Realita
Permukaan jalur pedestrian di
jalan Margonda Depok terdapat
beberapa titik yang sudah pecah,
retak dan berlubang. Sehingga
mengganggu aktivitas pejalan
kaki yang berjalan di jalur
pedestrian tersebut.
2. Jalur hijau (ditempatkan pada jalur amenitas dengan lebar 1,5 m
dan bahan yang digunakan adalah tanaman peneduh)
Realita
Jalur pedestrian di Jalan Margonda
tidak memiliki pagar penghalang
untuk melindungi pejalan kaki dan
mencegah kendaraan bermotor
melaju di jalur pedestrian,
sehingga ditemukannya
kendaraan yang melaju dan
berparkir di jalur pedestrian
5. Jarak minimum jalur pejalan kaki dengan bangunan (setidaknya berjarak
0,75 meter dari jarak sisi gedung)
Realita
Kondisi jarak bangunan dengan
jalur pedestrian bervariasi mulai
dari 0,40 M sampai dengan 8 M,
melihat kondisi di lapangan lebih
banyak bangunan yang sangat
berdekatan dengan jalur
pedestrian sehingga tidak
mempunyai halaman dan lahan
parkir kendaraan.
6. Jalur pejalan kaki untuk orang dengan keterbatasan fisik (difabel)
(jalur pejalan kaki memiliki lebar minimum 1,5 m dan luas minimum
2,25 m², permukaan jalan tidak licin, alinemen jalan dan kelandaian
jalan mudah dikenali oleh pejalan kaki antara lain menggunakan
material khusus)
Realita
Ruang jalur pejalan kaki berkebutuhan
khusus sudah mulai rusak dan terdapat
beberapa titik yang berlubang sehingga
membahayakan pejalan kaki yang
mengalami keterbatasan fisik,
kemiringan jalur pedestrian bervariasi
terdapat beberapa titik yang sangat terjal
sehingga membuat difabel sangat
berbahaya berjalan di jalur ini.
7. Fasilitas penyeberangan haruslah memperhatikan tujuh sasaran utama, yaitu:
keselamatan (safety), keamanan (security), kemudahan (convenience), kelancaran
(continuity), kenyamanan (comfort), keterpaduan sistem (system coherence), dan daya
tarik (attractiveness).
Realita
JPO di Depok Tak Ramah Disabilitas, Lansia, dan Ibu Hamil
Seorang pengguna JPO mengatakan bahwa jembatan di Jalan Margonda Raya memiliki
ketinggian anak tangga yang menyulitkan lansia, terlebih tidak adanya jalur kursi roda
yang berfungsi bagi penyandang disabilitas, banyak juga anak tangganya, lumayan
tinggi. JPO di Depok juga tidak ada jalan naik dan turun bagi penyandang disabilitas
ISU ADVOKASI
Salah satu prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kota Depok Tahun 2019 adalah:
Pengembangan infrastruktur pelayanan dasar yang nyaman dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan, dengan sasaran :
1. Meningkatnya cakupan pengelolaan persampahan
2. Bertambahnya luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
3. Menurunnya pencemaran lingkungan
4. Meningkatnya konservasi sumber daya air
5. Meningkatnya akses sanitasi
6. Berkurangnya kawasan kumuh
7. Meningkatnya cakupan layanan air bersih
8. Terpeliharanya PSU perumahan dan permukiman
9. Bertambahnya ruas jalan
10.Tertatanya angkutan umum
PERKIRAAN ANGGARAN
Dari Tabel Matriks di atas dapat diketahui bahwa realisasi anggaran dari APBD Kota terhadap
Pembangunan Infrastruktur Permukiman semakin meningkat dari tahun 2010 hingga 2014. Hal ini
berarti komitmen Pemerintah Kota Depok terhadap pengembangan permukiman yang layak huni
dan berkelanjutan semakin besar. Adapun untuk sektor cipta karya yang lebih diutamakan
penanganannya lebih dulu adalah sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman, selanjutnya sektor
Pengembangan Kawasan Permukiman, dan sektor Pengembangan SPAM dan terakhir sektor
Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Tabel disamping adalah
penjabaran pagu indikatif
tahun 2019 DPUPR. Terdapat
pembagian anggaran terbesar
yaitu untuk program
pembangunan dan
peningkatan jalan Kota
Depok sebesar kurang lebih
125 miliar rupiah. Dengan
anggaran tersebut
diharapkan program
revitalisasi trotoar dan jalan
Kota Depok dapat dilakukan
dengan maksimal.
BEBERAPA KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN PEMERINTAH KOTA DEPOK YANG MENGGUNAKAN ANGGARAN
PEMELIHARAAN UNTUK PERBAIKAN JALAN, TROTOAR, JEMBATAN, DAN DRAINASE
● Pada tahun 2018, DPUPR Kota Depok memberikan anggaran sebesar 22 miliar rupiah
untuk pembangunan dan pemeliharaan trotoar, jalan, jembatan, serta drainase yang
tersebar di 11 kecamatan Kota Depok. Koordinasi dengan Satpol PP untuk razia PKL
juga terus ditingkatkan.
● Menurut Anggota Komisi C DPRD Kota Depok, Mazhab, revitalisasi trotoar khususnya
pada Jalan Margonda Kota Depok rencananya akan dilakukan pada tahun 2020 yang
dimulai dengan menyusun rencana kerja dan anggarannya. Namun, rencana ini
ditunda karena terjadi pandemi virus corona sehingga terdapat pemotongan anggaran
salah satunya di dana aspirasi DPRD Kota Depok sebesar 30%.
● Tahun 2019, menurut Ketua Dinas PUPR Kota Depok, Dadan Rustandi, telah dilakukan
perbaikan trotoar Jalan Margonda yang menggunakan anggaran pemeliharaan jalan
lingkungan dan saluran air dari DPUPR sebesar 1 miliar rupiah (dana pagu). Namun,
hal tersebut masih bersifat sementara. Rencana perbaikan permanen akan dilakukan
pada revitalisasi tahun 2020-2021.
ANALISIS KEBIJAKAN
1. Kebijakan untuk fasilitas pejalan kaki kaum difabel
Kebijakan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok untuk fasilitas
pejalan kaki kaum difabel, utamanya dilakukan terlebih dahulu sosialisasi
mengenai fasilitas khusus untuk kaum difabel, seperti guiding block dan
informasi audio/visual.
Kemudian, Pemerintah Kota Depok perlu mengamankan dan
mengimplementasikan berbagai peraturan yang dapat menjamin pemberian
pelayanan khusus kepada kaum difabel secara adil.
Indikator untuk menilai kualitas pelayanan adalah kemudahan, keamanan,
keandalan, dan peranan masyarakat.
2. Kebijakan untuk kondisi trotoar Kota Depok
Penggalian yang tidak kunjung selesai, parkir liar, dan pedagang kaki lima membuat
trotoar di Kota Depok menjadi sempit, kumuh, dan rusak sehingga membuat pejalan
kaki menjadi tidak nyaman. Kebijakan mengenai trotoar sudah dijelaskan dalam
Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
bahwa trotoar bukanlah milik pribadi melainkan milik pejalan kaki. Pemerintah Kota
Depok perlu melakukan:
● Penegakkan peraturan lalu lintas lebih ketat supaya tidak ada lagi pelanggaran
parkir liar.
● Pemberian rambu-rambu lalu lintas dan memberikan sosialisasi terkait hal
tersebut.
● Pemberian lahan untuk pedagang kaki lima berjualan.
● Merencanakan perbaikan trotoar, seperti memberikan pohon setiap beberapa
meter, memberikan pembatas antara trotoar dengan jalan utama, pemasangan
lampu jalan, memaksimalkan pembuatan trotoar supaya tidak cepat rusak, serta
mempercepat pekerjaan galian.
SASARAN DAN TUJUAN ADVOKASI
Pemerintah Kota Depok
TUJUAN ADVOKASI
T:Pertengahan 2021
PENDEKATAN DAN STRATEGI