Anda di halaman 1dari 13

@5156 drainase

DRAINASE

1. Pengertian Drainase
Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti
mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan
untuk menyatakan sistem-sistem yang berkaitan dengan penanganan
masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah.
Dengan demikian secara definisi Drainase atau pengatusan adalah
pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau
bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan
dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Dalam lingkup rekayasa sipil, drainase dibatasi sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal sesuai dengan kepentingan. Dalam tata ruang,
drainase berperan penting untuk mengatur pasokan air demi pencegahan
banjir. Drainase juga bagian dari usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan
Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal.
Untuk memahami drainase secara menyeluruh, berikut diperlihatkan
beberapa pengertian pokok tentang ‘drainase’ :
1) Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air
permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.
2) Drainase perkotaan: adalah sistem drainase dalam wilayah
administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi
untuk mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan
didaerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak

1
@5156 drainase

mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi


kehidupan hidup manusia.

Gambar 1.
Drainase berwawasan lingkungan: pengelolaan drainase yang tidak
menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Terdapat 2 pola
yang dipakai:
1) Pola detensi (menampung air sementara), misalnya dengan
membuat kolam penampungan.
2) Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur
resapan, saluran resapan, bidang resapan atau kolam resapan.
Pengendali banjir adalah bangunan untuk mengendalikan tinggi muka
air agar tidak terjadi limpasan dan atau genangan yang menimbulkan
kerugian.
Badan penerima air adalah sungai, danau, atau laut yang menerima aliran
dari sistim drainase perkotaan.

2
@5156 drainase

Gambar 2.
Tujuan Drainase
1) Untuk meningkatkan menjaga kesehatan lingkungan permukiman.
2) Pengendalian kelebihan air permukaan terhadap daya rusak yang
dilakukan secara aman, lancar dan efisien serta sejauh mungkin dapat
mendukung kelestarian lingkungan.
3) Untuk mengurangi/menghilangkan genangan-genangan air yang
menyebabkan bersarangnya nyamuk malaria dan penyakit-penyakit
lain, seperti: demam berdarah, disentri serta penyakit lain yang
disebabkan kurang sehatnya lingkungan permukiman.
4) Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain:
jalan, kawasan permukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan
serta gangguan kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana drainase
Fungsi Drainase
1) Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah
dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negative berupa
kerusakan infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat.
2) Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat
secepatnya agar tidak membanjiri/menggenangi kota yang dapat
merusak selain harta benda masyarakat juga infrastruktur perkotaan.
3) Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.
4) Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.

3
@5156 drainase

2. Permasalahan Drainase:
Permasalahan drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak
faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam
perencanaan, antara lain:
a. Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan
pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan
saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu
menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
b. Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat
dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk
selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu
peningkatan penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah,
baik limbah cair maupun pada sampah.
c. Amblesan tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan,
mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut
pasang.
d. Penyempitan dan pendangkalan saluran
e. Reklamasi
f. limbah sampah dan pasang surut
Kriteria desain drainase perkotaan memiliki kekhususan, sebab untuk
perkotaan ada tambahan variable desain seperti :
1) Keterkaitan dengan tata guna lahan
2) Keterkaitan dengan masterplan drainasi kota
3) Keterkaitan dengan masalah sosial budaya

4
@5156 drainase

Berdasarkan fungsi pelayanan, sistem drainase kota dibagi menjadi dua


bagian pokok yaitu:
1) Sistem drainase lokal
Yang termasuk dalam sitem drainase lokal adalah sistem saluran awal yang
melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman,
areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial. Sistim ini melayani
area kurang dari 10 ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi
tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi lainya.
2) Sistem drainase utama
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase
primer, sekunder, tersier beserta bangunan kelengkapannya yang
melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat. Pengelolaan
sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.
3) Pengendalian banjir (Flood Control)
Adalah sungai yang melintasi wilayah kota yang berfungsi mengendalikan
air sungai, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan
manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia. Pengelolaan pengendalian
banjir merupakan tanggung jawab dinas pengairan.(sumber daya air)

Gambar 3
Berdasarkan fisiknya, sistim drainase terdiri atas saluran primer,
sekunder, tersier dst.

5
@5156 drainase

1) Sistem saluran primer: Adalah saluran utama yang menerima masukan


aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir
saluran primer adalah badan pemerima air.
2) Sistem saluran sekunder: Adalah saluran terbuka atau tertutup yang
berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari
permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. Dimensi
saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
3) Sistem saluran tersier: Adalah saluran drainase yang menerima air dari
saluran drainase lokal.

Gambar 4.
Sesuai dengan fungsi dan sistem kerjanya, jenis saluran dapat dibedakan
menjadi:
1) Interceptor drain
Saluran interceptor adalah saluran yang berfungsi sebagai pencegah
terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap daerah lain
dibawahnya. Saluran ini biasa dibangun dan diletakkan pada bagian yang
relative sejajar dengan garis kontur. Outlet dari saluran ini biasanya
terdapat di saluran collector atau conveyor, atau langsung di natural
drainage (drainase alam).

6
@5156 drainase

2) Collector drain
Saluran collector adalah saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit
yang diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan akhirnya akan
dibuang ke saluran conveyor (pembawa).
3) Conveyor drain
Saluran conveyor adalah saluran yang berfungsi sebagai pembawa air
buangan dari suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa harus
membahayakan daerah yang dilalui. Letak saluran ini di bagian terendah
lembah dari suatu daerah sehingga secara efektif dapat berfungsi sebagai
pengumpul dari anak cabang saluran yang ada
4) saluran induk (main drain),
5) Dan badan air penerima (receiving waters).

Gambar 5
Untuk menjamin berfungsinya saluran drainase secara baik maka
diperlukan bangunan-bangunan pelengkap/penunjang ditempat-tempat
tertentu. Jenis bangunan pelengkap yang dimaksud meliputi:
1) Bangunan silang, seperti gorong-gorong
2) Bangunan pemecah energi, seperti bangunan terjun dan saluran
curam
3) Bangunan pengaman erosi, seperti ground sill/leveling structure
4) Bangunan inlet, seperti grill samping/datar
5) Bangunan outlet, seperi kolam loncat air
6) Bangunan pintu air, seperti pintu geser, pinta atomatis

7
@5156 drainase

7) Bangunan rumah pompa


8) Bangunan kolam tandum/pengumpul
9) Bangunan lobang control
10)Bangunan instalasi pengolahan limbah
11)Siphon.
12)jembatan air (aquaduct)
13)Dan lain sebagainya.
14)Pelimpah.
15)stasiun pompa.
16)Peralatan penunjang, berupa AWLR, ORR, Stasiun meteorologi,
detektor kualitas air.

3. Jenis drainase, pola jaringan drainase.


a. Menurut Cara Terbentuknya
1) Drainase Alamiah (Natural Drainage). Terbentuk secara alami,
tidak ada unsur campur tangan manusia serta tidak terdapat
bangunan-bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-
gorong dan lain-lain.
2) Drainase Buatan (Artificial Drainage) dibentuk berdasarkan
analisis ilmu drainasi, untuk menentukan debit akibat hujan,
kecepatan resapan air dalam tanah dan dimensi saluran serta
memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
b. Menurut Letak Saluran
1) Drainase Muka Tanah (Surface Drainage) Saluran drainase yang
berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air
limpasan permukaan.
2) Drainase Bawah Tanah (Sub Surface Drainage) Saluran drainase
yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media
di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan
tertentu. Alasan itu antara lain : tuntutan artistik, tuntutan fungsi
permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di

8
@5156 drainase

permukaan tanah seperti lapangan sepakbola, lapangan terbang,


taman dan lain-lain

Gambar 6

c. Menurut Fungsi
1) Single Purpose. Saluran berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan saja, misalnya air hujan atau jenis air buangan lain seperti
air limbah domestik, air limbah industry dan lain- lain.
2) Multy Purpose. Saluran berfungsi mengalirkan beberapa jenis
buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.
d. Menurut Konstruksi
1) Saluran Terbuka, Saluran untuk air hujan yang terletak di area
yang cukup luas. Juga untuk saluran air non hujan yang tidak
mengganggu kesehatan lingkungan.
2) Saluran Tertutup Saluran air untuk air kotor yang mengganggu
kesehatan lingkungan. Juga untuk saluran dalam kota.

9
@5156 drainase

Gambar 7
4. Pola-Pola Drainasi
a. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah
kota.

Gambar 8
a. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila
terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan
diri.

Gambar 9
b. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terleteak di pinggir kota, sehingga
saluran- saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul

10
@5156 drainase

Gambar 10
c. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya sungai pada pola alamiah lebih besar.

Gambar 11
d. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

Gambar 12
e. Jaring-Jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya
dan cocok untuk daerah dengan topografi datar.

11
@5156 drainase

Gambar 13
5. Bentuk Penampang Saluran
Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak jauh berbeda dengan
saluran irigasi pada umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus
diusahakan dapat membentuk dimensi yang ekonomis, sebaliknya
dimensi yang terlalu kecil akan menimbulkan permasalahan karena daya
tampung yang tidak memadai.
Adapun bentuk-bentuk saluran antara lain:
a. Trapesium
Pada umumnya saluran ini terbuat dari tanah akan tetapi tidak
menutup kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan beton. Saluran
ini memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan
debit yang besar.

b. Persegi
Saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton. Bentuk saluran ini
tidak memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk
menampung dan menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan
domestik dengan debit yang besar.

12
@5156 drainase

c. Segitiga
Saluran ini sangat jarang digunakan tetap mungkin digunakan dalam
kondisi tertentu.

d. Setengah Lingkaran
Saluran ini terbuat dari pasangan batu atau dari beton dengan cetakan
yang telah tersedia. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan debit yang
besar.

13

Anda mungkin juga menyukai