Anda di halaman 1dari 10

KINERJA OPERASIONAL JALUR PEJALAN KAKI PADA RUAS JALAN IR.

RAIS, KOTA MALANG


Revika Fatridica Nurinaputri, Adipandang Yudono, Imma Widyawati Agustin
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: revikafatridica@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Adanya Pasar Mergan dan Pasar Kasin di Jalan I.R Rais menyebabkan tingginya intensitas pejalan kaki di jalan ini.
Namun pada kondisi eksisting Jalan I.R Rais masih belum difasilitasi oleh jalur pejalan kaki yang baik. Jalur pejalan
kaki yang ada terputus sehingga terdapat beberapa bagian yang masih belum terfasilitasi oleh pejalan kaki.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja operasional pada Jalan I.R Rais Kota Malang. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis karaktersitik pejalan kaki, serta analisis kinerja operasional yang
sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2014 mengenai Pedoman Perencanaan,
Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Kinerja
operasional terdiri atas arus pejalan kaki, kecepatan pejalan kaki, kepadatan pejalan kaki, ruang pejalan kaki dan
rasio V/C. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan didapatkan bahwa kinerja jalur pejalan kaki di Jalan I.R Rais
memiliki rentang A – D, dengan kinerja tertinggi berada pada segmen 1 bagian selatan pada pagi hari. Hal ini
disebabkan karena jalur pejalan kaki pada bagian ini memiliki lebar yang masih sempit dan banyak pedagang
yang berjualan pada bagian tersebut

Kata Kunci : Jalur-pejalan-kaki; Kinerja-Jalur-pejalan-Kaki; Jalan-I.R-Rais; Kota-Malang.

ABSTRACT

The existence of Mergan Market and Kasin Market on Jalan I.R Rais causes the high intensity of pedestrians on
this road. However, the existing condition of Jalan I.R Rais is still not facilitated by a good pedestrian path. The
existing pedestrian path is cut off so that there are some parts that are still not facilitated by pedestrians. This
study aims to analyze the operational performance of I.R Rais Malang City. The analysis used in this research is
an analysis of pedestrian characteristics, as well as an analysis of operational performance which has been
regulated in the Minister of Public Works Regulation Number 3 of 2014 concerning Pedoman Perencanaan,
Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki. Operational performance consists of
pedestrian flow, pedestrian speed, pedestrian density, pedestrian space and V/C ratio. Based on the results of the
analysis, it was found that the performance of the pedestrian path on Jalan I.R Rais has a range A - D, with the
highest performance being in the southern part of segment 1 in the morning. This is because the pedestrian path
in this section has a narrow width, and many traders sell in that section.

Keywords: Pedestrian-way; Level-of-service; Jalan-I.R-Rais; Malang-City.

diperhatikan dalam berjalan kaki, diantaranya


PENDAHULUAN adalah adanya ruang untuk berjalan,
Salah satu cara yang dianggap paling keterpaduan antar sistem serta koneksi dengan
mudah serta murah karena tidak mengeluarkan elemen transportasi seperti parkir, stasiun, halte,
biaya untuk mencapai suatu lokasi dengan jarak dan lain sebagainya. Oleh karenanya diperlukan
yang cukup dekat di dalam suatu kawasan adalah adanya fasilitas jalur pejalan kaki yang walkable
berjalan kaki (Adha & Ernawati, 2018). Berjalan untuk memfasilitasi para pejalan kaki
kaki juga memiliki peranan penting dalam suatu menjalankan aktivitasnya dan menghubungkan
sistem transportasi ramah lingkungan, dimana antar guna lahan satu dengan yang lainnya.
pejalan kaki menjadi salah satu penghubung Jalur pejalan kaki adalah jalur yang
fungsi antar kawasan dan penghubung antar digunakan sebagai tempat untuk pergerakan atau
moda transportasi yang ada (Amo et al., 2013). sirkulasi serta perpindahan manusia dari suatu
Berjalan kaki adalah salah satu moda yang akan titik ke titik lain atau dari titik awal ke titik tujuan
selalu digunakan dalam menghubungkan guna dengan berjalan kaki. Selain untuk berjalan, jalur
lahan dan perjalanan dengan kendaraan pejalan kaki ini juga mewadahi aktivitas
bermotor. Terdapat beberapa hal yang perlu pergerakan manusia dengan menggunakan kursi

