Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS DAYA DUKUNG LATERAL TIANG TUNGGAL

Pondasi Tiang Pancang


Pondasi dalam didefinisikan sebagai pondasi yang meneruskan beban bangunan ke
tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari permukaan, contohnya pondasi sumuran
dan pondasi tiang pancang/bor. Dikatakan pondasi dalam apabila perbandingan kedalaman
dan lebar pondasi yaitu D/B ≥ 4
Pondasi tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton
dan/ atau baja yang digunakan untuk mentransmisikan beban-beban permukaan ke tingkat-
tingkat permukaan yang lebih rendah dalam massa tanah (Bowles, 1981).
Pondasi tiang pancang digunakan apabila tanah pada kedalaman normal tidak
mempuyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup sehingga tidak mampu memikul
berat bangunan dan bebannya, atau apabila tanah keras yang mempunyai daya dukung yang
cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya terletak pada kedalaman yang sangat
dalam (Hardiyatmo, 2002).

Daya Dukung Tiang Pancang Akibat Beban Lateral


Dalam analisis gaya lateral, tiang dibedakan menurut model ikatannya dengan pelat
penutup tiang yaitu tiang ujung jepit (fixed end pile) dan tiang ujung bebas (free end pile).
Model ikatan tersebut sangat mempengaruhi kelakuan tiang dalam mendukung beban
lateral. McNulty (1956) mendefinisikan tiang ujung jepit (fixed end pile) sebagai tiang yang
ujung atasnya terjepit (tertanam) dalam pelat penutup kepala tiang paling sedikit sedalam 60
cm (24 inchi) dan sebaliknya tiang ujung bebas (free end pile) adalah tiang yang bagian
atasnya tidak terjepit atau terjepit ke dalam pelat penutup tetapi kurang dari 60 cm.
Sebelum menghitung kapasitas lateral tiang tunggal, terlebih dahulu menentukan
perilaku tiang tersebut, apakah berperilaku sebagai tiang pendek (rigid pile) ataukah tiang
panjang (elastic pile). Caranya dengan menentukan faktor kekakuan R dan T.
- Untuk tanah berupa lempung kaku terkonsolidasi berlebihan, modulus tanah dapat
dianggap konstan di seluruh kedalamannya.

- Sedangkan untuk tanah lempung terkonsolidasi normal dan tanah granuler, modulus
tanah dianggap tidak konstan/ bertambah secara linier dengan kedalamnnya.

dimana:
Ep = modulus elastis tiang (kN/m2) Ip = momen inersia tiang (m4)
nh = koefisien modulus variasi (kN/m3) Kh = modulus reaksi subgrade
(kN/m3) d = diameter tiang (m)

Metode Broms
Metode Broms (1964) dapat digunakan untuk menghitung tahanan maksimum akibat gaya
lateral baik rigid piles maupun long piles yang berada pada lapisan tanah homogen dan murni
berupa tanah kohesif atau granuler. Untuk tiang panjang dalam tanah granuler:
Dengan:

dimana:
Hu = daya dukung lateral tiang (kN)
My = Momen maksimum yang dapat ditahan tiang (kN.m)
γ = berat volume tanah (kN/m3) d = diameter tiang (m)
e = jarak dari titik beban horizontal ke permukaan tanah (m)
Kp = koefisien tekanan tanah pasif
f = jarak kedalaman titik dimana gaya geser sama dengan nol (m)

Gambar 1. Tahanan lateral ultimit pada tanah granuler untuk tiang panjang
Sumber: Hardiyatmo, 2008

Nilai Hu juga dapat diperoleh dengan menggunakan grafik.


Defleksi tiang :

dimana:
nh = koefisien reaksi subgrade (kN/m3) Ep = modulus elastis tiang (kN/m2)
Ip =momen inersia tiang (m4)
- Tiang pendek jika αL < 2,
defleksi tiang 𝑜:

- Tiang panjang jika αL < 4,


defleksi tiang :

dimana:
H = beban lateral (kN) L = panjang tiang (m)
nh = koefisien reaksi subgrade (kN/m3)
Ep = modulus elastis tiang (kN/m2)
Ip = momen inersia tiang (m4)
Metode Evans dan Duncan
Metode Evans dan Duncan (1982) mengkompilasi grafik-grafik dari beberapa analisis
program komputer metode p-y. Evans dan Duncan mendefinisikan karakteristik beban
lateral (Vc) dan karakteristik beban Momen (Mc) sebagai berikut :

dimana:
Vc = karakteristik beban geser
Mc = karakteristik beban momen
λ = parameter tak berdimensitegangaan tanah
E = modulus elastisitas tiang
fc' = kuat desak beton umut 28 hari
σr = tegangan referensi = 0,10 Mpa
R1 = rasio momen inersia
σp = tekanan pasif tanah
ε50 = regangan pada saat 50% kuat geser tanah termobilisasi
m,n = nilai-nilai eksponen

Gambar 2. Hubungan beban lateral terhadap deflkesi lateral untuk tiang ujung jepit pada
tanah tak berkohesi (granuler)
Sumber: Hardiyatmo, 2008

Metode Meyerhof
Meyerhof (1995) memberikan solusi untuk tiang kakau (rigid) dan tiang fleksibel pada
tanah pasir berdasarkan kekakuan relatif Kr untuk tanah pasir :

Jika maka termasuk dalam tiang pendek (kaku),

sehingga:

Jika maka termasuk dalam tiang pendek (kaku). Beban lateral dapat
dihitung dengan persamaan dengan mensubtitusikan panjang tiang efektif (Le) untuk L.
dimana:
γ = Berat volume tanah

D = diameter tiang (m)

L = Panjang Tiang Tertanam (m)


Kb = koefisien tekanan tanah lateral

= (kp – ka) . Sbu

Kp = tan2(45 + ϕ/2) Ka = tan2(45 - ϕ/2)

Sbu=faktor bentuk tiang pancang

Defleksi tiang:

dimana:
yo = defleksi tiang (mm)
I’yh= faktor pengaruh untuk Hu
Le = 2,3 kr0,2 L

Tabel 1. Faktor pengaruh untuk beban horizontal

L/D I’yh

10 3
25 4
50 4,8
100 5,1
Sumber : Meyerhof, Valsangkar, 1981.
BUKU BRAJA M DAS
Hal.546

Tumpukan yang bertumpuk


Sebuah tumpukan vertikal menahan beban lateral dengan memobilisasi tekanan pasif
di tanah sekitarnya. (lihat gambar 11.1c.) Tingkat penyebaran reaksi tanah bergantung pada
(a) kekakuan tumpukan, (b) kekakuan tanah, dan (c) ketepatan ujung-ujung tumpukan. Pada
umumnya, tumpukan yang berisi muatan dapat dibagi menjadi dua kategori utama: (1)
tumpukan yang pendek atau kaku dan (2) tumpukan yang panjang atau elastis. Gambar
11.29a dan 11.29b menunjukkan sifat dari variasi tumpukan deflection dan distribusi saat dan
shear kekuatan di sepanjang panjang tumpukan ketika tumpukan itu dipotong-potong untuk
lateral loading. Kita selanjutnya merangkum solusi terkini untuk tumpukan yang dimuat
secara bercabang.

Solusi elastis
Metode umum untuk menentukan saat dan lenyapnya tumpukan vertikal yang
tertanam dalam tanah granular dan diletakkannya ke samping lalu ke permukaan tanah
diberikan oleh Matlock dan Reese (1960). Perhatikan tumpukan panjang L yang ditundukkan
ke Q lateral, dan beberapa saat M, di permukaan tanah (z =0), sebagaimana terlihat pada
gambar 11,30a. Gambar 11.30b menunjukkan bentuk tubrukan secara umum dari tumpukan
dan perlawanan tanah yang disebabkan oleh beban yang diterapkan dan saat ini. Menurut
model Winkler yang lebih sederhana, sebuah medium yang elastis (dalam kasus ini) dapat
diganti dengan serangkaian mata air elastis yang sangat rapat dan tidak terbatas. Berdasarkan
asumsi ini,

Gambar 11.29 sifat dari variasi tumpukan defleksi, momen, dan gaya geser untuk a)
tumpukan yang kaku dan (b) tumpukan yang elastis
Gambar 11,30 (a) tumpukan yang memuati dinding; (b) penyangga tanah di atas tumpukan
yang disebabkan oleh muatan lateral; (c) tanda konvensi untuk perpindahan, lereng, momen,
pergeseran, dan reaksi tanah

Di mana
K = modulus reaksi subgrade
p' = tekanan di tanah
X = defleksi

Modulus subgrade untuk tanah granular pada kedalaman z didefinisikan sebagai

k, = nhz
dimana nh = konstan dari reaksi subkelas horisontal.

Mengacu pada gambar 11.30b dan menggunakan teori tentang balok pada fondasi yang
elastis, kita dapat menulis

Dimana
E, = modulus elastisitas dalam material tumpukan
lp = saat inersia dari bagian tumpukan

berdasarkan model Winkler

negatif karena reaksi tanah berlawanan arah dengan penangkis tumpukan.


kombinasi dari kedua rumus di atas adalah

Dan dapat di jabarkan sebagai berikut


Tumpukan defleksi pada kedalaman apapun [xz(z)]

Lereng tumpukan pada kedalaman apapun [θ(z)]

Gundukan pada kedalaman apapun [Mz(z)]

Kekuatan geser pada tumpukan di kedalaman apapun

Reaksi tanah pada kedalaman apapun

Dimana :

adalah koefisien
T = karakteristik panjang sistem tumpukan tanah

Ketika L ≥5T, tumpukan dianggap menjadi tumpukan panjang. Untuk L ≤ 2T,


tumpukan dianggap menjadi tumpukan kaku. Tabel 11,13 memberikan nilai koefisien untuk
bawasitas yang panjang (L/T >5) dalam Eqs. (11,75) sampai (11,79). Perhatikan bahwa, di
kolom pertama dari meja,
Adalah kedalaman nondimensional.
Konvensi tanda positif untuk x(z), 8.(z). M.(z), V(z), dan p2(z) yang diasumsikan
dalam derivasi di tabel 11,13 diperlihatkan dalam gambar 11,30c. Gambar 11.31
memperlihatkan variasi A. / B. , A dan B untuk berbagai nilai L/T =Z itu menunjukkan
bahwa, ketika L/T lebih besar dari sekitar 5, koefisien tidak berubah, yang berlaku untuk
tumpukan panjang saja.
Menghitung panjang karakteristik T untuk tumpukan membutuhkan mengasumsikan
nilai yang tepat dari n.. Tabel 11,14 memberikan beberapa nilai perwakilan.
Solusi yang elastis seperti yang diberikan dalam Eqs. 11,75 hingga 11,79 untuk bait-
baur yang ditanam di tanah yang kohesif dikembangkan oleh Davisson dan Gill (1963).
Keseimbangannya adalah
Dimana A’x’Bx’A’m adalah koefisien

Nilai koefisien A' dan B' diberikan dalam gambar 11,32. Perhatikan bahwa
Penggunaan Eqs. (11,82) dan (11,83) perlu mengetahui ukuran panjang yang khas, R. ini
dapat dihitung dari Eq. (11,84), asal tahu bahwa reaksi subkelas yang koefisien. Untuk sands,
koefisien reaksi kelas bawah diberikan oleh Eq. (11,71), yang menunjukkan variasi linear
dengan kedalaman. Akan tetapi, dalam tanah yang kohesif, reaksi subgrade ini dapat
dianggap konstan dengan kedalaman. Vesic (1961) mengusulkan persamaan berikut untuk
memperkirakan nilai k:
Ini, E, modulus elastisitas tanah Lebar D - tumpukan (atau diameter) H, = perbandingan
racun untuk tanah

Analisa beban akhir: metode Broms


Untuk tumpukan yang dimuat secara laterally, Broms (1965) mengembangkan solusi yang
disederhanakan berdasarkan asumsi (a) kerusakan pada tanah, yang terjadi untuk penimbunan
pendek, dan (b) pengbalikkan tumpukan, yang diatur oleh plastik hasil resistensi pada bagian
tumpukan, yang dapat diterapkan pada tumpukan yang panjang. Solusi Broms untuk
menghitung daya tahan beban tertinggi, Qe, untuk tumpukan pendek diberikan dalam angka
11,33a. Solusi serupa untuk bawasir yang tertanam di tanah kohesif diperlihatkan dalam
Figure 11,33b. Dalam gambar 11.33a, perhatikan itu

Kp = Rankine pasif tekanan bumi koefisien

Cu = kohesi

Dimana :
FS = faktor keamanan (2)
qu = kekuatan kompres yang tak terbatas

MY = SFY
Dimana :
S = Bagian modulus dari bagian tumpukan
FY = kekuatan pada bagian tumpukan

Gambar 11.3 Broms untuk mengatasi pertahanan lateral utama dari tumpukan pendek (a)
dalam pasir dan (b) dalam tanah liat
Dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, kedua kasus (yaitu: i.e. ,
bilangan 11,33 dan bilangan 11,34) hendaknya diperiksa Penimbunan kepala pilar, xz (z =0),
di bawah kondisi beban kerja dapat diperkirakan dari angka 11,35. Pada gambar 11.35a,
istilah n dapat dinyatakan sebagai berikut

