Anda di halaman 1dari 37

MEKANIKA TANAH 2

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Ir. St. Roesyanto,MSCE
Dikerjakan Oleh:
1. Darwin Krisnajaya (13 0404 075)
2. Wira Chandra (13 0404 098)
3. Muhammad Anshari Matondang (14 0404 021)
4. Siska Novelia Zai (14 0404 033)
12-5. ANALISIS TALUD DENGAN TINGGI TERBATAS DENGAN BIDANG LONGSOR SILINDRIS
LINGKARAN UMUM
Pada umumnya, keruntuhan talud terjadi karena salah satu faktor berikut :

1. Bila longsor terjadi sedemikian rupa sehingga permukaan bidang gelincir memotong talud pada atau di atas
ujung dasarnya, maka keadaan tersebut dinamakan "longsor taludlslope failure" (Gambar 12-7a). Lengkung
kelongsoran dinamakan sebagai "lingkaran ujung dasar talud (toe circle)", bila bidang longsor tadi melalui
ujung dasar talud dan dinamakan sebagai "lingkaran lereng talud (slope circle)" apabila bidang longsornya
melalui bagian atas ujung dasar taludo Dalam kondisi tertentu, adalah mungkin untuk mempunyai
kelongsoran talud dangkal (skallow slope faiture) seperti ditunjukkan dalam Gambar 12-7b.

2. Bila longsor terjadi sedemikian rupa sehingga permukaan bidang gelincir berada agak jauh di bawah ujung
dasar talud, keadaan tersebut dinamakan sebagai "longsor dasar base failure" (Gambar 12-7c). Lengkung
kelongsorannya dinamakan sebagai "lingkaran titik tengah (midpoint circle)“ sebab pusat lingkarannya
terletak pada sebuah garis tegak yang melalui titik tengah talud.
Pada umumnya, prosedur analisis stabilitas dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

a) Prosedur massa (mass procedure)


Dalam hal ini, massa tanah yang berada di atas bidang gelincir diambil sebagai suatu kesatuan. Prosedur ini
berguna bila tanah yang membentuk talud dianggap homogen, walaupun hal ini jarang dijumpai pada talud
sesungguhnya yang ada di lapangan.

b) Metoda Irisan (Method of Slices)


Pada prosedur ini, tanah yang berada di atas bidang gelincir dibagi menjadi beberapa irisan-irisan paralel
tegak. Stabilitas dari tiap-tiap irisan dihitung secara terpisah. Metode ini lebih teliti karena tanah yang tidak
homogen dan tekanan air pori dapat juga kita masukkan dalam perhitungan.
12.6 ANALISIS STABILITAS DENGAN
CARA PROSEDUR MASSA (BIDANG
LONGSORAN BERBENTUK SILINDRIS
LINGKARAN)
Gambar 12-8 menunjukkan suatu talud dalam
tanah yang homogen. Kekuatan geser dalam
keadaan undrained (air pori dijaga tidak
mengalir ke luar) dari tanah dianggap tetap
dengan kedalaman dan diberikan sebagai =
. .Untuk membuat analisis stabilitas, dipilih
suatu potensi bidang gelincir percobaan AED
yang merupakan busur lingkaran berjari-jari =
r. Pusat lingkaran terletak pada O. Dengan
memperhatikan satu-satuan tebal yang tegak
lurus pada bagian yang ditinjau, maka berat
tanah yang berada di atas lengkung (kurva)
AED dapat diketahui melalui W = W1 + W2,
dengan:
W1= (Luasan FCDEF) x ( )
W2= (Luasan ABFEA) x ( )
Keruntuhan talud mungkin terjadi karena massa tanah yang menggelincir. Momen gaya
yang mendatang terhadap titik O yang menyebabkan ketidakstabilan talud adalah:

( 12-42 )

Dimana :
I1 dan I2 = lengan momen

Perlawanan terhadap kelongsoran berasal dari kohesi yang bekerja sepanjang bidang
gelincir. Bila Cd adalah kohesi yang dibutuhkan untuk terbentuk, maka momen gaya
perlawanan terhadap titik O adalah:

( 12-43 )
Untuk keseimbangan, MR = Md

( 12-44 )

atau,

Sehingga, FS :
( 12-45 )
Diketahui bahwa potensi bidang gelincir AED, dipilih secara acak. Bidang longsor kritis akan
terjadi bila bidang longsor yang mempunyai rasio Cu terhadap Cd adalah minimum. Dengan
kata lain, harga Cd adalah maksimum. Untuk mendapatkan bidang gelincir yang kritis, kita
dapat membuat sejumlah percobaan dengan bidang gelincir yang berbeda-beda. Angka
keamanan paling kecil yang kita dapatkan merupakan talud, dan lingkaran yang bersemaian
adalah bidang lingkaran paling kritis. Masalah-masalah stabilitas dari tipe ini telah dipecahkan
secara analitis oleh Fellenius (1927) dan Taylor (1937). Untuk kasus lingkaran kritis, besar kohesi
yang dibutuhkan dapat dinyatakan dengan hubungan berikut.

atau ( 12-46 )

besaran m di sebelah kanan Persamaan (12-46) adalah bilangan tak berdimensi, dan diacu
sebagai angka stabilitas (stability number).
Selanjutnya tinggi kritis (yaitu, Fs=
1) talud ini dapat dievaluasi
dengan menggantikan H = Hcr dan
cd = cd pada persamaan di atas.
Jadi,
( 12-47 )

(a) Definisi dari parameter-parameter untuk tipe


keruntuhan lingkaran titik tengah (midpoint circle)
Harga angka stabilitas m, untuk talud
dengan bermacam-macam sudut
kemiringan diberikan dalam Gambar
12-9. Terzaghi menggunakan istilah ,
kebalikan dari m, dan disebut sebagai
faktor stabilitas (stability factor).
Gambar tersebut hanya berlaku untuk
talud dari tanah lempung yang jenuh
dan hanya berlaku untuk keadaan
undrained (air pori dijaga tidak
mengalir ke luar), pada saat φ = 0.

Gambar 12-9 (b) Grafik hubungan antara angka stabilitas


dengan sudut kemiringan talud (digambar lagi setelah
Terzaghi dan Peck, 1967).
Bila mengacu ke Gambar 12-9, hal berikut perlu
diperhatikan:
1. Untuk sudut kemiringan yang lebih besar
dari 53°, lingkaran kritis harus selalu berupa
lingkaran ujung dasar talud. Letak pusat lingkaran
ujung dasar talud kritis mungkin dapat dicari
dengan bantuan Gambar 12-10.
2. Untuk < 53°, lingkaran kritis mungkin
berupa ujung dasar talud, lereng talud, atau
lingkaran titik tengah, tergantung pada letak
lapisan keras yang berada di bawah talud. Hal ini
dinamakan fungsi kedalaman (depth function),
yang dijelaskan sebagai berikut:

( 12-47 )
3. Bila lengkung kritis adalah l ingkaran titik tengah (yaitu, permukaan bidang longsor merupakan bidang singgung
dari lapisan keras), maka letak titik pusat bidang longsor dapat di tentukan dengan bantuan Gambar 12- 1 1 .
4. Harga maksimum angka stabilitas (stability number) yang mungkin terjadi pada kelongsoran l ingkaran titik
tengah adalah 0,181 .
Fellenius ( 1927 ) juga menyelidiki masalah lingkaran ujung dasar talud yang kritis dari talud dengan <
53°. Letak titik pusat lingkaran ujung dasar talud dapat ditentukan dengan menggunakan Gambar 12- 12
dan Tabel 12- 1 . Perhatikan bahwa lingkaran ujung dasar talud kritis tersebut tidak harus merupakan
lengkung yang paling kritis yang ada.
Talud dalam tanah yang homogen dengan ɸ>0
• Suatu talud dalam tanah yang homogen ditunjukkan
dalam Gambar 12-14a. Kekuatan geser dengan
persamaan:
• Tekanan air pori dianggap sama dengan nol.
• AC adalah lengkung lingkaran percobaan melalui ujung
dasar talud, dan o adalah pusat lingkaran
• Berat blok tanah ABC=W=(luasan ABC)(ɣ)
• Untuk keseimbangan, gaya lain yang bekerja pada blok
adalah sebagai berikut:
• Cd – resultan gaya kohesi yang besarnya sama dengan
satuan kohesi yang diperlukan dikalikan dengan panjang
tali busur AC. Besaran Cd yang kita peroleh dari gambar
12-14b adalah,
• Cd bekerja dalam arah sejajar dengan tali busur AC.
Gambar 12-14b dan pada jarak a dari pusat lingkaran 0
sehingga:
• F- resultan gaya normal dan gaya geser yang bekerja sepanjang
permukaan bidang longsor. Untuk keseimbangan, garis kerja
gaya F akan melalui titik perpotongan garis kerja dari W dan Cd
• Karena arah W, Cd dan F diketahui dan besaran W juga diketahui,
makan poligon gaya dalam Gambar 12-14c dapat diberikan.
Besaran Cd tadi dapat ditentukan dari poligon gaya. Jadi, satuan
kohesi yang diperlukan dapat dicari dengan:
• Penentuan besarnya harga cd yang dijelaskan diatas didasarkan
pada bidang longsor percobaan.
• Beberapa percobaan harus dibuat untuk mendapatkan bidang
longsor yang paling kritis sepanjang mana kohesi yang
dibutuhkan adalah maksimum.
• Oleh karena itu, adalah mungkin untuk menuliskan kohesi
maksimum yang terbentuk sepanjang bidang longsor sebagai
berikut:
• Untuk keseimbangan kritis, yaitu Fc = Fɸ= Fs = 1, kita dapat
menggantikan H=Hcr dan cd=c dalam persamaan (12-51)

• Harga m untuk bermacam-macam harga ɸ dan β diberikan


dalam Gambar 12-15. Contoh 12-7 dan 12-8 menggambarkan
cara penggunaan grafik tersebut.
• Hasil perhitungan telah menunjukkan bahwa untuk ɸ lebih
besar 3◦ , semua lingkaran kritis adalah lingkaran ujung dasar
talud.
Kontour Dari Angka Keamanan Yang Sama
Dengan menggunakan metode Taylor untuk stabilitas
talud , Singh (1970) memberi grafik untuk angka-angka
keamanan yang sama, Fs, untuk bermacam-macam
kemiringan talud. Grafik tersebut diberikan dalam Gambar
12-17. Perhatikan bahwa dalam menggunakan grafik
tersebut, tekanan air pori dianggap sama dengan nol.
CONTOH 12-5 :
Contoh soal 12-6
• Bila galian yang dijelaskan dalam contoh 12-5 dibuat
hanya untuk kedalaman 10ft, berapakah angka
keamanan talud untuk melawan kelongsoran?
Penyelesaian
• Angka stabilitas yang bersesuaian dengan β=75◦ adalah
0.219
Contoh 12-7 :
Contoh : Tentukantinggikritissuatutaluddengan β= 45° yang
dibangundaritanah yang mempunyai∅= 20° dan c = 23,96
kN/m2. Berat volume tanah yang dipadatkanadalah 18,87
kN/m3.

Penyelesaian:
𝑐
m=
𝛾𝐻𝑐𝑟
Dari Gambar 12-15, untuk β = 45°, dan∅ = 20°, m = 0,062. Jadi,

𝑐
Hcr = = 23,96 / 18,87 X 0,062 = 20,48 m
𝛾𝑚
Contoh 12-8 : Suatu talud seperti ditunjukkan dalam
Gambar 12-16a. Tentukan angka keamanan terhadap
kekuatan geser.
Penyelesaian:
Bilakitamenganggapbahwakohesiseluruhnyatermobilisasi,
laluperhatikanGambar 12-15 (untuk β = 30°, dan ∅d = ∅ =
20°),
𝐶𝑑
m = 0,025 =
𝛾𝐻𝑐𝑟
Atau
Cd = (0,025)(16)(12) = 4,8 kN/m2
Jadi,
𝑡𝑎𝑛∅ 𝑡𝑎𝑛20
F∅= = = 1
𝑡𝑎𝑛∅𝑑 𝑡𝑎𝑛20
Dan
Karena Fc tidaksamadengan F∅ ,
halinibukanmerupakanangkakeamananterhadapkekuatanges
r.Olehkarenaitudapatdibuatpercobaan lain.
Sehinggaperhitungan yang serupadari Fc dan
F∅untukbermacam-macamharga∅d dapatdibuat,
danhargatersebutditabulasikan di bawahini:

Angka-angkadari F∅sudahdigambarkandenganharga-harga Fc
yang bersesuaiandalamGambar l2-16b, dimanadidapatkan:

Anda mungkin juga menyukai