PENULIS:
1
BAB I
PRINSIP DASAR PERENCANAAN DRAINASE
PERKOTAAN
2
Gambar 1.1 Perubahan Tinggi Rata-Rata Muka Laut Diukur Dari Daerah Dengan
Lingkungan Yang Stabil Secara Geologi
(Sumber : Wahyudi S. Imam, 2010)
Permasalahan banjir akibat air pasang terjadi karena adanya penurunan tanah dan
kenaikan muka air laut sebagai akibat pemanasan global. Permukaan tanah semakin
menurun akibat dari sifat atau karakteristik geologi tanah, beban statis bangunan yang
ada diatas tanah dan beban dinamis benda bergerak, gaya tektonis, serta pengambilan air
tanah yang berlebihan.
3
pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat baik pelaksana
maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan, agar penanganan
permasalahan sistem drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaik-
baiknya
Secara umum Sistem Drainase Perkotaan dapat ditinjau dari 2 (dua) sisi yaitu:
1. Satuan Wilayah Sungai
adalah kumpulan anak-anak sungai yang berada di lintas kabupaten/kota dalam
Satuan Wilayah Sungai yang tergolong mikro pada orde sungai tingkat 2 atau 3
yang sepenuhnya berada di dalam batas administratif Perkotaan. Dimana sungai
besarnya merupakan sungai lintas kabupaten/kota
2. Satuan Wilayah Sungai di Kabupaten/Kota
adalah kumpulan jaringan anak-anak sungai dan saluran pada masing-masing
daerah alirannya dimana wilayah sungainya menjadi kewenangan pemerintahan
kabupaten atau pemerintahan kota.
Sedangkan dari segi pengendalian banjir Sistem Drainase Perkotaan dapat dibagi
menjadi 2 areal pengendalian antara lain:
1. Daerah Permukiman Urban
adalah upaya untuk mengendalikan aliran banjir pada sungai yang melintasi kota
agar muka air banjir tidak melampau tanggul kanan dan tanggul kirinya
(overtopping) yang akan menyebabkan banjir/genangan di dalam kota
2. Daerah Area Produktif
adalah upaya untuk menghindari terjadinya banjir pada lahan-lahan produktif.
Dalam sistem drainase perkotaan perlu tempat yang berfungsi sebagai tempat
pengolahan air yang terakhir, yang dapat melakukan proses self purification
(memperbaiki diri sendiri), dapat berupa sungai, danau, rawa dan laut yang menerima
aliran dari sistem drainase perkotaan. Tempat pembuangan dari pengolahan air tersebut
dalam sistem drainase perkotaan disebut dengan istilah badan air. Selayaknya, kualitas
air sudah bagus sebelum dialirkan ke badan sungai.
4
1. Mengendalikan air permukaan akibat hujan sehingga dapat mengatasi genangan air
ataupun banjir.
2. Mengalirkan air dari permukiman melalui jaringan drainase
3. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan maupun infrastrujtur publik lainnya.
4. Menjaga kestabilan permukaan air tanah.
5
Gambar 1.2 Skema Sistem Drainase Perkotaan
(Sumber: www.sanitasi.net)
6
Berdasarkan fisiknya, sistem drainase terdiri atas saluran primer, sekunder, tersier
sebagai berikut:
a) Sistem Saluran Primer
Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-
saluran sekunder. Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir.
Aliran dari saluran primer langsung dialirkan ke badan air.
b) Sistem Saluran Sekunder
Saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran-
saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer.
c) Sistem Saluran Tersier
Saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran
pembuangan rumah tangga. Umumnya saluran tersier ini adalah saluran di kiri
kanan jalan perumahan.
7
▪ Kemiringan dasar sungai yang terlalu besar akan menimbulkan gerusan dasar
sungai. Hal semacam ini akan menyebabkan konsentrasi sedimentasi pada
bagian hilir yang datar dapat menyebabkan saluran / sungai cepat menjadi
dangkal.
▪ Sungai Berkelok (Meander) umumnya terjadi pada alur sungai yang disebut
dalam morfologi sungai sebagai sungai tua, dimana kemiringan alur sungai
sudah berkurang (mnjadi lebih landai). Sedimentasi akan mengendap pada
bagian yang kecepatan alirannya menurun. Endapan sedimentasi tersebut
dapat membelokkan arah aliran ke kanan atau kekiri sehingga sungai menjadi
berkelok-kelok.
8
1.5. FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SISTEM DRAINASE
PERKOTAAN
1.5.1. Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah derasnya hujan yang jatuh pada luas daerah tadah hujan
tertentu. Ukuran deras hujan yaitu akumulasi tinggi hujan pada jangka waktu (menit)
tertentu dinyatakan dalam satuan mm per menit, jam atau hari.
Data curah hujan di Indonesia dikumpulkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG). Jika dikaitkan dengan perencanaan drainase, maka penggunaan
data curah hujan berguna untuk:
a. Perhitungan dimensi saluran drainase
b. Perhitungan dimensi bangunan-bangunan drainase
c. Perhitungan kolam retensi dan resapan yang diperlukan
Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah, menguap dan sebagian lagi dialirkan
ke permukaan yang lebih rendah. Hal ini tergantung dari porositas tanah tadah hujannya
(kondisi geologi setempat), disamping kerapatan vegetasi/tanaman. Besarnya aliran
dinyatakan dalam istilah debit air (Q) dalam satuan volume per satuan waktu.
9
di wilayah perkotaan, karena penurunan fungsi daerah tersebut sebagai daerah
resapan air.
c. Faktor sosial ekonomi budaya: Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
sanitasi lingkungan dapat menimbulkan permasalahan dalam saluran
disamping menghambat pembangunan sistem drainase dan mengurangi public
area serta keindahan kota.
Penerapan peraturan serta perkuatan aspek hukum sangat diperlukan, agar lahan
sepanjang sungai atau saluran dapat dibebaskan dari hunian penduduk sehingga
memudahkan untuk pelebaran atau peningkatan kapasitas saluran di masa mendatang
serta kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran.
10