0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan8 halaman
Artikel ini membahas potensi pengembangan jalur pejalan kaki di Jalan Dr Radjiman, Kauman, Surakarta. Saat ini jalur pejalan kaki di jalan tersebut masih kurang memadai dan perlu ditingkatkan kualitasnya, terutama dari sisi fasilitas, aksesibilitas, dan sarana penyebrangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi saat ini dan memberikan rekomendasi pengembangan jalur pejalan kaki agar menjadi lebi
Artikel ini membahas potensi pengembangan jalur pejalan kaki di Jalan Dr Radjiman, Kauman, Surakarta. Saat ini jalur pejalan kaki di jalan tersebut masih kurang memadai dan perlu ditingkatkan kualitasnya, terutama dari sisi fasilitas, aksesibilitas, dan sarana penyebrangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi saat ini dan memberikan rekomendasi pengembangan jalur pejalan kaki agar menjadi lebi
Artikel ini membahas potensi pengembangan jalur pejalan kaki di Jalan Dr Radjiman, Kauman, Surakarta. Saat ini jalur pejalan kaki di jalan tersebut masih kurang memadai dan perlu ditingkatkan kualitasnya, terutama dari sisi fasilitas, aksesibilitas, dan sarana penyebrangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi saat ini dan memberikan rekomendasi pengembangan jalur pejalan kaki agar menjadi lebi
Program Studi Arsitektur Ruang publik di perkotaan merupakan ruang yang dapat Universitas Muhammadiyah Surakarta menampung berbagai macam aktivitas yang terjadi akibat adanya alirohman109@gmail.com penggunaan fungsi pada ruang. Jalur pejalan kaki pada Jalan Dr Radjiman dari Pasar Klewer sampai Matahari Singosaren Dyah Widi Astuti merupakan ruang terbuka publik yang di dalamnya terdapat ragam Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta aktivitas yang dapat dilakukan, terutama sektor perdagangan. dyahwidi.wd@gmail.com Artikel ini disusun untuk mengidentifikasi jalur pejalan kaki pada Jalan Dr Radjiman, Kauman, Surakarta dan menganalisis potensi pengembangannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif berupa survei lapang, dokumentasi, dan studi pustaka. Pengamatan penelitian dilaksanakan dengan cara observasi jalur pejalan kaki serta potensi pengembangannya. Hasil pengamatan selama penelitian berupa jalur pejalan kaki di Jalan Dr Radjiman Surakarta masih kurang kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah dari aspek ketersediaan fasilitas pendukung, infastruktur penyandang cacat serta sarana penyebrangan untuk dikembangkan untuk terwujudnya jalur pejalan kaki yang aman dan nyaman. KEYWORDS: aktivitas, jalur pejalan kaki, potensi pengembangan
PENDAHULUAN Jalan sebagai salah satu jenis ruang
Latar Belakang terbuka publik linear, merupakan elemen Kota Surakarta atau “Kota Solo” ruang kota yang sangat penting merupakan kota budaya yang banyak keberadaannya dalam mendukung kebutuhan dikunjungi wisatawan luar kota maupun luar atau penggunaan oleh warganya (Rossi dalam negeri. Kebudayaan dan keindahan Kota Solo Arifin, Zainal; Ikaputra; Saifullah, A.;, 2004). menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Salah satu elemen pada jalan yang menunjang Hal ini harus dimanfaatkan pemerintah untuk keberadaan ruang terbuka publik adalah jalur menarik wisatawan. Pembangunan menjadi pejalan kaki. nilai penting dalam perkembangan kota, Jalur sirkulasi untuk pejalan kaki yang dengan penataan ruang menjadi hal perlu sarat dengan pemakai, terlebih lagi jika bisa diperhatikan pemerintah. menjamin keamanan dan kenyamanan pejalan Seiring dengan perkembangan kota, ruang kaki. Jalur pejalan kaki sangat penting sekali publik menjadi sebuah kebutuhan dalam dalam elemen desain perkotaan, khususnya perkotaan. Ruang publik (public space) yang kawasan-kawasan perdagangan. Demikian seringkali dipergunakan oleh masyarakat pula di Jl. Dr Radjiman, Kauman, namun perkotaan sebagai ruang aktivitas yaitu ruang kebutuhan ini tidak sebanding dengan kondisi terbuka publik (external public space) seperti jalur pejalan kaki di jalan tersebut yang penuh streets, public squares, parks. Ruang tersebut dengan aktivitas sehingga menyebabkan merupakan ruang terbuka yang dapat ketidaknyamanan. menampung berbagai aktivitas manusia pada Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui area terbuka (Carmona, Matthew, Tim Heath, jalur pejalan kaki pada Jalan Dr Radjiman et al, 2003). Surakarta. Oleh sebab itu, peneliti mencoba
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 488
untuk menemukan konsep yang sesuai dengan pusat-pusat kegiatan dan/atau fasilitas potensi pengembangan jalur pejalan kaki di Jl pergantian moda. “Transportasi berkelanjutan Dr Radjiman, Kauman, Surakarta. merupakan suatu transportasi yang tidak menimbulkan dampak yang membahayakan Rumusan Masalah kesehatan masyarakat atau ekosistem dan Berdasarkan penjelasan latar Belakang dapat memenuhi kebutuhan mobilitas yang diatas, maka rumusan masalah dalam ada secara konsisten dengan memperhatikan: penelitian ini adalah: (a) penggunaan sumberdaya terbarukan pada 1. Bagaimana kondisi jalur pejalan kaki di tingkat yang lebih rendah dari tingkat jalan Dr. Radjiman, Kauman, Surakarta regenerasinya; dan (b) penggunaan sumber dari Pasar Klewer sampai Matahari daya tidak terbarukan pada tingkat yang lebih Singosaren? rendah dari tingkat pengembangan 2. Potensi apa yang dapat dilakukan untuk sumberdaya alternatif yang terbarukan. mengembangkan fungsi jalur pejalan kaki Pedestrian merupakan jalur pejalan kaki yang terdapat di jalan Dr. Radjiman, yang umumnya sejajar dengan sumbu jalan Kauman Surakarta? dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keselamatan pejalan Tujuan Penelitian kaki yang bersangkutan. Jalur pedestrian saat 1. Mengidentifikasi kondisi jalur pejalan kaki ini dapat berupa trotoar, pavement, sidewalk, di jalan Dr. Radjiman, Kauman, Surakarta pathway, plaza dan mall. Jalur pedestrian yang 2. Mengidentifikasi permasalahan yang baik harus dapat menampung setiap kegiatan terjadi pada jalur pejalan kaki di jalan Dr. pejalan kaki dengan lancar dan aman. Sistem Radjiman, Kauman, Surakarta pedestrian yang baik akan mengurangi 3. Menganalisis potensi pengembangan jalur ketergantungan pada kendaraan bermotor di pejalan kaki di jalan Dr Radjiman, Kauman, pusat kota, menambah pengunjung ke pusat Surakarta kota, meningkatkan atau mempromosikan sistem skala manusia, menciptakan kegiatan Ruang Lingkup Penelitian usaha yang lebih banyak, dan juga membantu Ruang lingkup penelitian ini difokuskan meningkatkan kualitas udara. terhadap kondisi sepanjang jalur Jalan Dr. Rajiman mulai dari depan Pasar Klewer sampai Elemen, Kriteria dan Standar Pedestrian Matahari Singosaren. Karena Jalan Dr. Rajiman memiliki aktivitas yang cukup besar, terutama Jalur Pejalan Kaki di bidang perdagangan yang menjadi salah satu Jalur pejalan kaki adalah ruang yang daya tarik wisatawan. Sehingga menjadi digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi pertimbangan dalam perencanaan solusi roda bagi penyandang disabilitas secara pejalan kaki di jalan Dr. Rajiman menjadi lebih mandiri dan dirancang berdasarkan kebutuhan nyaman. orang untuk bergerak aman, mudah, nyaman dan tanpa hambatan. Jalur pejalan kaki tidak TINJAUAN PUSTAKA boleh kurang dari 1,2 meter yang merupakan lebar minimum yang dibutuhkan untuk orang Pedestrian yang membawa seekor anjing, pengguna alat Pedestrian adalah pergerakan atau bantu jalan dan para pejalan kaki. Adapun sirkulasi atau perpindahan orang atau manusia kriteria jalur pejalan kaki adalah sebagai dari satu tempat ke titik asal (origin) ke tempat berikut: lain sebagai tujuan (destination) dengan a. Pada tempat-tempat dimana pejalan berjalan kaki (Rubenstein, 1992). Jalur kaki keberadaannya sudah pedestrian adalah ruas pejalan kaki, baik yang menimbulkan konflik dengan lalu terintegrasi maupun terpisah dengan jalan, lintas kendaraan atau mengganggu yang diperuntukkan untuk prasarana dan peruntukan lain, seperti taman, dan sarana pejalan kaki serta menghubungkan lain-lain.
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 489
b. Pada lokasi yang dapat memberikan derajat dan maksimum 20 derajat. Adapun manfaat baik dari segi keselamatan, kriteria ramp tepi jalan adalah sebagai berikut: keamanan, kenyamanan dan a. Tidak boleh lebih tinggi dari tinggi kelancaran. maksimum satu anak tangga atau 6 ½ c. Jika berpotongan dengan jalur lalu inci. lintas kendaraan harus dilengkapi b. Tepi yang berundak menyulitkan bagi rambu dan marka atau lampu yang para cacat fisik untuk menjalaninya menyatakan peringatan/petunjuk dan ketika gelap akan membahayakan bagi pengguna jalan. semua pejalan kaki. Penggunaan ini d. Koridor Jalur Pejalan Kaki (selain harus dibatasi. terowongan) mempunyai jarak c. Peletakan ramp tepi jalan biasanya pandang yang bebas ke semua arah. pada jalan menuju bangunan, jalan e. Dalam merencanakan lebar lajur dan menuju trotoar (bagi cacat fisik). spesifikasi teknik harus Guiding Block memperhatikan peruntukan bagi Jalur pedestrian juga harus dilengkapi penyandang cacat. dengan kebutuhan para penyandang cacat Halte untuk memudahkan mereka melakukan Halte merupakan sebuah bangunan pergerakan. Guiding blok digunakan sebagai beratap terletak di median jalan yang jalur pemandu untuk penyandang disabilitas digunakan untuk pergantian moda, yaitu dari khususnya tunanetra. Guiding blok letaknya pejalan kaki ke moda kendaraan umum. Halte berada di sepanjang jalur pedestrian. dapat ditempatkan di atas trotoar atau bahu Vegetasi jalan dengan jarak bagian paling depan dari Jalur pejalan kaki harus dibuat sedemikian halte sekurang-kurangnya 1 meter dari tepi rupa, sehingga apabila hujan permukaannya jalur lalu lintas. Persyaratan struktur bangunan tidak licin, tidak terjadi genangan air serta memiliki lebar minimal 2 meter, panjang 4 disarankan untuk dilengkapi dengan vegetasi meter dan tinggi bagian atap yang paling atau pohon-pohon peneduh. Vegetasi bawah minimal 2,5 meter dari lantai. Adapun Ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 150 kriteria halte adalah sebagai berikut: cm), percabangan 2 meter diatas tanah, bentuk a. Jarak antar halte/shelter bus dan percabangan tidak merunduk, bermassa daun lapak tunggu pada radius 300 meter padat dan ditanam secara berbaris. Jenis dan dan pada titik potensial kawasan. bentuk pohon yang dipergunakan antara lain b. Menggunakan material yang memiliki Angsana, Tanjung dan Kiara Payung. durabilitas tinggi seperti metal. Lampu Penerangan c. Terlindung dari cuaca (panas atau Lampu penerangan terletak di luar ruang hujan). bebas jalur pejalan kaki dengan jarak antar d. Penempatan pada pinggir jalan yang lampu penerangan yaitu 10 meter. Lampu padat lalu lintas. penerangan dibuat dengan tinggi maksimal 4 e. Panjang halte minimum sama dengan meter. Menggunakan material yang memiliki panjang bus kota, yang durabilitas tinggi seperti metal dan beton memungkinkan penumpang dapat cetak. Desain sederhana, geometris, modern naik atau turun dari pintu depan atau futuristis, fungsional, terbuat dari bahan anti pintu belakang. validalism terutama bola lampu. Adapun Ramp Tepi Jalan kriteria lampu penerangan adalah sebagai Ramp merupakan alat bantu yang berikut: memudahkan pergerakan di atas penyangga a. Ditempatkan pada jalur yang lebih rendah. Ramp dibuat agar penyeberangan jalan. permukaannya tidak boleh licin tetapi tidak b. Pemasangan bersifat tetap dan boleh dibuat alur, karena alur ini dapat terisi air bernilai struktur. yang menjadikan ramp tersebut licin. Ramp c. Cahaya lampu cukup terang sehingga dibuat dengan kemiringan antara 7 sampai 15 apabila pejalan kaki melakukan
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 490
penyeberangan bisa terlihat b. Tanda petunjuk ini memuat tentang pengguna jalan baik di waktu lokasi dan fasilitasnya. gelap/malam hari. c. Tidak tertutup pepohonan. d. Cahaya lampu tidak membuat silau d. Menggunakan material yang memiliki pengguna jalan lalu lintas kendaraan. durabilitas tinggi dan tidak Tempat Duduk menimbulkan efek silau. Tempat duduk terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan jarak antar tempat METODE PENELITIAN duduk yaitu 10 meter. Tempat duduk dibuat Metode yang digunakan penelitian ini dengan dimensi lebar 0,4- 0,5 meter dan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu panjang 1,5 meter. Menggunakan material berupa survei langsung ke lapangan untuk yang memiliki durabilitas tinggi seperti metal mengetahui karakteristik jalur pejalan kaki di dan beton cetak. jalan Dr. Radjiman, Kauman, Surakarta dan Pagar Pengaman juga mengetahui potensi pengembangan yang Pagar pengaman terletak di luar ruang dapat diterapkan di Jalan Dr Radjiman, bebas jalur pejalan kaki pada titik tertentu yang Kauman, Surakarta. Dalam penelitian ini memerlukan perlindungan. Pagar pengaman memiliki beberapa tahap dalam pengumpulan dibuat dengan tinggi 0,9 meter. Menggunakan data dan analisa, yaitu: material yang tahan terhadap cuaca dan 1. Tahap persiapan, pada tahap awal ini kerusakan, seperti metal dan beton. meliputi penentuan lokasi dan objek Tempat Sampah penelitian, menentukan titik penelitian Tempat sampah terletak di luar ruang dan batasan jalan penelitian serta bebas jalur pejalan kaki dengan jarak antar menentukan variabel penelitian. tempat sampah yaitu 20 meter. Desain dari 2. Tahap penggumpulan data, (baik data ketinggian tempat sampah harus dapat primer maupun data sekunder) data dijangkau dengan tangan dalam memasukkan primer diambil langsung pada lokasi kotoran/sampah (tinggi 60 - 70 cm). Jenis berupa gambar atau dokumentasi kondisi tempat sampah yang disediakan memiliki tipe fisik lokasi dan data sekunder berupa yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya literatur yang membantu penulis dalam (tempat sampah kering dan tempat sampah menyusun/mengolah data. basah). Tempat sampah haruslah mudah 3. Tahap analisa data dan pengolahan data, dalam sistem pengangkutannya serta yaitu setelah pengumpulan data hasilnya menggunakan material yang memiliki kemudian di analisis dengan durabilitas tinggi seperti metal dan beton membandingkan variable penelitian dan cetak. kondisi jalur pejalan kaki di Jalan Dr. Marka, Perambuan dan Papan Informasi Radjiman, Kauman, Surakarta dengan Rambu merupakan alat utama yang rencana pengembangan di kota Surakarta. mengatur, memberi peringatan, dan mengarahkan terhadap pengguna jalan agar Tahap Persiapan pengguna jalan dapat dengan mudah terarah 1. Lokasi dan Objek Penelitian pada suatu tempat yang dituju. Rambu yang Lokasi Penelitian yang dilakukan berada di efektif yakni memenuhi kebutuhan, menarik sepanjang Jalan Dr. Radjiman, Kauman, perhatian dan mendapat respek pengguna Surakarta mulai dari Pasar Klewer sampai jalan, memberikan pesan yang sederhana dan Matahari Singosaren. mudah dimengerti, dan juga menyediakan 2. Variabel Penelitian waktu yang cukup bagi pengguna jalan dalam Variabel penelitian yang menjadi objek memberikan respon. Adapun kriteria marka, yang akan diteliti dalam penelitian ini rambu dan papan informasi adalah: didapatkan dari hasil kajian pustaka a. Terletak ditempat terbuka, ketinggian mengenai substansi-substansi yang papan reklame yang sejajar dengan relevan dengan sasaran penelitian. kondisi jalan. Variabel-variabel tersebut di turunkan
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 491
dari indikator-indikator yang akan di penyandang penyandang teliti/amati. Dalam hal ini variabel cacat cacat di jalur (disabled) pejalan kaki penelitian akan digunakan sebagai objek Keselamatan Keamanan Pejalan kaki yang diteliti dalam proses analisa penyebrangan dapat kuantitatif maupun kualitatif. Berikut menyebrang adalah penjabaran variabel penelitian dengan aman atau tidak yang digunakan berdasarkan kebutuhan pada jalur sasaran penelitian yang merupakan hasil penyebranga dari sintesa kajian pustaka. n yang tersedia Tabel 1. Tabel Variabel Penelitian Perilaku Sikap Indikator Variabel Definisi pengendara pengendara Operasional bermotor Keamanan Konflik jalur Konflik terhadap pejalan kaki pejalan kaki pejalan kaki dengan moda dengan apakah transportasi moda menghormati lain transportasi pejalan kaki seperti saat motor, mobil menyebrang dalam jalan atau melakukan tidak pergerakan Keindahan Amenities Ketersediaan penyebranga (fasilitas fasilitas n pendukung) pendukung pada Ketersedia Ketersediaan jalur pejalan kaki an jalur jalur pejalan kaki yang dapat pejalan di setiap titik mendukung kaki transit estetika transportasi lingkungan Keter Ketersediaan Tahap Pengumpulan Data sedia penyebrangan di an kawasan Dukuh Teknik pengumpulan data merupakan Peny Atas kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan ebra data-data yang dibutuhkan sebagai input ngan dalam melakukan proses analisa guna Kendala / Hambatan hambatan yang mencapai tujuan dalam setiap sasaran dihadapi penelitian. Teknik pengumpulan data yang pejalan kaki digunakan dalam penelitian ini adalah seperti menggunakan teknik pengumpulan data adanya PKL, primer. Teknik pengumpulan data primer parkir motor dan kegiatan melalui observasi lapangan. lain yang Berikut adalah teknik pengumpulan data dapat yang digunakan dalam penelitian ini : mengganggu perjalanan 1. Observasi pejalan kaki Observasi adalah suatu cara pengumpulan Keamanan Tingkat data dengan pengamatan langsung dan terhadap keamanan di pencatatan secara sistematis terhadap kejahatan sekitar jalur pejalan kaki objek yang akan diteliti. Observasi Kenyamanan Amenities Ketersediaan dilakukan oleh peneliti dengan cara (fasilitas Fasilitas pengamatan dan pencatatan. Adapun pendukung) pendukung pada beberapa hal yang menjadi bahan jalur pejalan kaki Infrasktruktur Ketersediaan observasi, yaitu pelaku yang berhubungan penunjang fasilitas bagi langsung dengan objek observasi, apa kelompok kelompok yang dirasakan pelaku, tujuan, peristiwa
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 492
yang terjadi, dan juga ruang dan waktu dimulai dengan pengumpulan semua data yang yang berhubungan dengan objek di dapat selama proses penelitian kemudian tersebut. dikaji dengan literature mengenai jalur pejalan Jenis observasi yang digunakan adalah kaki untuk digunakan dalam memperoses data observasi sistematik dimana hanya menjadi sebuah laporan penelitian. mangamati hal-hal khusus saja sesuai dengan variabel penelitan. Observasi yang S.W.O.T. Analysis dilakukan dalam penelitian ini dilakukan SWOT terdiri dari: untuk mengidentifikasi berbagai kondisi 1. Kekuatan (Strengths) jalur pejalan kaki yang termasuk dalam Kekuatan merupakan indikator yang diisi variabel penelitian. Observasi lapangan dengan menjabarkan kelebihan-kelebihan berupa pengamatan lapangan. yang harus dimiliki oleh jalur pejalan kaki Pengamatan lapangan secara umum dimana hal tersebut sebagai pendukung dilakukan melengkapi pembahasan pada terhadap perkembangan jalur pejalan kaki gambaran umum dan untuk mengetahui di Jl Dr Radjiman, Kauman (Pasar Klewer – karakteristik wilayah pengamatan secara Matahari Singosaren) Surakarta. menyeluruh. Metode ini dilakukan dengan 2. Peluang (Opportunities) pengambilan gambar selama pengamatan Peluang merupakan indikator yang diisi lapangan yang dilakukan dalam beberapa dengan menjabarkan hal-hal yang hari. Kemudian data tersebut disajikan berguna untuk mengembangkan peluang dalam bentuk narasi, tabel, peta dan berkembangnya jalur pejalan kaki di Jl Dr gambar. Radjiman, Kauman (Pasar Klewer – Pengamatan lapangan yang dilakukan Matahari Singosaren) Surakarta. pada jalur pejalan kaki di Jl Dr Radjiman, 3. Kelemahan (Weakness) Kauman, Surakarta (Dari Pasar Klewer – Kelemahan merupakan indikator yang Matahari Singosaren) dibagi menjadi 2 diisi dengan menjabarkan factor-faktor sektor. Pembagian sektor tersebut yang kurang mendukung terwujudnya didasari karena adanya perbedaan kenyamanan jalur pejalan kaki di Jl Dr karakter fisik pada setiap sektor seperti Radjiman, Kauman (Pasar Klewer – pada kelengkapan elemen pendukung, Matahari Singosaren) Surakarta. lebar dll, yang tentunya hal ini akan 4. Ancaman (Threatness) mempengaruhi perbedaan rasa aman dan Ancaman merupakan indikator yang diisi nyaman para pengguna. Dan juga dengan menjabarkan factor-faktor yang pembagian sektor dapat memberikan berpotensi tidak dapat terwujud maupun penilaian secara tepat bagaimana kualitas diterapkan pada jalur pejalan kaki di Jl Dr keamanan, kenyamanan, keselamatan Radjiman, Kauman (Pasar Klewer – dan keindahan jalur pejalan kaki koridor di Matahari Singosaren) Surakarta. Jl Dr Radjiman, Kauman, Surakarta (Dari Pasar Klewer – Matahari Singosaren). HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Tahap kajian pustaka Tahap ini memang sangat penting dalam Kondisi Jalur Pejalan Kaki Jalan Dr. Radjiman, sebuah penelitian karena dari tahap ini Kauman (Pasar Klewer – Matahari Singosaren) penulis mendapatkan berbagai macam Jalan merupakan faktor penting dalam informasi pustaka maupun literature jalur perkembangan suatu kota / wilayah, kemajuan pejalan kaki secara akurat yang terkait dalam infrastruktur jalan dapat meningkatkan dengan tema penelitian yang dilakukan kegiatan masyarakat dan juga perekonomian oleh penulis. masyarakat. Jalan Dr. Radjiman dapat dikembangkan karena memiliki potensi yang Analisa Data besar, karena jalur Jalan Dr. Radjiman Analisis data menggunakan fakta-fakta merupakan sektor perdagangan. Dengan yang ada di lapangan. Proses analisa data meningkatkan fasilitas jalan dapat
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 493
mempermudah masyarakat untuk melakukan sektor perdagangan. Terdapat toko aktivitas perdagangan. Panjang jalur pejalan pakaian, toko sepatu, dll. kaki di wilayah penelitian adalah ± 600 meter. Sedangkan lebar jalur berbeda-beda mulai dari 2-3 meter.
Gambar 4 Penelitian Jalan Dr. Radjiman Sektor 2
Sumber: Dokumen Penulis, 2021
Gambar 1 Penelitian Jalan Dr. Radjiman Sektor 1 dan
Sektor 2 Sumber: Google Maps Pada proses penelitian Jalan Dr. Radjiman dalam pengambilan data di lapangan di bagi Gambar 5 Kondisi Jalur Pejalan Kaki Jalan Dr. Radjiman menjadi 2 (dua) sektor. Sektor 2 1. Sektor pertama dimulai dari Jalan Dr. Sumber: Dokumen Penulis, 2021 Radjiman depan Pasar Klewer sampai perempatan Jalan Dr. Radjiman dan Jalan Permasalahan Jalur Pejalan Kaki Jalan Dr. Baki-Solo. Sistem jalan menggunakan Radjiman, Kauman (Pasar Klewer – Matahari sistem satu arah. Jalur tersebut Singosaren) merupakan sektor perdagangan. Terdapat Di Jalan Dr. Radjiman Surakarta sudah ada toko pakaian, toko emas, dll. jalur pejalan kaki. Tetapi pada jalur pejalan kaki masih banyak yang disalah fungsikan sebagai tempat berjualan, bahu jalan juga digunakan sebagai tempat parkir. Berdasarkan hasil survei di lapangan di dapat sebagai berikut: Tabel 2 Jenis Penyalahgunaan Jalur Pejalan Kaki
Nama Jalan Lebar jalur Jenis Lebar
Gambar 2 Penelitian Jalan Dr. Radjiman Sektor 1 sebenarny Penyalagunaan Hambata Sumber: Dokumen Penulis, 2021 a Jalur Pejalan n Kaki Jalan Dr PKL 1 Meter Radjiman 2 Meter Parkir Kendaraan 0.5 Meter Sektor 1 Jalan Dr PKL 1 Meter Radjiman 3 Meter Parkir Kendaraan 0.5 Meter Sektor 2 Gambar 3 Kondisi Jalur Pejalan Kaki Jalan Dr. Radjiman Analisa SWOT Sektor 1 Analisa SWOT ini menitikberatkan pada Sumber: Dokumen Penulis, 2021 beberapa point yang dianggap sangat 2. Sektor kedua dimulai dari perempatan berpengaruh terhadap potensi pengembangan Jalan Dr. Radjiman dan Jalan Baki-Solo Jalan Dr Radjiman sebagai salah satu sektor hingga perempatan Jalan Dr. Radjiman perdagangan di kota Surakarta. Hal-hal dan Jalan Gatot Subroto. Pada jalan di tersebut merujuk pada variabel penelitian yang sektor kedua ini juga menggunakan sistem meliputi keamanan, kenyamanan, satu arah, Jalur tersebut merupakan keselamatan dan keindahan.
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 494
KESIMPULAN DAN SARAN Permukiman ENCLOSURE, Volume 5 Kesimpulan Nomor 1. Maret 2006. Dari hasil penelitan selama pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa ITDP Indonesia. (2019). Panduan Desain Fasilitas point penting sebagai berikut: Pejalan Kaki: DKI Jakarta 2017- 2022 1. Pada Jalan Dr Radjiman, Kauman, Surakarta sudah terdapat jalur pejalan (Versi 2.0). Jakarta: ITDP Indonesia kaki dengan lebar 2 meter pada sektor 1 John W. Creswell.[2016]. Pendekatan Metode dan 3 meter pada sektor 2. 2. Jalur pejalan kaki banyak disalahfungsikan Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, untuk PKL dan parkir kendaraan. Vol.4. 3. Jalur pejalan kaki sangat padat aktivitas dan juga adanya moda transportasi Lily, M. (2010). Fungsi dan Peran Jalur seperti BST dan angkutan umum yang Pedestrian bagi Pejalan Kaki (sebuah mengantri untuk mengambil penumpang, sehingga sulit untuk memastikan rasa studi banding terhadap fungsi aman pada pejalan kaki. pedestrian. Jakarta: Arstektur Universitas 4. Fasilitas pendukung dan infrastruktur penunjang penyandang cacat sudah ada Muhammadiyah Jakarta tapi hanya di beberapa titik dan tidak Prijadi, Rachmat, 2014. Pengaruh Material terawat. 5. Pejalan kaki tidak nyaman saat Penutup Pedestrian Terhadap menyebrang karena padatnya jalan, dan kenyamanan Gerak Pejalan Kaki di juga perilaku dan kecepatan pengendara yang tinggi. Kawasan Wisata Pusat Kota Manado. Thesis Magister Arsitektur Universitas Saran Sam Ratulangi, Manado. Saran yang dapat diberikan dalam rencana pengembangan jalur pejalan kaki, yaitu antara lain: 1. Harus ada pengkondisian para PKL dan parkir kendaraan. 2. Harus ada pengkondisian untuk moda transportasi seperti BST dan angkutan umum dalam hal pengambilan penumpang. 3. Harus ada perbaikan dan penambahan fasilitas pendukung seperti tempat duduk, bak sampah, halte dan lampu penerangan. 4. Harus ada perbaikan zebra cross dan atau lampu isyarat lalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA
Iswanto, Danoe. (2006), Pengaruh Elemen-
elemen Pelengkap Jalur Pedestrian Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan