Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PERENCANAAN DAN PERMODELAN


TRANSPORT II

“PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI”

OLEH :
SRI ARDI KUSUMA SARI
TRANSDAR 3.13
1801329

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH


OCTADIAN PRATIWANGGONO, A.TD., MT

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA


2021/2022
1. Apakah konsep pemilihan moda menurut saudara?
Jawab :
Jika ditinjau dari struktur kalimat konsep pemilihan moda transportasi terdiri dari tiga
kata yakni konsep, pemilihan dan moda. Jika ditinjau dari masing masing kata
pembentuknya didapatkan definisi sebagai berkut :
 Konsep merupakan suatu rancangan atau abstraksi suatu ide atau gambaran metal
yang universal yang merujuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas kejadian
atau hubungan.
 Pemilihan berasal dari kata dasar pilih yang berarti proses pengambilan keputusan
yang dirasa paling tepat pada beberapa pilihan atau alternative yang tersedia.
 Moda adalah bentuk atau jenis sarana transportasi yang digunakan untuk
mengangkut orang atau barang dalam melakukan proses pergerakan.
Jadi konsep pemilihan moda menurut saya ada bagaimana cara kita merencanakan
suatu pemilihan moda dengan menyediakan beberapa pilihan moda atau sarana
transportasi, dimana dari hasil perencanaan yang telah dibuat dipilih moda angkutan yang
paling efektif dan efisien, yang mampu memciptakan keselamatan, keamanan, kelacaran,
ketertiban, dan kenyamanan bagi pengguna.
2. Lakukan pengamatan dalam wilayah kota saudara dimana saudara tinggal, moda
transportasi apasaja yang tersedia?
Jawaban :
Saya tinggal di Kota Singaraja, yang terletak di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali,
dimana dari hasil pengamatan saya beberapa waktu kebelakang ini moda angkutan di
Kota Singaraja dapat dibedakan menjadi 4 katagori yakni moda angkutan umum, moda
angkutan pribadi, moda angkutan barang, dan moda angkutan tak bermotor.
a. Moda angkutan umum, angkutan umum yang ada di Kota Singaraja sangatlah
memprihatikan pasalnya sangat jarang sekali saya temui angkutan kota yang
beroperasi di Kota Singaraja, bahkan untuk bus dalam kota di Singaraja sudah
tidak ada, hanya ada angkot yang biasa di sebut dengan bemo yang melayani
beberapa rute yang keberadaannya sudah sulit ditemukan. Terdapat juga angkutan
umum tanpa trayek berupa Grab dan gojek.
b. Moda angkutan pribadi, angkutan pribadi seperti sepeda motor dan mobil menjadi
pilihan masyarakat Singaraja dalam berpergian.
c. Moda angkutan barang, terdapat beberapa moda angkutan barang yang dapat
ditemu di Kota Singaraja seperti truk ukuran besar, truk kecil, mobil box, dan
mobil bak terbuka yang digunakan dalam pengangkutan barang oleh masyarakat
Singaraja.
d. Moda angkutan tak bermotor, terdapat beberapa moda angkutan tak bermotor yang
digunakan oleh masyarakat Singaraja yakni sepeda, dokar atau delman, dan
berjalan kaki.
3. Dari pengamatan saudara, berapa kira – kira moda share yang terjadi untuk setiap
modanya?
Dari pengamatan saya untutuk moda share untuk setiap moda angkutan yang ada pada
saat kondisi pandemi ini adalah sebagai berikut :
Moda Share Angkutan di Singaraja
5%
15%

45%
10%

25%

Sepeda Motor Mobil Angkutan Umum


Angkutan Barang Lain-lain

Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa penggunaan angkutan pribadilah


yang paling diminati oleh masyarakat Singara, sedangkan untuk penggunaan angkutan
umum hanya sebesar 10% hal ini disebabkan jumlah angkutan umum yang ada di
Singaraja sedikit, sulit ditemukan serta waktu operasional angkutan umum yang tidak
menentu.
4. Apa yang mempengaruhi orang memilih moda transportasi yang dipergunakan?
Jawab :
Ada 4 (empat) kelompok faktor yang dianggap kuat pengaruhnya terhadap pelaku
perjalanan dalam memilih suatu moda transportasi (Bruton (1975) dalam Miro (2005) ),
yaitu :
a) Kelompok faktor karakteristik pelaku perjalanan (traveler characteristic factor),
faktor ini merupakan faktor yang ditinjau berdasarkan karakteristik atau sifat dari
perlaku perjalanan, yang terdiri dari beberapa variable yang mempengaruhi
pemilihan moda:
 Ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi (car ownership). Hal ini
menjadi pengaruh dalam pemilihan moda transportasi karena semakin banyak
orang yang memiliki kendaraan pribadi maka minat masyarakat untuk
menggunakan angkutan umum menjadi lebih rendah. Masyarakat cenderung
memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum
karena sifat kendaraan pribadi yang mampu sampai ketujuan dengan rute
yang diinginkan dan juga bersifat dor too dor.
 Pendapatan (income), berupa daya beli pelaku perjalanan untuk membiayai
perjalanannya, semakin tinggi pendapatan atau ability to pay pelaku
perjalanan maka tingkat kenyamanan, kemudahan, baik dari segi fasilitas dan
waktu yang diberikan dalam perjalanan akan lebih baik daripada pelaku yang
memiliki ability to pay yang rendah, missal untuk menaiki angkutan Patas Ac
mengeluarkan biaya yang lebih besar daripada menggunakan angkutan
ekonomi. Tentunya ability to pay ini harus diiringin dengan willingness to
pay atau keinginan untuk membeli jasa transportasi.
 Kondisi kendaraan pribadi (tua, jelek, baru, kondisi prima,dll.) sangat
mempengaruhi pemilihan moda transportasi apabila kondisi kendaraan
pribadi tidak memungkinan untuk melakukan perjalanan maka pengguna
akan beralih menggunakan angkutan umum yang ada.
 Kepadatan permukiman (density of residential development) semakin tinggi
kepadatan permukiman maka pergerakan perjalanan yang terjadi akan
semakin banyak, apabila semua pelaku perjalanan menggunakan kendaraan
pribadi tentunya akan menimbulkan kemacetan, masyarakat akan cenderung
menggunakan angkutan yang mampu memberikan waktu perjalanan yang
lebih singkat, misalnya menggunakan bus yang telah memiliki jalur atau lajur
khusus, atau menggunakan kendaraan roda dua.
 Sosial ekonomi lainnya, seperti struktur dan ukuran keluarga (pasangan
muda, punya anak, pensiun atau bujangan), usia, jenis kelamin, jenis
pekerjaan, lokasi pekerjaan, punya lesensi mengemudi (SIM) atau tidak.
b) Kelompok faktor karakteristik perjalanan (travel characteristic factor) yakni
pemilihan moda angkutan dipengaruhi oleh karakteristik atau sifat perjalanan,
terdiri dari beberapa variable yakni :
 Tujuan perjalanan (trip purpose) seperti pergi berkerja, pergi sekolah, tujuan
sosial, tujuan bisnis dll.
 Waktu perjalanan (trip of trip mode) seperti pagi hari, siang hari, tengah
malam, hari libur dan seterusnya. Waktu pelaksanaan perjanan tentunya
mempengaruhi pemilihan moda angkutan, misalnya saat libur lebaran
tinggkat penggunaan atau pemilihan angkutan umum menjadi meningkat.
 Panjang perjalanan (trip length), merupakan jarak fisik (km) antara asal
dengan tujuan, termasuk panjang rute, waktu pembanding kalau
menggunakan moda-moda lain, disini berlaku bahwa semakin jauh
perjalanan, semakin orang cendrung memilih untuk naik angkutan umum.
c) Kelompok faktor karakteristik sistem transportasi (transportation system
characteristic factor) yakni pemilihan moda angkutan dipengaruhi oleh
karakteristik pelayanan yang mampu diberikan oleh angkutan umum, yang terdiri
dari beberapa variable yakni faktor kuantitatif (waktu perjalanan, biaya
perjalanan, tingkat kehandalan), dan faktor kualitatif (tingkat pelayanan, tingkat
akses) berikut penjelasannya:
 Waktu relative perjalanan (relative travel time) yang meliputi waktu
menunggu kendaraan, dan waktu diatas kendaraan. Semakin efektif waktu
perjalanan yang disesuikan dengan jarak tempuh maka semakin diminati pula
angkutan tersebut oleh pengguna. Missal angkutan a dan b memiliki rute
perjalanan yang sama, akan tetapi waktu perjalanan angkutan a lebih cepat
dibadingan angkutan b, bagi pengguna yang memiliki keinginan membeli
nilai waktu yang diberikan oleh angkutan akan cenderung memilih angkutan
a.
 Biaya relative perjalanan (relative travel cost), merupakan seluruh biaya yang
timbul akibat melakukan perjalanan dari asal ke tujuan untuk semua moda
yang berkompetisi seperti tarif, bahan bakar dan lain-lain.
 Tingkat kehandalan angkutan umum dari segi waktu (tepat waktu),
ketersediaan ruang parkir dan tariff, semakin tinggi kehandalan angkutan
umum maka keinginan masyarakat untuk memilih angkutan umum tersebut
menjadi lebih tinggi,
 Tingkat pelayanan relative (relative level of service). Merupakan variabel
yang cukup bervariasi dan sulit diukur, contohnya adalah variabel
kenyamanan dan kesenangan.
 Tingkat akses/indeks daya hubung/kemudahan pencapaian tempat tujuan.
Semakin sulit dijangkaunya akses menuju terminal, halte, tempat henti bus,
dan simpul transportasi lainnya, maka akan semakin rendah minat pengguna
untuk menggunakan angkutan umum, dan cenderung akan memilih
menggunakan kendaraan pribadi.
d) Kelompok faktor karakteristik kota dan zona, dimana pemilihan moda transportasi
dipengaruhi oleh jenis tata guna lahan pada suatu zona meliputi :
 Jarak kediaman dengan tempat kegiatan, semakin jauh jarak kegiatan maka
pengguna cenderung memilih menggunakan angkutan umum dikarenakan
dapat menghemat energi pada saat melakukan perjalanan, contohnya saat
berpergian keluar kota pengguna memilih menggunakan kereta atau pesawat.
 Kepadatan penduduk, semakin tinggi kepadatan penduduk pada suatu zona,
maka pergerakan perjalanan yang dihasilkan akan semakin besar, apabil
pengguna cenderung menggunakan kendaraan pribadi dapat menimbulkan
permasalahan lalu lintas berupa kemacetan, hal ini menyebabkan pengguna
akan memilih untuk menggunakan angkutan yang dapat memberikan waktu
perjalanan yang lebih cepat seperti menggunakan sepada motor,
menggunakan bus yang telah memiliki jalur/lajur khusus, dll.

Anda mungkin juga menyukai