2021/2022 1. Apakah konsep pemilihan moda menurut saudara? Jawab : Jika ditinjau dari struktur kalimat konsep pemilihan moda transportasi terdiri dari tiga kata yakni konsep, pemilihan dan moda. Jika ditinjau dari masing masing kata pembentuknya didapatkan definisi sebagai berkut : Konsep merupakan suatu rancangan atau abstraksi suatu ide atau gambaran metal yang universal yang merujuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas kejadian atau hubungan. Pemilihan berasal dari kata dasar pilih yang berarti proses pengambilan keputusan yang dirasa paling tepat pada beberapa pilihan atau alternative yang tersedia. Moda adalah bentuk atau jenis sarana transportasi yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang dalam melakukan proses pergerakan. Jadi konsep pemilihan moda menurut saya ada bagaimana cara kita merencanakan suatu pemilihan moda dengan menyediakan beberapa pilihan moda atau sarana transportasi, dimana dari hasil perencanaan yang telah dibuat dipilih moda angkutan yang paling efektif dan efisien, yang mampu memciptakan keselamatan, keamanan, kelacaran, ketertiban, dan kenyamanan bagi pengguna. 2. Lakukan pengamatan dalam wilayah kota saudara dimana saudara tinggal, moda transportasi apasaja yang tersedia? Jawaban : Saya tinggal di Kota Singaraja, yang terletak di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, dimana dari hasil pengamatan saya beberapa waktu kebelakang ini moda angkutan di Kota Singaraja dapat dibedakan menjadi 4 katagori yakni moda angkutan umum, moda angkutan pribadi, moda angkutan barang, dan moda angkutan tak bermotor. a. Moda angkutan umum, angkutan umum yang ada di Kota Singaraja sangatlah memprihatikan pasalnya sangat jarang sekali saya temui angkutan kota yang beroperasi di Kota Singaraja, bahkan untuk bus dalam kota di Singaraja sudah tidak ada, hanya ada angkot yang biasa di sebut dengan bemo yang melayani beberapa rute yang keberadaannya sudah sulit ditemukan. Terdapat juga angkutan umum tanpa trayek berupa Grab dan gojek. b. Moda angkutan pribadi, angkutan pribadi seperti sepeda motor dan mobil menjadi pilihan masyarakat Singaraja dalam berpergian. c. Moda angkutan barang, terdapat beberapa moda angkutan barang yang dapat ditemu di Kota Singaraja seperti truk ukuran besar, truk kecil, mobil box, dan mobil bak terbuka yang digunakan dalam pengangkutan barang oleh masyarakat Singaraja. d. Moda angkutan tak bermotor, terdapat beberapa moda angkutan tak bermotor yang digunakan oleh masyarakat Singaraja yakni sepeda, dokar atau delman, dan berjalan kaki. 3. Dari pengamatan saudara, berapa kira – kira moda share yang terjadi untuk setiap modanya? Dari pengamatan saya untutuk moda share untuk setiap moda angkutan yang ada pada saat kondisi pandemi ini adalah sebagai berikut : Moda Share Angkutan di Singaraja 5% 15%
45% 10%
25%
Sepeda Motor Mobil Angkutan Umum
Angkutan Barang Lain-lain
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa penggunaan angkutan pribadilah
yang paling diminati oleh masyarakat Singara, sedangkan untuk penggunaan angkutan umum hanya sebesar 10% hal ini disebabkan jumlah angkutan umum yang ada di Singaraja sedikit, sulit ditemukan serta waktu operasional angkutan umum yang tidak menentu. 4. Apa yang mempengaruhi orang memilih moda transportasi yang dipergunakan? Jawab : Ada 4 (empat) kelompok faktor yang dianggap kuat pengaruhnya terhadap pelaku perjalanan dalam memilih suatu moda transportasi (Bruton (1975) dalam Miro (2005) ), yaitu : a) Kelompok faktor karakteristik pelaku perjalanan (traveler characteristic factor), faktor ini merupakan faktor yang ditinjau berdasarkan karakteristik atau sifat dari perlaku perjalanan, yang terdiri dari beberapa variable yang mempengaruhi pemilihan moda: Ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi (car ownership). Hal ini menjadi pengaruh dalam pemilihan moda transportasi karena semakin banyak orang yang memiliki kendaraan pribadi maka minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum menjadi lebih rendah. Masyarakat cenderung memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum karena sifat kendaraan pribadi yang mampu sampai ketujuan dengan rute yang diinginkan dan juga bersifat dor too dor. Pendapatan (income), berupa daya beli pelaku perjalanan untuk membiayai perjalanannya, semakin tinggi pendapatan atau ability to pay pelaku perjalanan maka tingkat kenyamanan, kemudahan, baik dari segi fasilitas dan waktu yang diberikan dalam perjalanan akan lebih baik daripada pelaku yang memiliki ability to pay yang rendah, missal untuk menaiki angkutan Patas Ac mengeluarkan biaya yang lebih besar daripada menggunakan angkutan ekonomi. Tentunya ability to pay ini harus diiringin dengan willingness to pay atau keinginan untuk membeli jasa transportasi. Kondisi kendaraan pribadi (tua, jelek, baru, kondisi prima,dll.) sangat mempengaruhi pemilihan moda transportasi apabila kondisi kendaraan pribadi tidak memungkinan untuk melakukan perjalanan maka pengguna akan beralih menggunakan angkutan umum yang ada. Kepadatan permukiman (density of residential development) semakin tinggi kepadatan permukiman maka pergerakan perjalanan yang terjadi akan semakin banyak, apabila semua pelaku perjalanan menggunakan kendaraan pribadi tentunya akan menimbulkan kemacetan, masyarakat akan cenderung menggunakan angkutan yang mampu memberikan waktu perjalanan yang lebih singkat, misalnya menggunakan bus yang telah memiliki jalur atau lajur khusus, atau menggunakan kendaraan roda dua. Sosial ekonomi lainnya, seperti struktur dan ukuran keluarga (pasangan muda, punya anak, pensiun atau bujangan), usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, lokasi pekerjaan, punya lesensi mengemudi (SIM) atau tidak. b) Kelompok faktor karakteristik perjalanan (travel characteristic factor) yakni pemilihan moda angkutan dipengaruhi oleh karakteristik atau sifat perjalanan, terdiri dari beberapa variable yakni : Tujuan perjalanan (trip purpose) seperti pergi berkerja, pergi sekolah, tujuan sosial, tujuan bisnis dll. Waktu perjalanan (trip of trip mode) seperti pagi hari, siang hari, tengah malam, hari libur dan seterusnya. Waktu pelaksanaan perjanan tentunya mempengaruhi pemilihan moda angkutan, misalnya saat libur lebaran tinggkat penggunaan atau pemilihan angkutan umum menjadi meningkat. Panjang perjalanan (trip length), merupakan jarak fisik (km) antara asal dengan tujuan, termasuk panjang rute, waktu pembanding kalau menggunakan moda-moda lain, disini berlaku bahwa semakin jauh perjalanan, semakin orang cendrung memilih untuk naik angkutan umum. c) Kelompok faktor karakteristik sistem transportasi (transportation system characteristic factor) yakni pemilihan moda angkutan dipengaruhi oleh karakteristik pelayanan yang mampu diberikan oleh angkutan umum, yang terdiri dari beberapa variable yakni faktor kuantitatif (waktu perjalanan, biaya perjalanan, tingkat kehandalan), dan faktor kualitatif (tingkat pelayanan, tingkat akses) berikut penjelasannya: Waktu relative perjalanan (relative travel time) yang meliputi waktu menunggu kendaraan, dan waktu diatas kendaraan. Semakin efektif waktu perjalanan yang disesuikan dengan jarak tempuh maka semakin diminati pula angkutan tersebut oleh pengguna. Missal angkutan a dan b memiliki rute perjalanan yang sama, akan tetapi waktu perjalanan angkutan a lebih cepat dibadingan angkutan b, bagi pengguna yang memiliki keinginan membeli nilai waktu yang diberikan oleh angkutan akan cenderung memilih angkutan a. Biaya relative perjalanan (relative travel cost), merupakan seluruh biaya yang timbul akibat melakukan perjalanan dari asal ke tujuan untuk semua moda yang berkompetisi seperti tarif, bahan bakar dan lain-lain. Tingkat kehandalan angkutan umum dari segi waktu (tepat waktu), ketersediaan ruang parkir dan tariff, semakin tinggi kehandalan angkutan umum maka keinginan masyarakat untuk memilih angkutan umum tersebut menjadi lebih tinggi, Tingkat pelayanan relative (relative level of service). Merupakan variabel yang cukup bervariasi dan sulit diukur, contohnya adalah variabel kenyamanan dan kesenangan. Tingkat akses/indeks daya hubung/kemudahan pencapaian tempat tujuan. Semakin sulit dijangkaunya akses menuju terminal, halte, tempat henti bus, dan simpul transportasi lainnya, maka akan semakin rendah minat pengguna untuk menggunakan angkutan umum, dan cenderung akan memilih menggunakan kendaraan pribadi. d) Kelompok faktor karakteristik kota dan zona, dimana pemilihan moda transportasi dipengaruhi oleh jenis tata guna lahan pada suatu zona meliputi : Jarak kediaman dengan tempat kegiatan, semakin jauh jarak kegiatan maka pengguna cenderung memilih menggunakan angkutan umum dikarenakan dapat menghemat energi pada saat melakukan perjalanan, contohnya saat berpergian keluar kota pengguna memilih menggunakan kereta atau pesawat. Kepadatan penduduk, semakin tinggi kepadatan penduduk pada suatu zona, maka pergerakan perjalanan yang dihasilkan akan semakin besar, apabil pengguna cenderung menggunakan kendaraan pribadi dapat menimbulkan permasalahan lalu lintas berupa kemacetan, hal ini menyebabkan pengguna akan memilih untuk menggunakan angkutan yang dapat memberikan waktu perjalanan yang lebih cepat seperti menggunakan sepada motor, menggunakan bus yang telah memiliki jalur/lajur khusus, dll.
Studi Pengembangan Moda Transportasi Kota Balikpapan Angkutan Masal Perkotaan Berbasis Jalan Raya (Bus Rapid Transit), Pilihan Tepat Untuk Negara Berkembang