Anda di halaman 1dari 27

Kata Pengantar

“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya , sehingga penulis dapat menyusun serta
menyele-saikan makalah Sains dan Utilitas Bangunan 2 yang berjudul “Sistem Transportasi
Mekanik” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Di samping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
dapat diibaratkan “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak “. Oleh Sebab itu, penulis mohon maaf apabila
ada kata-kata maupun bahasanya yang kurang baik didalam penulisan makalah. Demikian pula haln-
ya, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif disamping penyempurnaan
makalah ini dan untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik serta mempunyai potensi untuk dikem-
bangkan.
Sebagai akhir kata , dengan selesainya makalah ini , seberapa kecil dan sederhananya makalah ini.
Kami mengharapkan nilai guna atau faedah bagi semua pihak yang membacanya.
“Om Santih , Santih , Santih , Om”

Denpasar, mei 2017

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB 1 Pendahuluan..................................................................................................................................................1

BAB 2 Landasan Teori............................................................................................................................................2


2.1 Pengertian Alat Transportasi Bangunan......................................................................................................2
2.2 Sistem Transportasi Mekanik..........................................................................................................................2
2.2.1 Eskalator.................................................................................................................................................2
2.2.2 Elevator (Lift).......................................................................................................................................3
2.2.3 Conveyor................................................................................................................................................6
2.2.4 Speedwalk..............................................................................................................................................7
2.2.5 Dumb Waiter.........................................................................................................................................8
2.2.6 Pneumatic Tube System...................................................................................................................8

BAB 3 Pembahasan................................................................................................................................................10
3.1 Elevator (Lift)......................................................................................................................................................13
3.2 Dumb Waiter.........................................................................................................................................................15
3.3 Pneumatic Tube System..................................................................................................................................16

BAB 4 Penutup..........................................................................................................................................................17
1
BAB 1
PENDAHULUAN

Demi memenuhi syarat kenyamanan, keselamatan dan kesehatan pada suatu bangunan, maka
diperlukan kelengkapan pada fasilitas - fasilitas bangunan, salah satu kelengkapan tersebut adalah
sistem utilitas bangunan. Sistem utilitas yang akan dibahas pada makalah ini terdiri dari sistem pe-
madam kebakaran, sistem penangkal petir, sistem komunikasi dan perlindungan, pengamanan, pen-
gawasan terhadap tindakan kriminal, sistem akustik dan noises, sistem transportasi mekanis, sistem
kelistrikan dan pencahayaan, dan sistem penghawaan AC sentral dan tak langsung.
Adapun tulisan ini membahas mengenai sistem utilitas yang terdapat di RSUD Badung. Ba-
ngunan rumah sakit ini berlokasi di Jalan Raya Kapal-Mengwi, Badung. Tulisan ini bertujuan untuk
menjelaskan dan mengkaji kondisi secara existing sistem utilitas pada bangunan RSUD Badung.
Berikut ini adalah data objek observasi :
Nama objek :kila infinity 8 bali
Lokasi :
Tahun dibangun : 2014
Pemilik :
Luas bangunan : ± 19.000m2
Banyak lantai : 4 lantai + 1 Basement

Gambar 1 - RSUD Badung


sumber : http://rsudkapal.badungkab.go.id/?cat=131

Deskripsi
Rumah sakit ini merupakan bangunan tunggal yang baru dilaksanakan pembangunannya pada
awal Mei 2013, bangunan ini sudah direncanakan pada tahun 2012 lalu. Saat ini bangunan masih da-
lam proses pelaksanaan ±50%.
2
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Alat Transportasi Bangunan


Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau memberi
fasilitas sirkulasi dalam bangunan gedung bertingkat, serta merupakan sarana prasarana yang
memperlancar pergerakan manusia di dalamnya. Suatu bangunan yang besar dan ting-gi,
memerlukan sarana angkut / transportasi yang nyaman untuk aktifitas perpindahan orang dan
barang secara vertical. Sistem transportasi bangunan dibedakan menjadi sistem trans-portasi
manual dan sistem transportasi mekanik. Sistem transportasi manual suatu bangu-nan adalah
tangga dan ramp. Sarana angkut vertikal yang bekerja secara mekanik adalah :
a. Elevator (Lift)
b. Eskalator
c. Conveyor
d. Speedwalk

2.2 Sistem Transportasi Mekanik


Sistem transportasi mekanik ini juga dikenal sebagai sistem transportasi dengan
mesin penggerak. Ada empat macam sistem transportasi jenis mekanis, ialah escalator
(tangga ber-jalan), elevator (lift), conveyor, dan speedwalk.

2.2.1 Eskalator
Escalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar lantai, sebagaimana tang-
ga (manual) yang menghubungkan satu lantai dengan satu lantai yang di atasnya maupun di
bawahnya dengan menggunakan sistem tangga yang berjalan dengan bertenaga/bergerak atas
bantuan tenaga mesin. Secara horizontal dibutuhkan ruang cukup luas untuk dibutuhkan
ruang cukup luas untuk fasilitas ini, karenanya, escalator biasa digunakan pada bangunan
yang ber-sifat public seperti mall, bandar udara, dll.
Syarat eskalator:
• Dilengkapi dengan railing,
• Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator, dan sebaiknya didesain
secara otomatis.
Gambar 2.2.1.1 Escalator
Sumber : www.skypoweraz.com
Macam – macam perletakan eskalator : 3
a. Paralel
Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankan segi arsitektural dan
memu-ngkinkan sudut pandang yang luas.
b. Cross Over
Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atau turun saja). Kurang efisien
dalam sistem sirkulasi tetapi bernilai estetis tinggi.
c. Double Cross Over
Perletakan bersilangan antara naik dan turun, sehingga dapat mengangkut penumpang de-
ngan dalam jumlah lebih banyak.

Gambar contoh perletakan eskalator pada lantai bangunan bertingkat :

Tabel perbandingan antara lebar, kecepatan dan kapasitas penumpang escalator :

2.2.2 Elevator (Lift)

Lift adalah alat transportasi vertikal antar lantai dalam bangunan bertingkat secara
menerus dengan menggunakan tenaga mesin. Fasilitas transportasi vertikal pada bangunan
berlantai banyak ini hanya membutuhkan ruangan yang relatif kecil. Lift mempunyai
kece-patan yang lebih tinggi dibanding alat transportasi dengan mesin lain dalam hal
memindah-kan barang atau orang. Umumnya lift digunakan pada bangunan yang
mempunyai jumlah lantai lebih dari tiga.

