Anda di halaman 1dari 15

NAMA : MARIA S. C.

KORIN KELAS/NO ABSEN : E/27

TUGAS 1. DRAINAS KELAS E 260821


REVIEW PERTEMUAN 1
“KONSEP DASAR DAN PERMASALAHAN DRAINASE”
DOSEN:
IR. I MADE UDIANA, MT

KELOMPOK 4

1 MARIA S. C. KORIN NIM 1706010101

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
1. Konsep Dasar dan Permasalahan Drainase

1.1 Konsep Dasar Drainase

a. Pengertian Drainase
1. Pengertian Umum
Drainase berasal dari Bahasa Inggris yaitu “drainage” yang mempunyi arti mengalirkan,
membuang atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat
didefenisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal
dari hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan.
2. Pengertian Menurut Para Ahli

 Menurut H. A. Halim Hasmar (2011)

Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari sebagai
suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air dalam satu konteks pemanfaatan tertentu,
baik yang berasal dari hujan, rembesan maupun yang lainnya di suatu kawasan, sehingga fungsi
kawasan tidak terganggu.

 Menurut Dr. Ir Suripin, M. Eng (2004).

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalirkan air. Secara
umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal.
b. Tujuan dan Fungsi Drainase

1. Tujuan Drainase

Tujuan drainase adalah sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman.

b. Pengendalian kelebihan air permukaan dapat dilakukan secara aman, lancar dan efisien
serta sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan
c. Dapat mengurangi genangan-genangan air yang menyebabkan bersarangnya nyamuk
malaria dan penyakit-penyakit lain, seperti demam berdarah, disentri serta penyakit lain
yang disebabkan kurang sehatnya lingkungan pemukiman

d. Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain : jalan, kawasan
pemukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta gangguan kegiatan akibat tidak
berfungsinya sarana drainase

2. Fungsi Drainase

Fungsi drainase adalah sebagai berikut:

a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah dari genangan
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan infrastruktur kota dan
harta benda milik masyarakat.

b. Mengalirkan kelebihan air permukaan badan air terdekat secepatnya agar tidak
membanjiri/ menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda masyarakat juga
infrastruktur perkotaan.

c. Mengendalikan sebagiaan air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan air dan kehidupan akuatik

d. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.

c. Jenis - Jenis Drainase

Menurut H.A Halim Hasmar drainase dibedakan menjadi beberapa bagian diantaranya:

1. Menurut sejarah terbentuknya.

a. Drainase Alamiah (Natural Drainage).

Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan penunjang seperti
bangunan pelimpah, pasangan batu/ beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk
oleh gerusan air yang bergerak karena gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
b. Drainase Buatan (Artifical Drainage).

Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/ beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan
lain sebagainya.
2. Menurut letak salurannya

a. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage).

Yaitu saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan
air limpasan permukaan.
b. Drainase Bawah Tanah (Sub Surface Drainage).

Yaitu saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui
media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan–alasan tertentu. Alasan
tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah seperti lapangan
sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

3. Menurut fungsinya.

a. Single Purpose.

Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja
atau air jenis buangan yang lain seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain-lain.

b. Multi Puspose.

Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara
bercampur maupun bergantian.
4. Menurut Konstruksinya.

a. Saluran Terbuka.

Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak didaerah yang
mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.

b. Saluran Tertutup.

Yaitu saluran yang pada umunya sering dipakai untuk aliran air kotor (air yang
mengganggu kesehatan/ lingkungan) atau untuk saluran yang terletak ditengah kota.
Gambar saluran terbuka

Gambar saluran tertutup


1.2 Permasalahan Drainase

a. Potret Permasalahan Drainase

Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat perdagangan, pusat produsen,
sekaligus pusat konsumen. Saluran drainase di daerah perkotaan menerima tidak hanya air
hujan, tetapi juga air buangan (limbah) rumah tangga dan limbah pabrik. Hujan yang jatuh di
wilayah perkotaan kemungkinan besar terkontaminasi manakala air itu memasuki dan
melintasi atau berada pada lingkungan perkotaan tersebut.

Bukan hanya itu, kurangnya kesadaran masyarkat yang masih rendah terhadap
pentingnya kebersihan drainase juga merupakan penyebab terjadinya permasalahan pada
sistem drainase perkotaan.

Pada potret ini permasalahan drainase ini disebabkan oleh seringnya terjadi banjir pada
saat hujan deras ditambah sampah yang menumpuk di dalam drainase yang mengakibatkan
air tidak mengalir secara lancar dan menyebabkan banjir di kawasan tersebut.

b. Upaya Penanggulangan Banjir dengan Drainase.

Banjir yang seringkali terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk DKI Jakarta,
telah menjadi persoalan yang cenderung berulang-ulang dan tidak pernah terselesaikan.
Sebenarnya terdapat enam faktor lain selain curah hujan yang sangat tinggi yang dapat
menyebabkan terjadinya banjir ini. Pertama karena adanya pembangunan yang tidak
berwawasan lingkungan, kedua tidak adanya pola hidup bersih di masyarakat, ketiga tidak
adanya perencanaan dan pemeliharaan sistem drainase yang baik, keempat tidak ada
konsistensi pihak berwena dalam RT/RW, kelima tidak adanya upaya konservasi faktor
penyeimbang lingkungan air dan arena terjadinya penurunan tanah (land subsidence).

Saluran drainase dalam jenisnya terbagi ke dalam tiga tipe besaran yang pertama adalah
saluran primer yang mengarah langsung ke sungai, kemudian yang kedua adalah saluran
sekunder, berupa selokan besar yang mengarah ke saluran primer. Sementara saluran yang
berasal dari perumahan disebut dengan saluran tersier.
Banyaknya sampah yang menumpuk di saluran drainase adalah salah satu bukti nyata
dari ketidaktanggapan masyarakat terhadap kebersihan. Dibutuhkan dukungan pemerintah
dan peran aktif masyarakat dalam mengelola saluran drainase yang ada. Tugas pemerintah
terkait saluran drainase adalh membuat dan melakukan pemeliharaan, seperti misalnya
mengeruk sampah yang tersangkut pada jarring secara rutin dan normalisasi saluran air,
khususnya di jalan-jalan utama, mutlak dilakukan. Sementara bagi masyarakat, kesadaran
akan pentingnya hidup bersi, seperti tidak membuang sampah di saluran akan sangat banyak
membantu. Jika kedua belah pihak saling memainkan perannya masing-masing dengan
benar, banjir akan dapat dihindari.

c. Air Limbah

1. Pengertian Air Limbah

Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh
manusia. Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran air kombinasi atau saluran
sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan air limbah atau septic tank.

Sistem pembuangan air adalah infrastruktur fisik yang mencakup pipa, pompa,
penyaring, kanal, dan sebaginya yang digunakan untuk mengalirkan air limbah dari
tempatnya dihasilkan ke titik dimana ia akan diolah atau dibuang.

2. Asal Air Limbah.

Air limbah dapat dihasilkan dari:

a. Air limbah domestik.

Air limbah domestik berasal dari kegiatan rumah tangga, terdiri dari dua macam yaitu
“black water” (limbah hitan) yang berasal dari buangan toilet yaitu air seni dan feses;
serta “grey water” (air kelabu) yang berasal dari buangan non-toilet seperti air cucian,
wastafel, air mandi, limbah dapur, dan lain-lain.
b. Air limbah industri.

Air limbah industri berasal dari sisa dan residu dari suatu proses industri. Air limbah
industri dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu: air limbah industri yang memiliki
konsentrasi partikel organik rendah, air limbah industri dengan konsentrasi partikel organik
tinggi, air limbah industri dengan partikel organik berbahaya dan beracun, air limbah industri
dengan kandungan zat anorganik tinggi, air limbah industri dengan kandungan zat anorganik
rendah, dan air limbah industri dengan kandungan zat anorganik berbahaya dan beracun.
c. Air limbah pertanian.

Air limbah pertanian berasal dari kegiatan pertanian dan perikanan seperti air sisa irigasi,
air yang tercampur pestisida dan pupuk, air yang mengandung feses hewan air dan sisa
makanan hewan air, dan lain-lain.
d. Air limbah lain-lain

Mencakup air hujan yang jatuh di atas atap dan pekarangan dan tidak
dikumpulkan, air hujan yang mengalir di jalan raya, lahan parker, dan infrastruktur
lainnya yang biasanya mengalir ke selokan atau saluran drainase lainnya, air tanah yang
mengalami infiltrasi ke saluran pembuangan air, air limbah dari tempat pembuangan
sampah akhir, rekahan air hidrolika.
Air limbah yang mengalir di jalan raya

Air Limbah Pabrik Yang Mengalir di Saluran Drainase


Air Limbah Rumah Tangga

3. Komposisi Air Limbah.

Komposisi air limbah bisa sangat bervariasi. Berikut adalah daftar yang mungkin menjadi
komponen penyusun air limbah dalam suatu waktu:

a. Air (>95%)

b. Bakteri patogen

c. Bakteri non-patogen

d. Bahan organik tak larut seperti feses, rambut, makanan, serat kertas dan sebagainya

e. Bahan organik larut air seperti urea, urin, bahan kimia obat-obatan, dan sebagainya

f. Partikel anorganik seperti pasir, pecahan kaca, pecahan keramik, dan sebagainya

g. Bahan anorganik larut air seperti ammonia, garam, senyawa merkuri, dan sebagainya.

h. Bahan padat berukuran makro seperti kantong plastik, mainan anak-anak, dan
sebagainya

i. Potongan tanaman seperti daun, ranting, dan sebagainya


Setiap bahan yang mampu dioksidasi yang ada di saluran air atau air limbah industri akan
dioksidasi secara biokimia oleh bakteria, atau secara kimiawi. Akibatnya adalah kadar
oksigen di dalam air akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai