ARUS/PERKUATAN TEBING
SUNGAI KIRI KAMPUNG SUNGAI LIPUT
KECAMATAN KEJURUAN MUDA
KABUPATEN ACEH TAMIANG
2022
CV. RESINDO (REKAYASA DESIGN INDONESIA)
Konsultan Perencana dan Pengawasan Konstruksi
Head Office :Perumahan Lingkar Asri, Jl. Cokelat II/H.21 Bajur, Labuapi, Lombok Barat
Studio :Jl. Safa No. 37 Perumahan Royal, Kota Mataram
Email :rekayasa.design2020@gmail.com
Kontak :081909100211
Lokasi rencana
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, maksud, tujuan, jangka waktu
pelaksanaan, lingkup pekerjaan, lokasi pekerjaan dan sistematika pembahasan.
desain, teknis pelaksanaan pengambilan data dan metode dalam perencanaan serta
3. Tenaga Pendukung
1) Pembantu Juru Ukur – 4 Orang
3 (Empat) orang minimal lulusan D3 Tenik Sipil.
Mempunyai keahlian mengoperasikan alat ukur Theodolith, TS dan Waterpass.
Menguasai teknik-teknik pengukuran, perhitungan dan penggambaran yang
digunakan dalam pemetaan. Berpengalaman dalam pengukuran / pemetaan
topografi konstruksi sungai dan pengaman tebing sungai dan jenis keairan
lainnya sekurang- kurangnya minimal minimal 1 (satu) tahun
2) Drafter / Juru Gambar – 2 Orang
4 (dua) orang minimal lulusan D3 Tenik Sipil. Memiliki keahlian dalam mengoperasikan
software CAD/ Gambar Teknik. Memiliki keahlian dalam menggambar bangunan-
bangunan keairan. Berpengalaman dalam menangani gambar-gambar bangunan keairan
sekurang- kurangnya 3 (tiga) tahun.
3) Tenaga Administrasi / Operator Komputer – 1 Orang
Minimal Lulusan SMA atau Sederajat. Memiliki keahlian komputer,
menguasai software MSOffice, dan software- software lain yang mendukung
pekerjaan.
JADWAL PELAKSANAAN
WAKT WAKTU
U PELAKSANAAN
KE
NO KEGIATAN BULAN BULAN 1
T
MG MG M MG
1 2 G3 4
I. TAHAPAN PERSIAPAN 0,5
1 Penyusunan Rencana Kerja
Survey Pendahuluan, Inventarisasi
2
Lahan Rencana Lokasi
3 Pengumpulan data sekunder
4 Mobilisasi Personil dan Peralatan
TAHAPAN PENGUKURAN
II. 0,5
LOKASI DAN SURVEY
1 Pengukuran Rencana Lokasi Lahan
Pengukuran Situasi, dimesi luas lahan
Pengukuran Miring lahan
2 Survey Mekanika Tanah/Sondir
TAHAP ANALISIS DAN
III. 0,5
PERANCANG DISAIN
1 Perhitungan dan Perencanaan Teknis
2 Penggambaran hasil perencanaan
(Gambar Teknis dan Detail Konstruksi)
Perhitungan Volume Pekerjaan dan
3
Rencana Anggaran Biaya
4 Penyusunan Spesifikasi Teknik
Penyusunan Rencana kerja dan Syarat-
5
syarat (RKS)
6 Asistensi
IV. TAHAP PELAPORAN 0,25
1 Laporan Awal
3 Laporan Akhir
2.3 Jadwal Penugasan Personil
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan memandang perlu untuk menjadwalkan
penugasan personil tenaga ahli, fasilitator maupun tenaga pendukung, agar penugasan
para personil tersebut sangat affektif dan effisien. Untuk itu penyesuaian jadual
pelaksanaan pekerjaan, waktu yang disediakan oleh Pengguna Jasa, kondisi cuaca
dilokasi dan peralatan yang tersedia akan menjadi pertimbangan yang sangat menentukan
dalam hal ini. Dengan demikian diharapkan para tenaga ahli, fasilitator dan tenaga
penunjang akan dapat bekerja dan selesai sesuai dengan jadual yang telah disepakati
bersama. Pendekatan-pendekatan terhadap aspek yang terkait, khususnya dalam hal
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan akhir sangat diutamakan.
Para tenaga ahli Konsultan yang akan ditugaskan dalam pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan Teknis Pengendali Arus/perkuatan Tebing Sungai Kiri Kp. Sungai Liput ini
di uraikan pada tabel 5.1.
Para tenaga ahli tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan bidang
keahliannya dan rencana kerja masing-masing.
Tabel 2.2. Jadwal Penugasan Personil
JUMLA
WAKTU PELAKSANAAN
H
NO KEGIATAN NAMA PERSONIL KET
ORANG
BULAN KE 1
BULAN
(OB) MG 1 MG 2 MG 3 MG 4
A. PROFESSIONAL STAFF
1 Team Leader (Sipil) ANWAR EFENDY, ST, MT 1 0,25 0,25 0,25 0,25
2 Ahli Teknik Sungai ARI RAMADHAN HIDAYAT, ST 1 0,25 0,25 0,25 0,25
B. SUB PROFESSIONAL STAFF
1 Surveyor / Juru Ukur MUHAMMAD THOYIB, ST 1 0,25 0,25 0,25 0,25
2 Surveyor / Juru Ukur DOLI HUTAJULU, ST 1 0,25 0,25 0,25 0,25
3 Cost Estimator ABDUL HAFIDZ, ST 1 0,5 0,5
C. TENAGA PENDUKUNG
1 Pembantu Juru Ukur MUHAMMAD NURDANI, ST 1 0,25 0,25 0,25 0,25
2 Pembantu Juru Ukur SAKUN, ST 1 0,25 0,25 0,25 0,25
3 Pembantu Juru Ukur RIDHO DARMAWAN, ST 1 0,25 0,25 0,25 0,25
4 Pembantu Juru Ukur DEVY MANUPUTTY, S.Tr.T 1 0,25 0,25 0,25 0,25
5 Drafter / Juru Gambar KARYADI NUGRAHA., ST 1 0,25 0,25 0,25 0,25
6 Drafter / Juru Gambar AGUNG BIJAKSANA, ST 1 0,25 0,25 0,25 0,25
7 Tenaga Administrasi UCI ELFANA SARI 1 0,25 0,25 0,25 0,25
BAB III
KONDISI EKSISTING
3.1 Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan bertempat di Desa/Kampung Sei Liput Dusun Tualang dengan Titik
Koordinat (4°13'59.97"N - 98° 3'38.34"E) Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh
Tamiang.
3.5 Elevasi Banjir Rencana pada Bagian Belokan (Lengkungan Alinyemen Alur)
Bila kenaikan tinggi muka air pada lengkung luar alur tidak dapat diabaikan,
elevasi muka air banjir rencana harus ditentukan dengan mempertimbangkan kenaikan
tinggi air tersebut.
Dalam perencanaan ini digunakan batas DAS yang diperoleh dari situs
www.tanahair.indonesia.go.id
\
2. Pemasangan Patok BM/PC
Penentuan koordinat dan elevasi patok menggunakan alat GPS (Global Position
System) dengan akurasi yang tinggi. Fungsi Patok benchmark ini sebagai
referensi atau acuan dalam pengukuran di sekitar titik BM yang dijadikan acuan
saat pengukuran untuk mendapatkan koordinat dan elevasi (X,Y,Z) di lokasi.
Manfaat dari Benchmark ini adalah :
a. Untuk menggabungkan area-area pengukuran yang terpisah pada satu sistem
koordinat global.
b. Mempermudah pengukuran peta situasi di lokasi sekitar dengan cara
menjadikan BM sebagai acuan sehingga peta situasi dapat diintegrasikan ke
dalam koordinat global.
c. Membuat titik tetap pada suatu kompleks bangunan sebagai acuan pengukuran
apabila ada penambahan bangunan dengan menggunakan patok BM tersebut
sebagai acuan pengukuran dan patok BM ini juga bisa digunakan untuk
acuan marking level bowplank.
3. Melakukan Survey Lapangan di Lokasi Kegiatan Satu
TS adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat (EDM) .
Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung
jarak datar (HD), jarak vertikal (VD), jarak miring (SD), koordinat, dan beda
tinggi secara langsung tanpa perlu dihitung manual dengan alat bantu hitung lagi.
Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudutvertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan
diolah secara computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang
terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance
meter (EDM)) untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik
tertentu.
Selanjutnya Theodolit adalah alat pengukur sudut saja dan data primer yang
dihasilkan dari theodolite hanya sudut horizontal, sudut vertikal, dan bacaan
rambu ukur. Untuk mendapatkan jarak diperlukan data pendukung seperti data
dari EDM, meteran, tachimetri, juga diperlukan perhitugan secara manual dengan
alat bantu hitung.
4. Melakukan Kegiatan Penyondiran Fisik Tanah di Lokasi Kegiatan
Rancangan pondasi baik bentuk maupun kekuatannya terhadap kemampuan
menahan beban harus diperhitungkan, sehingga angka keamanan bangunannya
dapat diketahui dan bangunan tahan lama. Material tanah yang merupakan hasil
lapukan kerak bumi, yang terbawa angin, air maupun ulah manusia, akan
menempati disuatu lokasi sebagai diposal dengan ketebalan yang bervariasi
dan kandungan air yang berbeda-beda pula. Pengaruh air terhadap butiran
tanah mengembang dan menyusut (akibat air yang terabsorbsi) oleh butiran
tanah, hal ini karena adanya muka air tanah yang naik di dalam lapisan
tanah. Sedangkan bila muka air dalam lapisan tanah turun maka akan
meninggalkan rongga pada lapisan diatasnya kejadian alamini dalam
rancangan pondasi elevasi muka air juga diperlukan, untuk perhitungan
terjadinya penurunan bangunan akibat fluktuasi muka air tanah tadi. Dan
akibat butiran tanah yang mengembang maka kekuatan juga akan menjadi
lemah. Daya dukung tanah maupun kepadatan tanah dari titik satu ke titik
yang lain akan berbeda-beda, maka pada suatu lokasi daerah yang akan
dibangun jumlah titik uji dalam penyelidikan tanah banyaknya juga berbeda.
Tetapi dapat diberikan arahan paling sedikit 2 titik atau 3 titik, agar supaya
ada data tanah pembanding.
Sd = 37,75
Cs = 0,403
3) Perhitungan Koefisien Kurtosis (Ck)
n ∑ ( X 1−X )4
Ck=
(n−1)(n−2)(n−3)Sd 4
Ck = 3,485
4) Perhitungan Koefisien Variasi (Cv)
Sd
Cv=
Xr
Cv = 0,238377
Cs » 0,0000 0,40
1 Normal Memenuhi
Ck » 3,0000 3,48
Cs ≤ 1,1396 0,40
2 Gumbel Memenuhi
Ck ≤ 5,4002 3,48
Cs » 0,4306 0,40
3 Log Normal Tidak Memenuhi
Ck = 3,6440 3,48
√
∑ 2
(log X 1−log X )
Sd=
n−1
Sd = 0,172
Cs = 0,160
Tabel 4. Rekap Perhitungan Metode Log Pearson III
1,87135
1 74,36299358 -0,100 0,010 -0,001
7
1,78468
2 60,90961606 -0,186 0,035 -0,006
6
2,09324
3 123,9508469 0,122 0,015 0,002
9
2,21997
4 165,9483157 0,249 0,062 0,015
3
2,00956
5 102,2258675 0,038 0,001 0,000
1
2,04341
6 110,5127902 0,072 0,005 0,000
3
1,94158
7 87,41402348 -0,030 0,001 0,000
1
1,65905
8 45,60900404 -0,312 0,097 -0,030
1
2,16747
10 147,0540245 0,196 0,039 0,008
7
19,7116
0,000 0,268 0,000
7
Tabel 5. Curah Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III
dengan,
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan maksimum harian selama 24 jam (mm)
t = lamanya hujan / durasi (jam)
Tabel 6. Intensitas Hujan
= 2,21
e. Debit Puncak Banjir (Qp)
A
I=
3 ¿¿
= 32,059
Awal Akhir
Karakteristik
Notasi Nilai Nilai
Tabel 8. Debit banjir kala ulang HSS Nakayasu Q2, Q5, Q10, Q25, Q50, an Q100
Q
t
parameter 2 5 10 25 50 100
0,000 0 0 0 0 0 0 0
1,000 0 22 31 37 46 53 59
15,000 0 26 37 45 55 63 71
16,000 0 15 21 26 32 36 41
17,000 0 9 12 15 18 21 24
18,000 0 5 7 9 11 12 14
19,000 0 3 4 5 6 7 8
20,000 0 2 2 3 4 4 5
21,000 0 1 1 2 2 2 3
22,000 0 1 1 1 1 1 2
23,000 0 0 0 1 1 1 1
24,000 0 0 0 0 0 0 1
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000
Tabel 10. Perhitungan kecepatan aliran dan debit sungai pada belokan
Lokas
i Lebar sungai Kedalaman A P R V Qn
Tabel 11. Tinggi muka air pada saat debit kala ulang tertentu
Kala
ulang V Qn A H
Desain debit banjir awal adalah desain banjir dengan kala ulang 50
tahunan (Q50). Namun, dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa debit banjir
sungai tidak masuk dalam perhitungan debit rancangan menggunakan metode
Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu, hal ini menunjukkan bahwa jika
debit banjir tetap di desain dengan kala ulang 50 tahun maka kemungkinan harus
dilakukan pelebaran sungai dan efek yang ditimbulkan adalah relokasi penduduk
dan memungkinkan terjadinya masalah sosial. Sehingga, perencanaan
menggunakan data debit banjir terbesar existing yang terbesar yaitu 2216,90
m3/dt, untuk pengendalian bangunan pelindung tebing.
4.3 Analisis Bangunan Pelindung Tebing dan Stabilitas Bangunan
a. Bronjong Kawat
Data :
g= 9,8 m/dt2
φ= 12 °
3
γb = 1,895 ton/m
3
γ' = 0,977 ton/m
γw = 1 ton/m3
Penyelesaian :
1. Tekanan Tanah Lateral pada Tanah Granuler
(Pasir) Ka = 0,650
Kp = 1,534
0,5 P1
P2
Pa
D Pp P3
Data lapangan :
g= 9,8
m/dt φ = 12 °
2
3
γb = 1,895 ton/m
3
γ' = 0,977 ton/m
γw = 1 ton/m3
P1 = 55,9191
P2 = 795,2938 + 99,41173 D
Pp = 0,762485 D2
M1 = 9 D x 55,9191 D
M2 = 4 D x 795,2938 D + 99,41173 D2
M4 = 0,333 D + 2,50555 D3
2. Diameter angkur
Diambil mutu baja BJ 39 dengan fy = 3900 kg/cm2, tegangan ijin = 2340 kg/cm2.
P total = 1868,686 Kg
1868,686
A =
2340
= 0,79 cm2
4 × 0,79
D =
π 0,5
=1,008 cm = 10,08 mm
Digunakan angkur 14 mm
Perhitungan Rencana anggaran biaya dalam kegiatan ini, dilakukan berdasarkan perhitungan
volume dan jenis pekerjaan yang ada dalam gambar desain, Sedangkan harga satuan upah dan
bahan mengacu pada standart harga yang berlaku di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Kabupaten Aceh Tamiang serta berdasarkan hasil survey lapangan. Selanjutnya analisa harga
satuan untuk setiap pekerjaan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No :
11/PRT/M/2013, tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
dan Standart Biaya Kementerian SDA.
Dalam perhitungan anggaran biaya ini juga dimasukkan kebutuhan lain seperti biaya
perizinan pekerjaan (SIKK), dan biaya pembukaan lahan akses alat berat. Hasil
perhitungan rencana anggaran biaya selengkapnya dapat dilihat pada dokumen tersendiri.
BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE KERJA
Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah dan untuk
menahan masuknya air ke dalam lubang galian.
Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah, turap banyak
digunakan pada pekerjaan-pekerjaan, seperti :
1. Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai
2. Penahan tebing galian misalnya pada pembuatan fondasi langsung atau pondasi
menerus, dan pembuatan basement
3. Bangunan-bangunan di pelabuhan mialnya dinding dermaga dan dok kapal
4. Bendungan elak.
Sheet pile tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi karena akan memerlukan luas
tampang bahan turap yang besar. Selain itu sheet pile juga tidak cocok digunakan pada tanah
yang mengandung banyak batuan, karena menyulitkan pemancangan.
2.3. Identifikasi
1) Sebelum dipindahkan dari tempat penyimpanan/gudang, tiang dalam bentuk pipa
dan sheet-pile harus diberi tanda-tanda/identifikasi. Sebelum dipancang tiang harus
diperiksa terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan untuk dipancang.
2) Untuk mengetahui masuknya tiang ke dalam tanah maka setiap tiang harus diberi
tanda dengan cat minimum pada setiap meternya.
3. Pemacangan Sheet Pile harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang
pancang Sheet Pile diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga
tiang pancang masuk pada bagian alat.
