PERKOTAAN
KELOMPOK : 7
1. SISKA NOVELIA ZAI 140404033
2. ANGGI SYAFITRI 140404034
3. MHD.ZULFADLI BATUBARA 140404035
4. LUKAS RAYMON SITORUS 140404037
PENDAHULUAN
ABSTRAK
Saat ini begitu banyak permasalahan lingkungan yang terjadi. Mulai dari banjir, polusi udara, longsor, hingga
kurangnya air bersih. Berbagai permasalahan itu terjadi akibat kelalaian kita dalam menjaga lingkungan. Kini
banjir sudah umum terjadi di kawasan perkotaan. Persoalan ini diakibatkan karena berbagai hal, salah satu
penyebabnya adalah kurangnya perhatian dalam mengelola sistem drainase. Sistem drainase sendiri terdiri dari
empat macam, yaitu sistem drainase primer, sistem drainase sekunder, sistem drainase tersier dan sistem
drainase kuarter. Sistem drainase ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Sudah seharusnya bahwa
fungsi drainase ini tidak dialihfungsikan atau berfungsi ganda sebagai saluran irigasi, yang kini marak terjadi.
Alih fungsi ini tidak hanya menimbulkan satu permasalahan saja, tetapi nantinya akan timbula kekacauan dalam
penanganan sistem drainase pula. Jenis-jenis drainase dibagi berdasarkan letak salurannya, sejarah
terbentuknya, berdasarkan konstruksi, dan berdasarkan fungsinya. Sepanjang aliran drainase banyak ditemukan
bangunan pendukung serta pelengkapnya. Bangunan-bangunan pendukung drainase dibagi menjadi dua, yaitu
bangunan struktur dan bangunan non struktur. Sedangkan bangunan pelengkap saluran drainase adalah catch
basin, inlet, headwall, shipon, manhole, gorong-gorong, bangunan terjun, dan bangunan got miring. Pada
sistem drainase dan bangunan pelengkap saluran drainase banyak ditemukan permasalahan yang terjadi.
Permasalahan-permasalahan ini terjadi akibat adanya peningkatan debit pada saluran drainase. Penyebab
lainnya adalah karena peningkatan jumlah penduduk, amblesan tanah, penyempitan dan pendangkalan saluran,
serta sampah di saluran drainase. Oleh karena itu, sudah seharusnya masyaraka dan Pemkot menyadari
pentingnya fungsi saluran drainase, khususnya drainase di perkotaan, serta permasalahan yang terjadi di
perkotaan.
LATAR BELAKANG
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka untuk
menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai, misalnya
drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat
dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak ganguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas
masyarakat tidak akan terganggu. Dengan semakin berkurangnya daerah terbuka di kawasan
perkotaan yang dapat difungsikan sebagai lahan peresapan air dan didukung pula oleh menurunnya
kondisi saluran drainase baik kapasitas, sistem operasi maupun pengelolaannya telah menyebabkan
timbulnya berbagai masalah di sektor drainase. Apalagi dengan penurunan permukaan tanah secara
tidak langsung akan menimbulkan penambahan beban pada sector drainase. Drainase merupakan
suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan.
Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan
suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Air adalah sumber kehidupan manusia yang harus dijaga kelestariannya. Namun, permasalahan
air adalah permasalahan yang tidak kunjung usai. Segala bentuk permasalahannya serta sistemnya
patut dijadikan permasalahan utama dalam kehidupan perkotaan, khususnya sistem drainase
perkotaan. Banyak yang menjadi permasalahan dan kendala dalam sistem drainase perkotaan. Mulai
dari sampah, sungai tercemar, pembuangan limbah di saluran drainase, hingga banjir. Selain itu faktor
pertambahan penduduk juga ikut memberikan kontribusi dalam permasalahan sistem drainase di
perkotaan. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang begitu cepat menyebabkan perubahan tata
guna lahan. Banyak lahan yang awalnya berupa daerah resapan, kini telah berubah menjadi kawasan
pemukiman, industri, perkantoran dan perdagangan. Dampak yang nyata dari perubahan tata guna
lahan tersebut adalah meningkatnya aliran permukaan sekaligus menurunkan resapan air tanah.
Selanjutnya akibat yang timbul adalah distribusi air yang timpang antara musim penghujan dengan
musim kemarau.
Debit banjir meningkat dan ancaman kekeringan semakin nyata. Bencana banjir maupun
kekeringan telah menimbulkan kerugian yang sangat besar, bahkan juga memakan korban. Segala
permasalahan lingkungan tersebut merupakan tanggung jawab kita yang harus diselesaikan bersama.
RUMUSAN MASALAH
Ruang lingkup dari tugas ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DRAINASE
Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistemsistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas
maupun dibawah permukaan tanah. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di
permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat
oleh manusia. Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks
pemanfaatan tertentu.
Sedangkan drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan
pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi
Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosial Budaya yang ada di kawasan kota
tersebut. Drainase perkotaan merupakan sistim pengeringan dan pengaliran air dan
wilayah perkotaan yang meliputi: pemukiman, kawasan industri & perdagangan,
sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya, lapangan olah raga, Lapangan
parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara,
pelabuhan laut, sungai serta tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana
kota. Sedangkan sistem drainase adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan/ atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal (Anonim, 2012).
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
yang termasuk sistem drainase lokal adalah saluran awal yang melayani
suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks pemukiman, areal pasar,
perkantoran, areal industri dan
komersial. Sistem ini melayani area
kurang dari 10 ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung
jawab masyarakat, pengembang atau instansi lainnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PADA SISTEM
DRAINASE PERKOTAAN
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
drainase perkotaan yaitu:
Faktor
meteorologi, meliputi:
Jenis presipitasi;
Intensitas hujan;
Lamanya hujan;
Distribusi hujan dalam daerah pengaliran;
Arah pergerakan hujan;
Curah hujan yang terdahulu dan kelembaban tanah;
Kondisi meteorologi lainnya seperti kecepatan aliran
udara (angin), temperatur
PENGERTIAN TAHAP-TAHAP
PERENCANAAN DRAINASE
PERKOTAAN
1. Master plan (rencana induk)
Master plan pada sistem drainase adalah rencana awal mengenai pembangunan
sistem drainase di wilayah yang telah ditetapkan dimana pembangunan drainase
telah dirancang sedemikian rupa sehingga dimaksudkan untuk mengatasi
permasalah drainase yang ada di kota tersebut dalam jangka panjang.
2. Fasibility study (studi kelayakan)
Suatu studi kelayakan dilaksanakan setelah melengkapi Rencana Induk Sistem
Drainase. Sasaran hasil studi kelayakan dipusatkan pada implementasi sistem
drainase alternatif yang terpilih. Dengan kata lain studi kelayakan merupakan
merupakan tahap mempelajari keadaan eksisting suatu perkotaan guna
perancangan pembangunan sistem drainase yang tepat guna untuk kota tersebut.
Diperlukan kajian kelayakan secara :
Teknis;
Ekonomi;
Lingkungan;
Sosial.
DRAINASE PERKOTAAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN
Drainase perkotaan berwawasan lingkungan terbagi
menjadi 2, yaitu:
Pola detensi (menampung air sementara),
yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan
sementara untuk kemudian mengalirkannya ke badan air
misalnya dengan membuat kolam penampungan sementara
untuk menjaga keseimbangan tata air.
Pola retensi (meresapkan)
yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan
sementara sembari memberikan kesempatan air tersebut
untuk dapat meresap ke dalam tanah secara alami antara
lain dengan membuat bidang resapan (lahan resapan)
untuk menunjang kegiatan konservasi air antara lain
dengan membuat sumur resapan, bidang resapan atau
kolam resapan.
1.
2.
3.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Sedangkan sistem drainase
adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/ atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal
2. Pembagian drainase perkotaan mempunyai beberapa kategori diantaranya:
Jenis-jenis drainase berdasarkan sejarah terbentuknya terdiri dari:
Single purpose.
Multi purpose
Jenis-jenis drainase berdasarkan konstruksinya terdiri dari:
Saluran terbuka
Saluran tertutup
Berdasarkan fungsi layanan, drainase kota terbagi menjadi:
SARAN
Saran yang dapat diberikan terkait drainase
perkotaan yaitu perlu adanya pembenahan
drainase di perkotaan terkait berbagai masalah
yang telah terjadi saat ini. Seperti perencanaan
saluran drainase terpisah antara saluran air
buangan dengan saluran air hujan sehingga
mengurangi daya tampung drainase agar bisa
mengatasi terjadinya banjir.
DAFTAR PUSTAKA
DinasPU,2014.DrainasePerkotaan.
http://ranahberita.com/ news.php? id_news =
1970&kategori=Berita, diakses 27 Februari 2014
Ihsan, Muhammad. 2010. Drainase Perkotaan.
https://www.academia.edu/3673535/SISTEM_DRAI
NASE_PERKOTAAN
diakses 27 Februari 2014.