PENURUNAN TIANG
6.1. Penurunan Tiang Tungggal
Pada waktu tiang dibebani, tiang akan mengalami pemendekan
dan tanah disekitanya akan mengalami penurunan.
a). Metode Coyle dan Reese
Penurunan Tiang tunggal dan distribusi beban di sepanjang dapat dihitung dengan
menggunakan metode transfer beban yg diusulkan oleh Coylle dan Reese ( 1966).
Langkah perhitungan Penurunan Tiang dilakukan dengan sbb :
Df
B
Diketahui :
Tiang berbentuk bujur sangkar lebar 30 cm di pasang menembus lapisan pasir setebal 20
cm, dan menancap pada lapisan lempung kaku dengan sedalam 1 m ( Gbr C2. 12).
Tiang dibebani sebesar 400 kN. Modolus Elastisitas beton E = 27.700 Mpa,
E – pasir = 5,25 Mpa dan E – Lempung kaku = 12,29 Mpa. Rasio Poisson bahan tiang
berton ( μ ) = 0,3.
Ditanya :
Hitunglah penurunan segera di kepala Tiang :
a). Bila tiang dianggap mengapung dalam lapisan pasir.
b). Bila tiang dianggap didukung oleh Lenpung kaku.
Penyelesaian :
a). Jika tiang dianggap terapung dalam pasir, maka penurunan kepala tiang di hitung
dengan persamaan :
K = Ep / Es = 27.700 / 5,25 K = 5276.
L/d = 20/0,3 = 66,7
db /d = 0,3 / 0,3 = 1
h/L = 20/20 = 1
Untuk Rasio Poisson μ = 0,3, dapat diperoleh :
Dari Gambar 2.61 , maka : Io = 0,047.
Dari Gambar 2.62 , maka : Rk = 1,1
Dari Gambar 2.63 , maka : Rh = 0,7
Dari Gambar 2.64 , maka : Rμ = 0,93
I = Io R k R h R μ
= 0,047 x 1,1 x 0,7 x 0,93 I = 0,0337
S = ( Q I ) / (Es d) = ( 400 x 0,0337 ) / (5250 x 0,3) S = 0,0086 m = 8,6mm
b). Jika tiang dianggap bertumpu pada Lempung kaku ( tiang dukung Ujung)
Eb / Es = Elempung / Epasir = 12,3 / 5,25 = 2,34
Dari Gambar 2.65, diperoleh: Rb = 0,95
I = Io R k R b R μ
= 0,047 x 1,1 x 0,95 x 0,93 I = 0,046
S = ( Q I ) / (Es d) = ( 400 x 0,046 ) / (5250 x 0,3) S = 0,012 m = 12 mm
JARAK TIANG
Umumnya, tiang-tiang jarang dipasang pada kedudukan yg benar-benar lurus dan
tepat pada titik lokasi yg telah ditentukan. Meskipun tiang di pasang pada titik yg
benar- benar tepat, kadang-kadang masih terdapat momen lentur kolom yg herus
ditahan oleh kepala tiang. Karena itu disarankan agar paling sedikit menggunakan
tiga tiang utk Fondasi kolom utama dan dua tiang untuk fondasi dinding
memanjang.
Jika tiang dukung ujung dibebani dengan beban Q, tanah dibawah dasar tiang menjadi
tertekan dengan diagram tekanan seperti yg terlihat pd gambar 2.74a.
Jika jumlah tiang tdk hanya satu dan disusun pd jarak tertentu, maka zona tertekan
menjadi tumpang tindih. Pd kondisi ini, tekanan total pd titik tertentu akan sama
dengan jumlah tekanan yg diakibatkan oleh masing-masing tiang ( Gbr 2.74b), yg
besarnya dpt beberapa kali lebih besar dari tekanan akibat tiang tunggal.
Kondisi demikian dpt pula terjadi pada kelompok tiang pad tipe tiang gesek, kecuali
jika tiang-tiang dipancang pd jarak yg besar. Namun jarak tiang yg terlau besar
menyebabkan biaya pembuatan pelat penutup tiang (pile cup) menjadi tdk ekonomis.
Salah satu bagian dari perancangan adalah menentukan dimensi pelat penutup tiang
(pile cup). Ukuran pile cu akan ditentukan oleh banyknya tiang dalam satu kelompok,
sehiungga jarak tiang akan mempengaruhi dimensi pelat penutup tiang.
Jarak tiang minimum disarakan oleh Teng (1962), ditujukkan dalam tabel 2.23.
Umumnya kisaran jarak tiang adalah : 2 – 3 d ( d = diameter tiang ).
Fellenius menyarankan jarak tiang minimum adalah :
s = 2,5d + 0,02 L;
s = jarak minimum sumbu tiang
L = Panjang ( kedalaman ) penetrasi tiang
d = dimeter tiang.