Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem

saluran pembuangan air guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan

komponen yang penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur).

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan

air. Suripin, 2004

Peristiwa banjir akan terjadi ketika suatu saluran tidak menampung debit air

yang masuk karena dimensi saluran terlalu kecil dari seharusnya yang

dikarenakan kesalahan desain atau berkurangnya daerah tangkapan air. Selain itu,

terjadinya banjir juga dapat dipengaruhi oleh perubahan iklim yang

mengakibatkan banjir dalam kurun waktu tertentu sehingga terjadi luapan air yang

berlebih pada saat debit maksimum.

Jalan di tegal binangun adalah salah satu tempat pertumbuhan fisik dalam

suatu wilayah yang merupakan kebutuhan dasar hunian manusia yang dilengkapi

sarana dan prasarana lingkungan. Permasalahan banjir yang terjadi pada lorong ini

terjadi sejak awal jalan dibuat dan banjir paling parah biasanya saat hujan turun

sekitar lebih dari satu jam yang diakibatkan kapasitas saluran yang tidak mampu

menampung laju air sehingga meluap dan mengakibatkan banjir di saluran ini.

1
2

I.2. Maksud dan Tujuan

Untuk Mengetahui penyebab tersumbatnya saluran drainase yang terjadi di

jalan tegal binangun.

I.3. Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang masalah diatas adalah

untuk mencari faktor penyebab tersumbatnya drainase dan cara mengatasinya di

jalan tegal binangun Palembang.

I.4. Metodologi Penulisan

BAB I. Pendahuluan, memaparkan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,

Rumusan masalah, metodologi penulisan, dan bagan air penulisan

BAB II. Studi Literatur memaparkan mengenai pencarian terhadap berbagai

sumber tertulis

BAB III. Metodologi Penilitian, mencoba memaparkan megenai hasil dari

penelitian, seperti pengumpulan data, Pengolahan data, dan bagan alir

penelitian

BAB IV. Pembahasan, memaparkan mengenai topik pembahasan

BAB V. Kesimpulan dan saran, memaparkan mengenai kesimpulan dan solusi

untuk penyelesaian masalah


BAB II

STUDI LITERATUR

2.1. Pengertian Drainase

Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah

tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa

Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong –

gorong dibawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi

pencegahan banjir.

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau

mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian

bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air

dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam

kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)

Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur dalam

SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud drainase

kota adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian

wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal

maupun luapan sungai melintas di dalam kota.

2.2. Sejarah Perkembangan Drainase

Ilmu drainase perkotaan bermula tumbuh dari kemampuan manusia

mengenali lembah-lembah sungai yang mampu mendukung kebutuhan

4
5

hidupnya. Adapun kebutuhan pokok tersebut berupa penyediaan air bagi keperluan

rumah tangga, pertanian, perikanan, transportasi dan kebutuhan social budaya.

Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pada

masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara berlebih, sehingga menganggu

kehidupan manusia itu sendiri. Selain daripada itu, kegiatan manusia semakin

bervariasi sehingga menghasilkan limbah kegiatan berupa air buangan yang dapat

menggangu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran akan arti

kenyamanan hidup sangat bergantung pada kondisi lingkungan, maka orang mulai

berusaha mengatur lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya

dari kemungkinan adanya gangguan air berlebih atau air kotor.

Dari sekumpulan pengalaman terdahulu dalam lingkungan masyarakat yang

masih sederhana, ilmu drainase perkotaan dipelajari oleh banyak bangsa. Sebagai

contoh orang Babilon mengusahakan lembah sungai Eufrat dan Tigris sebagai

lahan pertanian yang dengan demikian pastitidak dapat menghindahari

permasalahan drainase. Orang Mesir telah memanfaatkan air sungai Nil dengan

menetap sepanjang lembah yang sekaligus rentan terhadap gangguan banjir.

Penduduk di kawasan tropika basah seperti di Indonesia awalnya dibilang

selalu tumbuh dari daerah yang berdekatan dengan sungai, dengan demikian secara

otomatis mereka pasti akan berinteraksi dengan masalah gangguan air pada saat

musim hujan secara periodic. Pada kenyataannya mereka tetap dapat menetap

6
disana, dikarenakan mereka telah mampu mengatur dan menguasai ilmu

pengetahuan tentang drainase.

Tepengaruh dengan perkembangan sosial budaya suatu masyarakat atau suku

bangsa, ilmu drainase perkotaan akhirnya harus ikut tumbuh dan berkembang

sesuai dengan perubahan tata nilai yang berlangsung di lingkungannya.

