TINJAUAN PUSTAKA
spesialisasi atau pembagian pekerjaan berdasarkan keahlian sesuai dengan budaya, adat
istiadat dan budaya suatu bangsa atau daerah. Perlu diketahui bahwa suatu barang atau
komoditi memiliki nilai berdasarkan tempat dan waktu, apabila barang tersebut
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dengan memanfaatkan transportasi dengan
berbagai kegiatan yang dikelompokkan dalam kegiatan produksi, transaksi, distribusi, dan
konsumsi. Hal itu sehingga dalam perekonomian yang terdiri atas beberapa tahapan antara
terjadi perkembangan transportasi dan pembangunan melihatkan arah yang sama atau
Pengertian transportasi secara etimologi (bahasa) berasal dari kata latin yaitu
transportare, dimana trans berarti seberang atau lokasi atau tempat lain sedangkan portare
9
memiliki arti mengangkut atau membawa. Sedangkan dalam bahasa inggris yakni
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke
tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut makan terdapat tiga hal yaitu adanya
muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan
yang dapat dilalui. (Nasution, 1965:50) Proses pemindahan dari gerakan tempat asal,
dimana kegiatan pengangkutan dimulai dari dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri.
Untuk itu dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi
merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (thepromoting
sector) dan pemberi jasa (the serving sector) bagi perkembangan ekonomi.
Selain itu, prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai
alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan, (2) sebagai prasana bagi
pergerakan manusia dan barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan
tersebut. Dengan melihat dua peran yang disampaikan di atas, peran pertama sering
sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada
wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak disediakan
system prasarana transportasi. Sehingga pada kondisi tersebut, prasarana transportasi akan
menjadi penting untuk aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada
tingginya minat masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan
penjelasan peran prasarana transportasi yang kedua, yaitu untuk mendukung pergerakan
10
Kemacetan lalu lintas yang terjadi di beberapa kota metropolitan di Indonesia sudah
cukup meresahkan. Bahkan di Jakarta, kemacetan tidak saja terjadi di jam-jam sibuk,
namun juga pada waktu-waktu lainnya. Peningkatan volume kendaraan setiap tahunnya
sudah direspon dengan cara memperbesar kapasitas infrastruktur jalan. Pembangunan jalan
tol, jalan lingkar atau pelebaran jalan adalah bukti atas respon tersebut.
Kemacetan lalu lintas berakibat tidak saja pada tundaan perjalanan, yang
polusi udara maupun borosnya pemakaian BBM. Dari sisi transportasi, menciptakan kota
Salah satu alternatif moda transportasi non BBM dan non polusi adalah sepeda bagi
komunitas B2W ( Bike to Work ) di Jakarta, penggunaan sepeda menjadi pilihan menarik,
karena biaya operasionalnya yang murah, dan kesanggupan memperpendek waktu tempuh
Adapun masalah yang dihadapi komunitas B2W adalah kurangnya lahan parkir khusus
sepeda. Yaitu, keharusan berkendara pada jalan yang tanpa pemisah antara jalur kendaraan
bermotor dan tidak bermotor. Ancaman tersebut kemudian seringkali mendorong okupansi
jalur pedestrian untuk para pejalan kaki di sisi jalan sebagai alternatif jalur sepeda. Kondisi
ini tentu saja akan mengancam keselamatan pejalan kaki. Disisi lain, suhu di Indonesia
11
lingkungan kemudian diperlukan terkait dengan pengembangan jalur hijau jalan agar
nyaman. Kajian terhadap optimasi peluang pengembangan jalur sepeda menjadi penting
lingkungan.
penggunaan lahan dan lingkungan. Implikasi pada penataan ruang dikaji berdasarkan hasil
sepeda B2W di Jakarta melalui review atas hasil penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya.
transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung
system transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan.
untuk memudahkan pekerjaan kita. Transportasi dapat terjadi karena adanya perbedaaan
sumber daya dari wilayah satu dan wilayah lainnya. Akibat perbedaan itulah maka terjadi
12
kebutuhan dan ketersediaan. Dengan demikian terjadi interaksi antar kawasan yang
Sampai saat ini, baik di Indonesia maupun negara-negara maju masih terus
mengembangkan system transportasi yang aman, cepat, murah, nyaman serta ramah
llingkungan. Namun, ekspektasi tersebut masih menjadi tantangan yang tidak mudah untuk
diselesaikan terutama ketika menghadapi masalah seperti kemacetan, jalan yang rusak,
polusi udara, suara dan getaran. Metode analisa yang telah dikembangkan membutuhkan
biaya yang mahal serta waktu proses yang lama. Hal ini tidak sesuai untuk negara
berkembang, karena ada keterbatasan waktu dan biaya, yang tentunya selalu memerlukan
Salah satu metode analisa yang paling sering digunakan adalah 4 tahap model
transportasi. Model ini disebut 4 tahap karena dalam pemodelan tersebut terdapat 4 sub-
model yang pemodelannya dilakukan secara terpisah. Hasil yang didapat dari suatu sub-
model dapat menjadi masukan untuk sub-model selanjutnya. Berikut ini adalah penjelasan
pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna dan jumlah pergerakan
yang tertarik ke suatu zona atau tata guna. Suatu zona atau tata guna yang
dimaksud disini dapat berupa unit permukiman atau bagian wilayah kota
13
b. Home-based other (rumah-tempat lain)
sesuai dengan variabel zonanya. Besar kecilnya Trip Generation dipengaruhi oleh:
perjalanan itu semua menuju satu tempat atau tersebar merata. Faktor yang
menentukan Trip Distribution adalah jumlah perjalanan itu sendiri yang berupa
Interaksi antara dua tata guna lahan dapat dilakukan dalam dua pilihan,
pribadi maupun angkutan umum. Dengan kata lain moda split adalah pemisahan
14
perjalanan berdasarkan jenis angkutan. Secara garis besar angkutan terbagi
menjadi 3, yakni:
Faktor yang menentukan Moda Split adalah jenis moda yang tersedia pada daerah
studi serta pemilihan moda yang berdasarkan biaya, kemudahan, serta waktu
tempuh.
transportasinya dulu baru rutenya. Seperti pemilihan moda, pemilihan rute juga
kemacetan jalan) sehingga mereka dapat menentukan rute terbaik. Juga untuk
pengaturan volume lalu lintas sehingga lalu lintas tidak menumpuk pada satu
ruas jalan. Volume lalu lintas pada suatu ruas jalan dapat dialihkan ke ruas jalan
Bersepeda adalah sebuah kegiatan rekreasi atau olahraga, serta merupakan salah
satu moda transportasi darat yang menggunakan sepeda. Sepeda pertama kali diperkenalkan
15
pada abad ke-18 Masehi. Banyak penggemar bersepeda yang melakukan kegiatan tersebut
diberbagai macam medan, misalnya perbukitan, medan yang terjal, maupun hanya sekedar
di pedesaan dan perkotaan saja. Orang yang mempergunakan sepeda sebagai moda
transportasi rutin juga dapat disebut komuter. Penggunaan sepeda sebagai moda
transportasi rutin tidak hanya dilakukan oleh pekerja yang bekerja di sector non-formal,
Para pekerja di sektor formal yang menggunakan sepeda sebagai moda transportasi
rutin ini sebagian besar tergabung dalam komunitas pekerja bersepeda atau yang dikenal
dengan nama Bike To Work Indonesia (B2W Indonesia). Selain para pekerja, sepeda juga
banyak digunakan oleh anak sekolah. Selain karena menggunakan sepeda tidak
membutuhkan biaya tambahan, bersepeda juga dapat dilakukan di jalan yang kurang bagus
sekalipun. Bersepeda bagi anak sekolah juga dapat mengurangi bahaya kecelakaan dalam
berkendara.
B2W adalah gerakan moral yang lahir dari keprihatinan akan kemacetan,
pemborosan energi dan meningkatnya polusi yang berakibat pada degradasi kecerdasan dan
mental manusia Indonesia. Berawal dari sekelompok penggemar kegiatan sepeda gunung
(komunitas jalur pipa gas) lahirlah komunitas Pekerja Bersepeda (Bike To Work
Community) yang kemudian di deklarasikan di Balaikota DKI Jakarta pada Agustus 2005
yang dihadiri dari berbagai komunitas yang diprakarsai oleh Pak Anton (Alm), Pak Tekad,
Pada akhir tahun 2005 terbentuk organisasi B2W yang pertama yang diketuai oleh
Pak Taufik dan Pak Toto sebagai ketua harian. Komunitas B2W memiliki tujuan untuk
16
menjadikan sepeda sebagai alat transportasi alternatif dan juga mewujudkan jalur prioritas
sepeda dan fasilitasnya di kota-kota besar pada umumnya dan di Jakarta khususnya. Visi
dan Misi dari Komunitas B2W Indonesia merupakan wujud kepedulian terhadap
peningkatan kualitas manusia Indonesia secara fisik maupun psikis, serta terhadap
Sesuai dengan MISI yang telah dicanangkan yakni “meningkatkan jumlah pengguna
sepeda untuk beraktifitas”, maka agar masyarakat terdorong untuk menggunakan sepedanya
Ini semua hanya dapat tercapai apabila pemerintah, pengelola gedung, pengelola fasilitas
untuk meraihnya.
17
2.4. Kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
transportasi public yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan
jalan dengan kepadatan penduduk. Seiring berjalannya waktu, kemacetan lalu lintas
menjadi masalah yang cukup serius. Hal ini dikarenakan kemacetan dapat menimbulkan
berbagai dampak negatif seperti pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu dan
Kemacetan dapat didefinisikan sebagai kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat
pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas dari ruas jalan tersebut yang
menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan
pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan
Denpasar, Jogjakarta dan juga Medan. Lalu lintas tergantung kepada kapasitas jalan,
banyaknya kendaraan yang ingin bergerak, tetapi jika kapasitas jalan tidak dapat
menampung, maka arus lalu lintas akan terhambat dan akan berjalan lancer sesuai dengan
kapasitas jaringan jalan maksimum. Kemacetan lalu lintas pada ruas jalan raya terjadi saat
arus kendaraan lalu lintas meningkat seiring bertambahnya permintaan perjalanan pada
18
suatu periode tertentu serta jumlah pemakai jalan yang melebihi dari kapasitas yang ada
(MKJI, 1997).
manusia pengguna transportasi, terutama pada sat saat sibuk. Kemacetan terjadi kerena
berbagai sebab diantaranya kelemahan system pengaturan lampu lalu lintas, banyaknya
kendaraan yang turun ke jalan, musim, kondisi jalan, dan lain-lain. Berbagai usaha
dilakukan untuk menanggulangi kemacetan lalu lintas yang dilakukan adalah dengan
penambahan sarana jalan, pembangunan jalan tol, jalan layang, terowongan, sistem
Kemacetan yang terjadi menghasilkan dampak negatif yang tidak sedikit, dari aspek
ekonomi, kemacetan dapat menghambat proses produksi dan distribusi barang yang
berujung pada terhambatnya laju perekonomian masyarakat. Bagi para pegawai kantoran,
kemacetan lalu lintas yang dihadapi setiap hari dapat mempengaruhi kondisi fisik dan
psikologis mereka dalam bekerja. Kinerja para pekerja tidak dapat mencapai hasil yang
maksimal lantaran permasalahan kemacetan yang mereka alami setiap hari kerja yang
Kemacetan atau tundaan lalu lintas juga sering terjadi karena perilaku pengguna
jalan raya yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas, sehingga kemacetan tidak dapat
terelakkan. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan
jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, dan teratur, nyaman serta efisien melalui
19
Manajemen lalu lintas adalah pegaturan lalu lintas yang menangani pengoperasian
lalu lintas dan jaringan jalan yang sudah ada. Manajemen lalu lintas bertujuan untuk
Sarana Transportasi adalah alat transportasi yang digunakan baik di darat air
ataupun udara. Contoh sarana transportasi adalah motor, mobil, kereta api, perahu, pesawat
dan helicopter. Sedangkan prasarana transportasi adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menunjang sarana transportasi. Contoh prasarana transportasi adalah jalan raya,
terminal, jalan tol, stasiun, pelabuhan, bandara dan rambu lalu lintas. (Rohmawati dkk :
2007).
Transportasi adalah alat yang digunakan untuk memindahkan manusia atau berbagai
jenis barang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan bantuan mesin yang digerakkan
oleh manusia atau mesin itu sendiri. Dalam transportasi, yang dimaksud dengan sarana
adalah segala sesuatu yang digunakan agar dapat mencapai tujuan atau lokasi yang
diinginkan. Contohnya adalah bus, kereta, mobil, sepeda motor, sepeda, pesawat, becak,
dan jenis kendaraan lainnya. Penggunaan sarana kendaraan akan memudahkan manusia
Prasarana adalah fasilitas penunjang agar sarana yang digunakan dapat memiliki
fungsinya masing-masing. Jika prasarana tidak tersedia, maka keberadaan sarana akan sia-
sia. Contohnya adalah rambu lalu lintas, jalan raya, trotoar, dan lain sebagainya. Perbedaan
20
antara sarana dan prasarana tidaklah terlalu signifikan karena hanya terletak pada manfaat
penggunannya. Sarana dan prasarana unsurnya tidak dapat dipisahkan antara yang satu
dengan yang lainnya karena memiliki keterkaitan yang sangat penting untuk mencapai
suatu keberhasilan yang diinginkan. Dapat dikatakan suatu proses yang telah direncanakan
tidak akan dapat berhasil seperti yang diharapkan apabila fasilitas penunjang yang
Manfaat yang bias didapatkan dari penggunaan sarana dan prasarana antara lain:
2. Memberikan kemudahan akses dalam bekerja untuk mencapai apa yang diinginkan
3. Menciptakan kepuasan
5. Dapat meningkatkan produktivitas jika sarana dan prasarana yang diperlukan memadai
atau tersedia
6. Hasil yang dicapai akan lebih baik dan kualitasnya juga bagus
fisik yang mempermudah pergerakan sarana transportasi (alat transportasi) internal yang
beroperasi di kawasan privat atau lingkungan sendiri menjadi lancar, aman dan nyaman.
(Sani, 2010). Prasarana adalah infrastruktur, benda, yang membantu agar sarana ini dapat
berfungsi dengan baik sehingga sampai di tempat tujuan. Prasarana atau infrastruktur
merupakan tempat untuk keperluan atau tempat pergerakan sarana yang dilengkapi dengan
fasilitas penunjang lainnya yang tersedia atau ditempatkan di suatu tempat atau juga dengan
21
istilah permanenway atau instalasi tetap. Prasarana jalan terdiri dari tiga elemen, yaitu:
Berkelanjutan
Upaya menjabarkan visi pembangunan berkelanjutan menjadi hal yang tidak mudah
nyata menjadi penting untuk dirumuskan, mengingat masih ditemuinya perbedaan persepsi
Pembangunan berkelanjutan akan lebih mudah terwujud jika dijabarkan dalam suatu
strategi multi sektor yang terintegrasi dalam upaya-upaya kegiatan pembangunan yang
membuat kondisi akhir yang diinginkan dalam suatu produk perencanaan dengan aturan
dimungkinkan jika ada kejelasan informasi atas gagasan perencanaan yang dibuat, sehingga
dengan mudah dapat dipahami oleh pelaku pembangunan. Kontribusi dari para pemangku
lingkungan. Gaya hidup tersebut di praktekkan atas pilihan moda transportasi yang pro
lingkungan, yaitu pilihan penggunaan angkutan umum disbanding kendaraan pribadi, atau
22
melalui penggunaan angkutan non motorized seperti sepeda. Pemerintah perlu bekerjasama
dengan berbagai pihak agar gaya hidup tersebut bias terus menerus dikampanyekan. Selain
itu, pemerintah juga dapat memberikan dukungan dalam bentuk lain sebagai respon atas
inisiasi komunitas dalam menggunakan sepeda, yaitu dengan menyediakan jalur sepeda dan
sarana prasarana lain yang terkait. Penyediaan jalur sepeda perlu direncanakan secara
sistematis sebagai bagian dari penerapan konsep pembangunan kota yang berkelanjutan
kegiatan lainnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, dapat dikemukakan tentang 10 dimensi kriteria eco-
city, yang dapat disebut juga sebagai kriteria-kriteria kota berkelanjutan. Beberapa
diantaranya yang terkait dengan transportasi adalah dengan dengan mewujudkan kota
berkelanjutan dengan cara meminimalkan jumlah kendaraan, baik mobil maupun motor dan
transportasi diarahkan ke penggunaan sepeda dan jalan kaki. Hubungan pusat kota dan
pinggiran dilakukan dengan banyak moda alternatif, sehingga tidak bergantung hanya pada
yang dilakukan dengan mendorong penggunaan angkutan massal. Jadi, penngunaan sepeda
tidak efektif tanpa disertai dengan upaya peningkatan pengguna angkutan umum massal.
Jika jumlah kendaraan tidak dapat dikurangi, sementara penggunaan sepeda meningkat,
maka akan muncul tundaan perjalanan. Pada kondisi ini peningkatan jumlah pengguna
sepeda bias menjadi hal yang kontra produktif karena menimbulkan kemacetan lalu lintas.
23
Oleh karena itu, pengembangan jalur sepeda pada kawasan dengan kepadatan lalu lintas
Berkaitan dengan tata ruang, kota dikatakan berkelanjutan jikas memiliki struktur
fisik dan rancangan kota yang memenuhi aneka kebutuhan personal publik. Pemenuhan
kebutuhan personal akan menandai tingginya kualitas kehidupan social dan lingkungan
kota. Dapat diketahui bahwa pengembangan jalur sepeda harus mempertimbangkan aneka
kebutuhan personil public. Jika ditelaah lebih lanjut, kebutuhan pengguna sepeda antara
lain adalah kebutuhan social untuk olahraga dan rekreasi serta berinteraksi dengan
kelompok masyarakat lainnya. Kebutuhan sekarang ini sudah menjadi trend gaya hidup
sehat.
Peningkatan penggunaan sepeda dan jalan kaki sebagai olahraga popular terjadi di
banyak negara di dunia. Nilai lebih atas penggunaan sepeda dan jalan kaki adalah
kampanye atas penciptaan hari tanpa kendaraan, sehingga mampu mengurangi polusi dan
kecelakaan kendaraan (Ravenscroft, 2004). Sekarang ini, penggunaan sepeda tidak lagi
terbatas pada olahraga yang menghibur, namun sudah berkembang luas menjadi inisiatif
penggunaan moda transportasi yang ramah lingkungan. Inisiatif tersebut memang masih
menjadi bukti sebagai kontribusi konkret atas pembangunan berkelanjutan. Replikasi atas
gaya hidup tersebut menjadi penting, guna memperluas penggunaan sepeda. Pada
komunitas B2W, frekuensi penggunaan sepeda tidak sama. Ada yang menjadikan sepeda
sebagai moda transportasi yang digunakan sehari-hari ke kantor. Namun ada juga yang
24
hanya menggunakannya secara berkala setiap akhir minggu atau selang-seling dengan
ekonomis, sepeda disukai karena tidak mengeluarkan ongkos sama sekali, kecuali
karena tidak bergantung jadwal penggunaan anghkutan umum dan jam-jam macet. Dari sisi
justru harus mampu mengatasi polusi udara yang ada di sepanjang perjalanan, disamping
depan kota disusun secara visioner dan merupakan proses yang dapat diperdebatkan dan
integrasi social, ekonomi, lingkungan dan budaya serta prinsip bentuk kota yang kompak
Berkaitan dengan perencanaan rute jalur sepeda, maka pada dasarnya pilihan rute
adalah bagian dari karakteristik perjalanan disamping tujuan, dan pilihan atas moda. Pilihan
atas karakteristik perjalanan juga ditentukan oleh variasi atribut ruang, baik bentuk maupun
fungsinya (Hannes et al, 2009). Rute jalur sepeda perlu mempertimbangkan keberlanjutan
sebagai upaya integrasi social, ekonomi dan budaya. Partisipasi public dalam penggunaan
25
sepeda sekarang ini masih terkendala oleh berbagai sebab. Kendala tersebut berupa masalah
persepsi dan infrastruktur, manajemen lalu lintas, perawatan jalan dan ancaman kecelakaan
akibat lalu lintas yang bercampur. Siapa yang berani menghadapi tantangan tersebut dialah
yang akan mampu melakukan perjalanan dengan sepeda. Mereka yang tidak berani, atau
tidak memiliki toleransi, akan cenderung melakukan cara lain dalam melakukan perjalanan,
(Ravenscroft, 2004).
Secara fisik, jalur sepeda yang diinginkan adalah jalur yang memiliki lokasi dalam
jaringan tranpsortasi yang terintegrasi dengan beberapa pusat tujuan perjalanan. Artinya,
kemanapun tujuan perjalanannya, tersedia informasi rute dan jalur sepeda yang dibangun,
(Ravenscroft, 2004). Realitanya jalur sepeda yang sudah dinuat lebih banyak direncanakan
sebagai pemuas kebutuhan olahraga dan rekreasi saja, dibandingkan untuk maksud
standar jalur sepeda seperti jaringan rute yang bail, penyediaan informasi rute rute yang
disediakan dan akses sepeda atau pejalan kaki. Rute jalur sepeda yang baik adalah yang
berkelompok. Masyarakat juga merasa lebih aman jika jalur sepeda memungkinkan
kehadiran orang lain. Keberadaan orang lain yang melakukan aktifitas rekreasi luar ruang
di sekitar jalur sepeda lebih disukai disbanding jalur sepeda yang sepi dan hanya
memungkinkan untuk dilalui sendirian tanpa teman. Kondisi ini akan berpengaruh pada
26
Berdasarkan telaah diatas dapat dirumuskan bahwa rute jalur sepeda harus
dirancang dalam jaringan yang terhubung dengan tujuan utama perjalanan, berupa ruang-
ruang publik. Rute diinformasikan secara jelas, mencakup alternatif rute yang tersedia
beserta tempat-tempat parkir atau istirahat yang disediakan. Dengan demikian petunjuk
berupa rambu dan penanda jalur sepeda juga perlu disampaikan dalam kemasan informasi
Jalur sepeda adalah jalur yang khusus diperumtukkan untuk lalu lintas untuk
pengguna sepeda dan kendaraan yang tidak bermesin yang memerlukan tenaga manusia,
dipisah dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas
pengguna sepeda. Penggunaan sepeda memang perlu diberi fasilitas untuk meningkatkan
keselamatan para pengguna sepeda dan bias meningkatkan kecepatan berlalu lintas bagi
para pengguna sepeda. Disamping itu penggunaan sepeda perlu didorong karena hemat
Jalan sepeda merupakan jejak, lintasan, atau bagian jalan raya atau bahu, trotoar,
atau cara-cara lainnya yang secara khusus dimarkai dan diperuntukkan bagi penggunaan
sepeda. Fasilitas jalur sepeda dapat berupa marka, rambu dan kerb sebagai pembatas jalur.
(Khisty, dan Lall 2006), rancangan lajur sepeda adalah lajur yang terdapat di jalan yang
khusus digunakan oleh sepeda. Jalur sepeda biasanya ditempatkan dijalan yang tingkat
penggunaan sepedanya sedang hingga ttinggi dan pemisahan sepeda dari lalu lintas
27
Tidak adanya jalur sepeda membuat pengguna sepeda merasa tidak aman saat
bersepeda di jalan raya, karena harus berbagi dengan kendaraan bermotor. Karakteristik
fisik sepeda yang berbeda dengan kendaraan bermotor membutuhkan tingkat keamanan
yang berbeda dengan pengendara kendaraan bermotor. Konflik perebutan ruang jalan yang
terjadi seakan dimenangkan oleh kendaraan bermotor, dan hal ini mengindikasikan adanya
diskriminasi hak (right-of-way) dari para pengendara sepeda (Sidi, 2005). Right-of-way
merupakan hak menggunakan ruang secara bersama yang dimiliki oleh seluruh pengguna
jalan, terkait dengan sifat akomodatif jalan raya sebagai ruang milik public. UU No.
22/1999 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan bahwa pejalan kaki dan
pengguna sepeda juga dilindungi hak-haknya di jalan raya. Untuk itu penyediaan jalur
sepeda mutlak diperlukan agara penggunanya nyaman dan aman saat melintasi jalan,
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis
tertentu pada suatu penampang melintang jalan. Data pencacahan volume lalu lintas adalah
pengoperasian jalan (Sukurman 1994). Menurut Sukurman (1994), volume lalu lintas
menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titk pengamatan dalam satu satuan
waktu (hari,jam,menit).
Sehubungan dengan penentuan jumlah dan lebar jalur, satuan volume lalu lintas
yang umum dipergunakan adalah lalu lintas harian rata-rata, volume jam perencanaan dan
28
kapasitas. Jenis kendaraan dalam perhitungan ini diklasifikasikan dalam 3 macam
kendaraan, yaitu:
Indeks untuk kendaraan bermotor dengan roda lebih dari 4 (Bus, truk 2 gandar, truk
Kendaraan tak bermotor (sepeda, becak, dan kereta dorong), parkir pada badan jalan
Arus kendaraan pada suatu lalu lintas merupakan suatu hal yang penting terhadap
desain rasional untuk saran-saran yang ada untuk dapat memenuhi dan mengatasi
perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi lalu lalu lintas, volume kendaraan adalah
jumlah kendaraan yang melewati suatu ruas jalan per satuan waktu, dank arena itu dikuru
dalam satuan kendaraan per satuan waktu. Arus adalah jumlah kendaraan dalam satuan
mobil penumpang (smp) yang melalui satu potongan melkintang jalan dalam satuan waktu
tertentu.
Dalam beberapa hal, volume lalu lintas dinyatakan dengan volume harian (Daily
volumes), Volume perjam (DDHV), Volume per sub jam. Di dalam pengukuran volume
harian dibedakan menjadi lalu lintas harian rata-rata pertahun (AADT = Average Annual
29
Daily Traffic); lalu lintas rata-rata hari kerja per tahun (AAWT = Average Annual Daily
Traffic); lalu lintas harian rata-rata (ADT = Average Daily Traffic) dan lalu lintas rata-rata
hari kerja (AWT = Average Weekday Traffic). Dalam melakukan perhitungan kadang
dijumpai arus tidak teratur dan menghendaki menghitung volume lalu lintas rata-rata,
perhitungan diadakan untuk satu periode yang panjang, sehingga hanya terjadi variasi kecil
pada volume lalu lintas apabila terjadi perubahan kecil dalam interval waktu.
Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) adalah volume total yang melintasi
suatu titik atau ruas pada fasilitas jalan untuk kedua jurusan, selama satu tahun dibagi oleh
jumlah hari dalam satu tahun. (Sumber: tata cara perencanaan geometric jalan antar kota
LHR adalah volume lalu lintas yang dua arah yang melalui satu titk rata-rata dalam
suatu hari, biasanya dihitung sepanjang tahun. LHR adalah istilah yang baku digunakan
dalam menghitung beban lalu lintas pada suatu ruas jalan dan merupakan dasar dalam
proses perencanaan transportasi ataupun dalam pengukuran polusi yang diakibatkan oleh
Cara memperoleh data tersebut dikenal 2 jenis Lalu Lintas Harian Rata-rata
Tahunan (LHRT) dan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR). LHRT adalah jumlah lalu lintas
kendaraan rata-rata yang melewati satu jalur jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data
selama satu tahun penuh. Jika jumlah suatu kendaraan volume lalu lintas yang rendah,
pengemudi akan merasa lebih nyaman mengendarai kendaraan dibandingkan jika dia
berada pada daerah tersebut dengan volume lalu lintas yang lebih besar.
30
LHR dan LHRT adalah volume lalu lintas dalam suatu hari, merupakan volume
harian, lebar jalur yang dibutuhkan akan lebih lebar jka pelayanan dari jalan yang
diharapkan lebih tinggi. Kebebasan bergerak yang dirasakan oleh pengemudi akan lebih
baik pada jalan-jalan dengan kebebasan samping yang memadai, tetapi hal tersebut tentu
Volume lalu lintas atau arus lalu lintas (MKJI, 1997: 1.7), adalah jumlah kendaraan
bermotor yang melewati suatu titk pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam
kendaraan/jam, smp/jam, atau LHR (Lalu Lintas Harian Rta-rata), LHRT (Llau Lintas
Harian Rta-rata Tahunan). Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang
melintas suatu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). (Silvia
Sukirman, 1994).
Adanya peningkatan volume lalu lintas akan menyebabkan berubahnya perilaku lalu
lintas. Secara teoritis terdapat hubungan yang mendasar antara volume (Flow) dengan
kecepatan (Speed) serta kepadatan (Density). Hubungan tersebut dipakai sebagai pedoman
untuk menentukan nilai matematis dari kapasitas jalan untuk kondisi ideal, serta dapat
dipakai sebagai dasar dalam penerapan manajemen lalu lintas (Traffic Management) yang
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dan penelitian kualitatif, maka ada dua cara untuk melakukan metode
penelitian.
bantuan analisis statistic, dan untuk membuat generalisasi dari sampel yang
32
permasalahan. Serta kesimpulan-kesimuplan tersebut dapat dipercaya, sebab
oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta
sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan
Tempat penelitian berlokasi di depan Jalan Pemuda sampai Jalan By-pas Pramuka yang
dari jalur sepeda yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan juga di jalan
“Analisis Tingkat Efektifitas Jalur Sepeda dari Jalan Pemuda-Jalan By-Pass Pramuka
Bus Arion Mall. Peta lokasi tempat penelitian bisa dilihat di Gambar 3.1
33
Sumber: Pemprov DKI Jakarta, 2019
Survei kendaraan di halte bus Arion Mall dilakukan pada saat jam sibuk, yang
dilakukan pada pagi hari, siang hari, dan sore hari. Waktu yang dipilih adalah
hari Senin, Jumat, dan Minggu, di mana di setiap harinya melakukan 3 kali
34
3.4. Metode Pengumpulan Data
penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana mengumpulkan data, sumber data,
alat yang digunakan dalam penelitian. Metode pengumpulan data merupakan teknik
atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara
A. Wawancara
dengan tanya jawab, sambal bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
B. Studi Pustaka
dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
sebelumnya.
35
3.5. Jenis Data
Data Primer didapat dengan cara survei secara langsung ke lokasi tempat
melintas pada ruas jalan pemuda - by pass pramuka pada jam-jam puncak
dimana orang-orang melakukan aktifitas atau kegiatan seperti hari-hari kerja dan
hari libur.
di jalur tersebut
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh sebuah
penelitian atau subjek lain yang biasanya berwujud data dokumentasi atau data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitisan ini adalah hanya data
36
a. Peta lokasi penelitian
2. Pengolahan Data
b. Pengelompokkan data
Tahapan penelitian ini secara ringkas diperlihatkan pada gambar 3.2 dibawah
ini:
37
Mulai
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Data Primer:
Data Peta Lokasi
Data Survei Volume Lalu
Lintas
Pengolahan Data
Selesai
38
39
40