Anda di halaman 1dari 44

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Konsep Perencanaan Transportasi


Perencanaan transportasi merupakan tahapan dalam menunjang
sistem transportasi baik dari segi kebutuhan sarana maupun prasarana.
Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah untuk memperkirakan atau
mengukur keperluan dan keinginan dalam fungsi transpportasi yang lebih
efektif pada tahun mendatang.

Analisis perencanaan transportasi biasanya dilakukan dengan


mencakup beberapa komponen yang cukup banyak dan beragam. Berikut
merupakan ciri kajian perencanaan transportasi ditandai dengan adanya,
yaitu :

1. Multimoda
Kajian perencanaan transportasi menggunakan satu atau lebih
angkutan transportasi guna menunjang pergerakan manusia dan/
atau barang pasti melibatkan banyak moda transportasi.
2. Multidisiplin
Kajian perencanaan transportasi melibatkan banyak disiplin keilmuan,
karena berbagai aspek penelitiannya, mulai dari ciri pergerakan,
pengguna jasa, sampai dengan sistem prasarana dan sarana.
Biasanya, perencanaan transportasi melibatkan bidang keilmuan
seperti, sosial, politik, ekonomi, geografi, rekayasa, penelitian
operasional, informatika dan psikologi.
3. Multisektoral
Kajian perencanaan transportasi dengan menyertakan kelembagaan
pemerintah yang berkaitan, misalnya lembaga pemerintah atau
swasta, misalnya Dinas Perhubungan, BPN, Dinas Tata Kota,
Polantas, Operator Bus, Dinas Pendapatan Daerah, dan lain – lain.

41
4. Multimasalah
Perencanaan transportasi bisa menimbulkan permasalahan beragam
yang berkaitan dengan rekayasa, operasional, pengguna jalan,
ekonomi hingga aspek sosial.

“Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap” adalah konsep


perencanaan yang telah banyak diimplementasikan hingga saat ini,
diantaranya yaitu :

1. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan


Bangkitan dan tarikan pergerakan adalah perkiraan jumlah
pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan
jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona.

d i

Sumber : Perencanaan dan pemodelan, Offyar Z. Tamin 2000

Gambar III. 1 Bangkitan dan Tarikan Perjalanan

2. Sebaran Pergerakan
Sebaran pegerakan atau distribusi perjalanan, yaitu tahapan yang
menghubungkan interaksi antara tata guna lahan, jaringan
transportasi dan arus lalu lintas.
3. Pemilihan Moda
Pemilihan moda terjadi ketika seseorang akan memutuskan
bagaimana mencapai tujuan yang efektif, efisien aman dan nyaman.
4. Pemilihan Rute
Pemilihan rute terjadi ketika seseorang akan memilih dan
memutuskan rute yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan

42
tergantung pada alternatif terpendek, tercepat dan termurah,
sehingga mereka dapat menentukan rute yang terbaik.

Tata guna lahan adalah sebuah perencanaan untuk mengatur fungsi


lahan, tata alokasi lahan dan pemanfaat lahan secara rasional agar tercipta
keteraturan. Untuk menghubungkan antar tata guna lahan satu dengan
tata guna lahan lainnya, diperlukan suatu aksesibiltas dan mobilitas untuk
menuju suatu zona atau tata guna lahan tersebut. Sehingga, sistem
transportasi memiliki peran penting sebagai penghubung antar zona atau
tata guna lahan. Apabila, terjadi peningkatan kegiatan pada guna lahan,
maka permintaan (demand) pada transportasi akan mengalami
peningkatan. Dengan demikian, apabila sistem transportasi mengalami
permasalahan, hal tersebut akan berdampak pada aksesibilitas tata guna
lahan.

3.2 Konsep Pemilihan Rute


Pemilihan rute adalah tahap terakhir dari model perencanaan empat
tahap. Besarnya pergerakan suatu jaringan jalan dari zona asal ke zona
tujuan yang dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas pada sistem jaringan
antarzona yang meliputi jarak, waktu dan biaya. Ketika akan melakukan
perjalan, selain memilih moda seseorang cenderung akan memilih rute
yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan secara efektif, efisien dan
biaya transportasi yang kecil.

Rute merupakan rangkaian ruas berurutan yang saling terhubung,


sehingga menghubungkan zona asal dan tujuan (Wijaya, 2018). Rute yang
sederhana adalah berupa hubungan langsung antara zona asal dan tujuan
tanpa titik antara dan tidak terdapat rute alternatif yang tumpang tindih.
Kegiatan pemilihan rute bertujuan memodelkan perilaku pelaku pergerakan
dalam memilih rute yang menurut mereka merupakan rute terbaiknya
(Tamin, 2000). Sehingga dalam pemodelan pemilihan rute dapat
diidentifikasi rute yang akan digunakan oleh setiap pengendaran, sehingga
akhirnya dihasilkan jumlah pergerakan pada setiap ruas jalan. Pendekatan
43
yang sering digunakan untuk mempertimbangkan pemilihan rute, yaitu
biaya pergerakan dan nilai waktu, sebab biaya pergerakan dianggap
proposional dengan jarak tempuh (Tamin, 2000). Menurut Tamin (2000),
menyebutkan model pemilihan rute terjadi berdasarkan beberapa faktor
pertimbangan yang didasari pengamatan bahwa tidak setiap pengendra
akan memilih rute yang sama dari zona asal yang menuju ke zona tujuan,
khususnya di daerah perkotaan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya:

1. Peningkatan biaya disebabakan adanya kemacetan pada ruas jalan,


sehingga kinerja beberapa rute lain menjadi lebih tinggi.
2. Perbedaan persepsi pribadi tentang biaya perjalanan, karena adanya
perbedaan kepentingan atau informasi yang tidak jelas dan tidak
tepat mengenai kondisi lalu lintas saat itu.

Untuk mendapatkan setepat mungkin arus yang didapat saat survei


yang dilakukan di setiap ruas jalan maka perlu dialkukan pemodelan
pemilihan rute. Analisis pemilihan rute terdiri dari beberapa bagian utama,
yaitu:

1. Alasan pengguna jalan memilih rute yang dipilih;


2. Pengembangan model antara sistem transportasi dengan alasan
pengguna jalan memilih rute tertentu;
3. Perbedaan persepsi terhadap ‘rute yang terbaik’ baik dari jarak
tempuh, rute dengan waktu tempuh yang singkat ataupun kombinasi
dari keduanya;
4. Kemacetan dan ciri fisik ruas jalan membatasi jumlah arus lalu lintas
di jalan tersebut.

Pemilihan rute dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok topik


penelitian, diantaranya (Wijaya 2018) :

1. Pemilihan Rute (Route Choice), yaitu menyangkut pemilihan dari satu


rute yang telah diketahui, proses pemilihan tergantung kepada
kondisi dari masing – masing rute. Pelaku perjalanan memilih rute
pada jaringan yang sudah dikenalnya.

44
2. Pencarian Rute Alternatif (Route Search), merupakan proses bagi
pelaku perjalanan dalam menentukan rute yang memungkinkan
untuk mencapai tujuan perjalanannya; dan

3.3 Pengertian Jalan


Jalan adalah prasarana transprotasi darat yang meliputi segala
bagian Jalan, termasuk bangunan penghubung, bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah,
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel, jalan lori dan
jalan kabel (UU Nomor 2 Tahun 2022). Secara sederhana, dapat
disimpulkan bahwa jalan merupakan prasarana tranpsortasi yang
digunakan sebagai tempat perlintasan baik kendaraan bermotor maupaun
kendaraan tidak bermotor.

Sistem transportasi adalah suatu bentuk hubungan antara


penumpang, sarana dan prasarana transportasi dalam melakukan suatu
rangkaian perpindahan penumpang dan/atau barang yang tercakup dalam
suatu tatanan. Di perkembangan zaman saat ini, jalan menjadi komponen
penting bagi masyarakat untuk melakukan perpindahan dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 2 Tahun
2022 tentang Jalan pasal 2 menyebutkan Penyelenggaraan jalan
dilaksanakan dengan berdasarkan asas :

a. Kemanfaatan g. Keserasian, Keselarasan dan


Keseimbangan
b. Keselamatan h. Keterpaduan
c. Keamanan dan Kenyamanan i. Kebersamaan dan Kemitraan
d. Persatuan dan Kesatuan j. Berkelanjutan
e. Efisiensi dan Efektivitas k. Transparan dan Akuntabilitas
f. Keadilan l. Partisipatif

45
Dalam penyelenggaraannya sebagai fungsinya, jalan diklasifikan
menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :

1. Jalan Arteri
Jalan arteri adalah jalan yang melayani lalu lintas yang tinggi
(kendaraan berat) antara kota – kota penting atau antara pusat –
pusat produksi dan ekspor.
2. Jalan Sekunder
Jalan sekunder adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup
tinggi, baik kendaraan ringan maupun berat antara kota – kota penting
dan kota – kota yang lebih kecil juga melayani daerah disekitarnya.
3. Jalan Penghubung
Jalan penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang
sempit juga dipakai sebagai jalan penghubung antara jalan – jalan
golongan yang sama atau berlainan.

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Jalan,


pasal 11 ayat (1) menyebutkan bahwa, “Setiap Jalan harus memiliki bagian
– bagian Jalan yang merupakan ruang yang dipergunakan untuk mobilitas,
konstruksi Jalan, keperluan peningkatan kapasitas Jalan, keperluan
peningkatan kapasitas Jalan, dan keselamatan bagi pengguna Jalan”.
Bagian – bagian jalan sebagaimana yang dimaksud, yaitu :
1. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)
Ruang manfaat jalan adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh
lebar, tinggi dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh
penyelenggara jalan dan digunakan untuk badan jalan, saluran tepi
jalan dan ambang pengamannya (PM Pekerjaan Umum No.
20/PRT/2010 2010).
2. Ruang Milik Jalan (Rumija)
Ruang milik jalan adalah ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu di luar manfaat jalan yang diperuntukkan bagi ruang
manfaat jalan, pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas di masa
datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan dan

46
dibatasi oleh lebar, kedalaman dan tinggi tertentu (PM Pekerjaan
Umum No. 20/PRT/2010 2010).
3. Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja)
Ruang pengawasan jalan adalah ruang tertentu di luar ruang milik
jalan yang penggunaannya diawasi oleh penyelenggara jalan agar
tidak mengganggu pandangan bebas pengemudi, kontruksi jalan, dan
fungsi jalan.

Seperti yang telah diketahui bahwa, jalan menjadi prasarana untuk


menunjang dan mendukung berbagai aktivitas dan kebutuhan manusia
dalam hal kepentingan mobilitas guna mencapai tujuan ekonomi dan non
ekonomi. Mobilitas akan tercipta dengan baik apabila pergerakan penduduk
semakin terintregasi antara satu dengan yang lainnya di dalam suatu
sistem. Secara tidak langsung jalan berfungsi sebagai prasarana
transportasi untuk kegiatan ekonomi, yaitu menunjang pemerataan
perekonomian sebagai jalan penghubung. Dengan demikian, aksesibilitas
bagi masyarakat akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3.4 Pengertian Jalan Tol

3.4.1 Definisi Jalan Tol


Jalan umum yang menjadi salah satu bagian sistem jaringan
jalan dan sebagai rasional penggunaannya diwajibkan membayar tol
disebut dengan jalan tol. Jalan tol salah satu bagian dari sistem
jaringan jalan nasional dan terintegrasi dengan sistem transportasi
yang terpadu (UU Nomor 2 Tahun 2022). Tol singkatan dari tax on
location, sehingga setiap orang yang menggunakan kendaraan
bermotor wajib melakukan pembayaran jalan tol. Pembangunan
jalan tol telah berperan dalam meningkatkan ekonomi lokal melalui
peningkatan kepesertaan produk usaha mikro, usaha kecil dan
usaha menengah pada ruang usaha tempat istirahat dan pelayanan
jalan tol. Dalam rangka mengakomodasi ekonomi lokal tersebut
maka pelayanan tol dapat dikembangkan dengan menambahkan
47
fasilitas penunjang berupa area promosi ekonomi lokal, sehingga
dapat menghubungkan akses terbatas ke luar jalan tol.

Jalan tol memiliki peran yang strategis dalam mewujdukan


pemerataan pembangunan maupun untuk pengembangan wilayah
(Nurida 2018). Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia
sangat dibutuhkan, karena dapat mengurangi inefisiensi akibat
kemcaten pada ruas utama, serta untuk meningkatkan proses
distribusi barang dan jasa terutama di wilayah yang sudah tinggi
tingkat perkembangannya, serta dapat mengembangkan wilayah
tersebut menjadi sentra perekonomian. Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol pasal 2 menyebutkan
maksud, tujuan, dan lingkup peyelenggaraan jalan tol, sebagai
berikut :

(1) Penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan


pemerataan pembangunan serta keseimbangan dalam
pengembangan wilayah.
(2) Penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan efisiensi
pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan
pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah
tinggi tingkat perkembangannya.
(3) Lingkup Peraturan Pemerintah ini mencakup pengaturan
penyelenggaraan jalan tol, BPJT, serta hak dan kewajiban
badan usaha dan pengguna jalan tol.

Besarnya tarif tol berbeda untuk setiap golongan kendaraan


dan dihitung berdasarkan kemampuan bayar pengguna jalan tol,
besar keuntungan biaya operasi kendaraan dan kelayakan investasi
(PP Nomor 15 Tahun 2005). Jalan tol memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan jalan biasa atau jalan non – tol. Berikut
kelebihan dari menggunakan jalan tol, yaitu :

1. Mengurangi waktu tempuh perjalanan. Ketika pengguna jalan


menggunakan jalan non – tol saat melewati persimpangan
48
pengguna jalan diharuskan berhenti dan menunggu yang
menyebabkan banyak waktu yang terbuang, dibandingkan
dengan menggunakan jalan tol.
2. Keselamatan lalu lintas pengguna jalan diprioritaskan.
3. Penghematan biaya perjalanan, seperti: operasi, konsumsi bahan
bakar, polusi udara dan kebisingan.
4. Sepanjang perjalanan kendaraan dapat bergerak tanpa
rintangan tanpa terhalang akibat adanya persimpangan atau
perpotongan sebidang dengan jalan non – tol.

3.4.2 Syarat Teknis dan Spesifikasi Jalan Tol


Secara umum, jalan tol dinyatakan sebagai jalan lintas
alternatif dari ruas jalan umum yang ada (sekurang – kurangnya
mempunyai fungsi arteria tau kolektor). Namun jalan tol tidak dapat
dikatakan jalan alternatif jika pada kawasan tersebut belum ada
jalan umum dan membutuhkan pengembangan kawasan tertentu.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2005 tentang Jalan Tol Pasal 5 menyebutkan syarat teknis
penyelenggaraan jalan tol, yaitu :

(1) Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan


kenyamanan yang lebih tinggi dari jalan umum dan dapat
melayani arus lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi.
(2) Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antarkota didesain
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 (delapan
puluh) kilometer per jam, dan untuk jalan tol di wilayah
perkotaan didesain dengan kecepatan rencana paling rendah
60 (enam puluh) kilometer per jam.
(3) Jalan tol didesain untuk mampu menahan muatan sumbu
terberat (MST) paling rendah 8 (delapan) ton.
(4) Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran yang
dilengkapi fasilitas penyeberangan jalan dalam bentuk
terowongan dan jembatan.

49
(5) Pada tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan tol,
harus diberi bangunan pengamanan dengan struktur dan
kekuatan yang dapat menyerap energi benturan kendaraan.
(6) Setiap jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan
larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka
jalan, dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas.

Jalan tol harus mempunyai spesifikasi (PP Nomor 15 Tahun


2005 2005), sebagai berikut :

a. Tidak ada persimpangan sebidang;


b. Jumlah jalan masuk dan keluar ke dan dari jalan tol dibatasi
secara efisien dan semua jalan masuk dan jalan keluar harus
terkendali secara penuh;
c. Jarak antarsimpang susun, paling rendah 5 (lima) kilometer
untuk jalan tol luar perkotaan dan paling rendah 2 (dua)
kilometer untuk jalan tol dalam perkotaan;
d. Jumlah lajur sekurang – kurangnya dua lajur per arah;
e. Menggunakan pemisah tengah atau median; dan
f. Lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai
jalur lalu lintas sementara dalam keadaan darurat.

3.4.3 Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol


Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol adalah ukuran jenis dan
mutu pelayanan yang harus dicapai dalam pelaksanaan
penyelenggaraan jalan tol (PM Pekerjaan Umum Nomor
16/PRT/M/2014 2014). Peraturan Menteri tersebut digunakan
sebagai acuan bagi Badan Usaha Jalan Tol dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jalan tol.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol wajib dilaksanakan


oleh Badan Usaha Jalan Tol guna meningkatkan pelayanan kepada
pengguna jalan tol. Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor

50
16/PRT/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol pasal 3
menyebutkan, Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol mencakup
substansi pelayanan, yaitu :

1. Kondisi Jalan Tol.


Pada dasarnya, kondisi jalan tol terdiri dari 3 (tiga) indikator,
yaitu:
a. Kekesatan, artinya tingkat kekesatan jalan tol standar yang
harus dipenuhi adalah lebih dari 0,33 Mu.
b. Ketidakrataan, artinya tingkat kenyamanan dalam
berkendara, adapun tolak ukur yang digunakan untuk aspek
ini adalah besaran IRI yang harus kurang dari atau sama
dengan 4 m/km.
c. Tidak ada lubang, artinya dilakukan pemantauan secara
visual yang meliputi pengamatan terhadap alur, retak,
amblas, pelepasan butir gelombang, lubang serta rusak
tepi/tambahan.
2. Kecepatan Tempuh Rata – Rata.
Pada indikator ini, besaran tolok ukur dibedakan untuk jalan tol
dalam kota dan jalan tol luar kota. Untuk jalan tol dalam kota
disyaratkan kecepatan tempuh rata – rata lebih dari atau sama
dengan 1,6x jalan non tol, sedangkan jalan tol luar kota
kecepatan tempuh rata – rata harus lebih dari atau sama dengan
1,8x jalan non tol.
3. Aksesibilitas.
Aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan dalam melakukan
perjalanan dari lokasi tempat tinggal ke lokasi pelayanan yang
dibutuhkan. Indikator untuk aksesibilitas meliputi kecepatan
transaksi dan jumlah gardu tol. Tolak ukur yang digunakan
dibedakan menjadi sistem transaksi terbuka dan sistem transaksi
tertutup.

51
4. Mobilitas.
Mobilitas adalah suatu ukuran kemampuan sesorang untuk
melakukan pergerakan. Indikator untuk aspek layanan ini adalah
kecepatan penanganan hambatan lalu lintas yang mencakup
observasi patroli dan patroli kendaraan derek dengan syarat 30
menit/siklus pengamatan.
5. Keselamatan.
Keselamatan terdiri dari beberapa indikator, yaitu :
a. Sarana pengaturan lalu lintas termasuk di dalamnya
perambuan, marka jalan, guide, post/reflector dan patok per
kilometer.
b. Penerangan jalan umum wilayah perkotaan, disyaratkan
bahwa 100% lampu menyala.
c. Pagar rumija disyaratkan 100% terpenuhi.
d. Penanganan kecelakaan berupa evakuasi korban kecelakaan
ke rumah sakit terdekat dan penderekan gratis.
6. Pertolongan Pertama.
Indikator pertolongan pertama yang digunakan meliputi
keberadaan kendaraan derek, polisi patrol jalan raya, patrol jalan
tol (operator), kendaraan rescue dan sistem informasi.
7. Lingkungan.
Indikator lingkungan yang dimaksud, yaitu berupa kebersihan di
sekitar ruas jalan tol serta tidak ada tanaman yang mengganggu
fungsi jalan tol.
8. Tempat Istirahat (TI) dan Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP).

3.5 Kinerja Lalu Lintas


Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah serangkaian usaha dan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan
dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan,
mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan

52
kelancaran lalu lintas (PM No. 96 Tahun 2015). Kinerja lalu lintas perkotaan
dapat dinilai dengan menggunakan parameter lalu lintas. Dalam penelitian
ini hanya membahas mengenai besarnya volume lalu lintas jalan nasional
dan jalan tol. Berikut merupakan penjelasan terkait dengan batasan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

3.5.1 Kapasitas Jalan


Menurut PM No. 96 Tahun 2015 , menyebutkan bahwa
“Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung
volume lalu lintas ideal persatuan waktu, dinyatakan dalam
kendaraan perjam atau satuan mobil penumpang per jam”. Kapasitas
didefinisikan sebagai arus maksimum yang melewati suatu titik pada
suatu jalan yang dapat di pertahankan persatuan jam dalam kondisi
yang berlaku (Cahyono, 2017). Persamaan dasar untuk penentuan
kapasitas jalan luar kota berdasarkan MKJI 1997 adalah sebagai
berikut:

𝐶 = 𝐶0 𝑥 𝐹𝐶𝑤 𝑥 𝐹𝐶𝑠𝑝 𝑥 𝐹𝐶𝑠𝑓 Rumus III. 1

Keterangan :

C : Kapasitas (smp/jam)
C0 : Kapasitas Dasar (smp/jam)
FCw : Faktor Penyesuaian Lebar Jalan
FCsp : Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (hanya untuk jalan tak
terbagi)
FCsf : Faktor Penyesuaian Hambatan Samping dan Bahu Jalan

3.5.2 Volume Lalu Lintas


Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati
suatu titik tertentu pada rus jalan persatuan waktu, dinyatakan dalam
kendaraan per jam atau satuan mobil penumpang (PM No. 96 Tahun
2015). Volume lalu lintas pada ruas jalan per satuan waktu, yang

53
dikenal dalam perencanaan lalu lintas adalah Lalu Lintas Harian Rata
– Rata Tahunan (LHRT) dan Volume Jam Perencanaan (VJP).
1. Lalu Lintas Harian Rata – Rata Tahunan (LHRT) merupakan arus
lalu lintas dalam setahun dibagi jumlah ahri dalam satu tahun (365
hari), sehingga Lalu Lintas Harian Rata – Rata Tahunan (LHRT)
dinyatakan dalam bentuk satuan mobil penumpang (smp) per hari
(PM No. 96 Tahun 2015).
2. Volume Jam Perencanaan (Design Hourly Volume) merupakan
besaran yang dipergunakan dalam perancangan bagian – bagian
dalam jaringan jalan. Satuan yang biasa digunakan adalah
smp/jam. Sepanjang tahun akan terdapat 1 (satu) jam dimana
volume lalu lintas adalah yang tertinggi. Volume lalu lintas
tertinggi ini yang dijadikan sebagai volume jam perencanaan (PM
No. 96 Tahun 2015).

3.5.3 Komposisi Lalu Lintas


Komposisi lalu lintas dalam hal ini lebih dikenal dengan
klasifikasi kendaraan. Klasifikasi kendaraan sangat tergantung pada
tujuan dari suatu survei dilakukan. Klasifikasi kendaraan meliputi (PM
No. 96 Tahun 2015) :
1. Klasifikasi kendaraan berdasarkan berat kendaraan, terutama
beban sumbu untuk hal – hal yang berhubungan dengan desain
penanganan jalan dan kontruksi perkerasan;
2. Klasifikasi kendaraan berdasarkan dimensi kendaraan yang
dilakukan untuk menentukan lebar lajur dan radius putar;
3. Klasifikasi kendaraan berdasarkan dimensi kendaraan pribadi dan
kendaraan umum, biasanya dilakukan untuk menentukan skema
manajemen pembatasan yang akan dilakukan; dan
4. Klasifikasi kendaraan berdasarkan kendaraan bermotor, kendaraan
tidak bermotor dan pejalan kaki, umumnya dilakukan untuk
menentukan teknik – teknik optimasi penggunaan ruang jalan dan
keselamatan pejalan kaki.

54
Berikut merupakan golongan kendaraan bermotor yang berlaku
pada jalan tol sebagai berikut.

Tabel III. 1 Golongan Kendaraan Bermotor

GOLONGAN JENIS KENDARAAN


Golongan I Sedan, Jip, Pick Up/Truk Kecil dan Bus
Golongan II Truk dengan 2 (dua) gandar
Golongan III Truk dengan 3 (tiga) gandar
Golongan IV Truk dengan 4 (empat) gandar
Golongan V Truk dengan 5 (lima) gandar atau lebih
Sumber : Kepmen PU Nomor 370 Tahun 2007

3.6 Konsep Dampak Pembangunan

3.6.1 Pengertian Dampak


Dampak merupakan suatu pengaruh yang ditimbulkan karena
adanya suatu akibat baik yang bersifat positif maupun negatif. Secara
sederhana dampak dapat diartikan sebagai pengaruh atau akibat
(Luis and Moncayo 2017).

Pada hakekatnya, ketika seseorang melakukan pengambilan


keputusan, disetiap keputusan tersebut memiliki pengaruh atau
akibat baik yang bersifat positif maupun negatif. Berdasarkan
pengertian dari dampak, maka dampak dapat dibagi menjadi 2 (dua)
jenis pengertian, yaitu:

1. Dampak Positif
Dampak positif merupakan suatu pengaruh yang
menimbulkan atau memberikan kesan baik kepada lingkungan
sekitar, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Pengaruh positif dapat diartikan menunjukkan perubahan ke arah
yang lebih baik.
2. Dampak Negatif

55
Dampak negatif merupakan suatu pengaruh yang
menimbulkan atau memberikan kesan yang buruk kepada
lingkungan sekitar, sehingga dapat menghambat bahkan merusak
lingkungan disekitarnya. Pengaruh negatif ini dapat diartikan
menunjukkan perubahan ke arah yang lebih buruk baik dari
sebelum ataupun setelah adanya pembangunan yang dilakukan.

3.6.2 Konsep Pembangunan


Secara umum, pembangunan kata pembangunan diartikan
sebagai usaha untuk mewujudkan kemajuan hidup berbangsa. Akan
tetapi pada sebagian masyarakat, bahkan pada masyarakat kecil
pembangunan selalu diartikan sebagai perwujudan fisiki, seperti
pembangunan mall, jembatan, jalan raya, rumah ibadah dan
sebagainya.

Kata pembangunan menjadi salah satu hal menarik untuk


diperdebatkan, namun mungkin saja tidak ada ilmu satu disiplin ilmu
yang paling tepat untuk mengartikan kata pembangunan itu sendiri.
Para ahli sendiri, memberikan definisi yang bermacam – macam
seperti halnya perencanaan, sebab istilah pembangunan dapat
diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lainnya. Namun,
secara umum disepakati bahwa pembangunan merupakan suatu
proses untuk melakukan perubahan (Digdowiseiso 2020). Menurut
Deddy T. Tikson (2005), pembangunan nasional merupakan sebuah
transfomasi ekonomi, sosial dan budaya yang secara sengaja melalui
kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Misalnya,
transformasi dalam struktur ekonomi dapat dilihat melalui
peningkatan pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri
jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin
besar. Sebaliknya, sektor pertanian melakukan kontribusi yang
semakin kecil dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan,
transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusin kemakmuran
melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial

56
ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih,
fasilitas rekreasi dan partisipasi dalam proses pembuat keputusan
politik. Sedangkan, transformasi budaya dapat dilihat melalui
semangat kebangsaan dan nasionalisme serta adanya nilai dan
norma yang dianut masyarakat. Dengan penjelasan diatas, dapat
diketahui bahwa pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan
masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik yang berlangsung baik
secara makro (nasional) dan mikro (kelompok/group).

Secara sederhana, pembangunan diartikkan sebagai upaya


untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik, dimana perubahan
yang dimaksud adalah menuju ke arah peningkatan dari keadaan
semula dan tak jarang bahwa diasumsikan pembangunan adalah
pertumbuhan. Seiring perkembangannya hingga saat ini belum
ditemukan adanya suatu kesepakatan yang menolak asumsi tersebut
(Digdowiseiso 2020). Dengan demikian, pembangunan tidak dapat
dipisahkan dari pertumbuhan, artinya pembangunan dapat
menyebabkan teradinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi
sebagai akibat adanya pembangunan.

Pelaksanaan pembangunan harus direncanakan dalam setiap


tahapan dari pembangun, sehingga dibutuhkan sebuah
pembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkan berbagai
aspek khususnya lingkungan hidup (Ompusunggu 2018). Terdapat
ciri – ciri pembangunan yang memperhatikan berbagai aspek yang
dapat dilihat, yaitu :

1. Menjamin pemerataan dan keadilan, artinya pembangunan


berkelanjutan dilaksanakan dengan memperhatikan pemerataan
distribusi sumber lahan dan faktor produksi, pemerataan
kesempatan bagi perempuan dan pemeretaan ekonomi untuk
peningkatan kesejahteraan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati, artinya dalam melakukan
pembangunan keanekaragaman hayati menjadi dasar dari tata

57
lingkungan, sehingga pemerintah dapat memastikan bahwa
sumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut baik di masa
kini dan masa yang akan datang.
3. Mengunakan pendekatan yang integratif, artinya pendekatan
yang menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.

Menggunakan pandangan jangka panjang untuk merencanakan


pengelolaan dan pemanfaatan dari sumber daya guna mendukung
pembangunan.

3.6.3 Konsep Pembangunan Infrastruktur


Infrastruktur adalah sebuah fasilitas berupa fisik ataupun non
fisik yang dibangun oleh pihak pemerintah atau perorangan guna
memenuhi keperluan dasar masyarakat dalam lingkup ekonomi dan
sosial. Jadi, dapat diartikan bahwa infrastruktur merupakan sebuah
wadah yang digunakan sebagai roda penggerak dalam pertumbuhan
ekonomi dan menjadi pemicu pembangunan suatu kawasan terjadi.

Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu


roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Dalam hal
ini, peran infrastruktur sebagai mediator antara sistem ekonomi dan
sosial dalam tatanan kehidupan manusia dan lingkungannya.
Lingkungan menjadi faktor pendukung sistem infrastruktur dan
sistem ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur, kemudian sistem
sosial sebagai objek dan sasaran yang didukung oleh sistem ekonomi
(Ompusunggu 2018). Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat
diperlukan seperti halnya infrastruktur jalan dan jembatan. Pada
hakekatnya pembangunan merupakan suatu proses, tahapan atau
rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan yang
mengandung makna pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan
bersama – sama baik oleh pemerintah maupun seluruh komponen
masyarakat yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap permasalahan yang timbul dari suatu proses pembangunan.
Tujuan dilakukannya pembangunan adalah untuk meningkatkan

58
kualitas manusia yang dilakukan secara berkelanjutan yang
berlandaskan kemampuan nasional dengan tantangan perkembangan
global. Pelaksanaan pembangunan akan membantu mewujudkan
aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan kemanan secara menyeluruh untuk mewujudkan
kehidupan yang sejajar dan sederajat. Di Indonesia, pembangunan
infrastruktur masih belum merata khususnya di wilayah pedesaan.
Ketidakmerataan pembangunan wilayah ini menyebabkan
pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, hal ini tentu akan
mempengaruhi kesejahteraan sosial di wilayah setempat. Saat ini
Indonesia sudah banyak melakukan pembangunan infrastruktur
dengan tujuan untuk membantu masyarakat secara perlahan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu pembangunan dapat
dikatakan berhasil apabila, pembangunan tersebut memberikan
dampak baik bagi masyarakat di kawasan tersebut baik dari segi
sosial maupun ekonomi (Ramadhanti 2019).

Dalam ruang lingkupnya pembangunan infrastruktur mencakup


banyak hal, namun yang ditekankan dalam penelitian ini adalah
pembangunan infrastruktur di bidang transportasi. Pembangunan di
bidang transportasi diarahKan untuk mendukung kegiatan ekonomi,
sosial dan budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui
pendekatan pengembangan wilayah guna mencapai tujuan
diantaranya :

1. Mencapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar


daerah;
2. Membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk
memantapkan pertahanan dan keamanan nasinal; dan
3. Membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional.

Pembangunan yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh


komponen bangsa di berbagai wilayah akan meningkatkan partisipasi

59
aktif masyarakat dalam pembangunan, mengurangi gangguan
keamanan, serta menghapuskan potensi konflik sosial untuk
tercapainya Indonesia yang maju, mandiri dan adil.

3.7 Kondisi Sosial Ekonomi

3.7.1 Kondisi Sosial


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kondisi sosial
adalah situasi keadaan masyarakat di suatu negara pada saat
tertentu. Sosial dapat dikatakan sebagai sebuah perilaku manusia
yang berhubungan ataupun bekerja sama satu sama lain dalam
kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
dalam hidupnya masing – masing. Dasar dari unsur sosial adalah
ikatan emosional antar individu, tak ada konfilk antar individu dengan
kelompok, sebab individu tunduk kepada tujuan kelompoknya (Nurida
2018).

Secara umum, istilah kata sosial sering dikaitkan dengan hal –


hal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat, seperti
misalnya kehidupan masyarakat di perkotaan dan pedesaan, atau
suatu sifat manusia yang mengarah pada rasa empati terhadap
kehidupan yang dapat memunculkan sifat tolong – menolong,
sehingga sering dikatakan sebagai manusia dengan jiwa sosial yang
tinggi. Kondisi sosial pada individu dipengaruhi melalui 2 (dua) cara,
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, yaitu
keadaan dimana individu melakukan pergaulan sehari – hari baik di
lingkungan keluarga, teman, pekerjaan, dan sekitarnya. Sedangkan
secara tidak langsung, yaitu kondisi dimana individu dipengaruhi
melalui media lainnya, seperti media masa baik cetak dan audio
visual. Dalam halnya berperilaku sosial kepada makhluk sosial, dapat
juga dipengaruhi oleh proses dan hasil pendidikan yang telah
dilakukan karena ruang lingkup pertemanan dan aktivitas dalam
masyarakat yang beragam (Irfantri 2018).

60
Dalam kehidupan sosial, keluarga menjadi faktor utama dalam
menentukan tingkat ketercapaian pendidikan anak – anknya. Namun,
pendidikan keluarga tidak hanya tergantung pada satu keluarga itu
saja, sehingga suatu keluarga hidup berdampingan dengan keluarga
lainnya. Pada kondisi sosial ekonomi berkaitan era tantara status
sosial dan kebiasaan hidup sehari – hari, sehingga secara tidak
langsung menjadi suatu budaya dan kebiasaan di kalangan kelompok
atau individu tertentu. Kebiasaan hidup tersebut kemudian disebut
dengan culture activity, hal tersebut juga menunjukan bahwa pola
interaksi atau pergaulan hidup antara individu menunjukan adanya
perbedaan kedudukan dan deratan atau status kriteria dalam
membedakan status pada masyarakat. Menurut R. Linton dalam
Irfantri, 2018 menyatakan, kondisi sosial masyarakat mempunyai 5
(lima) indikator, yaitu umur dan jenis kelamin, pekerjaan, prestise,
family atau kelompok rumah tangga dan keanggotan dalam kelompok
perserikatan. Dari kelima indikator tersebut, hanya indikator umur
dan jenis kelamin yang tidak terpengaruh oleh proses pendidikan,
sehingga hanya 4 (empat) indikator yang perlu diukur tingkat
perbaikannya untuk mengetahui tingginya manfaat sosial bagi
masyarakat.

Status sosial dalam masyarakat seringkali menjadi budaya


dalam pengelompokan orang – orang berdasarkan kesamaan
karakteristik pekerjaan dan pendidikan. Sehingga, secara tidak
langsung menyebabkan terjadinya diskriminasi diantara kalangan
individu maupun kelompok. Secara umum, kondisi sosial masyarakat
memiliki (Irfantri 2018) :

1. Jenis pekerjaan yang bervariasi prestisenya, yang mana


beberapa diantara individunya memiliki akses yang lebih besar
terhadap pekerjaannya memiliki status lebih tinggi
dibandingkan orang lain.

61
2. Tingkat pendidikan yang berbeda – beda antar individu,
semakin individu memiliki pendidikan yang lebih baik, maka
akses yang dimilikinya akan lebih besar.
3. Sumber daya ekonomi setiap individu yang berbeda.
4. Tingkat kekuasaan untuk mempengaruhi institusi masyarakat

Dari uraian kondisi sosial diatas, pembagian kelompok atau


masyarakat (individu) memiliki apa dapat disebut sebagai status
sosial (Irfantri 2018).

3.7.2 Kondisi Ekonomi


Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai
aktivitas perilaku manusia (sosial) berupa produksi, distribusi serta
konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah ekonomi berasal dari kata
”oikos” artinya keluarga atau rumah tangga dan “nomos” artinya
hukum atau peraturan yang berlaku.

Aspek pada kondisi ekonomi adalah suatu tinjauan investasi


dari sudut pandang pemerintah atau masyarakat yang merasakan
manfaat dari suatu proyek (Krisnananda and Kartika 2021). Dalam
kehidupan sehari – hari pengetahuan mengenai ekonomi sangat
diperlukan dalam memenuhi kebutuhan, sehingga ilmu ekonomi
menjadi ilmu yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Ekonomi menjadi sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat kemajuan dalam suatu negara, apakah keadaan ekonomi baik
atau semakin memburuk. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan
bahwa pengertian ekonomi adalah sebuah bidang kajian ilmu yang
berhubungan tentang pengurusan sumber daya material individu,
masyarakat dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan
kehidupan manusia (Nurida 2018).

Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di


masyarakat berdasarkan pendapatan yang disesuaikan dengan harga
barang pokok. Secara tidak langsung keberadaan status ekonomi

62
dapat menimbulkan terjadinya perbedaan diantara kalangan individu
maupun kelompok, misalnya keluarga yang memiliki status ekonomi
kurang mampu akan cenderung memikirkan bagaimana memenuhi
kebutuhan pokok dan akan lebih berkonsentrasi terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar yang menunjang kehidupannya dan keluarganya.
Sebaliknya, orang dengan tingkat ekonomi yang tinggi akan
mempunyai kesempatan yang lebih besar dalam menempuh
pendidikan, dimana orang dengan kemampuan ekonomi yang tinggi
akan lebih mudah menerima informasi, sehingga semakin mudah
mendapat pengetahui yang baik. Ukuran atau kriteria yang digunakan
untuk menggolongkan masyarakat ke dalam kelas tertentu adalah
sebagai berikut :

1. Ukuran kekayaan, artinya semakin kaya seseorang maka akan


semakin tinggi status seseorang di dalam masyarakat.
2. Ukuran kekuasaan, artinya semakin tinggi dan banyak
wewenang seseorang dalam masyarakat, maka semakin tinggi
status ekonomi tersebut.
3. Ukuran kehormatan adalah orang yang disegani di kalangan
masyarakat tertentu dan ditempatkan lebih tinggi dari orang
lain di dalam kelompok masyarakat.

Ukuran ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan yang


menjadi ukuran oleh masyarakat guna menghargai ilmu pengetahuan
tersebut.

3.7.3 Kondisi Sosial Ekonomi


Kondisi sosial ekonomi adalah lingkungan yang terdiri dari
individual maupun kelompok manusia yang saling berhubungan yang
membentuk suatu komunitas sosial, sehingga terjadi kegiatan
perekonomian (Nurida 2018). Komunitas terhadap sosial dan
kehidupan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan
kehidupan dimanapun manusia tersebut berada. Kualitas lingkungan
sosial ekonomi yang baik dapat dilihat pada kehidupan pada manusia

63
itu sendiri, sebagai contoh manusia yang ada di lingkungan baik
maka secara ekonomi akan terpenuhi, tidak kekurangan pangan dan
sandang, memiliki rumah, berpendidikan, merasa aman dan nyaman
serta terpenuhinya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi semua kebutuhan
tersebut, manusia harus memiliki pekerjaan dan pendapatan yang
tepat dan sesuai. Kondisi sosial ekonomi masyarakat akan selalu
mengalami perubahan seiring berjalannya waktu dengan
menyesuaikan keadaan lingkungan disekitarnya.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat ditandai dengan adanya


saling kenal mengenal antarsatu dengan yang lainnya, paguyuban,
sifat gotong royng dan kekeluargaan. Menurut Mulyanto Sumardi dan
Hans Dieter Evers (2001) menyebutkan ciri – ciri keadaan sosial
ekonomi, diantaranya:

1. Lebih berpendidikan;
2. Mempuyai status sosial yang ditandai dengan tingkat
kehidupan, kesehatan, prestise, pekerjaan dan pengenalan diri
terhadap lingkungan;
3. Mempunyai tingkat mobilitas ke atas lebih besar;
4. Mempunyai ladang luas;
5. Lebih berorientasi pada ekonomi komersial produk;
6. Mempunyai sikap yang lebih berkenaan dengan kredit; dan
7. Pekerjaan lebih spesifik.
Berdasarkan hal diatas, maka kondisi sosial ekonomi
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dalam hal memenuhi
kebutuhan yang pada setiap individu maupun kelompok
(masyarakat). Terdapat beberapa faktor yag menentukan tinggi
rendahnya sosial ekonomi masyarakat, diantaranya adalah tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan
tempat tinggal, kepemilikan kekayaan dan partisipasi dalam aktivitas

64
kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini, uraian dalam penelitian
ini hanya dibatasi 4 (empat) faktor, diantaranya sebagai berikut:
1. Tingkat Pendidikan.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan atau penelitian. Di Indonesia,
pendidikan diupayakan untuk mewujudukan individu agar
dapat mengembangkan potensi dirinya dengan bekal
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, pendidikan
diselenggarakan melalui 2 (dua) jalur, yaitu pendidikan
sekolah (pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar
sekolah (pendidikan non formal). Berdasarkan Undang –
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan,
menyebutkan batasan atau tingkatan pendidikan dibedakan
menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Pendidikan Dasar/rendah (SD-SMP/MTs);
b. Pendidikan Menengah (SMA/SMK); dan
c. Pendidikan Tinggi (D3/S1).

Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan dilihat dari jenjang


pendidikan formal terkahir yang ditempuh, karena tingat
pendidikan berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan
pendapatan yang diperoleh.

2. Pendapatan.
Pendapatan adalah jumlah semua hasil suatu
pekerjaan yang diterima dalam bentuk uang dan/atau
barang. Menurut Sumardi dalam Yerikho mengemukakan

65
bahwa pendapatan yang diterima oleh seseorang akan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang ditempuh. Dengan
individu yang memiliki pendidikan yang tinggi kesempatan
untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik akan tinggi,
sehingga peluang mendapatkan pendapatan yang tinggi
lebih besar. Sedangkan, bagi individu yang memiliki
pendidikan rendah. Kesempatan memperoleh pekerjaan
yang lebih baik akan rendah, sehingga peluang
mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi akan rendah.
Pendapatan sosial ekonomi seseorang dapat
merumuskan indikator kemiskinan yang representatif, hal
tersebut karena pendapatan merupakan variabel yang
secara tidak langsung mempengaruhi apakah seseorang
atau kelompok orang akan mampu atau tidak untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak sebagai
manusia yang memiliki harkat dan martabat. Berdasarkan
pendapatan keluarga, kedudukan sosial ekonomi
digolongkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :
a. Golongan Ekonomi Rendah.
Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu
masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah
dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang
minimal dengan besar pendapatan < Rp.1.500.000 per
bulan.

b. Golongan Ekonomi Sedang


Dengan menjadikan pendidikan sebagai acuan
kehidupan, golongan ekonomi sedang memiliki
pendapatan dari satu juta lima ratus ribu rupiah hingga
dua juta lima ratus ribu rupiah per bulan (Rp.1.500.000
– Rp.2.000.000).

66
c. Golongan Ekonomi Tinggi.
Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi, yaitu
masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
baik kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang
tanpa ada rasa khawatir. Dimana, pendidikan bukan
sebagai acuan kehidupan menjadikan budaya dalam
keluarga untuk menjaga marwah (kehormatan dan
harga diri). Golongan ini memiliki pendapatan lebih dari
tiga juta lima ratus ribu rupiah per bulan (>
Rp.3.500.000).
3. Kepemilikan Kekayaan.
Kepemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kepemilikan
barang berharga yang memiliki nilai tinggi dalam suatu
rumah tangga. Kepemilikan kekayaan atau fasilitas,
diantaranya:
a. Barang Primer
Barang primer merupakan barang yang sangat penting
keberadaannya untuk menunjang kebutuhan hidup
yang sifatnya wajib untuk dipenuhi, misalnya sembilan
bahan pokok (sembako), rumah tempat tinggal,
pakaian.
b. Barang Sekunder
Barang sekunder merupakan jenis barang ataupun jasa
yang diperlukan setelah semua kebutuhan barang
primer terpenuhi, misalnya sepeda motor, televisim
telepon genggam dan lainnya.
c. Barang Tersier
Barang tersier merupakan barang kebutuhan yang
sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang
timbul akibat kebutuhan barang primer dan barang
sekunder telah terpenuhi, contonya mobil, AC,
apartemen, rumah mewah dan lain sebagainya.

67
4. Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan disini ialah jenis
perbuatan atau kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
imbalan atau upah. Pekerjaan juga dapat disebut sebagai
mata pencaharian atau pokok penghidupan manusia.
Dalam kondisi sosial ekonomi pekerjaan akan
menentukan status sosial ekonomi, karena dengan bekerja
segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan juga
didefinisikan sebagai usaha manusia untuk mendapatkan
kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah berupa
barang dan jasa juga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
(Irfantri 2018). Pekerjaan yang ditekuni setiap individu
berbeda – beda, hal itu menyebabkan perbedaan tingkat
penghasilan dari yang rendah hingga yang lebih tinggi
tergantung pekerjaan yang ditekuni. Menurut ISCO
(Standard Clasification of Oecupation) pekerjaan
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
a. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli
dan ahli jenis, pemimpin ketatalaksanaan dalam
suatu instansi pemerintahan maupun swasta serta
tenaga administrasi ketatausahaan.
b. Pekerjaan yang bertatus sedang, yaitu pekerjaan
dibidang penjualan dan jasa.
c. Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu buruh tani
dan buruh pabrik.

3.8 Regresi Logistik Biner


Regresi logistik atau yang disebut juga logit model merupakan
metode analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
dependen dan independent, dimana variabel dependennya bersifat
kategorik. Regresi logistik adalah sebuah pendekatan untuk membuat

68
model prediksi seperti halnya regresi linear atau biasa disebut dengan
istilah Ordinary Least Squares (OLS) Regression. Perbedaannya adalah
dalam regresi logistik, peneliti memprediksi variabel terikat berskala
dikotomi. Skala dikotomi adalah skala data nominal dengan 2 (dua)
kategori, misalnya Ya dan Tidak, Baik dan Buruk atau Tinggi dan Rendah.
Dalam analisis regresi logistik terdapat asumsi yang digunakan dalam
analisis ini, yaitu :
a. Regresi logistik tidak membutuhkan hubungan linear antara
variabel independent dengan variabel dependen;
b. Variabel independent tidak memerlukan asumsi multivariate
normality;
c. Asumsi homokedasitas tidak diperlukan;
d. Variabel bebas tidak perlu diubah ke dalam bentuk matrik (interval
atau skala ratio);
e. Variabel dependent harus bersifat dikotomi;
f. Variabel independent tidak harus memiliki keragaman yang sama
antar kelompok variabel;
g. Kategori dalam variabel independent harus terpisah satu sama lain
atau bersifat eksklusif;
h. Sampel yang diperlukan dalam jumlah relatif besar, minimum
dibutuhkan hingga 50 sampel data untuk sebuah variabel prediktor
(independent);
i. Dapat menyeleksi hubungan karena menggunakan pendekatan
non linier log transformasi untuk memprediksi odds ratio. Odd
dalam regresi logistik sering dinyatakan sebagai probabilitas.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, analisis regresi logistik tidak


memerlukan distribusi normal dalam variabel independen, sehingga dalam
analisisnya tidak memerlukan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
asumsi klasik pada variabel independenya.

69
3.9 Probabilitas
Probabilitas (peluang) adalah pernyataan kuantitatif mengenai
kemungkinan suatu kejadian yang akan terjadi. Probabilitas dalam analisis
regresi logistik dapat disebut dengan Odds. Ukuran probabilitas dikaitkan
dengan suatu kejadian Y dan dinyatakan sebagai P(Y) yang bernilai 0 ≤
P(Y) ≤ 1.

Log Odds dengan menggunakan konstante Euler ((𝑒 ≈ 2,718)


sebagai bilangan pokok logaritma naturalis, lazimnya dituliaskan sebagai In
odds. Log Odds kejadian Y disebut
(𝛽 + 𝛽
juga logit Y, dengan persamaan sebagai
𝑒 0 1
𝑙𝑜𝑔𝑖𝑡
berikut : 𝑌 = 𝑃(/𝑌𝑛 ) =
1 + 𝑒 (𝛽0 + 𝛽1

Rumus III. 2

3.10 Discrete Choice


Model pemilihan diskrit merupakan model yang menggambarkan
pembuat keputusan untuk memilih diantara alternatif yang tersedia.
Pembuat keputusan yang dimaksud dapat berupa orang, rumah tangga,
perusahaan atau unit pembuat keputusan yang lain. Secara umum, model
pemilihan diskrit dinyatakan sebagai peluang setiap individu memilih suatu
pilihan merupakan fungsi ciri sosio – ekonomi dan daya tarik pilhan
tersebut, yang mana semua himpunan pilihan/alternatif disebut choice set.
Model pemilihan diskrit digunakan untuk menguji pilihan berisfat “yang
mana”, sedangkan model regresi dipakai untuk menguji “berapa banyak”
(Nugraha, Guritno, and Kartiko 2006). Sehingga, untuk menyatakan daya
tarik suatu alternatif digunakan konsep utilitas. Utilitas didefinisikan sebagai
sesuatu yang dimaksimumkan oleh individu. Alternatif tidak menghasilkan
utilitas, namun utilitas didapatkan dari karakteristiknya dan dari setiap
individu.

70
3.11 Analisis Deksriptif Kuantitatif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Muhson
2018).

Teknik analisis ini biasa digunakan untuk penelitian yang bersifat


eksplorasi, misalnya ingin mengetahui suatu persepsi masyarakat terhadap
pembangunan infrastruktur. Penelitian jenis ini biasanya hanya mencoba
untuk mengungkap dan mendeskripsikan hasil penelitiannya. Teknik
analisis statistik deskriptif yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

1. Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan


tabulasi silang (crosstab), sehingga dapat diketahui
kecenderungan hasil temuan penelitian masuk dalam kategori
yang ditentukan.
2. Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, polygon,
ogive, diagram batang, diagram lingkaran, diagram pastel ( pie
chart) dan diagram lambing.
3. Perhitungan ukuran tendensi sentral (mean, median, modus).
4. Perhitungan ukuran letak (kuartil, desil dan persentil).

Penghitungan ukuran penyebaran (standar deviasi, varians, range,


deviasi kuartil, mean deviasi, dan sebagainya).

3.12 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu merupakan kumpulan jurnal atau penelitian
terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini baik dari
konsep tinjauan pustaka maupun metode penelitian yang digunakan. Pada
umumnya turut memberikan penjabaran mengenai perbedaan antara
penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah

71
tinjauan dari penelitian terdahulu serupa yang dijabarkan dalam bentuk
tabel.

72
Tabel III. 2 Penelitian Terdahulu

TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI


NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
Hasil penelitian Pembangunan Tol Trans
Pekanbaru-Dumai menimbulkan dampak.
Penelitian menjadi
Dampak positif: membuka peluang bagi
tinjauan karena
pelaku usaha di sekitar pembangunan
membahas mengenai
An Analysis of Socio jalan tol dan mengurangi jumlah
Jalan Tol dampak pembangunan
Economic Impacts of pengangguran di Desa Harapan Baru
Suci Atma Trans Kuantitatif terhadap kondisi sosial
Trans Sumatera karena keterlibatan masyarakat dalam
1 Hardika dan 2020 Sumatera Pendekatan ekonomi di sekitar
Pekanbaru - Dumai pembangunan, tetapi tidak semua
Jeki Aridianto Pekanbaru - Deskriptif pembangunan dan
Toll Roads masyarakat di wilayah tersebut bekerja
Dumai sebagai pembanding
Development dalam pembangunan jalan tol, sedangkan
metode analisis terhadap
dampak negatif : menyebabkan
penelitian yang akan
pendapatan masyarakat perkebunan
dilakukan.
menurun akibat berkurangnya
perkebunan.
Analisis Dampak
Pembangunan Jalan
Tol Trans Sumatera Desa
Terhadap Sosial Jatimulyo Dari segi pekerjaan, sebanyak 85% Penelitian ini
Ekonomi Masyarakat Kecamatan Deskriptif menyatakan bahwa pekerjaan mereka memberikan referensi
Irfantri
2 (Studi Kasus Kondisi 2018 Jati Agung Pendekatan baik sebelum maupun setelah penjelasan mengenai
Mahaputra
Sosial Ekonomi Kabupaten Kualitatif pembangunan jalan tol Trans Sumatera konsep kondisi sosial
Masyarakat di Desa Lampung (tidak mengalami perubahan) ekonomi masyarakat.
Jatimulyo, Kecamatan Selatan
Jatiagung Kabupaten
Lampung Selatan)

73
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
Penelitian ini membahas
Analisis Dampak Pendapatan pada UMKM di Tebing Tinggi
dampak ekonomi
Pembangunan Jalan JalanTol dan bengkel mengalami penurunan begitu
pembangunan
Tol Trans Sumatera Milla Naeruz, Trans juga halnya dengan tenaga kerja. UMKM
Kuantitatif khususnya pada
Terhadap Pendapatan Aisyah Sumatera yang mengurangi pegawai dikarenakan
3 2022 Pendekatan pendapatan masyarakat
Masyarakat Bagian Damayanti, (Medan - menurunnya pendapatan. Hasil diolah
Deskriptif dan sebagai referensi
Sumatera Utara Mira Tanjung Tebing menggunakan Smart PLS. Tarif Jalan tol
perbandingan dalam
(Medan - Tebing Tinggi) trans sumatera medan – tebing tinggi,
metode analisis data
Tinggi) dianggap terlalu mahal bagi pengguna.
yang digunakan.
Dari analisis nilai waktu, didapatkan
Penelitian ini
penghematan rata-rata sebesar 21%. Dari
Analisis Manfaat membahasa manfaat
hasil analisis biaya operasional kendaraan,
Ekonomi I Putu Angga Jalan Lingkar ekonomi terhadap
didapatkan penghematan biaya sebesar
4 Pembangunan Jalan Darata 2021 Majalaya di Kuantitaif pembangunan dan
20% dan dari analisis kelayakan proyek
Lingkar Majalaya di Zunaeca CBD Majalaya sebagai pembanding
didapatkan nilai NPV sebesar Rp.
CBD Majalaya terhadap metode analisis
100.474.785.307, IRR sebesar 27.17%
yang akan digunakan
dan BCR sebesar 1.94
Hasil kelayakan ekonomi diperoleh nilai
Penelitian ini menjadi
BCR=2,32,NPV=Rp24.227.067.710.657,20
referensi karena
dan IRR=11,97%. Hasil kelayakan
Analisis Kelayakan Jyoti berkaitan dengan Jalan
Rencana finansial diperoleh nilai BCR = 1,18 NPV
Ekonomi dan Finansial Krisnananda Tol Gilimanuk - Mengwi
Jalan Tol = Rp3.344.797.279.603,31, IRR = 5,59%,
5 Pembangunan Jalan dan Anak 2021 Kuantitaif dari segi kelayakan
Gilimanuk - dan PP pada tahun 32 bulan ke 2 setelah
Tol Mengwi - Agung Gde proyek dan sebagai
Mengwi jalan tol dioperasikan. Disimpulkan
Gilimanuk Kartika pembanding terhadap
pembangunan Jalan Tol Gilimanuk -
penelitian yang akan
Mengwi layak dari segi ekonomi dan
dilakukan.
finansial

74
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
1. Pada hasil pembebanan menggunakan
Vissim kinerja jaringan jalan pada
kawasan Sikur - Paokmotong pada tahun
2016 dan tahun rencana 2021
Analisis Kelayakan menujukkan adanya jalan penghubung Penelitian ini menjadi
Perencanaan baru kinerja jaringan jalan menjadi lebih referensi dalam hal
Desa Sikur -
Pembangunan Jalan Dessy Angga baik. analisis terhadap
Desa
Penghubung (Missing Afrianti, Sigit 2. Efisiensi biaya perjalanan pertahun perencanaan sebelum
Paokmotong
6 Link) Antara Desa Irfansyah dan 2018 Kuantitatif akibat adanya penghematan waktu pembangunan dilakukan,
Kabupaten
Sikur Sampai Desa Meyrissa Putri perjalanan pada tahun 2036 adalah dengan perbedaan
Lombok
Paokmotong Dewandaru sebesar Rp.217.314.417,00. Efisiensi analisis yang dilakukan
Timur
Kabupaten Lombok biaya bahan bakar tahun 2036 sebesar terhadap kelayakan dari
Timur Rp1.871.533.600,00. Total efisiensi biaya segi ekonomi.
perjalanan tahun 2036 sebesar
Rp.2.088.848.017,00
3. Memiliki NPV = Rp.1.455.902.264, IRR
= 20,96% dan BCR = 1

75
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN

1. Dampak ekonomi dirasakan oleh


pengusaha batik sebesar 31,82%
menyatakan penurunan penjualan,
Penelitian ini menjadi
sedangkan faktor sosial dan lingkungan
Grosir Batik referensi pada metode
Dampak Pembangunan memberikan dampak positif bagi usaha
Setono, analisis yang dilakukan
Jalan Tol Terhadap Victorianus batik
Kampung dengan objek penelitian
Faktor Sosial, Ekonomi Aries Siswanto, Kualitatif 2. Perhotelan terkena dampak ekonomi
Batik Hayam yang berbeda, namun
7 dan Lingkungan Pada Tri Pudji 2019 Pendekatan sebagian tidak, namun kuisioner terbuka
Wuruk dan menegaskan bahwa
Usaha Batik dan Wahjuningsih, Deskriptif 72,7% menyatakan penurunan sewa
Perhotelan pembangunan jalan tol
Perhotelan di Kota Murtini kamar. Sedangkan faktor sosial dan
yang ada di dapat memberikan
Pekalongan lingkungan memberikan dampak positif
Pekalongan dampak terhadap
bagi usaha perhotelan di pekalongan
lingkungan sekitarnya.
3. Bagi tamu hotel, pembeli batik dan
masyarakat Pekalongan pembangunan
jalan tol memberikan dampak positif.

Dampak Pembangunan
Infrastruktur Jalan
Desa Terdapat dampak pembangunan
Terhadap Penelitian ini menjadi
Semangat Kualitatif infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan
Pertumbuhan Ekonomi Vina Maria referensi terkait konsep
8 2018 Gunung, Pendekatan ekonomi masyarakat di Desa Semangat
Masyarakat Di Desa Ompusunggu pembangunan dan
Kabupaten Deskriptif Gunung baik dari segi positif maupun
Semangat Gunung, infrastruktur.
Karo negatif.
Kabupaten Karo,
Sumatera Utara

76
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
1. Pembangunan mempengaruhi
perekonomian karena dapat memangkas
waktu tempuh dan
menumbuhkembangkan sektor industri,
Penelitian menjadi
karena hasil produksi industri
tinjauan karena
Wilayah memanfaatkan jalan tol untuk
membahas mengenai
Terdampak penghematan biaya operasional lajur
dampak pembangunan
Dampak Pembangunan Langsung Kualitatif produksi barang/jasa
terhadap kondisi sosial
Jalan Tol Bocimi Pembangunan (explonatory 2. Terjadi perubahan strata sosial akibat
ekonomi serta
9 Terhadap Sosial, Ina Revayanti 2019 Jalan Tol research) adanya dana pengganti dari kegiatan
lingkungan sekitar
Ekonomi Masyarakat di Bogor - Clawi dan pembangunan jalan tol dan perubahan
pembangunan dan
Kabupaten Sukabumi - Sukabumi di Deskriptif pola perikehidupan (peningkatan
sebagai pembanding
Kabupaten pendapatan, perubahan kondisi
metode analisis terhadap
Sukabumi perumahan, peralihan profesi dan
penelitian yang akan
kepemilikan harta benda)
dilakukan.
3. Pembangunan jalan tol berdampak
buruk terhadap lingkungan karena
menyebabkan polusi debu, kondisi udara
menjadi lebih panas serta terjadi banjir.
Jalan Tol Pembangunan jalan tol Cikampek -
Effect Of Toll Road
Cikampek - Palimanan kondisi sosial ekonomi Sebagai refensi terhadap
Construction Cikampek Suci Puji
Paliaman di masyarakat di Kecamatan Kalijati tidak penelitian yang serupa
- Palimanan on Socio - Astuti, Epon
10 2020 Kecamatan Kualitatif berpengaruh terhadap mata pencaharian dan pembanding
Economic in Kalijati Ningrum, dan
Kalijati pokok, namun menunjukkan pengaruh terhadap jenis metode
District of Subang Jupri
Kabupaten terhadap pendapatan dan kepemilikan analisis yang dilakukan.
Regency
Subang tempat tinggal di Kecamatan Kalijati

77
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
Terjadi perubahan sesudah adanya
pembangunan jalan tol Surabaya -
Dampak Pembangunan Mojokerto. Masyarakat tidak lagi
Jalan Tol Surabaya - melakukan gotong royong = 84,51%,
Desa Bebekan Penelitian ini menjadi
Mojokerto Terhadap tidak lagi melakukan kegiatan kerja bakti
Kecamatan referensi dan
Kondisi Sosial Ekonomi Anggia Ferdini = 85,92%, tetap melakukan kegiatan
11 2019 Taman Kualitatif pembanding terhadap
Masyarakat Desa Hadiyanti silahturahmi = 57,75%, serta tidak lagi
Kabupaten analisis kondisi sosial
Bebekan Kecamatan melakukan kegiatan memenuhi undangan
Sidoarjo ekonomi yang dilakukan.
Taman Kabupaten = 52,11%. Pendapatan masyarakat tidak
Sidoarjo mengalami perubahan dan tingkat
kesejahteraan tidak mengalami
perubahan.
Dampak Sosial
Kualitatif Sebagai refensi terhadap
Ekonomi Masyarakat Jalan Lingkar Pembangunan jalan tol memberikan
Pendekatan penelitian yang serupa
Akibat Pengembangan Bambang Tri Wilis, manfaat dan dampak positif baik ekonomi
12 2017 Deskriptif dan pembanding
Lingkar Wilis di Kurnianto Kabupaten maupun sosial terhadap masyarakat di
(Miles & terhadap jenis metode
Kabupaten Tulungagung Kabupaten Tulungagung
Huberman) analisis yang dilakukan.
Tulungagung
Masyarakat Kelurahan Muara Fajar Timur Sebagai referensi
Identifikasi Dampak tidak merasa terganggu dengan adanya terhadap definisi kondisi
Sosial Ekonomi polusi udara maupun suara yang sosial ekonomi, jalan tol
Kelurahan
Terhadap Masyarakat Marfi'ah Ayu ditimbulkan. Pembangunan jalan tol dan pembangunan serta
13 2018 Muara Fajar Kualitatif
Akibat Pembangunan Nurida membantu masyarakat memperoleh sebagai pembanding
Timur
Jalan Tol Pekanbaru - lapangan pekerjaan dan jumlah terhadap analisis
Dumai pendapatan masyarakat mengalami penelitian yang
kenaikan 70%. dilakukan.

78
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
Sebelum adanya pembagunan jalan tol
Kajian Dampak
bsia dikatakan kesejahteraan masyarakat
Pembangunan Jalan Wahyu Dwi Penelitian ini menjadi
belum terpenuhi. Pembangunan jalan tol
Tol Terhadap Prakoso, Pryo Di Sekitar Kualitatif referensi karena
memberikan dampak peningkatan
14 Kesejahteraan Sosial Sularso, 2020 Pintu Tol Pendekatan didalamnya membahas
kesejahteraan sosial warga di sekitar
Warga Di Sekitar Pintu Indriyana Dwi Madiun Deskriptif kesejahteraan sosial
pintu tol Madiun mengalami peningkatan
Tol Madiun Tahun Mustikarini terhadap pembangunan.
baik dari jaminan sosial, pendidikan,
2020
kesehatan, wisata, pendapatan.
1. Biaya operasioal dan pemeliharaan
yang dikeluarkan oleh PT Hutama Karya
selama 36 tahun =Rp.1.506.246.723.520 Penelitian ini menjadi
Analisis Kelayakan
Jalan Tol Kualitatif 2. Pendapatan tol dengan tarif tol metode referensi dan
Finansial Proyek
15 Fitri Annisa 2021 Pekanbaru - Pendekatan PCI = Rp.8.210.163.530.975, sedangkan pembanding terhadap
Pembangunan Jalan
Dumai Deskriptif berdasarkan tarif berlaku = analisis pembangunan
Tol Pekanbaru - Dumai
Rp.11.170.309.536.050 infrastruktur
3. Kelayakan secara finansial belum
menapai pengembalian keuntungan
H.Purwoto, R. Penelitian ini menjadi
Budhiarto, Analisis terhadap ketiga kasus proyek
1. Bandara tinjauan pustaka sebagai
D.Widhyarto, infrastruktur KPBU menunjukkan skala
Development of Ex- Komodo referensi pengembangan
J.Agriawan, D. dampak yang berbeda dari setiap proyek,
Ante Analysis Method 2. PJU metode analisis terhadap
Kurniawan, Kualitatif karena dipengaruhi karakter pelayanan
16 on Socio Economic 2021 Surakarta dampak sosial ekonomi
J.Soesmardjito, (Ex-Ante) yang diberikan oleh masing - masing
Impact of Kotamadya yang berbeda serta
H. Lastito, J. proyek infrastruktur, besaran total
Infrastructure Project 3. KEK sebagai literatur
Jati, Dwi investasi dan skala proyek yang berbeda
Mandalika terhadap konsep dampak
Novitasari satu dengan yang lain.
sosial pembangunan.

79
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
Penelitian ini memberikan kontribusi:
1. Dengan menggunakan anlisis SD dapat
Penelitian ini menjadi
melakukan analisis terintegrasi
tinjauan sebagai
pembangunan perkerasan berkelanjutan.
referensi dalam kondisi
Kualitatif 2. Kebijakan dikaji bertujuan untuk
Environmental and Jaringan Jalan dampak lingkungan dan
Angie Ruiz dan (Pemodelan menggambarkan interaksi antara variabel
17 Economic Impact 2020 Beraspal di ekonomi dengan metode
Jose Guevara Dinamika teknis, lingkungan dan ekonomi dalam
Dynamic Consideration Chili analisis yang berbeda
Sistem) konteks jaringan jalan yang ada.
serta objek penelitian
3. Membantu membangkitkan kesadaran
yang terkait kebijakan
tentang hubungan antara strategi
dinamis.
pemeliharaan yang memadai dan dampak
lingkungan.

Hasil analisa diketahui sebanyak 81,4%


pengguna jalan tol dan 18,6% pengguna
jalan non tol, faktor yang mempengaruhi
Analisis Discrete
pemillihan moda yaitu waktu dengan Penelitian ini
Choice Pemilihan
perhitungan bisonbiogeme mendapat nilai menjelaskan konsep
Penggunaan Jalan Tol Jalan Tol Solo
18 Rafli Setiawan 2020 Kuantitatif signifikan -0,597. pemilihan rute
Untuk Kendaraan - Semarang
Menggunakan model logit biner selisih menggunakan metode
Penumpang di Jalan
dengan nilai α= -0,2724 dan nilai β= logit biner.
Tol Solo - Semarang
0,0264 dan menggunakan model logit
biner nisbah dengan nilai α= 1,9601 dan
nilai β= 0,9357

80
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
Variabel biaya transportasi dan waktu
tempuh berkorelasi dan mempunyai Penelitian ini sebagai
Analisis Preferensi
pengaruh yang kuat jalan dalam referensi dan
Pengguna Kendaraan
Sony Yohannes Jalan Tol pemilihan rute jalan jalan tol. Hampir pembanding terhadap
Pribadi Terhadap
19 Van Helen dan 2020 Bawen - Kuantitatif seluruh masyrakat cenderung metode analisis yang
Pemilihan Rute Antara
Ir. Dibyo Susilo Salatiga menggunakan jalur non tol ketimbang digunakan dengan
Jalan Tol Dengan Jalan
jalur tol, namun ada beberapa variabel penelitian yang
Arteri
masyarakat lebih memilih melalui jalan tol berbeda
karena berbagai faktor
Faktor yang berpengaruh terhadap
Jalan Tol
pemilihan rute oleh pengguna jalan Penelitian ini sebagai
Darmawan Adi Trans
Pemilihan Rute Jalan adalah tarif tol, penghematan waktu referensi dan
Suanto, Sumatera,
Tol Menggunakan Kualitatif tempuh dan pendapatan per bulan. pembanding terhadap
Aleksander ruas
20 Model Pilihan Diskrit 2020 Pendekatan Berdasarkan grafik sensitivitas tarif tol metode analisis yang
Purba dan Terbanggi
Dari Pengguna Jalan Deskriptif menunjukkan arah negatif (-), semakin digunakan dengan
Chatarina Besar -
Tol besar kenaikan tarif tol maka akan variabel penelitian yang
Niken Pematang
mengurangi probabilitas pengguna berbeda
Panggang
memilih jalan tol.

81
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN

Waktu menjadi faktor utama yang


menentukan pilihan masyarakat dengan
Analisis Pemilihan Rute presentase sebesar 39,2% dan keamanan
Arief Budiman, Penelitian ini
Perjalanan menjadi faktor kedua dengan presentase
D.Esti Intari, Jalan Tol Kualitatif menjabarkan proses
Rangkasbitung - 16%, dua hal ini menjadi prioritas
21 W.Fathomah, 2021 Serang - Pendekatan analisis data probabilitas
Serang Terhadap Jalan masyarakan dalam memilih rute
R.T.Bethary, Panimbang Deskriptif menggunakan metode
Tol Serang - perjalanan, dan Jalan Tol menjadi pilihan
Syarifudin stated preferenced
Panimbang utama mayoritas responden karna
pelayanannya dengan presentase sebesar
79,4%

Adi Susanto,
Penelitian ini menjadi
Dewa Putu
referensi karena
Punia, Jalan Tol Bali
menggunakan analisis
Analisis Faktor Yang Santausa Mandara Variabel berpengaruh pada pemilihan
regresi logistik untuk
Berpengaruh Terhadap Purnama Salin, (Benoa, (signifikan) adalah pendapatan keluarga,
22 2017 Kualitattif menentukan probabilitas
Pemilihan Rute Jalan Juliaman Bandara jarak tempuh dan persepsi kenyamanan
pemilihan rute dan
Tol Bali Mandara Pangaribuan, Ngurah Rai, dan keamanan berlalu lintas.
sebagai pembanding
Fery Subekti, Nusa Dua)
terkait probabilitas
Ricko
pemilihan rute.
Yudhanta

82
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
Pengemudi mobil truk memilih jalan tol
karena faktor jarak, waktu perjalanan, Penelitian ini sebagai
biaya perjalanan, kemacetan, dan tempat referensi dan
Analisis Model Perilaku
Jalan Tol pemberhentian yang tersedia. Hasil dari pembanding terhadap
Pengemudi Mobil Truk
23 Alfawi Saputra 2021 Trans Kualitatif uji sensitifitas antara Biaya dan Waktu metode analisis yang
Dalam Pemilihan Rute
Sumatera dapat disimpulkan bahwa pengemudi digunakan dengan
Jalan (Route Choice)
mobil truk lebih sensitif terhadap variabel variabel penelitian yang
waktu, maka didapatkan Model Ujt = berbeda.
0,414 – 0,28 * (Biaya) – 0,057 * (Waktu).
Studi Karakteristik dan
Jalan Tol
Pemilihan Rute Variabel yang berpengaruh signifikan Penelitian ini sebagai
Surabaya -
Pengguna Jalan Tol dalam perpindahan rute pengguna jalan referensi dan
Yanida Mojokerto
Surabaya - Mojokerto tol ialah pendidikan terakhir SD, tujuan pembanding terhadap
Agustina dan dan Jalan Tol
24 Terhadap Jalan Tol 2020 Kualitatif perjalanan bekerja/dinas, tujuan metode analisis yang
Hera Krian-
Krian - Legundi- perjalanan berlibur, posisi dalam digunakan dengan
Widyastuti Legundi-
Bunder-Manyar kendaraan sebagai pengemudi, dan variabel penelitian yang
Bunder-
Menggunakan Metode frekuensi > 1x sebulan s/d 1x Seminggu. berbeda
Manyar
Stated Preference
Penelitian ini sebagai
Hasil data regresi multinomial logistik
Karakteristik Pelaku Christmas E. L. referensi dan
kategori jalan nasional, variabel waktu
Perjalanan Dalam Masinambow, pembanding terhadap
Jalan Manado tempuh dan kemacetan berpengaruh
25 Memilih Rute – Studi Semuel Y. R. 2018 Kualitatif metode analisis yang
- Airmadidi siginifikan terhadap keputusan pemilihan
Kasus : Jl. Manado - Rompis, Theo digunakan dengan
rute jalan sukarno dibanding jalan
Airmadidi K. Sendow variabel penelitian yang
nasional.
berbeda

83
TAHUN LOKASI METODE ALASAN MENJADI
NO JUDUL PENELITIAN PENELITI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN TINJAUAN
Variabel yang mempengaruhi untuk
berpindah ke jalan tol yaitu tarif dan
Penelitian ini sebagai
kemacetan atau kepadatan kondisi jalan
Ade Yudha referensi dan
(VCR). Apabila tarif tol berada di bawah
Kajian Potensi Iswara, Fahry Jalan Tol pembanding terhadap
angka Rp 1.000,00/km dan VCR diatas
26 Pengguna Jalan Tol Husein, Ludfi 2017 Malang - Kualitatif metode analisis yang
0,5 maka potensi pengguna tol akan
Malang - Kepanjen Djakfar, Hendi Kepanjen digunakan dengan
semakin meningkat, dan potensi
Bowoputro variabel penelitian yang
pengguna tol akan mengalami penurunan
berbeda
bila tarif tol berada diatas Rp 6000,00/km
dan VCR dibawah 1
Peluang pergeseran berdasarkan analisis
Analisis Peluang sensitivitas biaya perjalanan, waktu
Penelitian ini sebagai
Pergeseran Muhammad tempuh dan kemudahan rute,
referensi dan
Penggunaan Jalan Arif Wibowo, Jalan Tol menunjukan peningkatan kinerja jalan tol
pembanding terhadap
Arteri Ke Jalan Tol Dr. Sri Maryati, Bandar dapat mendorong masyarakat pelaku
27 2016 Kualitatif metode analisis yang
Studi Kasus: Dampak ST., MIP., Lampung – perjalanan Bandar Lampung-Metro untuk
digunakan dengan
Pembangunan Jalan Zulqadri Ansar, Metro sanggup melakukan pertambahan biaya
variabel penelitian yang
Tol Bandar Lampung – S.T., M.T. dengan selisih waktu tempuh dari jalan
berbeda
Metro reguler tidak terlalu besar (lebih lama)
atau terlalu kecil (lebih cepat).
Sumber : Analisis Data, 2022

84

Anda mungkin juga menyukai