BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN SOSIAL HUMANIORA
Diusulkan oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
1
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
2
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pedestrian berasal dari Bahasa Yunani yaitu pedos atau pedester yang
memiliki arti kaki, sehingga pedestrian dapat disimpulkan dalam arti pejalan
kaki. Pemerintah juga mengatur hak hak pejalan kaki dalam Undang-undang
No.22 Tahun 2009 yaitu setiap lalulintas jalan harus dilengkapi dengan
perlengkapan jalan. Berjalan merupakan suatu kegiatan perpindahan yang
menggunakan kaki sebagai alat gerak. Dalam studi perkotaan, pedestrian
menjadi acuan pokok yang mencerminkan kemajuan pembangunan pada
sebuah kota, sehingga pedestrian merupakan salah satu gambaran wajah dari
suatu kota menurut (Lynch, 1969) dalam bukunya yang berjudul The Image
Of The City.
Menurut (Kim Dovey, 2010) dalam bukunya yang berjudul Urban
Slippage mengatakan bahwa adanya sebuah aktivitas pribadi yang mana
meluas ke ruang publik. Pada kutipan tersebut, masalah yang timbul pada
kawasan ciledug ini adalah peralihan fungsi jalur pedestrian menjadi kios kios
pedagang atau bahkan lahan parkir kendaraan bermotor. Dengan adanya kios
kios pedagang dan parkir kendaraan bermotor maka pengguna jalur
pedestrian tidak merasa nyaman dana man pada saat melakukan aktivitas
aktivitas pada jalur pedestrian karena terganggu oleh kios kios pedagang dan
parkir kendaraan bermotor.
Pada masa kini, pedestrian mengalami pergeseran fungsi menjadi lahan
kios pedagang dan menjadi lahan parkir kendaraan bermotor. Hal tersebut
merupakan salah satu faktor ketidaknyamanan bagi pejalan kaki, para pejalan
kaki lebih memilih berjalan di bahu jalan meskipun hal tersebut beresiko bagi
pejalan kaki. Jalur pedestrian yang aman dan nyaman bisa menjadi faktor
meningkatnya kuantitas pejalan kaki sehingga pengguna kendaraan bermotor
di kota tersebut dapat berkurang dan beralih untuk bersepeda atau berjalan
kaki. Menurut (Iswanto, 2006) jalur pedestrian juga sebuah wadah bagi
pejalan kaki untuk berkegiatan, melakukan aktivitas dan sebagai sarana
mobilisasi. Pesatnya perkembangan berakibat kepada meningkatnya
3
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
kebutuhan ruang publik pada sebuah kota, sehingga aspek - aspek lingkungan
yang sehat, aman dan nyaman tidak diutamakan dan menjadikan ruang publik
tersebut tidak layak difungsikan.
Jalur pedestrian yang baik dapat menampung setiap kegiatan pejalan
kaki dengan aman dan nyaman, pedestrian memiliki karakteristik berupa
karakter fisik, karakter perilaku pejalan kaki, dan karakter psikis pejalan kaki.
Selain itu juga terdapat karakteristik lingkungan di area pedestrian memiliki
peran dalam memberikan pelayanan dan prasarana berupa keamanan,
kenyamanan, keselamatan, kenikmatan, dan keekonomisan. Kenyamanan
merupakan salah satu nilai vital yang selayaknya harus dinikmati oleh
manusia ketika melakukan aktifitas aktifitas di dalam suatu ruang.
Menurut (Specks, 2013) dalam bukunya yang berjudul Walkable City,
ia menyebutkan bahwa jalan jalan pada perkotaan berbentuk fisik, baik
berupa kelayakan maupun fasilitas. Jeff Specks lebih fokus terhadap
komponen objek fisik berupa fasilitas yang terdapat pada jalur pedestrian,
terkait dengan prinsip keamanan pada jalur pedestrian Jeff Specks memiliki
pandangan bahwa jalur untuk pejalan kaki merupakan jalur bebas yang
terhindar dari intimidasi, dan harus memiliki batasan yang jelas dari bentuk
fisik berupa dimensi ukuran dari lebar trotoar hingga hirarki ruang yang jelas
antara publik dan privat didalamnya, serta desain yang dibuat tidak boleh
bersinggungan dengan lalu lintas. Suatu hubungan yang harmonis merupakan
integralitas dalam keragaman melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
yang seharusnya tersedia, sehingga kenyamanan merupakan suatu kepuasan
manusia dalam beraktifitas. Selain itu, kenyamanan pada dasarnya juga
terkait dengan faktor yang mendukung keamanan dan keselamatan diri
manusia pada suatu ruang.
Menurut (Riyan Sanjaya et al., 2017), jalur pejalan kaki merupakan
elemen yang penting dalam sebuah perancangan karena memiliki peran
sebagai penghubung dan sistem vitalitas pada ruang sebuah kota. Jalur
pejalan kaki pada daerah perkotaan memiliki fungsi:
Sebagai media interaksi sosial
Sebagai fasilitas penggerak bagi pejalan kaki
4
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
Dari fungsi fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi dari jalur
pejalan kaki / jalur pedestrian yang bisa dikatakan baik pada suatu kota sangat
berpengaruh terhadap aktivitas sosial di sebuah kota. Sebuah kawasan kota
akan menjadi hidup karena aktivitas aktivitas tersebut, banyak pedagang
pedagang yang menjajakan barang dagangannya pada sebuah jalur pedestrian
maka terjadi suatu interaksi antara pejalan kaki dengan penjual. Tetapi
terdapat masalah yang muncul tentang pedagang yang berjualan di atas jalur
pejalan kaki, ada yang pro dan juga ada yang kontra dengan hal tersebut.