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 59
KINERJA OPERASIONAL JALUR PEJALAN KAKI PADA RUAS JALAN IR. RAIS, KOTA MALANG

roda, skateboard, skuter, dan juga sepeda masih banyak ditemukan permasalahan jalur
(Diansya, 2015). Pasal 25, Undang - Undang pejalan kaki di Kota Malang, diantaranya adalah
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 penyalah gunaan jalur pedestrian yang menjadi
Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang tempat berdagang bagi para pedagang kaki lima
mengatur tentang Pelayanan Publik (PKL) dan tempat parkir roda dua, tidak
menyebutkan bahwa setiap ruas jalan yang terkoneksinya antar jalur pedestrian yang
digunakan untuk lalu lintas umum wajib mengakibatkan pejalan kaki terkadang harus
dilengkapi dengan perlengkapan jalan berupa berjalan di badan jalan, serta kurang meratanya
fasilitas untuk pejalan kaki serta penyandang ketersediaan fasilitas jalur pedestrian. Menurut
cacat. Sehingga jalur pejalan kaki yang baik harus Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun
mempertimbangkan lebar jalur, perkerasan jalur 2014 mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah
serta adanya fasilitas penunjang lainnya berupa Kota Malang Tahun 2010 – 2030, menyatakan
lampu jalan, pohon peneduh, tempat sampah bahwa penyediaan dan pemanfaatan jaringan
dan lain sebagainya. Adanya fasilitas pejalan kaki pejalan kaki diarahkan pada seluruh koridor
yang baik juga dapat mengurangi ketergantungan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum. Salah
atas kendaraan bermotor di area perkotaan, satu koridor perdagangan dan jasa di Kota
meningkatkan kualitas lingkungan dan udara, Malang adalah koridor Jalan I.R Rais.
serta merangsang aktivitas perdagangan Jalan I.R Rais merupakan salah satu koridor
disekitarnya (Amo et al., 2013). jalan yang berada di Kota Malang dan memiliki
Namun yang menjadi salah satu hirarki kolektor sekunder dengan status jalan
permasalahan bagi pejalan kaki di negara provinsi (Rencana Induk Jaringan Jalan Kota
berkembang, termasuk Indonesia adalah Malang, 2017). Jalan I.R Rais ini memiliki
disfungsi jalur pejalan kaki oleh pengendara intensitas pergerakan yang cukup tinggi
bermotor ataupun juga pedagang kaki lima yang dikarenakan guna lahan di sekitar jalan ini
menyebabkan ruang untuk pejalan kaki semakin didominasi oleh guna lahan perdagangan dan jasa
kecil dan sempit (Aribowo, 2010). Pengembangan serta mempunyai banyak fasilitas umum.
jalur untuk kendaraan bermotor masih menjadi Beragamnya guna lahan di suatu daerah
prioritas utama pembangunan di Indonesia, menyebabkan munculnya aktivitas masyarakat
sehingga perencanaan jalur pejalan kaki menjadi serta memicu adanya pejalan kaki yang melintasi
sedikit terbengkalai dan menyebabkan belum suatu kawasan (Savitri, 2015).
terpenuhinya kebutuhan jalur pejalan kaki baik Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
dari segi kuantitas maupun kualitas (Tanan, Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki di
2011). Minimnya perencanaan prasarana pejalan Perkotaan menyebutkan bahwa penyediaan
kaki membuat prasarana pejalan kaki yang ada ruang pejalan kaki diprioritaskan untuk
menjadi kurang teratur dan tersegmentasi, dikembangkan pada kawasan perkotaan dengan
sehingga menimbulkan konflik di dalam tingkat kepadatan penduduk tinggi, jalan-jalan
pemanfaatan ruangnya, baik dengan kendaraan yang memiliki rute angkutan umum tetap,
bermotor ataupun pedagang-pedagang yang kawasan yang memiliki aktivitas yang tinggi, serta
memanfaatkan jalur pejalan kaki menjadi lahan lokasi dengan tingkat mobilitas tinggi pada hari-
untuk berjualan (Setyowati, 2011). Hal ini hari tertentu. Jalan I.R Rais termasuk dalam
dibuktikan oleh hasil penelitan Lembaga Swadaya kriteria yang disebutkan oleh Pedoman
Masyarakat di Bidang Perkotaan bersama Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan
Institute for Transportation and Development Sarana Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan tersebut.
Policy atau ITDP serta Institut Transportasi Selain itu, Jalan I.R Rais Merupakan salah satu
(InTrans) menunjukkan bahwa 65% korban jalan dengan hierarki kolektor sekunder, dimana
kecelakaan lalu lintas adalah pejalan kaki (Tanan, pada jalan dengan hirarki kolektor seharusnya
2011). Begitu pula yang terjadi di Kota Malang dilengkapi dengan jalur pejalan kaki di kedua sisi
yang masih memiliki banyak permasalahan jalan (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 3
terkait prasarana pejalan kaki. Tahun 2014). Sehingga pada jalan ini seharusnya
Kota Malang merupakan salah satu kota di memiliki jalur pejalan kaki yang aman dan
Indonesia yang sedang memulai untuk nyaman guna memfasilitasi para pejalan kaki di
memperhatikan tatanan jalur pedestrian atau koridor jalan ini.
memperhatikan aspek walkabilitas bagi para Namun, pada kondisi eksisting saat ini Jalan
pejalan kaki (Winansih & Santoso, 2016). Namun, I.R Rais belum dilengkapi dengan jalur pedestrian

60 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022
Revika Fatridica Nurinaputri, Adipandang Yudono, Imma Widyawati Agustin

yang memadai. Pejalan kaki berjalan di bahu jalan literatur review, ataupun dokumen dari dinas –
yang tidak memiliki pembatas ataupun dinas terkait. Sedangkan data primer adalah data
perbedaan ketinggian dengan badan jalan. Selain yang diperoleh secara langsung dari lapangan
itu juga pada jalan ini tidak disediakan fasilitas – atau data yang diperoleh tanpa adanya
fasilitas pelengkap jalur pejalan kaki yang perantara. Metode pengumpulan data yang
memadai. Kondisi deimana tarikan pergerakan digunakan untuk mendapatkan kedua jenis data
besar tetapi tidak didukung oleh fasilitas jalur tersebut adalah survei sekunder dan survei
pejalan kaki yang tidak memadai menimbulkan primer.
ketidaknyamanan (Agustin, 2017). Adanya
Metode Pengambilan Sampel
permasalahan tersebut dapat memengaruhi daya
tarik masyarakat dalam berjalan kaki di sepanjang Teknik pengambilan sampel yang
koridor Jalan I.R Rais. Sehingga perlu adanya digunakan di dalam studi ini adalah dengan
suatu solusi guna mengembangkan jalur menggunakan accidental sampling. Teknik
pedestrian yang aman dan nyaman serta accidental sampling ini digunakan karena
meningkatkan pelayanan terhadap para pejalan populasi pejalan kaki yang melewati Jalan Ir. Rais
kaki agar masyarakat lebih tertarik untuk berjalan masih belum diketahui, sehingga pengambilan
kaki dan memanfaatkan jalur pejalan kaki dengan sampel dilakukan kepada siapapun yang
baik dan benar. melewati Jalan Ir. Rais yang bertemu dengan
peneliti
METODE PENELITIAN ! ! " (%&')
𝑛= ..................................................(1)

Variabel Penelitian !,#$! &,' (!)&,')
𝑛= &.!!
Variabel penelitian merupakan segala 𝑛 = 96, 04 ≈ 96 orang ≈ 100 orang
sesuatu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk Lokasi penelitian terdiri dari 4 segmen
dipelajari sehingga diperoleh informasi yang dan persebaran kuisioner responden pada tiap
dicari (Sugiyono, 2007). Tabel 1 merupakan tabel segmen ditentukan berdasarkan presentase
rincian mengenai variabel penelitian berdasarkan jumlah pejalan kaki pada waktu puncak di setiap
rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam segmen (weekday dan weekend). Sebelum
penelitian ini. penentuan persebaran kuisioner, dilakukan
Tabel 1. Variabel Penelitian survei pendahuluan pada setiap segmen selama 1
Tujuan Variabel Sumber minggu untuk mendapatkan data jumlah pejalan
Mengetahui • Jalur pejalan kaki Peraturan kaki yang selanjutnya dijadikan acuan dalam
karateristik - Geometrik Menteri
jalur pejalan - Kondisi Pekerjaan penentuan jumlah persebaran kuisioner dalam
kaki di Jalan - Fasilitas pelengkap Umum No. tiap segmen. Berikut jumlah sampel persebaran
Ir. Rais 03/PRT/M/2014 kuisioner pada tiap segmen dapat dilihat pada
• Pejalan kaki Tanan, 2011 Tabel 2 berikut ini.
- Jenis kelamin
- Usia
Tabel 2. Persebaran Sample Kuisioner
- Tujuan perjalanan Jumlah Pejalan Kaki Persebaran
Menganalisis Siburian, 2017 S Total %
• Arus Pejalan Kaki Weekday Weekend Kuisioner
kinerja - Jumlah pejalan kaki Musriati, 2014
operasional - Waktu pengamatan S1 845 736 1581 29,8 30
dan kinerja • Kecepatan pejalan kaki S2 495 432 927 17,5 17
pelayanan - Panjang penggal S3 621 619 1240 23,4 23
jalur pejalan pengamatan S4 803 755 1558 29,4 29
kaki di Jalan - Waktu tempuh Total 5306 100 100
Ir. Rais • Kepadatan pejalan kaki
- Arus Pembagian Segmen
- Kecepatan
• Ruang pejalan kaki Jalan Ir. Rais dibagi menjadi empat
- Kepadatan segmen. Batasan fisik berupa jalan yang memutus
Penelitian ini menggunakan 2 jenis data, konektifitas jalur pejalan kaki Jalan Ir. Rais dan
yaitu data sekunder dan data primer. Data mempertimbangkan berdasarkan guna lahan di
sekunder adalah data penelitian yang didapatkan sekitar jalur pejalan kaki. Berikut merupakan
dengan adanya perantara, atau secara tidak pembagian titik segmen pada penelitian ini
langsung. Data sekunder bisa diperoleh dari (Gambar 1.)

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 61
KINERJA OPERASIONAL JALUR PEJALAN KAKI PADA RUAS JALAN IR. RAIS, KOTA MALANG

Gambar 1. Pembagian Segmen Penelitian


untuk mencari tingkat pelayanan jalur pejalan
Analisis Karakteristik Pejalan Kaki dan Jalur
kaki (Musriati, 2014 dan Siburian, 2017).
Pejalan Kaki
Arus Pejalan Kaki
Analisis karakteristik jalur pejalan kaki
digunakan untuk mengetahui kondisi jalur Arus merupakan volume total pejalan
pejalan kaki yang ada di Jalan I.R Rais, Kota kaki yang berjalan melewati suatumtitik paada
Malang. Analisis ini dilakukan dengan cara penggal ruang pejalan kaki di kurun waktu
mendeskripsikan kondisi eksisting jalur pejalan tertentu. Arus diukur dengan satuan pejalan kaki
kaki beserta dengan fasilitas pelengkap jalur per meter per menit. Berikut merupakan rumus
pejalan kaki. Kondisi eksisting ini nantinya perhitungan untuk mengetahui arus pejalan kaki.
dibandingkan dengan Peraturan Menteri +
Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014 Tentang Q = , .............................................................(2)
Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Keterangan :
Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Q = Arus (org/meter/mnt)
Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Selain itu N = Jumlah pejalan kaki yang lewat (orang/meter)
analisis ini juga digunakan untuk mengetahui T = Waktu Pengamatan (mnt)
karakteristik pejalan kaki yang melewati jalur
pejalan kaki di Jalan I.R Rais. Karakteristik pejalan Kecepatan Pejalan Kaki
kaki terbagi menjadi 3 yaitu berdasarkan jenis Kecepatan merupakan total jarak yang
kelamin, umur dan tujuan perjalanan (Tanan, dapat ditempuh oleh pejalan kaki per satuan
2011) waktu. Kecepatan diukur dengan satuan meter
Analisis Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki per menit. Berikut rumus perhitungan untuk
mengetahui kecepatan pejalan kaki.
Tingkat pelayanan jalur pejalan kaki
-
terdiri dari arus, kecepatan, kepadatan serta V = . ..............................................................(3)
ruang pejalan kaki. Peraturan Menteri PU No.
Keterangan :
03/PRT/M/2014 menjabarkan bahwa tingkat
V = Kecepatan pejalan kaki (meter/menit)
pelayanan jalur pejalan kaki dibagi menjadi enam
L = Panjang penggal pengamatan (meter)
tingkat. Mulai dari klasifikasi A sampai dengan
T = Waktu tempuh pejalan kaki yang melewati
klasifikasi F. Berikut merupakan rumus – rumus
ruas pengamatan (menit)

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 62
Revika Fatridica Nurinaputri, Adipandang Yudono, Imma Widyawati Agustin

Kepadatan Pejalan Kaki HASIL DAN PEMBAHASAN


Kepadatan pejalan kaki merupakan Karakteristik Pejalan Kaki dan Jalur Pejalan kaki
jumlah pejalan kaki per satuan luas trotoar
Pejalan Kaki
tertentu atau dalam suatu segmen/ruas jalan.
Kepadatan diukur dengan satuan orang per meter Karakteristik pejalan kaki dibagi menjadi 3,
persegi. Berikut merupakan rumus perhitungan yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur serta
untuk mengetahui kecepatan pejalan kaki tujuan perjalanan. Karakteristik pejalan kaki di
,
Jalan I.R Rais dapat dilihat pada Tabel 4 berikut
D = - ............................................................(4) ini.
Keterangan : Tabel 4. Karakteristik Pejalan Kaki
D = Kepadatan pejalan kaki (org/m²) Karaktersitik Pejalan Kaki Presentase
Jenis Laki-Laki 41%
Q = Arus (org/meter/mnt) Kelamin Perempuan 59%
V = Kecepatan pejalan kaki rata-rata (m/mnt) Usia 0–4 -
5–8 -
Ruang Pejalan Kaki 9–13 -
14–18 29%
Ruang Pejalan kaki merupakan luas area 19–40 53%
rata-rata yang tersedia untuk masing-masing 41–65 18%
pejalan kaki yang telah dirumuskan dalam satuan > 65 -
Tujuan Pusat Perdagangan 66%
m²/pejalan kaki. Berikut merupakan rumus Perjalanan Kerja 14%
perhitungan untuk mengetahui kecepatan Hanya Lewat 7%
pejalan kaki Lainnya 13%
Sumber: Hasil Survei, 2021
- !
S=,= .......................................................(5) Rata-rata pejalan kaki yang melewati
.
koridor Jalan I.R Rais adalah pejalan kaki dengan
Keterangan : jenis kelamin perempuan dengan presentase
S = Ruang pejalan kaki (m²/orang) sebanyak 59% dimana pejalan kaki perempuan
Q = Arus pejalan kaki (orang/meter/menit) mayoritas berjalan kaki bersama-sama dengan
V = Kecepatan pejalan kaki rata-rata (m/menit) orang lain. Usia pejalan kaki yang melewati
D = Kepadatan (orang/m²) koridor ini didominasi oleh usia produktif yaitu
Setelah mendapatkan hasil perhitungan dengan rentang usia 19-40 tahun sebanyak 53%
arus pejalan kaki, kecepatan pejalan kaki, dengan tujuan perjalanan terbanyak adalah
kepadatan pejalan kaki dan ruang pejalan kaki menuju ke pusat perdagangan dan jasa, seperti
tahap selanjutnya adalah mengklasifikasikan hasil pasar ataupun toko-toko di sekitar jalan Ir. Rais.
yang didapat ke dalam tingkat pelayanan jalur Hal tersebut dikarenakan Jalan I.R Rais
pejalan kaki. Berdasarkan Peraturan Menteri didominasi oleh guna lahan perdagangan dan
Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014 tentang jasa. Selain itu juga terdapat 2 pasar dengan skala
Pedoman Perencanaan, Penyediaan, Dan menengah yang cukup ramai dikunjungi oleh
Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan masyarakat pada pagi dan sore hari menjelang
Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan, standar malam, yaitu Pasar Mergan dan Pasar Kasin yang
tingkat pelayanan jalur pejalan kaki dibagii cukup ramai terutama pada pagi hari.
menjadi 6 klasifikasi mulai dari klasifikasi A Kesehatan
Industri 1%
sampai dengan klasifikasi F, yang dapat dilihat 2%
pada Tabel Tabel 3.
Pendidikan
Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Pelayanan Jalur 24%

Pejalan Kaki
Tingkat Pelayanan Volume / Kapasitas Rasio
A ≤ 0.08 PPU
0% Perdagangan
B ≤ 0.28
dan Jasa
C ≤ 0.40 57%
D ≤ 0.60 Permukiman
16%
E ≤ 1.00
F 1.00
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014
Gambar 2. Persentase Guna Lahan Jalan I.R Rais.

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 63
KINERJA OPERASIONAL JALUR PEJALAN KAKI PADA RUAS JALAN IR. RAIS, KOTA MALANG

Jalur Pejalan Kaki jarang membuat pejalan kaki harus


memanfaatkan badan jalan untuk berjalan kaki
Jalur pejalan kaki di Jalan I.R Rais terbagi
dan membahayakan keselamatan pejalan kaki.
menjadi 4 segmen dengan kondisi yang berbeda
Pada segmen 3 ini tidak dilengkapi oleh
satu dengan yang lainnya. Pada segmen 1 selatan
trotoar baik di bagian utara ataupun di bagian
dilengkapi dengan trotoar dengan lebar 1,5
selatan. Pejalan kaki biasanya berjalan di bahu
meter, ketinggian 20 cm dengan perkerasan
jalan yang langsung berbatasan dengan badan
semen. Namun, trotoar yang ada terputus
jalan yang tidak memiliki ketinggian yang berbeda
ditengah-tengah sehingga tidak seluruhnya
dengan badan jalan, dengan lebar ruang pejalan
terfasilitasi oleh trotoar. Sedangkan pada bagian
kaki 1.5 meter. Baik pada bagian selatan maupun
utara segmen 1 belum difasilitasi oleh fasilitas
utara banyak ditemukan pengendara kendaraan
jalur pejalan kaki sehingga saat ini pejalan kaki
pribadi yang mennjadikan ruang pejalan kaki ini
berjalan pada bahu jalan selebar 3.5 meter
menjadi tempat parkir. Selain itu juga terdapat
dengan perkerasan tanah dan beton. Segmen 1
beberapa titik jalur pejalan kaki yang
ini dilengkapi oleh lampu lalu lintas, penunjuk
perkerasaannya rusak. Sehingga tidak jarang
arah dan juga pohon peneduh yang cukup
membuat pejalan kaki harus memanfaatkan
rimbun. Segmen 1 ini banyak dijumpai pedagang
badan jalan untuk berjalan kaki dan
kaki lima sehingga semakin mengurangi ruang
membahayaan keselamatan pejalan kaki.
gerak pejalan kaki baik pada bagian utara
Pada segmen 4 dilengkapi dengan trotoar
maupun pada bagian selatan. Selain itu juga
pada sisi bagian utara, tepatnya di daerah depan
sering dijadikan lahan atau tempat parkir bagi
Pasar Kasin dengan lebar trotoar selebar 1,5
masyarakat yang pergi ke pasar. Sehingga tidak
meter dengan ketinggian 20 cm. Pada sisi ini
jarang para pejalan kaki harus berjalan di badan
sudah terdapat ramp serta guiding block yang
jalan, terutama pada pagi hari atau pada jam
diperuntukkan untuk penyandang disabilitas.
buka pasar.
Tetapi guiding block yang ada saat ini letaknya
Pada segmen dua baik di bagian selatan
terlalu ke pinggir sehingga seringkali terhalang
maupun utara keduanya masih belum dilengkapi
oleh sepeda motor atau pagar dari toko-toko
oleh torotoar yang nyaman dan aman. Para
yang ada di sekitarnya. Sedangkan pada bagian
pejalan kaki biasanya berjalan di bahu jalan tidak
selatan belum difasilitasi oleh trotoar yang baik
memiliki pembatas ataupun ketinggian yang
sehingga para pejalan kaki biasanya berjalan di
berbeda dengan badan jalan dengan lebar bagian
bahu jalan yang langsung berbatasan dengan
utara maupun selatan adalah 2 meter. Bagian
badan jalan dan tidak memiliki ketinggian yang
utara memiliki perkerasan tanah, sedangkan
berbeda dengan badan jalan serta pembatas
bagian selatan memiliki perkerasan semen dan
dengan jalan yang dilalui kendaraan bermotor,
paving. Pada bagian utara juga terdapat jalur
dengan lebar 2 meter. Selain itu juga pada
hijau yang terletak di sepanjang STPP dengan
beberapa titik sering ditemukan pemilik toko
lebar 2,3 meter Pada ruang pejalan kaki segmen
yang memanfaatkan jalur pejalan kaki di depan
2 ini juga sering ditemukan pemilik kendaraan
tokonya untuk kepentingan komersil seperti
pribadi yang memarkir kendaraannya di jalur
meletakkan reklame atau papan promosi.
pejalan kaki ini dan pedagang kaki lima yang
Penampang jalur pejalan kaki koridor I.R Rais
berjualan di ruang pejalan kaki tersebut. Sehingga
pada segmen 1 sampai dengan segmen 4 dapat
mengurangi ruang pejalan kaki yang ada dan tak
dilihat pada Gambar 3 sampai dengan Gambar 6.

Gambar 3. Penampang Jalur Pejalan Kaki Segmen 1

64 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022
Revika Fatridica Nurinaputri, Adipandang Yudono, Imma Widyawati Agustin

Gambar 4. Penampang Jalur Pejalan Kaki Segmen 2

Gambar 5. Penampang Jalur Pejalan Kaki Segmen 3

Gambar 6. Penampang Jalur Pejalan Kaki Segmen 4


Berdasarkan peraturan geometrik pejalan Jalan I.R Rais ini agar pejalan kaki merasa aman
kaki yang diatur dalam Peraturan Menteri dan nyaman serta meningkatkan keinginan untuk
Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014 tentang berjalan kaki.
Pedoman Perencanaan, Penyediaan, Dan
Kinerja Operasional Jalur Pejalan Kaki
Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan
Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan, seluruh Kinerja operasional jalur pejalan kaki
segmen yang ada, dari segmen 1 sampai dengan diukur dengan tingkat pelayanan yang terdiri dari
segmen 4, masih belum memenuhi standar yang nilai arus, kecepatan, kepadatan, ruang pejalan
sudah ditetapkan. Sehingga dibutuhkan adanya kaki dan nilai V/C. Hasil dari tingkat pelayanan
perencanaan yang baik guna memenuhi jalur pejalan kaki ini diklasifikasikan menjadi 6
kebutuhan pejalan kaki yang melewati koridor klasifikasi dari klasifikasi A sampai dengan F

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 65
KINERJA OPERASIONAL JALUR PEJALAN KAKI PADA RUAS JALAN IR. RAIS, KOTA MALANG

berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 3 Tahun Kemudian hasil dari perhitungan arus dan
2014. pejalan kaki selanjutnya digunakan untuk
Kinerja operasional jalur pejalan kaki mencari kepadatan pejalan kaki. Kepadatan
diukur berdasarkan waktu jam puncak pada hari pejalan kaki dapat dihitung menggunakan rumus
kerja (weekday) dan pada hari libur (weekend). 𝑄
D=
Hari kerja dipilih pada hari senin dan hari libur 𝑉
dipilih pada hari sabtu. Sedangkan untuk jam D = 4.13/48,35
puncak dihitung per 15-menit dan ditentukan D = 0.0854 meter/menit
pada pukul 06.00 – 07.00 WIB, 13.00 – 14.00 WIB, D = Kepadatan (orang/m²)
dan pukul 16.00 – 17.00 WIB Gerak pejalan kaki Q = Arus (orang/meter/menit)
dinilai melalui kecepatan, kepadatan, dan arus V = Kecepatan rata-rata (meter/menit)
(Yudono et al., 2021). Perhitungan tingkat Setelah mendapatkan nilai kepadatan
pelayanan jalur pejalan kaki hanya bisa digunakan pejalan kaki, tahap selanjutnya adalah
pada bagian yang memiliki jalur pejalan kaki, menghitung ruang pejalan kaki. Ruang pejalan
yaitu pada segmen 1 bagian selatan dan segmen kaki dimaksudkan untuk melihat seberapa luas
4 bagian utara. area yang tersedia untuk masing-masing pejalan
Kondisi jalur pejalan kaki pada segmen 1 kaki di jalur pejalan kaki. Rumus ruang pejalan
koridor jalan I.R Rais ini memiliki perbedaan kaki adalah sebagai berikut.
antara bagian utara dan bagian selatan, baik 𝑉 #
dalam lebar jalur pejalan kaki dan lebar hambatan S=𝑄=
$
yang ada. Sehingga mempengaruhi tingkat Keterangan :
pelayanan jalur pejalan kaki pada segmen ini. S = Ruang (m²/orang)
Peritungan untuk analisis pelayanan jalur pejalan Q = Arus (orang/meter/menit)
kaki dimulai dengan menghitung arus pejalan V = Kecepatan rata-rata (meter/menit)
kaki, yang diperoleh dari rumus sebagai berikut. D = Kepadatan (orang/m²)
𝑁 1
Q= S=
𝑇 0,0854
Keterangan : S = 11.71 meter/menit
Q = Arus (orang/meter/menit)
Setelah didapatkan nilai arus, kecepatan,
N = Jumlah pejalan kaki (org/meter)
kepadatan serta ruang pejalan kaki, maka
T = Waktu Pengamatan (menit)
!"
tahapan selanjutnya adalah menghitung nilai V/C
N= untuk menentukan tingkat pelayanan jalur
#,%
pejalan kaki. Berikut perhitungan nilai V/C pada
N = 62 orang/meter
$/ jalur pejalan kaki segmen 1 .
Q= = 4,13 orang/meter/menit
!' 01234 '
Setelah mendapatkan nilai arus, maka (
tahapan setelahnya adalah menghitung Keterangan :
kecepatan berjalan pejalan kaki. Kecepatan
merupakan total jarak yang dapat ditempuh oleh V = Arus pejalan kaki (orang/menit/meter)
pejalan kaki per satuan waktu dalam jarak C = kapasitas pejalan kaki
tertentu. Kecepatan didapat dari hasil panjang
' ),"!
penggal pengamatan dibagi dengan waktu =
( "",*"
tempuh pejalan kaki.
𝐿 = 0.35
V=
𝑇 Dari perhitungan tersebut dapat
Keterangan : diketahui bahwa nilai V/C pada segmen 1 pada
V = Kecepatan (meter/menit) baguan selatan adalah 0,35 yang termasuk ke
L = Panjang penggal pengamatan (meter) dalam klasifikasi C. Pada tingkat C ini sudah mulai
T = Waktu tempuh pejalan kaki yang melewati terjadi persinggungan kecil antar pejalan kaki
segmen/ruas pengamatan (menit) serta kecepatan pejalan kaki relatif lambat karena
%# adanya keterbatasan ruang antar pejalan kaki.
V=
",#! Secara lebih lengkap, perhitungan tingkat
V = 48,35 meter/menit pelayanan jalur pejalan kaki dilakukan pada

66 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022
Revika Fatridica Nurinaputri, Adipandang Yudono, Imma Widyawati Agustin

segmen 1 bagian selatan dan segmen 4 bagian Salah satu penyebabnya adalah karena Jalan I.R
utara yang dapat dilihat pada Tabel 5. Rais didominasi oleh perdagangan dan jasa, serta
ditambah adanya dua buah pasar di jalan
Tabel 5. Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki
V/C Tingkat Pelayanan tersebut.
Segmen
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Secara geometrik, jalur pejalan kaki di
Weekday Jalan I.R Rais masih belum memenuhi standar
1 S 0.35 0.22 0.04 C B A
4 U 0.12 0.21 0.05 B B A
yang telah diatur pada Peraturan Menteri
Weekend Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014 Tentang
1 S 0.47 0.13 0.07 D B A Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan
4 U 0.10 0.19 0.09 B B A
Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan
Berdasarkan hasil analisis, didapatkan
Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Hal ini
bahwa pada saat weekday di segmen 1 bagian
dikarenakan sempitnya jalur pejalan kaki, alih
selatan memiliki tingkat pelayanan tertinggi pada
fungsi jalur pejalan kaki menjadi tempat parkir
saat pagi hari dengan nilai V/C adalah 0,35
dan pedagang kaki lima serta terdapat bagian di
dengan tingkat pelayanan berada pada kategori Jalan I.R Rais yang tidak difasilitasi oleh jalur
C. Pada tingkat C ini, pejalan kaki dapat bergerak pejalan kaki. Berdasarkan hasil perhitungan,
dengan arus yang searah secara normal. didapatkan bahwa tingkat pelayanan jalur pejalan
Walaupun pada arah yang berlawanan mulai kaki tertinggi mencapai tingkat D, dengan nilai
terjadi persinggungan kecil antar pejalan kaki. V/C 0,47, yang terjadi di segmen 1 bagian selatan
Kecepatan pejalan kaki relatif lambat karena pada saat weekend.
keterbatasan ruang antar pejalan kaki. Sedangkan
pada saat weekend, di segmen 1 bagian selatan DAFTAR PUSTAKA
memiliki tingkat pelayanan tertinggi pada saat
pagi hari dengan nilai V/C adalah 0,47 dengan Adha, A., & Ernawati, J. 2018. Kualitas Walkability
tingkat pelayanan berada pada kategori D. Pada Jalur Pedestrian Pada Koridor Jalan
tingkat D ini, pejalan kaki harus sering berganti Permindo , Padang Berdasarkan Persepsi
posisi serta merubah kecepatan karena arus Masyarakat. Jurnal Mahasiswa Jurusan
berlawanan pejalan kaki memiliki potensi untuk Arsitektur, 6(1).
data menimbulkan konflik antar pejalan kaki. Agustin, I. W. 2017. Penerapan Konsep
Tingkat pelayanan jalur pejalan kaki pada aat Walkability Di Kawasan Alun-Alun Kota
weekend ini ebih tinggi daripada saat weekday Malang. Jurnal Pengembangan Kota. 5(1):
dikarenakan lebih tingginya volume pejalan kaki 45.
pada saat weekend dan sempitnya ruang pejalan Amo, F. M., Kumurur, V. A., Lefrandt, L. I. R., &
kaki yang ada. Moniaga, I. L. 2013. Analisis Kebutuhan Jalur
Sedangkan pada segmen 4 bagian utara Pedestrian Di Kawasan Kota Lama Manado.
dapat baik pada saat weekday dan weekend Jurnal Sabua, 5(1): 1–9.
tingkat pelayanan tertinggi ada pada klasifikasi B Diansya, I. 2015. Penilaian Jalur Pedestrian oleh
dengan rentang nilai 0,21 pada saat weekday dan Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur
0,10 pada saat weekend. Hal ini disebabkan pada Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat.
segmen ini banyak guna lahan perdagangan dan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI. A 033-A 040.
jasa yang buka mulai dari pukul 10 hingga sore Musriati, L. A. 2014. Penataan Jalur Pejalan Kaki
hari sehingga banyak pejalan kaki yang melintas di Kawasan Pusat Kota Malang Berdasarkan
pada siang hari. Tingkat B ini berarti pejalan kaki Kriteria Safety, Convenience, Comfort dan
masih dapat berjalan dengan nyaman tanpa Attractiveness. Universitas Brawijaya.
mengganggu pejalan kaki lainnya. Namun, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.3 Tahun
keberadaan pejalan kaki lainya sudah mulai 2014 Tentang Pedoman Perencanaan,
mempengaruhi pada arus pejalan kaki. Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana
dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan
KESIMPULAN Perkotaan.
Siburian, K. P. 2017. Kinerja Fasilitas Pejalan Kaki
Pejalan kaki yang melewati koridor Jalan di Jalan MT Haryono (Dinoyo) Kota Malang.
I.R Rais didominasi oleh pejalan kaki dengan jenis
Universitas Brawijaya.
kelamin perempuan dengan rentang usia Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. PT.
produktif yaitu 19-40 tahun. Tujuan terbanyak
Gramedia.
adalah menuju ke pusat perdagangan dan Jasa.

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 67
KINERJA OPERASIONAL JALUR PEJALAN KAKI PADA RUAS JALAN IR. RAIS, KOTA MALANG

Tanan, N. 2011. Fasilitas Pejalan Kaki. Kementrian Yudono, A., Surjono, Meidiana, C., Nurika, I.,
Pekerjaan Umum. Martati, E., & Wibowo, S. 2021.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 22 Humanitarian engineering approach for re-
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan designing pedestrian traffic inside the
Angkutan Jalan. lecture building during the new normal
Winansih, E., & Santoso, I. (2016). Kebijakan COVID-19 pandemic. IOP Conference Series:
Walkabilitas di Kota Malang. Temu Ilmiah Earth and Environmental Science. 916(1).
IPLBI.

68 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022

Anda mungkin juga menyukai