Anda di halaman 1dari 19

VI.

PENURUNAN TIANG
6.1. Penurunan Tiang Tungggal
Pada waktu tiang dibebani, tiang akan mengalami pemendekan
dan tanah disekitanya akan mengalami penurunan.
a). Metode Coyle dan Reese
Penurunan Tiang tunggal dan distribusi beban di sepanjang dapat dihitung dengan
menggunakan metode transfer beban yg diusulkan oleh Coylle dan Reese ( 1966).
Langkah perhitungan Penurunan Tiang dilakukan dengan sbb :
Df
B

1. Tiang dibagi-bagi menjadi beberap segmen.


2.Ujung bawah tiang dianggap mengalami penuruan sebesar St ( dapat dipilih St = 0)
3. Dihitung tahanan Ujung (Qt ), akibat penuruan St tersebut. Untuk menghitung Qt
umumnya dilakukan dengan menganggap ujung tiang berpenampang lingkaran
dan dihitung dengan Rumus :
Qt = (2d E St ) / (1 – μ2 ).
E = Modolus Elastisitas tanah yg berada di dasar tiang.
μ = Poisson Rasio tanah yg berada di dasar tiang
d = diamater tiang.
4.Perpindahan S3 di tengah-tengah segmen diasumsikan
(untuk percobaan pertama di coba S3 = St )
5.Dengan menggunakan nilai S3 , kurvaa transfer beban/kuat geser tanah
terhadap perpindahan tiang digunaakan utk mendapatkan nilai banding
yg
cocok ( lihat gbr 2.60a).
6.Dari kurva kuat geser terhadap kedalaman, kuat geser tanah pada setiap
segmen dpat diperoleh.
7. Hitung transfer beban atau adhesi (cd ) = faktor adhesi x kuat geser.
Beban Q3 pada puncak segmen 3 di hitung denga persamaan :
Q3 = Qt + cd L3 As3
L3 = Panjang segmen 3
As3 = Keliling tampang rata-rata segmen 3.

8.Deformasi elastis di tengah-tengah segmen ( dengan menganggap


beban pd segmen bervariasi secara linear ) dihitung dengan Rumus :

ΔS3‘ = { (Qm +Qt )/2} { ( L3 / (2A3 Ep )}.


Qm = (Q3 +Qt )/2.
A3 = Luas segmen 3
Ep = Modolus elastistas bahan tiang.
9. Perpindahan yg baru di tengah-tengah segmen 3, dinyatakan dengan rumus :
S3‘ = S1+ ΔS3‘
10.S3‘ dibandingkan dengan yg diestimakan pada langkah (4).
11.Jika S3‘ hasil hitungan tidak cocok dengan S3‘ dalam batas nilai – nilai toleransi,
langkah (2) sampai (10) diulang dan gerakan di tengah-tengah tiang yg baru
dihitung.
12.Jika konvergensi telah tercapai, dihitung segmen selanjutnya dan seterusnya
sampai Qo dan perpindahan ( atau penurunan ) pada kepala tiang So diperoleh.

Prosedur hitungan diulang dengan menggunakan perpindahan ujung bawah


tiang yg berbeda sampai satu seri nilai Qo dan So diperoleh.
b). Metode Poulos & Davis (9180)
Penurunan kepala tiang yg terletak pada tanah homogen dgn modolus elastisitas dan
Rasio Poisson yg konstan dapat dihitung dengan persamaan yg disrankan oleh Poulos
dan Davis sbb :
1). Untuk Tiag Apun: S = ( Q I ) / Es d )
I = Io Rk Rh Rμ
S = penurunan kepala tiang
Q = Beban yang bekerja
Io = Faktor pengaruh penurunan utk tiang yg mudah mampat ( Gbr. 2. 61 )
Rk = Faktor koreksi kemudah-mampatan (kompresibilitas ) tiang utk μ= 0,5 (Gbr 2.62)
Rh = Faktor koreksi utk ketebalan yg terletak pd tanah keras (Gbr 2.63)
Rμ = Faktor koreksi angka poisson μ (Gbr 2.64)
h = kedalaman total lapisan tanah.
2). Untuk Tiang Dukung Ujung:
S = ( Q I ) / Es d )
I = Io R k R b R μ
Nilai – nilai koefisien dapat diambil dari Gambar-gambar 2.61 sampai 2.65, dengan R b =
faktor koreksi utk kekakuan lapisan pendukung ( Gbr 2.65). Pengaruh kekerasan tanah
pendukung di dasar tiang adalah mengurangi penurunan.
Pada Gambar-gambar 2.62, 2.63, dan 2.65, K adalah suatu ukuran kompresibilitas relatif
antara tiang dan tanah yg dinyatakan dengan persamaan :
K = ( Ep Ra ) / Es = Faktor kekakuan tiang
RA = (Ap ) / ( ¼ π d2 ) = Rasio area tiang.
Ep = Modolus Elastisitas bahan tiang.
Es = Modolus Elastisitas tanah.
Ap = luas penampang tiang
Contoh Soal :

Diketahui :
Tiang berbentuk bujur sangkar lebar 30 cm di pasang menembus lapisan pasir setebal 20
cm, dan menancap pada lapisan lempung kaku dengan sedalam 1 m ( Gbr C2. 12).
Tiang dibebani sebesar 400 kN. Modolus Elastisitas beton E = 27.700 Mpa,
E – pasir = 5,25 Mpa dan E – Lempung kaku = 12,29 Mpa. Rasio Poisson bahan tiang
berton ( μ ) = 0,3.
Ditanya :
Hitunglah penurunan segera di kepala Tiang :
a). Bila tiang dianggap mengapung dalam lapisan pasir.
b). Bila tiang dianggap didukung oleh Lenpung kaku.
Penyelesaian :
a). Jika tiang dianggap terapung dalam pasir, maka penurunan kepala tiang di hitung
dengan persamaan :
K = Ep / Es = 27.700 / 5,25  K = 5276.
L/d = 20/0,3 = 66,7
db /d = 0,3 / 0,3 = 1
h/L = 20/20 = 1
Untuk Rasio Poisson μ = 0,3, dapat diperoleh :
Dari Gambar 2.61 , maka : Io = 0,047.
Dari Gambar 2.62 , maka : Rk = 1,1
Dari Gambar 2.63 , maka : Rh = 0,7
Dari Gambar 2.64 , maka : Rμ = 0,93
I = Io R k R h R μ
= 0,047 x 1,1 x 0,7 x 0,93  I = 0,0337
S = ( Q I ) / (Es d) = ( 400 x 0,0337 ) / (5250 x 0,3)  S = 0,0086 m = 8,6mm

b). Jika tiang dianggap bertumpu pada Lempung kaku ( tiang dukung Ujung)
Eb / Es = Elempung / Epasir = 12,3 / 5,25 = 2,34
Dari Gambar 2.65, diperoleh: Rb = 0,95
I = Io R k R b R μ
= 0,047 x 1,1 x 0,95 x 0,93  I = 0,046
S = ( Q I ) / (Es d) = ( 400 x 0,046 ) / (5250 x 0,3)  S = 0,012 m = 12 mm
JARAK TIANG
Umumnya, tiang-tiang jarang dipasang pada kedudukan yg benar-benar lurus dan
tepat pada titik lokasi yg telah ditentukan. Meskipun tiang di pasang pada titik yg
benar- benar tepat, kadang-kadang masih terdapat momen lentur kolom yg herus
ditahan oleh kepala tiang. Karena itu disarankan agar paling sedikit menggunakan
tiga tiang utk Fondasi kolom utama dan dua tiang untuk fondasi dinding
memanjang.
Jika tiang dukung ujung dibebani dengan beban Q, tanah dibawah dasar tiang menjadi
tertekan dengan diagram tekanan seperti yg terlihat pd gambar 2.74a.
Jika jumlah tiang tdk hanya satu dan disusun pd jarak tertentu, maka zona tertekan
menjadi tumpang tindih. Pd kondisi ini, tekanan total pd titik tertentu akan sama
dengan jumlah tekanan yg diakibatkan oleh masing-masing tiang ( Gbr 2.74b), yg
besarnya dpt beberapa kali lebih besar dari tekanan akibat tiang tunggal.
Kondisi demikian dpt pula terjadi pada kelompok tiang pad tipe tiang gesek, kecuali
jika tiang-tiang dipancang pd jarak yg besar. Namun jarak tiang yg terlau besar
menyebabkan biaya pembuatan pelat penutup tiang (pile cup) menjadi tdk ekonomis.
Salah satu bagian dari perancangan adalah menentukan dimensi pelat penutup tiang
(pile cup). Ukuran pile cu akan ditentukan oleh banyknya tiang dalam satu kelompok,
sehiungga jarak tiang akan mempengaruhi dimensi pelat penutup tiang.
Jarak tiang minimum disarakan oleh Teng (1962), ditujukkan dalam tabel 2.23.
Umumnya kisaran jarak tiang adalah : 2 – 3 d ( d = diameter tiang ).
Fellenius menyarankan jarak tiang minimum adalah :
s = 2,5d + 0,02 L;
s = jarak minimum sumbu tiang
L = Panjang ( kedalaman ) penetrasi tiang
d = dimeter tiang.

Anda mungkin juga menyukai