Coduto-599
KAPASITAS BEBAN LATERAL
2.1 PENDAHULUAN
Fondasi tiang juga menerima beban horisontal yaitu beban geser dan atau beban
momen, seperti yang diperlihatkan Gambar 1b. Beban-beban lateral itu , seperti :
1. Tekanan tanah pada dinding penahan tanah
2. Beban angin
3. Beban gempa
4. Beban benturan dari kapal saat berlabuh
5. Gaya Percepatan kendaraan dan rem kendaraaan pada jembatan
6. Eksentrisitas beban vertikal kolom
7. Gaya gelombang laut pada struktur lepas pantai
8. Gaya aliran sungai pada pier jembatan
9. Gaya kabel pada tower transmisi listrik
10. Beban struktur pada abutmen jembatan lengkung
Kapasitas lateral ultimit fondasi tiang pendek dikontrol oleh tanah, artinya tanah
akan runtuh terlebih dahulu sebelum kekuatan fondasi tiang dilampaui. Sebaliknya
pada fondasi tiang panjang dikontrol oleh kekuatan bahan fondasi
tiang.dikarenakan fondasi tiang runtuh terlebih dahulu sebelum tanah sekitar tiang
runtuh.
Fondasi menyalurkan sebagian besar beban lateral yang terjadi ke lapisan tanah
atas, sehingga sifat-sifata tanah sampai kedalaman 10 x diamemeter (10d) dari
permukaan (groeund surface) adalah sangat penting. Oleh karena itu harus
dipertimbangakanscoring atau kejadian yang dapat mengurangi sifat-sifat tanah di
permukaan.
Tiang ujung jepit apabila tiang ujung atasnya tertanam dalam penutup tiang tiang
paling sedikit 60 cm (24 in), sedangkan termasuk tiang ujung bebas bila ujung iang
tertanam kurang dari 60 cm. (gambar 3)
Gambar 2.3 Definisi tiang ujung bebas dan ujung jepit McNulty,1956
McNulty 91956) menyaranka defleksi lateral ijin pada bangunan gedung adalah 6
mm, menara transmisi adalah 12 mm dan pada jembatan adalah 10 mm.
Dalam perancangan, sebaiknya tahan gesek yang timbul akibat gesekan pelat
penutup tiang dengan permukanaan tanah diabaikan. Karena tanah dibawah
penutup iang tersebut akan mengalami penurunan yang menyebakan terjadinya
rongga diantara penutup kepala tiang dengan permukaan tanah.
𝑓 × 9𝑐𝑢 𝑑 = 𝐻𝑢
Maka :
𝐻𝑢
𝑓 = (2-1)
9𝑐𝑢 𝑑
Dengan mengambil momen pada sebuah titik, dimana momen pada tiang mencapai
maksimum, dapat diperoleh :
Nilai 𝑯𝒖 , dapat pula dicari secara grafis, dengan menggunakan Gambar 5a. Grafik ini
hubungan antara 𝑳⁄𝒅 dengan 𝑯𝒖 ⁄𝒄𝒖 𝒅𝟐 . Grafik ini berlaku untuk tiang pendek,
yaitu bila 𝑴𝒚 > 𝑴𝒎𝒂𝒌𝒔 . Untuk tiang panjang, bila 𝑴𝒚 < 𝑴𝒎𝒂𝒌𝒔 , maka 𝑯𝒖 dapat
diperoleh dari Persamaan.... dan Persamaan... dengan mensubstitusikan 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠
sama dengan 𝑴𝒚 . Bila diperoleh secara garfis dapat digunakan Gambar 5 yaitu
hubungan antaran 𝑴𝒚 ⁄𝒄𝒖 𝒅𝟐 dan 𝑯𝒖 ⁄𝒄𝒖 𝒅𝟐 .
Hitungan Broms untuk tiang pendek di atas didasrkan pada penyelesaian secara
ststika, yaitu dengan mengganggap panjang tiang ekivalen sama dengan (𝐿 − 1,5𝑑)
Dengan eksentrisitas beban ekivalen 𝑒 + 1,5𝑑 .
Gambar 2.5 Tahanan lateral ultimit tiang
dalam tanah kohesif untuk tiang pendek
Secara grafis nilai 𝐻𝑢 , untuk tiang pendek dapat diperoleh dalam grafik hubungan
𝐿⁄𝑑 dan 𝐻𝑢 ⁄𝑐𝑢 𝑑2 diperlihatkan dalam Gambar 7(a)
Untuk tiang dengan panjang sedang, dimana tiang mengalamai keluluhan ujung atas
yang terjepit (Gambar 7(b). Denagn mengambil momen terhadap permukaan tanah,
maka :
Bila dihitung dengan cara grafis, untuk tiang panjang, Broms (1964b) mengusukkan
suatu bentuk grafik, hubungan antara 𝑀𝑦 / 𝑐𝑢 𝑑 3 dan 𝐻𝑢 / 𝑐𝑢 𝑑 2 , seperti
diperlihatkan pada Gambar 6
Dengan anggapan di atas, yaitu poin nomor 2, maka distribusi tekanan tanah dapat
dinyatakan dalam persamaan :
𝑝𝑢 = 3 𝑝𝑜′ 𝐾𝑝
(2-8)
Dengan :
𝑝𝑢 = tahanan tanah ultimit
𝑝𝑜′ = tekanan overburden efektif
𝐾𝑝 = tekanan tanah pasif Rankine
= 𝑡𝑎𝑛2 (45° + 𝜑′/2)
𝜑′ = sudut gesek dalam efektif
2.4.2.1 Tiang ujung bebas
Gambar 2.8 memperlihatkan perkiraan bentuk keruntuhan tiang, distribusi tahanan
tanah dan distribusi momen lentur pada tiang pendek dan tiang panjag untuk tanah
pasir yang mempunyai berat volume sama sepanjang tiang (pasir homogen). Pada
kasus tiang pendek, (Gambar 2.8a), tiang dapat dianggap berotasi di dekat ujung
bawah tiang. Tekanan yang terjadi di tempat ini dianggap dapat digantikan oleh
gaya terpusat yang bekerja pada ujung bawah tiang. Denan mengabil momen
terhadap ujung bawah tiang, ( 𝑀 = 0)
𝐻𝑢 (𝑒 + 𝐿) = (1/2) 𝛾𝑑𝐿3 𝐾𝑝
(1/2) 𝛾𝑑𝐿3 𝐾𝑝
𝐻𝑢 = (2-9)
(𝑒 + 𝐿)
Nilai 𝐻𝑢 ini, dapat pula diketahui dari grafik pada Gambar 2.10, yaitu hubungan 𝐿/𝑑
𝐻𝑢
dan 𝛾𝑑3 𝐾𝑝
Momen maksimum terjadi pada jarak 𝑓 di bawah permukaan tanah, dimana pada
titik itu, gaya horisontal sama dengan nol (bidang D = 0), maka :
𝐻𝑢 = (3/2) 𝛾 𝑑 𝐾𝑝 𝑓 2
(2-10)
𝐻𝑢 𝐻𝑢
𝑓 = √ = 0,82 √ (2-11)
(3/2) 𝛾 𝑑 𝐾𝑝 𝛾 𝑑 𝐾𝑝
Maka :
Bila untuk mencari nilai 𝐻𝑢 dengan cara grafis, maka dapat digunakan grafik pada
Gambar 2.11, yaitu hubungan 𝐻𝑢 /(𝐾𝑝 𝛾𝑑 3 ) dan 𝑀𝑦 /(𝐾𝑝 𝛾𝑑4 ). Bila tanah pasir
terendam air maka berat volume tanah (𝛾) yang digunakan adalah berat volume
efektif (𝛾′)
𝐻𝑢 = 1/2 × 3𝛾𝑑𝐿 𝐾𝑝 × 𝐿
𝐻𝑢 = (3/2) 𝛾 𝑑 𝐿2 𝐾𝑝 (2-21)
Nilai 𝐻𝑢 dapat pula dicari darigrafik pada Gambar 2.9, yaitu hubungan antara 𝐿/𝑑
dengan garis pda grafik menurut Broms, 1964b dengan syarat momen yang bekerja
pada kepala tiang lebih kecil dari momen tahanan tiang (𝑀𝑦 ). Momen (negatif) yang
terjadi pada kepala tiang, dihitung :
Jika 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 > 𝑀𝑦 , maka keruntuhan tiang dapt diharapkan akanberbetuk sepertin
yang ditunjukan dalam Gambar 2.10b,. Dengan memperhatikan keseimbangan
horisontal tiang (𝐻 = 0)pada Gambar 2.10b ini dapat diperoleh :
𝐹 = (3/2) 𝛾 𝑑 𝐿2 𝐾𝑝 − 𝐻𝑢
(2-23)
Dengan mengambil momen terhadap kepala tiang (pada permukaan tanah) dan
dandengan mensubstitusikan F pada Persamaan 2-22, maka diperoleh (untuk
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 > 𝑀𝑦 ) :
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐹 × 𝐿
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = (3/2) 𝛾 𝑑 𝐿3 𝐾𝑝 − 𝐻𝑢 𝐿 (2-24)
Persamaan 2-24 hanya dipakai jika momen maksimum pada kedalaman 𝑓, lebih
kecil daripada 𝑀𝑦 , dimana jarak 𝑓, dihitung dari Persamaan (2-11). Jika tiang
berkelakuan seperti pada Gambar 2.10c, (momen maksimum mencapai 𝑀𝑦 di dua
lokasi), maka 𝐻𝑢 dapat diperoleh dari persamaan :
2 𝑀𝑦
𝐻𝑢 = (2-25)
𝑒 + (2𝑓/3)
Dengan 𝑓 didapat ari Prsamaan (2-11). Nilai 𝐻𝑢 dapat juga diperoleh secara grafis
𝑀𝑦
dari Gambar 2.11yaitu dari hubungan 𝐻𝑢 = dengan garis ujung jepit Broms
𝑑4 𝛾𝐾𝑝
1964b.
2.5 HITUNGAN TAHANAN BEBAN LATERAL ULTIMIT METODE BROMS
CARA DEFLEKSI TIANG
1⁄
𝑘ℎ 𝑑 4
𝛽 = ( ) (2-26)
4 𝐸𝑝 𝐼𝑝
Dengan :
𝛽 =
𝑘ℎ = koefisie reaksi subgrade horisontal kN/m3
𝑑 = diameter tiang
𝐸𝑝 = Modulus elastis tiang (kN/m2)
𝐼𝑝 = momen inersia dari penampang tiang (m4)
𝐿 = panjang efektif tiang = 𝑒 + 𝑧𝑓
4 𝐻 (1 + 1,5 𝑒⁄𝐿)
𝑦0 = (2-27)
𝑘ℎ 𝑑 𝐿2
6 𝐻 (1 + 1,5 𝑒⁄𝐿)
𝜃 = (2-28)
𝑘ℎ 𝑑 𝐿2
2. Tiang ujung jepit dianggap berkelakukan seperti tiang pendek, bila 𝛽𝐿 < 0,5
maka :
𝐻
𝑦0 =
𝑘ℎ 𝑑 𝐿 (2-29)
3. Tiang ujung bebas dianggap seperti tiang panjang (tidak kaku), bila 𝛽𝐿 > 2,5,
defleksi tiang dipermukaan tanah :
2 𝐻 𝛽 (𝑒 𝛽 + 1)
𝑦0 = (2-30)
𝑘ℎ 𝑑
2𝐻𝛽 (1 + 2𝑒𝛽)
𝜃 =
𝑘ℎ 𝑑
4. Tiang ujung jepit dianggap sebagai tiang panjang (tidak kaku) bila 𝛽𝐿 > 1,5,
dengan :
𝐻𝛽
𝑦0 =
𝑘ℎ 𝑑 (2-31)
Untuk tiang dalam tanah granuler, defleksi tiang akibat beban lateral, dikaitkan
dengan besaran tak berdimensi 𝛼𝐿, dengan :
1⁄
𝑛ℎ 5
𝛼= ( ) (2-32)
𝐸𝑝 𝐼𝑝
1. Tiang ujung bebas dan ujung jepit dianggap sebagai tiang pendek (kaku), bila
𝛼𝐿 < 2,
(1.a) Defleksi lateral tiang ujung bebas di permukaan tanah :
18 𝐻 (1 + 1,3 𝑒⁄𝐿)
𝑦0 = (2-33)
𝑛ℎ 𝐿2
24 𝐻 (1 + 1,5 𝑒⁄𝐿)
𝜃= (2-34)
𝑛ℎ 𝐿3
(1.b) Defleksi lateral tiang ujung jepit
2𝐻
𝑦0 = (2-35)
𝑛ℎ 𝐿2
2. Tiang ujung bebas dan ujung jepit dianggap sebagai tiang panjang (tidak kaku),
bila 𝛼𝐿 > 4
(2.a) Defleksi lateral tiang ujung bebas (Poulus dan Davis, 1980)
2,4 𝐻 1,6 𝐻 𝑒
𝑦0 = 3⁄ 2⁄ + 2⁄ 3⁄ (2-36)
(𝑛ℎ ) 5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) 5 (𝑛ℎ ) 5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) 5
Rotasi tiang :
1,6 𝐻 1,74 𝐻 𝑒
𝜃= 2 3 + 1⁄ 4⁄ (2-37)
(𝑛ℎ ) ⁄5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) ⁄5 (𝑛ℎ ) 5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) 5
0,93 𝐻
𝑦0 = 3 2⁄ (2-38)
(𝑛ℎ ) ⁄5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) 5
Untuk menghitung defleksi tiang dalam tanah granuler dengan menggunakan grafik
dapat dilakukan dengan menggunakan Gambar 2.94b
Tabel 2.1 Hubungan modulus subgrade (𝑘1 ) dengan kuat geser tak terdrainasi
(undrained) untuk lempung kaku overconsolidated Terzhagi, 1955)
Tabel ini untuk mencari nilai kh dan nh. Ketik lagi mas 2020-09-17