Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman sekarang menyebabkan


transportasi vertical di antara lantai gedung – gedung tersebut semakin dibutuhkan. Lift
merupakan salah satu dari alat transportasi vertical yang banyak digunakan saat ini, hal ini
disebabkan perjalanan antar lantai dengan menggunakan lift di dalam gedung tersebut lebih
menghemat waktu dan tenaga dibandingkan dengan menggunakan tangga.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya bertujuan untuk
mempermudah pekerjaan manusia, salah satunya elevator atau lift. Lift adalah seperangkat
alat angkut transportasi vertikal yang mempunyai gerakan periodik dan digunakan untuk
mengangkut (menaikkan/menurunkan) orang atau barang secara vertikal melalui suatu guide
rail vertical (jalur rel vertikal) dengan menggunakan seperangkat alat mekanik baik disertai
alat otomatis ataupun manual.
Dalam perencanaan lift ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti kondisi
gedung, luas bangunan, kapasitas orang dalam gedung, aktifitas yang dilakukan dalam
gedung, dan beberapa hal lainnya. Sehingga dapat ditentukan jenis lift yang dapat
direncanakan untuk bangunan tersebut. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami akan
membahas tentang perencanaan lift pada sebuah gedung atau bangunan.

Perhitungan Kebutuhan Lift | 1


BAB 2
TEORI DASAR

2.1. Sejarah Lift


Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-13, tenaga
manusia dan binatang merupakan tenaga penggerak. Pada tahun 1850 telah diperkenalkan
elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru dalam sejarah elevator yaitu
penemuan elevator yang aman pertama di Dunia oleh Elisha Graves Otis.
Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857.
Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan
warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers & Co. pada tahun
1867. Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung
perkantoran, hotel, dan department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian
dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama. Era Pencakar Langit pada tahun
1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama yang sangat
sukses.
Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi tulang punggung
industri elevator, yaitu elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti
mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada berkembangnya jaman
struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol adalah Empire State building dan
World Trade Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN Tower di
Toronto.

2.2. Prinsip Kerja Lift


Cara kerja elevator secara umum yaitu elevator berjalan ke arah atas atau ke arah
bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan tertinggi
dan permintaan terendah. Maksudnya adalah jika elevator sedang berjalan ke arah atas, arah
elevator akan berubah menjadi bawah jika telah melayani permintaan pada lantai paling atas,
begitu pula dengan arah bawah jika elevator sedang berjalan ke arah bawah, arah elevator
akan berubah menjadi atas jika telah melayani permintaan lantai paling bawah.
Sistem kerja elevator dapat dibagi menjadi dua yaitu Simplex (tunggal) dan Duplex
(ganda). Yang dimaksud dengan sistem kerja Simplex adalah elevator bekerja secara masing-
masing atau tidak saling berhubungan satu sama lain. Contohnya adalah dalam sebuah

Perhitungan Kebutuhan Lift | 2


gedung terdapat 4 buah elevator dengan 4 buah tombol, apabila tombol pertama ditekan tidak
akan mempengaruhi elevator lainnya, sedangkan yang dimaksud dengan sistem kerja Duplex
adalah sistem elevator yang saling berhubungan satu sama lain untuk menyelesaikan
tugasnya. Contoh dalam sebuah gedung bertingkat di dalamnya terdapat 4 buah elevator
dengan 2 tombol, jika salah satu tombol ditekan maka kedua tombol akan menyala dan salah
satu dari keempat elevator akan melayani permintaan yang diminta.

2.3. Sistem Putar Lift


Sistem Lift ini digerakkan oleh pengerak motor yang terhubung denganKereta.Motor
bergerak dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban.Motor ini selalumemutar beban
dilengkapi dengan sistem transmisi Geared ataupun transmisi Gearless.

Motor yang terhubung dengan beban memiliki persamaan dasar yaitu

Dimana TL = Torka Beban (Nm)


Tm = Torka mekanik (Nm)
ω m = Kecepatan sudut motor (rad/s)
Itot = total momen inertia (kg.m2)
B = Damping Ratio system mekanik (Ns/rad)

Bila kecepatan sudut berubah dari ω 1 ke ω 2 pada saat beban berubah maka energi
kinetik sistem lift tersebut adalah :

2.4. Pertimbangan-pertimbangan tenaga putaran

Perhitungan Kebutuhan Lift | 3


Tenaga putaran yang harus dipergunakan untuk mengizinkan beban yang dipercepat
dapat dipertimbangkan dengan memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
1. Momen gesek, Tf, diakibatkan oleh gerak nisbi antara permukaan-permukaan,
dan itu ditemukan sedang bergerak, sekrup-sekrup kepemimpinan, gearboxes,
slideways, dll. suatu friksi yang linier model dapat diberlakukan bagi suatu sistim
yang berputar.
2. Tenaga putaran pengaruh angin,
3. Tenaga putaran beban, TL

2.5. Ratio roda gigi


Di suatu kelajuan yang sempurna yang mengubah sistim (lihat gambar 2.3), daya
masukan akan memadai jika sama dengan daya keluaran, dan hubungan-hubungan yang
berikut akan menerapkan

Dimana : IL inersia beban, Im = inersia motor.

2.6. Mempercepat beban dengan inersia-inersia variabel


Seperti sudah ditunjukkan, ratio gerigi yang optimal adalah suatu fungsi inersia
beban: jika ratio gerigi itu adalah nilai jumlah maksimum , tenaga memindahkan antara motor
dan beban adalah optimised. bagaimanapun, di sejumlah besar aplikasi-aplikasi, inersia
beban bukanlah konstan, karena penambahan massa yang diberikan kepada beban, atau
suatu perubahan di dalam dimensi beban.

2.7. Gesekan
Dalam penentuan gaya yang menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan
adalah faktor gesekan.Karena gesekan ini akan mengurangi percepatan.Sehingga sistem
lift kerjanya terganggu dengan adaya gesekan.Gesekan terjadi ketika dua permukaan
bertemu dalam suatu pergerakan.Kadang kala faktor gesekan sering diabaikan,namun

Perhitungan Kebutuhan Lift | 4


hal ini menjadi penting bila kinerja sistem dirancang untuk beberapa tahun sebelum
perbaikan.Berikut persamaan dasar gaya gesek:
Ff= µ N
Model gesekan ada 2 yaitu ada model gesekan klasik dan model gesekan kinetik umum.

Fungsi Transfer:

Persamaan Motor DC:

Untuk mendapatkan fungsi transfer,kita transformasikan persamaan 3 dan 4 ke dalam


bentuk laplace.Sehingga seperti persamaan di bawah ini :

Dengan mensubstitusikan I(s) persamaan 5 ke persamaan 6 makan didapatkan persamaan


baru, yaitu:

Perhitungan Kebutuhan Lift | 5


BAB 3
RS AWAL BROS MAKASSAR

3.1. Lokasi Gedung


Lokasi dari gedung yang menjadi objek yang akan kami gunakan oleh kelompok kami
untuk perencanaan dan perhitungan kebutuhan lift adalah RS Awal Bros Makassar yang
terletak di Jl. Jendral Urip Sumoharjo No.43 Makassar 90232 Telp. (+62-411) 454 567.

3.2. Luas Gedung


Gedung RS Awal Bros Makassar ini memiliki luas sekitar 1800 m2. Gedung ini terdiri
dari 9 lantai, dengan masing-masing lantai itu terdiri dari 15 kamar pasien, 1 ruang bedah, 1
ruang dokter, 1 apotek dan 2 toilet. Setiap kamar pasien tersebut memiliki ukuran panjang 6
meter dan lebar 4 meter. Selain itu, setiap lantai memiliki 2 buah lift dan sebuah tangga.

3.3 Kapasitas Gedung

Gedung ini memiliki luas sekitar 1800 m2/lantai dengan kapasitas keseluruhan gedung
sebesar ±1500 orang. Dimana dalam keadaan traffic hours atau pada saat jam perkuliahan
kapasitas gedung dapat mencapai sekitar ± 2000 orang.

Perhitungan Kebutuhan Lift | 6


3.4. Denah Gedung

Perhitungan Kebutuhan Lift | 7


3.5 Gambar Lift

Tampak Depan Lift Tombol Lift

Dimensi system lift

Perhitungan Kebutuhan Lift | 8


BAB 4

PERHITUNGAN KEBUTUHAN LIFT

A. Lift Pasien
4.1. Menentukan Building Population dan Building Efficiency
Building population merupakan populasi dalam bangunan atau estimasi jumlah orang
dalam bangunan. Jika jam kunjungan tidak dibatasi, populasi pengunjung menentukan
jumlah elevator. Jika pengunjung dibatasi pada jam tertentu maka jumlah staf menentukan
jumlah elevator. Jika lalu lintas rumah sakit sangat sibuk, maka kombinasi lift penumpang
dan lift rumah sakit yang lebih besar dapat digunakan untuk pelayanan yang optimum.
Cara menghitung building population atau jumlah dari populasi pengguna bangunan
dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan luas bangunan (net area atau efisiensi bangunan),
adapun perhitungan building population adalah sebagai berikut:
 Menghitung Building Population, berdasarkan tabel population of typical buildings
for estimating elevator and escalator requirements berikut:

Dengan menganggap gedung yang direncanakan merupakan Hospital dengan jenis


General Private, maka Building Populationnya (Jumlah Orang Dalam Bangunan):

Berdasarkan table diatas maka D ( kebutuhan standar gerak per orang)nya adalah 1.5.
Maka untuk rumah sakit 9 lantai dengan jenis general private yang terdiri dari 15 kamar tiap
lantai:
Building Population = jumlah kamar x D
= 135 x 1.5
= 202.5 = 203 orang

 Menghitung Building Efficiency, berdasarkan tabel office buildings efficiency


berikut:

Perhitungan Kebutuhan Lift | 9


Karena gedung yang direncanakan terdiri dari 9 lantai, maka building efficiency (efisiensi
bangunan) dari gedung untuk 0 – 10 lantai adalah 85%.

4.2. Menentukan Minimal pHC (Prosentase Handling Capacity)


Handling Capacity atau HC, yaitu jumlah atau populasi pengguna bangunan yang
harus diangkut oleh seluruh lift yang ada dalam gedung selama 5 menit (orang), penentuan
minimal pHC dapat dilihat dari tabel Minimum Handling Capacity berikut:

Dengan menganggap gedung yang direncanakan adalah Hospitals dengan jenis


general private, maka pHC = 10 – 11 %.

4.3. Menghitung Handling Capacity


Setelah menentukan minimal pHC seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dimana
telah ditentukan pHC = 10-11 %, maka Handling Capacity (HC) adalah:
HC = pHC x Populasi Bangunan ( Building Population)
= 10 % x 203 orang
= 20,3 = 20

4.4. Menetapkan Spesifikasi Lift


Penetapan spesifikasi lift terdiri atas penentuan kapasitas muatan dan kecepatan lift yang
dianjurkan, adapun untuk menentukan itu dapat dilakukan dengan melihat tabel berikut:
 Menentukan kapasitas muatan dan kecepatan lift yang dianjurkan sesuai tabel:

Perhitungan Kebutuhan Lift | 10


Maka, untuk gedung yang direncanakan dengan mengkategorikan gedung merupakan
bangunan rumah sakit , maka:
 Car Capacity = 3500 Pounds = 1588 kg
 Minimum Car Speed = 250 Feet per Minute = 1,3 m/detik
 Car Travel = 101 to 125 Feet = 30,3 – 37,5 m

4.5. Menentukan Car Passenger Capacity (P)


Penentuan car passenger capacity (P) atau muatan normal penumpang lift (orang)
dapat dilakukan dengan melihat table berikut:

 Menentukan muatan normal penumpang lift (orang), berdasarkan tabel car passenger
capacity berikut:

Karena Elevator Capacity (Pounds) untuk gedung yang direncanakan adalah 3500, maka:
 muatan penumpang maksimal adalah 23 orang
 muatan normal penumpang adalah 19 orang.

Perhitungan Kebutuhan Lift | 11


4.6. Menentukan Round Trip (RT)
Round trip (RT) atau waktu perjalanan bolak balik lift (satuan jarak adalah meter dan
satuan kecepatan: meter/dtk), adapun cara menentukan Round Trip adalah sebagai berikut:
( )( ) ( )

Dimana:
h = jarak lantai ke lantai (m) = 5 meter
s = kecepatan rata-rata lift (m/detik) = 1,3 m/s
n = jumlah lantai yang dilayani lift = 9 lantai
m = daya angkut/kapasitas lift (orang) = 19 orang
Maka:
( )( ) ( )

( ( ) ( ) )( ) ( ( ) )

Sehingga, RT = 154,5 detik

4.7. Menghitung Kapasitas Dalam 1x Pengangkutan


Cara menghitung kapasitas yang akan diangkut dalam 1x pengangkutan (h) adalah
sebagai berikut :

4.8. Menentukan Jumlah Lift (N)


Cara menghitung jumlah lift yang dibutuhkan pada gedung yang direncanakan adalah sebagai
berikut:

Perhitungan Kebutuhan Lift | 12


4.9. Daya Listrik Untuk Lift
Daya listrik yang diperlukan untuk satu kelompok lift sangat tergantung kapasitas,
kecepatan dan jumlah
lift. Sedangkan faktor kebutuhan daya untuk suatu kelompok lift adalah:
Jumlah 2 3 4 5 6 7 10 15 20 25
lift
Factor 0.85 0.77 0.72 0.67 0.63 0.59 0.52 0.44 0.40 0.35
daya

Suatu lift dengan kapasitas m dan kecepatan s m/detik memerlukan daya :

( )

Untuk 2 lift
E = 0.85 x 2 x 18,52
E = 31,48 HP

Penggunaan daya listrik oleh lift (10 jam/hari):


Sehingga : Kwh = 0.20 x 31,48 HP x 0,746 Kw/HP x 10 jam = 46,96 = 47 Kwh

Perhitungan Kebutuhan Lift | 13


A. Lift Pengunjung
4.1. Menentukan Building Population dan Building Efficiency
Building population merupakan populasi dalam bangunan atau estimasi jumlah orang
dalam bangunan. Jika jam kunjungan tidak dibatasi, populasi pengunjung menentukan
jumlah elevator. Jika pengunjung dibatasi pada jam tertentu maka jumlah staf menentukan
jumlah elevator. Jika lalu lintas rumah sakit sangat sibuk, maka kombinasi lift penumpang
dan lift rumah sakit yang lebih besar dapat digunakan untuk pelayanan yang optimum.
Cara menghitung building population atau jumlah dari populasi pengguna bangunan
dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan luas bangunan (net area atau efisiensi bangunan),
adapun perhitungan building population adalah sebagai berikut:
 Menghitung Building Population, berdasarkan tabel population of typical buildings
for estimating elevator and escalator requirements berikut:

Dengan menganggap gedung yang direncanakan merupakan Hospital dengan jenis


General Private, maka Building Populationnya (Jumlah Orang Dalam Bangunan):

Berdasarkan table diatas maka D ( kebutuhan standar gerak per orang)nya adalah 1.5.
Maka untuk rumah sakit 9 lantai dengan jenis general private yang terdiri dari 15 kamar tiap
lantai:
Building Population = jumlah kamar x D
= 135 x 1.5
= 202.5 = 203 orang

 Menghitung Building Efficiency, berdasarkan tabel office buildings efficiency


berikut:

Perhitungan Kebutuhan Lift | 14


Karena gedung yang direncanakan terdiri dari 9 lantai, maka building efficiency (efisiensi
bangunan) dari gedung untuk 0 – 10 lantai adalah 85%.

4.2. Menentukan Minimal pHC (Prosentase Handling Capacity)


Handling Capacity atau HC, yaitu jumlah atau populasi pengguna bangunan yang
harus diangkut oleh seluruh lift yang ada dalam gedung selama 5 menit (orang), penentuan
minimal pHC dapat dilihat dari tabel Minimum Handling Capacity berikut:

Dengan menganggap gedung yang direncanakan adalah Hospitals dengan jenis


general private, maka pHC = 10 – 11 %.

4.3. Menghitung Handling Capacity


Setelah menentukan minimal pHC seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dimana
telah ditentukan pHC = 10-11 %, maka Handling Capacity (HC) adalah:
HC = pHC x Populasi Bangunan ( Building Population)
= 10 % x 203 orang
= 20,3 = 20

4.4. Menetapkan Spesifikasi Lift


Penetapan spesifikasi lift terdiri atas penentuan kapasitas muatan dan kecepatan lift yang
dianjurkan, adapun untuk menentukan itu dapat dilakukan dengan melihat tabel berikut:
 Menentukan kapasitas muatan dan kecepatan lift yang dianjurkan sesuai tabel:

Perhitungan Kebutuhan Lift | 15


Maka, untuk gedung yang direncanakan dengan mengkategorikan gedung merupakan
bangunan rumah sakit tapi karena lift yang diperuntukkan buat pengunjung, maka:
 Car Capacity = 2500 Pounds = 1134 kg
 Minimum Car Speed = 200 Feet per Minute = 1 m/detik
 Car Travel = 61 to 100 Feet = 18,3 – 30 m

4.5. Menentukan Car Passenger Capacity (P)


Penentuan car passenger capacity (P) atau muatan normal penumpang lift (orang)
dapat dilakukan dengan melihat table berikut:

 Menentukan muatan normal penumpang lift (orang), berdasarkan tabel car passenger
capacity berikut:

Karena Elevator Capacity (Pounds) untuk gedung yang direncanakan adalah 2500, maka:
 muatan penumpang maksimal adalah 17 orang
 muatan normal penumpang adalah 13 orang.

4.6. Menentukan Round Trip (RT)

Perhitungan Kebutuhan Lift | 16


Round trip (RT) atau waktu perjalanan bolak balik lift (satuan jarak adalah meter dan
satuan kecepatan: meter/dtk), adapun cara menentukan Round Trip adalah sebagai berikut:
( )( ) ( )

Dimana:
h = jarak lantai ke lantai (m)
s = kecepatan rata-rata lift (m/detik) (lihat tabel 3 atau 4.1)
n = jumlah lantai yang dilayani lift
m = daya angkut/kapasitas lift (orang)

Diketahui :
h = 5 meter
s = 1 m/s
n = 9 lantai
m = 13 orang
Maka:
( )( ) ( )

( ( ) ( ) )( ) ( ( ) )

Sehingga, RT = 155 detik

4.7. Menghitung Kapasitas Dalam 1x Pengangkutan


Cara menghitung kapasitas yang akan diangkut dalam 1x pengangkutan (h) adalah
sebagai berikut :

4.8. Menentukan Jumlah Lift (N)


Cara menghitung jumlah lift yang dibutuhkan pada gedung yang direncanakan adalah sebagai
berikut:

Perhitungan Kebutuhan Lift | 17


4.9. Daya Listrik Untuk Lift
Daya listrik yang diperlukan untuk satu kelompok lift sangat tergantung kapasitas,
kecepatan dan jumlah
lift. Sedangkan faktor kebutuhan daya untuk suatu kelompok lift adalah:
Jumlah 2 3 4 5 6 7 10 15 20 25
lift
Factor 0.85 0.77 0.72 0.67 0.63 0.59 0.52 0.44 0.40 0.35
daya

Suatu lift dengan kapasitas m dan kecepatan s m/detik memerlukan daya :

( )

Untuk 2 lift
E = 0.85 x 2 x 9.75
E = 16,57 HP

Penggunaan daya listrik oleh lift (10 jam/hari):


Sehingga : Kwh = 0.20 x 16,57 HP x 0,746 Kw/HP x 10 jam = 24,72 = 25 Kwh

Perhitungan Kebutuhan Lift | 18


BAB 5
DESKRIPSI LIFT
5.1 Jenis Pengereman Lift
Jenis pengereman yang di pakai pada lift ini menggunakan jenis pengereman
mekanik. Sesuai dengan namanya, pengereman mekanik adalah cara memberhentikan motor
listrik dengan memberlakukan gesekan atau friksi motor. Friksi tersebut diterapkan dengan
cara yang sama seperti halnya blok rem mobil seperti ditunjukkan pada gambar

