Anda di halaman 1dari 12

Empat Pemodelan Dalam Transportasi

Universitas Sam Ratulangi

Manado

2021

Nama Dosen Akademik: Ir. Sisca Pandey, MT.

Adriansyah Fathurrahman

210211010048

Mata Kuliah dasar-dasar rekayasa Transportasi


1. Pendahuluan

Banyak negara berkembang menghadapi permasalahan transportasi bahkan beberapa diantaranya


sudah berada pada tahap yang kritis

1, Urbanisasi

2. Terbatasnya sistem prasaran transportasi

3. Pendapatan rendah

4. Kedisiplinan terhadap rambu lalu lintas yang rendah

2. Definisi Perencanaan Transportasi

Kebutuhan dalam melakukan perjalanan didasari oleh dorongan kebutuhan untuk melakukan
aktifitas sehari-hari, sehingga, dapat dikatakan transportasi adalah derived demand, atau artinya
kebutuhan yang bukan tujuan akhir tapi berupa sebuah kebutuhan turunan dari kebutuhan lain-
lainnya.

I. Bagaimana cara mengatasi masalah transportasi?

Yaitu: Membangun IPTEK keahlian dalam bidang transportasi, menyusun strategi dan
instrumental, dan mengimplementasikan visi dan misi mimpi keinginian dalam satu tujuan

3. Definisi Perencanaan Transportasi

PERENCANAAN TRANSPORTASI: adalah bekal ilmu pengetahuan, teknologi, dan keahlian


menentukan sebuah rancangan/strategi dan memilih sebuah cara yang efektif untuk mencapai
tujuan di masa yang akan dating tentang sebuah kinerja sistem transportasi yang menjadi sebuah
objek perencangan dengan menggunakan pemanfaatan sumber daya yang mungkin akan
diadakan

LINGKUP PERENCANGAN TRANSPORTASI


1. Studi perencangan transportasi]
a. Penyiapan rencana induk seperti pelabuhan, badar udara, ataupun terminal antarmoda
b. Penentuan trase jalan raya atau trase pada rel kereta api
c. Penyiapan masterlan pengembangan suatu jaringan jalan
d. Penyiapan master;am pengembangan prasarana transportasi bagi suatu daerah di daerah
pemukiman

2. Studi kebijakan operasional


a. Penyiapan sistem sirkulasi lalu lintas di jalan
b. Strategi pengoptimal tingkat pelayaran angkutan umum
c. Strategi operasional angkutan udara

3. Studi perencanaan transportasi komprehensif


a. Studi kebutuhan prasarana dan sarana transportasi dari suatu rencana pengembangan
lahan baru (daerah rekreasi, daerah indutri maupun daerah kepentingan komersial)
b. Studi pengembangan sistem transportasi regional
c. Studi pengembangan sistem transportasi nasional

SISTEM TRANSPORTASI MAKRO


SISTEM KEGIATAN SISTEM JARINGAN

SISTEM PERGERAKAN

SISTEM KELEMBAGAAN

SISTEM TATA GUNA LAHAN-TRANSPORTASI

Target umum dalam perencanaan transportasi adalah membuah sebuah ikatan interaksi tersebut
menjadi mudan dan efisien mungkin dengan menetapkan kebijakan-kebijakan berikut:

SISTEM KEGIATAN, rencana pengolahan tata guna lahan yang baik (lokasi sekolah,
perkantoran, dan perumahan) hal tersebut dapat mengurangi kebutukan akan suatu pergerakan
perjalanan yang panjang sehingga membuat sebuah interaksi terasa mudah.

SISTEM JARINGAN, dapat direalisasikan dengan meningkatkan kapasitas pelayanan


prasarana yang tersedia: pelebaran jalan, menambah jaringan jalan baru.

SISTEM PERGERAKAN, dapat dilakukan dengan mengatur tempo/teknik dan menajemen


lalulintas yang baik (dalam jangka pendek), fasislitas angkutan umum yang lebih baik (jangka
pendek, dan jangka menengah) atau sebuah pembangunan jalan baru (jangka panjang)

AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS


Aksesibilitass adalah konsep yang menerapkan penggabungan pengaturan tata guna lahan secara
letak geografis dengan sistem jaringan transportasi yang saling menghubungkan.

Mobilitas adalah pengukuran pencapaian seseorang untuk bergerak yang biasanya dinyatakan
sebagai ABILITY TO PAY

JAUH AKSESIBILITAS AKSESIBILITAS


RENDAH MENENGAH
JARAK
DEKAT AKSESIBILITAS AKSESIBILITAS
MENENGAH TINGGI

KONDISI PRASARANA SANGAT JELEK SANGAT BAIK

Karakteristik Dasar Perencanaan Transportasi

MULTI MODA

1. Kondisi let

MULTI DISIPLIN
1. Karakteristik
pergerakan,
karakteristik
penggunaan jasa
s/d karakteristik
prasarana
ataupun sara
transportasi

MULTI SEKTORAL MULTI PROBLEM

1. Banyaknya 1. Aspek
suatu lembaga penggunaan
atau pihak jasa, rekayasa
yqang terkait dan ekonomi
dengan suatu sampai dengan
studi aspek sosial.
perencanaan
transportasi

PEMODELAN TRANSPORTASI

Model, merupakan representasi dari kenyataan


Tujuan Utama Pemodela: mengestimasi perilaku sebuah sistem tertentu di alam terhadap
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.

Model transportasi terdiri atas berbagai aspek perilaku mendasar interaksi antar komponen
sistem transportasi dan model interaksi komponen sistem transportasi dengan waktu.

Model transportasi yang diinginkan:

1. Peningkatan akurasi pemodelan sesuai dengan tujuan dan lingkup kajian sistem.
2. Praktis & ekonomis dalam sebuah rancangan pembangunan dan pemodelan.
3. Cukup mampu menghasilkan sistem parameter yang sesuai dengan tujuan dan lingkup
kajian.
4. Mampu mempresentasikan proses dan interaksi komponen transportasi tinjauan
5. Memiliki dimensi ruang yang mumpuni dan mencukupi.
6. Mudah dapat mengetahui kendalanya

KONSEP PERENCENAAN TRANSPORTASI


TATA GUNA LAHAN DAN SISTEM ZONA JARINGAN TRANSPORTASI
KARAKTERISTIK SOSIO
EKONOMI

TRIP GENERATION

TRIP DISTRIBUTION

MODAL SPLIT

TRIP ASSIGNMENT

VOLUME LALU LINTAS


1. BANGKITAN DAN TARIKAN PERGEREKAN-TRIP GENERATION

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan meperkirakan jumlah pergerakan yang


berasal dari satu zona atau tata guna lahan dan jumlah gerakan yang tertarik ke suatu tata guna
lahan

2. SEBARAN PERGERAKAN-TRIP DITRIBUTION

Dalam tahap ini merupakan pemodelan yang mengkoneksikan interaksi antar tata guna lahan,
jaringan transportasi dan arus lalu lintas

Pola sebaran lalu lintas antara zona 1 ke zona 2 merupakan hasil dari dua kejadian yang terjadi
bersama, yaitu:

1. Lokasi dan intensitas tata guna lahan yang akan menghasilkan fasilitas lalu lintas
2. Spatial separation (pemisah ruang), interaksi antara dua buah tata guna lahan yang akan
membuahkan pergerakan.

3. PEMILIHAN MODA

Jika terjadinya pergerakan interaksi antar dua buah tata guna lahan, seseorang pasti memutuskan
bagaimana interaksi tersebut dilakukan

1. Pemilihan moda transportasi sangat bergantung dengan:


a. Tingkat perekonomian pribadi/kepimilikan.
b. Biaya transport pulang-pergi.

Personaliti hanya menggunakan satu pilihan moda yang disebut dengan captive terhadap moda
tersebut,

4. TRIP ASSIGNMENT

Umum, kendaraan pribadi lebih banyak memakai rute sembarang, sedangkan kendaraan
umum yang disediakan negara memakai rute khusus/tertentu.

Pemilihan rute tergantung terhadap alternatif terpendek, tercepat, dan termurah, dan juga
diamsusikan bahwa para pemakai jalan mempunyai segenap informasi yang cukup tentang
mendapatkan rute terpendek.
KONSEP ANALITIS DAN KOMPONEN YANG SALING TERGANTUNG

Konsep analitis Tergantung dari komponen


1. Aksesibilitas Tata guna lahan & sistem prasarana
transportasi
2. Bangkitan pergerakan Tata guna lahan & sistem prasarana
transportasi
3. Sebaran pergerakan Tata guna lahan & sistem prasarana
transportasi
4. Pemilihan moda Sistem prasarana transportasi & arus
lalulintas
5. Pemilihan rute Sistem prasarana transportasi & arus
lalulintas
6. Arus pada jaringan transportasi Sistem prasarana transportasi & arus
lalulintas

CONTOH SEDERHANA MODEL INTERAKSI

Model sistem kompleks yang mengaitkan antara sistem tata guna lahan, sistem prasarana
transportasi, dan sistem pergerakan lalulintas

TUJUAN DIBUATNYA MODEL ADALAH:

1. Memahami cara kerja sebuah transportasi


2. Meramalkan perubahan lalu lintas bila dilakukan perubahan pada sistem tata guna laham
atau sistem prasarana transportasi

TINGKAT PELAYANAN

1. Tingkat pelayanan A – Arus bebas


2. Tingkat pelayanan B – Arus stabil
3. Tingkat pelayanan C – Arus stabil (perkotaan)
4. Tingkat pelayanan D – Arus mulai tidak stabil
5. Tingkat pelayanan E – Arus tidak stabil
6. Tingkat pelayanan F – Arus terhambat (macet, berhenti).
CONTOH SEDERHANA MODEL INTERAKSI

L(A) = tata guna lahan di kawasan A

P(A) = bangkitan pergerakan dari kawasan A

A(B) = tarikan pergerakan ke zona B

Q(AB.I) = arus lalu lintas dari zona A ke zona B menggunakan rute I

T(QAB)(I) = waktu tempuh lalu lintas dari zona A ke zona B yang menggunakan rute I pada
kondisi arus = Q

T(0) = waktu tempuh pada kondisi arus bebas = 0

C = Kapasitas

a = indeks tingkat pelayanan

CONTOH SEDERHANA MODEL INTERAKSI

1. Bangkitan perjalanan

P(A) = f (LA)

A(B) = f (LB)

2. Sebaran pergerakan

P ( A ) xA (B)
Q(AB) = xk
T (QAB)

3. Pemilihan moda dan rute

Menurut Wandrop, kondisi keseimbangan diamsusikan bahwa arus lalulintas bisa mengatur
dirinya sendiri sehingga besarnya waktu ditempuh untuk semua alternatif rute adalah hal yang
sama dan tidak berbeda,

T(QAB)(I) = T(QAB)(2)
CONTOH KASUS

1. Misalkan terdapat dua buah zona (A dan B), dimana zona A adalah zona pemukiman
dan zona B adalah zona lapangan kerja. Populasi zona A adalah 50.000 jiwa,
sedangkan jumlah lapangan kerja di zona B adalah 15.000. presentase usia kerja zona
A = 90% (hanya dihubungkan 90% dari total populasi yang bekerja.). Zona A dan
zona B dihubngkan oleh dua buah rute I dan II yang karakteristiknya sebagai berikut:

Rute Panjang (km) To (menit) ITP (a) Kapasitas


(kend/jam)
1 15 20 0.3 3500
2 25 35 0.9 2000

Anda mungkin juga menyukai