Kisaran n, karena tanah granula diberikan dalam tabel 11,14. Demikian pula. Pada gambar
1135b, yaitu untuk tanah liat, istilah K adalah modulus tanah horisontal dan dapat
didefinisikan sebagai

Juga β bisa didefenisikan sebagai berikut

Gambar 11,34 Broms's solusi untuk resistensi lateral utama berupa tumpukan panjang (a) di
pasir (b) dalam tanah liat
Gambar 11.35 Broms untuk memperkirakan penyimpangan kepala pilar (a) di pasir dan (b)
dalam tanah liat
Gambar 11.36 (a) tumpukan dengan muatan lateral di permukaan tanah; (b) variasi hasil
tekanan tanah bersih dengan koefisien K

Analisa beban utama: metode Meyerhof


Pada tahun 1995, Meyerhof menawarkan solusi bagi tumpukan yang berat dan kaku.
(lihat gambar 11.36a.) Menurut metode Meverhof, sebuah tumpukan dapat dipertahankan
sebagai fleksibel jika

Kr = tumpukan yang relatif kaku


Dimana
Es = Rata – rata modulus tanah horizontal elastis

Tumpukan dalam pasir untuk tumpukan pendek (kaku) di pasir, tumpukan hambatan beban
utama sebagai

Dimana
γ = berat unit tanah Tekanan tanah bersih
Kbr = hasil tekanan koefisien (gambar 1136b)
Pl = tekanan batas pdiperoleh dari tes pressuremeter (lihat bab 2)

Tekanan batas dapat di berikan sebagai berikut

Dimana:
Nq = faktor kapasitas bawaan (lihat tabel 3.3)
Pa = tekanan atmosfer (-100 kN/m atau 2000 1b/ft)
Saat maksimum di tumpukan karena beban lateral. Qu(g), adalah
Gambar 11,37 variasi K

Untuk tumpukan pasir yang panjang (fleksibel), muatan lateral utama, Qte), dapat
diperkirakan dari Eq. (11,95) dengan menggantikan L, untuk L, di mana

Saat maksimum dalam tumpukan fleksibel karena Q beban kerja, diterapkan di permukaan
tanah.

Bawasir pada tanah liat, yakni pada permukaan tanah untuk tumpukan yang pendek (kaku)
pada tanah liat dapat dijadikan sebagai

Dimana :
Nq = tekanan tekanan dari tes pressuremeter
Pa = net pressure coefisien (lihat gambar 11.37)
Lempung yang talah tercukur adalah

Momen pengendalian maksimum dalam tumpukan (Qu(g)) adalah


Untuk tumpukan yang panjang (lexible), Eq. (11,101) dapat digunakan untuk memperkirakan
Qe) dengan mengganti Le diganti menjadi L, dimana

Saat maksimum dalam tumpukan fleksibel karena Qg beban kerja, diterapkan di permukaan
tanah

contoh
Pertimbangkan tumpukan baja H-pile (HP 250 x 85) sepanjang 25 m, yang
sepenuhnya terbenam dalam tanah granula. Asumsikan bahwa nh = 12.000 kN/m3.
Perpindahan yang diperbolehkan di bagian atas tumpukan adalah 8 mm. Menentukan beban
lateral yang ringan. Qg Biarkan Mg =0. Gunakan larutan elastis.

Penyelesaian
Dari tabel 11.1a untuk tumpukan HP 250 x 85

Disini, L/T = 25/1.16 = 21.55 >5, jadi tumpukan yang panjang. Karena Mg = 0

Dan selanjutnya
Besarnya Qg ini, didasarkan pada kondisi perpindahan yang terbatas namun, besarnya
Qg berdasarkan kapasitas momen tumpukan juga perlu ditentukan. Bagi Mg = 0, Eq (11,77)
menjadi

Menurut tabel 11,13, nilai maxinum dari Am pada kedalaman apa pun adalah 0,772 waktu
maksimum yang dapat dibawa tumpukan tersebut

contoh

Selesaikan contoh 11,7 dengan metode Broms. Anggaplah bahwa tumpukan itu lentuk dan
tidak kaku. Biarkan tekanan hasil dari bahan tumpukan, FY =248 MN/m2, Berat unit tanah,
γ =18 kN/m3; Dan sudut gesekan tanah ϕ’ =350

Penyelesaian
Dari gambar 11.34a, untuk MY/D4YKP = 868.8 besarnyan Qu(g)/ KPD4Y ( untuk gundukan kepala
bebas dengan e/D = 0) adalah sekitar 140, jadi

Selanjutnya, pemerikasaan bagian kepala tumpukan

Anda mungkin juga menyukai