai minimum sepanjang 1 Km
terutama dilokasi – lokasi tebing kritis. Dari survey ini
diperoleh peta situasi detail, profil memanjang dan
melintang sungai, inventarisasi bench mark dan
pembuatan bench mark baru.
 Referensi Ketinggian :
Untuk Referensi ketinggian pada lokasi yang diukur
agar dibuatkan titik tetap BM (Bench Mark) dan
Patok CP (Control Point) yang terbuat dari bahan
pipa paralon dicor beton, dengan uk. pipa Ø 3 “

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 42
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

panjang 1 m, dan elevasinya telah diikatkan pada


BM yang ada, atau pada datum terdekat.
 Pemasangan Patok CP dan Patok Kayu:
Patok CP harus ditempatkan pada lokasi yang aman
dan tidak tersembunyi serta tempat tersebut tidak
mudah longsor.
 Patok bantu terbuat dari kayu dengan ukuran 4/6
cm dan panjang 50 cm, bagian atas dicat merah
dan diberi nomor patok.
 Pengukuran Situasi :
Pengukuran situasi sungai dimulai dan diakhiri pada
patok poligon kerangka dasar dan digambarkan
dengan interval ketinggian (kontur) 50 cm.
 Pengukuran Water Pass (Sipat Datar) :
 Pengukuran water pass dimaksud untuk
menentukan elevasi patok–patok tetap dan patok–
patok kayu yang telah dipasang .
 Jalur pengukuran water pass harus merupakan jalur
yang tertutup dengan toleransi kesalahan beda
tinggi 1
satuan km.
 Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang :
 Pengukuran penampang memanjang dilaksanakan
dengan jarak pengukuran setiap 100 m.
 Jarak antara penampang melintang adalah 100 m
untuk sungai yang lurus sedangkan pada sungai
yang belok diambil jarak 25 m – 50 m.
 Pengukuran penampang melintang harus tegak
lurus dengan as sungai dengan batas pengukuran

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 43
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

penampang melintang masing–masing 100 m


kearah kanan dan kiri sungai.
 Tampang memanjang dan melintang harus dapat
menunjukan minimal elevasi dasar sungai,
tanggul/bantaran sungai, ketinggian air dan alur
sungai.
 Untuk pengukuran tampang melintang dan
memanjang harus digunakan alat theodolite dan
water pass.
4. Survey Mekanika Tanah pada Rencana Bangun
Perkuatan Tebing Sungai.
Pekerjaan ini meliputi semua aspek tanah yang
mempengaruhi keamanan dan stabilitas bangunan yang
akan direncanakan, baik Struktur tanah, Jenis tanah,
Permeabilitas, Bidang Gelincir dan lain – lain.
5. Survei Hidrologi, Hidrometri dan Hidrolika.
Kegiatan ini dilakukan dengan memperhatikan pengaruh
morfologi dan hidrolika Sungai-sungai yang
bersangkutan, antara lain :
 Pengumpulan data curah hujan dari stasiun terdekat
(10 tahun terakhir).
 Pengumpulan informasi banjir dari sungai- yang
diukur.
 Pengukuran tinggi/fluktuasi muka air sungai dan
kecepatan arus.
 Menganalisa hidrologi, hidrolika, sedimentasi serta
pengaruh pasang surut air laut (bila ada)
 Pengikatan papan duga terhadap BM terdekat.
 Peramalan hujan secara kuantitatif.
6. Perhitungan dan Analisis data hasil survey.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 44
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Kegiatan perhitungan dan analisa data sekurang–kurangnya


harus meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Meninjau kembali/mempelajari, menganalisa data
yang ada termasuk laporan–laporan yang sudah ada,
dan melakukan evaluasi berdasarkan kondisi lapangan
hasil survey dan pengukuran.
 Membuat analisa serta perhitungan debit rencana
secara sistimatis dan hasil perhitungan tersebut
sekaligus merupakan review terhadap perhitungan
yang telah dibuat pada pekerjaan studi sebelumnya
(bila ada).
 Membuat rencana detail bangunan Pengendali Banjir
lengkap dengan nota perhitungan yang disertai
dengan metode-metode perhitungan yang
dipergunakan di dalam membuat perencanaan ini.
7. Perencanaan Teknis dan Penggambaran.
 Menyiapkan gambar desain hasil perencanaan teknis
untuk pelaksanaan fisik pada tahun berikutnya yang
dilengkapi dengan jadwal waktu pelaksanaan, metode
pelaksanaan, spesifikasi teknis dan perkiraan alokasi
dananya.
 Rencana anggaran biaya beserta alokasi dana yang
diperlukan pada tiap–tiap tahun angaran sesuai
dengan prioritas masing-masing komponen
pekerjaannya.
 Membuat syarat-syarat teknis dari pada masing–
masing pekerjaan yang diusulkan yang dituangkan
dalam bentuk dokumen lelang
8. Penyusunan Laporan

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 45
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Laporan hasil pekerjaan ini harus disusun oleh Konsultan


sesuai dengan ketentuan yang tersebut pada point di
bawah ini.
 Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah
buku laporan:
 LAPORAN ANTARA (rangkap 3)
 Laporan Akhir (rangkap 5)
 Laporan Cost Estimate & Volume Pekerjaan
(rangkap 3)
 Laporan Spesifikasi Teknis Pekerjaan (rangkap 3)
 Laporan Topografi (rangkap 3)
 Laporan Hidrologi / Hidrometri (rangkap 3)
 Laporan Geoteknik / Mekanika Tanah (rangkap 3)
 Diskripsi Patok BM dan CP serta dokumentasi
(rangkap 3)
 Laporan-Laporan dan Gambar dalam bentuk CD (3
rangkap)
 Gambar Ukuran A3 (3 set)

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 46
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

BAB 6
GAMBARAN UMUM LOKASI

Lokasi pekerjaan dilakukan di Sungai Sedau yang terletak di Kelurahan Sedau,


Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang.

6.1. Kondisi Geografi


Secara umum, Kota Singkawang merupakan salah satu kota di Propinsi
Kalimantan Barat. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Sambas dan Kabupaten
Bengkayang, yang secara geografis terletak pada 108051’47,6’’ BT hingga 109010’19’’
BT dan 00044’55,85’’ LU hingga 101’21’51’’ LU.
Kota Singkawang memiliki garis pantai sekitar 25 km yang memanjang dari
sebelah Utara hingga ke sebelah Barat Daya kawasan muara Sungai Singkawang
atau kawasan pusat kota. Garis batas timur wilayah kota ini antara 12 km hingga 24
km dari garis pantai.

6.2. Kondisi Topografi


Wilayah Kota Singkawang sebagian besar merupakan wilayah dengan
topografi yang cukup datar, atau sekitar 80% dengan kemiringan antara 0-8%
pada ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini terhampar di
bagian Utara kota, meliputi Kecamatan Singkawang Utara serta di sebagian besar
wilayah kecamatan Singkawang Timur, Tengah, dan Barat. Di Kecamatan
Singkawang Selatan, kawasan dengan kemiringan rendah ini umumnya terletak di
daerah Selatan perbatasan Kecamatan Singkawang Selatan mulai dari perbatasan
dengan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan (dengan Desa Karimunting, Sungai Raya,
dan Rukmajaya) hingga dengan Kecamatan Monterado (Desa Goa Boma dan
Rantau).
Permasalahan yang sering dihadapi di Kota Singkawang adalah terjadinya
genangan pada musim penghujan. Potensi genangan lokal di Kota Singkawang

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 27
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

cukup tinggi yaitu 12.900 Ha. Seluruh kecamatan yang ada di Kota Singkawang
mengalami atau mempunyai genangan air terutama di daerah-daerah tertentu.

6.3. Kondisi Geohidrologi


Dengan banyaknya aliran sungai yang melintas dalam wilayah Kota
Singkawang, apalagi ditunjang dengan dibangunnya terusan yang menghubungkan
Sungai Singkawang dan Sungai Selakau, sebenarnya banjir dan genangan tidak
bermasalah bagi kota ini. Hanya saja di pusat kota (Singkawang Tengah) kapasitas
sungai serta kualitas lingkungannya sudah banyak menurun akibat pembangunan
yang sangat intensif di sepanjang aliran sungai Singkawang. Ditambah lagi dengan
penyumbatan dan penghambatan aliran sungai akibat sampah dan gulma, ketika
musim hujan sungai ini tidak mampu menampung limpahan air dari hulu sehingga
menimbulkan banjir dan genangan di beberapa bagian pusat kota yang relatif
rendah.
Demikian pula kawasan Singkawang Timur bagian Utara, sungai-sungai telah
banyak terhambat gulma dan semak di samping juga kawasan ini landai dan
bergambut, membuat aliran air di permukaan yang deras dan tiba-tiba dari daerah
pegunungan di Selatannya sangat lambat diteruskan ke Sungai Selakau. Bila curah
hujan mencapai puncaknya ditambah lagi waktu turun hujan yang realtif lama akan
membuat kawasan ini sangat rawan banjir dan genangan. Penebangan hutan yang
tidak terkendali, di mana kerapatan tanaman hutan di pegunungan Raya-Pasi telah
mulai melewati batas ambang batas, akan memperburuk proses penyerapan air
hujan ke dalam tanah.
Ketika air laut pasang, sungai-sungai tidak mampu lagi mengakomodasi
limpahan pasang sehingga air mengalir melewati tanggul dan menimbulkan
genangan di sekitar aliran sungai. Kawasan-kawasan tergenang setelah hujan
banyak tersebar di pinggir Timur dan Utara kota. Sebagian besar kawasan yang
mudah tergenang ini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk mengembangkan lahan
persawahan.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 28
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Keberadaan beberapa sungai dan parit yang melintasi kawasan datar di dalam
Kota Singkawang sangat membantu kestabilan sistem hidrologi kota. Kanal-kanal ini
secara cepat akan mengeringkan kawasan di sekitarnya di saat hujan dan
menampung limpasan air laut di saat pasang. Namun sayang sekali beberapa badan
air yang sangat penting ini kurang terpelihara terutama setelah melewati pusat-
pusat permukiman penduduk, seperti Sungai Singkawang (di pusat kota) sudah
mengalami penyempitan akibat bangunan di bantarannya, selain juga karena
sampah dan tumbuhan liar di beberapa bagian. Sungai Singkawang juga menjadi
problema mulai dari muara yang telah mengalami pendangkalan sangat serius
hingga bagian tengah dan hulunya. Di masa depan, penanganan dan peningkatan
kapasitas kanal-kanal ini harus dilakukan secara serius karena bila diabaikan bukan
tidak mungkin masalah banjir dan genangan akan menjadi masalah terbesar bagi
Kota Singkawang.

6.4. Jenis Tanah


Jenis tanah di Kota Singkawang terdiri dari 5 jenis tanah yaitu organosol,
alluvial, podsol, latosol, dan PMK (Kecamatan Singakawang Dalam Angka, 2019) .
Jenis tanah organosol memiliki luas yaitu 1.052 Ha. Jenis tanah alluvial memiliki luas
yaitu 11.784 Ha. Jenis tanah podsol memiliki luas yaitu 2.880 Ha. Jenis tanah latasol
memiliki luas yaitu 2.988 Ha. Jenis tanah PMK memiliki luas yaitu 3.744 Ha.
A. Tanah Organosol
Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti tumbuhan,
gambut dan rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan
memiliki curah hujan tinggi.
Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki
diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol lebih
dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir. Kandungan
unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH 0,4) saja.
B. Tanah Alluvial

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 29
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur
biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian
hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija
seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut
dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk
mencangkulnya.
C. Tanah Latosol
Jenis tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya
lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah latosol ini berada di daerah
yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada
ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak
terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.
D. Tanah Podsol
Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga
bebatuan kecil. Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki perkembangan
profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki tekstur pasir hingga
lempung. Kandungan organiknya sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan
yang tinggi tapi suhunya rendah.
E. Tanah PMK (Podsolik Merah Kuning)
Tanah PMK (Podsolik Merah Kuning) sangat mudah ditemukan di seluruh
wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata. Tanah ini berwarna
merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat mudah
mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini
harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organik untuk kesuburan tanah
serta pupuk baik hayati maupun hewani.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 30
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

6.5. Kondisi Kependudukan


Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia (UUD 1945 Pasal 26 ayat 2). Kependudukan adalah hal ihwal
yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran,
perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Tabel 6.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018

Laki-Laki Perempuan Total


Kelurahan
Jiwa % Jiwa % Jiwa %

Sedau 16.359 64,2% 15.142 65,1% 31.501 64,6%

Sijangkung 5.389 21,1% 4.724 20,3% 10.113 20,7%

Pangmilang 2.175 8,5% 1.928 8,3% 4.103 8,4%

Sagatani 1.576 6,2% 1.471 6,3% 3.047 6,2%

Jumlah 25.499 23.265 48.764

Sumber: Kecamatan Singkawang Selatan Dalam Angka 2019

Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk di Kecamatan Singkawang


Selatan yaitu 48.764 jiwa yang terdiri dari 25.499 jiwa laki-laki dan 23.265 jiwa
perempuan. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Singkawang Selatan didominasi
oleh laki-laki.

Tabel 6.4
Kepadatan Penduduk Kecamatan Singkawang Selatan

Luas Area Kepadatan Penduduk


Kelurahan RW Penduduk
(Km2) Per Km2 Per RW

Sedau 86,11 10 31.501 366 3.150

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 31
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Sijangkung 44,93 5 10.113 225 2.023

Pangmilang 28,75 6 4.103 143 684

Sagatani 64,69 4 3.047 47 762

Jumlah 224 25 48.764 781 6.619

Sumber: Kecamatan Singkawang Selatan Dalam Angka 2019

Berdasarkan tabel di atas, luas area Singakawang Selatan yaitu 224 Km2 dengan
jumlah penduduk 48.764 jiwa. Sehinga tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan
Singkawang Selatan berdasarkan luas wilayah yaitu 781 jiwa/ Km2. Wilayah yang
memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi yaitu Kelurahan Sedau.
Sedangkan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling rendah
yaitu Kelurahan Sagatani.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 32
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

BAB 7
HASIL SURVEY

7.1. Kondisi Sungai


Panjang Sungai Sedau yang akan direncanakan yaitu sepanjang 1969 meter.
Rencana sungai yaitu di sebelah kiri 1025 meter di sisi kiri dan 944 di sisi kanan.
Kondisi detail mengenai sungai dapat dilihat pada rincian berikut ini.

Kondisi Sungai di titik 25 meter terlihat


bahwa di tepian sungai terdapat banyak
sampah. Hal tersebut tentu akan mencemari
kualitas air sungai.

Kondisi sungai di titik 50 meter terlihat


bahwa di tepian sungai ditumbuhi oleh
tanaman aquatik yang dapat menutupi
permukaan sungai. Hal tersebut dapat
mempersempit sungai sehingga aliran sungai
menjadi tidak lancar.

Kondisi sungai di titik 75 meter terlihat


bahwa kondisi di salah satu tepian sungai
sudah diperkeras. Namun di sisi lainnya
masih alami dan ditumbuhi oleh tanaman
aquatik. Hal tersebut dapat mempersempit
sungai sehingga aliran sungai menjadi tidak
lancar.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 33
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

Kondisi sungai di titik 150 meter terlihat


bahwa kondisi di salah satu tepian sungai
sudah diperkeras. Namun kondisi tersebut
terlihat tidak terawat karena ditumbuhi oleh
tanaman aquatik. Hal tersebut mengurangi
estetika dari keindahan sungai.

Kondisi sungai di titik 225 meter memiliki


kondisi yang masih belum dilakukan
perkerasan. Kondisi tepian sungai tidak
ditumbuhi tanaman. Sehingga tepian sungai
tidak dapat diakses karena kondisi tanahnya
becek.

Kondisi sungai di titik 250 meter memiliki


kondisi yang masih belum dilakukan
perkerasan. Kondisi tepian sungai ditumbuhi
tanaman aquatik dna pohon tinggi. Sehingga
tepian sungai tidak dapat diakses.

7.2. Permasalahan
Masalah yang terjadi di Sungai Sedau yaitu sebagai berikut:
1. Selalu terjadi banjir saat musim penghujan dan air pasang
Banjir akan berpengaruh terhadap penggerusan dinding tebing. Kondisi air
turun ketika banjir surut akan mengikis sedikit demi sedikit lapisan tanah pada
tepian sungai. Air yang mengalir di dalam sungai akan mengakibatkan proses
penggerusan tanah dasarnya. Penggerusan yang terjadi secara terus menerus akan
membentuk lubang-lubang gerusan di dasar sungai. Proses gerusan dapat terjadi

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 34
DED Perkuatan Tebing Sungai Sedau Kota Singkawang

karena adanya pengaruh morfologi sungai yang berupa tikungan atau adanya
penyempitan saluran sungai.
2. Penumpukan sampah di sungai
Penumpukkan sampah di sungai dapat mengakibatkan pencemaran sungai.
Hal tersebut dapat menurunkan kualitas air sungai. selain itu sampah yang
berserakan di tepian sungai dapat mengurangi estetika sungai. penumpukan
sampah juga dapat menggangu habitat mahluk hidup di sungai seperti ikan dan
lain-lain.
3. Erosi dan sedimentasi
Erosi yang yang terjadi di sungai adalah erosi pada tebing sungai
( river bank erosion ). Erosi ini terjadi sebagai akibat pengikisan tebing
sungai oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan aliran
sungai yang kuat pada belokan sungai. Misalnya, ketika terjadi banjir di
sungai, terjadi peningkatan energi pada aliran air sehingga arus air mengikis
tanah atau tebing sungai. Jika perkerasan tebing sungai tidak
a d a m a k a pengikisan tanah sangat mudah terjadi.
4. Tepian sungai ditumbuhi tanaman aquatik
Tanaman aquatik di tepian sungai dapat memepersempit sungai sehingga
aliran air sungai menjadi tidak lancar. Kondisi sungai yang ditumbuhi tanaman liar
juga akan membahayakan karena akan menjadi tempat tinggal hewan yang
berbahaya seperti ular dan buaya.

CV. ABSIS WAHANA EUREKA


LAPORAN ANTARA - 35

Anda mungkin juga menyukai