Anda di halaman 1dari 11

ANALISA PERENCANAAN PERSIMPANGAN DI EMPAT TITIK

DI SEPANJANG JALAN DR. M. ISA UNTUK MENENTUKAN


PENERAPAN TRAFFIC LIGHT DIKOTA PALEMBANG
Muhammad Novriansyah

Program studi teknik sipil, fakultas teknik, universitas muhammadiyah palembang

bearing@um-palembang.ac.id

Abstrak
The intersection on Dr.M. Isa road is a crowded place for vehicles, especially along the road. Where in
the store does not have a traffic controller in the form of Traffic Light. By analyzing and conducting
surveys in the field will be obtained in the inequality whether traffic light should be installed or not so
that what is planned does not cause problems that can cause losses that can cause losses whether yourself
or others. To that end, the author took the title of "Analysis of crossing planning at four points along the
road dr.m. Isa to determine the application of traffic light in palembang city" to determine which
intersections require the application of traffic lights in accordance with the requirements of the Decree of
the Director General of Land Transportation No. 273 / HK.105 / DR JD / 96 on Technical Guidelines for
Traffic Regulation at Stand-Alone Intersections with Traffic Signaling Tools and width vehicle plan to
determine the application of traffic lights. After conducting a survey at the four three points, it was found
that in the four intersections have not met the requirements in accordance with existing provisions so that
the four three storage points still do not require the application of traffic lights.
Key words : Traffic light, Intersection, Requirements, Road width, traffic volume

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang pejalan kaki (zebra cross) dan tempat arus
Salah satu titik ruas jalan yang mempunyai lalu lintas lainnya.Lampu ini yang
peranan besar di kota palembang adalah menandakan kapan kendaraan harus
persimpangan di sepanjang jalan dr. M. Isa berjalan dan berhenti secara bergantian dari
tingkat kepadatan dan keramaian lalu lintas berbagai arah lalu lintas.
di titik ruas jalan ini cukup besar karena Menurut Pasal 7 Undang-Undang
merupakan salah satu akses ke beberapa (UU) No. 38/2004 tentang jalan, sistem
tempat di kota palembang. jaringan jalan meliputi jaringan jalan
Hal ini merupakan permasalahan yang primer dan sekunder. Sistem jaringan jalan
harus disikapi dengan bijak dan kreatif primer melayani distribusi barang dan jasa
tidak hanya oleh pemerintah sebagai untuk pengembangan semua wilayah
pelayan dan abdi masyarakat, tetapi juga ditingkat nasional dengan menghubungkan
para akademisi dan praktisi di bidang semua simpul jasa distribusi yang berwujud
teknik sipil. Untuk menindak lanjuti pusat-pusat kegiatan.
tahapan studi tersebut dengan Persimpangan adalah simpul dalam
memperhatikan kondisi yang ada dan jaringan transportasi dimana dua atau lebih
rencana pengembangan di masa yang akan ruas jalan bertemu, disini arus lalu lintas
datang maka menjadi acuan bagi penulis mengalami konflik. Untuk mengendalkan
untuk mengajukan skripsi dengan judul konflik ini ditetapkan aturan lalu lintas
‘’analisa perencanaan persimpangan di untuk menetapkan siapa yang mempunyai
empat titik di sepanjang jalan dr. m. isa hak terlebih dahulu untuk menggunakan
untuk menentukan penerapan traffic light persimpangan. Setiap persimpangan
dikota palembang’’. mencakup pergerakan lalu lintas menerus
Tinjauan Pustaka dan lalu lintas yang saling memotong pada
Pemberi Isyarat Lalu Lintas atau satu atau lebih dari kaki persimpangan dan
(APILL) adalah lampu yang mengendalikan mencakup juga pergerakan perputaran.
arus lalu lintas yang terpasang di Metode – metode yang digunakan dalam
persimpangan jalan, tempat penyeberangan menghitung traffic light.

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 1


1. Metode Inggris (Webster) indonesia didasarkan pada pertimbangan
Metode ini mempunyai urutan nyala keselamatan lalu lintas dengan cara
lampu agak berbeda. Antara merah dan demikian tidak ada pemakai jalan yang
hijau dinyalakan lampu merah dan kuning ( diberi informasi dan kesempatan untuk
amber ) bersama – sama. Sehingga urutan bergerak sebelum lampu hijau menyala.
nyala lampu untuk satu siklus ialah : Dalam perencanaan geometrik jalan
merah – merah / kuning ( amber ) – hijau – terdapat beberapa parameter perencanaan.
kuning – merah. Seperti kendaraan rencana, kecepatan
2. Metode amerika rencana, volume dan kapasitas jalan, dan
Metode ini digunakan di indonesia tingkat pelayanan yang diberikan oleh jalan
dengan urutan nyala lampu merah – hijau - tersebut.
kuning ( amber ) merah. Pola yang dianut
oleh negara amerika serikat dan negara

Tabel 1. Ukuran kendaraan rencana


Jenis kendaraan
Kendaraan Truck / bus tanpa Kombinasi
penumpang gandeng
Panjang total 4,7 12,0 16,5
Lebar total 1,7 2,5 2,5
Tinggi 2,0 4,5 4,0
Depan tergantung 0,8 1,5 1,3
Jarak gandar 2,7 6,5 4,0 ( depan )
9,0 ( belakang )
Belakangan tergantung 1,2 4,0 2,2
Radius putar min 6 12 12
Sumber : direktorat jenderal bina marga ( 1988 )

persyaratan sesuai Keputusan Direktur simulasi komputer untuk menghasilkan


Jenderal Perhubungan Darat No. prosedur yang sangat baik dalam
273/HK.105/DR JD/96 tentang Pedoman mendesain lampu lalu lintas. Asumsi dasar
Teknis Pengaturan Lalu Lintas Di dalam pekerjaan webster adalah bahwa
Persimpangan Berdiri Sendiri dengan Alat kedatangan kendaraan secara acak. Webster
Pemberi Isyarat Lalu Lintas yang harus mengembangkan persamaan klasik untuk
dipenuhi untuk pemasangan lampu lalu menghitung penundaan rata – rata
lintas pada suatu persimpangan berdasarkan perkendaraan ketika mendekati
alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL persimpangan, dan juga menurunkan
adalah sebagai berikut : sebuah persamaan untuk memperoleh
1. Arus minimal lalu lintas yang waktu siklus optimum yang menghasilkan
menggunakan rata – rata di atas 750 penundaan kendaraan minimum.
kendaraan / jam selama delapan jam Tahapan penghitungan lampu lalu lintas
dalam sehari. dengan metode webster :
2. Bila waktu menunggu / tundaan rata – 1. Tentukan banyaknya dan urutan stage
rata kendaraan di persimpangan telah 2. Hitung rasio antara volume lalu lintas
melampaui 30 detik. dan arus jenuh (q/s) setiap pergerakan
3. Suatu persimpangan digunakan oleh rata 3. Tentukan nilai q/s kritis (y) tiap stage
– rata lebih dari 175 pejalan kaki / jam 4. Tentukan Y = ∑ y bila y > 0,8
selama delapan jam dalam sehari. dilakukan perhitungan ulang
4. Sering terjadi kecelakaan pada 5. Hitung L = ∑ waktu hilang dalam
persimpangan yang bersangkutan. siklus
5. Dan kombinasi dari sebab – sebab yang Keterangan :
disebutkan di atas. n = jumlah fase / stage
Dalam merencanakan traffic light Ip = Integreen periode, Ip normal
dapat mengunakan metode webster. Metode tergantung dari ukuran simpang
webster menggunakan menggunakan I1 = Waktu hilang di awal priod hijau,
pengamatan lapangan yang eksentip dan dimana kendaraan kehilangan start

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 2


awal pada saat akan memulai lampu lalu lintas atau traffic light dalam
pergerakan upaya untuk memecahkan permasalahan
I2 = Waktu hilang di akhir priode kemacetan lalu lintas dan juga sebagai
hijau, akibat masih adanya faktor keselamatan berlalulintas.
kendaraan yang melewati simpang
pada saat nyala kuning Lingkup penelitian
6. Hitung waktu siklus optimal (Co) Dalam lingkup penelitian ini meliputi
7. Pilih waktu siklus ( c ) antara 0,75 Co sebagai berikut.
sampai 1,5 Co. 1. Melakukan survey ke lokasi yang akan
8. Hitung waktu hijau efektip total, ditinjau.
Eg=C - L 2. Mengukur setiap lebar jalan pada setiap
9. Hitung waktu hijau efektip tiap stage, simpang untuk menentukan lebar jalan
gi = (C – L ) efektif.
Keterangan : 3. Menghitung volume kendaraan pada
C = waktu siklus setiap titik simpang yang ditinjau.
Eg = waktu hijau efektip total 4. Menghitung tundaan kendaraan dalam
gi = waktu hijau efektip setiap stage setiap titik simpang yang akan ditinjau.
yi = volume hijau / arus jenuh 5. Menhitung jumlah pejalan kaki yang
menyebrang pada setiap titik simpang.
10. Hitung waktu hijau aktual
6. Menganalisa tingkat kecelakaan pada
k = gi + 11 + 12 – ɑ setiap titik simpang dengan mengambil
Keterangan : data di instansi terkait.
k = waktu hijau aktual 7. Menentukan simpang yang layak atau
a = amber time belum layak dengan menganalisa
Ideal nya arus jenuh ditentukan mengunakan persyaratan-persyaratan
berdasarkan pengukuran dilapangan, yang berlaku.
tetapi untuk mudahnya arus jenuh dapat 8. Menyimpulkan berdasarkan rekap data
diprediksi dengan persamaan : dengan menentukan persyaratan-
S = 525 x W persyaratan yang berhubungan dengan
Keterangan : merencanakan lampu lalu lintas.
S = Arus jenuh, smp / jam
W = Lebar efektip mulut jalan II. METODOLOGI
Lokasi penelitian di sepanjang jalan
Perumusan masalah
dokter M,Isa yang memiliki empat titik
Berbagai permasalahan yang timbul antara persimpangan yang berupa tiga simpang di
lain : masing-masing titik persimpangan Untuk
lebih jelas dapat di lihat pada Gambar
1. Kepadatan lalu lintas di empat titik berikut ini:
simpang pada jam sibuk sangat tinggi
diukur dengan tingginya volume
kendaraan.
2. Keadaan simpang yang belum ada
sinyal.
3. Faktor keselamatan pengendara akibat
tidak adanya lampu lalu lintas.
4. Kesadaran berlalu lintas pengemudi
masih rendah.
Maksud dan tujuan
maksud dari penelitian ini yaitu
merencanakan dan menentukan kebutuhan
traffic light di jalan dr. M. Isa yang
dilakukan pada empat titik simpang tiga
dengan menganalisa dititik mana yang Gambar 1. Lokasi penelitian
memerlukan adanya traffic light.
Tujuan dari penelitian ini untuk Dalam pengumpulan data ini
menentukan simpang mana yang harus ada digunakan beberapa metode yang bertujuan

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 3


agar dalam melakukan pengumpulan data relevan dapat mempengaruhi hasil
bias mendapatkan data yang lengkap dan penelitian.
seakurat mungkin. Metode pengumpulan
data terbagi dua : Bagan alir penelitian

Pengumpulan data primer


Data primer adalah data yang
dikumpulkan dari lapangan diolah sendiri,
pengumpulan data primer ini dilakukan
secara langsung melalui proses pengamatan
dan pengukuran terhadap bahan kajian
dilapangan.
Adapun metode survey dilakukan antara
lain :
1. Survey inventarisasi jalan dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui
Lebar jalan, jenis kendaraan yang
lewat, fasilitas dan perlengkapan jalan
yang ada seperti rambu dan marka
jalan.
2. Survey Perhitungan Volume Lalu
Lintas ( traffic contring ) Survey ini
dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui pola umum lalu lintas di
empat titik simpang sepanjang jalan
Dokter M.Isa.
Dalam pelaksanaan survey ini maka
persiapan yang perlu dilakukan adalah
mempersiapkan peralatan survey yang
meliputi:
1. Formulir survey
2. Alat tulis
3. Jam
4. Pita meteran
5. Tally counter
6. handphone

Pengumpulan data sekunder


Data sekunder adalah data yang
diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
dalam pengumpulan data sekunder ini
dilakukan dengan metode literature
mengumpulkan data dari buku-buku
referensi yang berhubungan dengan lalu
lintas dan juga dapat diperoleh dari instansi
yang memiliki data yang diperlukan dalam
menganalisa tinjauan yang akan dilakukan.
Kelebihan dari data sekunder adalah
waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk
penelitian, untuk mengklasifikasi
permasalahan dan mengevaluasi data,
relatif lebih sedikit dibandingkan dengan
pengumpulan data primer. Kekurangan dari
data sekunder adalah sumber data terjadi
kesalahan, kadaluwarsa atau sudah tidak Gambar 2. Bagan alir penelitian

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 4


III. HASIL DAN PEMBAHASAN kendaraan / jam selama delapan jam
dalam sehari.
Berdasarkan persyaratan lebar jalan 2. Bila waktu menunggu / tundaan rata –
rencana dan persyaratan berdasarkan rata kendaraan di persimpangan telah
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan melampaui 30 detik.
Darat No. 273/HK.105/DR JD/96 tentang 3. Suatu persimpangan digunakan oleh rata
Pedoman Teknis Pengaturan Lalu Lintas Di – rata lebih dari 175 pejalan kaki / jam
Persimpangan Berdiri Sendiri dengan Alat selama delapan jam dalam sehari.
Pemberi Isyarat Lalu Lintas maka didapat 4. Sering terjadi kecelakaan pada
lebar jalan pada setiap simpang dan volume persimpangan yang bersangkutan.
kendaraan tertinggi pada setiap 5. Dan kombinasi dari sebab – sebab yang
persimpangan sebagai perbandingan untuk disebutkan di atas.
menentukan kelayakan pada simpang Dalam perencanaan geometrik jalan
tersebut. terdapat beberapa parameter perencanaan.
Seperti kendaraan rencana, kecepatan
rencana, volume dan kapasitas jalan, dan
tingkat pelayanan yang diberikan oleh jalan
tersebut. Parameter-parameter ini
merupakan penentu tingkat kenyamanan
dan keamanan yang dihasilkan oleh suatu
bentuk geometrik jalan. Untuk perencanaan
geometrik jalan, ukuran lebar kendaraan
rencana akan mempengaruhi lebar lajur
yang dibutuhkan. Sifat membelok
kendaraan akan mempengaruhi
perencanaan tikungan, dan lebar median
dimana mobil diperkenankan untuk
Gambar 3. Tinjauan lokasi penelitian memutar ( u turn ). Dalam hal ini bisa
direncanakan lebar dari jalan yang efektif
persyaratan berdasarkan Keputusan untuk di persimpangan dalam
Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. merencanakan traffic light. Persyaratan
273/HK.105/DR JD/96 tentang Pedoman untuk lebar rencana kendaraan dengan
Teknis Pengaturan Lalu Lintas Di mengambil lebar rencana pada setiap
Persimpangan Berdiri Sendiri dengan Alat kendaraan untuk menentukan kelayakan
Pemberi Isyarat Lalu Lintas pada lebar jalan pada setiap simpang
1. Arus minimal lalu lintas yang tersebut.
menggunakan rata – rata di atas 750

Tabel 2. Ukuran kendaraan rencana


Jenis kendaraan
Kendaraan Truck / bus tanpa Kombinasi
penumpang gandeng
Panjang total 4,7 12,0 16,5
Lebar total 1,7 2,5 2,5
Tinggi 2,0 4,5 4,0
Depan tergantung 0,8 1,5 1,3
Jarak gandar 2,7 6,5 4,0 ( depan )
9,0 ( belakang )
Belakangan tergantung 1,2 4,0 2,2
Radius putar min 6 12 12
Sumber : direktorat jenderal bina marga ( 1988 )

Dari persyaratan-persyaratan yang didapat untuk menentukan kelayakan


berlaku untuk menentukan lebar jalan dan simpang pada simpang tiga titik 1 sampai
juga volume kendaraan, tundaan, volume simpang tiga titik 4 sebagai berikut.
pejalan kaki, dan data kecelakaan maka

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 5


Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 6
Tabel 3. Syarat persimpangan untuk pemasangan lampu lalu lintas dan data survey
Syarat yang harus dipenuhi
untuk pemasangan lampu Belum
No Simpang 3 titik 1 Simpang 3 titik 2 Simpang 3 titik 3 Simpang 3 titik 4 layak
lalu lintas pada layak
persimpangan
Arus minimal lalu lintas
yang menggunakan rata –
1 rata di atas 750 729 720 724 736 725 709 605 689 709 720 722 690 – 
kendaraan / jam selama
delapan jam dalam sehari.
Bila waktu menunggu /
tundaan rata – rata
2 kendaraan di 17,43 12,20 9,13 25,45 – 
persimpangan telah
melampaui 30 detik.
Suatu persimpangan
digunakan oleh rata – rata
3 lebih dari 175 pejalan 5 8 5 5 – 
kaki / jam selama delapan
jam dalam sehari
Sering terjadi kecelakaan
4 pada persimpangan yang – – – – – 
bersangkutan.
Dan kombinasi dari sebab
5 – sebab yang disebutkan di – – – – – 
atas.
Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 273/HK.105/DR JD/96.

berdasarkan data diatas dengan menggunakan persyaratan berdasarkan simpang tiga titik 1 sampai simpang tiga titik 4 belum memenuhi persyaratan
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 273/HK.105/DR JD/96 sehinga pada simpang-simpang tersebut belum memerlukan penerapan trafic
tentang Pedoman Teknis Pengaturan Lalu Lintas Di Persimpangan Berdiri light.
Sendiri dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas didapatkan bahwa pada

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 7


Berdasarkan lebar rencana didapatkan pada lebar setiap
simpang adalah sebagai berikut.

Gambar 4. Lebar jalan simpang tiga

A. Lebar rencana kendaraan penumpang


Untuk menentukan lebar jalan efektif untuk pemasangan
traffic light untuk kendaraan penumpang adalah.
Rumus : lebar setengah jalan dilokasi – (lebar kendaraan
penumpang + lebar kendaraan penumpang)
 Jln. Bambang Utoyo
= 3.75 – (1.7 + 1.7) = 0.35 atau 35 cm
 Jln. AKBP Cek Agustus
= 3.99 – (1.7 + 1.7) = 0.59 atau 59 cm
 Jln. Dr. M. Isa
1. lebar jalan titik 1 = 3.95 - (1.7 + 1.7) = 0.55 atau 55 cm
Diketahui lebar jalan sebagai berikut: B. Lebar rencana truck/bus tanpa gandeng
Untuk menentukan lebar jalan efektif untuk pemasangan traffic light
untuk truck/ bus tanpa gandeng adalah.
Rumus : lebar setengah jalan dilokasi – (lebar truck/ bus tanpa gandeng +
lebar truck/ bus tanpa gandeng)
 Jln. Bambang Utoyo = 3.75 – (2.5 + 2.5) = -1.25 atau kurang 1.25 m
 Jln. AKBP Cek Agus= 3.99 – (2.5 + 2.5) = -1.01 atau kurang 1.01 m
 Jln. Dr. M. Isa = 3.95 - ( 2.5 + 2.5) = -1.05 atau kurang 1.05 m

2. Lebar jalan titik 2


Diketahui lebar jalan sebagai berikut:

Gambar 5. Lebar jalan titik 1

Jln. Bambang Utoyo = 3.75


Jln. AKBP Cek Agustus = 3.99
Jln. Dr. M. Isa = 3.95

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 8


3. Lebar jalan titik 3
Diketahui lebar jalan sebagai berikut:

Gambar 6. Lebar jalan titik 2


Gambar 7. Lebar jalan titik 3
Jln. Mayor Ruslan = 3.91
Jln. Dr. M. Isa utara = 3.80 Jln. Bangau = 3.675
Jln. Dr. M. Isa selatan = 3.84 Jln. Dr. M. Isa utara = 3.77
A. Lebar rencana kendaraan penumpang Jln. Dr. M. Isa selatan = 3.81
Untuk menentukan lebar jalan efektif untuk pemasangan traffic light A. Lebar rencana kendaraan penumpang
untuk kendaraan penumpang adalah. Rumus : lebar setengah Untuk menentukan lebar jalan efektif untuk pemasangan traffic light
jalan dilokasi – (lebar kendaraan penumpang + lebar kendaraan penumpang) untuk kendaraan penumpang adalah.
 Jln. Mayor Ruslan = 3.91 – (1.7 + 1.7) = 0.51 atau 51 cm Rumus : lebar setengah jalan dilokasi – (lebar kendaraan penumpang + lebar
 Jln. Dr. M. Isa utara = 3.80 – (1.7 + 1.7) = 0.40 atau 40 cm kendaraan penumpang)
 Jln. Dr. M. Isa selatan = 3.84 – (1.7 + 1.7) = 0.44 atau 44 cm  Jln. Bangau = 3.675 – (1.7 + 1.7) = 0.275 atau 27.5 cm
B. Lebar rencana truck/bus tanpa gandeng  Jln. Dr. M. Isa utara = 3.77 – (1.7 + 1.7) = 0.37 atau 37 cm
Untuk menentukan lebar jalan efektif untuk pemasangan traffic light  Jln. Dr. M. Isa selatan = 3.81 – (1.7 + 1.7) = 0.41 atau 41 cm
untuk truck/ bus tanpa gandeng adalah. Rumus : lebar setengah jalan B. Lebar rencana truck/bus tanpa gandeng
dilokasi – (lebar truck/ bus tanpa gandeng + lebar truck/ bus tanpa gandeng) Untuk menentukan lebar jalan efektif untuk pemasangan traffic light
 Jln. Mayor Ruslan = 3.91 – (2.5 + 2.5) = -1.09 atau kurang 1.09 untuk truck/ bus tanpa gandeng adalah.
m Rumus : lebar setengah jalan dilokasi – (lebar truck/ bus tanpa gandeng +
 Jln. Dr. M. Isa utara = 3.80 – (2.5 + 2.5) = -1.20 atau kurang 1.20 lebar truck/ bus tanpa gandeng)
m  Jln. Bangau = 3.675 – (2.5 + 2.5) = -1.325 atau kurang
 Jln. Dr. M. Isa selatan = 3.84 – ( 2.5 + 2.5) = -1.16 atau kurang 1.325 m
1.16 m

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 9


 Jln. Dr. M. Isa utara = 3.77 – (2.5 + 2.5) = -1.23 atau kurang 1.23 B. Lebar rencana truck/bus tanpa gandeng
m Untuk menentukan lebar jalan efektif untuk pemasangan trafic light
 Jln. Dr. M. Isa selatan = 3.81 – ( 2.5 + 2.5) = -1.19 atau kurang untuk truck/ bus tanpa gandeng adalah.
1.19 m Rumus : lebar setengah jalan dilokasi – (lebar truck/ bus tanpa gandeng +
lebar truck/ bus tanpa gandeng)
4. Lebar jalan titik 4  Jln. Letda Abdul Rozak = 3.75 – (2.5 + 2.5) = -1.25 atau kurang 1.25
Diketahui lebar jalan sebagai berikut:  Jln. Dr. M. Isa utara = 3.81 – (2.5 + 2.5) = -1.19 atau kurang 1.19
m
 Jln. Dr. M. Isa selatan = 3.93 – (2.5 + 2.5) = -1.07 atau kurang 1.07
m
Pada simpang tiga titik 1 sampai simpang tiga titik 4 untuk menentukan
lebar jalan efektif didapatkan bahwa pada rencana lebar kendaraan
penumpang memiliki hasil lebar yang sangat kecil untuk kendaraan lewat
sedangkan pada lebar rencana truck/bus tanpa gandeng kapasitas jalan masih
kurang lebar sehingga dalam lebar jalan tersebut tidak bisa untuk pemasangan
traffic light karena lebar simpang yang terlalu kecil.

IV. KESIMPULAN
Gambar 8. Lebar jalan titik 4 Perencanaan traffic light di persimpangan simpang tiga di empat titik
Jln. Letda Abdul Rozak = 3.75 yang berbeda dengan menganalisa persyaratan dan lebar rencana kendaraan
didapat untuk simpang tiga titik 1, simpang tiga titik 2, simpang tiga titik 3
Jln. Dr. M. Isa utara = 3.81 dan simpang tiga titik 4 tidak dapat dipasang traffic light karena pada keempat
simpang tersebut belum memenuhi persyaratan untuk lebar rencana jalan dan
Jln. Dr. M. Isa selatan = 3.93 juga berdasarkan persyaratan sesuai Keputusan Direktur Jenderal
A. Lebar rencana kendaraan penumpang Perhubungan Darat No. 273/HK.105/DR JD/96 tentang Pedoman Teknis
Untuk menentukan lebar jalan efektif untuk pemasangan traffic light Pengaturan Lalu Lintas Di Persimpangan Berdiri Sendiri dengan Alat Pemberi
untuk kendaraan penumpang adalah. Isyarat Lalu Lintas.
Rumus : lebar setengah jalan dilokasi – (lebar kendaraan penumpang + lebar
kendaraan penumpang)
 Jln. Letda Abdul Rozak = 3.75 – (1.7 + 1.7) = 0.35 atau 35 cm
 Jln. Dr. M. Isa utara = 3.81 – (1.7 + 1.7) = 0.41 atau 41 cm
 Jln. Dr. M. Isa selatan = 3.93 – (1.7 + 1.7) = 0.51 atau 51 cm REFERENSI

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 10


Kustanrika, I. W. (2015). Perhitungan Sinyal Pada Simpang Dengan Metode Webster. Jurnal Kilat Vol. 4 No 1 April 2015 , 82-89.
Royan, Noto. (2015). Analisa Perencanaan Traffic Light Di Persimpangan Bandara Smb Ii Palembang. Berkala Teknik Vol.5 No.2 September 2015,
837-855.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). 1997. Simpang Tak Bersinyal.\

Putranto, S. Leksmono. 2013. Rekayasa Lalu Lintas. Edisi 2

Muhammad Novriansyah,112017019, Januari 2022 11

Anda mungkin juga menyukai