Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

PERENCANAAN TEKNIS PENGENDALIAN ARUS/PERKUATAN TEBING


SUNGAI KIRI KAMPUNG SUNGAI LIPUT
KECAMATAN KEJURUAN MUDA
KABUPATEN ACEH TAMIANG
2022

CV. RESINDO (REKAYASA DESIGN INDONESIA )


Konsultan Perencana dan Pengawasan Konstruksi
Head Office : Perumahan Lingkar Asri, Jl. Cokelat II/H.21 Bajur, Labuapi, Lombok Barat
Studio : Jl. Safa No. 37 Perumahan Royal, Kota Mataram
Email :rekayasa.design2020@gmail.com
Kontak : 081909100211
ANALISA DAN ESTIMASI KERANGKA KERJA

PERENCANAAN TEKNIS
PENGENDALI ARUS/PERKUATAN TEBING SUNGAI KIRI
KAMPUNG SEI LIPUT

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah yang dilintasi oleh dua sungai besar
yaitu Sungai Kiri dan Sungai Kanan yang mempunyai siklus banjir tahunan. Persoalan banjir
ini diakibatkan karena berbagai hal, yang diantaranya adalah kurangnya perhatan dalam
mengelola DAS (Daerah Aliran Sungai) dan semakin banyaknya pemukiman serta
perkebunan di sepanjang sempadan sungai. Berkembangnya pemukiman serta
perkebunan di sempadan sungai mengakibatkan terjadinya proses sedimentasi di sungai
itu sendiri, yang berdampak Ketika hujan dengan intensitas yang tinggi terjadi maka terjadi
luapan air dikarenakan ketidakmampuan DAS dalam menampung kapasitas air yang besar.
Sungai adalah tempat mengalirnya air yang berasal dari mata air maupun air hujan
menuju tempat yang lebih rendah yaitu danau maupun laut. Dengan kata lain sungai
dapat diartikan sebagai salah satu sumberdaya alam yang bersifat mengalir sehingga
pemanfaatan air di hulu yang tak terkendali akan menghilangkan peluang pemanfaatan
air di hilir, pencemaran di hulu akan menimbulkan biaya sosial di hilir dan pelestarian di
hulu akan memberikan manfaat di hilir.
Banjir adalah kondisi dimana tidak tertampungnya air dalam saluran pembuang
(palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga
meluap menggenangi daerah sekitarnya. Dikatakan banjir apabila terjadi luapan air
yang disebabkan kurangnya kapasitas penampang saluran. Banjir di bagian hulu
biasanya cenderung berarus deras dan mempunyai daya gerus besar, tetapi berdurasi
pendek. Sedangkan banjir di bagian hilir cenderung berarus lambat dengan durasi banjir
yang panjang (Suripin, 2004)
Pengendalian banjir dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: normalisasi cross
section saluran, perbaikan kemiringan dasar saluran, memperkecil kakasaran dinding
alur saluran, menstabilkan alur saluran, dan pembuatan tanggul banjir. Dan salah
satunya juga perkuatan tebing sungai ditujukan untuk melindungi tebing tersebut terhadap
gerusan arus sungai dan menecegah proses pengikisan pada alur sungai, dan beberapa
bentuk bangunan perkuatan tebing sungai yaitu tanggul dan talud.
Tanggul dipakai untuk melindungi daerah irigasi atau pemukiman dari banjir
yang disebabkan oleh luapan air sungai yang menuju pembuang yang besar atau laut.
Karena fungsinya melindungi daerah tangkapan yang besar menuju tempat tinggal
penduduk, maka kekuatan dan keamanan tanggul harus benar-benar diselidiki dan
direncanakan sebaik-baiknya (Direktorat Jenderal Pengairan, 2010).
Hal tersebut diatas terkait erat dengan kondisi sungai yang ada saat ini.
Terdapat beberapa sungai di Kabupaten yang melntasi permukiman penduduk. Kondisi
sungai saat ini mulai memprihatinkan, hal ini terlihat dari rusak atau runtuhnya tebing
sungai sehingga dikhawatirkan pada saat datangnya musim hujan dapat mengakibatkan
banjir yang berdampak pada kerusakan lahan pertanian, permukiman maupun sarana dan
prasarana umum masyarakat bahkan dapat menelan korban jiwa dan harta benda
Berkaitan dengan permasalahan klasik yang rutin terjadi ini, maka diperlukan
konservasi DAS maupun Sub DAS di Kabupaten Aceh Tamiang secara dini berupa
pembangunan pengaman tebing dan pengatur arus sungai di beberapa Lokasi atau luapan
spot banjir dari DAS Tamiang itu sendiri. Sehingga ketika intensitas hujan tinggi dan debit air
yang mengalir di Sungai tidak tertampung lagi, Pengaman Tebing dan Pengatur arus
berfungsi untuk pengedalian banjir diharapkan dapat menimalkan dampak dari luapan air
baik ke pemukiman masyarakat maupun perkebunan dengan melaksanakan kegiatan
Perencanaan Teknis Pengendali Arus/Perkuatan Tebing Sungai Kiri Kp. Sungai Liput di
mana salah satu tujuan utama untuk meminimalisirkan dampak akibat kerusakan pada
tebing sungai yang ada di daerah DAS maupun Sub DAS di Kabupaten Aceh Tamiang

2. Maksud dan Tujuan


 Maksud : Pengumpulan data/informasi yang terkait serta menyiapkan suatu
perencanaan dan detail Perencanaan untuk Sungai Simpang Kiri Kampung Sungai
Liput Kecamatan Kejuruan Muda yang dapat digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan fisik/konstruksi yang handal dan komprehensif, berdasarkan hasil
analisa dari aspek teknis dan sosial ekonomi menurut sistem perencanaan yang
dihasilkan dari investigasi lapangan yang telah dilakukan sebelumnya pada
lokasi pekerjaan.
 Tujuan : Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat rekayasa teknis dan sebagai
referensi dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi yang berupa Perkuatan
Tebing dan Pengedalian Arus Sungai SImpang Kiri yang memenuhi kriteria dan
berpedoman pada standar perencanaan Sungai Dirjen Sumber Daya Air dan standar
lainnya

3. Peta Lokasi Kegiatan


Lokasi Kegiatan bertempat di Desa/Kampung Sei Liput Dusun Tualang dengan Titik Koordinat
(4°13'59.97"N - 98° 3'38.34"E) Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang.
4. Karakteristik Sungai
 Topografi Kabupaten Aceh Tamiang terletak pada beberapa perbedaan wilayah,
yaitu:
a. Ketinggian 0 sampai 50 m diatas permukaan laut (dpl) dengan morfologi datar
meliputi wilayah Kecamatan Seruway, Bendahara, Banda Mulia dan Kota
Kuala Simpang;
b. Ketinggian 50 sampai 500 m diatas permukaan laut (dpl) dengan morfologi
datar, landai sampai berombak meliputi wilayah Kecamatan Rantau, Karang
Baru, Manyak Payed, Kejuruan Muda dan Sekerak;
c. Ketinggian 500 sampai >1000 m diatas permukaan laut (dpl) dengan morfologi
berombak, bergelombang sampai berbukit meliputi wilayah Kecamatan
Tenggulun, Tamiang Hulu dan Bandar Pusaka.
 Geologi dan Morfologi, berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Aceh Tamiang
secara makro berada  diatas  beberapa jenis tanah, diantaranya:
a. Ultisol atau podsolik merah kuning dari batuan yang tanah dasarnya
mempunyai bahan granit;
b. Alfisol (Renzina) dari batuan kapur;
c. Inceptisol atau tanah Latosol dari berbagai jenis bahan geologi yang beragam
dengan tingkat pelapukan sedang;
d. Aluvial atau Entisol dari bahan endapan resen atau baru;
e. Regosol/Entisol dari bahan pasir yang relatif baru; serta
f. Organosol (tanah  gambut)  dan  dan  gley  humus  (Hidromorfik Kelabu) atau
Trapaquepts.

5. Elevasi Banjir Rencana


Elevasi (ketinggian) muka air banjir rencana ditentukan berdasarkan :
a. Besarnya debit banjir rencana,
b. Tampang melintang, dan tampang memanjang dari alur sungai,
c. Harus serendah mungkin diatas lahan sepanjang sungai.
d. Jika memungkinkan elevasi muka air banjir rencana yang diambil tidak lebih dari
elevasi muka air maksimum banjir yang pernah terjadi.
6. Elevasi Banjir Rencana Anak Sungai pada Ruas Pengaruh Pembendungan (Back
Water Effect)
Ketinggian muka air banjir rencana pada anak sungai yang terpengaruh muka air
sungai induk (back water effect) ditentukan berdasarkan butir-butir berikut, (dipilih
yang paling tinggi):
a. Ketinggian muka air ditentukan dengan perhitungan efek pembendungan
(backwater effect calculation), pada sungai induk pada ketinggian muka air banjir
rencana, dan anak sungai mempunyai kombinasi debit yang berhubungan dengan
debit puncak sungai induk.
b. Ketinggian muka air ditentukan dari perhitungan backwater, dengan
menggunakan patokan (elevasi awal) ketinggian muka air sungai induk yang
merupakan gabungan debit banjir rencana dari sungai induk dan anak sungainya
c. Jika rasio debit banjir rencana anak sungai dengan debit banjir rencana sungai
induk relatif kecil, tinggi air ditentukan dengan perhitungan aliran seragam
(uniform flow calculation).

7. Elevasi Banjir Rencana pada Bagian Belokan (Lengkungan Alinyemen Alur)


Bila kenaikan tinggi muka air pada lengkung luar alur tidak dapat diabaikan, elevasi
muka air banjir rencana harus ditentukan dengan mempertimbangkan kenaikan tinggi air
tersebut.

A. Bentuk Penampang Melintang dan Memanjang Sungai


1. Desain Kemiringan Dasar Sungai
Kemiringan dasar rencana harus ditentukan dalam hubungannya dengan tinggi
dasar rencana, dengan memperhitungkan biaya pemeliharaan dan
pelaksanaannya, tetapi pada umumnya ditekankan pada kemiringan dasar rerata
saluran yang ada. Kemiringan sungai pada umumnya (dari hulu kehilir) berubah
secara bertahap dari curam ke landai.
2. Elevasi Dasar Sungai Rencana
Penentuan ketinggian (elevasi) dasar rencana ditetapkan dalam hubungannya
dengan kemiringan dasar rencana, bentuk tampang melintang, dengan
mempertimbangkan:
 ketinggian lahan, juga elevasi muka air tanah,
 elevasi bangunan sadap (intake) untuk irigasi,
 elevasi lahan yang terdapat bangunan penting.

B. Bentuk Penampang Melintang Alur Sungai


1. Bentuk Desain Penampang Melintang Alur Sungai
Bentuk tampang melintang rencana alur sungai umumnya berbentuk tampang
profil bersusun (compound cross section). Untuk sungai dengan arus deras atau
sungai dengan debit banjir rencana kecil, harus ditentukan dengan
mempertimbangkan kondisi alur air dan kesulitan pemeliharaan, dsb.
2. Lebar Sungai
Lebar sungai ditentukan berdasarkan debit banjir rencana, dengan
mempertimbangkan : Kemiringan memanjang, Kondisi topografi dan geologi
sungai dan situasi penggunaan tanah disepanjang sungai, dll.
3. Lebar Alur Aliran untuk Debit Kecil (M.A.R = muka air rendah) dan kedalaman
Alur untuk Aliran Debit Banjir (M.A.T = muka air tinggi)
Lebar palung sungai untuk aliran debit air kecil (low flow) dan elevasi debit air
banjir/air tinggi (high water) harus ditentukan berdasarkan pertimbangan :
 Pemeliharaan alur,
 Frekuensi terjadinya banjir (elevasi muka air tinggi), dan
 Penggunaan alur sungai pada saat elvasi muka air tinggi (banjir).