a. Jenis elevator berdasarkan sistem penggeraknya


- Traction System
Cara kerja sistim ini dengan menarik ke atas sebuah kabin (car) dengan
penggantung kabel baja, rel, dan beban pengimbang (counter weight) oleh motor
listrik. Terdapat dua jenis lift dengan mesin traction ini, yaitu:
• Traction System dengan arus bolak-balik, terdiri atas tiga sistim lainnya, yaitu:
Type 2 speed elevator, sistim VVAC, dan sistem VVVF.
• Traction System dengan arus searah, terdiri atas dua sistim lainnya, yaitu:
Sistem DC Gearless dan sistim Geared.
4
Beberapa catatan dari beberapa sistem di atas:
• Sistem 2 speed elevator adalah sistem traction AC dimana terdapat dua kecepatan
mo-tor, yaitu pada waktu start dan stop, serta pada waktu running.
• Sistem VVAC adalah sistem traction mesin AC dimana pengaturan kecepatan
dipergu-nakan dengan sistem arus bolak-balik dan perubahan tegangan.
• Sistem VVVF adalah sistem traksi mesin dengan mempergunakan variable voltage
de-ngan variable frequency.
• Sistim DC Gearless (tak bergigi) dan Geared (bergigi) adalah sistim mesin traction
dengan mempergunakan motor DC. DC Gearless System sangat smooth (lembut) dan
umumya karena mahal harganya dipergunakan untuk sistem dengan kecepatan tinggi.
• Hydrolic System adalah dengan mempompakan minyak dari reservoir ke plunger se-
hingga bergerak ke atas mendorong kabin (car) dan turun karena gaya gravitas bumi.
Elevator jenis ini mempunyai kecepatan yang relatif lebih rendah dibanding sistem
traction. Maka umumnya banyak gedung memakai sistem traction karena di samping
lebih cepat juga perawatannya lebih mudah.
b. Jenis elevator berdasarkan penggunaanya
• Elevator Penumpang
Elevator jenis ini biasa dipakai untuk fasilitas transportasi vertikal manusia pada
ge-dung berlantai banyak
- Elevator Konvensional : Elevator ini merupakan jenis yang paling banyak
dipakai, satu car memiliki satu cabin dan satu motor penggerak, serta pada
umumnya ter-letak di dalam shaft yang tertutup.
- Double-deck Elevator : Jenis elevatorini hampir sama dengan elevator konvensi-
onal, hanya pada setiap unit car memiliki dua cabindan daya angkutnya menjadi
besar.
- Observation Car Elevator : Elevator ini merupakan pengembangan dari lift penum-
pang yang bergerak pada rel yang terletak ditepi suatu dinding core. Salah satu sisi
dari kabin biasanya diganti dengan kaca yang dapat memungkinkan penumpang
un-tuk melihat keluar.
- Slant Elevator : Jenis ini merupakan pengembangan dari jenis lift konvensional
yang tidak bergerak vertikal penuh tetapi mempunyai sudut kemiringan tertentu.
Elevator ini digerakkan oleh satu motor penggerak dengan sistem traction.

- Chair Elevator : Jenis elevator ini


merupakan alat bantu khusus sehi-
ngga sering tidak dimasukkan da-
lam kategori lift. Lift jenis ini me-
rupakan lift yang khusus diciptakan
sebagai alat bantu bagi orang cacat,
sehingga bentuknya menyerupai
kursi yang bergerak pada sisi da-
lam sepanjang tangga biasa.
Syarat elevator penumpang :
- Waktu menunggu tidak boleh terlalu
lama
- Kecepatan yang disarankan
Tabel kecepatan elevator dalam meter / menit
5
• Elevator barang
- Elevator barang ini biasa dipakai pada bangunan bengkel, industri, gudang
dan gedung parkir.
- Sistem penggerak dapat memakai sistem traction ataupun hydraulic, car dibuat
dari logam dan lapisan kayu pada lantainya serta telah dipersiapkan sedemiki-
an rupa untuk menerima benturan ataupun gesekan dengan barang yang di-
angkut. Penerangan pada car mutlak diperlukan.
- Pada fasilitas elevator barang, car harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan
yang otomatis. Terutama dalam pengaturan penaikan ke lantai dengan meng-
gunakan automatic levelling.
- Pintu masuk pada elevator barang, umumnya dapat dibuka secara vertikal dan
minimum mempunyai ketinggian 6 (enam) kaki atau sekitar 2 meter.
- Komposisi yang dipersyaratkan, setiap lima lift penumpang diperlukan satu
lift barang. Kapasitas lift barang berkisar antara 1-5 ton.
- Ukuran dalam lift barang berkisar antara 1,60x2,10 meter sampai 3,10x4,20
me-ter, dengan kecepatan bergerak maksimum 1,50-2,0 meter/ detik,
sedangkan kecepatan rata-rata yang ideal 0,25-1 meter/detik.
- Ukuran dalam lift barang berkisar antara 1,60 x 2,10 meter sampai 3,10x4,20
meter, dengan kecepatan bergerak maksimum 1,50-2,0 meter/ detik, sedangkan
kecepatan rata-rata yang ideal 0,25-1 meter/detik. Pada umumnya lift barang
bergerak dengan kecepatan 22, 50-60 m/menit.

