Anda di halaman 1dari 23

PERENCANAAN TRANSPORTASI

WILAYAH DAN KOTA

KELOMPOK 7
Deanovi 202274056
Diva 202274054
Imelda 202274110
Siti Hadijah 202274034
Sumaya 202274064
Venny 202274014
OUTLINE

PENGERTIAN PERENCANAAN
01
TRANSPPORTASI

KONSEP DAN RUANG LINGKUP


02
PERENCANAAN TRANSPORTASI

TATA GUNA LAHAN & SISTEM


03
PERENCANAAN

04 AKSESIBILITAS & MOBILITAS

03
PENGERTIAN PERENCANAAN TRANSPORTASI

Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti


jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang
efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan. Permasalahan dalam perencanaan
transportasi yaitu pada sifat tansportasi yang lebih sebagai suatu sistem dengan pola interaksi yang
kompleks, sehingga perencanaan transportasi dapat menjadi suatu kegiatan yang rumit dan
memakan waktu, serta usaha dan sumber daya yang besar. Oleh karena itu dalam perencanaan
transportasi dilakukan pembatasan-pembatasan terhadap tingkat maupun lingkup analisisnya,
sehingga hasil perencanaan transportasi lebih bersifat indikatif dibandingkan sifat kepastiannya.
TUJUAN PERENCANAAN TRANSPORTASI

Tujuan mendasar transportasi adalah untuk


menyediakan akses yang efisien untuk berbagai aktivitas
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Dengan demikian tujuan umum perencanaan
transportasi adalah untuk mengakomodasikan
kebutuhan hidup manusia akan kemudahan untuk
bergerak (Edward K Morlok, 1985).
Arowwai Industries

Ruang Lingkup
Lingkup perencanaan transportasi meliputi
aspek-aspek yang berkaitan dengan rencana
pengembangan wilayah/daerah. Contoh tipe
atau lingkup kajian studi perencanaan
transportasi:
1. Studi perencanaan prasarana
transportasi:
penyiapan rencana induk (masterplan)
pelabuhan, bandar udara atau terminal
RUANG LINGKUP DAN antarmoda
penentuan trase jalan raya atau trase rel
KONSEP kereta
penyiapan master plan pengembangan
PERENCANAAN jaringan jalan
TRANSPORTASI penyiapan
transportasi
masterplan
bagi suatu
prasarana
daerah
pemukiman
2. Studi kebijakan operasional:
penyiapan sistem sirkulasi lalu lintas jalan
strategi pengembangan tingkat pelayanan
angkutan umum
strategi operasional angkutan udara
3. Studi perencanaan transportasi komprehensif:
studi kebutuhan prasarana dan sarana
transportasi dari suatu rencana pengembangan
daerah baru (daerah rekreasi, daerah industri
atau daerah komersial)
studi pengembangan sistem transportasi
regional
studi pengembangan sistem transportasi
nasional
Konsep Perencanaan Transportasi
Ada beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang hingga saat ini dan
yang paling populer adalah ‘Model perencanaan transportrasi Empat Tahap (Four Step
Model) Keempat model tersebut antara lain :
1. Model Bangkitan Pergerakan (Trip Generation Models), yaitu pemodelan transportasi yang berfungsi
untuk memperkirakan dan meramalkan jumlah perjalanan yang berasal dari suatu zona/kawasan/petak
lahan dan jumlah perjalan yang datang/tarik (menuju) ke suatu zona lahan pada masa yang akan datang
(tahun rencana) per satuan waktu.
2. Model Sebaran Pergerakan (Trip Distribution Models), yaitu pemodelan yang memperlihatkan jumlah
perjalanan yang bermula dari suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya
jumlah perjalanan yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah
zona asal.
3. Model Pemilihan Moda (Mode Choice models), yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan
angkutan yang berfungsi untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah orang
dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk
melayani suatu titik asal tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula.
4. Model Pemilihan Rute (Trip Assignment Models), yaitu pemodelan yang memperlihatkan dan
memprediksi pelaku perjalanan yang memilih berbagai rute dan lalu lintas yang menghubungkan
jaringan transportasi tersebut.
Bagan Alir (flowchart) Konsep Perencanaan Transportasi Empat Tahap
PENGERTIAN SISTEM
TRANSPORTASI

Sistem Transportasi adalah suatu bentuk keterikatan-


keterikatan antara penumpang, barang, prasarana dan
sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan
orang atau barang yang tercakup dalam suatu tatanan,
baik secara alami ataupun buatan/rekayasa. Sistem
transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk
mengkoordinasi proses pergerakan penumpang dan
barang dengan mengatur komponen-komponen di
mana prasarana merupakan media untuk proses
transportasi, sedangkan sarana merupakan alat yang
digunakan dalam proses transportasi.
PENGERTIAN TATA GUNA
LAHAN

Tata Guna Lahan (land use planning) adalah pengaturan penggunaan


lahan. Dalam tata guna lahan dibicarakan bukan saja mengenai
penggunaan permukaan bumi, tetapi juga mengenai penggunaan
permukaan bumi dilautan (Jayadinata, 2009:10).

Tata Guna Lahan menurut Undang-Undang Pokok Agraria adalah


struktur dan pola pemanfaatan tanah, baik yang direncanakan
maupun tidak, yang meliputi persediaan tanah, peruntukan tanah,
penggunaan tanah dan pemeliharaannya.
Hubungan Antara Tata Guna Lahan dan
Sistem Transportasi

Tata guna lahan dan sistem transportasi saling


berhubungan erat. Tata guna lahan yang efisien dan
terencana dapat mendukung pengembangan sistem
transportasi yang baik, sementara sistem transportasi yang
efisien dapat memengaruhi tata guna lahan dengan
mempengaruhi nilai properti, aksesibilitas, dan pola
penggunaan lahan.
sehingga biasanya dianggap membentuk satu landuse
transport system. Selain itu, semakin berkembangnya
daerah tersebut, maka kemudahan untuk mendapatkan
transportasi dan penyediaan layanan pada daerah tersebut
juga semakin berkembang dan semakin banyak.
LANGKAH LANGKAH PERENCANAAN TRANSPORTASI

1.Bangkitan dan Tarikan Pergerakan (Trip Generation)

Bangkitan pergerakan adalah tahapan


pemodelan yang memperkirakan jumlah
pergerakan yang berasal dari suatu zona
atau tata guna lahan dan jumlah
pergerakan yang tertatik ke suatu tata
guna lahan atau zona.

Pada gambar 2.2 ,pemodelan bangkitan dan tarikan pergerakan akan ada wilayah
yang dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona internal dan zona eksternal. Zona
internal adalah zona yang berpengaruh besar pada pergerakan arus lalu lintas di
dalam wilayah penelitian, sedangakan zona eksternal adalah zona diluar wilayah
penelitian yang tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap pergerakan lalu lintas di
dalam wilayah penelitian tersebut
LANGKAH LANGKAH PERENCANAAN TRANSPORTASI

2. Sebaran Pergerakan (Trip Distribution)

Sebaran Pergerakan adalah bagian dari


proses perencanaan transportasi yang
berhubungan dengan pergerakan antar zona
dan menghubungkan interaksi antara tata
guna lahan, jaringan tranportasi, dan arus
lalulintas.

Hasil dari tahap ini adalah Matriks Asal Tujuan (MAT). Matriks Asal
Tujuan (MAT) adalah matriks bermata dua yang berisi infomasi mengenai
besarnya
pergerakan antar lokasi (zona) didalam daerah tertentu. Baris menyatakan zona
asal
dan kolom menyatakan zona tujuan, sehingga sel matriksnya menyatakan
besarnya
arus dari zona asal ke zona tujuan. Bentuk umum dari Matriks Asal Tujuan (MAT)
dapat dilihat pada Tabel berikut.
LANGKAH LANGKAH PERENCANAAN TRANSPORTASI
LANGKAH LANGKAH PERENCANAAN TRANSPORTASI

3.Pemilihan Moda (Moda Split)


Pemilihan moda merupakan peranan penting dalam perencanaan
transportasi. Jika interaksi terjadi antara dua tata guna lahan di suatu kota,
seseorang
akan memutuskan bagaimana interaksi tersebut harus dilakukan salah satunya
dengan pemilihan moda menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki Jika
menggunakan kendaraan, pilihannya adalah kendaraan pribadi (sepeda, sepeda
motor, mobil) atau angkutan umum (bus, becak, angkutan kota, bajaj, taksi)

4. Pemilihan Rute (Trip Assignment)

Pemilihan rute (trip assignment) bertujuan untuk dapat mengidentifikasi


rute-rute yng dipilih oleh pengendara dalam suatu jaringan jalan. Pemilihan rute
dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor pertimbangan yang
didasarkan
atas pengamatan bahwa tidak semua pengendara dari suatu lokasi menuju lokasi
lainnya akan memilih suatu rute yang persis sama
PENGERTIAN AKSESIBILITAS
Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam
melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari suatu sistem,
aksesibilitas salah satu bagian dari analisis interaksi kegiatan dengan sistem
jaringan transportasi, bertujuan untuk memahami cara kerja sistem tersebut dan
menggunakan hubungan analisis antara komponen sistem untuk meramalkan
dampak lalu lintas beberapa tata guna lahan atau kebijakan transportasi yang
berbeda, aksesibilitas sering dikaitkan dengan jarak, waktu tempuh dan biaya
perjalanan (Suthanaya, 2009).
Aksesibilitas merupakan konsep yang
menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan
secara geografis dengan sistem jaringan transportasi
yang menghubungkannya ke sarana pelayanan
infrastruktur.
Suatu tempat yang berjarak jauh belum tentu
dapat dikatakan mempunyai aksesibilitas
rendah atau suatu tempat yang berjarak dekat
mempunyai aksesibilitas tinggi karena terdapat
faktor lain dalam menentukan aksesibilitas,
yaitu waktu tempuh. Kualitas pelayanan
transportasi pasti jauh berbeda-beda, sistem
jaringan transportasi di suatu daerah mungkin
lebih baik dibanding daerah lainnya baik dari
segi kuantitas maupun kualitas (frekuensi dan
pelayanan)
PENGERTIAN MOBILITAS

Mobilitas adalah suatu ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak yang biasanya
dinyatakan dari kemampuannya membayar biaya transportasi (Tamin, 2000).

Mobilitas dapat juga diartikan sebagai tingkat kelancaran perjalanan, dan dapat
diukur melalui banyaknya perjalanan bangkitan dan tarikan dari suatu lokasi ke lokasi
lain sebagai akibat tingginya tingkat akses antara lokasi-lokasi tersebut.
HUBUNGAN ANTARA AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS

Aksesibilitas dan mobilitas merupakan dua komponen yang terkait dengan


pergerakan dan kemudahan dalam penggunaan sistem tata guna lahan dan
jaringan transportasi. Aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau
kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain,
sedangkan mobilitas dapat diartikan sebagai tingkat kelancaran perjalanan dan
dapat diukur melalui banyaknya perjalanan (pergerakan) dari suatu lokasi ke lokasi
lain karena tingginya tingkat akses antara lokasi-lokasi tersebut
Aksesibilitas dan mobilitas dalam perencanaan
transportasi memiliki hubungan yang paralel yaitu
semakin tinggi aksesibilitas, akan semakin tinggi tingkat
mobilitas orang, kendaraan, ataupun barang yang
bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain.

Jika salah satu dari kedua komponen tersebut


bermasalah, akan terjadi dampak yang serius. Misalnya,
jika aksesibilitas rendah, maka mobilitas akan berkurang,
sebaliknya, jika mobilitas rendah, aksesibilitas akan
berkurang.
THANK YOU
REFERENSI
https://e-journal.uajy.ac.id/16303/3/TS150312.pdf
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1376/8/UNIKOM_Sarwendami_BAB%20II.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1440/05.3%20bab%203.pdf?sequence=7
http://eprints.itenas.ac.id/914/5/05%20Bab%202%20222015074.pdf
https://ejournal.upr.ac.id/index.php/JT/article/download/1371/1155/2571#:~:text=Tata%20guna%2
0lahan%20memiliki%20hubungan%20erat%20dengan%20transportasi%2C%20sehingga%20
biasanya,semakin%20berkembang%20dan%20semakin%20banyak
LUVITALIANI. (2020). AKSESIBILITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DI MUARA TALLO, KOTA
MAKASSAR.https://repository.unhas.ac.id/id/eprint/377/2/D52116015_skripsi_23-10-
2020%28FILEminimizer%29_1-2.pdf
https://www.academia.edu/7927179/3_Perencanaan_dan_Pemodelan_Transportasi
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15383/G.%20BAB%20III%20fix.pdf?
sequence=7
Nur Khaerat Nur, P. R. (2021). Sistem Transportasi. Makassar: Penerbit Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai