ABSTRAK
Rumah Sakit adalah sarana yang dan landai. Namun, untuk melayani
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. kebutuhan mobilitas utama penyandang cacat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlu adanya analisis persyaratan peralatan
bagaimana kualitas transportasi vertikal atau sarana dan prasarana yang cocok untuk
dengan menggunakan metode perbandingan melayani kebutuhan kenyamanan bagi
antara studi literatur tentang standar penderita cacat (Suryaning, 2008).
perencanaan transportasi vertikal dengan Kenyamanan lift adalah suatu kondisi
kondisi perencanaan transportasi vertikal (lift) nyaman pada alat yang digunakan untuk
yang ada di lapangan. menaikkan dan menurunkan orang atau
barang dengan standar – standar tertentu
RUMUSAN PERMASALAHAN dimana lift tersebut mempunyai fasilitas
Permasalahan dirumuskan sebagai fasilitas pendukung atau penunjang.
berikut: bagaimana prosentase tingkat
kenyamanan sarana LIFT yang ada pada Penggolongan Penderita Cacat Secara
bangunan Rumah sakit sebagai sarana Umum
aksesibilitas untuk kaum difabel. Cacat merupakan kelainan pada organ
tubuh makhluk hidup yang seharusnya tidak
TINJAUAN PUSTAKA dimiliki oleh suatu organ tersebut. Program
Aksesbilitas adalah kemudahan yang Kebijakan Pemerintah bagi penyandang cacat
disediakan bagi penyandang cacat guna cenderung berbasis belas kasihan (charity),
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam sehingga kurang memberdayakan penyan-
segala aspek kehidupan dan penghidupan. dang cacat untuk terlibat dalam berbagai
Aksessibel adalah suatu kondisi tapak atau masalah. Kurangnya sosialisasi peraturan
bangunan, fasilitas atau bagian darinya yang per-undang undangan tentang penyandang
memenuhi persyaratan teknis aksesibilitas cacat menyebabkan perlakuan stakeholder
berdasarkan standar standar yang berlaku unsur pemerintah dan swasta yang kurang
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum peduli.
No. 30/PRT/M/2006 Tentang Persyaratan
Teknis dan Aksesibilitas pada Bangunan 1. Jenis-jenis Kecacatan
Umum dan Lingkungan, asas aksesibilitas Kecacatan dapat digolongkan menjadi 3
meliputi: (tiga) bagian, di dalam buku Suluh
1. Kemudahan, yaitu setiap orang dapat Rehabilitasi Cacat Tubuh No. 39/XXX/1999
mencapai semua tempat atau bangunan halaman 15, UU Nomor 4 tentang
yang bersifat umum dalam suatu Penyandang Cacat yaitu sebagai berikut :
lingkungan. a. Cacat Fisik,
2. Kegunaan, yaitu setiap orang dapat yaitu kecacatan yang mengakibatkan
mempergunakan semua tempat atau gangguan pada fungsi tubuh, terdiri dari:
bangunan yang bersifat umum dalam suatu 1).Cacat Tubuh, diakibatkan oleh kelainan
lingkungan. fungsi tubuh, terdiri dari sebagian
3. Keselamatan, yaitu Setiap bangunan yang anggota tubuh dan terganggunya syaraf
bersifat umum dalam suatu lingkungan motorik.
terbangun, harus memperlihatkan 2).Cacat Netra yaitu cacat lihat dan cacat
keselamatan bagi semua orang. buta sama sekali
4. Kemandirian, yaitu setiap orang dapat 3).Cacat Rungu Wicara yaitu cacat
mencapai, masuk mempergunakan semua rusaknya saluran alat pendengaran dan
tempat atau bangunan yang bersifat umum alat suara.
dalam suatu lingkungan dengan tanpa b. Cacat Mental
bantuan orang lain. yaitu kelainan mental dan atau tingkah
laku baik cacat bawaan maupun akibat dari
Kenyamanan untuk penyandang cacat penyakit.
merupakan hal yang sangat penting. Ada c. Cacat Fisik dan mental
berbagai jenis perangkat mobilitas yang yaitu keadaan seseorang yang menyan-
tersedia seperti, kursi roda, mobilitas skuter, dang dua jenis kecacatan sekaligus.
angkat kursi, angkat lift kendaraan, pejalan,
Dari jenis-jenis kecacatan di atas yang b. Adalah alat gerak manusia yang
termasuk di dalam pembahasan adalah memadukan jarak horizontal dan vertikal.
cacat tubuh. c. Adalah alat transport manusia dan barang
pada bangunan yang kurang dari 5 lantai.
2. Penggolongan kecacatan d. Adalah sarana yang digunakan untuk
Penggolongan kecacatan dalam mempermudah gerakan melintas, dan
pembahasan ini yaitu pada cacat fisik dengan terutama pada bangunan umum seperti
kecacatan tubuhnya digolongkan, sebagai hotel, rumah sakit dan mall, agar mudah
berikut: dalam mengangkut atau melintasi
a. Menurut penyebabnya yaitu diakibatkan ketinggian yang berlainan.
kecelakaan lalu lintas atau insdustri, akibat
penyakit folio dan TBC tulang, akibat Tangga
peperangan atau kejahatan dan cacat Tangga adalah alat transportasi vertikal
sejak lahir. pada bangunan yang mempunyai pijakan dan
b. Menurut bentuk kecacatan yaitu cacat kemiringan yang digunakan untuk mencapai
amputasi tangan dan kaki, cacat ketinggian tertentu. Tangga dibagi menjadi
kelumpuhan pada kedua kaki (paraplegia). dua macam:
c. Menurut penggunaan alat bantu yaitu 1. Tangga Statis
menggunakan alat bantu luar (tongkat, Keberadaan tangga statis pada bangunan
kursi roda, cruth, armpit), menggunakan dibagi menjadi:
alat bantu dalam (tangan/ kaki palsu, a. Tangga Umum, macam–macamnya ada
sepatu Orthopedi, braca/ alat penguat tangga lurus, tangga spiral (putar),
kaki). tangga paralel, tangga sudut dan tangga
d. Menurut kemampuan gerak, yaitu : kombinasi.
- Ambuland Disablet: penderita yang b. Tangga Darurat, untuk menyelamatkan
tidak mengalami kesulitan yang cukup diri dari terjadinya kebakaran atau
berarti untuk bergerak. keadaan darurat lainnya sehingga
- Semi Ambuland Disablet: penderita tangga ini harus dilindungi dari api dan
yang mengalami sedikit kesulitan untuk asap.
bergerak. 2. Tangga Berjalan (Escalator)
- Non Ambuland Disablet: penderita Adalah tangga yang bisa bergerak
yang harus menggunakan alat bantu untuk karena adanya mesin penggerak yang
bergerak (kursi roda). bertenaga listrik. Escalator sangat cocok
untuk pemakai dalam jumlah besar dalam
Transportasi Vertikal bangunan berlantai yang tak begitu
Menurut Juwana (2009), sistim banyak.
transportasi vertikal adalah salah satu
masalah yang menjadi pemikiran pertama Elevator (Lift)
pada perencanaan bangunan bertingkat Pengertian Lift
banyak. Di dalam masalah transportasi Menurut Juwana (2009), sebuah
vertikal tersebut kita mengenal berbagai alat elevator atau lift adalah transportasi vertikal
dengan segala kekurangan dan kelebihannya. kendaraan yang efisien untuk orang atau
barang bergerak antar lantai dari sebuah
Alat-alat transportasi vertikal diantaranya bangunan. Mereka umumnya didukung oleh
adalah ramp, tangga dan elevator motor listrik yang baik mendorong daya tarik
kabel dan sistem penyeimbang, atau pompa
Ramp hidrolik cairan untuk menaikkan piston
Pengertian Ramp silinder.
Ramp memiliki definisi dan spesifikasi sebagai Elevator / lift merupakan instalasi trans-
berikut (Azizah,1999): portasi vertikal (tegak lurus ke atas) yang
a. Adalah jalan atau lintasan miring (rata-rata mengangkut manusia atau barang atau
8-10 derajat) untuk gerak manusia pada keduanya dalam ruang berupa tabung atau
suatu bangunan berlantai banyak. sangkar yang digerakkan oleh mesin untuk
mencapai ketinggian yang ditentukan / Rangka counter weight terbuat dari profil
diinginkan. baja, isi harus seberat kereta elevator
Berdasarkan jenis penggunaannya, maka ditambah 50% kapasitas kereta yang
lift dibagi 4 jenis klasifikasi: terbuat dari besi cor.
1. Bangunan Umum–Komersil (general Operating Panel
purpose–commercial) Terbuat dari dua panel yang terletak
2. Perhotelan/Penginapan (Residential) pada kedua sisi pintu kereta. Push
3. Institusional/Perkantoran (Institutional) button merupakan rangkaian elektronik
4. Pertokoan (Store) yang dilengkapi dengan lampu indikator
Sebagai alat transportasi vertikal, dan sebagainya.
elevator/lift memiliki persyaratan sebagai EMR (Elevator Machine Room)
berikut: - Untuk sistem elevator elektrik, mesin
1. Tidak menunggu lama (low waiting time) ditempatkan di atas.
2. Perlambatannya nyaman (smooth and - Untuk sistem elevator hidrolik, mesin
rapid) diletakkan di bawah.
3. Percepatannya nyaman (comfortable - Penentuan letak mesin berdasarkan
acceleration) atas struktural dan kemudahan.
4. Mempunyai kecepatan tinggi (rapid
transportation) Tata Ruang Letak Lift
5. Mempunyai pemberhentian yang otomatis Tata ruang letak lift di rumah sakit sering
(automatic level and landing) ditentukan dari jumlah dan konfigurasi tata
6. Cepat menaikkan dan menurunkan letak lift dan jumlah maksimal empat buah
penumpang dalam satu deretan.
7. Digunakan pada bangunan dengan jumlah Untuk bangunan yang tingginya lebih
lantai > 4. dari 25 lantai, dianjurkan untuk membagi
layanan lift dengan mengelompokan lantai
Spesifikasi Elevator / Lift yang dilayani/konsep zona, di mana tiap zona
1. Sifat Elevator: dilayani oleh sejumlah lift tertentu. Gambar
Mempunyai kapasitas muat yang dibawah ini menunjukkan tata letak sekelom-
terbatas. pok lift yang baik, alternatif lain dapat juga
Digerakkan dengan bandul. dilakukan.
Membutuhkan ruangan tersendiri untuk
mesin dan keretanya.
2. Elemen Elevator:
Magneting Landing Device
Untuk memberhentikan kereta elevator
pada tiap lantai yang dituju, dengan
toleransi maksimum 5mm dari level
lantai bersangkutan.
Buffer
Buffer yang dipakai dari jenis Spring
Buffer dan Oil Buffer, dimana bagian
atas diberi lapisan karet setebal 5mm.
Tiap elevator, minimum menggunakan 4
buffer, tiap buffer dilengkapi dengan
Safety Switch yang dihubungkan pada
panel kontrol. Panel ini diletakkan pada
pondasi beton.
Guide Rail
Terbuat dari profil baja T, rail harus
dilapisi dengan suatu bahan pondasi
beton. Gambar 1. Tata letak sekelompok lift
Counter Weight Sumber: Juwana, 2009
Kapasitas
Biasanya lift penumpang tersedia dalam
Gambar 2. Sistem konsep lift kapasitas dari 450-2700 kg dalam 230 kg
Sumber: google.com, 2009 bertahap. Umumnya penumpang lift di
bangunan delapan lantai atau kurang
menggunakan system hidrolik atau listrik,
Permasalahan:
Bagaimana prosentase tingkat kenyamanan sarana LIFT yang ada pada
bangunan Rumah sakit sebagai sarana aksesibilitas untuk kaum difabel.
Batasan penelitian:
Kenyamanan LIFT untuk penderita cacat tubuh
yang bergerak menggunakan kursi roda
Tujuan penelitian:
1. Mengetahui seberapa besar kenyamanan sarana lift yang ada pada
bangunan pada rumah sakit.
2. Meningkatkan status sosial penderita cacat atau meningkatkan
kesejahteraan penyandang cacat tentang aksesibilitas.
Selesai
Gambar 10. Letak lift rumah sakit Yarsis 2. Ukuran bersih ruang lift adalah 210 cm x
Sumber: Survey Lapangan, 2010 300 cm. Ruangan lift ini memungkinkan
untuk memutar kursi roda.
1) Pada frekuensi pengunjung rumah sakit, responden yang menjawab cukup nyaman
ukuran tendensi pusatnya adalah 19 maka ukuran dispersinya adalah 84,6%.
responden yang menjawab dirawat sebagai 4) Pada frekuensi kenyamanan lift, ukuran
pasien sebesar (63.33 %). tendensi pusatnya adalah 16 responden
2) Pada frekuensi penggunaan alat yang menjawab kurang nyaman maka
transportasi vertikal, ukuran tendensi ukuran dispersinya adalah 73,7%
pusatnya adalah 29, responden yang 5) Pada frekuensi bagian lift yang kurang
menjawab menggunakan lift (96,6 %). nyaman pada pegangan lift, untuk tendensi
3) Pada frekuensi kenyamanan letak lift, pusatnya adalah 7 responden yang
ukuran tendensi pusatnya adalah 17 menjawab pegangan pada lift, maka
responden yang menjawab cukup nyaman ukuran dispersinya adalah 93,4%.
(58,6 %).
4) Pada frekuensi kenyamanan lift, ukuran Estimasi Parameter
tendensi pusatnya adalah 16 responden Modus adalah statistik, karena
yang menjawab kurang nyaman (55,17%). merupakan salah satu ukuran pada sampel.
5) Pada frekuensi bagian lift yang kurang Semua ukuran yang dipakai pada sampel
nyaman pada pegangan lift, untuk tendensi disebut statistik. Kalau ukuran tersebut
pusatnya adalah 7 responden yang dipakai pada populasi, maka namanya bukan
menjawab Pegangan pada lift (38,88 %). statistic tetapi parameter.
Bila parameter ditulis dengan þ, maka þ
Ukuran Dispersi perlu diestimasi berdasarkan statistik p.
Ukuran tendensi pusat selalu di sertai Estimasi proporsi itu dihitung dengan rumus:
dengan ukuran dispersi yang menunjukkan
variasi di dalam kelompok sampel. Ukuran (p-za/2:n-1.σp) ≤ þ ≤ (p-za/2:n-1.σp) ...(2)
dispersinya adalah Indeks Variabel Komulatif
(IVK) dapat dihitung dengan rumus di bawah Keterangan:
ini: Za/2:n-1 : Batas konfidensi (1,96).
P : Statistik proporsi.
∑ 𝑛𝑖 . 𝑛𝑗 σp : Standar eror distribusi sampling
𝐼𝑉𝐾 = 𝑥 100 % … (1) proporsi, dapat dihitung dengan rumus :
𝑛 2
𝑝( )
𝑘
𝑝 (1−𝑃)
Keterangan: σ𝑝 = √ ...(3)
𝑛
ni : jumlah frekuensi kategori tertentu
nj : jumlah frekuensi kategori-kategori lain
p : jumlah pasangan ni dan nj Dengan menggunakan rumus diatas,
n : jumlah seluruh frekuensi dihasilkan angka sebagai berikut :
k : banyaknya kategori
1) Pada frekuensi pengunjung rumah sakit,
Dengan menggunakan rumus diatas, hasilnya ukuran tendensi pusatnya adalah 19
adalah sebagai berikut: responden yang menjawab dirawat sebagai
1) Pada frekuensi pengunjung rumah sakit, pasien sebesar (63.33 %).
ukuran tendensi pusatnya adalah 19 Jadi frekuensi pengunjung rumah sakit
pada populasi berada di antara 0,4628
responden yang menjawab dirawat sebagai
pasien maka ukuran dispersinya adalah (46,28%) ke 0,803 (80,3%) pada tingkat
69,7% konfidensi 95%.
2) Pada frekuensi penggunaan alat 2) Pada frekuensi penggunaan alat
transportasi vertikal, ukuran tendensi transportasi vertikal, ukuran tendensi
pusatnya adalah 29, responden yang pusatnya adalah 29, responden yang
menjawab menggunakan lift (96,6%). menjawab menggunakan lift (96,6%).
3) Pada frekuensi kenyamanan letak lift, Jadi frekuensi penggunaan alat
ukuran tendensi pusatnya adalah 17 transportasi vertikal di rumah sakit pada
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Ronim ,1999, Buku Pedoman Kuliah Utilitas, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Juwana, Jimmy S., 2005, Panduan Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitektur dan Praktisi
Bangunan, Erlangga, Jakarta.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 Tentang Persyaratan Teknis dan
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
www.wikipedia.com. Elevator.
www.wikipedia.com.Kursiroda