Anda di halaman 1dari 13

TRIP GENERATION

DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI

DISUSUN OLEH

1. EZARNISA AFLAZHARI HARFINDA D. (21010120130122)

2. KATON SURYO NUGROHO (21010120140067)

3. TSABITAH OKTAVIA ADIASSARI (21010120140066)

4. ANGGITA DWI WARDANI (21010120140223)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL 2020

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Trip
Generation” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Amelia Kusuma Indriastuti, S.T., M.T. selaku dosen pada mata kuliah
Dasar - Dasar Rekayasa Transportasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Trip Generation bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Amelia Kusuma Indriastuti,


S.T., M.T., dosen mata kuliah Dasar-dasar Rekayasa Transportasi yang telah
memberikan tugas ini dan membimbing kami sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung serta
membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik
demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


berguna dan bemanfaat untuk kita semua.

Semarang, 27 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN....................................................................................................6
BAB III............................................................................................................... 11
PENUTUP........................................................................................................... 11
Kesimpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kota - kota besar besar di Indonesia saat ini sedang dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, serta mempunyai sifat-sifat
kekotaan yang kuat. Sifat kekotaan ditunjukkan oleh potensi
kependudukan, baik kuantitatif dalam arti, kepadatan dan pertumbuhan
yang tinggi, maupun kualitatif dalam komposisi ketenagakerjaan dan
pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan kota yang demikian pesat
akan menuntut masyarakatnya untuk melakukan interaksi dengan banyak
pihak dan banyak tempat. Hal tersebut akan meningkatkan jumlah
pergerakan.
Pergerakan atau bergerak adalah perpindahan dari suatu zona asal
munuju zona tujuan baik menggunakan moda pribadi maupun moda
umum dengan jarak yang dekat ataupun jauh. Pergerakan merupakan
sebuah kebutuhan inti dari manusia dimana semakin tinggi aktivitas yang
dilakukan manusia maka semakin tinggi pula kebutuhan akan pergerakan
dalam hal ini berbanding lurus dengan kebutuhan akan sistem jaringan
transportasi yang tersedia dan kapasitas jaringan transportasi. Sistem
tersebut akan menghubungkan dan mengikat satu kota dengan kota yang
lain menjadi satu kesatuan wilayah. Pergerakan yang semakin meningkat
tanpa diikuti peningkatan sistem pengaturan jalan, dapat mengakibatkan
permasalahan transportasi yang semakin kompleks.
Kemacetan, keterlambatan, polusi suara dan udara adalah beberapa
masalah yang timbul. Salah satu usaha untuk dapat mengatasinya yaitu
dengan memahami pola pergerakan yang akan terjadi, baik pada masa
sekarang maupun di masa yang akan mendatang. Pola pergerakan dalam
sistem transportasi sering dijelaskan dalam bentuk arus pergerakan. Dalam
perencanaannya, model yang sering digunakan adalah model empat tahap

4
yakni Bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation), Distribusi 2
pergerakan lalu lintas (Trip Distribution), Pemilihan moda (Modal Choice
atau Modal Split), Pembebanan lalu lintas (Trip Assignment). Dimana
salah satu tahap dalam model tersebut adalah distribusi pergerakan (trip
distribution) yang direpresentasikan dalam bentuk Matrik Asal Tujuan
(MAT).

B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah
tersebut antaralain:
1. Apa pengertian trip generation?
2. Apa saja jenis-jenis trip generation berdasarkan zonanya?
3. Apa tujuan dari trip generation?
4. Apa saja yang dapat mempengaruhi Trip Generation?
5. Apa yang dimaksud dengan metode analisis regresi linear berganda
(Multiple Linear Regression Analysis) dalam Trip Generation?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut
1. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan
pembacanya mengenai Trip Generation baik pengertian, jenis -
jenis dan tujuan dari Trip Generation itu sendiri.
2. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan
pembacanya untuk mengetahui lebih jauh apa saja yang dapat
mempengaruhi Trip Generation serta mengetahui metode analisis
regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis)
dalam Trip Generation.

5
6
BAB II
PEMBAHASAN

Trip generation atau bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang


memperkirakan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau
zona (Tamin, 1997). Bangkitan pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah
perjalanan yang terjadi dalam satuan waktu pada zona tata guna lahan (Hobbs,
1995).
Bangkitan pergerakan adalah suatu proses analisis yang menetapkan atau
menghasilkan hubungan antara aktivitas kota dengan pergerakan (Tamin,1997)
perjalanan dibagi menjadi 2 yaitu :

a) Home base trip, pergerakan yang berbasis rumah. Artinya perjalanan


yang dilakukan berasal dari rumah dan kembali ke rumah.

b) Non home base trip, pergerakan berbasis bukan rumah. Artinya


perjalanan yang asal dan tujuannya bukan rumah.

Pernyataan di atas menyatakan bahwa ada dua jenis zona yaitu zona yang
menghasilkan pergerakan (trip production) dan zona yang menarik suatu
pergerakan (trip attraction). Definisi trip attraction dan trip production adalah :

a) Trip Production adalah jumlah perjalanan yang dihasilkan oleh suatu


zona.
b) Trip Attraction adalah jumlah perjalanan yang ditarik oleh suatu zona.

Gambar 1.1 Trip Production dan Trip Attraction

7
Trip attraction digunakan untuk menyatakan suatu pergerakan berbasis
rumah yang mempunyai tempat asal dan/atau tujuan bukan rumah atau pergerakan
yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah (Tamin, 1997), seperti terlihat
pada gambar berikut ini

Gambar 1.2 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Trip Generation dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu jenis tata guna lahan
dan Intensitas tata guna lahan . Jenis tata guna lahan memiliki pengaruh yang
berbeda pada:

1. Jumlah pergerakan yang bangkit/tertarik


2. Jenis lalu lintas yang bangkit/tertarik
3. Waktu terjadinya bangkitan/tarikan pergerakan

8
Berikut adalah contoh perbedaan bangkitan dan tarikan akibat perbedaan jenis
TGL (Tata Guna Lahan)

a. Perbedaan jumlah pergerakan


jumlah pergerakan = f (parameter sosial-ekonomi)

TGL Rata - rata pergerakan per Jumlah kajian


100m2

Pasar Swalayan 136 3

Restoran Siap Saji 595 6

Kantor 13 22

Rumah Sakit 18 12

Daerah Industri 5 98

Sumber : Black (1978)

b. Perbedaan jenis pergerakan


jenis pergerakan = f (parameter sosial-ekonomi)

TGL Jenis Kendaraan

Pasar Swalayan Mobil penumpang, Sepeda motor

Restoran Siap Saji Mobil penumpang, Sepeda motor

Kantor Mobil penumpang, Sepeda motor

Daerah Wisata Mobil penumpang, Sepeda motor, Bus

Daerah Industri Truk

9
c. Perbedaan waktu terjadinya pergerakan

TGL Waktu terjadinya pergerakan

Pasar Swalayan Jam operasional pasar swalayan (misal : 09.00-


21.00)

Restoran Siap Saji Jam operasional restoran siap saji (misal : 09.00-
21.00)

Kantor Jam operasional kantor (misal : 08.00 -16.00)

Daerah Wisata Jam operasional daerah wisata (misal : 09.00-21.00)

Sekolah Jam operasional sekolah (misal : 07.00 - 13.00

d. Intensitas (kepadatan) TGL yang berbeda berpengaruh pada jumlah


bangkitan/tarikan pergerakan. Semakin tinggi tingkat penggunaan lahan,
semakin tinggi pergerakan yang terjadi Contoh:

Kepadatan
Pergerakan Bangkitan
Jenis Perumahan Pemukiman
per hari pergerakan per ha
(keluarga/ha)

Pemukiman di 15 10 150
wilayah rural

Pemukiman di 45 7 315
wilayah
suburban

Unit rumah di 80 5 400


wilayah urban

Flat tinggi di 100 5 500

10
CBD

Dalam pemodelan bangkitan pergerakan, metode analisis regresi


linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yang paling sering
digunakan baik dengan data zona (agregat) dan tata rumah tangga atau
individu (tidak agregat). Metode analisis regresi linear berganda
digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam bentuk numerik dan
untuk melihat bagaimana variabel saling berkait (Aziz dan Asrul, 2014).

Ada beberapa asumsi statistik harus dipertimbangkan dalam


menggunakan metode analisis regresi linear berganda, sebagai berikut :

a. Variabel terikat (Y) merupakan variabel terikat → Bangkitan


pergerakan dari suatu wilayah (Oi ) atau tarikan pergerakan menuju
suatu wilayah (Dj )
b. Variabel bebas (X) merupakan variabel bebas → variabel sosial
ekonomi yang berpengaruh pada bangkitan dan tarikan pergerakan,
mis: jumlah penduduk, PDRB, luas wilayah, dll.
y = a1x1 + a2x2 + … + b
c. Variabel, terutama variabel bebas adalah tetap atau telah diukur tanpa
galat
d. Tidak ada korelasi antara variabel bebas.
e. Variansi dari variabel terikat terhadap garis regresi adalah sama untuk
nilai semua variabel terikat.
f. Nilai variabel terikat harus tersebar normal atau mendekati normal.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Bangkitan pergerakan adalah suatu proses analisis yang menetapkan atau


menghasilkan hubungan antara aktivitas kota dengan pergerakan perjalanan dibagi
menjadi 2 yaitu :

a) Home base trip, pergerakan yang berbasis rumah.

b) Non home base trip, pergerakan berbasis bukan rumah.

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa ada dua jenis zona untuk Trip
Generation yaitu zona yang menghasilkan pergerakan (trip production) dan zona
yang menarik suatu pergerakan (trip attraction).

12
DAFTAR PUSTAKA

Azis, Rudi., Asrul. 2014. Pengantar Sistem Perencanaan Transportasi.


Yogyakarta: Deepublish.

Hobbs, F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Penerbit Gadjah Mada
University Press.

Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Teknik Sipil


Institut Teknologi Bandung.

13

Anda mungkin juga menyukai