4. Pemancangan Sheet Pile harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi
tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan
pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang samak sehingga tiang pancang
masuk pada bagian alat.
1. Untuk pemotongan tiang pancang digunakan tenaga manual, dan hasil potongan
dikumpulkan serta dibuang ke area yang telah ditentukan.
2. Untuk ikatan antara Tiang pancang dengan Lantai Konstruksi ditambahkan besi
pada tiang pancang.
– Loading Test
d. Pemasangan Guide beam Guide beam mi adalah tempat pancang berdiri tegak yang
sengaja di desain dan digunakan untuk membantu menegakkan pancang CCSP agar
mempermudah proses pernancangan ketika akan dipukul menggunakan hammer atau
vibro.
e. Proses Pengangkatan Tiang Pancang CCSP Pengambilan tiang pancang CCSP untuk
dipasang pada posisi pemancangan harus diperhitungkan terhadap momen karena
berat sendiri.
f. Untuk tiang pancang CCSP yang panjang perlu diambil dengan beberapa titik, untuk
mengurangi pan jang tiang yang tidak terdukung. Pengangkatan tiang pancang CCSP
menggunakan Crawler Crane HP55 dengan posisi titik angkat sesuai dengan
perhitungan sehingga tidak terjadi patah pada saat pengangkatan.
g. Pemancangan
Setelah proses pemancangan berada pada ketinggian yang sesuai dengan tinggi guide beam,
unttik memperlancar proses pemancangan sampai pada tanah keras, maka terjadi pelepasan
guide beam. Karena guide beam itu sendiri hanya berfungsi sebagai frame atau penyanggah
agar letak pancang tetap stabil pada saat pemukulan hal itu dikarenakan pancang terlalu
panjang, sehingga perlu bantuan untuk menyanggah agar pancang tetap tegak lurus.
Setelah pelepasan guide beam dan pancang CCSP benar-benar berada pada posisi tegak lurus,
hal itu tidak membuat para surveyor diam saja. Maka para Surveyor melakukan pengukuran
atau membidik kembali titik-titik yang sudah ditentukan di awal pekerjaan apakah letak
pancang benar benar lurus dan tegak, sehingga tidak akan mengalami sled ing yang
ditimbulkan karena struktur tanah dan mengakibatkan pancang sewaktu-waktu bergeser
karena tanah yang berhubungan dekat dengan air. Batas toleransi elevasi pergeseran pancang
adalah + 10 cm.
Setelah proses pelepasan guide beam dan pengukuran terhadap kelurusan pancang maka
langkah selanjutnya adalah melanjutkan pemukulan pancang CCSP dengan menggunakan alat
pancang yan sesuai kebutuhan untuk mencapai tanah keras. Pancang CCSP mi didesain
dengan panjang 10 meter dan direncanakan untuk proses pembuatan Capping beam dengan
sisa pancang + 3.5 meter. Sedangkan kedalaman tanah mencapai tanah keras ± 6.5 meter. O!
eh karena itu CCSP didesain dengan panjang 10 meter agar menghasilkan sisa pancang yang
seragam.
PEMASANGAN BRONJONG
1. Pastikan Semua tanah dipindahkan dari galian sampai dengan kedalaman yang tepat.
2. Pastikan semua bongkahan dan batu-batu besar dipindahkan dari bawah tempat
penggalian dan seandianya butuh ratakan dengan material yang lebih baik.
3. Periksa dinding penggalian dan kemiringan dinding galian 1:2 untuk mencegah terjadinya
longsor.
4. Jagalah galian agar dalam keadaan kering sebisa mungkin.
5. Pastikan pengikat dilakukan dengan kawat galvanis d > 3mm dan dengan jumlah kawat
yang cukup.
6. Pastikan batu (batu untuk isian bronjong dengan ukuran 30 – 40 cm) yang digunakan
mempunyai kualitas yang baik dan dengan ukuran yang sesuai.
7. Pastikan bronjong terkunci dengan mengikatkannya secara bersamaan
8. Pastikan dilakukan pemadatan yang cukup di sekeliling bronjong.
9. Pastikan bronjong diisi dengan cukup, timbunan kembali yang dibuat dipadatkan dengan
baik sehingga tidak ada lagi yang masih lembek
10. Periksa semua sambungan yang terlihat apakah sudah terikat dengan baik.