PERENCANAAN TRANSPORTASI
DOSEN PENGAMPUH :
PITIH ANILAWATI
(173410507)
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pengenalan Internet Secara Efektif Kepada Masyarakat Desa” dengan baik tanpa
ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Dengan karya ini saya berharap masyarakat bisa mengetahui tentang Bangkitan,
Sebaran, Pemilihan Moda, Pemilihan rute. Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah
ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk
masyarakat luas.
PITIH ANILAWATI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................6
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT......................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI.................................................................................................................................7
2.1 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................9
3.1 Bangkitan...................................................................................................................................9
3.1.1 Model Bangkitan Pergerakan.........................................................................................12
3.2 Sebaran.....................................................................................................................................13
3.2.1 Model Sebaran Pergerakan.............................................................................................13
3.3 Pemilihan Moda.......................................................................................................................18
3.4 Pemilihan Rute.........................................................................................................................21
3.4.1 Model Pemilihan Rute.....................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................................24
A. KESIMPULAN............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat adanya
aktifitas ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya. Dalam kerangka makro ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian baik di tingkat nasional, regional
maupun lokal, untuk wilayah perkotaan maupun pedesaan. Mobilitas manusia telah
dilaksanakan sejak jaman dahulu kala untuk berbagai tujuan. Semakin banyaknya mobilitas
yang dilakukan oleh manusia maka akan semakin meningkat pula kebutuhan akan saranan
transportasi. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan saranan transportasi maka akan
terjadi berbagai masalah seperti kemacetan lalu lintas. Untuk mengatasi hal tersebut maka
diperlukan perencanaan transportasi yang baik pada suatu tata guna lahan.
LANDASAN TEORI
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Tamin & Soegondo (1997), menyatakan pergerakan arus manusia,
kendaraan dan barang akan mengakibatkan berbagai macam interaksi.Akan terdapat interaksi
antara kota sebagai pasar dengan daerah industri, kota sebagai konsumen hasil pertanian
dengan daerah pertanian, kota dengan daerah pariwisata dan antara pabrik dengan lokasi
bahan mentah dan pasar. Semua interaksi yang terjadi memerlukan perjalanan, dan oleh
sebab itu akan menghasilkan pergerakan arus.
Pada tahun 1954, Urban Traffic; A Function of Land Use yang ditulis oleh Mitchell
and Rapkin melakukan kajian lalulintas di kota Detroit. Dengan menggunakan empat peubah
bebas untuk menghitung bangkitan pergerakan (80-90% pergerakan di negara barat adalah
berbasis rumah), yaitu pemilikan kendaraan, kepadatan permukiman, jarak daerah ke pusat
kota, dan pendapatan. Ternyata peubah bebas jumlah mobil per rumah tangga, pendapatan
dan jarak dari pusat kota berkolerasi positif terhadap bangkitan pergerakan. Sebaliknya
peubah bebas kepadatan rumah tangga (jumlah rumah tangga per satuan zona) berkorelasi
negatif; artinya semakin padat daerah tersebut semakin rendah bangkitan pergerakannya.
Akan tetapi analisis regresi linier berganda ini digunakan di kota Washington dengan peubah
bebas sosio-ekonomi dan tata guna lahan yang sama dengan kota Detroit, akan dihasilkan
model yang berbeda. Dari kajian kedua di atas membuktikan meskipun peubah bebas sosio-
ekonomi dan tata guna lahannya sama, perilaku bangkitan kedua kota berbeda karena
memiliki ciri yang berbeda.
Model 4 (empat) tahap ini didasarkan pada pelaku perjalanan akan melakukan
beberapa rangkaian keputusan atau pertimbangan, antara lain keputusan untuk melakukan
perjalanan, keputusan untuk memilih tujuan, keputusan untuk memilih moda, keputusan
untuk memilih rute. Model distribusi perjalanan merupakan bagian perencanaan transportasi
yang berhubungan dengan sejumlah asal perjalanan yang ada pada setiap zona dari wilayah
yang diamati dengan sejumlah tujuan perjalanan yang beralokasi dalam zona lain dalam
wilayah tersebut. Distribusi pergerakan dapat direpresentasikan dalam bentuk Matriks Asal
Tujuan, MAT (origin-destination matrix/O-D matrix) atau garis keinginan (desire line).
Menurut Black (1985) dalam keadaan tertentu model ini bisa digunakan tanpa berurutan yang
disebabkan oleh kurangnya kuantitas dan kualitas data yang ada, terbatasnya waktu dan dana
studi serta apa tujuan dari kajian tersebut (Miro, 2002).
PEMBAHASAN
3.1 Bangkitan
Perjalanan akan menimbulkan pergerakan dan akan membentuk pola perjalanan
dengan bangkitan perjalanan yang berbeda-beda pada kawasan tertentu. Black (1981)
membagi maksud perjalanan dalam dua kategori. Pertama adalah perjalanan berbasis
residensial, merupakan pergerakan yang salah satu atau kedua zona (asal dan atau tujuan)
dari pergerakan tersebut adalah rumah. Kedua adalah perjalanan berbasis non-resindensial,
merupakan pergerakan yang baik awal maupun tujuan pergerakan tersebut adalah bukan
rumah atau yang tidak bersangkut paut dengan rumah. Faktor dalam bangkitan pergerakan
meliputi bangkitan dan tarikan pergerakan untuk manusia, dan bangkitan dan tarikan
pergerakan untuk barang. Dalam Tamin (1997) menyatakan bahwa bangkitan pergerakan
manusia dapat dipengaruhi oleh pendapatan, kepemilikan kendaraan, struktur rumah tangga,
ukuran rumah tangga, nilai lahan, kepadatan daerah pemukiman, dan aksesibilitas.
Sedangkan bangkitan dan tarikan pergerakan untuk barang menurut Papacostas dan
Prevedouros (1993) menyatakan bahwa pergerakan ini hanya merupakan bagian kecil dari
seluruh pergerakan (20%) yang umumnya terjadi di negara industri. Peubah penting yang
mempengaruhi adalah jumlah lapangan kerja, jumlah tempat pemasaran, luas atap industri
tersebut, dan total seluruh daerah. Bangkitan pergerakan harus dianalisis secara terpisah
dengan tarikan pergerakan. Tujuan akhir perencanaan tahapan bangkitan pergerakan adalah
menaksir setepat mungkin bangkitan dan tarikan pergerakan pada masa sekarang yang akan
digunakan untuk meramalkan pergerakan pada masa yang akan datang (Paquette, 1982).
Dua model bangkitan perjalanan yang berdasarkan analisa regresi yaitu model regresi
berbasis zona dan model regresi berbasis rumah tangga. Pada metode berbasis rumah tangga,
maka unit analisis adalah rumah tangga (bukan individu). Data setiap rumah tangga dan data
setiap rumah dipakai sebagai masukan data vektor sehingga semua fluktuasi mengenai ciri
runah tangga dan perilaku dapat semuanya dipertimbangkan dalam metode tersebut. Morlok
(1985) menyatakan bahwa salah satu metode yang dipakai untuk perkiraan perjalanan
berbasis rumah tangga adalah analisa regresi yang merupakan suatu metode dipakai untuk
memperkirakan nilai-nilai terbaik untuk parameter-parameter suatu hubungan matematis
yang diberikan diantara dua atau lebih variabel. Menurut Soetjipto dan Sulistyono (2005),
dimana penelitian mengkaji model produksi perjalanan di Pusat Kota Jember menunjukkan
pergerakan yang terjadi dipengaruhi oleh lima variable bebas yaitu jumlah anggota keluarga,
jumlah kepemilikan kendaraan, anggota keluarga bekerja dan anggota keluarga sekolah.
Namun hasil dari penelitian memperlihatkan nilai R2 yang rendah yaitu 0,238. Hal ini
dikarenakan jumlah populasi yang diambil terlalu sedikit.
a. Home base trip, pergerakan yang berbasis rumah. Artinya perjalanan yang
dilakukan berasal dan rumah dan kembali ke rumah.
b. Non home base trip, pergerakan berbasis bukan rumah. Artinya perjalanan
yang asal dan tujuannya bukan rumah.
Pernyataan di atas menyatakan bahwa ada dua jenis zona yaitu zona yang
menghasilkan pergerakan (trip production) dan zona yang menarik suatu pergerakan (trip
attraction). Defenisi trip attraction dan trip production adalah:
a. tempat bekerja,
b. kawasan perbelanjaan,
c. kawasan pendidikan,
d. kawasan usaha (bisnis),
e. kawasan hiburan (rekreasi).
Dalam sistem perencanaan transportasi terdapat empat langkah yang saling terkait satu
dengan yang lain (Tamin, 1997), yaitu:
Untuk lingkup penelitian ini tidak semuanya akan diteliti, tetapi hanya pada lingkup
bangkitan pergerakan (trip generation).
1. Nilai peubah, khususnya peubah bebas mempunyai nilai tetentu atau merupakan nilai
yang didapat dari survey tanpa kesalahan berarti;
2. Efek peubah bebas pada peubah tidak bebas merupakan penjumlahan, dan harus tidak
ada korelasi yang kuat antara sesama peubah bebas;
3. Nilai peubah bebas sebaiknya merupakan besaran yang mudah diproyeksikan;
4. Peubah tidak bebas (Y) harus mempunyai hubungan korelasi linier dengan peubah
bebas (X). Jika hubungan tersebut tidak linier, transformasi linier harus dilakukan,
meskipun batasan ini akan mempunyai implikasi lain dalam analisis residual;
5. Variansi peubah tidak bebas terhadap garis regresi harus sama untuk semua nilai
peubah bebas;
6. Nilai peubah tidak bebas harus tersebar normal atau mendekati normal.
3.2 Sebaran
Pola sebaran pergerakan, yaitu dari mana menuju kemana beserta besar dan kapan
terjadinya suatu pergerakan. Hal ini digunakan untuk mengatasi suatu permasalahan
mengenai kemacetan yang disebabkan oleh pergerakan orang yang besar pada tujuan
yang sama dengan waktu yang sama.
Logit model adalah suatu alat atau saranan statistic yang digunakan untuk
pembuatan model dengan menganalisa suatu keadaan yang berhubungan dengan pemilihan
dalam hal pemilihan moda transportasi.
Model Pemilihan Moda Transportasi (Mode Choice Models), yaitu pemodelan atau
tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi untuk menentukan pembebanan
perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan
menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu
titik asal-tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula.( Tamin, 2000)
Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kelompok (Fidel Miro, 2005), yaitu: 1. Kelompok faktor karekteristik si pelaku perjalanan
(traveler characteristics factor). 2. Kelompok faktor karakteristik perjalanan (travel
charecteristics factor). 3. Kelompok faktor karakteristik sistem transportasi (transportation
system characteristics factor). 4. Kelompok faktor karakteristik kota dan zona. Untuk
Indonesia pemilihan moda juga dipengaruhi oleh budaya dan tradisi. Misalnya pada hari
raya lebaran dan tahun baru, masyarakat dari kota cenderung melakukan perjalanan ke
daerah tempat tinggal orangtua atau keluarga peristiwa ini sering disebut dengan mudik
lebaran.
Model Logit Biner/Binomial Pada model logit binomial ini, konsumen dihadapkan
pada dua pilihan moda, dimana moda yang akan dipilih adalah berupa moda yang
mempunyai nilai utilitas yang paling tinggi dan utilitas dianggap sebagai variabel acak
dengan residu Gumbel yang tersebar bebas dan identik. Dalam penelitian ini, pengambil
keputusan dapat memilih moda angkutan kota atau memilih moda monorel. Selanjutnya
probabilitas memilih monorel disebut dengan PMR, sehingga probabilitas menggunakan
moda eksisting adalah PEKS = 1- PMR. Jika PMR dinyatakan sebagai kombinasi linier
antara peubah bebas (atribut pemilihan moda) (Ardiansah dan Adiputra, 2012 maka
persamaannya dapat dinyatakan sebagai berikut:
dimana:
b0 = konstanta
ln = (UMR – UAK)
dimana:
sehingga:
• PMR = =
• PAK = 1 - PMR =
Dalam penelitian ini digunakan teknik choice experiment dimana jawaban dari
responden dinyatakan dalam skala numerik yaitu skala pilihan antara 1-5 yang
selanjutnya pilihan dari responden tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk
probabilitas.
Merupakan hipotesis tentang pemilihan rute pemakai jalan yang harus mewakili
ciri sistem transportasi. Untuk angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan moda
transportasi (bus dan kereta api mempunyai rute yang tetap). Sedangkan untuk kendaraan
pribadi diasumsikan bahwa orang akan memilih moda transportasinya dulu, baru rutenya.
Pemilihan rute tergantung pada alternatif terpendek, tercepat, dan termurah, dan juga
diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai informasi yang cukup (misalnya tentang
kemacetan jalan) sehingga mereka dapat memilih rute yang terbaik.
Merupakan hipotesis tentang pemilihan rute pemakai jalan yang harus mewakili
ciri sistem transportasi. Untuk angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan moda
transportasi (bus dan kereta api mempunyai rute yang tetap). Sedangkan untuk kendaraan
pribadi diasumsikan bahwa orang akan memilih moda transportasinya dulu, baru rutenya.
Pemilihan rute tergantung pada alternatif terpendek, tercepat, dan termurah, dan juga
diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai informasi yang cukup (misalnya tentang
kemacetan jalan) sehingga mereka dapat memilih rute yang terbaik.