keekonomisannya
Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan
atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air[1]. Irigasi dan drainase merupakan bagian penting
dalam penataan sistem penyediaan air di bidang pertanian maupun tata ruang
https://id.wikipedia.org/wiki/Drainase
Nov
28
Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya
dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang
tidak di inginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh
kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari
perasana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang
aman, nyaman, bersih, dan sehat.
Drainase yang berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air drainase,
merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman, industri,
pertanian, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air
pada umumnya, baik berupa air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari
kawasan yang bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau
ke bangunan resapan buatan.
Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang
mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu merupakan suatu sistem pengeringan
dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan
perdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi
listrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang
merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan,
sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan
manusia.
Untuk mendapatkan pemahaman tentang drainase secara umum, maka kita perlu mengetahui
latar belakang diperlukannya suatu drainase, tujuan dan manfaat dari pembuatan drainase
tersebut, jenis drainase yang umum digunakan, sejarah perkembangan, prinsip-prinsip sistem
drainase dan kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah berhubungan dengan pencapaian
lingkungan yang baik, asri dan nyaman bagi masyarakat.
Siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pada masa tertentu akan
mengalami keadaan berlebih, sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia.
Selain itu semakin kompleksnya kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah berupa air
buangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya, dan dengan adanya keinginan untuk
meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan hidup maka manusia mulai berusaha untuk
mengatur lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya dari air berlebih dan air
buangan.
Didalam daerah yang belum berkembang/pedesaan, drainase terjadi secara alamiah sebagai
bagian dari siklus hidrologi. Drainase alami ini berlangsung tidak secara statis melainkan terus
berubah secara konstan menurut keadaan fisik lingkungan sekitar. Seiring dengan
berkembangnya kawasan perkotaan yang ditandai dengan banyak didirikannya bangunan-
bangunan yang dapat menunjang kehidupan dan kenyamanan masyarakat kota, maka sejalan
dengan itu diperlukan pula suatu sistem pengeringan dan pengaliran air yang baik untuk menjaga
kenyamanan masyarakat kota. Sehingga drainase perkotaan harus saling padu dengan sampah,
sanitasi dan pengendalian banjir perkotaan.
Drainase perkotaan bertujuan untuk mengalirkan air lebih dari suatu kawasan yang berasal dari
air hujan maupun air buangan, agar tidak terjadi genangan yang berlebihan pada suatu kawasan
tertentu. Karena suatu kota terbagi-bagi menjadi beberapa kawasan, maka drainase di masing-
masing kawasan merupakan komponen yang saling terkait dalam suatu jaringan drainase
perkotaan dan membentuk satu sistem drainase perkotaan.
Dengan adanya suatu sistem drainase di perkotaan maka akan diperoleh banyak manfaat pada
kawasan perkotaan yang bersangkutan, yaitu akan semakin meningkatnya kesehatan,
kenyamanan dan keasrian daerah pemukiman khususnya dan daerah perkotaan pada umumnya,
dan dengan tidak adanya genangan air, banjir dan pembuangan limbah yang tidak teratur, maka
kualitas hidup penduduk di wilayah bersangkutan akan menjadi lebih baik sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman seluruh masyarakat.
Fungsi Drainase :
Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat
difungsikan secara optimal.
Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air/banjir.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.
Macam-macam Drainase :
a. Menurut Sejarah Terbentuknya
c. Menurut Fungsi
1). Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air
hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan
lain – lain.
2). Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik
secara bercampur maupun bergantian.
d. Menurut Konstruksi
1). Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di
daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2). Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air
yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.
a. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai
sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.
b. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang
cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan
dapat menyesuaikan diri.
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang
dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
d. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar
e. Radial
Menurut Dr. Ir Suripin, M. Eng (2004) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras,
membuang atau mengalirkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan
sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai suatu cara pembuangan
kelebihan air yang tidak di inginkan pada suaru daerah, serta cara– cara penanggulangan
akibat ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
(Hasmar,Halim,H.A.2012,DrinaseTerapan,UIIPress,Yogyakarta).
Tujuan Drainase
Fungsi Drainase
Permasalahan Drainase
Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat perdagangan, pusat produsen,
sekaligus pusat konsumen. Di daerah perkotaan tinggal banyak manusia, banyak terdapat
fasilitas umum, transportasi, komunikasi, dan sebagainya. Saluran drainase di daerah
perkotaan menerima tidak hanya air hujan, tetapi juga air buangan (limbah) rumah tangga dan
limbah pabrik. Hujan yang jatuh di wilayah perkotaan kemungkinan besar terkontaminasi
manakala air itu memasuki dan melintasi atau berada pada lingkungan perkotaan tersebut.
Bukan hanya itu kurangnya kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap pentingnya
kebersihan drainase juga merupakan penyebab terjadinya permasalahan pada sistem drainase
perkotaan. Pada studi ini permasalahan drainase ini disebabkan oleh seringnya terjadi banjir
pada saat hujan deras ditambah sampah yang menumpuk di dalam drainase yang
mengakibatkan air tidak mengalir secara lancar dan menyebabkan banjir di kawasan tersebut.
Menurut H.A Halim Hasmar drainase dibedakan menjadi beberapa bagian diantaranya :
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan penunjang seperti
bangunan pelimpah, pasangan batu/ beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk
oleh gerusan air yang bergerak karena gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan-
bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/ beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan lain
sebagainya.
Yaitu saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air
limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.
Yaitu saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di
bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan–alasan tertentu. Alasan tersebut
antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah seperti lapangan sepak bola,
lapangan terbang, taman dan lain-lain.
C. Menurut fungsi :
1. Single Purpose.
Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau
air jenis buangan yang lain seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain-lain.
2. Multi Puspose
Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur
maupun bergantian.
D. Menurut Konstruksi :
1. Saluran Terbuka.
Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak didaerah yang
mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2. Saluran Tertutup.
Yaitu saluran yang pada umunya sering dipakai untuk aliran air kotor (air yang mengganggu
kesehatan/ lingkungan) atau untuk saluran yang terletak ditengah kota
(Hasmar,Halim,H.A.2012,DrinaseTerapan,UIIPress,Yogyakarta)
Pola–Pola Drainase
Pembuatan saluran drainase disesuaikan dengan keadaan lahan dan lingkungan sekitar, oleh
karena itu dalam perencanaan drainase terdapat banyak pola drainase, yang antara lain :
a. Pola Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai
sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.
b. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder)
yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran
akan dapat menyesuaikan diri.
c. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang
dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
d. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar, letak saluran
utama ada di bagian terendah (lembah) dari suatu daerah (alam) yang secara efektif berfungsi
sebagai pengumpul dari anak cabang saluran yang ada (saluran cabang), dimana saluran
cabang dan saluran utama merupakan suatu saluran alamiah.
e. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah. Suatu daerah
genangan dikeringkan melalui beberapa saluran cabang dari suatu titik menyebar ke segala
arah (sesuai dengan kondisi topografi daerah).
a. Trapesium
Pada umumnya saluran terbentuk trapesium terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan beton. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar.
b. Persegi
Biasanya saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar.
c. Segitiga
Saluran sangat jarang digunakan tetapi mungkin digunakan dalam kondisi tertentu
d. Setengah Lingkaran
Berfungsi untuk menyalurkan limbah air hujan untuk debit yang kecil. Bentuk saluran ini
umum digunakan untuk saluran–saluran penduduk dan pada sisi jalan perumahan padat.
Itulah pengertian drainase, tujuan drainase, fungsi drainase, Jenis - jenis drainase pola
drainase dan bentuk saluran drainase yang sekaligus dilengkapi dengan contoh-contoh
gambarnya, semoga bermanfaat.( https://www.atobasahona.com/2018/08/pengertian-tujuan-
fungsi-jenis-dan-bentuk-drainase.html)