PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bagian penting dalam jalan raya adalah persimpangan, karena
lintas. Simpang sebagai titik lemah system jaringan jalan sering tidak diperhatikan
dengan seksama. Banyak terlihat kinerja simpang yang tidak efisien dan
menciptakan transportasi yang lebih baik. Pada suatu persimpangan jika panjang
antrian sudah melebihi yang ditentukan, maka simpang tersebut bisa dikatakan
pada jalan yang potensial menimbulkan hambatan bila tidak ditangani sacara
teknis.
sering terjadi kemacetan, antrian, dan tundaan karena arus lalu lintasnya yang
cukup padat terutama pada jam sibuk. Berdasarkan permasalahan diatas, simpang
bersinyal di Jalan Goa Ria, Pai, Kec Biringkanaya perlu dianalisis untuk
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja pada pesimpangan jalan Goa Ria, Pai, Kec Biringkanaya?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui besar volume lalu lintas yang melalui persimpangan jalan
2. Untuk mengetahui kinerja pada persimpangan jalan Goa Ria, Pai, Kec
Biringkanaya.
D. Batasan Masalah
1. Observasi yang dilakukan hanya di lakukan pada persimpangan jalan Goa Ria,
3. Penelitian ditujukan untuk waktu siklus lampu lalu lintas pada persimpangan
jalan tersebut.
4. Penelitian membatasi titik atau lokasi yang akan diteliti dan waktu survey lalu
lintas yaitu sebanyak dua hari yaitu hari senin mewakili hari kerja dan hari
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan topik penelitian, maka pada bab ini akan membahas aspek
karakteristik lalu lintas berdasarkan referensi yang ada, khususnya yang berkaitan
Lampu lalu lintas menurut Oglesby dan Hicks (1982) adalah semua
peralatan pengatur lalu lintas yang menggunakan tenaga listrik kecuali lampu
pemasangan lampu lalu lintas bertujuan untuk satu atau lebih fungsi-fungsi
sebagai berikut :
4. mengkoordinasikan lalu lintas dibawah kondisi jarak sinyal yang cukup baik,
sehingga aliran lalu lintas tetap berjalan menerus pada kecepatan tertentu,
7. sebagai pengendali pertemuan jalan pada jalan masuk menuju jalan bebas
hambatan,
B. Teori Persimpangan
Definisi persimpangan adalah suatu daerah umum dimana dua ruas jalan
atau lebih bergabung atau berpotongan, termasuk fasilitas – fasilitas yang ada di
pinggir jalan untuk pergerakan lalu lintas dalam daerah tersebut (Antonio Vicente
Sinyal lalu lintas adalah alat kontrol elektris untuk lalu lintas
menggunakan isyarat dari lampu lalu lintas (Amir Sanjaya, Eti Sulandari, Said
Basalim, 2016). Fungsi pemisahan arus ini menjadi sangat penting karena
pertemuan arus kendaraan terutama dalam volume yang cukup besar akan
lalu lintas dipersimpangan. Pengaturan arus lalu lintas pada persimpangan pada
bergerak secara bergantian sehingga tidak mengganggu antar arus yang ada. Ada
berbagai jenis kendali dengan menggunakan kendali lampu lalu lintas dimana
pertimbangan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi persimpangan yang
jalur/arah tertentu
beberapa simpang yang terdapat dalam suatu jaringan jalan dalam suatu
kawasan.
Menurut PKJI 2014, dalam pengaturan dan pengoprasian sinyal lampu lalu
1. Fase sinyal, yaitu bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan
2. Waktu siklus, yaitu waktu untuk ukuran lengkap dari indikasi sinyal. waktu
rata. Jika nilai rasio arus (FR) mendekati atau lebih dari satu maka simpang
tersebut adalah lewat jenuh dan rumus tersebut akan menghasilkan waktu
siklus yang sangat tinggi atau negatif. Jika perhitungan menghasilkan waktu
siklus yang lebih dari batas yang disarankan, maka hal ini menunjukkan
2. Pengaturan sinyal aktuasi (detektor hanya dipasang pada jalan minor atau
erdiri dari sebuah jalan minor atau penyeberangan pejalan kaki dan
berpotongan dengan jalan arteri. Pada keadaan ini sinyal selalu hijau untuk
3. Pengaturan sinyal aktuasi penuh adalah model pengaturan yang paling efisien
C. Simpang bersinyal
Pada umumnya sinyal lalu lintas digunakan karena berbagai alasan antara
lain :
1. Untuk menghindari kemacetan akibat adanya konflik arus lalu lintas sehingga
diterapkan untuk memisahkan lintasan dari gerakan – gerakan lalu lintas yang
problem yang terjadi karena gerakan – gerakan lalu lintas yang saling
gerakan arus lalu lintas yang datang dari jalan – jalan yang saling
berpotongan.
membelok dari arus lalu lintas lurus melawan, atau memisahkan Gerakan
melewati suatu penampang jalan dalam satu satuan waktu, atau secara praktis
dalam satu satuan waktu. Volume lalu lintas yang terjadi selalu tidak tetap, tetapi
akan berubah-ubah menurut hari pada jalur tetap. Volume lalu lintas ini sangat
dipengaruhi oleh musim dalam setahun, hari dalam seminggu, jam dalam sehari.
Disamping itu juga dipengaruhi oleh komposisi lalu lintas, pembagian jurusan
jalan, klasifikasi jalan, jenis penggunaan daerah, sifat jalan (jalan komplek, jalan
tol dan lain-lain) dan secara umum dipengaruhi oleh geometrik jalan.
hour). Waktu sibuk adalah volume saat jalan menerima jumlah lalu lintas tertinggi
pada saat jam sibuk. Umumnya dalam menentukan volume lalu lintas
berpedoman pada waktu sibuk, yaitu saat jalan menerima beban maksimum.
n
Q= ............................................................................................................
t
(1)
Menurut Bukhari (2002), volume lalu lintas tidak merata sepanjang waktu
melainkan berfluktuasi. Hubungan antara volume dan waktu (fluktuasi) lalu lintas
Menurut Bukhari (2002), pada umumnya lalu lintas pada jalan raya terdiri dari
dan kendaraan tak bermotor. Kendaraan dengan ukuran dan berat yang berbeda
mempunyai sifat yang berbeda pula. Misalnya kendaraan truk mempunyai ukuran
dan berat lebih besar, disamping itu juga mempunyai kelincahan lebih rendah
perencanaan jalan antara lain, memerlukan lebar jalur dan kebebasan samping
yang lebih besar, sehingga dapat menurunkan kapasitas jalan. Untuk dapat
kendaraan rencana.
Maka pengaruh dari setiap jenis kenderaan terhadap keseluruhan arus lalu
mobil penumpang (smp). Untuk menilai setiap kendaraan kedalam satuan mobil
penumpang (smp) pada daerah data, dalam hal ini Dinas Bina Marga telah
Indonesia.
G. Persimpangan Sebidang
dimana dua atau lebih ruas jalan (link) saling bertemu berpotongan yang
mencakup fasilitas jalur jalan (road way) dan tepi jalan (road side), dimana lalu
lintas menerus dan lalu lintas yang saling memotong pada satu atau lebih dari kaki
H. Kondisi Geometrik
Menurut Bukhari, dkk (2004 : 8), menyatakan jalan ideal adalah jalan
yang mempunyai lebar lajurnya sebesar 3,75 m (12 ft) dan tidak ada gangguan
(1999: 24, 28, 29), lebar jalan minimum untuk jalan lokal adalah 5,50 m (2 x 2,75
Sketsa pola geometrik digambarkan pada Formulir USIG-I, dapat kita lihat
contoh pada Lampiran Gambar A.2.1 Halaman 30. Nama jalan minor dan utama
dan nama kota dicatat pada bagian atas sketsa sebagaimana juga nama pilihan dari
alternatif rencana. Untuk orientasi sketsa sebaiknya juga memuat panah penunjuk
arah. Jalan utama adalah jalan yang dipertimbangkan terpenting pada simpang,
misalnya jalan dengan klasifikasi tertinggi. Untuk simpang 3- lengan, jalan yang
menerus selalu jalan mayor. Pendekat jalan minor sebaiknya diberi notasi A dan
C, pendekat jalan utama diberi notasi B dan D. Pemberian notasi dibuat searah
jarum jam.
mengenai informasi tentang kereb, lebar jalur, bahu dan median. Jika median
cukup lebar sehingga memungkinkan melintasi simpang dalam dua tahap dengan
adalah jarak dibagi dengan waktu tempuh. Kecepatan lalu lintas dirumuskan
sebagai berikut :
d
u = .................................................................................................................
t
(2)
Dimana :
u = Kecepatan (km/jam)
ukuran kualitas sebagai rangkaian dari beberapa faktor yang mencakup kecepatan
cost). Sehingga LOS sebagai tolak ukur kualitas suatu kondisi lalu lintas,maka
volume pelayanan harus kurang dari kapasitas jalan itu sendiri. LOS yang tinggi
didapatkan apabila cycle time yang pendek akan menghasilkan delay yang kecil
Tingkat
Rasio (V/C) Karaktersitik
pelayanan
Penelitian oleh YUSMEI GULO Tahun 2019, Maksud dari penelitian ini
adalah untuk menganalisa lampu lalu lintas pada persimpangan Jl. Letda Sujono –
Mandala By Pass – Jl. Selamet Ketaren terhadap titik konflik kendaraan. “Analisa
hasil hitungan yang diperoleh di lapangan kapasitas yang terjadi di simpang jalan
Mandala pada hari Senin (pukul 17.00 – 18.00 WIB). Data tersebut diambil pada
kejenuhan yang terjadi di simpang jalan Mandala pada hari Senin pukul 17.00 –
18.00 WIB untuk masing-masing pendekat utara, barat, selatan, dan timur adalah
1,54 > 0,75 untuk semua pendekat, dengan nilai tundaan sebesar 467,11 det/smp
dan tingkat kinerja pelayanan jalannya F (buruk sekali). Data tersebut diambil
pada pengambilan survey paling puncak selama survey 3 hari di lapangan. 3. Dari
hasil alternatif didapat nilai waktu siklus yang lebih sedikit, yaitu waktu siklus
100 detik. Dengan waktu siklus yang lebih singkat maka arus lalu lintas sudah
mulai stabil dan lancar, sehingga kepadatan lalu lintasnya sudah mulai berkurang
kecepatan dapat dikontrol oleh lalu lintas. waktu siklus 100 detik. Dengan waktu
siklus yang lebih singkat maka arus lalu lintas sudah mulai stabil dan lancar,
sehingga kepadatan lalu lintasnya sudah mulai berkurang dan pengendara aman
Tundaan rata rata simpangnya didapat sebesar 15,08 det/smp dengan tingkat
pelayanannya C (sedang) yang artinya arus stabil, kecepatan dapat dikontrol oleh
lalu lintas.
judul “Analisa traffic control pada simpang jalan pelangi medan” yang telah
dilakukan, maka dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Metodologi yang dipakai dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini dibagi
menjadi tiga tahap. Tahap 1 yaitu persiapan dan studi literatur, tahap 2 adalah
survey lapangan untuk memperoleh data primer dan data sekunder, dan tahap 3
di simpang Pelangi pada hari Senin (16/07/2018) pukul 17.00 – 18.00 WIB
untuk masing-masing pendekat utara, barat, selatan, dan timur adalah 2624
smp/jam, 1138 smp/jam, 2298 smp/jam, 1180 smp/jam. Data tersebut diambil
barat, selatan, dan timur adalah 0,74 untuk semua pendekat. Data tersebut
lapangan.
“Analisis kinerja simpang tanpa sinyal (studi kasus : simpang tiga ringroad -
pada hari rabu, 19 November 2013 pukul 17.00 – 18.00 dengan jumlah arus
2. Diperoleh nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,98. Nilai ini lebih besar dari
3. Tundaan simpang (D) adalah sebesar 18,1070 detik/smp dan nilai peluang
antrian sebesar 38 % - 76 %.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih pada penelitian adalah persimpangan yang terletak
diadipura lama Jalan Urip sumaharjo, pemilihan lokasi ini karena kerap terjadi
C. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1. Stopwatch
Berfungsi sebagai alat acuan untuk mengetahui volume kendaraan yang ada
2. Rol meter
3. Kamera
4. Tripod
Sebagai alat dudukan untuk kamera pada saat survei untuk menstabilkan
5. Laptop
Digunakan untuk mengolah data hasil survei menggunakan perangkat lunak
Ms. Excel
D. Waktu Penelitian
1. Satu hari mewakili hari kerja yaitu hari senin dan kamis
Dalam satu hari dilakukan pengamatan pada jam – jam puncak (peak
Untuk mengetahui jam – jam besar volume lalu lintas yang melalui
E. Pelaksanaan Penelitian
maka penelitian ini meliputi latar belakang, persiapan, pengumpalan data dan
analisis pergerakan lalu lintas di simpang jalan tersebut. Maka daripada itu
terjadi dalam perkembangan lalu lintas di wilayah Makassar, selain itu melakukan
survei lapangan guna mengetahui kondisi existing lokasi penelitian juga untuk
dalam proses penelitian. Adapun beberapa metode yang dilakukan yaitu antara
lain:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil surrvei yang dilakukan
c. Data sinyal
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh darri dinas terrkait, seperti dinas,
kantor, dan lainnya. Data sekunder yaitu data kependudukan dan peta jaringan
jalan. Pengumpulan data sekunder yaitu dengan cara meminta kepada dinas/kantor
terkait.
G. Tujuan Metodologi
pemecahan masalah sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah diteteapkan
dipertanggung jawabkan.
pola arus lalu lintas, lokasi survei yang akan dipilih dan jam puncak (peak hour)
dan juga kondisi lingkungan di sekitar simpang. Adapun hal-hal yang perlu
untuk survey.
dan melakukan revisi sesuai dengan keadaan lapangan serta kondisi yang
mungkin dihadapi.
dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil dari lapangan
sumber lain, sumber ini didapat dari instansi swasta dan instansi pemerintah
antara lain dapat berupa laporan penelitian, laporan sensus, peta,dan foto.
a. Mencatat lamanya waktu menyala tiap fase dengan alat pencatat waktu.
b. Waktu siklus diperoleh dengan cara mencatat lamanya waktu semua fase
c. Waktu hilang diperoleh dengan menjumlahkan fase merah semua dan fase
kuning.
n
Q= ..........................................................................................................
t
(3)
K. Analisa Data
Setelah data selesai dikelolah selanjutnya dilakukan analisis berdasarkan
hasil survey lapangan. Tahapan ini meliputi analisa hasil perhitungan volume lalu
lintas dan efektifitas kinerja lalu lintas. Untuk menganalisa data yang didapat dari
hasil pengelolaan data perhitungan volume dan digunakan waktu selama 2 hari
Mulai
Studi literatur
Persiapan survey
1. Survei Pendahuluan
2. Penyiapan Logistik Survei
3. Pelaksanaan Survei
Pengambilan data
Analisis dan
pembahasan
Kesimpulan dan
saran
Selesai