PERENCANAAN TEKNIS
PENGENDALI ARUS/PERKUATAN TEBING SUNGAI KIRI
KAMPUNG SEI LIPUT
1. Latar Belakang
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah yang dilintasi oleh dua sungai besar
yaitu Sungai Kiri dan Sungai Kanan yang mempunyai siklus banjir tahunan. Persoalan banjir
ini diakibatkan karena berbagai hal, yang diantaranya adalah kurangnya perhatan dalam
mengelola DAS (Daerah Aliran Sungai) dan semakin banyaknya pemukiman serta
perkebunan di sepanjang sempadan sungai. Berkembangnya pemukiman serta
perkebunan di sempadan sungai mengakibatkan terjadinya proses sedimentasi di sungai
itu sendiri, yang berdampak Ketika hujan dengan intensitas yang tinggi terjadi maka terjadi
luapan air dikarenakan ketidakmampuan DAS dalam menampung kapasitas air yang besar.
Sungai adalah tempat mengalirnya air yang berasal dari mata air maupun air hujan
menuju tempat yang lebih rendah yaitu danau maupun laut. Dengan kata lain sungai
dapat diartikan sebagai salah satu sumberdaya alam yang bersifat mengalir sehingga
pemanfaatan air di hulu yang tak terkendali akan menghilangkan peluang pemanfaatan
air di hilir, pencemaran di hulu akan menimbulkan biaya sosial di hilir dan pelestarian di
hulu akan memberikan manfaat di hilir.
Banjir adalah kondisi dimana tidak tertampungnya air dalam saluran pembuang
(palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga
meluap menggenangi daerah sekitarnya. Dikatakan banjir apabila terjadi luapan air
yang disebabkan kurangnya kapasitas penampang saluran. Banjir di bagian hulu
biasanya cenderung berarus deras dan mempunyai daya gerus besar, tetapi berdurasi
pendek. Sedangkan banjir di bagian hilir cenderung berarus lambat dengan durasi banjir
yang panjang (Suripin, 2004)
Pengendalian banjir dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: normalisasi cross
section saluran, perbaikan kemiringan dasar saluran, memperkecil kakasaran dinding
alur saluran, menstabilkan alur saluran, dan pembuatan tanggul banjir. Dan salah
satunya juga perkuatan tebing sungai ditujukan untuk melindungi tebing tersebut terhadap
gerusan arus sungai dan menecegah proses pengikisan pada alur sungai, dan beberapa
bentuk bangunan perkuatan tebing sungai yaitu tanggul dan talud.
Tanggul dipakai untuk melindungi daerah irigasi atau pemukiman dari banjir
yang disebabkan oleh luapan air sungai yang menuju pembuang yang besar atau laut.
Karena fungsinya melindungi daerah tangkapan yang besar menuju tempat tinggal
penduduk, maka kekuatan dan keamanan tanggul harus benar-benar diselidiki dan
direncanakan sebaik-baiknya (Direktorat Jenderal Pengairan, 2010).
Hal tersebut diatas terkait erat dengan kondisi sungai yang ada saat ini.
Terdapat beberapa sungai di Kabupaten yang melntasi permukiman penduduk. Kondisi
sungai saat ini mulai memprihatinkan, hal ini terlihat dari rusak atau runtuhnya tebing
sungai sehingga dikhawatirkan pada saat datangnya musim hujan dapat mengakibatkan
banjir yang berdampak pada kerusakan lahan pertanian, permukiman maupun sarana dan
prasarana umum masyarakat bahkan dapat menelan korban jiwa dan harta benda
Berkaitan dengan permasalahan klasik yang rutin terjadi ini, maka diperlukan
konservasi DAS maupun Sub DAS di Kabupaten Aceh Tamiang secara dini berupa
pembangunan pengaman tebing dan pengatur arus sungai di beberapa Lokasi atau luapan
spot banjir dari DAS Tamiang itu sendiri. Sehingga ketika intensitas hujan tinggi dan debit air
yang mengalir di Sungai tidak tertampung lagi, Pengaman Tebing dan Pengatur arus
berfungsi untuk pengedalian banjir diharapkan dapat menimalkan dampak dari luapan air
baik ke pemukiman masyarakat maupun perkebunan dengan melaksanakan kegiatan
Perencanaan Teknis Pengendali Arus/Perkuatan Tebing Sungai Kiri Kp. Sungai Liput di
mana salah satu tujuan utama untuk meminimalisirkan dampak akibat kerusakan pada
tebing sungai yang ada di daerah DAS maupun Sub DAS di Kabupaten Aceh Tamiang
Dalam perencanaan ini digunakan batas DAS yang diperoleh dari situs
www.tanahair.indonesia.go.id.
Dalam penentuan DTA (daerah tangkapan air/catchment area) lokasi talud sungai
menggunakan tampak kontur yang diperoleh dari data DEM (Digital Elevation Model)
yang diperoleh dari situs diatas.
B. HIDROLOGI
C. Tanah
Pengukuran Penampang saluran dan Topografi
60
-3
40
-0,5 -3
20
0
0 50 100 150 200
150
100
50
3. Bronjong Kawat
1. Melakukan Koordinasi Dengan Instansi Dinas PUPR Kabupaten Aceh Tamiang dengan
melakkan kunjungan ke Lokasi Kegiatan
Dokumentasi :
2. Pemasangan Patok BM/PC
Penentuan koordinat dan elevasi patok menggunakan alat GPS (Global Position System)
dengan akurasi yang tinggi. Fungsi Patok benchmark ini sebagai referensi atau acuan dalam
pengukuran di sekitar titik BM yang dijadikan acuan saat pengukuran untuk mendapatkan
koordinat dan elevasi (X,Y,Z) di lokasi.
Manfaat dari Benchmark ini adalah :
a. Untuk menggabungkan area-area pengukuran yang terpisah pada satu sistem koordinat
global.
b. Mempermudah pengukuran peta situasi di lokasi sekitar dengan cara menjadikan BM
sebagai acuan sehingga peta situasi dapat diintegrasikan ke dalam koordinat global.
c. Membuat titik tetap pada suatu kompleks bangunan sebagai acuan pengukuran apabila
ada penambahan bangunan dengan menggunakan patok BM tersebut sebagai acuan
pengukuran dan patok BM ini juga bisa digunakan untuk acuan marking level bowplank.
3. Melakukan Survey Lapangan di Lokasi Kegiatan Satu
TS adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat (EDM) . Total
station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar (HD),
jarak vertikal (VD), jarak miring (SD), koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu
dihitung manual dengan alat bantu hitung lagi. Total Station merupakan alat pengukur jarak
dan sudut (sudut horisontal dan sudutvertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip
memori, sehingga data pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian
didownload dan diolah secara computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang
terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM))
untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Selanjutnya Theodolit adalah alat pengukur sudut saja dan data primer yang dihasilkan dari
theodolite hanya sudut horizontal, sudut vertikal, dan bacaan rambu ukur. Untuk
mendapatkan jarak diperlukan data pendukung seperti data dari EDM, meteran, tachimetri,
juga diperlukan perhitugan secara manual dengan alat bantu hitung.
DATA UKUR POLIGON DAN DETAIL
DATA UKUR LOKASI SATU TANGGAL : 03 DESEMBER 2022
KEGIATAN : SURVEYOR :
NO. SERI ALAT : ENGINEER :
U 0 0 0
P1 1.385
P2 1.40 128 3 0 89 50 56 45.191
P0 1.60 313 52 50 89 21 10 22.598
1 2.15 221 55 59 90 47 32 70.434
2 2.15 222 21 3 91 4 28 57.854
3 2.15 222 45 24 93 18 44 54.676
4 2.15 222 52 15 95 18 40 51.234
5 1.44 43.263
6 1.93 35.293
7 2.21 20.064
8 2.15 223 22 47 117 4 12 9.384
9 2.39 223 22 44 117 16 30 8.434
10 3.19 223 22 45 96 58 56 2.752
11 1.15 223 22 42 94 44 6 2.131
12 1.60 30 26 45 89 4 46 11.031
P1 1.6 0 0 0 89 47 43 45.146
P2 1.34
P3 1.40 177 43 53 90 10 6 22.682
1 1.40 91 27 51 91 5 21 11.626
2 1.34 271 50 27 91 2 18 3.264
3 4.48 271 50 26 91 7 8 5.092
4 3.32 271 50 44 110 26 16 9.741
5 1.42 17.776
6 1.38 23.311
7 2.50 34.504
8 2.00 270 16 49 95 6 34 55.145
9 1.22 270 4 22 94 17 9 58.134
P2 1.50 0 0 0 88 58 23 22.362
P3 1.26
P4 1.30 89 55 52 89 51 53 30.159
1 1.45 63 28 24 87 26 1 8.328
2 2.04 258 36 52 92 13 36 2.118
3 3.80 258 37 5 92 12 28 4.260
4 2.15 258 21 54 115 24 13 7.041
5 2.15 258 14 46 113 26 12 10.175
6 2.98 17.244
7 2.47 38.033
8 7.12 53.910
9 3.26 61.458
10 2.15 248 58 29 93 52 47 69.361
11 3.30 249 16 48 90 3 3 73.657
12 1.30 250 21 0 90 53 30 81.534
13 1.30 250 44 15 90 52 52 87.062
CP1
2 1.10 227 37 0 90 0 42 91.762
3 3.80 227 49 48 90 42 15 85.408
4 2.15 227 44 4 93 27 11 77.015
5 3.09 60.230
6 8.23 52.310
7 8.57 46.864
8 8.13 32.220
9 4.55 27.963
10 3.21 16.563
11 2.98 12.985
12 3.52 237 7 58 109 18 29 9.177
13 3.07 237 5 36 108 11 51 5.219
14 2.10 237 0 14 95 30 20 2.819
P3 1.30 0 0 0 90 1 52 30.127
P4 1.29
P5 1.30 121 31 34 90 42 53 40.102
1 1.43 48 10 42 90 2 33 8.980
2 1.57 231 58 20 89 58 30 6.094
3 4.70 230 46 50 89 55 46 10.011
4 4.70 232 2 51 98 44 4 13.856
5 2.15 227 11 40 95 13 12 52.979
6 2.15 227 1 17 92 35 1 58.344
7 2.15 226 40 24 91 15 17 61.872
8 2.15 226 33 20 89 10 17 63.399
9 2.15 226 56 50 89 9 59 69.824
10 4.60 33.417
P4 0.80 0 0 0 90 13 36 40.136
P5 1.4
P6 1.10 173 58 44 90 53 32 47.092
1 1.80 88 24 13 90 12 33 11.713
2 1.80 270 56 31 90 14 18 10.723
4 4.70 270 15 40 95 7 46 20.531
5 2.15 269 11 46 94 35 17 51.042
6 2.15 269 2 18 92 14 55 58.244
7 2.15 268 27 29 90 44 41 60.798
8 2.15 268 22 0 87 43 38 62.364
9 2.15 268 9 31 87 48 5 68.054
10 4.60 35.786
P5 1.10 0 0 0 89 52 17 47.162
P6 1.38
1 1.33 97 50 25 89 55 5 8.128
2 0.93 273 25 36 89 43 59 6.377
3 4.20 272 50 53 89 56 2 10.545
4 4.80 271 24 15 94 40 0 14.206
5 2.15 272 22 28 94 30 23 50.575
6 2.15 272 57 19 91 26 48 53.282
7 2.15 273 14 12 89 45 5 57.382
8 1.00 274 52 41 87 40 41 58.917
9 2.15 274 58 55 87 58 59 62.527
10 2.15 274 48 38 88 4 32 63.843
11 2.15 274 14 51 88 9 7 63.726
4. Melakukan Survey Lapangan di Lokasi Kegiatan Dua
Dokumentasi :
DATA UKUR POLIGON DAN DETAIL
DATA UKUR LOKASI DUA TANGGAL : 04 DESEMBER 2022
KEGIATAN : SURVEYOR :
NO. SERI ALAT : ENGINEER :
B A C AA N R A M B U B AC AA N S UDUT
TEM P TAR GE
AT TING GI J AR AK
T/DET B e na ng B e na ng B e na ng HO R IZO NTA L VER TIKA L S KETS A
ALAT A LAT (m ) DA TA R (m )
A IL Ata s Te nga h B a wa h
(S TA ) ° ' '' ° ' ''
U 0 0 0
P1 1.315
P2 2.13 68 11 37 87 5 45 57.232
P2 1.10 0 0 0 90 44 44 30.648
P3 1.321
P4 1.40 180 16 7 89 19 43 29.811
1 1.50 104 23 15 91 17 28 63.189
2 1.50 104 23 34 93 7 57 57.017
3 1.50 104 23 34 96 5 55 53.038
4 2.64 47.203
5 2.78 32.215
6 2.26 104 19 40 111 7 36 13.110
7 1.80 105 30 11 102 22 58 8.424
8 1.28 105 53 46 102 23 4 4.171
9 1.14 273 15 37 88 17 1 4.694
P3 1.20 0 0 0 90 45 11 29.773
P4 1.345
P5 2.95 141 21 23 90 38 51 96.454
1 1.20 280 6 56 90 37 23 11.377
2 2.05 79 38 35 97 19 53 2.728
3 2.00 100 13 0 98 53 22 5.882
4 4.70 108 34 53 95 23 16 10.058
5 4.80 107 32 23 99 29 49 15.896
6 0.70 21.522
7 2.10 27.458
8 2.79 49.131
9 2.15 100 28 46 95 57 34 51.748
10 2.15 101 57 46 93 40 48 55.463
11 2.15 102 48 23 90 50 12 59.828
12 2.15 102 35 1 90 35 3 69.224
