Anda di halaman 1dari 22

2

Coduto-599
KAPASITAS BEBAN LATERAL

2.1 PENDAHULUAN
Fondasi tiang juga menerima beban horisontal yaitu beban geser dan atau beban
momen, seperti yang diperlihatkan Gambar 1b. Beban-beban lateral itu , seperti :
1. Tekanan tanah pada dinding penahan tanah
2. Beban angin
3. Beban gempa
4. Beban benturan dari kapal saat berlabuh
5. Gaya Percepatan kendaraan dan rem kendaraaan pada jembatan
6. Eksentrisitas beban vertikal kolom
7. Gaya gelombang laut pada struktur lepas pantai
8. Gaya aliran sungai pada pier jembatan
9. Gaya kabel pada tower transmisi listrik
10. Beban struktur pada abutmen jembatan lengkung

Fondasi tiang menyalurkan beban-beban ini ke lapisan tanah dengan arah


horisontal sepanjang tiang, diperlihatan pada Gambar 1b. Terlihat jelas pada
Gambar 1 pebedaan penyaluran beban vertikal dan horisontal. Dengan begitu
dalam mengevaluasi penyaluran beban dari fondasi ke lapisan tanah memerlukan
dua analisa yang berbeda. Pada bab ini membahas analisa beban lateral dan
memperlihatkan bagaiaman menghitung tegangan-tegangan yang terjadi dan
defleksi lateral pada fondasi tiang.
Gambar2.1. Penyaluran beban dari fondasi tiang ke tanah
(a) akibat beban aksial (tekan dan tarik) disalurkan
melalui tahanan gesekan pada sisi tiang dan tahanan
ujung tiang, (b) beban lateral disalurkan melalui tahanan
lateral

Dalam mengevaluasi beban-beban lateral, fondasi tiang dibagi dalam 2 kelompok,


yaitu (1) fondasi tiang pendek dan (2) fondasi tiang panjang. Prilaku tiang itu dalam
menerima beban lateral diperlihatkan dalam Gambar 2.

Gambar 2.2 Fondasi tiang (a) pendek, (b) panjang

Kapasitas lateral ultimit fondasi tiang pendek dikontrol oleh tanah, artinya tanah
akan runtuh terlebih dahulu sebelum kekuatan fondasi tiang dilampaui. Sebaliknya
pada fondasi tiang panjang dikontrol oleh kekuatan bahan fondasi
tiang.dikarenakan fondasi tiang runtuh terlebih dahulu sebelum tanah sekitar tiang
runtuh.

Fondasi menyalurkan sebagian besar beban lateral yang terjadi ke lapisan tanah
atas, sehingga sifat-sifata tanah sampai kedalaman 10 x diamemeter (10d) dari
permukaan (groeund surface) adalah sangat penting. Oleh karena itu harus
dipertimbangakanscoring atau kejadian yang dapat mengurangi sifat-sifat tanah di
permukaan.

2.2 TIANG UJUNG JEPIT DAN TIANG UJUNG BEBAS


Model ikatan tiang dengan penutup tiang, menurut McNulty (1956) sangat
mempengaruhi prilaku tiang dalam menerima beban luar, shingga terjadai
perbedaaan dalam analisisnya. Model ikatan tiang dengan penutup tiang ada dua,
ayitu :
1. Tiang ujung jepit (fixed end pile)
2. Tiang ujung bebas (free end pile)

Tiang ujung jepit apabila tiang ujung atasnya tertanam dalam penutup tiang tiang
paling sedikit 60 cm (24 in), sedangkan termasuk tiang ujung bebas bila ujung iang
tertanam kurang dari 60 cm. (gambar 3)

Gambar 2.3 Definisi tiang ujung bebas dan ujung jepit McNulty,1956

2.3 GAYA LATERAL IJIN


Perancacangan fondasi tiang yang menahan gaya lateral, harus meperhatikandua
kriteria, yaitu :
1. Faktor aman terhadap keruntuhan ultimit harus dipenuhi
2. Defleksi yang terjadi akibat beban yang bekerja harus memenuhi batas-
batas toleransi

McNulty 91956) menyaranka defleksi lateral ijin pada bangunan gedung adalah 6
mm, menara transmisi adalah 12 mm dan pada jembatan adalah 10 mm.

Dalam perancangan, sebaiknya tahan gesek yang timbul akibat gesekan pelat
penutup tiang dengan permukanaan tanah diabaikan. Karena tanah dibawah
penutup iang tersebut akan mengalami penurunan yang menyebakan terjadinya
rongga diantara penutup kepala tiang dengan permukaan tanah.

2.4 HITUNGAN TAHANAN BEBAN LATERAL ULTIMIT METODE BROMS


CARA KERUNTUHAN ULTIMIT

2.4.1 Tiang Dalam Tanah Kohesif


Broms (1964) mengusulkan yaitu thanan tanah dianggap sama dengan nol
dipermukaan tanah sampai kedalaman 1,5 kali diameter tiang (1,5d) dan kosntan
sebesar 9 cu untuk kedalaman lebih besar dari 1,5d tersebut.

2.4.1.1 Tiang ujung bebas


Gambar 2.4 memperlihatkan mekanisme keruntuhan tiang ujung bebas untuk tiang
pendek (tiang kaku) dan tiang panjang (tiang tidak kaku). Dalam gambar tersebut
diperlihatkan pula distribusi reaksi tanah dalam menahan gaya lateral yang bekerja
pada tiang. Untuk tiang pendek, tahan tiang terhadap gaya lateral lebih ditentukan
oleh tahanan tanah di sekitar tiang. Untuk tiang panjang, tahan tiang terhadap gaya
lateral akan ditentukan oleh momen maksimum yang dapat ditahan tiangnya sendiri
(My) atau momen tahanan tiang. Letak momen maksimum adalah f, dimana pada
titik ini gaya lintang pada tiang adalah nol. Dari keseimbangan gaya horisontal dapat
diperoleh :
Gambar 2.4 Mekanisme keruntuhan tiang pendek dan tiang panjang
pada tiang ujung bebas dan ujung jepit pada tamah kohesif

Berdasrkan teori keseimngan gaya  𝐻 = 0, maka

𝑓 × 9𝑐𝑢 𝑑 = 𝐻𝑢
Maka :
𝐻𝑢
𝑓 = (2-1)
9𝑐𝑢 𝑑

Dengan mengambil momen pada sebuah titik, dimana momen pada tiang mencapai
maksimum, dapat diperoleh :

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐻𝑢 (𝑒 + 1,5𝑑 + 𝑓) − (9𝑐𝑢 𝑑 𝑓) 0,5𝑓


𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐻𝑢 (𝑒 + 1,5𝑑 + 𝑓) − (𝐻𝑢 ) 0,5𝑓
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐻𝑢 (𝑒 + 1,5𝑑 + 0,5𝑓) (2-2)
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 dapat juga dihitung dari dasar tiang ke titik tiang dengan momen maksimum,
maka :

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 9𝑐𝑢 𝑑 (𝑔⁄2) (𝑔⁄4 + 𝑔⁄2) − 9𝑐𝑢 𝑑 (𝑔⁄2) (𝑔⁄4)


𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 9𝑐𝑢 𝑑 (3𝑔2 ⁄8 − (𝑔2 ⁄8)
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 9/4 𝑐𝑢 𝑑 𝑔2 (2-3)

Dari ketiga persamaan di atas dapat diketahui 𝐻𝑢 dengan 𝐿 = 1,5𝑑 + 𝑓 + 𝑔

Nilai 𝑯𝒖 , dapat pula dicari secara grafis, dengan menggunakan Gambar 5a. Grafik ini
hubungan antara 𝑳⁄𝒅 dengan 𝑯𝒖 ⁄𝒄𝒖 𝒅𝟐 . Grafik ini berlaku untuk tiang pendek,
yaitu bila 𝑴𝒚 > 𝑴𝒎𝒂𝒌𝒔 . Untuk tiang panjang, bila 𝑴𝒚 < 𝑴𝒎𝒂𝒌𝒔 , maka 𝑯𝒖 dapat
diperoleh dari Persamaan.... dan Persamaan... dengan mensubstitusikan 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠
sama dengan 𝑴𝒚 . Bila diperoleh secara garfis dapat digunakan Gambar 5 yaitu
hubungan antaran 𝑴𝒚 ⁄𝒄𝒖 𝒅𝟐 dan 𝑯𝒖 ⁄𝒄𝒖 𝒅𝟐 .

Hitungan Broms untuk tiang pendek di atas didasrkan pada penyelesaian secara
ststika, yaitu dengan mengganggap panjang tiang ekivalen sama dengan (𝐿 − 1,5𝑑)
Dengan eksentrisitas beban ekivalen 𝑒 + 1,5𝑑 .
Gambar 2.5 Tahanan lateral ultimit tiang
dalam tanah kohesif untuk tiang pendek

Gambar 2.6 Tahanan lateral ultimit tiang


dalam tanah kohesif untuk tiang panjang
Gambar 2.7 Tiang ujung jepit dalam tanah kohesif (Broms, 1964a)
(a) Tiang pendek, (b) tiang sedang, (c) tiang panjang
2.4.1.2 Tiang Ujung Jepit
Gambar 8 memperlihatkan keruntuhan tiang jepet, diagram distribusi reaksi tanah
dan momen terjadi. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa perubahan model
keruntuhan akan sangat ditentukan oleh tanahan momen bahan tiang sendiri (𝑀𝑦 ).
Pada tiang ujung jepit, Broms mengganggap bahawa momen yang terjadi pada
tubuh tiang yang tertanam di dalam tanah sama dengan momen yang terjadi di
ujung tiang yang terjepit oleh penutup tiang. Denganmeperhatikan Gambar 7(a),
untuk tiang pendek, tahanan tiang ultimit terhadap beban lateral :

𝐻𝑢 = 9𝑐𝑢 𝑑 (𝐿 − 1,5𝑑) (2-4)

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐻𝑢 (𝐿⁄2 + 3𝑑 ⁄4) (2-5)

Secara grafis nilai 𝐻𝑢 , untuk tiang pendek dapat diperoleh dalam grafik hubungan
𝐿⁄𝑑 dan 𝐻𝑢 ⁄𝑐𝑢 𝑑2 diperlihatkan dalam Gambar 7(a)

Untuk tiang dengan panjang sedang, dimana tiang mengalamai keluluhan ujung atas
yang terjepit (Gambar 7(b). Denagn mengambil momen terhadap permukaan tanah,
maka :

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 9𝑐𝑢 𝑑 (𝑔⁄2) (𝑔⁄4 + 𝑔⁄2 + 𝑓 + 1,5𝑑)


− 9𝑐𝑢 𝑑 (𝑔⁄2) (𝑔⁄4 + 𝑓 + 1,5𝑑)
− 9𝑐𝑢 𝑑 (𝑓) (𝑓/2 + 1,5𝑑)

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = (9/4) 𝑐𝑢 𝑑 𝑔2 − 9𝑐𝑢 𝑑 (𝑓) (𝑓/2 + 1,5𝑑) (2-6)

Dari Persamaan di atas (urutkan persamaan), 𝐻𝑢 dapa dihitung, denagn mengambil


𝐿 = 1,5𝑑 + 𝑓 + 𝑔. Setelah itu dicek apakah momen ositif maksimum yang
terjadi pada kedalaman 1,5𝑑 + 𝑓 lebih kecil dari tahanan tiang terhadap momen
(𝑀𝑦 ). Jika 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 > 𝑀𝑦 , maka tiang termasuk tiang panjang dan mekanisme
keruntuhan tiang akan seperti Gamabr 7(c).. Untuk tiang panjang ini berlaku
persamaan
2𝑀𝑦
𝐻𝑢 = (2-7)
1,5𝑑 + 𝑓/2

Bila dihitung dengan cara grafis, untuk tiang panjang, Broms (1964b) mengusukkan
suatu bentuk grafik, hubungan antara 𝑀𝑦 / 𝑐𝑢 𝑑 3 dan 𝐻𝑢 / 𝑐𝑢 𝑑 2 , seperti
diperlihatkan pada Gambar 6

2.4.2 Tiang dalam Tanah Granuler


Anggapan Broms (1964b) tiang di dalam tanah granuler sebagai berikut :
1. Tekanan tanah aktif yang bekerja di belakang tiang, diabaikan,
2. Distribusi tekanan tanah pasif disepanjang tiang bagian depan sama dengan
tiga kali teanan tanah Rankine,
3. Bentuk penampang tiang tidak berpengaruh terhadap tekanan tanah ultimit
atau tahanan lateral ultimit,
4. Tahana tanah lateral sepenuhnya termobilisasi pada gerakan tiang yang
diperhitungkan.

Dengan anggapan di atas, yaitu poin nomor 2, maka distribusi tekanan tanah dapat
dinyatakan dalam persamaan :

𝑝𝑢 = 3 𝑝𝑜′ 𝐾𝑝
(2-8)

Dengan :
𝑝𝑢 = tahanan tanah ultimit
𝑝𝑜′ = tekanan overburden efektif
𝐾𝑝 = tekanan tanah pasif Rankine
= 𝑡𝑎𝑛2 (45° + 𝜑′/2)
𝜑′ = sudut gesek dalam efektif
2.4.2.1 Tiang ujung bebas
Gambar 2.8 memperlihatkan perkiraan bentuk keruntuhan tiang, distribusi tahanan
tanah dan distribusi momen lentur pada tiang pendek dan tiang panjag untuk tanah
pasir yang mempunyai berat volume sama sepanjang tiang (pasir homogen). Pada
kasus tiang pendek, (Gambar 2.8a), tiang dapat dianggap berotasi di dekat ujung
bawah tiang. Tekanan yang terjadi di tempat ini dianggap dapat digantikan oleh
gaya terpusat yang bekerja pada ujung bawah tiang. Denan mengabil momen
terhadap ujung bawah tiang, ( 𝑀 = 0)

𝐻𝑢 (𝑒 + 𝐿) = (1/2) 𝛾𝑑𝐿3 𝐾𝑝
(1/2) 𝛾𝑑𝐿3 𝐾𝑝
𝐻𝑢 = (2-9)
(𝑒 + 𝐿)

Nilai 𝐻𝑢 ini, dapat pula diketahui dari grafik pada Gambar 2.10, yaitu hubungan 𝐿/𝑑
𝐻𝑢
dan 𝛾𝑑3 𝐾𝑝

Momen maksimum terjadi pada jarak 𝑓 di bawah permukaan tanah, dimana pada
titik itu, gaya horisontal sama dengan nol (bidang D = 0), maka :

𝐻𝑢 = (3/2) 𝛾 𝑑 𝐾𝑝 𝑓 2
(2-10)

𝐻𝑢 𝐻𝑢
𝑓 = √ = 0,82 √ (2-11)
(3/2) 𝛾 𝑑 𝐾𝑝 𝛾 𝑑 𝐾𝑝

Maka :

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐻𝑢 (𝑒 + 𝑓 ) − {(3/2) 𝛾 𝑑 𝐾𝑝 𝑓 2 } (1/3) 𝑓


𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐻𝑢 (𝑒 + 𝑓 ) − {𝐻𝑢 } (1/3) 𝑓
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐻𝑢 {𝑒 + (2/3)𝑓 } (2-12)
Gambar 2.8 Tiang ujung bebas pada tanah granuler
(a) Tiang pendek, (b) tiang panjang (Broms, 1964b)
Gambar 2.9 Tahanan lateral ultimit tiang pendek dalam tanah granuler
Jika nilai 𝐻𝑢 didapat dengan Persamaan 2-10, disubstitusikan ke Persamaan 2-12
diperoleh nilai 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 > 𝑀𝑦 , maka tiang akan berkelakukan sebagai tiang panjang.
Kemudian besarnya 𝐻𝑢 dapat dihitung dari Persamaan 2-11 dan Persamaan 2-12
dengan mengambil 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑀𝑦 .

Bila untuk mencari nilai 𝐻𝑢 dengan cara grafis, maka dapat digunakan grafik pada
Gambar 2.11, yaitu hubungan 𝐻𝑢 /(𝐾𝑝 𝛾𝑑 3 ) dan 𝑀𝑦 /(𝐾𝑝 𝛾𝑑4 ). Bila tanah pasir
terendam air maka berat volume tanah (𝛾) yang digunakan adalah berat volume
efektif (𝛾′)

2.4.2.2 Tiang ujung jepit


Gambar 2.9 memperlihatkan model keruntuhan untuk tiang pendek, tiang sedang
dan tiang panjang, pada tiang ujung jepit, di tanah pasir homogen. Untuk tiang
ujung jepit, tiang pendek/kaku, keruntuhan tiang akan berupa translasi, beban
lateral ultimit dinyatakan dalam persamaan :

𝐻𝑢 = 1/2 × 3𝛾𝑑𝐿 𝐾𝑝 × 𝐿
𝐻𝑢 = (3/2) 𝛾 𝑑 𝐿2 𝐾𝑝 (2-21)

Nilai 𝐻𝑢 dapat pula dicari darigrafik pada Gambar 2.9, yaitu hubungan antara 𝐿/𝑑
dengan garis pda grafik menurut Broms, 1964b dengan syarat momen yang bekerja
pada kepala tiang lebih kecil dari momen tahanan tiang (𝑀𝑦 ). Momen (negatif) yang
terjadi pada kepala tiang, dihitung :

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = (3/2) 𝛾 𝑑 𝐿2 𝐾𝑝 × 2/3 𝐿


𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐻𝑢 × 2/3 𝐿
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝛾 𝑑 𝐿2 𝐾𝑝 (2-22)
Gambar 2.10 Tiang ujung jepit dalam tanah granuler
(a) Tiang pendek, (b) tiang seddang, (c) tiang panjang
Gambar 2.11 tahanan lateral ultimit tiang panjang dalam tanah granuler

Jika 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 > 𝑀𝑦 , maka keruntuhan tiang dapt diharapkan akanberbetuk sepertin
yang ditunjukan dalam Gambar 2.10b,. Dengan memperhatikan keseimbangan
horisontal tiang (𝐻 = 0)pada Gambar 2.10b ini dapat diperoleh :

𝐹 = (3/2) 𝛾 𝑑 𝐿2 𝐾𝑝 − 𝐻𝑢
(2-23)

Dengan mengambil momen terhadap kepala tiang (pada permukaan tanah) dan
dandengan mensubstitusikan F pada Persamaan 2-22, maka diperoleh (untuk
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 > 𝑀𝑦 ) :

𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐹 × 𝐿
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = (3/2) 𝛾 𝑑 𝐿3 𝐾𝑝 − 𝐻𝑢 𝐿 (2-24)

Dari Persamaan 2-24, 𝐻𝑢 dapat diperoleh.

Persamaan 2-24 hanya dipakai jika momen maksimum pada kedalaman 𝑓, lebih
kecil daripada 𝑀𝑦 , dimana jarak 𝑓, dihitung dari Persamaan (2-11). Jika tiang
berkelakuan seperti pada Gambar 2.10c, (momen maksimum mencapai 𝑀𝑦 di dua
lokasi), maka 𝐻𝑢 dapat diperoleh dari persamaan :
2 𝑀𝑦
𝐻𝑢 = (2-25)
𝑒 + (2𝑓/3)

Dengan 𝑓 didapat ari Prsamaan (2-11). Nilai 𝐻𝑢 dapat juga diperoleh secara grafis
𝑀𝑦
dari Gambar 2.11yaitu dari hubungan 𝐻𝑢 = dengan garis ujung jepit Broms
𝑑4 𝛾𝐾𝑝

1964b.
2.5 HITUNGAN TAHANAN BEBAN LATERAL ULTIMIT METODE BROMS
CARA DEFLEKSI TIANG

2.5.1 Tiang Dalam Tanah Kohesif


Untuk mengetahui termasuk tiang pendek atau tiang panjang suatu fondsi tiang
pada tanah kohesif dengancara defleksi ujung tiang, dikaitkan dengan faktor tak
berdimensi 𝛽𝐿, sebagai berikut :

1⁄
𝑘ℎ 𝑑 4
𝛽 = ( ) (2-26)
4 𝐸𝑝 𝐼𝑝

Dengan :
𝛽 =
𝑘ℎ = koefisie reaksi subgrade horisontal kN/m3
𝑑 = diameter tiang
𝐸𝑝 = Modulus elastis tiang (kN/m2)
𝐼𝑝 = momen inersia dari penampang tiang (m4)
𝐿 = panjang efektif tiang = 𝑒 + 𝑧𝑓

Gambar 2.12 Panjang efektif tiang dengan beban lateral

Defleksi ujung tiang di permukaan tanah (𝑦0 ) dinyatakan oleh persamaan-


persamaan yang bergantung pada tipe jepitan tiang, sebagai berikut :
1. Tiang ujung bebas berkelakukan sebagai tiang pendek, bila 𝛽𝐿 ≤ 1,5, dengan
besarnya defleksi tiang di permukaan tanah :

4 𝐻 (1 + 1,5 𝑒⁄𝐿)
𝑦0 = (2-27)
𝑘ℎ 𝑑 𝐿2

Rotasi tiang (𝜃) :

6 𝐻 (1 + 1,5 𝑒⁄𝐿)
𝜃 = (2-28)
𝑘ℎ 𝑑 𝐿2

2. Tiang ujung jepit dianggap berkelakukan seperti tiang pendek, bila 𝛽𝐿 < 0,5
maka :

𝐻
𝑦0 =
𝑘ℎ 𝑑 𝐿 (2-29)

3. Tiang ujung bebas dianggap seperti tiang panjang (tidak kaku), bila 𝛽𝐿 > 2,5,
defleksi tiang dipermukaan tanah :

2 𝐻 𝛽 (𝑒 𝛽 + 1)
𝑦0 = (2-30)
𝑘ℎ 𝑑

2𝐻𝛽 (1 + 2𝑒𝛽)
𝜃 =
𝑘ℎ 𝑑

4. Tiang ujung jepit dianggap sebagai tiang panjang (tidak kaku) bila 𝛽𝐿 > 1,5,
dengan :

𝐻𝛽
𝑦0 =
𝑘ℎ 𝑑 (2-31)

Untuk menghitung besarnya defleksi lateral tiang dipermukaan tanah kohesif,


dengan menggunakan grafik ditunjukan dalam Gambar 2.94a
Gambar 2.13 Defleksi lateral di atas permukaan tanah :
(a) Untuk tiang dalam tanah kohesif (𝜑 = 0)
(b) Untuk tiang dalam tanah granuler (𝑐 = 0)

3. Tiang Dalam Tanah Granuler

Untuk tiang dalam tanah granuler, defleksi tiang akibat beban lateral, dikaitkan
dengan besaran tak berdimensi 𝛼𝐿, dengan :

1⁄
𝑛ℎ 5
𝛼= ( ) (2-32)
𝐸𝑝 𝐼𝑝

1. Tiang ujung bebas dan ujung jepit dianggap sebagai tiang pendek (kaku), bila
𝛼𝐿 < 2,
(1.a) Defleksi lateral tiang ujung bebas di permukaan tanah :

18 𝐻 (1 + 1,3 𝑒⁄𝐿)
𝑦0 = (2-33)
𝑛ℎ 𝐿2

Rotasi tiang (𝜃) :

24 𝐻 (1 + 1,5 𝑒⁄𝐿)
𝜃= (2-34)
𝑛ℎ 𝐿3
(1.b) Defleksi lateral tiang ujung jepit

2𝐻
𝑦0 = (2-35)
𝑛ℎ 𝐿2

2. Tiang ujung bebas dan ujung jepit dianggap sebagai tiang panjang (tidak kaku),
bila 𝛼𝐿 > 4
(2.a) Defleksi lateral tiang ujung bebas (Poulus dan Davis, 1980)

2,4 𝐻 1,6 𝐻 𝑒
𝑦0 = 3⁄ 2⁄ + 2⁄ 3⁄ (2-36)
(𝑛ℎ ) 5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) 5 (𝑛ℎ ) 5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) 5

Rotasi tiang :

1,6 𝐻 1,74 𝐻 𝑒
𝜃= 2 3 + 1⁄ 4⁄ (2-37)
(𝑛ℎ ) ⁄5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) ⁄5 (𝑛ℎ ) 5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) 5

(2.b) Defleksi lateral tiang ujung jepit :

0,93 𝐻
𝑦0 = 3 2⁄ (2-38)
(𝑛ℎ ) ⁄5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 ) 5

Untuk menghitung defleksi tiang dalam tanah granuler dengan menggunakan grafik
dapat dilakukan dengan menggunakan Gambar 2.94b
Tabel 2.1 Hubungan modulus subgrade (𝑘1 ) dengan kuat geser tak terdrainasi
(undrained) untuk lempung kaku overconsolidated Terzhagi, 1955)

Konsistensi Kaku Sangat kaku Keras


Kohesi undrained (𝑐𝑢 ) 100 - 200 200 – 400 >400
𝑘1
18 – 36 36 – 72 > 72
MN/𝑚3
𝑘1 direkomendasi
27 54 >108
MN/𝑚3

Kerapatan relatif Tak padat sedang padat


Interval nilai A 100 - 300 300 - 1000 1000 – 2000
Nilai A dipakai 200 600 1500
𝑛ℎ pasir kering/lembab
Terzaghi 𝑘𝑁/𝑚3 2425 7275 19400
𝑛ℎ pasir terendam air
Terzaghi
Reese et al.

Tabel ini untuk mencari nilai kh dan nh. Ketik lagi mas 2020-09-17

Anda mungkin juga menyukai