BAB – 3
METODOLOGI
3
Membahas ”air” berarti tak dapat lepas dari keberadaanya, air di permukaan tanah
atau air di bawah tanah. Berdasar siklus air, air hujan turun ke bumi kemudian
meresap di dalam tanah. Air yang meresap ke dalam tanah ini akan mengalir
menuju hilir. Sedangkan air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam tanah,
melimpas, menjadi genangan di permukaan atau mengalir ke sungai. Air sungai
mengalir menuju hilir atau bermuara di lautan. Siklus ini akan terus berulang hingga
air dari penguapan laut turun kembali sebagai hujan.
Siklus air alami ini tidak akan menyebabkan permasalahan ketika air tidak
”diganggu” alirannya. ”Gangguan” ini dapat berupa pembatasan gerak air,
pencemaran lingkungan atau juga pengurangan jumlah air yang meresap ke tanah.
Proses alami air ini tentu saja ¾ mau tidak mau ¾ harus ”diganggu”.
Perkembangan kota, pertambahan jumlah penduduk disertai dengan meningkatnya
kebutuhan masyarakat menjadi faktor utama penentu proses siklus air.
Idealnya, pada rencana induk kota, Sistem Drainase Perkotaan harus dikembangkan
salurannya sendiri, mulai dari air hujan, masuk ke selokan/parit sampai dengan
meresap ke dalam tanah kembali atau mengalir ke sungai dan bermuara di laut.
Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan
suplai air pada tanaman. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan
sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran
akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika
kemiringan arah lebar jalan kea rah median jalan maka saluran akan
terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus ,menikung,
maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus.
Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya
pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada
saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang
diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.
3.1.3 Sungai
Sungai-sungai yang melintasi di Kota Bandung adalah sebanyak 52 sungai.
Berdasarkan analisis alur sungai-sungai terhadap wilayah kegiatan terdapat 35 alur
sungai, adapun jumlah sungai yang melitas di wilayah Bojonagara sebanyak 10
sungai, di wilayah Cibeunying sebanyak 16 sungai dan di wilayah Tegalega
sebanyak 13 sungai. Daftar sungai yang berada di Kota Bandung selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
6. Data yang terkumpul dilakukan pengolahan data dan informasi secara tabelaris
dan menggunakan aplikasi Geosetter untuk pembuatan peta denah lokasi.
Aplikasi Geosetter merupakan salah satu aplikasi tag georeferensi dokumentasi
dengan sistem koordinat global;
Dokumentasi yang diambil dilakukan pengecekan koordinat, dipaduserasikan
dengan data koordinat pada GPS;
PT. PRADES INDO DAREN 10
PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR