Oleh:
20.02.381
MTJ 3.9
LATAR BELAKANG
Manfaat dari prasarana dan sarana ruang pejalan kaki adalah untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, yang
menghubungkan dari satu tempat dengan tempat lain. Dengan makin banyaknya fasilitas yang nyaman akan ketersediaan
kenyamanan, masyarakat kini mulai harus bisa membiasakan diri dengan perkembangan yang ada. Salah satunya adalah karena
pemadatan kalur kendaraan pada titik jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Hal ini dapat di realisasikan atau di evaluasi agar
untuk kedepannya masalah transportasi, masyarakat dalam beraktivitas dapat berjalan dengan nyaman,aman serta cepat.
maka diperlukan perencanaan beberapa aspek seperti pembuatan jalur khusus pejalan kaki terpisah dengan jalur hijau, serta
fasilitas menyebrang jalan seperti JPO dan Guiding Block pada tangga untuk penerita disabilitas masyarakat.
PERENCANAAN
Perencanaan untuk prasarana pejalan kaki di jalur Jl.Jenderal Sudirman- Duta Mall
Banjarmaisin dirancang dimana akan di lakukan sepanjang 1Km dengan beberapa
prasarana tambahan didalamnya. Pada perencanaan ini, rekayasa prasarana untuk pejalan
kaki sendiri di harapkan dapat menarik masyarakat untuk dapat memudahkan melakukan
mobilitas dengan metode Pejalan Kaki.
GEOMETRI JALAN SUDIRMAN-MARTAPURA DAN
JALAN MARTAPURA-BANJARMASIN
- Panjang : 40 Meter
- Lebar Jalan : 10 Meter
- Jumlah Lajur : 4 Lajur
- Jumlah Jalur : 2 Jalur
- Median : 1 Meter
- Trotoar : Kanan : 1,20 Meter
Kiri : 1,20 Meter
- Drainase : 1 Meter
- Dengan C : 17, 028 smp/jam
Pada jalan tersebut dapat di definisikan untuk rencana
pembangunan jalur khusus pejalan kaki yang dimana
pada jalan tersebut masih memiliki ruang untuk para
pejalan kaki. Maka dapat di operasikan/diusulkan untuk
dibangunya prasarana pejalan kaki pada jalan tersebut,
dimana lokasi tersebut adalah pusat masyarakat dalam
beraktivitas.
1. JALUR PEJALAN KAKI
Pada system pembangunan perencanaan
jalur pejalan kaki perlu adanya
perhitungan untuk menentukan
lebar efektif jalur pejalan kaki
tersebut dimana dengan mencari P P
lebar efektif minimum trotoar . .
dengan rumus W= (V/35)+ N K K
sehingga dengan menggunakan A A
rumus tersebut, maka akan di K K
dapatkan sebuah lebar efektif pada I I
jalur pejalan kaki tersebut.
Lebar efektif pada jalur pejalan kaki:
W= (V/35)+N
Sesuai dengan ketentuan di Atas adalah parameter bangkitan pejalan kaki
yang dapat didapatkan dari hasil Survey pejalan kaki, dan dapat di
sesuaikan dengan ketentuan tabel di atas, apakah di jalan tersebut
memiliki bangkitan yang tinggi,sedang, atau rendah
JPO (JEMBATAN PENYEBRANGAN ORANG)
P P
. JPO .
K K
A A
K K
I I
JPO yang dibuat pada kedua jalan tersebut memiliki perencanaan dengan berbagai
pertimbangan. Dimana pada jalan tersebut sangat ramai oleh aktivitas masyarakat
Banjarmasin, volume kendaraan yang padat, frekuensi terjadinya kecelakaan yang
melibatkan pejalan kaki cukup tinggi karena kecepatan kendaraan yang tinggi sehingga
perlu dibuatnya JPO pada Jl.Jenderal Sudirman.
DIMENSI JPO
1) Jembatan penyeberangan pejalan kaki memiliki lebar minimum 2,0
m dan kelandaian tangga maksimum 20o; (bisa 8%)
Beberapa yang harus di jadikan perhatian dalam menindak lanjuti permasalahan yang muncul dalam
perencanaan jalur untuk pejalan kaki dan JPO ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan yang optimal dengan beberapa kajian serta di rancang sesuai dengan lapangan agar
manfaat serta kualitas tidak sia-sia dan dapat digunakan sebaik mungkin oleh masyarakat
2. Adanya jalur pejalan kaki dan JPO dimaksudkan untuk mencegah adanya kecelakaan oleh pejalan
kaki akibat penyebrangan yang tidak tertib. Dengan desain yang berteknologi canggih, bersih dan
nyaman, diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk berpindah dari transportasi ke pejalan
kaki, yang di maksud kan untuk mengurangi polusi udara akibat kendaraan bermotor
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik.