Anda di halaman 1dari 5

RENCANA JUDUL:

PERENCANAAN PEDESTRIAN YANG NYAMAN PADA KAWASAN TOD


MANHATTAN

Ringkasan Tesis tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang tesis, tujuan dan tahapan
metode tesis, luaran yang ditargetkan yang diusulkan (Jurnal).
RINGKASAN
Transit Oriented Development (TOD) merupakan salah satu konsep pengembangan
transportasi dan perencanaan kota berkelanjutan yang mempertimbangkan integrasi
tinggi antar kawasan dan meningkatkan peluang pergerakan masyarakat kota. Kawasan
TOD Manhattan menjadi salah satu kawasan pembangunan TOD di Kota Medan
dengan konsep walkable city dengan menekanakan kepada aspek lingkungan dan
kenyamanan individu. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan
mengembangkan jalur pejalan kaki agar dapat mempengaruhi frekuensi seseorang untuk
berjalan di Kawasan TOD Manhattan dari aspek lingkungan maupun karakteristik
individunya. Pengumpulan data karakteristik individu dilakukan dengan metode
pengumpulan data primer menggunakan kusioner responden kawasan TOD Manhattan..
Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif statistik dan konsep Quality
Function Deployment (QFD) dengan metode Analytic Network Process (ANP) untuk
menentukan alternative Technical Requirement (ATR) kualitas pedestrian yang akan
dipertimbangkan dalam proses alternative desain

Kata kunci maksimal 5 kata


Kata Kunci : .Pedestrian; TOD; Walkability, Pedestrian, Pejalan Kaki

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Konsep Transit Oriented Development (TOD) pada dasarnya adalah untuk
mengintegrasikan jaringan jalan dengan bangunan sekitarnya dikaitkan dengan manusia
sebagai penggunanya sehingga tercipta lingkungan yang walkable, aman dan nyaman.
TOD didefinisikan sebagai sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi dengan tata
guna lahan campuran (mixed-use) [1]. TOD adalah konsep perencanaan kota pada
kawasan dengan kepadatan tinggi dan mixed use dan mengutamakan kegiatan berjalan
kaki di sekitar stasiun transit, sehingga mengurangi penggunaan kendaraan pribadi [2].
Berjalan kaki merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara fungsi
kawasan satu dengan yang lain terutama kawasan perdagangan, kawasan budaya, dan
kawasan permukiman, dengan berjalan kaki menjadikan suatu kota menjadi lebih
manusiawi. Dalam perencanaan kota, peruntukan lahan, system transportasi dan
sirkulasi pejalan kaki harus dibangun secara sinergis [1]. Salah satu fasilitas yang
dibutuhkan oleh pejalan kaki yaitu jalur pedestrian. Jalur pedestrian tercipta karena

1
tingginya tingkat pejalan kaki di dalam kota yang membutuhkan fasilitas untuk berjalan
kaki. Jalur pedestrian ini digunakan sebagai konektivitas antara bangunan menuju
kenderaan umum [3].
Jalur pejalan kaki merupakan salah satu feeder fasilitas yang berfungsi untuk
menghubungkan sistem transportasi motorized dan sistem transportasi non-motorized di
dalam kota [4]. Namun, permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan jalur pejalan
kaki pada kota-kota di dunia adalah kurang optimalnya penyediaan fasilitas pejalan kaki
yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan penggunanya. Aktivitas pejalan
kaki yang rumit dan tidak mudah untuk diprediksi juga menjadi salah satu tantangan
dalam penyediaan jalur pejalan kaki di perkotaan.
Tujuan dari pengembangan berkonsep TOD adalah mengurangi penggunaan
kenderaan pribadi dengan memaksimalkan fungsi-fungsi di sekitar titik transit untuk
memenuhi kebutuhan penduduk kawasan sehingga dapat mengurangi perjalaanan yang
dilakukan dengan mobil [5]. Oleh karena kawasan TOD direncanakan dengan
berorientasi terhadap pedestrian yang meliputi aspek kenyamanan, keamnaan dan
lingkungan yang menarik bagi pejalan kaki. Dengan penataan lingkungan fisik yang
sesuai dengan kawasan TOD dapat berfungsi maksimal untuk melayani pedestrian [5].
Pengembangan TOD dipercaya dapat merevitalisasi kehidupan publik perkotaan
yang akhir-akhir ini mengalami degradasi. Lingkungan yang pedestrian-friendly
membuat aktivitas interaksi antar warga meningkat sehingga tercipta sense of comunity.
Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan mengembangkan jalur pejalan kaki
agar dapat mempengaruhi frekuensi seseorang untuk berjalan di Kawasan TOD
Manhattan dari aspek lingkungan maupun karakteristik individunya.. Berdasarkan hal
tersebut, maka diperlukan pengkajian lebih dalam mengenai bagaimana perencanaan
jalur pedestrian pada Kawasan Manhattan berdasarkan konsep Transit Oriented
Development (TOD).

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan Transit Oriented
Development (TOD) dan pedestrian dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map
dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber
pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada
jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10
tahun terakhir.

TINJAUAN PUSTAKA
Transit Oriented Development (TOD)
Transit-Oriented Development (TOD) adalah suatu konsep penataan ruang yang
menempatkan pusat kegiatan di sekitar stasiun transit, dimana berada pada kawasan
dengan kepadatan tinggi, mixed use, dan ramah pejalan kaki dalam radius jarak berjalan
kaki dari titik transit [5]. Transit Oriented Development (TOD) merupakan salah satu
konsep pengadaan transportasi berkelanjutan yang mempertimbangkan integrasi tinggi
antar kawasan dan meningkatkan peluang pergerakan masyarakat kota [6]. Prinsip-
prinsip transportasi perkotaan dan kunci penerapan TOD yaitu menciptakan jaringan

2
jalan dan jalur pedestrian yang memiliki rute bervariasi. Aksesibilitas dalam konsep
TOD memiliki arti jauh-dekatnya lingkungan sekitar ke stasiun angkutan umum atau
fasilitas umum, dan jarak ke tempat transit. Berbagai jalur pejalan kaki yang berbeda-
beda bekerja sama untuk menciptakan jaringan jalur pedestrian yang komprehensif
dengan jalur dan rute yang menghubungkan berbagai destinasi. Jaringan jalan yang
saling terhubung akan meminimalkan jarak berjalan kaki [7].

Pedestrian
Dalam tipologi kawasan TOD terdapat kawasan Transit Neighborhood, yang
merupakan kawasan dalam radius di mana pejalan kaki dapat melintasi kawasan dengan
nyaman yang ditempuh dalam waktu lima sampai sepuluh menit, yaitu memiliki radius
setengah mil (800 m) dari titik transit. Oleh karena itu, dalam menentukan radius
kawasan transit penelitian ini menggunakan radius 800 m dari titik transit [7]. Jalur
pedestrian yang aksesibel ialah jalur pedestrian yang mudah untuk diakses, nyaman
untuk digunakan, memilliki jarak tempuh yang dekat untuk menuju tempat transit dan
bebas hambatan bagi semua kalangan penggunanya. Jalur pedestrian yang mudah
diakses berarti lokasi jalur pedestrian yang mudah diraih karena terletak pada lokasi
yang strategis, dan tata letak atribut jalur pedestrian yang tidak mengganggu alur
pejalan kaki. Jalur pedestrian yang nyaman didukung dengan penyediaan naungan dan
bentuk perlindungan dari kondisi iklim yang parah, seperti pohon pelindung dan kanopi
[7]. Jaringan pejalan kaki berfungsi untuk memfasilitasi pergerakan pejalan kaki dari
satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah, aman, nyaman, dan mandiri termasuk
untuk penyandang disabilitas [8].
Jalur pejalan kaki merupakan salah satu yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan
kota. Sistem jalur pedestrian yang baik akan merangsang pedagang eceran, mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor, meningkatkan kualitas lingkungan dan udara serta
mengurangi polusi udara [3]. Jalur pejalan kaki akan berfungsi baik untuk kenyamanan
pejalan kaki dengan menaati peraturan peraturan berikut [3]:
1. Kelancaran, dalam berjalan kaki semakin tidak sulitnya rute yang ditempuh
maka perjalanannya akan meningkatkan antusias dalam berjalan kaki.
2. Jarak/Lama/Panjang, jalur pejalan kaki tidak boleh terlalu Panjang sehingga
pejalan kaki dapat bertemu dengan pejalan kaki lainnya dan membuat kontak
sosial.
3. Lebar/Keluasan, pejalan kaki sangat senang melakukan perjalanan Bersama
sama sehingga lebar dari jalur pejalan kaki harus bisa menampung 2 orang atau
lebih.
Faktor yang mempengaruhi karakteristik pejalan kaki dapat berupa jenis kelamin, usia,
jenis barang bawaan, asal dan tujuan perjalanan, luas jalur pejalan kaki, jumlah anggota
dalam rumah tangga, pendapatan, kepemilikian surat izin mengemudi, jumlah anggota
keluarga yang memiliki surat izin mengemudi, jumlah kepemilikan kendaraan, akses
terhadap pusat transit, waktu perjalanan, moda transportasi yang digunakan untuk
bepergian, dan jarak tempuh perjalanan [9].
Kondisi lingkungan pejalan kaki seperti lingkungan binaan dan aktivitas pejalan kaki
memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Indikator lingkungan binaan yang
dapat mempengaruhi aktivitas pejalan kaki dapat berupa: 1) Densiy, yang pengaruh
variabel yang berbeda dalam penyediaan jalur pejalan kaki beberapa negara di dunia.
2) Diversity, yaitu terdiri dari penggunaan lahan residensial dan nonresidensial; 3)

3
Design, yaitu meliputi panjang jalur, keberadaan fasilitas, dan Kenyamanan jalur
pejalan kaki [10].

Walkability
Walkability adalah kemampuan infrastruktur pejalan kaki yang menarik orang untuk
berjalan kaki dengan kondisi lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi
pejalan kaki [6]. Walkability sebagai kualitas terhadap kondisi berjalan kaki meliputi
keamanan, kenyamanan dan kemudahan [11].

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir tesis yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan tesis harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas,
mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan. Di
bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan tesis yang
diusulkan.
METODE
Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif. Metode dilakukan
dengan mengindentifikasi karakteristik jalur pedestrian di Kawasan TOD Manhattan
yaitu jarak dan waktu tempuh, dimensi pedestrian, kenyamanan, keamanan, kemudahan,
titik origin dan tujuan serta konektivitas pejalan kaki [1] .
Quality Function Deployment (QFD) adalah salah satu teknik yang bertujuan untuk
kepuasan pelanggan (pengguna/warga) sejak awal hingga fase desain alternatif. Konsep
dasar QFD adalah menerjemahkan kebutuhhan pengguna menjadi Alternative Technical
Requirement (ATR) atau alternatif persyarata teknis, dan selanjutnya menjadi bagian
dari proses penyusunan alternative desain. QFD digunakan untuk merencanakan dan
merancang alternatif lebih baik. Pendekatan QFD digunakan karena merupakan alat
yang umum digunakan untuk proses desain yang sadar lingkungan.Menentukan
kebutuhan relative dari persyaratan pengguna (costumer requirement) dan persyaratan
desain (design requirement) langkah penting dalam Quality Function Deployment
(QFD) dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) sehingga akan
menentukan alternative Technical Requirement (ATR) kualitas pedestrian yang akan
dipertimbangkan dalam proses alternative desain [5]

JADWAL TESIS

Jadwal tesis disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
2 Tinjauan Pustaka
3 Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

4
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
4 Verifikasi data
5 Analisa dan Interpretasi Data
6 Penyusunan Laporan
7 Seminar Hasil

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan tesis yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Azzahra Adnina Namira Ginting, Ardyb Maulidy Navastara, Karakteristik Jalur Pedestrian
di Kawasan Blok M Jakarta. Jurnal Teknik ITS , Vol.6. No.2, 2017.
2. A A Zahra, E Ahyudanari, Measuring pedestrian accessibility of Transit Oriented
Development area in surabaya (a study case: Joyoboyo Terminal), Earth and
Environmental Science 778, 2021.
3. Taslim Septia Prima, Luthfi Prayogi, Kajian Perilaku Pejalan Kaki pada Kawasan Transit
Oriented Development (TOD) . Jurnal Arsitektur Zonasi , Vol.3 No.1, 2020.
4. Ji-Hua, H., Cheng-zhi., Zhi-feng,C.,& Bo, W, A Research of Pedestrian Evacuation
Simulation for BRT Station Based On Fine Grid Method . Procedia Engineering 52, 137-
144, 2013
5. Wann-Ming Wey, Yin-Hao Chiu, Assesing The Walkability of Pedestrian Environment
Under The Transit-Oriented Development. Habitat International Vol. 38, 106-118, 2013
6. Hasibuan,H.S., Soemardi, T.P., Koestoer, R., & Moersidik, S., The Role of Transit
Oriented Development in Constructing Urban Environment Sustainability.. Procedia
Environmental Sciences, 20, 622-531, 2014
7. Andindita Aulia Dewi , Soedwiwahjono, Kuswanto Nurhadi., Kesiapan Aksesbilitas Jalur
Pedestrian Kawasan Transit Terminal Tirtonadi, Kota Surakarta Berdasarkan Konsep
Transit Oriented Development (TOD). Desa-Kota Vol 2 No. 1, 31-44, 2020.
8. Chia-Nung Li, Chiang Lin and Tsu-Kuang Hsieh., TOD District Planning Based on
Residents’ Perspectives. SPRS International Jurnal of Geo-Information, 5(4), 52, 2016.
9. Soumyadip Das, Deotima Mukherjee, Pritam Saha, Sudip Kumar Roy., Pedestrian Flow
Characteristics at Signalized Intersections in Mixed Traffic Situations: A Case Study in
Kolkata, India. Procedia Computer Science 130, 150-156, 2018.
10. Anita Ratnasari Rakhmatulloh*, Diah Intan Kusumo Dewi., Pengembangan Jalur Pejalan
Kaki Di Kawasan Tod Dukuh Atas Jakarta Jurnal Pengembangan Kota Vol 8 No.2 132-
141, 2020.
11. Vica Endah Titis, Danang Parikesit, Imam Muthohar, Latif Budi Suparma, Identifikasi
Desain Walability Kawasan Stasiun MRT Blok A Jakarta Selatan, Jurnal Transportasi
Multimoda Vol. 18 (2), 115-124, 2020

Anda mungkin juga menyukai