Anda di halaman 1dari 12

PEMETAAN KONDISI JARINGAN JALAN NASIONAL BERDASARKAN METODE IRI

DAN PCI STUDI KASUS : KORIDOR MAMMINASATA PROVINSI SULAWESI


SELATAN

Afif Dhiaulhaq Azharia, Fadly Ibrahimb , Hukmiac

a
Magister Teknik, Universitas Hasanuddin
b
PT. Yodya Karya (Persero) Wilayah II Makassar, Kota Makassar, Indonesia
c
PT. Yodya Karya (Persero) Wilayah II Makassar, Kota Makassar, Indonesia

Alamat Email: afifdhiaulhaq11@gmail.com

Abstrak

Terkait dengan peningkatan pelayanan jalan perlu adanya suatu data kondisi jalan untuk mengukur dan
memonitor kondisi jaringan jaringan jalan, membuat prakiraan kondisi yang akan datang dan membantu
dalam proses pengambilan keputusan strategis dalam pemeliharaan jalan. Data kondisi jalan dapat
diperoleh melalui pelaksanaan survei dengan peralatan dan juga melalui pengamatan visual, hasil
evaluasi dan penilaian yang menggunakan alat ialah penilaian menggunakan IRI (International
Roughness Index) sedangkan untuk pengamatan visual dengan penilaian PCI (Pavement Condition
Index). Pada koridor Mamminasata total panjang jalan nasional sepanjang 102.07 Km serta arus
pergerakan mencapai 1.625.720 orang per hari. Maka dari itu peningkatan pemeliharaan jalan perlu
ditingkatkan guna memperlancar transportasi khususnya angkutan darat. Penelitian ini bertujuan untuk;
1) mengetahui kondisi jalan berdasarkan metode IRI (International Roughness Index), 2) mengetahui
kondisi jalan berdasarkan metode PCI (Pavement Condition Index), dan 3) memetakan kondisi jaringan
jalan nasional pada Koridor Mamminasata menggunakan metode IRI dan PCI. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa hasil penilaian kondisi jalan pada Koridor Mamminasata dengan menggunakan
metode IRI secara umum berada pada kondisi sedang dengan persentase 81.02 % atau 83.444 Km dari
26 ruas yang yang terdapat pada Koridor Mamminasata dan PCI berada pada kondisi sedang dengan
dengan persentase sebesar 74.67 % atau 288.220 Km dari total panjang lajur yang terdapat pada Koridor
Mamminasata,.terlihat juga pada peta kondisi jaringan jalan berdasarkan IRI dan PCI didominasi dengan
warna kuning yang berarti ruas jalan pada Koridor Mamminasata secara umum dalam kondisi sedang.

Kata Kunci: Pelayanan Jalan, IRI, PCI, Pemetaan, Mamminasata

Abstract

Keywords:

1
1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan disebutkan bahwa sistem
jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer
dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan
disusun mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dengan memperhatikan
kerhubungan antarkawasan dan atau dalam Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan. Jaringan
jalan dituntut untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). Penyelenggaraan evaluasi dan
pemeliharaan jalan merupakan kegiatan yang sangat penting guna menjaga kemantapan jalan tetap
terjaga sesuai dengan umur rencana yang sudah di desain. Syarat pelayanan minimum pada
perkerasan jalan harus memberikan kenyamanan, keamanan, pelayanan bagi pengguna jalan dan
memiliki kapasitas struktur yang mampu menahan beban lalu lintas serta dampak dari kondisi
lingkungan yang ada. Evaluasi perkerasan jalan harus dilakukan secara teratur untuk mengetahui
kinerja sebuah perkerasan pada lokasi tertentu. Evaluasi ini akan menentukan kemampuan sebuah
perkerasan jalan dalam memenuhi tiga fungsi dasar perkerasan jalan (kenyamanan, keamanan serta
efisiensi pelayanan).

Terkait dengan peningkatan pelayanan jalan perlu adanya suatu data kondisi jalan untuk mengukur
dan memonitor kondisi jaringan jaringan jalan, membuat prakiraan kondisi yang akan datang dan
membantu dalam proses pengambilan keputusan strategis dalam pemeliharaan jalan. Data kondisi
jalan dapat diperoleh melalui pelaksanaan survei dengan peralatan dan juga melalui pengamatan
visual, hasil evaluasi dan penilaian yang menggunakan alat ialah penilaian menggunakan IRI
(International Roughness Index) sedangkan untuk pengamatan visual dengan penilaian PCI
(Pavement Condition Index). IRI merupakan nilai kerataan nilai kerataan permukaan jalan yang
dinyatakan dengan jumlah perubahan vertikan permukaan jalan untuk setiap satuan panjang jalan
yang dinyatakan dengan (m/km). Ada beberapa alat yang digunakan untuk menemukan nilai IRI jalan
antara lain : Laser Profilers, APL Profilometer, Profilographs, Roadmaster, ROMDAS, Roughmeter,
Rolling Straightedge, Ride Over Section dan lain-lain. Sedangkan PCI merupakan indeks numerik
yang digunakan untuk menyatakan kondisi perkerasan jalan berdasarkan suatu pengamatan visual
terhadap jenis tingkat keparahan dan sebaran kerusakan jalan (SE Menteri PUPR 19/SE/M/2016).
Alat yang digunakan dalam penelitian menggunakan kendaraan survei yang disediakan oleh Dirjen
Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu Mata Garuda yang memiliki
laser profilers serta kamera untuk merekam kondisi kerusakan jalan sehingga data yang diperoleh
lebih akurat.

Kota Makassar dan Sebagian wilayah Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa (Sungguminasa), dan
Kabupaten Takalar (Mamminasata kini sudah memiliki basis kebijakan dalam pelaksanaan
pembangunan, yakni Perpres No.55/2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
(KSN) Perkotaan Mamminasata. sejumlah rencana pembangunan infrastruktur di Mamminasata
diarahkan untuk menghubungkkan simpul-simpul transportasi dengan kawasan permukiman, industri
jalan nasional trans Sulawesi , jalan lingkar tengah, jalan bypass Mamminasata, jalan akses menuju
Pelabuhan Soekarno-Hatta, jalan tol dalam kota dan jalan tol antar kabupaten. Pada koridor
Mamminasata memiiki total panjang jalan nasional 102.07 Km serta arus pergerakan mencapai
1.625.720 orang per hari (BPS, 2017). Maka dari itu peningkatan pemeliharaan jalan perlu
ditingkatkan guna memperlancar transportasi khususnya angkutan darat. Pemetaan kondisi jalan
sangat diperlukan guna mendapatkan prioritas penanganan jalan yang diperlukan. Dengan
menggunakan metode IRI dan PCI serta menggunakan GIS diharapkan mampu memetakan kondisi
jaringan jalan nasional pada Koridor Mamminasata Provinsi Sulawesi Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui kondisi jalan berdasarkan metode IRI (International
Roughness Index), 2) mengetahui kondisi jalan berdasarkan metode PCI (Pavement Condition Index),
dan 3) memetakan kondisi jaringan jalan nasional pada Koridor Mamminasata menggunakan metode
IRI dan PCI.

2
2. KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan Undang – Undang No. 38 Tahun Pasal 1 Ayat 4 disebutkan bahwa jalan adalah suatu
prasarana transportasi yang meliuti segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada diatas permukaan air, kecuali jalaln
kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai
peranan penting terutama dalam menduung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan
dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antar daerah. Membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan
pertahanan dan keamanan nasional (UU RI No 38 Tahun 2004).

Jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Republik
Indonesia. Menurut UU No. 38 Tahun 2004 Pasal 7 Ayat 1, Jalan berdasakan jaringannya dikelompokkan
menjadi jalan primer dan jalan sekunder. Jalan primer merupakan system jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk mengembangkan semua wilayah ditingkat nasional dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Jaringan sekunder
merupakan system jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
masyarakat di dalam Kawasan perkotaan.

Menurut Kebijakan Pemograman Preservasi Jalan Tahun 2019 Direktoran Jendral Bina Marga,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, penaganan preservasi jalan adalah kegiatan
pemeliharaan, rehabilitasi, rekonstruksi dan pelebaran jalan menuju standar yang berkelanjutan untuk
mempertahankan jalan dalam kondisi mantap. Perubahan bentuk pada perkerasan jalan merupakan
salah satu contoh dari kerusakan fungsional. Menurut Sukirman (2010), lapisan permukaan non struktural
berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air yang dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap
penurunan mutu, sehingga umur layan jalan dapat bertambah. Struktur perkerasan jalan dapat
mengalami penurunan kinerja akibat berbagai sebab diantaranya adalah repetisi beban lalu lintas, air
yang berasal dari air hujan, sistem drainase yang kurang baik, perubahan temperatur dan intensitas
hujan, kondisi geologi lingkungan, kondisi tanah dasar yang kurang stabil dan proses pelaksanaan yang
kurang baik. Kerusakan dini pada perkerasan jalan yang dapat mengurangi umur layan jalan disebabkan
oleh akibat adanya pelanggaran batas muatan maksimum yang diperkenankan, pelaksanaan pekerjaan
yang tidak sesuai dengan perencanaan, dan kurangnya pengetahuan tentang pembuatan jalan sehingga
banyak faktor yang mempengaruhi perencanaan diabaikan (Lubis dan Mochtar, 2008).

International Roughness Index (IRI) adalah parameter ketidakrataan yang dihitung dari jumlah komulatif
naik turunkan permukaan arah profil memanjang dibagi dengan jarak / Panjang permukaan yang diukur
(Sukirman, 1999). Sedangkan menurut Dirjen Binamarga tahun 2010, IRI adalah Index Internasional
yang menunjukkan besaran ketidakrataan permukaan jalan dalam satuan m/km. Menurut Dirjen Bina
Marga, 2015 pengelompokan klasifikasi kondisi jalan berdasarkan nilai IRI dengan rentang dibawah 4
dengan kriteria baik (Good), 4 sampai dengan 8 kriteria sedang (Fair), 8 sampai dengan 12 kriteria rusak
ringan (Poor), diatas 12 kriteria rusak berat (Very Poor).

Metode PCI merupakan metode survei visual dengan cara mengidentifikasi berbagai jenis kerusakan
yang ada di lapangan. Data yang didapat dari survei ini akan digunakan untuk menentukan tingkat
kerusakan dan sebagai acuan dalam usaha penanganan kerusakan perkerasan. Nilai PCI memiliki
rentang 0 (nol) sampai dengan 100 (seratus) dengan kriteria sempurna (Excellent), sangat baik (Very
good), baik (Good), sedang (Fair), jelek (Poor), sangat jelek (Very Poor), dan gagal (Failed) (Shahin,
1994).

Bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu
SIG adalah suatu system basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi
keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).

Ahli lain menyebutkan bahwa SIG adalah hasil kerja perangkat komputer, perangkat lunak, data
geografis dan proses desain dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan-pekerjaan menyimpan,
menganalisis, mengubah, dan menampilkan seluruh bentuk informasi tentang geografi (Dangermond,
1992). Aronoff (1989), di mana GIS yaitu sistem berbasiskan komputer yang didesain untuk menyimpan,
menganalisis, memanipulasi, dan menampilkan informasi geografis.

3
3. METODE PENELITIAN

Pemetaan kondisi jaringan jalan nasional pada koridor Mamminasata dilakukan beberapa tahap dengan
metode sebagai berikut :

3.1. Tahap Pengumpulan Data


Pada tahap ini meliputi kegiatan pengumpulan Data Primer dan Pengumpul Data Sekunder.
Pengumpulan data primer berupa hasil waypoint dan peta digital dari hasil tracking pada kerusakan jalan
di Koridor Mamminasata menggunakan Alat Survey Kendaraan Mata Garuda dari Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Selatan untuk mendapatkan data kondisi jalan berupa
(Internasional Roughness) dan data Kerusakan Jalan (Pavement Condition Index) serta data GPS
(Global Positioning System) yang nantinya dipakai untuk memetakan kondisi jalan nasional. Data
sekunder berupa Peta Jaringan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Selatan dan SK Jaringan Jalan
Nasional Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun ruas jalan nasional pada koridor Mamminasata dapat dilihat
pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Ruas Jalan Nasional Pada Koridor Mamminasata

Panjang
No Ruas Nama Ruas Berdasarkan Sk
Jalan (Km)
009 Bts .Kab. Pangkep – Bts Kota Maros 10.100
009 11 K Jln. Samratulangi (Maros) 3.400
010 Bts. Kota Maros -Bts. Kota Makassar 4.840
010 11 K Jln. Sudirman (Maros) 5.000
010 12 K Jln. Perintis Kemerdekaan (Makassar) 12.240
010 13 K Jln. Urip Sumohardjo (Makassar) 4.862
010 14 K Jln. G. Bawakaraeng (Makassar) 0.700
010 15 K Jln. Mesjid Raya (Makassar) 1.183
010 16 K Jln. Bulu Saraung (Makassar) 0.675
010 17 K Jln. A. Yani (Makassar) 0.770
010 18 K Jln. Riburane (Makassar) 0.190
010 19 K Jln. Nusantara (Makassar) 1.940
011 11 K Jln. Veteran Utara (Makassar) 2.050
011 12 K Jln. Veteran Selatan (Makassar) 2.170
011 13 K Jln. Sultan Alauddin (Makassar) 3.580
011 14 K Jln. A.P.Pettarani (Makassar) 4.300
011 16 K Jln. Hasanuddin (Sungguminasa) 1.770
011 17 K Jln. Andi Malombassang (Sungguminasa) 0.870
011 18 K Jln. Wahid Hasyim (Sungguminasa) 1.194
011 19 K Jln. Usman Salengke (Sungguminasa) 0.780
012 Bts. Kota Sungguminasa -Bts. Kab. Takalar 18.170
014 Bts. Kab. Gowa – Bts. Kota Takalar 5.900
014 11 K Jln. Dipenogoro (Takalar) 1.430
014 12 K Jln. Sudirman (Takalar) 2.240
014 13 K Jln. Kemakmuran (Takalar) 0.420
015 1 Bts. Kota Takalar – Bts. Kab. Takalar 11.295
Sumber: Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.248/KPTS/M/2015

Terdapat 26 ruas jalan nasional pada koridor Mamminasata yang akan disurvei kondisi nya dengan
metode IRI dan PCI, adapun total panjang ruas yang akan disurvei yaitu 102.07 Km dengan
menggunakan kendaraan survei mata garuda. Untuk survey IRI dan PCI survey dilakukan dengan tiap
lajurnya sehingga pelakasanaan survei dilakukan dua kali pada arah kiri atau normal dan arah kanan
atau opposite jalan. Adapun lokasi survei kondisi jalan dapat dilihat pada Gambar 1, untuk ruas jalan
nasional yang akan disurvei yaitu koridor Mamminasata diwarnai dengan garis warna merah sedangkan
jalan nasional lainnya diwarnai dengan garis warna biru.

4
Gambar 1. Peta Lokasi Survei Kondisi Jalan Nasional Koridor Mamminasata

Adapun Tahapan pengambilan data Primer di lapangan, yaitu:


Tahap I (Survey / Peninjauan lapangan untuk mendapatkan titik awal dan akhir masing-masing ruas)
Dari hasil survey maka kita dapat memperoleh data titik awal dan akhir masing-masing ruas yang
termasuk jalan nasional di koridor Mamminsata dilengkapi dengan koordinat dan diberikan penanda dari
masing-masing titik awal dan akhir ruas.
Tahap II (Survey Jaringan Jalan (Tracking) menggunakan alat Magaru (Mata garuda) untuk mendapatkan
jaringan jalan, data kondisi jalan berupa Ketidakrataan (International Roughness Index), dan data
Kerusakan Jalan (Pavement Condition Index)
Dari hasil survey dengan menggunakan alat Magaru (Mata Garuda) maka kita dapat memperoleh data
kondisi jalan berupa Ketidakrataan (International Roughness Index), dan data Kerusakan Jalan
(Pavement Condition Index) yang selanjutnya akan dilakukan pengolahan untuk mengeluarkan nilai
kondisinya.

3.2. Tahap Pengolahan Data


Setelah melakukan pengambilan data di lapangan langkah selanjutnya adalah melakukan sortir dan
verifikasi data pada data ketidakrataan IRI (International Roughness Index) dan data Kerusakan Jalan
PCI (Pavement Condition Index) yang telah diperoleh sebelumnya. Kemudian melakukan pengolahan
data kondisi jalan yang berupa data ketidakrataan IRI (International Roughness Index) dan data
Kerusakan Jalan PCI (Pavement Condition Index). Apabila data yang telah diambil tidak sesuai maka
akan dilakukan survey lapangan kembali sesuai tahapan pengambilan data primer seperti pengambilan
data tracking dan pengambilan data pada Ruas Jalan Nasional Koridor Mamminasata. Data tersebut
kemudian dioalah menggunakan Software EMGE Live Mata Garuda untuk mengeluarkan data kondisi IRI
(International Roughness Index) dan PCI (Pavement Condition Index). Untuk data IRI (International
Roughness Index) hasil yang dikeluarkan langsung dari kendaraan survei Mata Garuda kemudian
dilakukan klasifikasi nilai kondisi berdasarkan data IRI (International Roughness Index) yang diperoleh,
adapun klasifikasi nilai IRI (International Roughness Index) dapat dilihat pada Tabel 2.

5
Tabel 2. Klasifikasi Kondisi Jalan Berdasarkan Nilai IRI

Nilai IRI Kondisi


<4 Baik
4–8 Sedang
8 – 12 Rusak Ringan
> 12 Rusak Berat
Sumber : Dirjen Bina Marga, 2015

Untuk pengolahan data IRI (International Roughness Index) atau kerataan jalan dapat langsung diperoleh
dengan mengeluarkan nilai IRI pada aplikasi mata garuda, dapat dilihat pada Gambar 2 berikut

Gambar 2. Pengolahan Data IRI Melalui Aplikasi Mata Garuda

Untuk data PCI (Pavement Condition Index) yang diperolah dari kamera kendaraan survei magaru
kemudian dilakukan interpretasi dan pengukuran nilai berdasarkan kondisi kerukasakan yang terdapat
pada jalan sehingga didapatkan nilai PCI (Pavement Condition Index) atau kerusakan jalan yang
kemudian akan diklasifikasikan kedalam empat kategori yaitu baik, sedang, rusak ringan, dan rusak berat
sesuai dengan pedoman Indeks Kondisi Perkerasan Jalan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi Kondisi Jalan Berdasarkan Nilai PCI

Nilai PCI Kondisi


100 Baik
>55 - <100 Sedang
>25 - <55 Rusak Ringan
<25 Rusak Berat
Sumber : SE Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 19/SE/M/2016
tentang Penentuan Indeks-Kondisi Perkerasan

Pengukuran kerusakan jalan atau PCI (Pavement Condition Index) didasarkan pada indeks kondisi
perkerasan jalan sesuai dengan SE No. 19 tentang Indeks Kondisi Perkerasan Jalan, adapun
pengolahan data PCI atau kerusakan jalan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

.
6
Gambar 3. Pengolahan Data PCI Melalui Aplikasi Mata Garuda

3.3. Tahap Pemetaan Kondisi Jaringan Jalan Nasional


Keluaran Output dari Alat Survey Mata Garuda (Magaru) berupa data berbentuk file CSV (Nilai Berbatas
Koma), gambar dari kamera asset, gambar dari kamera pavement dan video tracking dari go pro. File
CSV (Nilai Berbatas Koma) adalah tipe file khusus yang dapat Anda buat atau edit di Excel. File CSV
menyimpan informasi yang dipisahkan oleh koma, bukan menyimpan informasi dalam kolom. Saat teks
dan angka disimpan dalam file CSV, mudah untuk memindahkannya dari satu program ke program lain.

Data-data primer yang telah didapatkan dari hasil survey kondisi jalan diinput kedalam software berbasis
Sistem Informasi Geografis di Koridor Mamminasata. Dari proses perancangan tersebut maka akan
diperoleh pemetaan kondisi jalan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) yang akan di persentasekan
dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan bagi pihak yang terkait mengenai keberadaan
dan kerusakan fasilitas jalan pada ruas jalan nasional di Koridor Mamminasata.

Sistem Informasi Geografis (SIG) membutuhkan masukan data-data yang bersifat spasial maupun
deskriptif. Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah :

1. Peta Digital hasil Ruas Jalan yang sudah di lakukan tracking menggunakan Alat Magaru (Mata
Garuda) untuk mendapatkan jaringan jalan masing-masing ruas jalan.
2. Data-data titik waypoint meliputi, koordinat titik, Nilai Kondisi Jalan berdasarkan Nilai IRI dan Nilai
PCI per 100 meter.
3. Rekapan Hasil Survey IRI dan PCI masing-masing Ruas, dan Foto Sampel masing-masing ruas
jalan.

4. HASIL DAN DISKUSI

4.1 Kondisi Jalan Berdasarkan IRI (International Roughness Index)

Salah satu kelebihan dari alat survey Magaru (Mata Garuda) adalah kemudahan survey serta efisiensi
waktu yang per harinya dapat survey sejauh 150 km. Alat survey Magaru dapa memberikan hasil nilai IRI
yang akurat sebab menggunakan Laser Profiler kelas I selain itu juga terkoneksi dengan GPS sehingga
hasilnya memiliki titik Koordinat. Hasil pengumpumpulan data IRI (International Roughness Index)
menggunakan alat Mata Garuda serta penilaian IRI di Koridor Jalan Nasional Mamminasata dapat dilihat
pada Tabel 4 sebagai berikut :

7
Tabel 4. Penilaian IRI Ruas Jalan Nasional Koridor Mamminasata

IRI IRI
Panjang IRI IRI
Kondisi Kondisi
Berdasarkan Kondisi Kondisi
No Ruas Nama Ruas Rusak Rusak
Sk Jalan Baik Sedang
Ringan Berat
(Km) (Km) (Km)
(Km) (Km)
Bts .Kab. Pangkep –
009 10.100 1.301 8.304 0.600 -
Bts Kota Maros
Jln. Samratulangi
009 11 K 3.400 1.223 2.193 0.075 -
(Maros)
Bts. Kota Maros -
010 4.840 1.650 3.155 - -
Bts. Kota Makassar
Jln. Sudirman
010 11 K 5.000 1.298 3.698 - -
(Maros)
Jln. Perintis
010 12 K Kemerdekaan 12.240 1.052 10.941 0.389 0.078
(Makassar)
Jln. Urip
010 13 K Sumohardjo 4.862 0.340 4.585 - -
(Makassar)
Jln. G.
010 14 K Bawakaraeng 0.700 - 0.655 - -
(Makassar)
Jln. Mesjid Raya
010 15 K 1.183 - 1.230 - -
(Makassar)
Jln. Bulu Saraung
010 16 K 0.675 - 0.660 - -
(Makassar)
Jln. A. Yani
010 17 K 0.770 0.033 0.698 - -
(Makassar)
Jln. Riburane
010 18 K 0.190 - 0.245 - -
(Makassar)
Jln. Nusantara
010 19 K 1.940 - 1.865 0.075 -
(Makassar)
Jln. Veteran Utara
011 11 K 2.050 0.183 1.867 - -
(Makassar)
Jln. Veteran Selatan
011 12 K 2.170 0.083 2.087 - -
(Makassar)
Jln. Sultan Alauddin
011 13 K 3.580 0.050 3.645 - -
(Makassar)
Jln. A.P.Pettarani
011 14 K 4.300 2.779 1.521 - -
(Makassar)
Jln. Hasanuddin
011 16 K 1.770 0.125 1.495 0.150 -
(Sungguminasa)
Jln. Andi
011 17 K Malombassang 0.870 0.100 0.655 0.050 -
(Sungguminasa)
Jln. Wahid Hasyim
011 18 K 1.194 - 0.790 0.350 -
(Sungguminasa)
Jln. Usman
011 19 K Salengke 0.780 0.050 0.895 - -
(Sungguminasa)
Bts. Kota
012 Sungguminasa -Bts. 18.170 1.076 16.651 0.538 -
Kab. Takalar
Bts. Kab. Gowa –
014 5.900 1.300 4.585 0.100 -
Bts. Kota Takalar
Jln. Dipenogoro
014 11 K 1.430 0.168 1.268 - -
(Takalar)
Jln. Sudirman
014 12 K 2.240 0.482 1.704 0.054 -
(Takalar)

8
IRI IRI
Panjang IRI IRI
Kondisi Kondisi
Berdasarkan Kondisi Kondisi
No Ruas Nama Ruas Rusak Rusak
Sk Jalan Baik Sedang
Ringan Berat
(Km) (Km) (Km)
(Km) (Km)

Jln. Kemakmuran
014 13 K 0.420 - 0.420 - -
(Takalar)
Bts. Kota Takalar –
015 1 11.295 2.450 7.635 1.350 0.078
Bts. Kab. Takalar
102.069 15.28% 81.02% 3.62% 0.08%
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2022

Berdasarkan tabel 4 diperoleh hasil nilai kondisi jalan nasional pada Koridor Mamminasata yang
dikategorikan dari kondisi baik hingga kondisi rusak berat. Kondisi IRI Baik dengan persentase 15.28 %
atau 15.741 Km, IRI kondisi sedang 81.02 % atau 83.444 Km, IRI kondisi rusak ringan 3.62 % atau
3.732 Km dan IRI kondisi Rusak Berat 0.08 % atay 0.078 Km.

4.2 Kondisi Jalan Berdasarkan PCI (Pavement Condition Index)

Dari hasil pengamatan visual yang diperoleh dari kamera alat survey Magaru (Mata Garuda) kemudian
dilakukan pengolahan data sehingga didapatkan luas kerusakan, kedalaman ataupun lebar retak yang
nantinya akan diklasifikasikan nilai kondisi kerusakan jalan. Kerusakan ini dipengaruhi oleh kuantitas tiap
jenis kerusakan dan panjang segmen yang ditinjiau. Adapun hasil perhitungan nilai PCI dapat dilihat pada
tabel 5 berikut

Tabel 5. Penilaian PCI Ruas Jalan Nasional Koridor Mamminasata

PCI PCI
Panjang PCI PCI
Kondisi Kondisi
Berdasarkan Kondisi Kondisi
No Ruas Nama Ruas Rusak Rusak
Sk Jalan Baik Sedang
Ringan Berat
(Km) (Km) (Km)
(Km) (Km)
Bts .Kab. Pangkep –
009 10.100 2.705 35.115 3.000 -
Bts Kota Maros
Jln. Samratulangi
009 11 K 3.400 4.460 9.200 0.300 -
(Maros)
Bts. Kota Maros -
010 4.840 5.815 13.405 - -
Bts. Kota Makassar
Jln. Sudirman
010 11 K 5.000 6.200 13.780 - -
(Maros)
Jln. Perintis
010 12 K Kemerdekaan 12.240 16.560 41.820 5.200 0.400
(Makassar)
Jln. Urip
010 13 K Sumohardjo 4.862 3.875 26.575 - -
(Makassar)
Jln. G.
010 14 K Bawakaraeng 0.700 0.255 2.365 - -
(Makassar)
Jln. Mesjid Raya
010 15 K 1.183 3.420 1.500 - -
(Makassar)
Jln. Bulu Saraung
010 16 K 0.675 0.700 1.940 - -
(Makassar)
Jln. A. Yani
010 17 K 0.770 - 2.920 - -
(Makassar)
Jln. Riburane
010 18 K 0.190 1.070 0.645 - -
(Makassar)
Jln. Nusantara
010 19 K 1.940 3.020 4.340 0.400 -
(Makassar)
011 11 K Jln. Veteran Utara 2.050 0.550 11.750 - -
9
PCI PCI
Panjang PCI PCI
Kondisi Kondisi
Berdasarkan Kondisi Kondisi
No Ruas Nama Ruas Rusak Rusak
Sk Jalan Baik Sedang
Ringan Berat
(Km) (Km) (Km)
(Km) (Km)
(Makassar)
Jln. Veteran Selatan
011 12 K 2.170 0.500 12.420 0.100 -
(Makassar)
Jln. Sultan Alauddin
011 13 K 3.580 2.600 12.180 - -
(Makassar)
Jln. A.P.Pettarani
011 14 K 4.300 21.900 9.200 - -
(Makassar)
Jln. Hasanuddin
011 16 K 1.770 1.870 4.310 0.900 -
(Sungguminasa)
Jln. Andi
011 17 K Malombassang 0.870 1.210 0.300 0.100 -
(Sungguminasa)
Jln. Wahid Hasyim
011 18 K 1.194 - 1.240 1.040 -
(Sungguminasa)
Jln. Usman
011 19 K Salengke 0.780 - 1.790 0.100 -
(Sungguminasa)
Bts. Kota
012 Sungguminasa -Bts. 18.170 0.800 41.030 2.300 -
Kab. Takalar
Bts. Kab. Gowa –
014 5.900 0.400 11.370 0.200 -
Bts. Kota Takalar
Jln. Dipenogoro
014 11 K 1.430 0.435 2.435 - -
(Takalar)
Jln. Sudirman
014 12 K 2.240 1.580 6.500 0.200 -
(Takalar)
Jln. Kemakmuran
014 13 K 0.420 0.120 0.720 - -
(Takalar)
Bts. Kota Takalar –
015 1 11.295 0.700 19.370 2.800 -
Bts. Kab. Takalar
102.069 20.92% 74.67% 4.31% 0.10%
Sumber : Hasil Analisa Penulis, 2022

Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil nilai kondisi jalan nasional pada Koridor Mamminasata yang
dikategorikan dari kondisi baik hingga kondisi rusak berat. Kondisi PCI Baik dengan persentase 20.92 %
atau 80.745 Km, IRI kondisi sedang 74.67 % atau 288.220 Km, IRI kondisi rusak ringan 4.31 % atau
16.640 Km dan IRI kondisi Rusak Berat 0.10 % atau 0.400 Km.

4.3 Pemetaan Kondisi Jalan Berdasarkan IRI (International Roughness Index) dan PCI (Pavement
Condition Index)

Hasil dari kondisi jalan berdasarkan IRI dan PCI kemudian diolah kedalam peta dengan menggunakan
aplikasi arcmap 10.7.1. Nilai IRI dan PCI akan digambarkan kedalam peta dengan empat warna yang
menggambarkan kondisi jalan pada masing-masing ruas. Ruas jalan dengan warna hijau
menggambarkan bahwa ruas jalan berada dalam kondisi baik, warna kuning menggambarkan bahwa
ruas jalan memiliki kondisi sedang, warna orange ruas jalan memiliki kondisi rusak ringan, sedangkan
warna merah menggambarkan kondisi ruas jalan dengan kondisi rusak berat. Berikut adalah hasil
pemetaan kondisi jalan berdasarkan IRI dan PCI di 26 ruas Koridor Mamminasata, dapat dilihat pada
gambar 4 dan 5 berikut ini.

10
Gambar 4. Peta Kondisi Jaringan Jalan Berdasarkan Nilai IRI

Pada gambar 4 dapat dilihat bawha kondisi IRI ruas jalan nasional koridor Mamminasata di dominasi
dengan warna kuning, yang artinya jalan tersebut dalam kondisi sedang yaitu dengan nilai IRI 4-8.

Gambar 5. Peta Kondisi Jaringan Jalan Berdasarkan Nilai PCI

Pada gambar 5 dapat dilihat bawha kondisi PCI ruas jalan nasional koridor Mamminasata di dominasi
dengan warna kuning, yang artinya jalan tersebut dalam kondisi sedang yaitu dengan nilai PCI >55-<100
11
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penilaian kondisi jalan pada Koridor Mamminasata dengan menggunakan metode IRI
secara umum berada pada kondisi sedang dengan persentase 81.02 % atau 83.444 Km dari 26 ruas
yang yang terdapat pada Koridor Mamminasata dan juga PCI berada pada kondisi sedang dengan
dengan persentase sebesar 74.67 % atau 288.220 Km dari total panjang lajur yang terdapat pada Koridor
Mamminasata.terlihat juga pada peta kondisi jaringan jalan berdasarkan IRI dan PCI didominasi dengan
warna kuning yang berarti ruas jalan pada Koridor Mamminasata secara umum dalam kondisi sedang.
Saran dalam penelitian ini yaitu diperlukan analisis lebih lanjut tentang pengambilan keputusan
penanganan jalan mengingat juga terdapat kondisi Rusak Ringan dan Rusak Berat, selain itu penilaian
kondisi jalan tidak hanya pada kondisi permukaan tetapi juga bangunan pelengkap jalan sehingga
pemograman penanganan jalan dapat lebih tepat sasaran.

6. DAFTAR PUSTAKA

(1) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. (2022). Urgensi Pemidahan Ibu Kota Negara . Diakses
pada 14 Juli 2022 dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id /kanwil-kalbar/baca-
artikel/14671/Urgensi-Pemindahan-Ibu-Kota-Negara.
(2) Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka 2022 (2022). Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Sulawesi tengah.
(3) Tamin, O. Z. 2002. Konsep Pengembangan Transportasi Wilayah di Era Otonomi Daerah. Makalah pada Kuliah
Tamu Program Pascasarjana Universtas Hasanuddin. 17-18 Januari 2002.
(4) Tarigan, R. 2004. Perencanaan dan Pembangunan Wilayah. PT. Bumi Aksara Jakarta.
(5) Saaty, T.L. 1988. Multicriteria Decision Making : The Analytic Hierarchy Process. British Library. USA.
(6) Raharjo, Sahid. 2014. Cara Melakukan Analisis Regresi Berganda dengan SPSS. Halaman Website:
https://www.spssindonesia.com.
(7) Suryadharma.1999. Perencanaan Jalan dan Perencanaan Geometrik Jalan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
(8) Sofyan M. Saleh, M. Isya. Ofyar Z. Tamin. 2007. Pemilihan Trase Jalan Berdasarkan Analisis Multi Kriteria.
Simposium X FSTPT 2007 Universitas Tarumanegara
(9) Ibrahim, Fadly dan Pangeran, Moch Husnullah. 2013. Pendekatan Analytic Network Process Dalam Pemilihan
Trase Jalan. Makassar. Kolokium Jalan dan Jembatan 2013
(10) Prakoso, Gendam Wahyu. Purwanti, Henry. Arief, Budi. 2021. Pemilihan Trase Peningkatan Jalan Akses Situ
Rawa Gede Dengan Metode Importance Performance Analysis dan Analytic Hierarchy Process. Siliwangi. Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil Universitas Siliwangi.

12

Anda mungkin juga menyukai