PENDAHULUAN
1
2
1.3 RumusanMasalah
Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat perdagangan,
pusat produsen, sekaligus pusat konsumen. Di daerah perkotaan tinggal banyak
manusia, banyak terdapat fasilitas umum, transportasi, komunikasi, dan
sebagainya. Saluran drainase di daerah perkotaan menerima tidak hanya air hujan,
tetapi juga air buangan (limbah) rumah tangga dan limbah pabrik. Hujan yang
jatuh di wilayah perkotaan kemungkinan besar terkontaminasi manakala air itu
memasuki dan melintasi atau berada pada lingkungan perkotaan tersebut.
Bukan hanya itu kurangnya kesadaran masyarakat yang masih rendah
terhadap pentingnya kebersihan drainase juga merupakan penyebab terjadinya
permasalahan pada sistem drainase perkotaan. Pada studi ini permasalahan
drainase ini disebabkan oleh seringnya terjadi banjir pada saat hujan deras
ditambah sampah yang menumpuk di dalam drainase yang mengakibatkan air
tidak mengalir secara lancar dan menyebabkan banjir di kawasan tersebut.
4
1.5 RuangLingkup
Drainase tidak bisa dipisahkan dari ilmu teknik sipil karena drainase
merupakan bagian yang sangat penting dalam bangunan gedung, jalan raya,
perkotaan dan lain nya. Karena drainase merupakan tempat aliran air buangan
yang harus terlebih dahulu diolah dan baru bisa di alirkan kembali ke laut,
sungai, dan danau. Dalam pengaliran ini diperlukan beberapa tahap untuk
memperoleh air yang tidak tercampur dengan zat kimia dan bahan bahaya lain
nya.
1.6 Perkembangan
Manusia sudah mulai memikirkan tentang sistem pembuangan limpasan
air hujan sejak jaman Romawi kuno. Bangunan drainase perkotaan pertama kali
dibuat di Romawi berupa saluran bawah tanah yang cukup besar, yang digunakan
untuk menampung dan membuang limpasan air hujan. Pada awalnya, sistem
drainase dibangun hanya untuk menerima limpasan air hujan dan membuangnya
ke badan air terdekat. Desain dan pembangunannya belum dilakukan dengan baik.
Saluran bawah tanah yang terbuat dari batu dan bata mengalami rembesan yang
cukup besar, sehingga kapasitasnya jauh berkurang. Pada beberapa kasus, saluran
tidak mempunyai kemiringan yang cukup, sehingga air tidak lancar (stagnant) dan
terjadi genangan dalam saluran setelah terjadi hujan.Sampai saat ini kota-kota di
Indonesia masih menggunakan sistem drainase tercampur tanpa dilengkapi
dengan fasilitas instalasi pengolah air limbah (IPAL).Hal ini tentu saja
mengkhawatirkan untuk masa mendatang mengingat air limbah yang dibuang ke
system draina semakin meningkat volumenya dengan kualitas yang makin menuru
n.