5
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
beli maka terciptanya interaksi sosial antara pedagang dan pembeli, sehingga
kios kios tersebut menimbulkan suasana pada jalur pejalan kaki sehingga
tidak bersifat monoton.
Dalam bukunya yang berjudul Pedestrian Ways Dalam Perancangan
Kota (Anggraini, 2009) menyebutkan bahwa sebuah kota akan bertumbuh
dan berkembang melalui rencana maupun tanpa rencana. Kota yang tumbuh
sudah direncanakan maka kota tersebut akan lebih terarah dan mudah
dikendalikan perkembangannya, sedangkan kota yang tumbuh tanpa melalui
rencana maka kota tersebut akan tumbuh dan berkembang secara alami dan
cenderung sulit dikendalikan perkembangannya. Sebagai studi kasus
kawasan Bintaro, kawasan Bintaro ini dari awal sudah di rencanakan secara
matang oleh pengembangnya. Kawasan Bintaro ini dalam perkembangannya
terarah, termasuk fasilitas fasilitas yang ada seperti jalur pejalan kaki. Tetapi
pada kawasan ciledug ini pada awalnya perkembangan nya tidak di
rencanakan tetapi kawasan ini tumbuh secara alami, termasuk fasilitas
fasilitas pejalan kaki yang tidak dikelola dengan baik dan benar sehinga
menimbulkan perubahan fungsi menjadi tempat kios kios pedagang atau
menjadi sebuah lahan parkir kendaraan bermotor.
Belum tercukupi akan kebutuhan fasilitas pejalan kaki, menjadi sebuah
masalah dalam hal fasilitas ruang public pada kawasan perkotaan di
Indonesia. Fasilitas jalur pedestrian di Indonesia masih dikesampingkan dan
belum menjadi sebuah prioritas pembangunan sebuah kawasan, dibandingkan
dengam pengembangan fasilitas untuk kendaraan bermotor. Salah satu
penyebabnya yaitu tidak tercukupi akan pemenuhan fasilitas pedestrianoleh
pemerintah, dan juga adanya alih fungsi dari pedestrian itu sendiri.
Setelah terbangunnya jalur pedestrian di sebuah kawasan kota, perlu
adanya pengelolaan dan pemeliharaan secara berkala, agar dapat berfungsi
dengan sebagaimana mestinya. Tidak lupa juga pada sebuah jalur pedestrian
terdapat fasilitas fasilitas pendukung untuk menunjang kenyamanan dan
keamanan bagi penggunanya. Terdapat elemen elemen fasilitas pendukung
pada sebuah jalur pedestrian menurut (Anggraini, 2009) yaitu:
6
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
7
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
BAB II
METODE PENELITIAN
Kerangka Metode
Metode yang akan dilakukan dengan metode diskriptif, maelalui
pendekatan berupa data data yang bersifat kualitatif. Penggunaan metode ini dengan
maksud untuk memahami dan menjelaskan serta dapat memecahkan masalah dari
hasil kunjungan lapangan menjadi sebuah kesimpulan dalam bentuk deskripsi.
Metode ini merupakan metode penelitian dengan mengumpulkan informasi
informasi berupa fakta objektif yang sedang berlangsung, yang ditinjau secara
langsung atau survey ke lapangan. Metode ini juga membantu dalam proses
pemecahan masalah yang sedang berlangsung atau sedang dihadapi, dengan
mendeskripsikan secara jelas peristiwa dan permasalahannya.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif, dalam bukunya yg
berjudul METODE PENELITIAN: kuantitatif, kualitatif, dan penelitian gabungan,
Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. menjelaskan bahwa:
Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menekankan
pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol,
maupun deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetode, bersifat
alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara,
serta disajikan secara naratif. Dari sisi lain dan secara sederhana dapat
dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan
jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan
kulitatif (Yusuf, 2014)
8
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
Konsep Ke Variabel
Konsep
Jalur pedestrian yang aman dan nyaman
Indikator
Kenyamanan dan keamanan pengguna
Tidak ada elemen hambatan
Variabel
Fasilitas pendukung pada jalur pedestrian
Desain jalur pedestrian yang nyaman
Desain jalur pedestrian yang aman
9
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
BAB 4
A PERLENGKAPAN
JUMLAH 700.000
B PERALATAN
&BAHAN
JUMLAH 405.000
10
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
1 2 3 4 5 6 7
Penyusunan
1 Topik
Penelitian
Penyusunan
latar belakang
2
& rumusan
masalah
Menyusun
3
kerangka teori
Menyusun
4
ulasan literatur I
Menyusun
5 ulasan literatur
II
Sintesis
6 Literatur dan
metode
11
Peran Fasilitas Pejalan Kaki Terhadap Kenyamanan Pengguna Pada Pusat Kegiatan (Pasar &
Transport Hub)
DAFTAR PUSTAKA
12