Harus diakui bahwa pertumbuhan dan perkembangan ilmu drainase perkotaan

dipengaruhi oleh perkembangan ilmu hidrolika, matematika, statiska, fisika, kimia,

komputasi dan banyak lagi yang lain, bahkan juga ilmu ekonomi dan sosial sebagai

ibu asuhnya pertama kali. Ketika didominasi oleh ilmu

hidrologi, hidrolika, mekanika tanah, ukur tanah, matematika, pengkajian ilmu

drainase perkotaan masih menggunakan konsep statiska.

Namun dengan semakin akrabnya hubungan ilmu drainase perkotaan dengan

statiska, kesehatan, lingkungan, social ekonomi yang umumnya menyajikan suatu

telaah akan adanya ketidakpastian dan menuntut pendekatan masalah sacara

terpadu (intergrated) maka ilmu drainase perkotaan semakin tumbuh menjadi ilmu

yang mempunyai dinamika yang cukup tinggi. (H.A Halim Hasmar.2011)

2.3. Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :

a) Sistem Drainase Mayor

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan

mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada

umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran

7
pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini

menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer,

kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai

dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang

detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

b) Sistem Drainase Mikro

Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase

yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara

keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di

sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong,

saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat

ditampungnya tidak terlalu besar.

Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang

2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk

lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.

2.4. Jenis Drainase

Drainase dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

a) Menurut sejarah terbentuknya

1) Drainase alamiah (Natural Drainage)

Drainase alamiah adalah sistem drainase yang terbentuk secara alami dan

tidak ada unsur campur tangan manusia.

2) Drainase buatan (Artificial Drainage)


Drainase alamiah adalah sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu

drainase, untuk menentukan debit akibat hujan, dan dimensi saluran.

b) Menurut Letak Saluran

1) Drainase permukaan tanah (Surface Drainage)

Drainase permukaan tanah adalah saluran drainase yang berada di atas

permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan.

Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.

2) Drainase bawah tanah (Sub Surface Drainage)

Drainase bawah tanah adalah saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air

limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa),

dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik,

tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di

permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman, dan

lain-lain.

c) Menurut konstruksi

1) Saluran Terbuka

Saluran terbuka adalah sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk

menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan

sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota,

saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung).

Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton,
pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.

2) Saluran Tertutup

Saluran tertutup adalah saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan

lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama

dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan

kota-kota besar lainnya.

d) Menurut fungsi

1) Single Purpose

Single purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air

buangan saja.

2) Multy Purpose

Multy purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis

buangan, baik secara bercampur maupun bergantian. (H.A Halim Hasmar.2011)

2.5. Fungsi Drainase Perkotaan

1) Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah dari

genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan

infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat.

2) Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar

tidak membanjiri/ menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda

masyarakat juga infrastruktur perkotaan.

10

3) Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan


untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.

4) Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.

2.6. Hujan

Hujan adalah proses turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan

disini termasuk bagian dari presipitasi yang berbentuk cairan. Presipitasi sendiri

ada yang cair maupun non cair. Contoh presipitasi cair adalah hujan, sedangkan

presipitasi non cair adalah salju ataupun es. Hujan merupakan fenomena alam

biasa, yang juga merupakan siklus hidrologi yang ada di bumi.

Jenis-jenis hujan:

1. Hujan siklonal

Hujan siklonal terjadi karena adanya udara yang panas, suhu lingkungan yang

tinggi serta bersamaan dengan angin yang berputar putar. Biasanya terjadi di

daerah yang di lewati garis khayal khatulistiwa atau ekuator. Hal ini di sebabkan

karena adanya pertemuan antara angin pasat timur laut dengan angin pasat

tenggara. Setelah itu angin tersebut naik, lalu menggumpal di atas awan yang

berada di garis ekuator.

2. Hujan Orografis

Merupakan hujan yang terjadi karena adanya angin yang mengandung uap air,

kemudian arah pergerakannya secara horizontal. Perjalanan angin tersebut harus

melewati pegunungan yang menyebabkan suhu angin menjadi dingin akibat

adanya proses kondensasi (saat melewati pegunungan tadi).

11

3. Hujan Frontal
Hujan jenis ini bisa terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara yang

dingin dan suhu yang rendah dengan massa udara yang panas dan suhu yang

tinggi. Saat bertemu, suhu udara yang rendah dan massa udara yang dingin lebih

berat dari pada suhu tinggi dan massa udara yang panas, menyebabkan uap yang

di bawa udara dingin jatuh dengan lebat di atas permukaan bumi. Biasanya

perbedaan ke dua massa tersebut bertemu di bidang front, yakni salah satu tempat

yang paling mudah terjadi kondensasi dan pembentukan awan. Itulah mengapa

nama hujan ini adalah hujan frontal.

4. Hujan Muson

Hujan Muson adalah hujan yang terjadi karena Angin Musim / Angin Muson.

Angin muson terjadi karena adanya pergerakan semu tahunan matahari dengan

garis balik utara dan garis balik selatan. Hujan ini turun dalam kurun waktu

tertentu. Dan dari sebab inilah yang menyebabkan musim kemarau dan penghujan.

Di negara kita, Indonesia juga sering terjadi angin muson. Yakni pada bulan

Oktober sampai dengan April. Makanya biasanya pada bulan bulan ini sering kali

datang hujan. Sedangkan selain pada bulan itu, negara kita berada pada musim

kemarau. Selain itu, di beberapa negara Asia Timur juga terjadi angin muson pada

bulan Mei sampai dengan Agustus.

5. Hujan Zenithal

Hujan ini terjadi akibat adanya pertemuan angin pasat timur laut dengan angin

pasat tenggara, sehingga membentuk gumpalan dan naik secara vertikal karena

12
terkena pemanasan ke atas awan. Hal ini menyebabkan awan yang memiliki

massa berat mengalami penurunan suhu, yang menyebabkan terjadinya proses

kondensasi. Karena air yang menggumpal tadi sampai pada titik jenuhnya,

akhirnya turunlah hujan. Karena letak turun hujan ini berada di atas garis khayal

ekuator atau khatulistiwa, maka di namakan dengan hujan zenithal. Biasnaya

daerah yang kerap di datangi dengan hujan zenithal ini memiliki iklim di

negaranya adalah tropis seperti iklim di Indonesia dengan intensitas penyinaran

matahari yang termasuk tinggi, sebab hampir setiap tahun mendapat penyinaran.

2.7. Proses Terjadinya Hujan

1. Panas matahari (Air Menguap)

Matahari adalah sebagian dari isi alam. Matahari yang selalu menyinari bumi

dengan teriknya yang menimbulkan efek panas, sehingga panasnya matahari bisa

air danau, sungai dan laut menguap ke udara. Selain dari air danau sungai dan laut

air yang menguap ke udara juga bisa disebabkan juga dari tubuh manusia, hewan

dan tumbuh-tumbuhan benda-benda lain yang mengandung air.

2. Suhu udara yang tinggi (Uap air menjadi padat – terbentuk awan)

Suhu udara di indonesia termasuk ke golongan suhu udara yang tinggi

akibatnya panas matahari akan membuat uap air tersebut mengalami kondensasi

(pemadatan) dan menjadi sebuah embun. Embun terbentuk dari titik-titik ir kecil

sehingga suhu udara semakin tinggi membuat titik-titik dari embun semakin

banyak berkumpul memadat dan akan membentuk menjadi awan. Menurut

kajian Neilburger tahun 1995, pada tahapan ini, tetes-tetes air memiliki ukuran

13
jari-jari sekitar 5-20 mm. Dalam ukuran ini tetesan air akan jatuh dengan

kecepatan 0,01-5 cm/detik sedangkan kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih

tinggi sehingga tetes air tersebut tidak akan jatuh ke bumi.

3. Dengan bantuan angin (Awan kecil menjadi awan besar)

Adanya angin dari udara yang menyebabkan tiupan yang akan membantu

awan-awan bergerak ke tempat yang lain. Pergerakan angin memberikan

pengaruh besar terhadap awan sehingga membuat awan kecil menyatu dan

kemudian membentuk awan yang lebih besar lagi lalu bergerak ke langit atau ke

tempat yang memiliki suhu lebih rendah. Dan semakin banyak butiran awan yang

terkumpul awan akan berubah warna menjadi semakin kelabu.

4. Terbentuk lah hujan

Dan setelah awan semakin kelabu akibatnya titik-titik air semakin berat dan

tidak terbendung lagi akan membuat butiran-butiran air tadi jatuh ke bumi

sehingga terjadilah hujan.

Proses Terjadinya Hujan Secara Singkat

1. Panas matahari membuat air yang ada di muka bumi menguap

2. Terbentuklah awan dari uap uap tersebut

3. Angin membuat awan kecil berkumpul menjadi besar

4. Karena kandungan air di awan yang sudah besar dan tidak bisa di tampung

lagi maka turunlah hujan

14
2.8. Banjir

Banjir ialah bencana alam yang sering terjadi di banyak kota dalam skala yang

berbeda dimana air dengan jumlah yang berlebih berada di daratan yang biasanya

kering. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian banjir

adalah berair banyak dan juga deras, kadang-kadang meluap. Hal itu dapat terjadi

sebab jumlah air yang ada di danau, sungai, ataupun daerah aliran air lainnya yang

melebihi kapasitas normal akibat adanya akumulasi air hujan atau pemampatan

sehingga menjadi meluber. Di mata masyarakat, pada umumnya pengertian banjir

merupakan hal yang negatif. Hal ini karena banjir selalu berkaitan dengan hal-hal

yang merugikan sehingga dapat disebut juga bencana alam. Banjir dapat

menyebabkan kerusakan parah, khususnya pada daerah yang padat penduduk

yang berada di bantaran sungai atau daerah-daerah yang terkena banjir periodik.

Pengertian banjir merupakan suatu peristiwa yang terjadi saat aliran air yang

berlebihan merendam suatu daratan. Meski kerusakan yang dapat akibatkan

bencana banjir dapat dihindari dengan cara pindah menjauh dari danau, sungai,

atau aliran air lainnya, orang-orang akan tetap menetap serta bekerja dekat

daerah-daerah aliran air tersebut guna mencari nafkah dan juga memanfaatkan

biaya murah. Manusia masih terus menetap di wilayah yang rawan banjir tersebut

merupakan sebuah bukti bahwa nilai menetap di wilayah yang rawan banjir lebih

besar dibandingkan dengan biaya kerusakan akibat bencara banjir periodik. Untuk

lebih lengkapnya, berikut macam-macam banjir.

15

2.9. Macam-macam Banjir


1. Banjir Air

Banjir air merupakan banjir yang sering terjadi. Penyebab banjir air

dikarenakan meluapnya air di danau, sungai, selokan, atau aliran air yang lainnya

sehingga menyebabkan air tersebut naik dan menggenangi daratan. Biasanya

banjir air disebabkan karena hujan yang terjadi secara terus-menerus sehingga

mengakibatkan aliran air tersebut tidak dapat menampung air yang berlebih.

2. Banjir Bandang

Pengertian banjir bandang merupakan banjir yang mengangkut air dan juga

lumpur. Banjir bandang tersebut sangatlah berbahaya dibandingkan dengan banjir

air biasa, hal ini karena akan sulit untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang

dapat menghanyutkan benda-benda dan memiliki daya rusak yang tinggi. Banjir

bandang pada umumnya terjadi di area pegunungan yang tanah pegunungan

tersebut seolah longsor karena adanya air hujan yang ikut terbawa air ke daratan

yang lebih rendah. Biasanya banjir tersebut dapat menghanyutkan pohon yang

berukuran besar sehingga dapat merusak pemukiman warga yang terkena banjir

bandang tersebut.

3. Banjir Lumpur

Banjir lumpur merupakan banjir yang mirip banjir bandang namun lumpur

tersebut keluar dari dalam bumi sehingga dapat menggenangi daratan. Lumpur

tersebut terkadang memiliki kandungan bahan serta gas kimia berbahaya.

16

4. Banjir Rob (Laut Pasang)


Pengertian banjir rob merupakan banjir yang disebabkan karena pasang air laut.

Banjir rob pada umumnya melanda kota muara baru di jakarta. Pasang air laut

pada umumnya akan menahan air sungai yang menumpuk, hingga dapat menjebol

sebuah tanggul dan menggenangi daratan.

5. Banjir Cileunang

Banjir cileunang merupakan salah satu macam-macam banjir. Pengertian banjir

cileunang ialah suatu banjir yang mirip dengan banjir air akan tetapi banjir

tersebut dikarenakan hujan yang sangatlah deras dan mempunyai debit air yang

banyak. Terjadinya banjir ini sangatlah cepat, hal ini karena hujan yang terjadi

sangatlah deras sehingga dapat terjadi dalam waktu cepat.

6. Banjir Lahar

Pengertian banjir lahar adalah banjir yang disebabkan karena lahar gunung

berapi masih aktif saat yang meletus atau mengalami erupsi. Dari proses erupsi

tersebut, gunung akan mengeluarkan lahar dingin yang dapat menyebar ke

lingkungan di sekitarnya. Air yang ada dalam sungai atau danau dapat mengalami

pendangkalan sehingga berdampak terkena banjir.

2.10. Penyebab Banjir

1. Penebangan hutan liar

Penebangan hutan secara liar yang membuat hutan menjadi gundul merupakan

salah satu penyebab banjir. Hal ini karena, akar pohon memiliki fungsi untuk

17
menyerap air. Oleh sebab itu, jika banyak pohon yang hilang maka akan dengan

mudah terjadi bencana banjir.

2. Buang sampah sembarangan

Penyebab banjir yang satu ini sudah tidak asing lagi. Sampah yang dibuang

sembarang khususnya apabila dibuang di sungai atau aliran air lainnya dapat

menyumbat aliran air tersebut sehingga dapat meluap dan menyebabkan

terjadinya banjir.

3. Pemukiman di bantaran sungai atau aliran air

Pemukiman yang didirikan di bantaran sungai mengakibatkan sungai tersebut

rentan terjadi pendangkalan. Pendangkalan yang terjadi di sungai karena

kebiasaan untuk membuang sampah ke sungai serta keadaan tanah di kiri kanan

bangunan tersebut dapat saja ambles dan kemudian menutup sisi sungai. Sehingga

sungai menjadi menyempit dan rawan banjir.

4. Dataran rendah

Daerah-daerah yang berada di dataran rendah dapat menyebabkan banjir, hal ini

karena luapan air yang mengalir dari tempat di dataran tinggi ke rendah sehingga

dapat beresiko terkena banjir.

5. Curah hujan yang tinggi

Penyebab banjir ini disebabkan karena faktor cuaca. Apabila terdapat daerah

yang memiliki curah hujan tinggi dan terjadi berlarut-larut dalam jangka waktu

lama, memiliki resiko yang besar untuk terjadi banjir terlebih jika berada di

dataran rendah.

18
6. Drainase yang sudah diubah tanpa memperhatikan Amdal

Drainase yang sudah diubah tanpa memperhatikan amdal yang terlebih di

lingkungan perkotaan. Daerah hutan ataupun rawa yang dapat membantu untuk

mencegah atau mengurangi banjir, namun dipakai untuk membangun mall atau

bangunan lainnya sehingga merusak lapisan atmosfer dan akan mudah beresiko

terjadinya banjir.

7. Bendungan yang jebol

Bendungan yang jebol adalah salah satu penyebab banjir disekitar lingkungan

yang daerah tersebut kurang terawat serta mudah dirusak kelestariannya, dengan

memanfaatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya dan juga hasilnya dapat

berakibat banjir bandang yang sangat merugikan.

8. Salah sistem kelola tata ruang

Penyebab banjir yang satu ini dapat mengakibatkan air sulit untuk menyerap

serta alirannya lambat. Sementara air yang datang ke wilayah tersebut jumlahnya

akan lebih banyak dari yang biasanya dialirkan sehingga dapat dengan cepat

terjadi banjir.

9. Tsunami

Merupakan jenis banjir air laut yang sangat besar. Tsunami merupakan

penyebab banjir yang sangat merugikan. Tsunami pada umumnya dapat terjadi

dikarenakan pergeseran lapisan lempeng bumi. Tingginya gelombang tsunami

dapat dengan mudah menyapu daerah-daerah yang ada di sekitarnya hingga dapat

menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa.

19
10. Tanah yang sudah tidak dapat menyerap air

Tanah yang sudah tidak dapat untuk menyerap air dapat dikarenakan beberapa

faktor, salah satunya karena tanah tersebut sudah jarang ditemukan lahan hijau

ataupun lahan kosong. Sehingga air tidak terserap ke dalam tanah melainkan

langsung masuk ke sungai, danau, selokan, atau saluran air yang lainnya. Air yang

ada dalam jumlah banyak apabila sudah tidak dapat tertampung oleh saluran air

tersebut dapat menggenang serta menyebabkan banjir.

2.11. Akibat banjir

1) Menyebarnya berbagai bibit-bibir penyakit.

2) Kehilangan harta benda.

3) Pertanian, tanaman, atau ladang yang rusak.

4) Menimbulkan banyak korban apabila terjadi banjir bandang.

5) Fasilitas umum, sarana dan prasarana yang menjadi rusak.

6) Jarang air karena sebelumnya sudah terkontaminasi dengan banjir.

7) Pohon-pohon yang lama terendam banjir akan mati.

8) Dampaknya dalam jangka panjang, jumlah wisatawan yang datang ke daerah

tersebut akan menurun.

9) Pemulihan kembali wilayah bencana membutuhkan waktu yang lama.

10) Mahalnya biaya untuk membangun sarana dan prasarana yang rusak akibat

banjir.

11) Terjadi kenaikan harga, hal ini karena bahan makanan yang menjadi langka.

20
2.12. Cara Mengatasi Banjir

1) Menata daerah aliran-aliran air seperti sungai, danau, dan lain sebagainya

sesuai dengan fungsinya.

2) Tidak membuang sampah sembarangan ke danau, sungai, selokan.

3) Tidak membangun rumah ataupun bangunan dibantaran sungai.

4) Lakukan pengerukan sungai.

5) Perlu dilakukan reboisasi atau penghijauan hutan.

6) Sistem pemantau dan peringatan apabila terjadi bencana harus dibangun di

daerah yang rawan banjir.

2.13. Keuntungan Banjir

1) Air tanah yang terisi kembali.

2) Di daerah yang kering, kebutuhan air dapat untuk tercukupi.

3) Banjir menambah kandungan pada tanah.

4) Ikan sangat cocok untuk berkembang biak di air banjir.

5) Tambahan kandungan ke danau atau sungai yang pada akhirnya berpengaruh

positif pada industri perikanan.

6) Penyeimbang ekosistem sungai.

7) Air banjir yang melimpah dapat dimanfaatkan oleh berbagai jenis ikan guna

mencari tempat hidup baru.

8) Burung memiliki cadangan makanan melimpah.

21
2.14. Dokumentasi Survey

Gambar 2.1. Drainase yang dipenuhi sampah

Gambar 2.2. Drainase yang tidak berjalan dengan lancar

22
Gambar 2.3. Drainase yang tidak berjalan di hampir sepanjang lorong akibat

tersumbat bertumpuknya sampah

Gambar 2.4. Drainase yang tidak berjalan akibat tersumbat

23
Gambar 2.5. Drainase yang kotor akibat ulah masyarakat sekitar

Gambar 2.6. Drainase yang tidak berjalan akibat bertumpuknya pasir dan Tanah

24
Gambar 2.7. Banjir yang disebabkan akibat saluran drainase tersumbat saat hujan

turun

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2018 yang berlokasi di kota

Palembang, Kecamatan Plaju, Lrg Fuad 16 ulu. Lokasi Penelitian dapat dilihat

pada gambar 3.1.

DENAH LOKASI PENELITIAN

Gambar 3.1. Denah Lokasi Penelitian

3.2. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa metode pengumpulan data

yang di gunakan untuk mengatasi permasalahan yang akan di bahas, sebagai

berikut :

a. Observasi

Dengan memanfaatkan data curah hujan

25

26
b. Survey

Dengan peninjauan langsung ke lokasi penelitian dan dilakukan pencatatan

data yang di perlukan

Adapun data yang di peroleh dalam penelitian ini :

1. Data Primer

Data premier merupakan data yang didapat langsung dari hasil penelitian di

lapangan, dengan cara melakukan pengukuran langsung terhadap saluran drainase,

saluran merupakan saluran terbuka yang berbentuk persegi panjang

Keterangan :

Lebar drainase : 18 cm

Tinggi drainase : 52 cm

Tinggi genangan drainase : 20 cm

2. Data Sekunder

Data skunder merupakan data pendukung untuk data skunder. Data skunder

adalah data yang didapatkan dengan menghubungi instansi-instansi yang terkain

dengan perencanaan konstruksi pada upaya penanggulangan banjir di lrg fuad 16

ulu plaju

Sedangkan data yang ada berdasarkan fungsinya dapat dilakukan menjadi dua,

meliputi:

a. Data Teknis

Data teknis adalah data yang berhubungan langsung dengan upaya penanggulan

banjir di lrg fuad 16 ulu plaju, seperti :

27
 Data curah hujan

Data curah hujan yang diperlukan adalah data curah hujan tahunan maksimum

 Data kependudukan

Data kependudukan diperlukan untuk mengetahui besarnya air limbah rumah

tangga sebagai dasar perhitungan suatu saluran yang bertujuan untuk mengatasi

peningkatan debit air limbah

b. Data Non Teknis

Data Non Teknis adalah data yang berfungsi sebagai penunjang untuk

pertimbangan upaya penanggulan banjir di lrg fuad 16 ulu plaju.

28
3.3. Bagan Alir Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data

Data Premier
a) Lebar drainas : 18 cm Data Skunder
a) Data Teknis
b) Tinggi drainase : 52 cm
b) Data Non Teknis
c) Tinggi genangan: 20

cmjcmccmcm 32cm\\
Tinggi genangan : 32 cm
Pembahasan

Selesai

Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian

BAB IV
PEMBAHSAN

Gambar 4.1. Drainase Yang Dipenuhi Sampah

Salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di kawasan lorong fuad 16 ulu

Plaju Palembang adalah sistem drainase di kawasan tersebut yang tidak berjalan

lancar. Salah satu faktor yang menyebabkan drainase tersebut tidak berjalan lancar

yaitu adanya tumpukan sampah yang menggenangi aliran drainase di kawasan

lorong fuad 16 ulu Plaju Palembang.

Sampah yang menggenangi aliran drainase tersebut bisa menyebabkan

drainase itu sendiri tersumbat sehingga aliran drainase tidak berjalan dengan

lancar saat hujan turun tiba. Ketika hujan turun tiba, drainase yang dipenuhi

sampah menyebabkan aliran drainase tersebut tersumbat, sehingga secara

otomatis air hujan yg turun dengan sangat deras akan bertumpuk di dalam

drainase sehingga akan menyababkan banjir di kawasan tersebut

29

30
Gambar 4.2. Drainase yang tersumbat akibat ulah masyarakat

Salah satu faktor yang menyebabkan banjir adalah saluran sistem drainase

yang berjalan tidak lancar. Saluran drainase yang tersumbat itu disebabkan oleh

akibat kurangnya kesadaran oleh masyarakat sekitar, seperti membuang sampah di

dalam saluran drainase dan daun yang jatuh ke saluran drainse dari pohon

halaman rumah tidak dibersihkan oleh sang pemilik rumah. Hal sekecil itu bisa

menyebabkan drainase tersebut tersumbat sehingga akan mengakibatkan banjir

saat hujan turun tiba.

Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan saya rasa masih sangat

kurang. Kedisiplinan dalam membuang sampah harusnya selalu diterapkan. Jika

kita sedang berada diluar dan memang tidak ada tong sampah, sebaiknya kita

bawa terlebih dahulu sampah tersebut sampai kita menemukan tempat sampah.

Namun, realitanya banyak yang membuang sampah sembarangan, baik di jalan


31

maupun di saluran air. Sifat manusia memang serakah dengan merampas hak air

mengalir di jalannya. Segala yang tidak digunakan dibuang begitu saja ke selokan.

Selokan bukanlah tempat sampah, melainkan tempat mengalirnya air. Jika

saluran air tersebut banyak digenangi sampah maka air tidak dapat mengalir

dengan lancar. Bukan hanya sampah yang dengan enak dibuang ke saluran air,

limbah rumah tangga dan limbah lainnya juga kerap kali dibuang begitu saja ke

selokan. Hal ini dapat menciptakan sedimentasi di dasar saluran air, akibatnya

terjadi pendangkalan pada saluran air tersebut.

Jika saluran pembuangan air sudah dipenuhi sampah dan limbah, maka hal

tersebut dapat berujung dengan penyebaran berbagai macam penyakit. Selain itu,

jika dimusim penghujan tiba, saluran yang mampet akan menimbulkan musibah

banjir yang dapat merugikan warga sekitar. Saluran air yang kotornya juga

menimbulkan bau yang tidak sedap.


32

Gambar 4.3. Genangan Drainase Yang Dipenuhi Limbah

Salah satu faktor lain yang menyebabkan saluran drainase tersumbat adalah

saluran drainase yang dipenuhi limbah akibat ulah manusia. Limbah yang

menyebar di saluran drainase tersebut adalah seperti limbah air sabun, limbah sisa

memasak serta limbah makanan yang tersisa dibuang oleh masyarakat di saluran

drainase di sekitar tempat tinggalnya.

Busa sabun dapat mengakibatkan saluran drainase menjadi mampet dan tidak

bisa mengalir dengan baik. Hal ini disebabkan oleh mineral yang terkandung di

dalam sabun dapat menyebabkan residu dan karat dalam pipa pembuangan Anda

dan mengakibatkan buih sabun menumpuk dan membuat tersumbat. Solusinya

adalah menuangkan soda dan air panas yang dapat membuat residu di pipa Anda
33

menjadi rontok seketika dan karat maupun kotoran yang menempel akan menjadi

hilang.

Akibat limbah yang menyebar di dalam genangan saluran drainase tersebut

adalah saluran drainase tersebut menjadi berminyak yang menyebabkan saluran

drainase menjadi tersumbat. Jika saluran drainase tersebut tersumbat, maka jika

saat hujan turun air yang memenuhi di dalam saluran drainase tidak berjalan

dengan lancar sebagaimana mestinya. Maka air hujan yg menggenangi drainase

tersebut tidak dapat ditampung lagi sehingga dapat menyebabkan terjadinya banjir

di kawasan drainase tersebut.


34

Gambar 4.4. Genangan Air Ketika Hujan Turun

Gambar 4.4. merupakan gambar genangan air ketika hujan turun yang

disebabkan oleh saluran drainase yang tidak berjalan dengan baik. Selain drainase

yang tidak jalan, banjir juga terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat untuk

peduli lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Akibat yang

ditimbulkan dari kurangnya kesadaran masyarakat adalah sistem drainase yang

tidak berjalan dengan baik sehingga terjadi genangan air ketika hujan turun.
35

Cara Mencegah Sistem drainase Agar Tidak Tersumbat

1. Rutin Membersihkan Drainase

Dipemukiman warga, selokan menjadi saluran untuk membuang air. Oleh

sebab itu kita sangat perlu untuk tidak membuang sampah ke selokan karena bisa

menjadi pemicu terjadinya banjir. Selokan yang mampet karena sampah bisa

menyebabkan banjir ketika hujan. Oleh sebab itu kita perlu rutin membersihkan

sistem pembuangan air, atau kita bisa kerja bakti bersama tetangga untuk

membersihkan sistem saluran air.

2. Rambut

Rambut ternyata bisa menjadi penyumbat drainase dirumah anda. Jika anda

menemukan sekumpulan rambut menumpuk di sistem pembuangan rumah anda

hal tersebut akan mengambat air untuk mengalir ke selokan. Cara mengatasi hal

ini adalah dengan membersihkan saluran pembuangan Anda dan menghindari

jatuhnya rambut ke dalam selokan. Rambut biasanya berasal dari sistem

pembuangan dikamar mandi rumah warga.

3. Tidak Buang Sampah Sembarangan

Buang sampah sembarangan seakan menjadi budaya, masih banyak masyarakat

yang membuang sampah sembarang. Tanpda disadari hal tersebut akan menjadi
36

penyebab terjadinya banjir. Karena saluran tersumbat oleh menumpuknya

sampah.

4. Busa Sabun

Busa sabun ini juga dapat mengakibatkan saluran drainase Anda menjadi

mampet dan tidak bisa mengalir dengan baik. Hal ini disebabkan oleh mineral

yang terkandung di dalam sabun dapat menyebabkan residu dan karat dalam pipa

pembuangan Anda dan mengakibatkan buih sabun menumpuk dan membuat

tersumbat. Solusinya adalah menuangkan soda dan air panas yang dapat membuat

residu di pipa Anda menjadi rontok seketika dan karat maupun kotoran yang

menempel akan menjadi hilang.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari Hasil Analisis di lapangan, Faktor yang menyababkan tersumbatnya

saluran drainase di kawasan lorong fuad 16 ulu Plaju Palembang adalah

kurangnya kesadaran masyarakat untuk membersihkan saluran drainase secara

bersama-sama di kawasan tersebut.

Kondisi saluran drainase yang tersumbat tersebut juga diakibatkan oleh

bertumpuknya sampah akibat ulah masyarakat sekitar. Saluran drainase yang

tersumbat tersebut secara otomatis akan mengakibatkan banjir di kawasan tersebut

saat hujan turun tiba. Selain itu, banjir juga dapat disebabkan oleh saluran

drainase dipenuhi oleh tanah atau limbah lainnya.

Faktor lain yang dapat menyebabkan tersumbatnya drainase ialah dengan

banyaknya limbah lainnya yang bisa menyebabkan saluran drainase rusak dan

tidak akan berjalan dengan lancar. Limbah yang dimaksud tersebut ialah seperti

adanya rambut yang terdapat di dalam saluran drainase yang bisa mengakibatkan

saluran drainase tersebut tersumbat. Air sabun yang menggenangi saluran drainase

juga bisa mengakibatkan saluran drainase tersumbat sehingga dapat terjadinya

banjir saat hujan turun tiba.

37
38

5.2. Saran

Cara yang harus dilakukan agar drainase tidak tersumbat yaitu dngan cara

meningkatkan kesadaran masyarakat terutama diri masing-masing untuk

membersihkan saluran drainase yang sudah kotor atau yang sudah banyak

mengandung sampah agar saluran drainase tersebut tidak tersumbat. Selain itu,

Saluran drainase yang sudah tersumbat harus segera diperbaiki agar salurang

tersebut tidak lagi tersumbat sehingga tidak akan terjadi lagi banjir saat hujan

turun tiba serta harus tidak membuang sampah sembarangan terutama di saluran

sistem drainase tersebut

Anda mungkin juga menyukai