C. Bentuk Penampang Melintang pada Tikungan


Untuk perbaikan sungai (misal : pelebaran alur sungai) pada bagian belokan, harus
dilakukan pengukuran untuk memperoleh gambaran tentang kondisi belokan dan kondisi
alur air pada bagian hulu dan hilir.
A. DATA SPASIAL DAERAH ALIRAN SUNGAI TAMIANG

Dalam perencanaan ini digunakan batas DAS yang diperoleh dari situs
www.tanahair.indonesia.go.id.

Peta Sebaran DAS Indonesia


Peta DAS Tamiang

Dalam penentuan DTA (daerah tangkapan air/catchment area) lokasi talud sungai
menggunakan tampak kontur yang diperoleh dari data DEM (Digital Elevation Model)
yang diperoleh dari situs diatas.

DTA sungai tamiang kiri

B. HIDROLOGI

Hidrologi merupakan tahapan awal perencanaan suatu rancangan bangunan


dalam suatu DAS untuk memperkirakan besarnya debit banjir yang terjadi di daerah
tersebut. Sebagian air pada tampungan air mengalami evaporasi kembali karena
pengaruh panas matahari.
Analisa data hidrologi dimakudkan adalah untuk mengetahui besarnya debit
banjir rencana. Debit banjir rencana ialah debit maksimum rencana disalurkan alamiah
atau sungai dengan periode ulang tertentu atau bias dialirkan tanpa harus
membahayakan sungai. Dalam mendapatka debit banjir rencana yang ada yaitu
dengan menganalisis data curah hujan maksimum pada daerah aliran sungai yang
diperoleh dari beberapa stasiun hujan terdekat yang ada.
1. Curah Hujan
Data curah hujan yang tercatat diproses berdasarkan areal yang mendapatkan
hujan sehingga didapat tinggi curah hujan rata-rata dan kemudian diramalkan
besarnya curah hujan pada periode tertentu. Dalam perencanaan digunakan data
hujan 10 tahun (2012-2021) yang diperoleh dari data online BMKG, dan terdapat 3
pos hujan yang berpengaruh pada DAS tinjau yang terdiri dari 2 Provinsi NAD dan
1 POS SUMUT.
Nama POS Lintang Bujur X Y UTM

Malukussaleh 5,22869 96,94749 272502,892 578314,907 47N

Cut Nyak Dien 4,04928 96,24796 194409,068 448093,129 47N

Iklim Medan 3,6211 98,71485 468332,839 400251,729 47N

Pos Hujan Tinjauan 3 Lokasi

Polygon Thiessen 3 Pos Hujan

2. Curah Hujan Rencana


Dalam menganalisis curah hujan rencana dengan periode tertentu, digunakan
metode statistik yaitu Metode Log Normal, Metode Gumbel dan Log Pearson III.
3. Perhitungan Debit Banjir Rencana
Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menghitung debit aliran
permukaan. Pada umumnya metode perhitungan aliran permukaan yang disajikan
adalah metode rasional yang merupakan hasil penelitian lapangan dari para ahli
hidrologi. Dalam perencanaan ini menggunakan pendekatan debit banjir rencana
Hidrograf Satuan Sintetik Nakayas

C. Tanah
Pengukuran Penampang saluran dan Topografi

60
-3

40
-0,5 -3
20

0
0 50 100 150 200

Kontur pada Titik rencana 1

150

100

50

-50 0 50 100 150 200


Kontur pada titik Rencana 2
D. Opsi Perencanaan Teknis
1. Dump Stones

Pemasangan Dump Stones di lapangan

2. Dinding Penahan Tanah


Pemasangan Dinding Penahan Tanah di lapangan

3. Bronjong Kawat

Pemasangan Bronjong Kawat di Lapangan


4. Turap (Site Pile)
Pemasangan Turap Precast di Lapangan
5. Krib

Posisi Krib terhadap Arus Sungai

Pemasangan Krib pada Sungai


RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Melakukan Koordinasi Dengan Instansi Dinas PUPR Kabupaten Aceh Tamiang dengan
melakkan kunjungan ke Lokasi Kegiatan
Dokumentasi :
2. Pemasangan Patok BM/PC
Penentuan koordinat dan elevasi patok menggunakan alat GPS (Global Position System)
dengan akurasi yang tinggi. Fungsi Patok benchmark ini sebagai referensi atau acuan dalam
pengukuran di sekitar titik BM yang dijadikan acuan saat pengukuran untuk mendapatkan
koordinat dan elevasi (X,Y,Z) di lokasi.
Manfaat dari Benchmark ini adalah :
a. Untuk menggabungkan area-area pengukuran yang terpisah pada satu sistem koordinat
global.
b. Mempermudah pengukuran peta situasi di lokasi sekitar dengan cara menjadikan BM
sebagai acuan sehingga peta situasi dapat diintegrasikan ke dalam koordinat global.
c. Membuat titik tetap pada suatu kompleks bangunan sebagai acuan pengukuran apabila
ada penambahan bangunan dengan menggunakan patok BM tersebut sebagai acuan
pengukuran dan patok BM ini juga bisa digunakan untuk acuan marking level bowplank.
3. Melakukan Survey Lapangan di Lokasi Kegiatan Satu
TS adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat (EDM) . Total
station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar (HD),
jarak vertikal (VD), jarak miring (SD), koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu
dihitung manual dengan alat bantu hitung lagi. Total Station merupakan alat pengukur jarak
dan sudut (sudut horisontal dan sudutvertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip
memori, sehingga data pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian
didownload dan diolah secara computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang
terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM))
untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Selanjutnya Theodolit adalah alat pengukur sudut saja dan data primer yang dihasilkan dari
theodolite hanya sudut horizontal, sudut vertikal, dan bacaan rambu ukur. Untuk
mendapatkan jarak diperlukan data pendukung seperti data dari EDM, meteran, tachimetri,
juga diperlukan perhitugan secara manual dengan alat bantu hitung.
DATA UKUR POLIGON DAN DETAIL
DATA UKUR LOKASI SATU TANGGAL : 03 DESEMBER 2022
KEGIATAN : SURVEYOR :
NO. SERI ALAT : ENGINEER :

B AC AAN R AM B U B AC AAN S UDUT


TEM P TINGGI TAR GE
AT J AR AK
ALAT T/DET B e na ng B e na ng B e na ng HOR IZONTAL VER TIKAL S KETS
ALAT DATAR (m )
(m ) AIL Ata s Te nga h B a wa h
(S TA) ° ' '' ° ' ''

U 0 0 0
P1 1.385
P2 1.40 128 3 0 89 50 56 45.191
P0 1.60 313 52 50 89 21 10 22.598
1 2.15 221 55 59 90 47 32 70.434
2 2.15 222 21 3 91 4 28 57.854
3 2.15 222 45 24 93 18 44 54.676
4 2.15 222 52 15 95 18 40 51.234
5 1.44 43.263
6 1.93 35.293
7 2.21 20.064
8 2.15 223 22 47 117 4 12 9.384
9 2.39 223 22 44 117 16 30 8.434
10 3.19 223 22 45 96 58 56 2.752
11 1.15 223 22 42 94 44 6 2.131
12 1.60 30 26 45 89 4 46 11.031

P1 1.6 0 0 0 89 47 43 45.146
P2 1.34
P3 1.40 177 43 53 90 10 6 22.682
1 1.40 91 27 51 91 5 21 11.626
2 1.34 271 50 27 91 2 18 3.264
3 4.48 271 50 26 91 7 8 5.092
4 3.32 271 50 44 110 26 16 9.741
5 1.42 17.776
6 1.38 23.311
7 2.50 34.504
8 2.00 270 16 49 95 6 34 55.145
9 1.22 270 4 22 94 17 9 58.134
P2 1.50 0 0 0 88 58 23 22.362
P3 1.26
P4 1.30 89 55 52 89 51 53 30.159
1 1.45 63 28 24 87 26 1 8.328
2 2.04 258 36 52 92 13 36 2.118
3 3.80 258 37 5 92 12 28 4.260
4 2.15 258 21 54 115 24 13 7.041
5 2.15 258 14 46 113 26 12 10.175

6 2.98 17.244
7 2.47 38.033
8 7.12 53.910
9 3.26 61.458
10 2.15 248 58 29 93 52 47 69.361
11 3.30 249 16 48 90 3 3 73.657
12 1.30 250 21 0 90 53 30 81.534
13 1.30 250 44 15 90 52 52 87.062

CP1
2 1.10 227 37 0 90 0 42 91.762
3 3.80 227 49 48 90 42 15 85.408
4 2.15 227 44 4 93 27 11 77.015
5 3.09 60.230
6 8.23 52.310
7 8.57 46.864
8 8.13 32.220
9 4.55 27.963
10 3.21 16.563
11 2.98 12.985
12 3.52 237 7 58 109 18 29 9.177
13 3.07 237 5 36 108 11 51 5.219
14 2.10 237 0 14 95 30 20 2.819

ST1 2.15 237 44 34 89 53 43 85.724


ST2 2.15 220 35 3 89 9 43 87.932
ST3 2.15 200 17 46 90 8 20 82.013

1 2.15 210 31 39 88 32 39 90.098


2 2.15 210 5 53 89 48 43 88.069
3 2.15 210 13 6 91 26 21 84.102
4 2.15 210 25 27 93 24 29 76.966
5 6.21 69.923
6 7.97 49.469
7 7.23 40.271
8 3.53 37.815
9 3.90 217 36 48 110 30 37 7.746
10 2.90 213 6 13 108 55 56 4.000
11 1.30 31 35 20 89 32 14 13.688

1 1.00 348 12 47 90 17 10 11.167


2 2.20 169 37 56 96 7 55 4.609
3 3.91 171 51 32 103 35 42 11.983
4 2.11 18.265
5 3.77 28.738
6 1.27 61.725
7 2.15 170 7 30 94 7 40 64.440
8 2.15 169 39 56 91 46 43 68.750
9 2.15 169 33 47 90 0 11 70.740
10 2.15 169 52 46 89 38 50 78.178

P3 1.30 0 0 0 90 1 52 30.127
P4 1.29
P5 1.30 121 31 34 90 42 53 40.102
1 1.43 48 10 42 90 2 33 8.980
2 1.57 231 58 20 89 58 30 6.094
3 4.70 230 46 50 89 55 46 10.011
4 4.70 232 2 51 98 44 4 13.856
5 2.15 227 11 40 95 13 12 52.979
6 2.15 227 1 17 92 35 1 58.344
7 2.15 226 40 24 91 15 17 61.872
8 2.15 226 33 20 89 10 17 63.399
9 2.15 226 56 50 89 9 59 69.824
10 4.60 33.417

P4 0.80 0 0 0 90 13 36 40.136
P5 1.4
P6 1.10 173 58 44 90 53 32 47.092
1 1.80 88 24 13 90 12 33 11.713
2 1.80 270 56 31 90 14 18 10.723
4 4.70 270 15 40 95 7 46 20.531
5 2.15 269 11 46 94 35 17 51.042
6 2.15 269 2 18 92 14 55 58.244
7 2.15 268 27 29 90 44 41 60.798
8 2.15 268 22 0 87 43 38 62.364
9 2.15 268 9 31 87 48 5 68.054
10 4.60 35.786

P5 1.10 0 0 0 89 52 17 47.162
P6 1.38
1 1.33 97 50 25 89 55 5 8.128
2 0.93 273 25 36 89 43 59 6.377
3 4.20 272 50 53 89 56 2 10.545
4 4.80 271 24 15 94 40 0 14.206
5 2.15 272 22 28 94 30 23 50.575
6 2.15 272 57 19 91 26 48 53.282
7 2.15 273 14 12 89 45 5 57.382
8 1.00 274 52 41 87 40 41 58.917
9 2.15 274 58 55 87 58 59 62.527
10 2.15 274 48 38 88 4 32 63.843
11 2.15 274 14 51 88 9 7 63.726
4. Melakukan Survey Lapangan di Lokasi Kegiatan Dua

Dokumentasi :
DATA UKUR POLIGON DAN DETAIL
DATA UKUR LOKASI DUA TANGGAL : 04 DESEMBER 2022
KEGIATAN : SURVEYOR :
NO. SERI ALAT : ENGINEER :

B A C AA N R A M B U B AC AA N S UDUT
TEM P TAR GE
AT TING GI J AR AK
T/DET B e na ng B e na ng B e na ng HO R IZO NTA L VER TIKA L S KETS A
ALAT A LAT (m ) DA TA R (m )
A IL Ata s Te nga h B a wa h
(S TA ) ° ' '' ° ' ''

U 0 0 0
P1 1.315
P2 2.13 68 11 37 87 5 45 57.232

P0 2.15 307 10 28 90 13 4 173.026


1 2.15 308 17 36 90 46 7 187.045
2 4.00 308 47 23 90 46 4 186.754
3 3.40 191.056
4 2.15 317 0 57 90 47 27 196.066
5 1.00 318 32 44 89 51 6 196.582
6 2.15 320 28 27 89 4 55 179.139

CP 1.30 277 14 23 89 51 56 35.741


1 1.50 285 39 21 91 11 43 34.686
2 1.40 294 58 43 92 47 2 35.020
3 2.00 297 28 47 93 47 30 35.503
4 2.68 5.000
5 4.10 10.000
6 2.15 339 3 49 91 35 44 83.692
7 2.15 340 28 30 90 27 5 85.663
8 2.15 338 3 38 89 25 41 91.313
9 2.15 338 29 11 88 28 9 95.448

P1 2.15 349 47 34 87 47 21 87.696


1 2.15 349 40 4 89 33 36 85.284
2 2.15 349 41 28 91 42 2 80.139
3 3.00 5.000
4 7.00 10.000
5 8.00 15.000
6 2.70 5.000
7 3.95 349 41 31 93 35 8 6.511
8 1.20 349 41 34 93 35 13 2.500
9 1.58 349 41 36 93 35 19 1.481
10 1.76 168 43 40 86 53 29 12.399
P1 2.85 0 0 0 90 25 33 57.232
P2 1.36
P3 1.50 130 59 35 88 47 5 45.750
1 1.32 268 36 24 91 53 12 3.414
2 1.54 75 10 9 92 35 16 1.490
3 3.42 75 20 9 92 39 20 3.309
4 2.15 82 20 34 110 19 0 11.546
5 2.12 5.000
6 2.89 10.000
7 8.00 20.000
8 9.30 30.000
9 3.69 62.000
10 2.15 80 10 10 93 32 27 68.279
11 2.15 79 2 3 91 45 9 77.290
12 2.15 80 10 20 89 24 4 81.050
13 2.15 80 11 34 89 24 13 81.014
14 1.50 79 21 48 89 40 44 85.490

P2 1.10 0 0 0 90 44 44 30.648
P3 1.321
P4 1.40 180 16 7 89 19 43 29.811
1 1.50 104 23 15 91 17 28 63.189
2 1.50 104 23 34 93 7 57 57.017
3 1.50 104 23 34 96 5 55 53.038
4 2.64 47.203
5 2.78 32.215
6 2.26 104 19 40 111 7 36 13.110
7 1.80 105 30 11 102 22 58 8.424
8 1.28 105 53 46 102 23 4 4.171
9 1.14 273 15 37 88 17 1 4.694

P3 1.20 0 0 0 90 45 11 29.773
P4 1.345
P5 2.95 141 21 23 90 38 51 96.454
1 1.20 280 6 56 90 37 23 11.377
2 2.05 79 38 35 97 19 53 2.728
3 2.00 100 13 0 98 53 22 5.882
4 4.70 108 34 53 95 23 16 10.058
5 4.80 107 32 23 99 29 49 15.896
6 0.70 21.522
7 2.10 27.458
8 2.79 49.131
9 2.15 100 28 46 95 57 34 51.748
10 2.15 101 57 46 93 40 48 55.463
11 2.15 102 48 23 90 50 12 59.828
12 2.15 102 35 1 90 35 3 69.224

P4 1.50 0 0 0 88 53 25 96.303
P5 1.545
1 2.15 150 42 28 85 13 29 7.591
2 1.60 319 4 37 96 6 1 2.445
3 2.15 318 26 26 108 7 12 6.327
4 2.15 325 9 57 108 33 59 11.038
5 2.43 14.905
6 2.50 17.437
7 2.12 30.799
8 2.00 321 22 41 94 23 19 48.296
9 1.50 319 52 12 93 33 25 51.312
10 2.40 319 2 50 90 27 53 54.090
11 1.30 319 3 16 88 45 12 55.940
12 1.60 318 52 2 88 41 31 64.419
5. Melakukan Kegiatan Penyondiran Fisik Tanah di Lokasi Kegiatan
Rancangan pondasi baik bentuk maupun kekuatannya terhadap kemampuan menahan
beban harus diperhitungkan, sehingga angka keamanan bangunannya dapat diketahui
dan bangunan tahan lama. Material tanah yang merupakan hasil lapukan kerak bumi, yang
terbawa angin, air maupun ulah manusia, akan menempati disuatu lokasi sebagai diposal
dengan ketebalan yang bervariasi dan kandungan air yang berbeda-beda pula. Pengaruh
air terhadap butiran tanah mengembang dan menyusut (akibat air yang terabsorbsi)
oleh butiran tanah, hal ini karena adanya muka air tanah yang naik di dalam lapisan
tanah. Sedangkan bila muka air dalam lapisan tanah turun maka akan meninggalkan
rongga pada lapisan diatasnya kejadian alamini dalam rancangan pondasi elevasi muka
air juga diperlukan, untuk perhitungan terjadinya penurunan bangunan akibat fluktuasi
muka air tanah tadi. Dan akibat butiran tanah yang mengembang maka kekuatan juga
akan menjadi lemah. Daya dukung tanah maupun kepadatan tanah dari titik satu ke titik
yang lain akan berbeda-beda, maka pada suatu lokasi daerah yang akan dibangun jumlah
titik uji dalam penyelidikan tanah banyaknya juga berbeda. Tetapi dapat diberikan arahan
paling sedikit 2 titik atau 3 titik, agar supaya ada data tanah pembanding.
6. Melakukan Kegiatan Topografi, Pemetaan Geospasial Pengindraan Jarak Jauh (UAV Drone)
Pesawat Tanpa Awak (UAV) atau drone digunakan sebagai instrumen pengambil data
lapangan pada kegiatan pengendalian arus/perkuatan tebing. Drone dengan seperangkat
kamera (payload) mampu menghasilkan foto udara yang dapat dianalisa dan
diinterpretasikan lebih lanjut. Analisis data dilakukan secara spasial dan statistik deskriptif.
Uji coba penerbangan dengan menggunakan Drone DJI Phantom 4 Advanced+ dilakukan
menggunakan kamera 12 - 24 MP pada ketinggian terbang 50, 100 dan 200 m di atas
permukaan daratan (dpd) dengan kecepatan terbang saat pemotretan 5-7 m/dt dalam
kondisi cuaca baik dan hasil foto udara yang dihasilkan memiliki resolusi spasial 0,85 – 4,79
cm/pixel.
7. Melakukan kegiatan Kuisioner terhadap Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai
Bertujuan :
a. Mengetahui prilaku penggunaan sungai yang tinggal didaerah pinggir sungai
b. Mengetahui gambaran faktor predisposisi (usia, pendidikan, pengetahuan, sikap dan lain
- lain) pada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai
c. Mengetahui gambaran faktor dampak akses (ketersediaan informasi, ketersediaan
sarana umum, ketersediaan sarana air bersih, instalasi air bersih, dan dampak sosial yang
terjadi di bantaran sungai)
d. Mengetahui gambaran faktor penguat akses (dukungan petugas perencana/konsultan,
dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda dll) pada masyarakat yang tinggal di
bantaran sungai

Anda mungkin juga menyukai