• Elevator untuk orang cacat


Elevator ini harus mempunyai peralatan yang lebih dibanding dengan elevator
biasa, karena pemakainya adalah orang cacat atau “Difable”. Perbedaan elevator ini
dengan lainnya, yaitu pada pengolahan car, perletakan sistem kontrol yang ada, di-
mensi maupun ukurannya, sehingga memenuhi persyaratan sesuai kondisi penggu-
nanya. Pada saat ini, hampir semua elevator yang digunakan untuk kepentingan
publik juga perlu memiliki fasilitas yang sesuai untuk para “Difable”.

c. Perletakan elevator pada bangunan


Dibagi menjadi beberapa zona transportasi, yaitu :
- Low Zone Transportation
- Medium Zone Transportation
- High Zone Transportation

Kecepatan untuk masing-masing zone tersebut berbeda-beda tergantung dari


fungsi dan kebutuhan masing-masing. Jarak antar elevator / lift juga harus diperhatikan
dengan baik, minimal memenuhi standar, apalagi jika terdapat lebih dari 2 buah car
elevator da-lam sebuah lobby, maka harus ada suatu space yang cukup luas, yang
diberikan di sekitar area (hall) pada lift. Diperkirakan di sekitar dalam lobby dekat lift
membutuhkan ruang untuk menunggu paling tidak sekitar 5 Sqft (square foot) per-
orang. Sedangkan bila agak terpaksa, misalnya terjadi kondisi berjejal, luasan tersebut
dapat berkurang menjadi 3-4 Sqft per-orang.
6
2.2.3 Conveyor
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan ba-
rang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di industri untuk trans-
portasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan.
Dalam kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis
dibanding transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. Conveyor dapat memobil-isasi
barang dalam jumlah banyak dan kontinyu dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tempat
tersebut harus mempunyai lokasi yang tetap agar sistem conveyor mempunyai nilai ekonomis.
Kelemahan sistem ini adalah tidak empunyai fleksibilitas saat lokasi barang yang dimobilisasi
tidak tetap dan jumlah barang yang masuk tidak kontinyu. Conveyor mempu-nyai berbagai
jenis yang disesuaikan dengan karakteristik barang yang diangkut.

Gambar 2.2.3.2 Belt conveyor pada bandara


Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 2.2.3.1 Roller conveyor pada pabrik


Sumber : www.indonetwork.co.id

Ada beberapa jenis conveyor yang biasa digunakan, salah satunya yaitu roller
conveyor dan belt conveyor. Roller conveyor merupakan suatu sistem conveyor dengan
roller sebagai penumpu utama barang yang ditransportasikan sehingga tidak bias untuk
memindahkan barang berupa butiran / bulk, sedangkan belt conveyor merupakan sistem
conveyor yang menggunakan belt sebagai salah satu material penyusunnya sehingga
dapa digunakan untuk memidahkan barang berupa butiran / bulk.
7
2.2.4 Speedwalk
Banyak sebutan untuk alat yang satu ini, di antaranya adalah Moving Walkway, Mov-
ing Sidewalk, Moving Pavement, Walkalator, Travellator, atau Moveator. Speed Walk adalah
alat angkut perpindahan dan barang dari satu tempat ke tempat lain pada satu lantai atau pada
lantai yang berbeda level dan bergerak sesuai dengan prinsip pergerakan pada eskalator.
Den-gan demikian, speed walk ini merupakan pengembangan ide dari eskalator dan bisa
dipasang pada posisi mendatar (horisontal) ataupun miring (inclined) dengan kemiringan 10
– 20 dera-jat.
Speed walk digerakkan oleh motor listrik yang berputar secara tetap dan dilengkapi
dengan pegangan tangan yang bergerak sama cepatnya dengan kecepatan bergeraknya ramp.
Kecepatan yang biasa digunakan adalah antara 0,45 - 0,60 meter/detik, tetapi dengan rancan-
gan khusus, kecepatan speed walk dapat dipercepat di atas 0,70 meter/detik.
Kegunaan dari alat transportasi ini adalah berfungsi untuk membawa barang-barang bawaan
yang diletakkan di dalam kereta dorong (trolley) naik atau turun dari lantai satu ke lantai lain.
Biasanya terdapat di supermarket, mal, stasiun kereta ekspress, dll. Dan bila dipasang secara
mendatar pada satu lantai, berfungsi untuk meringankan beban dari orang yang berjalan den-gan
membawa barang dan menempuh jarak yang relatif jauh. Misalnya pada terminal di ban-dara
internasional yang luas, museum, kebun binatang, atau aquarium (water world).
orang tidak begitu
besar
- Lebih
cocok bagi
penyandang
tuna daksa

Gambar 2.2.4.2
Speedwalk inclined
pada Mall Bali
Galeria Sumber :
Dokumentasi
pribadi

Jika
dibandingkan
Gambar dengan
2.2.4.1 eskalator, Speed
Speedwalk
horizontal pada walk
bandara mempunyai
Soekarno-
Hatta
karakteristik
Sumber : sebagai
Dokumentasi berikut :
pribadi
- Lebih
landai
sekitar
50%
- Membut
uhkan luasan
ruangan yang
lebih besar
untuk
pemasangannya
- Dapat
digunakan untuk
kereta barang
ber-jalan
(trolleys)
- Jika
berhenti bergerak,
gangguan pada
arus pergerakan
8
2.2.5 Dumb Waiter
Dumb waiter biasanya di pasang untuk restoran / rumah makan dengan ketinggian
dua lantai atau lebih, yang fungsi utamanya digunakan sebagai alat pengangkut makanan.
Dumb waiter juga banyak di pasang untuk rumah sakit, bank, perkantoran dengan
ketinggian dua lantai atau lebih, yang difungsikan sebagai alat pengangkut dokumen, resep,
pakaian, uang, barang-barang kecil, dll. Dengan adanya dumb waiter pekerjaan akan lebih
mudah dan rin-gan.
Dumb waiter adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut ba-
han atau barang-barang kecil dengan daya muat angkut mulai dari 50kg s/d 500kg. Dengan
menggunakan material berbahan stainless steel yang dikenal tahan karat maka alat ini sangat
cocok untuk digunakan sebagai pengangkut makanan. Dumb waiter memiliki kelebihan
yaitu tidak menimbulkan getaran / noise dalam pengoperasiannya sehingga menjaga
makanan / barang anda tetap pada kondisi semula.
Gambar 2.2.5.1 Dumb waiter
Sumber : http://img.youtube.com/
Gambar 2.2.5.2 Dumb waiter
Sumber : http://www.alizo.co.id/
2.2.6 Pneumatic Tube System
Pneumatic Tube System adalah alat pemindah super cepat berasal dari Austria kini
sudah produksi di Indonesia, untuk membantu para pekerja laboratorium agar bekerja leb-ih
cepat. Alat tersebut berbentuk tabung berukuran sekitar 50 cm dengan penutup karet di
kedua sisinya yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup tabung. Penutup tabung seka-
ligus sebagai pelindung, yang dimasukan ke saluran tabung besar dengan kontruski yang su-
dah dibentuk sedemikian rupa dan mempunyai beberapa stasiun penempatan, hingga
menuju tempat trasnit terakhir yang diinginkan sesuai tujuan. Alat ini adalah alat bantu yang
digu-nakan untuk mempermudah pengiriman informasi dalam rumah sakit karena
menggunakan tabung-tabung yang disalurkan melalui pipa. Informasi yang dikirimkan dapat
berupa resep, hasil laboratorium, sample darah atau apapun yang membutuhkan kecepatan
dalam pengiri-mannya.
9
Sistem Pneumatic Tube pada Rumah Sakit merupakan sarana untuk pengiriman
mate-rial dari satu ruangan ke ruangan lain menggunakan kapsul melalui pipa PVC.
Jenis peralatan pada Sistem Pneumatic Tube antara lain :
• Station : Tempat pengiriman dan penerimaan
• Diverter : alat pengatur jalur kapsul
• Kapsul : media pengiriman material
• Pipa : instalasi pemipaan untuk jalur kapsul

Gambar 2.2.5.1 : Station dan pipa pneumatic tube


Sumber : https://c2.staticflickr.com

Gambar 2.2.5.2 : Pipa pneumatic tube system


Sumber : http://koving.rs/en
10
BAB 3
PEMBAHASAN

Selain sistem transportasi manual yaitu tangga dan ramp, gedung C RSUD Badung ini juga
memiliki sistem transportasi mekanik yang digunakan untuk manusia maupun barang, yaitu lift (ele-
vator), dumb waiter (lift barang). Gedung ini memiliki 2 jenis elevator dan 2 jenis dumb waiter.

Peletakan tangga, lift, dan dumb waiter pada bangunan dapat dilihat seperti pada gambar berikut :

Basement Floor Plan

Keterangan :

: Tangga : Service lift


: Lift
1ST Floor Plan 11
Keterangan :

: Tangga : Service lift


: Lift : Dumb Waiter

2nd Floor Plan

Keterangan :

: Tangga : Service lift


: Lift : Dumb Waiter
3rd Floor Plan 12
Keterangan :

: Tangga : Service lift


: Lift : Dumb Waiter

4th Floor Plan

Keterangan :

: Tangga : Service lift


: Lift : Dumb Waiter
13
3.1 Elevator (Lift)

3.1.1 Elevator Penumpang


Elevator penumpang pada gedung C terletak di bagian utara bangunan menghadap
ke arah timur. Ada 2 buah lift penumpang yang letaknya bersebelahan. Selain untuk pen-
gunjung dan staf rumah sakit, kedua lift ini juga direncanakan untuk hospital bed elevator
(tempat tidur rumah sakit).
Elevator (lift) gedung ini
melayani basement hingga ke
roof deck dengan jarak tempuh
elevator 14.300 meter. Ruang
mesin elevator terdapat di atas
roof deck.

Gambar 3.1.1.1 Rencana elevator (lift)


penumpang
Sumber : Dokumentasi pribadi

Lift penumpang ini di memiliki ukuran ± 3.600 x 2.300 cm. Masing-masing lift
memiliki lebar pintu 1,2 m sehingga tidak sulit untuk memasukkan hospital bed ke dalam
lift. Terdapat call button yang terletak di sebelah kiri masing-masing lift dengan ketinggian
1,2 m dari permukaan lantai.
14
Lift bergerak dengan cara menaik-turunkan sangkar (tempat penumpang berada)
pada sebuah lorong lift di mana gerakannya berasal dari putaran motor listrik. Sangkar
tersebut dijalankan pada rel-rel dengan menggunakan alat penuntun sangkar yang terpas-
ang sekokoh mungkin, agar lift tersebut tidak bergoyang pada saat berjalan.

3.1.2 Elevator Service (Service Lift)

Elevator service biasanya dipas-


ang di perhotelan dan rumah sakit, fung-
sinya untuk mengantarkan barang ke ka-
mar-kamar penghuni hotel / rumah sakit.
Perbedaan dari elevator service dengan
elevator penumpang ini sangat jelas dari
sistem pengangkutannya, yaitu elevator
penumpang hanya khusus untuk manusia
saja tapi elevator service ini berfungsi
untuk mengangkut manusia dan barang.
Pada rumah sakit ini dirancang
service lift yang letaknya di bagian utara
gedung berdekatan dengan lift penump-
ang. Hanya saja lift barang diletakkan
menghadap ke selatan.

Gambar 3.1.2.1 Rencana service lift gedung C


Sumber : Dokumentasi pribadi

Service lift terletak di sebuah ruangan


berukuran 2,85 x 4,5 meter. Letak service lift
yang private ini menunjukkan bahwa hanya
petugas rumah sakit yang diperbolehkan
meng-gunakan service lift ini. Lift ini
digunakan un-tuk mempermudah petugas
rumah sakit mem-bawa barang-barang
naik/turun lantai gedung. Lift ini melayani
lantai basement hingga lantai 4.
Gambar 3.1.2.2 Denah ruangan lift service
Sumber : Dokumentasi pribadi
15
3.2 Dumb Waiter

Pada RSUD Badung gedung C ini terdapat 2 ruangan dumb waiter yaitu dumb waiter
dirty dan dumb waiter clean. Ruangan dumb waiter clean dan Ruangan dumb waiter dirty
yang dilengkapi panel sendiri. Ini berfungsi agar pengguna dumb waiter lebih mudah
mengatur makanan yang akan dikirim dan sisa makanan yang akan diterima.

Gambar 3.2.1 : Denah Ruang Dumb Waiter


Sumber : Dok.Pribadi

Pintu hoistway dumb waiter ini mempunyai lebar 900 cm dan panjang 1200 cm
dileng-kapi dengan indicator panel yang mempunyai fungsi sebagai Interphone, call button
dan send-ing button.
Gam Gamb
bar ar
3.2.2 3.2.3
Detai Detail
l indicat
pintu or
dumb dumb
waite waiter
r Sumbe
Sum r:
ber : Dok.P
Dok. ribadi
Priba
di
16
3.3 Pneumatic Tube System
Di RSUD Badung ini terdapat pneumatic tube system untuk mempermudah
pengiriman informasi dalam rumah sakit berupa resep, hasil laboratorium atau sample darah.
Station pneu-matic tube ini terletak di seluruh lantai gedung dan memungkinkan untuk
pengiriman dari ruang satu ke ruang lainnya maupun gedung satu ke gedung lainnya dengan
lebih cepat dan mudah. Pneumatic ini khusus di tujukan ke beberapa ruang tertentu sepeti :
Nurse station, Depo Obat, Laboratorium.
Khusunya di gedung C power panel terdapat di gedung B yang langsung bersebelahan
letaknya, ini bertujuan untuk mempermudah sistem servis dan kontrol dari power supply. Se-
dangkan panel room dari pneumatic tube ini terletak di lantai basement.
Jalur Pipa yang dipakai adalah jenis Pipa Hard Pvc Band / Elbow R.800 untuk
sambun-gan pipa lengkung dan Pipa Hard Pvc diameter 110.

Gambar 3 : Skema jalur pneumatic tube gedung b dan gedung c


Sumber : Dok.Pribadi
17
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem transportasi vertikal sangat penting untuk bangunan tinggi, terutama


transportasi mekanik yang sangat membantu sirkulasi manusia maupun barang antar lantai
bangunan.Pada umumnya, transportasi mekanik bangunan dapat berupa eskalator, elevator
(lift), speedwalk, conveyor. Namun pada objek observasi kami, yaitu gedung C RSUD Badung
ini hanya memi-liki elevator (lift) untuk penumpang dan elevator (lift) service. Selain itu,
untuk barang terdapat dumb waiter dan pneumatic tube system. Dumb waiter terdapat di 2
ruangan yaitu dirty dan clean dumb waiter. Pneumatic tube system digunakan untuk
memudahkan transportasi obat-obatan rumah sakit dari ruang satu ke ruang lainnya maupun
dari gedung satu ke gedung lainn-ya.

4.2 Saran

Sistem transportasi vertikal harus telah di perhitungkan dari awal perancangan


bangunan karena letak elevator (lift), eskalator, dan sebagainya harus mudah dijangkau dan
efisien. Begitu pula dengan transportasi untuk barang, seperti dumb waiter dan pneumatic tube
system pada rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai