Anda di halaman 1dari 27

Model Perencanaan

Transportasi Empat Tahap


Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang
telah berkembang sampai saat ini yang paling populer adalah
“ Model Perencanaan Transportasi Empat
Tahap”. Model perencanaan ini merupakan gabungan dari
beberapa sub model yang masing-masing harus dilakukan
secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model tersebut
adalah:
• Aksesibilitas
• Bangkitan dan tarikan pergerakan
• Sebaran pergerakan
• Pemilihan moda
• Pemilihan rute
• Arus Lalu lintas dinamis
Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap
Aksesibilitas
• Aksesibilitas adalah : suatu ukuran kenyamanan
atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna
lahan berintraksi satu sama lain dan
mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai
melalui sistem jaringantransportasi (Black,1981).
• Mobilitas adalah : suatu ukuran kemampuan
seseorang untuk bergerak yang biasanya
dinyatakan dari kemampuan membayar biaya
transportasi.
BANGKITAN PERJALANAN
( TRIP GENERATION )
Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan
pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang
berasal dari suatu zona atau tata guna lahan atau jumlah
pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona
(Tamin, 1997).
Terdapat dua pembangkit pergerakan, yaitu :
1. Trip Production adalah jumlah perjalanan yang
dihasilkan suatu zona
2. Trip Attraction adalah jumlah perjalanan yang ditarik
oleh suatu zona
Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalulintas
berupa jumlah kendaraan, orang, atau barang per satuan waktu,
misalnya:kend/jam.
Secara diagram dapat disajikan sebagai berikut :

i j

Trip Production Trip Attraction


• Bangkitan pergerakan didefenisikan sebagai
pergerakan yang dibangkitkan dari suatu tempat
(zona asal) dan menuju ke tempat lain (zona tujuan).
Zona asal (origin zone) adalah zona asal dari mana
perjalanan dimulai. Zona tujuan (destination zone)
adalah kemana tujuan perjalanan berakhir.
Dalam tahap bangkitan perjalanan yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Jenis tata guna lahan
Jenis tata guna lahan yang berbeda
(pemukiman, pendidikan, komersial dan lainnya)
akan mempunyai karakteristik bangkitan
perjalanan yang berbeda pula, yaitu antara lain :
– Jumlah arus lalulintas
– Jenis lalulintas (pejalan kaki, truck atau lainnya)
– Lalulintas pada waktu tertentu (kantor menghasilkan
perjalanan pada pagi dan sore hari, sedangkan
pertokoan menghasilkan perjalanan/lalu lintas
disepanjang hari, dan lainnya).
2. Intensitas aktivitas Tata Guna Lahan
2.Intensitas aktivitas Tata Guna Lahan
Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah
kepadatannya. Lihat tabel di bawah:
Walaupun arus lalulintas terbesar yang dibangkitkan berasal
dari daerah pemukiman luar kota, bangkitan lalu lintasnya
terkecil karena intensitas aktivitasnya (dihitung dari tingkat
kepadatan pemukiman) paling rendah.
Definisi Dasar
• Perjalanan adalah pergerakan satu arah dari zona asal ke
zona tujuan, termasuk pergerakan berjalan kaki.
• Pergerakan berbasis rumah. Pergerakan yang salah satu
atau kedua zona pergerakan tersebut adalah rumah
• Pergerakan berbasis bukan rumah. Pergerakan yang
baik asal maupun tujuan pergerakan bukan rumah
• Bangkitan pergerakan
digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang
mempunyai tempat asal dan/ tujuan adalah rumah atau
pergerakan yang dibangkitkan oleh pergerakan berbasis
bukan rumah.
• Tarikan pergerakan
digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang
mempunyai tempat asal dan/tujuan bukan rumah atau
pergerakan yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan
rumah
Bangkitan dan tarikan pergerakan
Perjalanan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Home base trip, pergerakan yang berbasis
rumah. Artinya perjalanan yang dilakukan
berasal dan rumah dan kembali ke rumah.
2. Non home base trip, pergerakan berbasis
bukan rumah. Artinya perjalanan yang asal
dan tujuannya bukan rumah.
Perjalanan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. Berdasarkan tujuan perjalanan, perjalanan dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bagian sesuai dengan tujuan perjalanan tersebut yaitu:
• Perjalanan ke tempat kerja
• Perjalanan dengan tujuan pendidikan
• Perjalanan ke pertokoan / belanja
• Perjalanan untuk kepentingan sosial dan rekreasi
2. Berdasarkan waktu perjalanan biasanya dikelompokkan menjadi
perjalanan pada jam sibuk dan jam tidak. Perjalanan pada jam
sibuk pagi hari merupakan perjalanan utama yang harus
dilakukan setiap hari (untuk bekerja dan pendidikan).
3. Berdasarkan jenis orang, pengelompokan perjalanan individu
yang dipengaruhi oleh tingkat sosial-ekonomi, seperti:
• Tingkat pendapatan
• Tingkat pemilikan kendaraan
• Ukuran dan struktur rumah tangga
Faktor yang mempengaruhi:
Dalam pemodelan bangkitan pergerakan, hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
1. Bangkitan pergerakan untuk manusia. Faktor berikut
dipertimbangkan pada beberapa kajian yang telah dilakukan:
• Pendapatan
• Pemilikan kendaraan
• Struktur rumah tangga
• Ukuran rumah tangga
• Nilai lahan
• Kepadatan daerah pemukiman
• Aksesibilitas
Empat faktor pertama (pendapatan, pemilikan kendaraan,
struktur dan ukuran rumah tangga) telah digunakan pada
beberapa kajian bangkitan pergerakan,
2. Tarikan pergerakan untuk manusia
Faktor yang paling sering digunakan adalah:
• Luas lantai untuk kegiatan industri, komersial,
perkantoran, pertokoan, dan pelayanan lainnya.
• Lapangan kerja
• Ukuran aksesibilitas
3. Bangkitan dan tarikan pergerakan untuk
barang.
Faktor yang mempengaruhi:
Jumlah lapangan kerja, jumlah tempat pemasaran, luas atap
industri tersebut, dan total seluruh daerah yang ada
Tabel berikut merupakan klasifikasi dan intensitas penggunaan tata guna
lahan dalam perencanaan transportasi :

Klasifikasi Tata Guna Intensitas/ukuran


Lahan
Daerah Pemukiman Penduduk, kepadatan, pendapatan, pemilikan
kendaraan, ukuran keluarga, jumlah tempat
tinggal.
Daerah Industri Jumlah pegawai, ukuran luas (hektar), fasilitas
pengiriman barang.
Daerah Perdagangan Pekerja, luas lantai (hektar), kapasitas parkir.
(grosir atau eceran),
pertokoan

Jasa (kesehatan, Ukuran luas (hektar), pengunjung, kapasitas


pendidikan) pekerja

Daerah Budaya (hiburan, Ukuran luas (hektar), pengunjung, kapasitas.


tempat rekreasi)

Daerah Produksi Bahan- Ukuran luas (hektar), pekerja, fasilitas


Bahan Pokok (pertanian, pengiriman barang.
pertambangan)
Metode Analisis Bangkitan Perjalanan
(Trip Generation)
Secara umum terdapat tiga metode untuk
menganalisis bangkitan perjalanan yaitu:
1. Metode faktor pertumbuhan
2. Analisis regresi linear
3. Analisis kategori
Model Fakor Pertumbuhan

Ti = Fi.ti
dimana:
Ti = perg pada masa mendatang
ti = perg pada masa sekarang
F = faktor pertumbuhan

Contoh: Pertimbangkan suatu zona dengan 250 rumah tangga


bermobil dan 250 rumah tangga tanpa mobil. Asumsikan
rata-rata tingkat bangkitan pergerakan untuk setiap
kelompok:
- rumah tangga bermobil menghasilkan : 6,0 perg/hari
- rumah tangga tanpa mobil menghasilkan : 2,5 perg/hari
Model Regresi

• Tujuannya adalah untuk menghasilkan hubungan


yang mengkaitkan tata guna lahan dengan jumlah
perjalanan baik yang memasuki maupun yang
meninggalkan zona.
• Analisa regresi linier adalah suatu teknik yang
dapat digunakan untuk menghasilkan hubungan
dalam bentuk numerik dan untuk melihat
bagaimana dua (simple regresi) atau lebih
(multiple regresi) variabel yang saling berkait.
Regresi linier
Apabila kita akan meramalkan variabel y dari variabel x , maka
dapat menggunakan rumus regresi linier :

y = a + b x
Analisa multiple Linier Regression

dimana :
y = variabel yang tidak berdiri sendiri (jumlah
perjalanan per rumah tangga atau zona
x1 sampai xn = variabel yang berdiri sendiri yang
mempengaruhi perjalanan per rumah tangga
b1 sampai bn= koefisien regresi
a = konstanta regresi
Koefisien korelasi.

Salah satu cara untuk melakukan analisa hubungan antara dua


set data yaitu sebagai langkah untuk menguji tingkat kedekatan
hubungan antara variabel-variabel yang dapat menimbulkan
bangkitan perjalanan yaitu apa yang disebut dengan koefisien
korelasi
Rumus untuk koefisien korelasi yaitu:

  x y

  x .y − 
n 
 
r =

 ( x ) 2

 y 2 − ( y )2 
 x 2

n   n 
 
Contoh
Jika x = ukuran rumah tangga dan y = jumlah perjalanan per hari.

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh :


x = 15 x 2
= 55 x y = 238

y = 65 y 2
= 1033 n = 5

x = 3 y = 13
Dengan menggunakan rumus koefisien korelasi :

r = 0,99 ini menunjukkan hubungan


positif yang sangat kuat

sehingga diperoleh

15 x 65
238 −
b = 5 b = 4,3
55 −
(15 )
2

a = y - b x
a = 13 - 4,3 . 3 = 0,1

Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linier y = 0,1 + 4,3 x


Analisa Kategori
Metode ini dikembangkan pertama kali oleh The
Puget Sound Transportation Study (1964), model
ini sering dipakai untuk mendapatkan bangkitan
perjalanan untuk daerah pemukiman tetapi juga
dapat dipakai untuk aplikasi lain.
Konsep dasarnya sederhana dimana variabel yang
biasa dipakai :
• Ukuran keluarga (jumlah orang)
• Pemilikan kendaraan.
• Pendapatan keluarga.
Rumus
27
Pi =  Pc H c (i )
i
dimana :
Pi = Perkiraan jumlah perjalanan yang
dihasilkan zona i
Pc = Rata-rata bangkitan perjalanan per
keluarga dalam kategori.
Hc(i) = Jumlah keluarga dengan kategori
c yang berlokasi di zona i
Contoh sederhana
Diasumsikan 3 peubah yang diperkirakan
mempengaruhi besarnya pergerakan:
• 3 katagori pemilikan kend (0, 1, 2+ )
• 3 katagori pendapatan [rendah (0-100.000) Rp/bln);
menengah (100.000-200.000 Rp/bln); tinggi
(˃200.000 Rp/bln)]
• 2 katagori ukuran rumah tangga (1-3 orang; 4+ orang)
Secara keseluruhan ketiga peubah dengan statifikasinya
3 x 3 x 2 = 18 katagori
Data untuk analisis katagori dan jumlah rumah tangga
dengan katagorinya diberikan pada tabel dibawah ini:
Dengan menggunakan tabel diatas perkiraan
total bangkitan pergerakan untuk zona
tersebut =
(50x3,4)+(20x3,7)+(10x4,9)+(50x5,2)+(50X6,9)
+(100X8,3)+(40X10,0)+(100X11,8)+(150X12,9)
= 5.243 pergerakan.

Anda mungkin juga menyukai