Rem tersebut bekerja setelah daya hilang, yaitu blok rem mengunci motor dengan
daya kerja pegas. Pada saat daya dihubungkan, solenoid diberi energi menjaga agar armature
atau jangkar tetap tertutup. Dengan armature tertutup, pegas tertahan balik sehingga tetap
mengerem motor. Rem mekanik dipakai pada sistem pengereman yang ada tidak cukup untuk
membawa motor sehingga benar-benar berhenti. Contoh, dengan rem dinamik tidak akan bisa
memberhentikan motor secara total sehingga diperlukan penggunaan rem mekanik menahan
motor setelah daya diputus hubungkan. Solenoid rem dapat disambungkan antara dua saluran
suplai atau antara satu dari suplai tersebut dan netral. Solenoid tersebut disambungkan secara
langsung pada saluran suply motor.

5.2 Jenis Motor Penggerak


Jenis Motor penggerak pada lift ini menggunakan penggerak motor AC geared yang
biasanya dpergunakan pada lift berkecepatan rendah dan sedang.

Type motor geared menggunakan motor AC yang dilengkapi dengan worm gear atau
gear reducer yang berfungsi untuk menurunkan putaran motor ke speed elevator yang

Perhitungan Kebutuhan Lift | 19


diinginkan. Karena pada motor AC ini mempunyai putaran yang tinggi antara 900 RPM
sampai dengan 1460 RPM atau lebih.
Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac) dari PLN yang
sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator.

5.3 Sistem Kontrol


Kontrol utama lift ini menggunakan PLC ( Programmable Logic Control) dengan
merk mitsubishi tipe FX2N 32 I\O.

Pergerakan cepat atau lambat pada elevator ini diatur oleh PLC (Programmable Logic
Control) yang terdapat pada ruang kontrol.

5.4 Daya Listrik


Gedung RS Awal Bros Makassar memiliki daya listrik sebesar 555 KVA untuk
memenuhi kebutuhan listrik pada gedung tersebut. Daya listrik untuk lift pasien sebesar 47
KWH dan untuk lift pengunjung sebesar 25 KWH.

Perhitungan Kebutuhan Lift | 20


KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan dan perhitungan pada Universitas 45 Makassar, kami
dapat menarik kesimpulan:
1. Gedung RS Awal Bros Makassar ini memiliki luas sekitar 1800 m2. Gedung ini terdiri
dari 9 lantai, dengan masing-masing lantai itu terdiri dari 15 kamar pasien, 1 ruang bedah,
1 ruang dokter, 1 apotek dan 2 toilet. Setiap kamar pasien tersebut memiliki ukuran
panjang 6 meter dan lebar 4 meter. Selain itu, setiap lantai memiliki 2 buah lift dan
sebuah tangga.
2. Untuk merancang lift, kita harus mengetahui luas bangunan, kapasitas penghuni gedung,
kebutuhan penggunaan lift, serta waktu dan jumlah beban puncak.
3. Berdasarkan luas gedung dan kapasitas yang didapat melalui pengamatan kami, kita
dapat mengetahui bahwa RS Awal Bros Makassar membutuhkan lift dengan kapasitas
daya sebesar 47 kwh untuk 2 lift. Yang berarti masing-masing liftnya membutuhkan daya
23,5 kwh.

Perhitungan Kebutuhan Lift | 21


DAFTAR PUSTAKA

 Perhitungan Kebutuhan Lift.


http://www.scribd.com/doc/38619920/Perhitungan-Kebutuhan-Revisi

 Vertical Tranportation – Passenger Elevator


http://www.slideshare.net/MohdMuljana/lift-by-martin-muljana

 Prinsip Kerja Elevator


http://www.scribd.com/doc/100136275/Prinsip-Kerja-Elevator

Perhitungan Kebutuhan Lift | 22

Anda mungkin juga menyukai