“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya , sehingga penulis dapat menyusun serta
menyele-saikan makalah Sains dan Utilitas Bangunan 2 yang berjudul “Sistem Transportasi
Mekanik” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Di samping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
dapat diibaratkan “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak “. Oleh Sebab itu, penulis mohon maaf apabila
ada kata-kata maupun bahasanya yang kurang baik didalam penulisan makalah. Demikian pula haln-
ya, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif disamping penyempurnaan
makalah ini dan untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik serta mempunyai potensi untuk dikem-
bangkan.
Sebagai akhir kata , dengan selesainya makalah ini , seberapa kecil dan sederhananya makalah ini.
Kami mengharapkan nilai guna atau faedah bagi semua pihak yang membacanya.
“Om Santih , Santih , Santih , Om”
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan..................................................................................................................................................1
BAB 3 Pembahasan................................................................................................................................................10
3.1 Elevator (Lift)......................................................................................................................................................13
3.2 Dumb Waiter.........................................................................................................................................................15
3.3 Pneumatic Tube System..................................................................................................................................16
BAB 4 Penutup..........................................................................................................................................................17
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Demi memenuhi syarat kenyamanan, keselamatan dan kesehatan pada suatu bangunan, maka
diperlukan kelengkapan pada fasilitas - fasilitas bangunan, salah satu kelengkapan tersebut adalah
sistem utilitas bangunan. Sistem utilitas yang akan dibahas pada makalah ini terdiri dari sistem pe-
madam kebakaran, sistem penangkal petir, sistem komunikasi dan perlindungan, pengamanan, pen-
gawasan terhadap tindakan kriminal, sistem akustik dan noises, sistem transportasi mekanis, sistem
kelistrikan dan pencahayaan, dan sistem penghawaan AC sentral dan tak langsung.
Adapun tulisan ini membahas mengenai sistem utilitas yang terdapat di RSUD Badung. Ba-
ngunan rumah sakit ini berlokasi di Jalan Raya Kapal-Mengwi, Badung. Tulisan ini bertujuan untuk
menjelaskan dan mengkaji kondisi secara existing sistem utilitas pada bangunan RSUD Badung.
Berikut ini adalah data objek observasi :
Nama objek :kila infinity 8 bali
Lokasi :
Tahun dibangun : 2014
Pemilik :
Luas bangunan : ± 19.000m2
Banyak lantai : 4 lantai + 1 Basement
Deskripsi
Rumah sakit ini merupakan bangunan tunggal yang baru dilaksanakan pembangunannya pada
awal Mei 2013, bangunan ini sudah direncanakan pada tahun 2012 lalu. Saat ini bangunan masih da-
lam proses pelaksanaan ±50%.
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.2.1 Eskalator
Escalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar lantai, sebagaimana tang-
ga (manual) yang menghubungkan satu lantai dengan satu lantai yang di atasnya maupun di
bawahnya dengan menggunakan sistem tangga yang berjalan dengan bertenaga/bergerak atas
bantuan tenaga mesin. Secara horizontal dibutuhkan ruang cukup luas untuk dibutuhkan
ruang cukup luas untuk fasilitas ini, karenanya, escalator biasa digunakan pada bangunan
yang ber-sifat public seperti mall, bandar udara, dll.
Syarat eskalator:
• Dilengkapi dengan railing,
• Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator, dan sebaiknya didesain
secara otomatis.
Gambar 2.2.1.1 Escalator
Sumber : www.skypoweraz.com
Macam – macam perletakan eskalator : 3
a. Paralel
Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankan segi arsitektural dan
memu-ngkinkan sudut pandang yang luas.
b. Cross Over
Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atau turun saja). Kurang efisien
dalam sistem sirkulasi tetapi bernilai estetis tinggi.
c. Double Cross Over
Perletakan bersilangan antara naik dan turun, sehingga dapat mengangkut penumpang de-
ngan dalam jumlah lebih banyak.
Lift adalah alat transportasi vertikal antar lantai dalam bangunan bertingkat secara
menerus dengan menggunakan tenaga mesin. Fasilitas transportasi vertikal pada bangunan
berlantai banyak ini hanya membutuhkan ruangan yang relatif kecil. Lift mempunyai
kece-patan yang lebih tinggi dibanding alat transportasi dengan mesin lain dalam hal
memindah-kan barang atau orang. Umumnya lift digunakan pada bangunan yang
mempunyai jumlah lantai lebih dari tiga.
Ada beberapa jenis conveyor yang biasa digunakan, salah satunya yaitu roller
conveyor dan belt conveyor. Roller conveyor merupakan suatu sistem conveyor dengan
roller sebagai penumpu utama barang yang ditransportasikan sehingga tidak bias untuk
memindahkan barang berupa butiran / bulk, sedangkan belt conveyor merupakan sistem
conveyor yang menggunakan belt sebagai salah satu material penyusunnya sehingga
dapa digunakan untuk memidahkan barang berupa butiran / bulk.
7
2.2.4 Speedwalk
Banyak sebutan untuk alat yang satu ini, di antaranya adalah Moving Walkway, Mov-
ing Sidewalk, Moving Pavement, Walkalator, Travellator, atau Moveator. Speed Walk adalah
alat angkut perpindahan dan barang dari satu tempat ke tempat lain pada satu lantai atau pada
lantai yang berbeda level dan bergerak sesuai dengan prinsip pergerakan pada eskalator.
Den-gan demikian, speed walk ini merupakan pengembangan ide dari eskalator dan bisa
dipasang pada posisi mendatar (horisontal) ataupun miring (inclined) dengan kemiringan 10
– 20 dera-jat.
Speed walk digerakkan oleh motor listrik yang berputar secara tetap dan dilengkapi
dengan pegangan tangan yang bergerak sama cepatnya dengan kecepatan bergeraknya ramp.
Kecepatan yang biasa digunakan adalah antara 0,45 - 0,60 meter/detik, tetapi dengan rancan-
gan khusus, kecepatan speed walk dapat dipercepat di atas 0,70 meter/detik.
Kegunaan dari alat transportasi ini adalah berfungsi untuk membawa barang-barang bawaan
yang diletakkan di dalam kereta dorong (trolley) naik atau turun dari lantai satu ke lantai lain.
Biasanya terdapat di supermarket, mal, stasiun kereta ekspress, dll. Dan bila dipasang secara
mendatar pada satu lantai, berfungsi untuk meringankan beban dari orang yang berjalan den-gan
membawa barang dan menempuh jarak yang relatif jauh. Misalnya pada terminal di ban-dara
internasional yang luas, museum, kebun binatang, atau aquarium (water world).
orang tidak begitu
besar
- Lebih
cocok bagi
penyandang
tuna daksa
Gambar 2.2.4.2
Speedwalk inclined
pada Mall Bali
Galeria Sumber :
Dokumentasi
pribadi
Jika
dibandingkan
Gambar dengan
2.2.4.1 eskalator, Speed
Speedwalk
horizontal pada walk
bandara mempunyai
Soekarno-
Hatta
karakteristik
Sumber : sebagai
Dokumentasi berikut :
pribadi
- Lebih
landai
sekitar
50%
- Membut
uhkan luasan
ruangan yang
lebih besar
untuk
pemasangannya
- Dapat
digunakan untuk
kereta barang
ber-jalan
(trolleys)
- Jika
berhenti bergerak,
gangguan pada
arus pergerakan
8
2.2.5 Dumb Waiter
Dumb waiter biasanya di pasang untuk restoran / rumah makan dengan ketinggian
dua lantai atau lebih, yang fungsi utamanya digunakan sebagai alat pengangkut makanan.
Dumb waiter juga banyak di pasang untuk rumah sakit, bank, perkantoran dengan
ketinggian dua lantai atau lebih, yang difungsikan sebagai alat pengangkut dokumen, resep,
pakaian, uang, barang-barang kecil, dll. Dengan adanya dumb waiter pekerjaan akan lebih
mudah dan rin-gan.
Dumb waiter adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut ba-
han atau barang-barang kecil dengan daya muat angkut mulai dari 50kg s/d 500kg. Dengan
menggunakan material berbahan stainless steel yang dikenal tahan karat maka alat ini sangat
cocok untuk digunakan sebagai pengangkut makanan. Dumb waiter memiliki kelebihan
yaitu tidak menimbulkan getaran / noise dalam pengoperasiannya sehingga menjaga
makanan / barang anda tetap pada kondisi semula.
Gambar 2.2.5.1 Dumb waiter
Sumber : http://img.youtube.com/
Gambar 2.2.5.2 Dumb waiter
Sumber : http://www.alizo.co.id/
2.2.6 Pneumatic Tube System
Pneumatic Tube System adalah alat pemindah super cepat berasal dari Austria kini
sudah produksi di Indonesia, untuk membantu para pekerja laboratorium agar bekerja leb-ih
cepat. Alat tersebut berbentuk tabung berukuran sekitar 50 cm dengan penutup karet di
kedua sisinya yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup tabung. Penutup tabung seka-
ligus sebagai pelindung, yang dimasukan ke saluran tabung besar dengan kontruski yang su-
dah dibentuk sedemikian rupa dan mempunyai beberapa stasiun penempatan, hingga
menuju tempat trasnit terakhir yang diinginkan sesuai tujuan. Alat ini adalah alat bantu yang
digu-nakan untuk mempermudah pengiriman informasi dalam rumah sakit karena
menggunakan tabung-tabung yang disalurkan melalui pipa. Informasi yang dikirimkan dapat
berupa resep, hasil laboratorium, sample darah atau apapun yang membutuhkan kecepatan
dalam pengiri-mannya.
9
Sistem Pneumatic Tube pada Rumah Sakit merupakan sarana untuk pengiriman
mate-rial dari satu ruangan ke ruangan lain menggunakan kapsul melalui pipa PVC.
Jenis peralatan pada Sistem Pneumatic Tube antara lain :
• Station : Tempat pengiriman dan penerimaan
• Diverter : alat pengatur jalur kapsul
• Kapsul : media pengiriman material
• Pipa : instalasi pemipaan untuk jalur kapsul
Selain sistem transportasi manual yaitu tangga dan ramp, gedung C RSUD Badung ini juga
memiliki sistem transportasi mekanik yang digunakan untuk manusia maupun barang, yaitu lift (ele-
vator), dumb waiter (lift barang). Gedung ini memiliki 2 jenis elevator dan 2 jenis dumb waiter.
Peletakan tangga, lift, dan dumb waiter pada bangunan dapat dilihat seperti pada gambar berikut :
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
Lift penumpang ini di memiliki ukuran ± 3.600 x 2.300 cm. Masing-masing lift
memiliki lebar pintu 1,2 m sehingga tidak sulit untuk memasukkan hospital bed ke dalam
lift. Terdapat call button yang terletak di sebelah kiri masing-masing lift dengan ketinggian
1,2 m dari permukaan lantai.
14
Lift bergerak dengan cara menaik-turunkan sangkar (tempat penumpang berada)
pada sebuah lorong lift di mana gerakannya berasal dari putaran motor listrik. Sangkar
tersebut dijalankan pada rel-rel dengan menggunakan alat penuntun sangkar yang terpas-
ang sekokoh mungkin, agar lift tersebut tidak bergoyang pada saat berjalan.
Pada RSUD Badung gedung C ini terdapat 2 ruangan dumb waiter yaitu dumb waiter
dirty dan dumb waiter clean. Ruangan dumb waiter clean dan Ruangan dumb waiter dirty
yang dilengkapi panel sendiri. Ini berfungsi agar pengguna dumb waiter lebih mudah
mengatur makanan yang akan dikirim dan sisa makanan yang akan diterima.
Pintu hoistway dumb waiter ini mempunyai lebar 900 cm dan panjang 1200 cm
dileng-kapi dengan indicator panel yang mempunyai fungsi sebagai Interphone, call button
dan send-ing button.
Gam Gamb
bar ar
3.2.2 3.2.3
Detai Detail
l indicat
pintu or
dumb dumb
waite waiter
r Sumbe
Sum r:
ber : Dok.P
Dok. ribadi
Priba
di
16
3.3 Pneumatic Tube System
Di RSUD Badung ini terdapat pneumatic tube system untuk mempermudah
pengiriman informasi dalam rumah sakit berupa resep, hasil laboratorium atau sample darah.
Station pneu-matic tube ini terletak di seluruh lantai gedung dan memungkinkan untuk
pengiriman dari ruang satu ke ruang lainnya maupun gedung satu ke gedung lainnya dengan
lebih cepat dan mudah. Pneumatic ini khusus di tujukan ke beberapa ruang tertentu sepeti :
Nurse station, Depo Obat, Laboratorium.
Khusunya di gedung C power panel terdapat di gedung B yang langsung bersebelahan
letaknya, ini bertujuan untuk mempermudah sistem servis dan kontrol dari power supply. Se-
dangkan panel room dari pneumatic tube ini terletak di lantai basement.
Jalur Pipa yang dipakai adalah jenis Pipa Hard Pvc Band / Elbow R.800 untuk
sambun-gan pipa lengkung dan Pipa Hard Pvc diameter 110.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran