Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.

1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

ANALISA PEMILIHAN MODA ANGKUTAN KOTA MANADO – KOTA


GORONTALO MENGGUNAKAN MODEL BINOMIAL-LOGIT-SELISIH
Jurike Ireyne Toar
James A. Timboeleng, Theo K. Sendow
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email: juriketoar@gmail.com

ABSTRAK
Aktifitas pergerakan antara kota Manado – kota Gorontalo merupakan pergerakan yang cukup padat.
Pergerakan antara kedua kota tersebut dapat dilayani oleh dua moda yaitu bus dan mobil sewa.
Angkutan bus lebih banyak diminati mengingat harga/biaya perjalanannya murah. Permasalahan
moda bus dan mobil sewa ialah pergerakan penumpang rute Manado – Gorontalo yang cukup besar,
tidak berimbang antara moda bus dan moda mobil sewa akibatnya penumpang yang menggunakan
moda bus beralih ke moda mobil sewa dan tidal lagi memperhatikan faktor kenyamanan dan
keamanan penumpang. Melihat kondisi ini, semua pilihan diserahkan pada pengguna jasa yang
mempertimbangkan cost/biaya, waktu tempuh dan waktu tunggu. Dari hasil analisa didapat suatu
pemodelan antara moda bus dan moda mobil sewa yang diperoleh dengan persamaan linear y =
13,76 + 0,00165X1 + 1,655X2 + 6,998X3 dimana X1 adalah ∆Cost, X2 adalah ∆Waktu Tempuh dan X3
adalah ∆Waktu Tunggu. Dari persamaan tersebut dapat diperoleh model pemilihan moda
transportasi yang menjelaskan probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda bus dan moda
mobil sewa.
Kata kunci : analisa pemilihan moda, probabilitas, binomial-logit-selisih

PENDAHULUAN cukup besar, tidak berimbang antara moda bus


dan moda angkutan sewa, akibatnya penumpang
Latar Belakang yang menggunakan moda bus beralih ke moda
Transportasi dalam kaitan dengan kehidupan mobil sewa dan tidak lagi memperhatikan faktor
manusia memiliki peranan signifikan. Oleh kenyamanan dan keamanan penumpang. Maka
karena itu, kota Manado harus memiliki sistem dari itu moda bus yang dahulunya beroperasi
transportasi yang tertata dengan baik karena seminggu tiga kali kini menjadi setiap hari. Oleh
transportasi berfungsi sebagai katalisator dalam karena itu, masalah pemilihan moda dapat
mendukung perekonomian, pertumbuhan sosial dikatakan sebagai tahap terpenting dalam
dan pengembangan wilayah. perencanaan dan kebijakan transportasi.
Sistem transportasi masyarakat untuk
mengangkut penumpang dan barang mengguna- Perumusan Masalah
kan alat angkut dinamakan moda transportasi. 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Dalam memilih moda transportasi, penumpang pemilihan moda dan berapa prosentase
perlu mempertimbangkan tingkat kenyamanan memilih moda.
(comfortibility) dimana tingkat kenyamanan 2. Bagaimana model pemilhan moda antara bus
dapat berupa adanya fasilitas AC dan tidak ada dan mobil sewa serta berapa selisih biaya,
pengamen atau pedagang asongan di dalam waktu tempuh dan waktu tunggu.
angkutan, keamanan dan keselamatan terjamin,
serta sesuai dengan tingkat perekonomian Perumusan Masalah
(pendapatan) masyarakat itu sendiri. 1. Penelitian ini dilakukan hanya pada rute Kota
Hal ini bisa dilihat pada rute perjalanan kota Manado-Kota Gorontalo (1 Arah)
Manado – kota Gorontalo, masyarakat dihadap- 2. Penelitian ini menggunakan metode
kan pada pilihan jenis moda, yaitu angkutan wawancara/kuisioner pada masyarakat yang
umum (bus) dan angkutan mobil sewa. berusia 12 tahun ke atas
Permasalahan angkutan umum (bus) dan 3. Dalam penelitian ini obyek penelitiannya
angkutan mobil sewa ialah pergerakan adalah moda transportasi angkutan darat yaitu
penumpang rute Manado – Gorontalo yang

27
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

bus dan mobil sewa pada rute Kota Manado- dalam setiap waktu untuk mendukung aktifitas
Kota Gorontalo yang diperlukan manusia.
4. Penelitian ini hanya ditinjau dari segi Menurut Tamin (2000), transportasi adalah
pemakai/konsumen selaku pelaku perjalanan pergerakan manusia dan/atau barang dari tempat
5. Teori pemilihan moda yang digunakan yang satu ke tempat yang lain. Pergerakan timbul
didasarkan pada pendekatan perilaku individu karena adanya aktifitas didalam masyarakat.
yaitu pemilihan diskrit
6. Model pemilihan moda yang digunakan Peranan Transportasi
adalah model binomial-logit-selisih Transportasi memegang peranan yang sangat
7. Data untuk analisis preferensi pelaku penting karena melibatkan dan mempengaruhi
perjalanan menggunakan teknik stated banyak aspek kehidupan manusia yang saling
preference dengan skala rating berkaitan. Semakin lancar transportasi tersebut,
8. Dalam analisis data menggunakan analisis maka semakin lancar pula perkembangan
regresi. pembangunan daerah maupun nasional.

Tujuan Penelitian Angkutan


1. Untuk mengetahui faktor-faktor karakteristik Menurut Warpani (1978), angkutan pada
pengguna dalam pemilihan moda serta dasarnya adalah sarana memindahkan barang
prosentasenya atau orang dari suatu tempat ke tempat lain.
2. Untuk memperoleh suatu model yang dapat Secara garis besar berdasarkan apa yang
menjelaskan probabilitas pemilihan moda diangkut, angkutan dapat dikategorikan menjadi
antara bus dan mobil sewa pada rute Manado- dua bagian yaitu angkutan pribadi atau angkutan
Gorontalo umum.

Manfaat Penelitian Konsep Pemodelan


1. Dapat memberikan masukkan pada Pemodelan Transportasi
masyarakat/pemerintah mengenai perencana- Pemodelan adalah pendekatan kuantitatif
an transportasi di kota Manado yang dilakukan untuk mendapatkan penjelasan
2. Memberikan data-data dasar yang diperlukan atau gambaran yang lebih jelas secara terukur
dalam bidang ilmu perencanaan transportasi mengenai sistem transportasi.
untuk pemilihan moda dan sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian-penelitian Konsep Perencanaan Transportasi
selanjutnya yang berhubungan dengan 1. Model Bangkitan Pergerakan
pemilihan moda 2. Model Sebaran Pergerakan
3. Penulis dapat mengetahui pilihan moda yang 3. Model Pemilihan Moda
digunakan masyarakat dan penulis dapat 4. Model Pemilihan Rute
menambah pengalaman dan pengetahuan
yang bermanfaat tentang pemilihan moda Pemilihan Moda
Pemilihan moda sangat sulit dimodel,
walaupun hanya 2 (dua) buah moda yang akan
LANDASAN TEORI digunakan (umum atau pribadi). Ini disebabakan
banyaknya faktor yang sulit dikuantifikasi,
Transportasi misalnya kenyamanan, keamanan, keandalan
Transportasi merupakan bagian integral dari atau ketersediaan mobil pada saat diperlukan.
suatu fungsi masyarakat. Transportasi Dengan lebih dari 2 (dua) moda proses pemilihan
menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan menjadi semakin sulit. Pemilihan moda juga
gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan mempertimbangkan pergerakan yang
yang produktif, selingan serta barang-barang dan menggunakan lebih dari satu moda dalam
pelayanan yang tersedia untuk dikonsumsi perjalanan (multimoda).
(Morlok,1988).
Menurut Papacostas (1987), transportasi dapat Teori Pemilihan Moda Berdasarkan Perilaku
didefinisikan sebagai suatu sistem yang Individu/Konsumen
memungkinkan orang/barang dapat berpindah Dasar teori perilaku konsumen adalah bahwa
dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien setiap individu dalam memilih barang atau jasa

28
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

selalu berusaha memilih yang dianggapnya dapat , ( )-


() * ( )+
(2)
memberikan kepuasan maksimal. [ { ( )}]

Model Pemilihan Moda Model Binomial – Logit – Selisih.


Dalam memodelkan pergerakan, pemilihan Asumsikan Z merupakan fungsi dari biaya
moda transportasi sangat tergantung oleh gabungan saja ( ) dan dan
beberapa hal, misalnya tergantung pada pelaku merupakan bagian yang diketahui dari biaya
perjalanan (trip maker) dan moda transportasi gabungan setiap moda dan pasangan asal –
yang digunakan baik kendaraan pribadi maupun tujuan (i,d).
angkutan umum.
( )
( ) ( ) (3)
Pendekatan Model Pemilihan Moda
Model pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini terhadap pemilihan moda adalah Dengan mengasumsikan , maka
model pemilihan diskrit (Discrete Choice persamaan (3) dapat ditulis dalam bentuk
Models). persamaan (4)

Model Pemilihan Diskret ( ( ))


(4)
Akiva dan Lerman (1985) dalam bukunya
Discrete Choice Analysis: Theory and Teknik Stated Preference
Application to Travel Demand lebih menekankan Teknik SP dicirikan dengan adanya
model ini pada analisis pilihan konsumen untuk penggunaan desain eksperimen untuk
memaksimalkan kepuasannya dalam meng- membangun alternatif hipotesa terhadap situasi
konsumsi pelayanan yang diberikan oleh suatu (hypothetical situation) yang kemudian disajikan
moda transportasi pilihan. kepada responden. Selanjutnya responden
ditanya mengenai pilihan apa yang mereka
Galat (error) dalam Pemodelan dan inginkan untuk melakukan sesuatu atau
Peramalan bagaimana mereka membuat rating/rangking atau
Jenis-jenis galat berikut ini akan terjadi pada pilihan tertentu didalam satu atau beberapa
saat kita melakukan proses pembentukan, situasi dugaan.
pengkalibrasian dan peramalan model. Dengan menggunakan teknik SP ini, peneliti
1.Galat pengukuran dapat mengontrol secara penuh faktor-faktor
2.Galat sampel yang ada pada situasi yang dihipotesis. Stated
3.Galat perhitungan Preference adalah pendekatan relatif baru dalam
4.Galat spesifikasi penelitian transport, yaitu dengan menyampaikan
5.Galat transfer pernyataan pilihan (option) berupa suatu hipotesa
6.Galat pengelompokan untuk dinilai oleh responden. Dengan metode ini
•Pengelompokan data kita dapat melakukan kontrol eksperimen
•Pengelompokan alternatif kehidupan nyata dalam sistem transportasi
•Pengelompokan model (Ortuzar dan Willumsen, 1994).
Data SP yang diperoleh dari responden
Model Multinomial - Logit selanjutnya dianalisa untuk mendapatkan suatu
Model multinomial–logit yang dibangun atas model berupa formulasi yang mencerminkan
dasar asumsi akan bersifat bebas utilitas individu dalam perjalanannya.
dan tersebar secara identik menurut fungsi Stated Preference Survey memiliki sifat-sifat
sebaran logistik Gumbel seperti pada Persamaan utama yaitu:
(1) 1. Didasarkan pada pendapat responden tentang
bagaimana respon mereka terhadap beberapa
( ) (1) alternatif hipotesa.
( )
2. Setiap pilihan dipresentasikan sebagai “paket”
Pada kasus 2 (dua) alternatif moda, peluang dari atribut yang berbeda seperti waktu,
terpilihnya moda i dapat didekati dengan ongkos, jarak dan lain-lain.
persamaan (2) 3. Peneliti membuat alternatif hipotesa
sedemikian rupa sehingga pengaruh individu

29
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

pada setiap atribut dapat diestimasi; ini Desain Eksperimen


diperoleh dengan teknik design eksperimen Dalam membuat alternatif hipotesa yang akan
(experimental design). disampaikan kepada responden, penggunaan
4. Alat interview (questionare) harus Stated Preference disarankan menggunakan
memberikan alternatif hipotesa yang dapat desain eksperimen. Desain eksperimen harus
dimengerti oleh responden, tersusun rapi dan memastikan bahwa kombinasi atribut yang
masuk akal. disampaikan kepada responden bervariasi tetapi
5. Responden menyatakan pendapatnya pada tidak terkait satu dengan yang lainnya.
setiap pilihan (option) dengan melakukan Tujuannya agar hasil dari efek setiap level atas
ranking, rating dan choice pendapat berbagai tanggapan lebih mudah dipastikan.
terbaiknya sepasang atau sekelompok Desain pilihan dan penyampaiannya harus
pertanyaan. berisi tiga tahap :
6. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh 1. Penyelesaian level atribut dan kombinasi
individu dianalisa untuk mendapatkan ukuran susunan setiap alternatif.
kwantitatif mengenai hal yang penting 2. Desain eksperimen apa yang akan di-
(really) pada setiap atribut. sampaikan mengenai alternatif (presentation
Kemampuan penggunaan SP terletak pada of alternative).
kebebasan membuat desain eksperimen dalam 3. Persyaratan responden yang akan didapatkan
upaya menemukan variasi yang luas bagi dari jawaban responden (specification of
keperluan penelitian. Kemampuan ini harus responses).
diimbangi oleh keperluan untuk memastikan
bahwa respon yang diberika cukup realistis. Identifikasi Pilihan
Untuk membangun keseimbangan dalam Dalam identifikasi pilihan ini akan dilihat
penggunaan Stated Preference, dibuat tahap- bagaimana responden mengekspresikan
tahap berikut : preference terbaiknya terhadap setiap pilihan
1. Identifikasi atribut kunci dari setiap alternatif yang ditawarkan padanya. Terdapat 3 cara utama
dan buat “paket” yang mengandung pilihan; untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi
seluruh atribut penting harus dipresentasikan mengenai preference responden terhadap
dan pilihan harus dapat diterima dan realistis. alternatif pilihan yang ditawarkan kepadanya:
2. Cara yang digunakan dalam memilih akan 1. Ranking Responses (Conjoint Measurement)
disampaikan pada responden dan responden Pendekatan ini dilakukan dengan cara
diperkenankan untuk mengekspresikan apa menyampaikan seluruh pilihan pendapat
yang lebih disukainya. Bentuk penyampaian kepada responden. Kemudian responden
alternatif harus mudah dimengerti, dalam diminta untuk merankingnya kedalam pilihan
konteks pengalaman responden dan dibatasi. lain yang secara tidak langsung merupakan
3. Strategi sampel harus dilakukan untuk nilai hirarki dari utilitas. Dalam pendekatan
menjamin perolehan data yang representatif. ini seluruh pilihan dipresentasikan tetapi
Untuk mengembangkan model, data SP jumlah alternatif pilihan harus dibatasi agar
memiliki keuntungan tertentu dibandingkan tidak melelahkan.
dengan RP. Perbedaan karakteristik ini adalah 2. Rating Techniques (Functional Measurement)
sebagai berikut : Dalam kasus ini, responden ditanya untuk
1. Data RP memiliki pengertian yang sesuai mengekspresikan derajat pilihan terbaiknya,
dengan perilaku nyata, tetapi data SP menggunakan aturan skala, sering berada
mungkin berbeda dengan perilaku nyatanya. antara 1 sampai 10, dengan disertai label
2. Metode SP secara langsung dapat diterapkan spesifik sebagai angka kunci, untuk contoh 1
untuk perencanaan alternatif yang baru (non- = „sangat tidak suka‟, 5 = „tidak suka‟, atau
exsiting). 10 = „sangat disukai‟. Skor yang diberikan
3. Pertukaran (trade-off) diantara atribut lebih dapat ditransformasikan menjadi probabilitas
jelas dan dapat diobservasi dari data SP dan yang masuk akal dari pilihan-pilihan tersebut.
nilai koefisien spesifik individu dapat Disini diperlihatkan bahwa respon tidak lepas
diestimasi dari data SP. dari skala yang digunakan dan label yang
4. Format pilihan respon dapat bervariasi disertakan, untuk itu pilihan yang terbaik
(misalnya; memilih salah satu, ranking, didapatkan dan diterjemahkan kedalam skala
rating), sedangkan format pilihan untuk RP cardinal/numerik. Pada penelitian ini point
hanya “choice”. ratingnya/skala semantiknya didefinisikan

30
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

dengan kalimat “pasti memilih bus (1)”, Estimasi Parameter Stated Preference
“mungkin memilih bus (2)”, “pilihan Ada beberapa cara yang secara keseluruhan
berimbang (3)”, “mungkin memilih mobil dapat menentukan komponen utilitas. Empat
sewa (4)”, dan “pasti memilih mobil sewa teknik Stated Preference antara lain :
(5)”. Responden diminta untuk 1. Native atau Metode Grafik
mengekspresikan preferensinya terhadap Native atau Metode Grafik sangat sederhana
masing-masing pilihan dengan menunjukkan digunakan dengan pendekatan yang
“skor” tertentu dan dalam hal ini digunakan didasarkan pada prinsip bahwa tiap level dari
skala 1 sampai 5 sesuai point ratingnya untuk atribut sering muncul sama-sama dalam
menunjukkan kemungkinan pilihan. Selanjut- desain eksperimen tertentu. Oleh karena itu,
nya skor tesebut dapat ditransformasikan beberapa ciri utilitas dari pasangan level
dalam bentuk probabilitas yang masuk akal atribut tersebut bisa ditentukan dengan
dari pilihan-pilihan tersebut, skor yang menghitung rata-rata (mean), nilai ranking,
diambil untuk point rating (skor) 1 = 0,1 ; rating dan choice setiap pilihan yang telah
point rating (skor) 2 = 0,3 ; point rating (skor) dimasukkan dalam level tersebut dan
3 = 0,5 ; point rating (skor) 4 = 0,7 dan point membandingkannya dengan rata-rata (mean)
rating (skor) 5 = 0,9. yang sama untuk level dan atribut yang lain.
3. Eksperimen Pilihan (Choice Experiment) 2. Non-Metric Scaling
Dalam kasus ini individu hanya ditanya untuk Metode ini menggunakan Analisa Monotonic
memilih pilihan preferencenya dari beberapa Variance (MONANOVA) yaitu pendekatan
alternatif (dua atau lebih) dari sekumpulan yang digunakan untuk skala non-metric,
pilihan kemudian memperkenankan dengan menggunakan seluruh urutan ranking
responden untuk mengekspresikan derajat pilihan yang diperoleh dalam eksperimen
keyakinannya kedalam pernyataan pilihan. Stated Preference. Metode ini memperkirakan
Dalam literatur lain exercise ini kadang- komponen utilitas melalui cara iterasi, yaitu
kadang disebut juga sebagai rating, meskipun perkiraan nilai utilitas menyesuaikan pada
secara aktual identik dengan choice setiap alternatif. Komponen utilitas yang
experiment. pertama dihasilkan menggunakan metode
Native, jika komponen utilitas Native mampu
Analisa Data Stated Preference menghasilkan urutan ranking secara pasti,
Fungsi utilitas adalah mengukur daya tarik proses iterasi selesai. Jika metode Native
setiap pilihan (skenario hipotesa) yang diberikan menghasilkan urutan ranking yang tidak sama
pada responden. Fungsi ini merefleksikan dengan yang dihasilkan oleh responden,
pengaruh pilihan responden pada seluruh atribut komponen utilitas secara sistematik
yang termasuk dalam Stated Preference. divariasikan dalam suatu urutan untuk
Umumnya fungsi utilitas berbentuk linear, diperbaiki, yaitu dengan menyesuaikan antara
sebagai berikut : ramalam dan urutan ranking yang diobservasi
sampai dicapaian nilai optimum. Metode ini
(5) diterapkan pada setiap responden secara
terpisah dan tidak memberikan secara
dimana : keseluruhan goodness of fit statistic mengenai
Uj =utilitas pilihan j ketepatan model. Oleh karena itu, teknik ini
a,b1,… ,bn =parameter model menjadi kurang popular dalam studi
x1,x2,… ,xn =nilai atribut pengembangan transportasi sekarang ini.
Tujuan analisa adalah menentukan estimasi 3. Metode Regresi.
nilai sampai dimana nilai-nilai tersebut disebut Metode Regresi secara luas digunakan dalam
sebagai bobot pilihan atau komponen utilitas. pemodelan transportasi. Dalam penggunaan
Dari nilai parameter model dapat efek relatif dari analisa stated preference, teknik regresi
setiap atribut pada seluruh utilitas. Setelah digunakan pada pilihan rating. Pengolahan
komponen utilitas dapat diestimasi, maka data dilakukan untuk mendapatkan hubungan
selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai kuantitatif antara sekumpulan atribut dan
tujuan seperti menentukan kepentingan relatif responden. Hubungan tersebut dinyatakan
dari atribut yang termasuk dalam eksperimen dan dalam bentuk persamaan linear sebagai
menentukan fungsi utilitas untuk peramalan berikut:
model. (6)

31
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

dimana : Data dan Sampel


y = respon individu Data yang dibutuhkan meliputi data primer
x1,x2,… ,xn = atribut pelayanan dan data sekunder. Untuk mendapatkan data
a = konstanta regresi primer dilakukan uji sampel.
b1,b2,… ,bn = parameter model Pada uji sampel yang disebarkan kepada 78
Residual untuk setiap kejadian dirumuskan responden yang dibagi atas dua tempat, yaitu:
sebagai berikut: terminal Bus Malalayang dan terminal Mobil
( ) (7) Sewa. Survei dilakukan dengan menempatkan
surveyor pada dua lokasi sebelum jam
Dan jumlah kuadrat terkecil residual untuk keberangkatan.
sejumlah n observasi adalah: Hasil yang diperoleh dari 78 responden
∑ ∑, ( )- (8) menyatakan bahwa 52 responden yang sering
menggunakan moda bus dan selebihnya 26
Dengan menggunakan prinsip kuadrat
responden menggunakan moda mobil sewa.
terkecil, dengan meminimalkan ∑ ,
diperoleh jika turunan parsial ∑ berturut-
Penentuan Ukuran Sampel
turut terhadap a, b1, b2, ..., bn adalah sama
Berdasarkan hasil pilot survey terhadap 78
dengan nol. Dengan langkah ini, maka akan
responden, masing-masing responden menjawab
diperoleh k + 1 persamaan sejumlah k + 1
17 option dari seluruh responden. Responden
koefisien regresi sehingga masing-masing
terkumpul = 78 x 17 = 1326.
koefisien dapat ditentukan.
4. Analisa Logit. Tabel 1. Acuan menentukan jumlah sampel:
Teknik estimasi pilihan diskrit seperti logit probabilitas individu memilih Bus/Mobil Sewa.
diperlukan teknik statistik yang lebih maju
dalam analisis data stated preference.
Meskipun pada mulanya dimaksudkan untuk
menganalisa choice data diskret, tipe lain
dalam mengukur pilihan seperti ranking dan
ranking dapat juga dianalisa sebagai data
choice data. Estimasi yang dilakukan
didasarkan pada prinsip statistik maksimum
likehood.
Probabilitas rata-rata sampel,
prerata= 593,2/1326=0,4
METODOLOGI PENELITIAN Variasi sampel,
∑ ( ) ( )
Diagram Alir =171,02 / (1326-1) = 0,13
Standar deviasi sampel,
( )
√∑ = √( = 0,36
)
Asumsi tingkat keberartian (level of significant),
α/2 = 0,05 (5%) (derajat kepercayaan)

Maka, dari tabel normal t diperoleh Za/2 = 1,96


Galat yang dikehendaki g tidak lebih dari 2%
= 0,02
Maka, jumlah sampel minimal :
. / = 1244,7
Jumlah responden n/12 = 104

Syarat minimal data yang dapat disebarkan


kepada responden adalah 104 individu. Kuisioner
yang disebarkan kepada responden adalah 308.
Gambar 1. Diagram Alir

32
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

Maka diambil sebanyak 105 individu sesuai Pengumpulan Data Sekunder


jumlah sampel Data sekunder diperoleh dari institusi/instansi
yang berhubungan dengan penelitian ini baik
Uji Kecukupan Data secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu cara menentukan besaran sampel
yang memenuhi hitungan adalah yang
dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow ANALISA DAN PEMBAHASAN
Blog, 2010) dengan rujukan Principles and
Methods of Research; Ariola et al. (eds.); 2006 Karakteristik Pengguna Moda (Penumpang)
sebagai berikut: Jenis Kelamin
n = P / (1 + P.e2) Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
dimana : kuisioner ini terdistribusi kepada 72 orang
n = jumlah sampel penumpang bus dan 33 orang penumpang mobil
P = populasi sewa. Dari jumlah tersebut 37,5% penumpang
e = nilai error (toleransi terjadinya bus adalah laki-laki dan 63% adalah perempuan,
galat) sedangkan pada mobil sewa 63,6% laki-laki dan
36% perempuan.
Diketahui :
Umur/usia
Kapasitas Bus = 28 penumpang Menurut Kanafani, 1983 dalam Yusuf Adi
Bus berangkat sehari sekali Kurniawan (2010), faktor usia/umur merupakan
= (1 x 28 penumpang = 28 penumpang) salah satu faktor karakteristik penumpang yang
Kapasitas Mobil Sewa= 7 penumpang berpengaruh terhadap pilihan moda. Faktor usia
Mobil Sewa berangkat sehari tiga kali akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap
= (3 x 7 penumpang = 21 penumpang) tingkat pelayanan yang diberikan oleh suatu
Populasi (Bus dan Mobil Sewa) sehari moda transportasi.
= 28 + 21= 49 Hasil penelitian memperlihatkan adanya
Populasi (Bus dan Mobil Sewa) seminggu perbedaan distribusi umur antara penumpang bus
=49 x 7 hari = 343 dan mobil sewa. Pada penumpang bus dijumpai
e diambil 2% = 0,02 kebanyakan berumur 21-25 tahun yaitu sebesar
Ditanya : 25%, < 20 tahun sebesar 11%, 26-30 tahun
n = ......? sebesar 21%, 31-35 tahun sebesar 11%, 36-40
Penyelesaian : tahun sebesar 14%, 41-45 tahun sebesar 7%, 46-
n = P / (1 + P.e2) 50 tahun sebesar 3%, 51-55 tahun sebesar 6%,
n = 343 / (1 + 343 x 0,022) 61-65 tahun sebesar 3% untuk penumpang
= 343 / (1 + 0,1372) berumur 56-60 tahun dan > 60 tahun masing-
= 343 / 1,1372 masing sebesar 0%. Pada penumpang mobil sewa
= 301,6 juga dijumpai kebanyakan berumur 31-35 tahun
= 302 sebesar 18%, <20 tahun 9%, 21-25 tahun 9%, 26-
Jadi kecukupan data sebanyak 302 penumpang 30 tahun 15%, 36-40 tahun 15%, 41-45 tahun
15%, 46-50 tahun 9%, 51-55 tahun 6%, 56-60
Tahap dan Teknik Pengumpulan Data tahun 3%%, 61-65 tahun 0%, >66 tahun 0%.
Pengumpulan data merupakan tahapan Pendapatan Per Bulan
penting dalam suatu penelitian karena apabila Faktor pendapatan menurut Bruton, 1976
dalam pengumpulan data didapatkan data-data dalam Yusuf Adi Kurniawan (2010), adalah
yang sesuai dengan yang dikehendaki maka faktor karakteristik penumpang yang
dalam analisa dan pengolahan data akan berjalan berpengaruh besar terhadap pilihan moda, karena
lancar, namun bila dalam tahap ini data-data masing-masing moda memberikan tarif yang
yang didapat tidak sesuai dengan yang berbeda sesuai tingkat pelayanannya. Bagi
diharapkan maka data tersebut tidak dapat diolah seorang yang memiliki pendapatan yang relatif
sesuai tujuan yang diharapkan. tinggi harga tiket bukanlah faktor utama dalam
menentukan jenis angkutan yang dipilih. Faktor
Pengumpulan Data Primer kenyamanan dan kecepatan perjalanan lebih
Pengumpulan data primer dilakukan dengan dituntut walaupun dengan harga tiket yang lebih
melakukan survei langsung di lapangan. mahal. Sebaliknya bagi penumpang yang

33
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

berpenghasilan relatif kecil akan memilih moda kecepatan/waktu 25%, faktor keselamatan/
angkutan yang lebih murah tarifnya. Hasil keamanan 18%, faktor kenyamanan 8% dan
penelitian menunjukan adanya perbedaan yang faktor kemudahan sebesar 0%.
nyata antara penumpang bus dan mobil sewa
dalam pendapatannya. Analisis Regresi Linear
Responden penumpang bus mempunyai Analisis yang digunakan untuk memperoleh
pendapatan per bulannya <Rp.500.000 sebesar fungsi selisih utilitas bus dan mobil sewa yang
51%, Rp.500.000-Rp.1.000.000 sebesar 33%, akan dikembangkan dalam studi ini adalah
Rp.1.000.000-Rp.2.500.000 sebesar 8%, analisa regresi. Analisa dengan pendekatan
Rp.2.500.000-Rp.5.000.000 sebesar 0%, regresi pilihannya menggunakan rating yaitu
Rp.5.000.000-Rp.7.500.000 sebesar 0% dan respon individu adalah berupa pilihan terhadap
pendapatan >Rp.7.500.000 sebesar 7%. point rating yang disajikan dalam bentuk skala
Sedangkan responden penumpang mobil sewa semantik
mempunyai pendapatan per bulannya
<Rp.500.000 sebesar 18%, Rp.500.000- Estimasi Parameter Model
Rp.1.000.000 sebesar 15%, Rp.1.000.000- Kompilasi data dari Uji Signifikan (koefisien
Rp.2.500.000 sebesar 52%, Rp.2.500.000- korelasi), Uji Multi Variabel (Uji F (f Stat) dan
Rp.5.000.000 sebesar 15%, Rp.5.000.000- Uji T (t Stat)) ditampilkan pada Tabel 2.
Rp.7.500.000 sebesar 0% dan pendapatan
>Rp.7.500.000 sebesar 0%. Tabel 2. Kompilasi data Estimasi Parameter
Coefficie Standard P-
f Stat t Stat
nts Error value
Pernah Menggunakan Moda Bus Maupun Interce 28,145007 0,4888
13,75848 0,6331
Mobil sewa pt 29 4
Responden dalam survei ini merupakan X
0,001645 0,0005508 2,9875 0,0104
Variabl
masyarakat pengguna moda bus dan mobil sewa. e1
8 8 2 9
11,626
Adapun hasil penelitian di terminal malalayang X
1,655201 0,4727687 3 3,5010 0,0039
(bus) yang pernah menggunakan kedua moda Variabl
7 91 8 1
e2
dan pernah menggunakan salah satu moda X
6,998496 1,8910751 0,0026
tersebut. Sebanyak 90% pernah menggunakan Variabl
7 64
3,7008
7
kedua moda dan sebanyak 10% pernah e3

menggunakan salah satunya. Sedangkan untuk


mobil sewa sebanyak 52% pernah menggunakan Karakteristik Pemilihan Moda
kedua moda dan sebanyak 48% menggunakan Probabilitas Naik Bus-Mobil Sewa
salah satu moda tersebut. Transformasi Data
Jika ada 2 moda yang diperbandingkan yaitu
Moda yang Paling Sering Digunakan moda bus dan mobil sewa, maka dapat
Dari hasil penelitian yang dilakukan moda ditentukan variabel-variabel berikut ini :
yang paling sering digunakan oleh responden di PBus = Proporsi/probabilitas penumpang yang
terminal malalayang (bus) adalah bus sebesar menggunakan moda Bus
100% dan mobil sewa sebesar 0%. Sedangkan PMobil Sewa= Proporsi/probabilitas penumpang
responden di jalan sarapung (mobil sewa) adalah yang menggunakan Mobil Sewa
bus sebesar 9% dan mobil sewa sebesar 91%. UBus = Biaya perjalanan dengan menggunakan
moda Bus
Alasan Pemilihan Moda UMobil Sewa= Biaya perjalanan dengan
Dari beberapa alasan-alasan pemilihan moda, menggunakan moda Mobil Sewa
pada umumnya pengguna mobil sewa memilih ( )
faktor kenyamanan sebagai alasan utama yang ( )
paling banyak dipilih dengan prosentase sebesar
45%, faktor kecepatan/waktu sebesar 24%, faktor
keselamatan/keamanan sebesar 12%, faktor
kemudahan sebesar 12% dan faktor Persamaan Logaritma Natural (Tamin, 2000)
harga(murah) sebesar 6%. Sedangkan untuk dimana:
pengguna bus memilih faktor harga(murah) Y = (UBus – UMobil Sewa)
sebagai alasan utama yang paling banyak dipilih = 13,76 + 0,00165 X1 + 1,655 X2 + 6,998 X3
dengan prosentase sebesar 46%, faktor

34
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

Selisih Biaya Perjalanan (Cost) (X1) Selisih Waktu Tunggu (X3)

Tabel 3. Selisih Biaya Tabel 5. Selisih Waktu Tunggu

Gambar 4. Grafik Probabilitas Bus Atribut Waktu


Tunggu

Gambar 2. Grafik Probabilitas Atribut Cost PENUTUP

Kesimpulan
Selisih Waktu Tempuh (X2) 1. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
perilaku pelaku perjalanan, diketahui faktor–
Tabel 4. Selisih Waktu Tempuh faktor karakteristik pengguna dalam
pemilihan moda adalah sebagai berikut:
• Berdasarkan jenis kelamin pengguna moda
bus didominasi oleh perempuan dengan
prosentase sebesar 63%, sedangkan untuk
pengguna moda mobil sewa didominasi
oleh laki-laki dengan prosentase sebesar
63,6%.
• Berdasarkan usia moda bus dipilih oleh
pengguna moda dengan usia 21-25 tahun
sebesar 25% dan moda mobil sewa dipilih
oleh pengguna moda dengan usia 31-35
tahun sebesar 18%.
• Berdasarkan pendapatan per bulan
pengguna moda bus prosentase terbesar
untuk tingkat pendapatan Rp. 500.000 –
Rp. 1.000.000 yakni 51%, sedangkan
pengguna moda mobil sewa prosentase
terbesar untuk tingkat pendapatan Rp.
Gambar 3. Grafik Probabilitas Bus Atribut Waktu 1.000.000 – Rp. 2.500.000 yakni 52%.
Tempuh • Berdasarkan pernah menggunakan moda
bus maupun mobil sewa sebesar 90%
keduanya pernah pada moda bus,

35
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

sedangkan pada moda mobil sewa pemilihan bus sebesar Y = 13,76 + (0,00165 x
keduanya pernah sebesar 52%. -40.000) + (1,655 x 40) + (6,998 x 10) =
• Berdasarkan moda yang paling sering 83,94% dibandingkan dengan mobil sewa.
digunakan, penumpang moda bus di
terminal Malalayang sebesar 100% Saran
menggunakan moda bus, sedangkan pada 1. Model pemilihan moda yang dihasilkan dalam
moda mobil sewa sebesar 91% sering studi ini merupakan analisis untuk pergerakan
menggunakan moda mobil sewa. penumpang bus dan mobil sewa untuk rute
• Berdasarkan alasan pemilihan moda pada Manado–Gorontalo. Studi dapat dikembang-
moda bus didominasi oleh alasan harga kan untuk pergerakan penumpang dengan
yang murah sebesar 46% sedangkan pada rute–rute lainnya.
moda mobil sewa didominasi oleh alasan 2. Dalam penelitian kesulitan yang diperoleh
kenyamanan sebesar 45%. adalah pada saat survey pengumpulan data,
2. Dari hasil analisis maka model pemilihan karena responden pada umumnya memiliki
moda bus dan mobil sewa dengan rute waktu yang terbatas untuk menjawab
Manado–Gorontalo dalam studi ini adalah kuisioner sehingga seringkali jawaban yang
model binomial logit selisih dengan fungsi diperoleh tidak memadai bahkan terkesan
utilitas bus dan mobil sewa dalam bentuk seadanya. Untuk itu pada penelitian–
persamaan linear. penelitian yang menggunakan Teknik Stated
Y = 13,76 + 0,00165 X1 + 1,655 X2 + 6,998 Preference disarankan agar dilakukan survey
X3 dengan metode home interview survey,
Dari nilai utilitas didapat selisih biaya supaya surveyor dan responden dapat
(X1) sebesar Rp. -40.000, selisih waktu berinteraksi dengan baik serta jawaban yang
tempuh (X2) 40 menit dan selisih waktu diperoleh diharapkan lebih baik.
tunggu (X3) 10 menit serta probabilitas

DAFTAR PUSTAKA

Anggoman, Johan P.E., 2007. Studi Tingkat Pelayanan Angkutan Umum DAMRI di Kota Manado,
Tesis Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Batti, Joy Fredi, 2007. Analisis Keseimbangan Kebutuhan Angkutan Umum Bus Antar Kota Jurusan
Manado-Tondano (PP), Tesis Program Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Boediono, dan Koster Wayan., 2002. Statistika dan Probabilitas: Teori dan Aplikasi, Cetakan
Kedua, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Lazuardy, Irham Ramdhan, 2009. Analisa Probabilitas Pemilihan Moda Transportasi antara
Sepeda Motor dengan Angkutan Umum pada Kecamatam Pancoran Mas – Kota Depok,
Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Lubis, Nur Aida, 2010. Analisa Pemilihan Moda Transportasi Medan – Binjai dengan
Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP), Tugas Akhir Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Najid dan Frederik Pongtuluran, 2010. Model Pemilihan Moda Busway dan Sepeda Motor Studi
Kasus Koridor Blok M – Kota, Seminar Nasional Pascasarjana X – Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya.

Patimbano, Dyfi Frity, 2010. Pemodelan Transportasi dalam Studi Karakteristik Kepemilikan
Sepeda Motor terhadap Tingkat Pertumbuhan Arus Lalu Lintas dengan Menggunakan
Analisa Multinomial Logit, Studi Kasus Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara, Tesis
Program Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

36
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (27-37) ISSN: 2337-6732

Pearmain, D. dan Swanson, J., 1991. Stated Preference Techniques: A Guide to Practice, Second
Edition, Hague Consulting Group, Surinamestraat 4, 2585 GJ Den Haag, The Netherlands.

Pratikno, Herry Judhi, 2006. Analisis Intensitas Penggunaan Angkutan Penumpang Umum, Studi
Kasus Angkutan Penumpang Umum Bus antar Kota dalam Provinsi Non Ekonomi
Semarang – Solo, Tesis Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Prihastuti, Nur Endah, 2002. Model Pemilihan Moda Angkutan Kerja, Studi Kasus Perumahan
Minomartani Yogyakarta, Simposium ke-5 FSTPT Universitas Indonesia, Jakarta.

Rini, Indri Nurvia Puspita, 2007. Analisis Persepsi Penumpang Terhadap Tingkat Pelayanan Bus
Way Studi Kasus Bus Way Trans Jakarta Koridor I, Tesis Program Pascasarjana,
Universitas Diponegoro, Semarang.

Silalahi, Leo Ganda, 2009. Analisa Pemilihan Moda Transportasi Bus dengan Metode Stated, Studi
Kasus Medan – Sidikalang, Simposium XII FSTPT Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Supangat, Andi, 2010. Statistika: dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Cetakan
Ketiga, Penerbit Prenada Media, Jakarta.

Tamin, O.Z., 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi: Contoh Soal dan Aplikasi, Penerbit
Institut Teknologi Banndung, Bandung.

37

Anda mungkin juga menyukai