P4 1.50 0 0 0 88 53 25 96.303
P5 1.545
1 2.15 150 42 28 85 13 29 7.591
2 1.60 319 4 37 96 6 1 2.445
3 2.15 318 26 26 108 7 12 6.327
4 2.15 325 9 57 108 33 59 11.038
5 2.43 14.905
6 2.50 17.437
7 2.12 30.799
8 2.00 321 22 41 94 23 19 48.296
9 1.50 319 52 12 93 33 25 51.312
10 2.40 319 2 50 90 27 53 54.090
11 1.30 319 3 16 88 45 12 55.940
12 1.60 318 52 2 88 41 31 64.419
5. Melakukan Kegiatan Penyondiran Fisik Tanah di Lokasi Kegiatan
Rancangan pondasi baik bentuk maupun kekuatannya terhadap kemampuan menahan
beban harus diperhitungkan, sehingga angka keamanan bangunannya dapat diketahui
dan bangunan tahan lama. Material tanah yang merupakan hasil lapukan kerak bumi, yang
terbawa angin, air maupun ulah manusia, akan menempati disuatu lokasi sebagai diposal
dengan ketebalan yang bervariasi dan kandungan air yang berbeda-beda pula. Pengaruh
air terhadap butiran tanah mengembang dan menyusut (akibat air yang terabsorbsi)
oleh butiran tanah, hal ini karena adanya muka air tanah yang naik di dalam lapisan
tanah. Sedangkan bila muka air dalam lapisan tanah turun maka akan meninggalkan
rongga pada lapisan diatasnya kejadian alamini dalam rancangan pondasi elevasi muka
air juga diperlukan, untuk perhitungan terjadinya penurunan bangunan akibat fluktuasi
muka air tanah tadi. Dan akibat butiran tanah yang mengembang maka kekuatan juga
akan menjadi lemah. Daya dukung tanah maupun kepadatan tanah dari titik satu ke titik
yang lain akan berbeda-beda, maka pada suatu lokasi daerah yang akan dibangun jumlah
titik uji dalam penyelidikan tanah banyaknya juga berbeda. Tetapi dapat diberikan arahan
paling sedikit 2 titik atau 3 titik, agar supaya ada data tanah pembanding.
6. Melakukan Kegiatan Topografi, Pemetaan Geospasial Pengindraan Jarak Jauh (UAV Drone)
Pesawat Tanpa Awak (UAV) atau drone digunakan sebagai instrumen pengambil data
lapangan pada kegiatan pengendalian arus/perkuatan tebing. Drone dengan seperangkat
kamera (payload) mampu menghasilkan foto udara yang dapat dianalisa dan
diinterpretasikan lebih lanjut. Analisis data dilakukan secara spasial dan statistik deskriptif.
Uji coba penerbangan dengan menggunakan Drone DJI Phantom 4 Advanced+ dilakukan
menggunakan kamera 12 - 24 MP pada ketinggian terbang 50, 100 dan 200 m di atas
permukaan daratan (dpd) dengan kecepatan terbang saat pemotretan 5-7 m/dt dalam
kondisi cuaca baik dan hasil foto udara yang dihasilkan memiliki resolusi spasial 0,85 – 4,79
cm/pixel.
7. Melakukan kegiatan Kuisioner terhadap Masyarakat Sekitar Bantaran Sungai
Bertujuan :
a. Mengetahui prilaku penggunaan sungai yang tinggal didaerah pinggir sungai
b. Mengetahui gambaran faktor predisposisi (usia, pendidikan, pengetahuan, sikap dan lain
- lain) pada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai
c. Mengetahui gambaran faktor dampak akses (ketersediaan informasi, ketersediaan
sarana umum, ketersediaan sarana air bersih, instalasi air bersih, dan dampak sosial yang
terjadi di bantaran sungai)
d. Mengetahui gambaran faktor penguat akses (dukungan petugas perencana/konsultan,
dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda dll) pada masyarakat yang tinggal di
bantaran sungai