0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan7 halaman
Bab ini membahas tentang landasan teori sistem transportasi, termasuk pengertian transportasi, model pemilihan moda transportasi, dan jenis-jenis model pemilihan moda seperti model ujung-perjalanan dan model kebutuhan langsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi diantaranya ciri pengguna jalan, ciri pergerakan, dan ciri fasilitas moda transportasi.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
STRATEGI PENGALIHAN KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMU1
Bab ini membahas tentang landasan teori sistem transportasi, termasuk pengertian transportasi, model pemilihan moda transportasi, dan jenis-jenis model pemilihan moda seperti model ujung-perjalanan dan model kebutuhan langsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi diantaranya ciri pengguna jalan, ciri pergerakan, dan ciri fasilitas moda transportasi.
Bab ini membahas tentang landasan teori sistem transportasi, termasuk pengertian transportasi, model pemilihan moda transportasi, dan jenis-jenis model pemilihan moda seperti model ujung-perjalanan dan model kebutuhan langsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi diantaranya ciri pengguna jalan, ciri pergerakan, dan ciri fasilitas moda transportasi.
Kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan khususnya di sektor transportasi yang utama adalah mewujudkan sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, agar pengalokasian dana investasi dan sumber daya ekonomi dilakukan secara tepat, maka perlu dilakukan analisis terhadap sistem transportasi yang sudah ada apakah masih efektif atau tidak. Seperti kita ketahui pertumbuhan kendaraan baik umum maupun pribadi dari tahun ke tahun semakin meningkat pesat. Permasalahan yang muncul saat ini yaitu laju pertumbuhan penduduk perkotaan yang semakin meningkat akibat terpusatnya kegiatan perekonomian didaerah perkotaan. Meningkatnya pertumbuhan sektor transportasi perkotaan ini menyebabkan permasalahan transportasi perkotaan menjadi lebih kompleks sehingga keputusan penanganannya harus dapat sesegera mungkin. Permasalahan transportasi perkotaan tersebut antara lain berupa penentuan jenis dan mooda angkutanb umum, pola jaringan, izin trayek angkutan, kebijakan keparkiran, dan perambuan. Kecenderungan perjalanan orang dengan angkutan pribadi di daerah perkotaan akan meningkat terus bila kondisi sistem transportasi tidak diperbaiki secara lebuh mendasar. Berarti akan lebih banyak lagi kendaraan pribadi yang digunakan karena pelayanan angkuatan umum seperti saat ini tidak dapat diharapkan lagi. 2.2 Transportasi 2.2.1 Pengertian Transportasi Transportasi dalam bahasa indonesia disepadankan dengan pengertian pengangkutan. Ada pula yang menerjemahkan dengan kata perjalanan yang sebenarnya lebih cocok untuk terjemahan dari kata trip/travel, atau ada pula yang menganggap sebagai perpindahan yang dalam bahasa inggrisnya adalah moving.Adanya keinginan manusia untuk mendapatkan barang yang tidak bisa diperoleh dari tempat dimana dia berada, menyebabkan manusia harus melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain untuk menemukan barang yang diperlukan. Jadi ada 3 unsur utama transportasi yaitu : 1. Ada yang dipindahkan yaitu barang/benda, manusia dan informasi. 2. Ada yang memindahkan yaitu sarana, antara lain : kendaraan, kereta api, kapal laut, pesawat. 3. Ada yang memungkinkan terjadinya perpindahan yaitu prasarana, antara lain : jalan, jembatan, pelabuhan, terminal, bandara. Dalam melakukan perjalan dari satu tempat ke tempat lain manusia dihadapkan pada berbagai pilihan jenis angkutan antara lain : mobil, angkutan umum, pesawat terbang, atau kereta api. Dalam menentukan jenis angkutan, manusia mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan. Meskipun dapat diketahui faktor yang menyebabkan manusia memilih moda yang digunakan, pada kenyataan sangat sulit merumuskan mekanisme pemilihan moda ini.Pada hakikatnya lalu lintas tidak sama dengan pengangkutan, sehingga kebijakan dalam memecahkan persoalan perlalulintasan dan pengangkutan juga tidak sama. 2.2.2 Definisi Definisi dari moda adalah jenis – jenis sarana yang tersedia untuk melakukan perjalanan. Pemakai jalan adalah semua bentuk moda angkutan baik yang berupa kendaraan bermotor maupun tidak bermotor serta para pejalan kaki yang sedang menggunakan jalan. Perjalanan adalah pergerakan seseorang dari satu tempat ketempat lain. 2.3 Model Pemilihan Moda Transportasi 2.3.1 Pengertian Pemilihan Moda Model pemilihan moda merupakan model terpenting dalam perencanaan transportasi ( Ofyar Z Tamin ). Hal ini disebabkan karena peran kunci dari angkutan umum dalam berbagai kebijakan transportasi. Tidak dapat seorangpun menyangkal bahwa moda angkutan umum menggunakan ruang jalan jauh lebih efisien dari pada angkuatan pribadi. Selain itu karena kereta api dan beberapa moda transportasi lain tidak memperlukan jalan raya untuk bergerak sehingga tidak ikut memacetkan lalulintas jalan. Seterusnya, jika ada pengendara yang berganti ke moda transportasi angkutan umum, maka angkutan pribadi mendapatkan keuntungan dari perbaikan tingkat pelayan akibat pergantian moda tersebut. Sangatlah tidak mungkin menampung semua kendaraan pribadi pada suatu kota karena dibutuhkan ruang jalan yang sangat luas, termasuk tempat parkir. Hal ini menyangkut efisiensi pergerakan di daerah perkotaan, ruang yang harus disediakan kota untuk dijadikan prasarana transportasi, banyaknya pilihan moda transportasi yang dapat dipilih masyarakat. 2.3.2 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Transportasi Menurut Ofyar Z Tamin (2008) faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : 1. Ciri pengguna jalan ; Beberapa faktor berikut ini diyakini akan sangat mempengaruhi pemilihan moda yaitu : a. Ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi. b. Pemilikan surat izin pengemudi. c. Struktur rumah tangga. d. Pendapatan. e. Faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ketempat bekerja dan keperluan mengatar anak kesekolah. 2. Ciri pergerakan, pemilihan moda juga sangat dipengaruhi oleh : a. Tujuan pergerakan. b. Waktu terjadinya pergerakan. c. Jarak perjalanan. 3. Ciri fasilitas moda transportasi, hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua katagori yaitu : a. Faktor kuantitatif yaitu : b. Waktu perjalanan. c. Biaya transportasi, d. Ketersediaan ruangan dan tarif parkir. e. Faktor kedua bersifat kualitatif yang cukup sukar menghitungnya meliputi : f. Kenyamanan dan keamanan. g. Keandalan, keteraturan, dan lain – lain. 2.4 Jenis – jenis Model Pemilihan Moda 2.4.1 Model Pemilihan Moda Ujung – Perjalanan Penggunaan model pemilihan moda ini akan menghasilkan besarnya pergerakan setiap moda. Model ini banyak dipakai di Amerika. Model pemilihan moda jenis ini hanya berkaitan dengan beberapa hal seperti pendapatan, kepadatan permukiman, dan pemilikan kendaraan. Dalam jangka pendek, model ini dapat sangat tepat, khususnya jika angkuatan umum tersedia di seluruh daerah kajian yang daerah tingkat kemacetannya rendah. Akan tetapi model sangat tidak peka terhadap keputusan kebijakan pengambilan tidak dapat berbuat banyak dalam mempengaruhi pemilihan moda. Membangun jalan tol, memperbaiki fasilitas angkutan umum, dan membatasi ruang parkir tidak berpengaruh pada jenis model pemilihan moda seperti ini. 2.4.2 Model Pemilihan Moda Pertukaran – Perjalanan Model jenis ini mempunyai keuntungan karena mempertimbangkan ciri pergerakan dan ketersedian moda. Akan tetapi, akan lebih sulit memprtimbangkan ciri pengguna jalan karena pergerakan tersebut telah diagresikan dalam bentuk matriks asal – tujuan. Model ini mempunyai dasar teori yang lemah, sehingga kemampuan peramalannya diragukan. Model ini juga mengabaikan beberapa peubah kepekaan kebijakan misalnya tarif dan biaya parkir. 2.4.3 Model kebutuhan – langsung Model ini terdiri dari dua jenis yaitu langsung langsung – kuasai. Jenis langsung mempunyai satu persamaan yang mengaitkan antara kebutuhan akan pergerakan langsung dengan moda, atribut pergerakan, dan individu. Jenis lansung kuasi mnggunaan bentuk pemisah antara pemilihan moda dan total kebutuhan akan pergerakan. Model kebutuhan langsung sangat erat kaitannya dengan model umum ekonometrik dan peneliti telah banyak meneliti hal ini. 2.4.4 Model Pemilihan Diskrit Secara umum, model pemilihan diskrit dinyatakan sebagai peluang setiap individu memilih suatu pilihan merupakan fungsi ciri sosio ekonomi dan daya tarik pilihan tersebut. Untuk menyatakan daya tarik suatu alternatif, digunakan konsep utilitas ( didefinisikan sebagai suatu yang dimaksimumkan oleh setiap individu).Alternatif tidak menghasilkan utilitas, tetapi didapatkan dari karakteristiknya dan dari setiap individu. 2.5 Angkutan Umum Angkutan adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirimkan barangdari tenmpat asalnya ketempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan (diangkut oleh orang). Angkutan Umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan udara (Warpani , 1990). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan dijelaskan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Sedangkan kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang dilayani dengan trayek tetap atau teratur dan tidak dalam trayek. Tujuan utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi msyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman. Selain itu, keberadaan angkutan umum penumpang juga membuka lapangan kerja. Ditinjau dengan kacamata perlalu- lintasan, keberadaan angkutan umum penumpang mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi, hal ini dimungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat angkutan massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang. Banyaknya penumpang menyebabkan biaya penumpang dapat ditekan serendah mungkin ( Warpani, 1990). Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, ada beberapa kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung. Trayek adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal. 2.7 Jenis Angkutan Umum Berdasarkan Undang- Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, menyebutkan bahwa pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari: 1. Angkutan antar kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu kota ke kota lain. 2. Angkutan kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu kota ke kota lain. 3. Angkutan perdesaan yang merupakan pemindahan orang dalam dan atau antar wilayah perdesaan. 4. Angkutan lintas batas negara yang merupakan angkutan orang yang melalui lintas batas negara lain. 2.8 Angkutan Perdesaan Angkutan perdesaan adalah pelayanan angkutan penumpang yang ditetapkan melayani trayek dari terminal dan ke terminal tipe C. Ciri utama lain. yang membedakan angkutan perdesaan dengan yang lainnya adalah pelayanan lambat, tetapi jarak pelayanan tidak ditentukan (Warpani, 2002). Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota Kabupaten dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek (KM 35 Tahun 2003). Sistranas No. KM 49 (2005) menyebutkan bahwa angkutan perdesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibu kota kabupaten dengan mempergunakan angkutan umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek. 2.9 Pelayanan Trayek Angkutan Umum Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 dalam perencanaan jaringan trayek angkutan umum harus diperhatikan faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut: 1. Pola pergerakan penumpang angkutan umum. Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih effesien. Trayek angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola pergerakan penduduk yang terjadi, sehingga transfer moda yang terjadi pada saat penumpang mengadakan perjalanan dengan angkutan umum dapat diminimumkan. 2. Kepadatan penduduk. Salah satu faktor yang menjadi prioritas angkutan umum adalah wilayah kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi. Trayek angkutan umum yang ada diusahakan sedekat mungkin menjangkau wilayah itu. 3. Daerah pelayanan. Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah potensial pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada. Hal ini sesuai dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap penyediaan fasilitas angkutan umum. 4. Karakteristik jaringan. Kondisi jaringan jalan akan menetukan pola pelayanan trayek angkutan umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi, klasifikasi, fungsi, lebar jalan, dan tipe operasi jalur. Operasi angkutan umum sangat dipengaruhi oleh karakteristik jaringan jalan yang ada.
Studi Pengembangan Moda Transportasi Kota Balikpapan Angkutan Masal Perkotaan Berbasis Jalan Raya (Bus Rapid Transit), Pilihan Tepat Untuk Negara Berkembang