Anda di halaman 1dari 7

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 6 NO. 1

“ANALISIS KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PELAYANAN


FASILITAS PEJALAN KAKI DIKAWASAN PERTOKOAN
KOTA GORONTALO
(Studi Kasus : Jalan Letjend Suprapto Kota Gorontalo)”

RONALD MOINTI
ronaldmointi@gmail.com

ABSTRAK

Berjalan kaki adalah suatu kegiatan transportasi yang paling mendasar karena hampir
semua aktivitas diawali dan diakhiri dengan berjalan kaki. Kota Gorontalo merupakan salah satu
kota di Indonesia yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, dengan
hadirnya berbagai pusat perbelanjaan pertokoan. karena kawasan pertokoan merupakan salah
satu pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi pejalan kaki, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai “ANALISIS KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS
PEJALAN KAKI DIKAWASAN PERTOKOAN KOTA GORONTALO”
Penelitian ini dilakukan di jalan kawasan pertokoan Gorontalo tepatnya di jalan Letjend
Suprapto, dengan penggal pengamatan sepanjang 10 meter dan menggunakan Metode MKJI
1997. Data-data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapat dengan
cara observasi langsung di lokasi penelitian yaitu data inventori jalan dan data volume pejalan
kaki. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari instansi terkait. Waktu penelitian di
lapangan dilakukan pada hari sabtu tanggal 16 September 2017.
Berdasarkan hasil studi dilapangan, diperoleh hasil perhitungan Karakteristik pejalan kaki
di jalan Letjend Suprapto kawasan pertokoan Kota Gorontalo adalah sebagai berikut : a) Arus
(flow) sebesar 14,318 pejalan kaki/min/m, b) Kecepatan rata-rata ruang (speed) sebesar 74,8663
m/min, c) Kepadatan sebesar 0,2084 pejalan kaki/m2. Tingkat pelayanan dihitung berdasarkan
besarnya arus dan besarnya nilai ruang (space) pejalan kaki untuk pejalan kaki pada interval 15
menitan yang terbesar dan dicocokkan dengan kondisi lapangan, maka tingkat pelayanan pejalan
kaki di jalan Letjend Suprapto kawasan pertokoan Kota Gorontalo adalah termasuk dalam
kategori tingkat pelayanan “B” dimana Ruang Pedestrian ≥ 4 m2/pejalan kaki, Laju Arus ≤ 23
pejalan kaki/menit/m. Pada LOS B ini, terdapat daerah cukup luas untuk pejalan kaki dalam
menentukan kecepatan berjalan, untuk melewati pejalan kaki lain, dan untuk menghindari
konflik menyilang dengan pejalan kaki lain. Pada tingkat ini pejalan kaki mulai merasa
kehadiran pejalan kaki lain dan respon yang diberikan dalam memilih jalurnya.

Kata kunci : Pejalan Kaki, Karakteristik, Tingkat pelayanan

[Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki : Ronal Mointi] 52
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 6 NO. 1

PENDAHULUAN perkembangan, dengan hadirnya berbagai


pusat perbelanjaan pertokoan. Mengingat
Transportasi adalah suatu pergerakan
pejalan kaki merupakan salah satu moda
yang dapat berupa pergerakan manusia,
dari banyak moda transportasi,
barang, dan informasi dari suatu tempat
kehadirannya perlu dilakukan penelitian,
ke tempat lain dengan aman, nyaman,
karena kawasan pertokoan yang ada di
cepat, dan sesuai dengan lingkungan untuk
Kota Gorontalo merupakan salah satu pusat
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
perbelanjaan yang ramai dikunjungi pejalan
Transportasi sangat memegang peranan
kaki.
penting dalam pembangunan dan
Konsep Level Of Service (LOS)
pengembangan infrastruktur kawasan
awalnya digunakan untuk menentukan
perkotaan.
tingkat kenyamanan kendaraan bermotor
Jalan merupakan salah satu sarana
di jalan raya. Konsep ini diklasifikasikan
transportasi darat yang penting untuk
dalam enam standart tingkat pelayanan
menghubungkan berbagai tempat seperti
yaitu tingkat pelayanan A sampai F,
pusat industri, pertokoan, pemukiman, serta
dimana penentuan tingkat ini berdasarkan
sebagai sarana distribusi barang dan jasa
pada arus layanan lalu lintas dan
untuk menunjang perekonomian. Jalan
penelitian kualitatif tingkat kenyamanan
merupakan fasilitas transportasi yang paling
pengendara kendaraan bermotor. Konsep
sering digunakan oleh sebagian besar
Level Of Service (LOS) ini juga dapat
masyarakat, sehingga mempengaruhi
digunakan sebagai dasar standart untuk
aktifitas sehari-hari masyarakat. Jalan juga
perencanaan ruang pejalan kaki, dimana
merupakan sarana penting bagi
akan menggambarkan tingkat kebebasan
masyarakat untuk melakukan kegiatannya
untuk memilih kecepatan berjalan,
dimana jalan hendaknya dirancang juga
kemampuan untuk melewati pejalan kaki
dengan mempertimbangkan karakteristik
yang lain serta kemudahan dalam
pejalan kaki agar dapat melakukan
pergerakan persilangan dan berbalik arah
perjalanan yang aman, nyaman, dan lancar.
pada berbagai pemusatan lalu lintas pejalan
Aktivitas berjalan kaki merupakan
kaki.
suatu bagian integral dari aktivitas
Mengingat pejalan kaki merupakan
lainnya. Tindakan yang sederhana, yaitu
salah satu moda dari banyak moda
berjalan kaki memainkan peranan penting
transportasi, kehadirannya perlu distudi.
dalam sistem transportasi satiap kota.
Atas pertimbangan, karena kawasan
Berjalan kaki adalah suatu kegiatan
pertokoan merupakan salah satu pusat
transportasi yang paling mendasar karena
perbelanjaan yang ramai dikunjungi pejalan
hampir semua aktivitas diawali dan diakhiri
kaki, maka perlu dilakukan penelitian
dengan berjalan kaki. Menurut Wolfgang,
mengenai“ANALISIS KARAKTERISTIK
S.H. et al pola-pola aliran pejalan kaki
DAN TINGKAT PELAYANAN
memperlihatkan beberapa kesamaan
FASILITAS PEJALAN KAKI
terhadap karakteristik arus lalu lintas
DIKAWASAN PERTOKOAN KOTA
kendaraan. Kecepatan, arus dan kepadatan
GORONTALO”.
yang saling berhubungan. Bila arus
karakteristik pejalan kaki di kawasan
bertambah, kecepatan berkurang. Melewati
tersebut serta kapasitas dan tingkat
tingkat aliran maksimum (kapasitas),
pelayanannya apakah masih bisa
kepadatan terus bertambah ke arah
menampung jumlah pejalan kaki yang ada.
kepadatan menumpuk (jam density)
sementara arus dan kecepatan drop ke arah
nol. Rumusan Masalah
Kota Gorontalo merupakan salah 1. Bagaimana karakteristik pejalan
satu kota di Indonesia yang sedang kaki di kawasan pertokoan Kota
dalam proses pertumbuhan dan Gorontalo?

[Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki : Ronal Mointi] 53
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 6 NO. 1

2. Bagaimana tingkat pelayanan a) Arus (flow) pejalan kaki pada


pejalan kaki di kawasan pertokoan interval 15 menitan yang
Kota Gorontalo? terbesar.
b) Ruang (space) untuk pejalan
Tujuan Penelitian kaki pada arus 15 menitan yang
1. Untuk mengetahui karakteristik terbesar.
pejalan kaki di kawasan pertokoan 5. Cara pendataan dilakukan dengan
Kota Gorontalo. teknik manual.
2. Untuk mengetahui tingkat
pelayanan pejalan kaki di kawasan Manfaat Penelitian
pertokoan Kota Gorontalo. 1. Manfaat Teoritis
Dengan melakukan penelitian ini
Batasan Masalah mahasiswa memperoleh
Penelitian ini dibatasi pada : pengalaman dan pengetahuan yang
1. Penelitian berlokasi di kawasan bermanfaat tentang karakteristik
pertokoan Kota Gorontalo yang pejalan kaki.
sejak pagi hingga malam hari 2. Manfaat Praktis
menjadi kawasan khusus pejalan Penelitian ini diharapkan dapat
kaki, dengan mengambil penggal dijadikan informasi sebagai
pengamatan sepanjang 10 meter. pengetahuan bagi pelaku lalu lintas
2. Karakteristik pergerakan pejalan khususnya pejalan kaki di kawasan
kaki yang ditinjau adalah arus pertokoan Kota Gorontalo.
(flow), kecepatan (speed),
kepadatan (density), sedangkan Lokasi Penelitian
yang dimaksud fasilitas pejalan Penelitian ini dilakukan di jalan
kaki adalah ruang untuk pejalan kawasan pertokoan Gorontalo, dengan
kaki (dalam hal ini adalah ruas penggal pengamatan sepanjang 10 meter.
jalan). Penentuan lokasi penelitian diambil dari
3. Waktu tempuh pejalan kaki yang survei pendahuluan yang dilakukan
diteliti berdasarkan pejalan kaki sebelum waktu survei. Pertimbangan
yang berjalan normal, sehingga diambil ketika sore hari karena padatnya
gerakan yang berlari atau berhenti pejalan kaki yang melewatinya bila
sementara diabaikan. dibandingkan penggal jalan lainnya.
4. Penentuan tingkat pelayanan
dihitung dengan dua cara:

[Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki : Ronal Mointi] 54
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 6 NO. 1

Tahapan Penelitian 1) Data Dimensi/Inventori Jalan


Penelitian dilaksanakan pada hari Data ini digunakan untuk
Sabtu dari pukul 14.30-19.00 yang dianggap memberikan informasi awal
dapat mewakili aktivitas pergerakan pejalan mengenai kondisi dimensi ruas
kaki dimulai dari buka sampai tutupnya jalan yang akan diteliti.
pertokoan dengan interval lima belas menit. 2) Data Volume Pejalan Kaki
Prosedur penelitian adalah tahap-tahap Data volume pejalan kaki guna
yang harus dilakukan dalam mengetahui aktifitas puncak pejalan
melakukanpeelitian. Tahapan-tahapan di kaki.
dalam penelitian ini secara garis besar b. Data Sekunder adalah data yang
meliputi: diperoleh dari studi literatur dan buku-
1) Penuangan ide atau gagasan yang buku acuan yang mendukung
selanjutnya dituangkan ke dalam penelitian ini atau berasal dari berbagai
bentuk latar belakang, rumusan publikasi instansi pemerintahan di
masalah dan batasan masalah. Kota Gorontalo, diantaranya Dinas
2) Melakukan pengkajian/studi Perhubungan, Badan Pusat Statistik
pustaka yang berhubungan dan instansi atau lembaga penelitian
dengan penelitian dan rumus- lainnya yang terkait.
rumus yang digunakan untuk
kelengkapan pengetahuan tentang Pelaksanaan Pengumpulan Data
penelitian tersebut.
Ketepatan hasil pelaksanaan
3) Melakukan survey di lapangan
pengumpulan di lapangan sangat
untuk mendapatkan data jumlah
dipengaruhi oleh peralatan yang digunakan,
pejalan kaki, waktu tempuh pejalan
faktor pengumpul data (surveyor) dan
kaki.
metode yang dipakai dalam proses
4) Data-data dari lapangan
pengambilan data.
kemudian diolah dalam bentuk
perhitungan arus, kecepatan, 1. Peralatan yang Digunakan
kepadatan dan ruang untuk pejalan Peralatan yang digunakan dalam
kaki, yang selanjutnya digunakan pengumpulan data di lapangan
sebagai dasar dalam menentukan haruslah peralatan yang baik dan
karakteristik pejalan kaki yang ada. dapat dipertanggungjawabkan
5) Melakukan analisis data untuk secara teknis. Alat yang
menentukan nilai maksimumnya, digunakan dalam penelitian ini
menentukan besarnya kapasitas adalah sebagai berikut :
dan tingkat pelayanan jalan. a) Pita atau lakban, digunakan
6) Hasil analisis tersebut digunakan untuk menentukan batas
sebagai dasar pembuatan penggal trotoar pengamatan.
kesimpulan dan kemungkinan b) Stop watch, digunakan untuk
adanya saran-saran mengenai menghitung waktu tempuh
penelitian tersebut. pejalan kaki.
c) Pita ukur atau meteran,
Metode Pengumpulan Data untuk mengukur panjang dan
Metode pengumpulan data pada lebar efektif penggal
penelitian ini dilakukan dengan dua cara pengamatan, untuk mengukur
yakni : panjang dan lebar efektif
a. Data Primer adalah data yang diperoleh penggal pengamatan.
dari hasil pengambilan langsung di d) Lembar kerja, yaitu kolom
lapangan. Data yang diperlukan untuk isian untuk data-data yang
menunjang penelitian ini terdiri atas : diperlukan dalam penelitian.

[Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki : Ronal Mointi] 55
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 6 NO. 1

2. Surveyor b. Jumlah pejalan kaki ke arah selatan


Pada masing-masing garis acu = 391 orang
ditempatkan 4 kelompok surveyor. c. Lebar tenda pedagang = 3,32
meter
Masing-masing arus pejalan kaki juga d. Lebar efekif ruas jalan pejalan kaki
dibagi menjadi 4 kelompok yaitu, = 3,25 meter
kelompok pria dewasa, anak pria, wanita Total jumlah pejalan kaki dari arah
dewasa, dan anak wanita. Jadi masing- utara dan selatan yang melewati penggal
masing kelompok surveyor menangani satu trotoar pengamatan dalam waktu 15 menit
kelompok pejalan kaki saja, dengan tujuan adalah 698 pejalan kaki.
agar tidak terjadi kesalahan pengumpulan
data yang berganda. 2) waktu tempuh yang diamati dibagi dalam
8 kelompok pejalan kaki yaitu :
Pengumpulan Data di Lapangan
Pejalan kaki pria dewasa ke arah utara,
Agar suatu penelitian dalam pejalan kaki anak-anak pria ke arah
pelaksanaannya tidak dijumpai hambatan utara, pejalan kaki wanita dewasa ke arah
perlu adanya metode pengambilan data utara, pejalan kaki anak-anak wanita
yang jelas. Dalam penelitian ini ke arah utara, pejalan kaki pria dewasa ke
perhitungan kecepatan pejalan kaki arah selatan, pejalan kaki anak-anak
dilakukan dengan urutan sebagai berikut : pria ke arah selatan, pejalan kaki wanita
dewasa ke arah selatan, pejalan kaki
1) Jalan dikawasan pertokoan anak-anak wanita ke arah selatan.
binyusuf dilakukan penandaan 3) Kecepatan rata-rata waktu terbesar yaitu
dua garis acu dengan jarak diukur terjadi pada pukul 17.15 – 17.30
menggunakan pita ukur sepanjang WITA oleh pejalan kaki Pria sebesar Vt =
10 meter. 82,55344 m/menit
2) Pada saat seseorang pejalan kaki
melewati salah satu garis acuan 4) Kecepatan rata - rata ruang terbesar yaitu
stop watch dihidupkan sampai terjadi pada pukul 17.45 – 18.00
melewati titik acuan berikutnya. WITA sebesar Vs = 74,8663 m/menit
3) Untuk pengukuran kecepatan aliran
bebas, data dianggap gagal bila 5) Hubungan antara kepadatan dengan
pejalan kaki menghentikan kecepatan yaitu apabila kepadatan tinggi
aktivitasnya sebelum melewati maka kecepatan akan makin berkurang
titik acu berikutnya seperti karena ruang pejalan kaki semakin sempit
memasuki tenda pedagang. demikian pula sebaliknya.
4) Kecepatan pejalan kaki ditentukan 6) Hubungan antara kepadatan dengan arus
dengan membagi jarak antara dua (flow) yaitu dengan adanya peningkatan
titik acu (10 meter) dengan waktu arus (flow) maka kepadatan akan
tempuh oleh pejalan kaki yang bertambah, dan pada suatu kepadatan
dilaluinya dalam sekali lintasan tertentu akan tercapai suatu titik dimana
dan dinyatakan dalam satuan meter bertambahnya kepadatan akan
per menit. membuat arus menjadi turun, karena ruang
gerak semakin kecil.
PEMBAHASAN
1) Perhitungan arus (flow) pejalan kaki 7) jumlah pejalan kaki maksimum terjadi
pada pukul 16.00-19.00 WITA (interval 15 pada pukul 16.45-17.00 WITA yaitu
menitan terbesar) sebagai berikut : sebanyak 72 pejalan kaki total dari pejalan
a. Jumlah pejalan kaki ke arah utara kaki ke arah utara dan kearah selatan. Untuk
= 307 orang menentukan lebar efektif trotoar didapat dari

[Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki : Ronal Mointi] 56
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 6 NO. 1

hasil pengukuran di lapangan yaitu sebesar Dihitung berdasarkan besarnya arus


3,25 meter. Sehingga besarnya arus pejalan dan besarnya nilai ruang (space)
kaki pada interval 15 menitan sebagai pejalan kaki untuk pejalan kaki
berikut: pada interval 15 menitan yang
terbesar dan dicocokkan dengan
Q15 = 14,318 pejalan kondisi lapangan, maka tingkat
kaki/min/m pelayanan pejalan kaki di jalan
Letjend Suprapto kawasan
Dari perhitungan didapatkan besarnya arus pertokoan Kota Gorontalo adalah
pejalan kaki pada interval 15 menitan yang termasuk dalam kategori tingkat
terbesar adalah sebesar 14,318 pejalan pelayanan “B” dimana Ruang
kaki/min/m. Pedestrian ≥ 4 m2/pejalan kaki,
Laju Arus ≤ 23 pejalan
7) Besarnya arus dan besarnya nilai kaki/menit/m. Pada LOS B ini,
ruang (space) pejalan kaki untuk terdapat daerah cukup luas untuk
pejalan kaki pada interval 15 pejalan kaki dalam menentukan
menitan yang terbesar yaitu kecepatan berjalan, untuk
m2/pejalan kaki, maka melewati pejalan kaki lain, dan
tingkat pelayanan pejalan kaki di untuk menghindari konflik
jalan Letjend Suprapto berdasarkan menyilang dengan pejalan kaki
tabel 2.1 adalah termasuk dalam lain. Pada tingkat ini pejalan
kategori tingkat pelayanan “B” kaki mulai merasa kehadiran
dimana Ruang Pedestrian ≥ 4 pejalan kaki lain dan respon yang
m2/pejalan kaki, Laju Arus ≤ 23 diberikan dalam memilih jalurnya.
pejalan kaki/menit/m. Pada LOS B
ini, terdapat daerah cukup luas 5.2 Saran
untuk pejalan kaki dalam Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis
menentukan kecepatan berjalan, memberikan saran yaitu :
untuk melewati pejalan kaki lain, 1) Dengan segala aktivitas yang
dan untuk menghindari konflik mendukung untuk pejalan kaki
menyilang dengan pejalan kaki maka perlu penataan ruang lingkup
lain. Pada tingkat ini pejalan tenda-tenda pedagang.
kaki mulai merasa kehadiran 2) Untuk studi lebih lanjut agar
pejalan kaki lain dan respon yang dilakukan penelitian fasilitas
diberikan dalam memilih jalurnya. pejalan kaki di jalan Letjend
Kesimpulan Suprapto pada penggal yang lain
Dari hasil analisis dan pembahasan sebagai perbandingan.
maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Karakteristik pejalan kaki di jalan
Letjend Suprapto kawasan Budiarto, A dan Mahmudah, A. 2007.
pertokoan Kota Gorontalo adalah Rekayasa Lalu Lintas, Surakarta:
sebagai berikut : Universitas
a) Arus (flow) sebesar 14,318 Sebelas Maret Press.
pejalan kaki/min/m Hobbs, F.D. 1995, Perencanaan dan Teknik
b) Kecepatan rata-rata ruang Lalu Lintas (2),Yogyakarta:
(speed) sebesar 74,8663 m/min Universitas
c) Kepadatan sebesar 0,2084 Mada Press.
pejalan kaki/m2 Lulie, 1995, Karakteristik dan Analisis
2. Tingkat pelayanan : Tingkat Kebutuhan Fasilitas Pejalan
Kaki

[Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki : Ronal Mointi] 57
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 6 NO. 1

(Studi Kasus di Jalan Malioboro,


Yogyakarta), Thesis, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Institut Teknologi
Bandung.
Warastri Wening, 2001, Analisis
Karakteristik Pejalan Kaki dan
Tingkat Pelayanan
Fasilitas Pejalan Kaki (Studi
Kasus Kawasan Pasar Klewer, Surakarta),
Skripsi, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

[Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki : Ronal Mointi] 58

Anda mungkin juga menyukai