Anda di halaman 1dari 3

Nama : Khalda Nisrina Lubis

NIM : 03011382227127
Kelas : A Palembang
Matkul : Rekayasa Lalu Lintas

Kondisi Pedestrian di Jalan Riau Kota Pekanbaru


Universitas Stanford, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia
yang melakukan jalan kaki hanya 3.513 langkah per hari dan berada diurutan terakhir dari 46
negara yang diteliti. Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang Indonesia malas untuk
berjalan kaki, diantaranya ketidaklayakan kondisi jalur pedestrian (tidak memenuhi standar,
jalan berlubang, sempit, dan lain-lain), tidak sesuai dengan fungsinya, dan tidak menjangkau
seluruh tempat di bagian kota. Upaya pendestrianisasi di Indonesia membutuhkan berbagai
pendekatan dan berbagai aspek yang harus dipertimbangkan. Latar belakang persoalan, sosial-
ekonomi serta budaya, yang sangat berbeda dengan latar belakang negara dimana konsep
pedestrianisasi berkembang menyebabkan pedestrian tidak dapat diterapkan secara langsung.

Jalur pedestrian atau disebut juga sebagai trotoar merupakan bagian dari jalan raya yang
khusus disediakan untuk pejalan kaki, dimana terletak didaerah manfaat jalan kemudian diberi
lapisan permukaan dengan elevasi melebihi tinggi permukaan dan umumnya berdampingan
dengan jalur lalu lintas kendaraan. Keberadaan jalur pedestrian tidak hanya sekedar sebagai
pemberi kesan pada sebuah kota, namun juga harus mengingat fungsi utamanya yaitu dapat
memberikan pelayanan yang optimal untuk pejalan kaki baik dari segi keamanan maupun
kenyamanan. Keberadaan dan perlunya jalur pedestrian telah tercantum dalam peraturan
pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang jalan, dimana salah satu ruang manfaat jalan
diperuntukkan sebagai trotoar yang hanya digunakan untuk lalu lintas pejalan kaki.

Pedestrian diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk menikmati nuansa bangunan


perkotaan dan taman kota/ kabupaten. Pedestrian menjadi indikator pokok bagi kemajuan
peradaban dan pembangunan kota masa depan. Faktanya banyak pedestrian menjadi lahan
parkir mobil atau sepeda motor, menjadi lahan pedagang kaki lima berjualan dagangannya, dan
kegiatan lainnya. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pejalan kaki maupun wisatawan
yang ingin berjalan-jalan menikmati kawasan perkotaan. Pedestrian yang salah peruntukan dan
fungsinya akan mempersempit lebar jalan dan akhirnya menambah kemacetan jalan raya.

Permasalahan umum jalur pejalan kaki yang sering terjadi pada negara berkembang
terutama Indonesia yaitu kurangnya wadah beraktifitas untuk pejalan kaki sebagai pengguna
utamanya. Konsep penataan yang kurang baik pada jalur pedestrian menyebabkan rendahnya
keamanan dan kenyamanan pejalan kaki. Selain itu, penyediaan fasilitas pejalan kaki yang
minim menyebabkan mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai
tujuan daripada berjalan kaki. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki permasalahan jalur
pedestrian terdapat di Kota Pekanbaru.

Pedestrian di Kota Pekanbaru masih banyak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang


tidak bertanggung jawab, salah satunya adalah jalur pedestrian yang ada di Jalan Riau. Jalan
Riau merupakan jalan sekunder yang sering dilalui oleh kendaraan bermotor maupun tidak
bermotor, jalan ini pula didominasi oleh area pertokoan, pedagang dan jasa, pedagang kaki
lima, dan kegiatan lainnya. Koridor Jalan Riau itu sendiri merupakan salah satu jalan dengan
rutinitas pejalan kaki yang cukup aktif karena Koridor Jalan Riau didominasi oleh kawasan
pertokoan yang menjadi pusat keramaian. Tetapi dengan banyaknya aktivitas yang terjadi
kawasan tersebut masih membutuhkan penataan lingkungan yang lebih, khususnya pada
fasilitas pedestrian yang ada karena masih terlihat semrawut dan tidak tertata dengan adanya
PKL dan on street parking.
Penataan fasilitas pedestrian belum menjadi prioritas utama yang diperhatikan
pemerintah. Selama ini pembangunan jalan hanya akan diikuti dengan pembangunan fasilitas
pedestrian apabila dananya mencukupi. Pada akhirnya, pembagunan fasilitas pedestrian akan
ditangguhkan pada anggaran pembangunan yang akan datang. Pelebaran jalan yang dilakukan
sebagai usaha menanggulangi kemacetan pun terkadang mengambil sebagian ruas jalur
pedestrian yang membuat ruangnya menjadi semakin sempit. Padahal, jalur pejalan kaki
dibangun untuk menyediakan tempat bagi pejalan kaki, pemakai kursi roda, dan orang-orang
terkhusus yang membutuhkan agar dapat berjalan dengan lancar, aman, nyaman, dan tidak
mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan serta menghindari kecelakaan dan konflik antara
pejalan kaki dan kendaraan.
Saat ini banyak jalur pedestrian di Jalan Riau memiliki kondisi jalur yang tidak stabil,
terdapat jalur pedestrian yang rusak, retak-retak dan tidak rata di beberapa titik, adanya
hambatan pejalan kaki seperti jalur pedestrian yang diambil oleh PKL, parkir liar, dan
masyarakat yang memanfaatkan jalur pedestrian untuk kepentingan pribadi sehingga tidak
mementingkan kebutuhan pejalan kaki yang seharusnya nyaman saat dilalui. Mengenai
ketersediaan fasilitas yang belum sesuai dengan standarisasi Permen PU No.03/PRT/M/2014 ,
yaitu tentang pedoman perencanaan penyediaan dan pemanfaatan prasarana & sarana ruang
pejalan kaki di perkotaan, seperti jalur hijau, lampu penerangan, tempat duduk, pagar
pengaman, tempat sampah, rambu dan marka, serta halte. Adanya fasilitas-fasilitas tersebut di
Jalan Riau memiliki kuantitas yang dapat terbilang masih sedikit apabila di sandingkan dengan
standar yang telah ditentukan, hal tersebut pula yang mengurangi nilai kenyamanan dan
keamanan bagi para pejalan kaki.
Di Kota Pekanbaru, pedestrian yang ada dilengkapi dengan fasilitas yang memenuhi
standar Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum. Namun tidak semua kawasan pejalan kaki
memiliki fasilitas yang sama untuk semua pejalan kaki, misalnya di Jalan Riau Kota Pekanbaru.
Pejalan kaki di kawasan tersebut memiliki rambu lalu lintas yang sangat sedikit bahkan hampir
tidak ada. Tak sampai disitu saja, ternyata masih banyak permasalahan terkait dengan trotoar
yang berlubang, serta minimnya fasilitas pejalan kaki seperti lampu jalan, pohon peneduh,
tempat duduk, tempat sampah, dan tanaman hias.

Adapun kondisi pedestrian pada Jalan Riau saat ini ialah memiliki ukuran pedestrian
yang berbeda akibat dari penyesuaian lahan serta bentuk kesadaran masyarakat dan kesadaran
pemerintah dalam pemanfaatan suatu fasilitas kota. Dengan permukaan jalur pedestrian yang
sebagian besar dapat dikatakan cukup rata, jalur pedestrian di Jalan Riau menambahkan catatan
penting bagi Pemerintah akibat ketidaktersediaannya zebracross bagi para pejalan kaki. Selain
kurangnya fasilitas penyebrangan, ternyata jalur pejalan kaki di jalan ini memiliki sistem
drainase yang dapat membahayakan penggunanya sebab terdapat beberapa penutup drainase
yang tidak tertutup akibat terjadi kerusakan pada penutup drainasenya.
Tingkat kenyamanan fasilitas pedestrian di Jalan Riau dengan kondisi minim hambatan
memiliki cukup pohon untuk melindungi pejalan kaki dari terik sinar matahari. Selain itu
keindahan jalur pedestrian juga terbilang cukup buruk bagi pejalan kaki sehingga masih
terdapat beberapa titik jalur pedestrian yang tidak menarik minat masyarakat untuk dilalui. Hal
tersebut disebabkan oleh keselamatan yang buruk bagi pejalan kaki untuk mengakses dan
mencapai tujuan yang disebabkan oleh minimnya keberadaan pagar pengaman bagi pengguna
trotoar.
Sesuai dengan visi Kota Pekanbaru saat ini yaitu menjadikan Kota Pekanbaru sebagai
kota metropolitan yang madani, maka dalam rangka mewujudkan kota metropolitan
pemerintah Kota Pekanbaru perlu mengambil tindakan yang lebih tanggap dengan menerapkan
upaya preventif dan refresif untuk mencegah dan mengatasi permasalahan yang biasa terjadi
di Kota metropolitan salah satunya ialah kasus penyalahgunaan fungsi pedestrian.
Guna meningkatkan kenyamanan dan keamanan pejalan kaki di jalur pedestrian Jalan
Riau memerlukan perhatian khusus dari pemerintah setempat terhadap penertiban dan teguran
untuk pedagang kaki lima, tukang parkir, dan oknum lainnya yang menyalahgunakan jalur
pedestrian sehingga tidak mengganggu aktivitas pejalan kaki saat melewati lintasannya, selain
itu dengan terciptanya lingkungan yang tertib akan sangat membuat pejalan kaki merasakan
pengalaman berjalan kaki yang aman dan nyaman.
Adanya kondisi mengenai penambahan pelengkap elemen pendukung jalur pedestrian
yang ada di Jalan Riau harus mendapatkan perhatian khusus pula dari pemerintah terhadap
kondisi jalur pedestrian berupa penambahan ataupun perbaikan, seperti perbaikan jalur
pedestrian berupa semenisasi agar tidak mengalami kerusakan dalam waktu dekat, pelebaran
jalur pedestrian, perbaikan drainase agar pejalan kaki aman melaluinya, perbaikan halte agar
pejalan kaki dan masyarakat nyaman menggunakannya, penambahan lampu penerangan bagi
pejalan kaki, penambahan jalur hijau dan tempat duduk agar menjadi kenyamanan bagi pejalan
kaki, penambahan pagar pengaman agar menjadi keamanan bagi pejalan kaki, penambahan
tempat sampah di setiap jalur pedestrian, serta penambahan rambu dan marka bagi pejalan kaki.

Anda mungkin juga menyukai