Anda di halaman 1dari 11

PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR

WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

BAB – 3
METODOLOGI
3

3.1 PENDEKATAN TEKNIS


3.1.1 Sistem Drainase Perkotaan
Siklus alamiah air menuntut kita untuk peduli terhadap lingkungan. Pada akhirnya,
air yang terbuang atau dibuang akan berpengaruh terhadap air yang akan kita
terima kembali. Makin hari, makin banyak masalah lingkungan yang terus memburu
kita. Mulai dari sampah, sungai tercemar, banjir bandang dan banyak lagi. Bolehlah
kita sesekali membuka mata bahwa permasalahan lingkungan adalah tanggung
jawab bersama. Kota tempat kita berpijak adalah ruang kehidupan kita bersama.
Ruang yang harus kita rawat siklus kealamiannya. ”Air” menjadi salah satu kata
kuncinya. Permasalahan ”air” adalah permasalahan yang tak kunjung usai. Karena
bagaimanapun juga permasalahan lingkungan bukan permasalahan rekayasa teknis
semata tapi juga permasalahan sosial yang buntutnya adalah soal budaya.

Membahas ”air” berarti tak dapat lepas dari keberadaanya, air di permukaan tanah
atau air di bawah tanah. Berdasar siklus air, air hujan turun ke bumi kemudian
meresap di dalam tanah. Air yang meresap ke dalam tanah ini akan mengalir
menuju hilir. Sedangkan air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam tanah,
melimpas, menjadi genangan di permukaan atau mengalir ke sungai. Air sungai
mengalir menuju hilir atau bermuara di lautan. Siklus ini akan terus berulang hingga
air dari penguapan laut turun kembali sebagai hujan.

Siklus air alami ini tidak akan menyebabkan permasalahan ketika air tidak
”diganggu” alirannya. ”Gangguan” ini dapat berupa pembatasan gerak air,
pencemaran lingkungan atau juga pengurangan jumlah air yang meresap ke tanah.
Proses alami air ini tentu saja ¾ mau tidak mau ¾ harus ”diganggu”.
Perkembangan kota, pertambahan jumlah penduduk disertai dengan meningkatnya
kebutuhan masyarakat menjadi faktor utama penentu proses siklus air.

Drainase perkotaan menjadi tema yang mendesak untuk dibicarakan karena


memegang fungsi sentral dalam hal pengendalian air. Sistem Drainase berarti
sistem pengatusan atau pengeringan kawasan atas air hujan yang menggenang.

Idealnya, pada rencana induk kota, Sistem Drainase Perkotaan harus dikembangkan
salurannya sendiri, mulai dari air hujan, masuk ke selokan/parit sampai dengan
meresap ke dalam tanah kembali atau mengalir ke sungai dan bermuara di laut.

PT. PRADES INDO DAREN 1


PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

Sebagai sistem, penanganan drainase tidak dapat dilakukan secara individual,


wilayah per wilayah. Rencana induk kota harus mampu mengintegrasikan jaringan
air mulai dari hulu sampai dengan hilir. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah
punya pengaruh yang besar. Kebijakan ini memayungi prosedur-prosedur standar
pengendalian air, semisal, standar penyambungan saluran air hujan, air limbah,
atau juga septictank rumah tangga. Melalui konsultan teknisnya, pemerintah harus
menjadi fasilitator bagi masyarakat. Begitu juga dengan masyarakat, partisipasi dan
sikap proaktif akan menentukan keberhasilan rencana induk kota.

3.1.2 Jenis Drainase dan Permasalahannya


Banyak hal yang menjadi permasalahan dan kendala dalam sistem drainase
perkotaan, masalah teknis konsep drainase perkotaan kita. Air hujan yang turun ke
permukaan tanah masih dibuang ”secepat-cepatnya” ke sungai. Air hujan yang
turun tidak diberi kesempatan untuk meresap sebagai cadangan air tanah.
Akibatnya tanah tak punya cadangan air, muka air tanah turun, kekeringan
melanda. Sementara itu, sungai tidak lagi mengalirkan air bersih. Air sungai
bercampur juga dengan air limbah, baik itu skala kecil maupun besar. Tumpang
tindih fungsi atas keberadaan sungai ini jelas membawa banyak permasalahan yang
potensial merusak lingkungan.

Muncul dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan adalah integrasi jaringan


antar wilayah/kota/ kabupaten. Sebagai sebuah jaringan dan sistem, tidak mungkin
bila aliran air dikelola sendiri-sendiri. Pendimensian saluran, penggunaan sungai
secara terpadu, sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara menyeluruh.

Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan
suplai air pada tanaman. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

a) Jenis – jenis drainase :


Menurut sejarah terbentuknya :
1. Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah , tidak terdapat bangunan penunjang
2. Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus
Menurut letak bangunan :
1. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah.
Hal ini berguna untuk mencegah adanya genangan.
2. Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.
PT. PRADES INDO DAREN 2
PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi


ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Menurut fungsi :
1. Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll
2. Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur
Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Untuk air kotor disaluran yang terbentuk di tengah kota.

b) Sistem dan permasalahan drainase


Sistem drainase dibagi menjadi:
1. Tersier drainage
2. Secondary drainage
3. Main drainage
4. Sea drainage
Permasalahan drainase:
Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor
yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan,
antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan
pendangkalan/ penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan
saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung
debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari
pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu
diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn
penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair
maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan
beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran
5. Reklamasi
6. Limbah sampah dan pasang surut

PT. PRADES INDO DAREN 3


PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

c) Penanganan drainase perkotaan :


1. Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase
dapat dibuang dengan cepat agar tidak mengendap
3. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama
pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui
pentingnya melanggar drainase.
4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki
konservasi lingkungAn.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan
air hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.

1) Drainase Jalan Raya


Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota. Umumnya di
perkotaan dan luar perkotaan,drainase jalan raya selalu mempergunakan
drainase muka tanah (Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah
selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaiman
diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak tertutup
(terbuka lebar), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga
air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan raya di perkotaan elevasi
sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan .Air masuk ke saluran
melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet
horizontal.

Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan
sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran
akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika
kemiringan arah lebar jalan kea rah median jalan maka saluran akan
terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus ,menikung,
maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus.
Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya
pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada
saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang
diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.

2) Drainase Lapangan Terbang


Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area
run way dan shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang
sulit diresapi, maka analisis kapasitas/ debit hujan memepergunakan
formola drainase muka tanah atau surface drainage.

Kemiringan keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau


samadengan 1,50 % , kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 %

PT. PRADES INDO DAREN 4


PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

sampai 5 %.Kemiringan kea rah memanjang ditentukan sebesar lebih kecil


atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan dari FAA. Amerika Serikat, genangan
air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan.

Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder,


harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air ( Interception
ditch) dari sis luar lapangan terbang.

3) Drainase Lapangan Olahraga


Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau
resapan air hujan pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub
surface drainage) tidak boleh terjadi genangan dan tidak boleh
tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan 0,007.
Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik.
Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik
harus ada collector drain.

3.1.3 Sungai
Sungai-sungai yang melintasi di Kota Bandung adalah sebanyak 52 sungai.
Berdasarkan analisis alur sungai-sungai terhadap wilayah kegiatan terdapat 35 alur
sungai, adapun jumlah sungai yang melitas di wilayah Bojonagara sebanyak 10
sungai, di wilayah Cibeunying sebanyak 16 sungai dan di wilayah Tegalega
sebanyak 13 sungai. Daftar sungai yang berada di Kota Bandung selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3-1 : Daftar Nama Sungai di Kota Bandung

No Wilayah Nama Sungai Melintasi Kecamatan


1 Bojonagara 1 Cibeureum Andir, Cicendo, Sukajadi, Sukasari
Bojonagara 2 Cihideung Sukasari
Bojonagara 3 Cikakak Andir, Cicendo, Sukajadi
Bojonagara 4 Cikalintu Sukajadi
Bojonagara 5 Cilember Cicendo
Bojonagara 6 Cilimus Andir, Cicendo
Bojonagara 7 Cipedes Sukajadi
Bojonagara 8 Citepus Andir, Cicendo
Bojonagara 9 Ciwarega Andir, Cicendo
Bojonagara 10 Kali Lemahneundeut Cicendo, Sukajadi, Sukasari
2 Cibeunying 1 Cibarani Coblong, Cidadap, Coblong
Cibeunying Kaler, Cibeunying Kidul,
Cibeunying 2 Cibeunying
Coblong
Cibeunying 3 Cibunut Sumur Bandung
Cibeunying 4 Cicadas Cibeunying Kaler, Cibeunying Kidul
Cibeunying 5 Cidurian Cibeunying Kaler, Cibeunying Kidul
Cibeunying 6 Ciharalang Cibeunying Kidul
Cibeunying 7 Cikapayang Bandung Wetan, Coblong
Bandung Wetan, Cidadap, Coblong,
Cibeunying 8 Cikapundung
Sumur Bandung

PT. PRADES INDO DAREN 5


PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

No Wilayah Nama Sungai Melintasi Kecamatan


Cibeunying 9 Cikapundung Kolot Sumur Bandung
Cibeunying 10 Cilimus Cibeunying Kaler
Cibeunying 11 Cipaganti Cidadap, Coblong
Cibeunying 12 Cipamokolan Cibeunying Kidul
Cibeunying 13 Ciparungpung Cibeunying Kidul
Cibeunying 14 Cirapohan Cibeunying Kaler, Coblong
Cibeunying 15 Cisungapan Cidadap
Cibeunying 16 Lebaklarang Coblong
3 Tegalega 1 Cibaligo Bandung Kulon
Tegalega 2 Cibeureum Bandung Kulon
Tegalega 3 Cibiuk Bandung Kulon
Tegalega 4 Cicukang Babakan Ciparay, Bandung Kulon
Tegalega 5 Cigondewah Bandung Kulon
Tegalega 6 Cikungkurak Babakan Ciparay
Babakan Ciparay, Bandung Kulon,
Tegalega 7 Cilimus
Bojongloa Kaler
Tegalega 8 Cipanya Bandung Kulon
Tegalega 9 Cirangrang Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler
Tegalega 10 Ciroyom Astana Anyar
Astana Anyar, Bojongloa Kaler,
Tegalega 11 Citepus
Bojongloa Kidul
Tegalega 12 Kali Anggacarang Bojongloa Kidul
Tegalega 13 Kali Bobojong Bojongloa Kidul
4 Karees 1 Cibeunying Batununggal
Karees 2 Cicadas Kiaracondong
Karees 3 Cidurian Kiaracondong
Karees 4 Cijantra Regol
Karees 5 Cikapundung Lengkong, Regol
Karees 6 Cikapundung Kolot Batununggal, Lengkong
Karees 7 Cikarees Lengkong, Regol
Karees 8 Cipalasari Regol
Karees 9 Cipamokolan Kiaracondong
Karees 10 Ciparungpung Kiaracondong
Karees 11 Ciregol Regol
5 Ujungberung 1 Cidurian Antapani
Ujungberung 2 Cihampelas Cibiru, Ujungberung
Ujungberung 3 Cijalupang Arcamanik, Cinambo, Ujungberung
Ujungberung 4 Cijambe Ujungberung
Ujungberung 5 Cikilei Antapani, Arcamanik, Mandalajati
Ujungberung 6 Cilameta Cibiru
Ujungberung 7 Cimande Mandalajati
Ujungberung 8 Cingesed Arcamanik
Ujungberung 9 Cipamokolan Antapani, Mandalajati
Ujungberung 10 Cipanjalu Arcamanik, Cinambo, Ujungberung
Ujungberung 11 Ciparungpung Antapani
Ujungberung 12 Cisaranten Arcamanik, Mandalajati
Ujungberung 13 Ciseupan Ujungberung
Ujungberung 14 Ciwaru Cibiru, Ujungberung
6 Gedebage 1 Ciborete Bandung Kidul
Gedebage 2 Cicadas Buahbatu
Gedebage 3 Cidurian Buahbatu
Gedebage 4 Cihampelas Panyileukan
Gedebage 5 Cijantra Bandung Kidul

PT. PRADES INDO DAREN 6


PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

No Wilayah Nama Sungai Melintasi Kecamatan


Gedebage 6 Cijeungjing Bandung Kidul
Gedebage 7 Cikapundung Bandung Kidul
Gedebage 8 Cikapundung Kolot Bandung Kidul, Buahbatu
Gedebage 9 Cilameta Gedebage, Panyileukan
Gedebage 10 Cipalasari Bandung Kidul
Gedebage 11 Cipamokolan Buahbatu, Rancasari
Gedebage 12 Cipanjalu Gedebage, Panyileukan
Gedebage 13 Ciregol Bandung Kidul
Gedebage 14 Cisaranten Rancasari
Gedebage 15 Citepus Bandung Kidul
Gedebage 16 Ciwaru Panyileukan
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2019

3.1.4 Kriteria Usulan Infrastruktur Sumber Daya Air


Infrastruktur sumber daya air yang menjadi usulan kegiatan terdiri dari dua
kegiatan, yaitu Pemasangan Kirmir Saluran/Sungai dan Pemasangan Pagar
Pengaman Saluran/Sungai, merupakan kegiatan pemeliharaan prasarana suer daya
air dalam program Pemeliharaan Pekerjaan Umum, adapun kriteria dan data usulan
yang harus dicapai adalah sebagai berikut :

1. Pemasangan Kirmir Saluran/Sungai


 Usulan untuk membangun kirmir (tembok penahan tanah) pada
sungai/anak sungai/saluran yang masih alami atau yang dindingnya telah
runtuhs secara menyeluruh;
 Nama sungai tidak termasuk Orde 1 dan Orde 2 (Sungai Cipamokolan,
Sungai Cidurian, Sungai Cicadas, Sungai Cikandung Kolot, Sungai
Cikapundung, Sungai Citepus, dalam hal ini sungai-sungai tersebut
penanganan berada pada Balai Wilayah Sungai Citarum);
 Tinggi dinding maksimum antara 1 – 3 meter, penanganan untuk tinggi
dinding lebih dari 3 m dapat diusulkan langsung ke Dinas PU Kota
Bandung, tidak melalui Program Perencanaan Musrenbang;
 Data nama sungai/anak sungai/saluran harus jelas;
 Sektsa lokasi sungai/anak sungai/saluran eksisting;
 Koordinat titik awal dan akhir ruas sungai/anak sungai/saluran yang akan
dipasang kirmir;
 Foto dokumentasi kondisi sungai/anak sungai/saluran eksisting;
 Volume usulan panjang total kirmir yang akan dipasang;
 Nama komponen SIRA : Pembuatan TPT Pasangan Batu Tinggi 3 m ; 1 m’.

2. Pemasangan Pagar Pengaman Saluran/Sungai

PT. PRADES INDO DAREN 7


PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

 Usulan untuk memasang pagar pengaman di atas dinding sungai/saluran


untuk meningkatkan tingkat keselamatan masyarakat di sekitar sempadan
sungai/saluran;
 Nama sungai tidak termasuk Orde 1 dan Orde 2 (Sungai Cipamokolan,
Sungai Cidurian, Sungai Cicadas, Sungai Cikandung Kolot, Sungai
Cikapundung, Sungai Citepus, dalam hal ini sungai-sungai tersebut
penanganan berada pada Balai Wilayah Sungai Citarum);
 Data nama sungai/anak sungai/saluran harus jelas;
 Sketsa lokasi jalan ekisting;
 Koordinat titik awal dan akhir ruas sungai/anak sungai/saluran yang akan
dilengkapi pagar pengaman;
 Panjang saluran yang akan dilengkapi pagar pengaman;
 Foto dokumentasi kondisi sungai/anak sungai/saluran eksisting;
 Volume usulan panjang total pagar yang akan dipasang;
 Nama komponen SIRA : Pembuatan Pagar Pengaman Pipa Galvanis 3” ; 1
m’

3.2 PENDEKATAN METODOLOGI


Pengumpulan data dapat dilakukan dengan metodologi sebagai berikut :

1. Mengumpulkan peta dasar yang akan digunakan sebagai Peta Kerja;

2. Mendapatkan Daftar Usulan Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air hasil


Musrenbang dan identifikasi usulan kegiatan berdasarkan wilayah kegiatan;

3. Mendapatkan Dokumen Musrenbang Tingkat Kecamatan/Perangkat Daerah dan


mengidentifikasi Usulan Kegiatan Prioritas;

4. Melakukan survey lapangan untuk memperoleh data dan kesesuaian usulan


kegiatan, lokasi dan kondisi eksisting, dilakukan dengan mencatat kondisi
lapangan dan mendokumentasikan lokasi kegiatan yang dilengkapi dengan
georeferensi (posisi koordinat);

5. Pencapaian lokasi kegiatan dilakukan secara berjenjang berdasarkan informasi


dari Kecamatan/Kelurahan/RW/RT/Masyarakat setempat;

6. Data yang terkumpul dilakukan pengolahan data secara tabelaris dan


menggunakan aplikasi opensource untuk pembuatan peta denah lokasi. Aplikasi
Geosetter merupakan salah satu aplikasi tag georeferensi dokumentasi dengan
sistem koordinat global.

7. Penyusunan skala prioritas berdasarkan variabel kunci (sekurang-kurangnya,


Prioritas Musrenbang, usulan kegiatan, lokasi, volume usulan, kondisi, Tataguna
Lahan/kemudahan pelaksanaan);

PT. PRADES INDO DAREN 8


PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

8. Penyusunan Laporan Akhir dan Tabel Skala Prioritas.

3.3 RENCANA KERJA


Rencana kerja pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan uraian
sebagai berikut :

1. Mengumpulkan peta dasar yang akan digunakan sebagai Peta Kerja;


Peta dikumpulkan untuk menyusun jalur penelusuran lokasi dari base, sehingga
tercapai efisiensi waktu dan kuantitas serta kualitas survey. Pencapaian lokasi
menggunakan kendaraan bermotor.

2. Menganalisis Daftar Usulan Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air, menyusun


berdasarkan lokasi kegiatan;
a. Daftar Usulan Kegiatan dilakukan sortasi berdasarkan wilayah, terlebih
dahulu data diberi kodefikasi unik sehingga terdapat tumpang tindih lokasi
usulan lainnya.
b. Kodefikasi
Hasil kajian awal terhadap data dasar yang diperoleh, terdapat kode unik
pada masing-masing usulan kegiatan, dalam hal ini kode unik tersebut
adalah Ids (Id Usulan Kegiatan).

3. Menyusun Form Survey dan mempersipakan peralatan serta perlengkapan


survey;
Form Survey disiapkan dengan memuat uraian sebagai berikut :
a. Data Dasar :
 Kode Usulan
 Kamus Usulan
 Volume Usulan
 Anggaran Usulan
 Alamat Usulan
b. Data Survey :
 Alamat terverifikasi (diperlukan terutama pada lokasi yang tidak
lengkap informasinya)
 Nama Alur Saluran/Sungai
 Koodinat lokasi (koordinat global)
 Foto Dokumentasi tergeoreferensi
 Catatan kondisi eksisting

4. Melakukan survey lapangan untuk mengetahui lokasi dan kondisi eksisting,


dengan melengkapi/mencatat kondisi lapangan dan mendokumentasikan lokasi
kegiatan yang dilengkapi dengan georeferensi (posisi koordinat);
 Melakukan survey lapangan dengan mengisi dan mencatat kolom data
survey sebagaimana uraian tersebut diatas.

PT. PRADES INDO DAREN 9


PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

Gambar 3-1 : Ilustrasi Klarifikasi Kegiatan dengan Perangkat setempat

5. Pencapaian lokasi kegiatan dilakukan berdasarkan informasi dan penunjukkan


secara berjenjang Kecamatan/Kelurahan/RT ataw RW pengusul kegiatan;
 Berdasarkan Daftar Usulan Kegiatan, surveyor terlebih dahulu melakukan
koordinasi dan verifikasi ke perangkat Kecamatan/Kelurahan/Ketua RW atau
Ketua RT sebagaimana yang tercantum dalam daftar. Diupayakan agar dari
Pengusul Kegiatan bersedia menunjukkan lokasi usulan kegiatan.
 Dilakukan pemeriksaan kesesuaian daftar usulan dengan data yang dimiliki
oleh Pengusul Kegiatan. Bilamana terdapat ketidak sesuaian diberi catatan
khusus.
 Bersama-sama perangkat setempat dilakukan tinjauan lapangan.

Gambar 3-2 : Ilustrasi Survey Lapangan bersama Perangkat setempat

6. Data yang terkumpul dilakukan pengolahan data dan informasi secara tabelaris
dan menggunakan aplikasi Geosetter untuk pembuatan peta denah lokasi.
Aplikasi Geosetter merupakan salah satu aplikasi tag georeferensi dokumentasi
dengan sistem koordinat global;
 Dokumentasi yang diambil dilakukan pengecekan koordinat, dipaduserasikan
dengan data koordinat pada GPS;
PT. PRADES INDO DAREN 10
PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS SUMBER DAYA AIR
WILAYAH BOJONAGARA, CIBEUNYING, DAN TEGALEGA LAPORAN AKHIR

 Dokumentasi terpilih diberi nama sesuai dengan kodefikasi secara berurutan;


 Perekaman denah kedalam laporan.

Gambar 3-3 : Ilustrasi Pengolahan Data dengan Aplikasi Geosetter

7. Penyusunan Laporan Akhir dan Skala Prioritas


Setelah data olah selanjutnya dilakukan penyusunan Laporan Akhir, sekurang-
kurangnya memuat:

 Gambaran umum wilayah pekerjaan;


 Data-data primer, sekunder, dan hasil tinjauan lapangan;
 Hasil pengolahan data dan Analisis Skala Prioritas
 Resume hasil survey dan identifikasi usulan kegiatan infrastrutur sumber
daya air;

8. Assistensi Pelaksanaan Kegiatan


 Asistensi hasi pelaksanaan kegiatan dilakukan sebagai salah satu bagian dari
alih ilmu pengetahuan, sekaligus sebagai pembahasan hasil pelaksanaan
kegiatan mulai dari awal hingga selesainya pekerjaan;
 Materi yang disampaikan merupakan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan
ringkasan dari Laporan Akhir

PT. PRADES INDO DAREN 11

Anda mungkin juga menyukai